Di susun oleh :
KELOMPOK 3
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah melakukan analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran, dan suatu bisnis
dinyatakan layak, maka tahap berikutnya adalah melakukan analisis teknik atau operasional dan
teknologi. Artinya, apakah dari segi pembangunan proyek dan segi implementasi operasional
bisnis secara teknis dapat dilaksanakan, demikian nuga dengan aspek teknologi yang digunakan.
Penilaian terhadap aspek ini penting dilaksanakan sebelum bisnis dijalankan, karena akan sangat
terkait dengan teknik/operasional, sehingga akan berakibat fatal di kemudian hari jika tidak
dilakukan analisis.
Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan analisis dalam aspek ini, diantaranya adalah
penentuan lokasi, penentuan luas produksi, penentuan tata letak (lay-out), penyusunan peralatan
pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi, metode persediaan, dan sistem
informasi manajemen. Kelengkapan kajian aspek teknik/operasional sangat tergantung pada jenis
usaha yang dijalankan. Dengan demikian analisis ini dilakukan untuk menilai kesiapan
perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan
tata letak (lay-out) serta kesiapan mesin-mesin dan teknologi, metode persediaan serta sistem
imnformasi manajemen yang akan digunakan.
Menurut Schroeder (1994), secara umum istilah operasi mengacu pada kegiatan yang
menghasilkan barang atau jasa dan menjadi fungsi inti dari setiap perusahaan. Dalam praktiknya,
fungsi operasi diperlukan sama dengan fungsi lainnya, seperti fungsi keuangan dan pemasaran.
Dalam sistem operasi terdapat masukan (input) yang berupa energi, material, tenaga kerja,
modal, dan informasi. Semua masukan ini diubah menjadi barang dan/atau jasa melalui teknologi
proses, yaitu metode tertentu yang digunakan untuk melakukan transformasi. Perubahan pada
teknologi akan mengubah cara suatu masukan (input) digunakan terhadap lainnya, dan tentu
dapat pula mengubah produk (output) yang dihasilkan.
Jenis masukan yang digunakan dalam suatu perusahaan/industri dengan
perusahaan/industri yang lain tentu berbeda. Operasi pada industri sepeda motor memerlukan
masukan berupa modal dan energi untuk mesin-mesinnya, fasilitas dan peralatan, tenaga kerja
untuk mengoperasikan dan memelihara peralatan serta material yang akan dikonversikan dari
bahan baku menjadi bahan jadi. Sedangkan operasi pada industri jasa kapal pesiar memerlukan
masukan berupa modal untuk penyediaan kapal pesiar dan fasilitasnya, tenaga kerja yang sangat
terlatih (untuk nahkoda kapal dan tenaga pemeliharaan kapal), tenaga kerja biasa, dan sejumlah
besar energi lainnya.
1.3 Tujuan
1. Perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat
2. Perusahaan dapat menentukan layout yang tepat sesuai dengan proses produksi
3. Perusahaan dapat menentukan teknologi yang tepat untuk proses produksi
4. Perusahaan dapat menentukan persediaan yang paling baik untuk dijalankan
BAB II
PEMBAHASAN
Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan
terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Hal-hal yang perlu
diperhartikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, tata letak (lay out), penyusunan
peralatan pabrik, dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Jadi, analisis dari aspek
operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai
ketepatan lokasi, luas produksi, dan lay out serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan.
Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian aspek teknis/operasi, yaitu:
Meskipun secara umum penentuan lokasi bisnis berdasarkan kedua pendekatan tersebut,
namun terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi yang
nantinya akan dianalisis untuk mencapai keputusan akhir dimana lokasi akan dipilih. Faktor-
faktor tersebut antara lain:
1) Faktor primer
Pertimbangan utama faktor primer dalam menentukan lokasi pabrik antara lain:
a. Kedekatan dengan pasar sasaran atau konsumen potensial dimana tempat produk
akan dijual
b. Kedekatan dengan sumber (ketersediaan) bahan baku utama
c. Ketersediaan tenaga kerja, baik dari sisi kuantitas maupub kualifikasi yang
dibutuhkan
d. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai yang dapat
memperlancar pengadaan bahan baku dan memasarkan hasil produksi, misalnya
jalan raya, jembatan, pelabuhan laut, bandar udara, kereta api, dll.
e. Ketersediaan sarana listrik, sumber air, telekomunikasi untuk memperlancar
kegiatan produksi agar tidak terganggu
f. Sikap masyarakat setempat yang dapat memengaruhi aktivitas usaha baik positif
maupun negatif.
2) Faktor sekunder
Beberapa faktor sekunder yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik
adalah:
a. Kondisi iklim, kelembaban, curah hujan dan tanah, misalnya untuk jenis usaha
dibidang agrobisnis harus dapat memilih iklim yang sejuk dan kondisi tanah yang
subur.
b. Strategi kebijakan pemerintah terutama pemerintah daerah setempat yang dapat
mendukung atau menghambat usaha yang akan dijalankan serta kebijakan arah
pembangunan yang akan dijalankan. Misalnya masalah peraturan perpajakan,
peraturan ketenagakerjaan, peraturan ijin usaha, intensif, dll.
c. Kemungkinan perluasan pengembangan perusahaan dan rencana masa depan
perusahaan.
d. Sikap masyarakat setempat yang dapat memengaruhi aktivitas usaha baik positif
maupun negatif, misalnya adat istiadat, budaya, agama, keamanan, dll.
e. Biaya untuk investasi dan eksplorasi, misalnya pengadaan tanah dan
pembangunan gedung.
Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang umum dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Dekat pemerintahan
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia sarana dan prasarana
Sedangkan pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Di kawasan industri
2. Dekat dengan pasar
3. Dekat dengan bahan baku
4. Tersedia sarana dan prasarana
Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, baik
dari segi finansial maupun non finansial. Keuntungan yang diperoleh dengan mendapatkan lokasi
yang tepat antara lain adalah :
1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan.
2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah maupun
kualifikasi.
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlh yang
diinginkan secara terus – menerus
4. Kemudahn untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah di perhitungkan untuk
usaha perluasan lokasi sewaktu – waktu.
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi dimasa yang akan datang.
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan pemerintah setempat
Paling tidak ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menilai sesuatu lokasi sebelum
diputuskan, yaitu :
Skala operasi/luas produksi adalah kuantitas unit produksi yang seharusnya dihasilkan
pada satu periode tertentu dalam rangka mencapai optimalisasi profit. Penentuan skala produksi
berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan
mempertimbangkan kapasitas produksi dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling
efisien. Skala operasi dapat dilihat dari segi ekonomis, yaitu yang dilihat adalah berapa jumlah
produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien dan segi teknis
yang dilihat adalah jumlah produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan
serta persyaratan teknis lainnya.
Dalam industri manufaktur, terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan skala operasi, yaitu:
Tata letak (lay-out) adalah suatu proses dalam menentukan bentuk dan penempatan
fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi atau operasi. Lay-out dirancang berkenaan
dengan produk, proses, sumber daya manusia dan lokasi sehingga efisiensi operasi dapat
tercapai. Tujuan penentuan lay-out adalah optimalisasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi
sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi menjadi optimal. Keuntungan yang
diperoleh dengan adanya penentuan lay-out antara lain sebagai berikut ini :
2. Lay-out Fungsional
Lay-out fungsional ini sering disebut dengan lay-out proses, yaitu pengaturan letak
fasilitas produksi di dalam pabrik berdasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas
produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang mempunyai kegunaan yang sama dikelompokkan
dan diletakkan pada ruangan atau tempat yang sama. Lay-out ini biasanya digunakan untuk
membuat barang yang bermacam-macam. Contoh dari lay-out fungsional ini adalah pabrik yang
mengerjakan berbagai macam barang-barang dari besi.
Mesin
Bubut
Gerinda Bor
Cor Poles
Potong Vercroom
3. Lay-out Kelompok
Lay-out kelompok adalah suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas
kelompok barang yang dikerjakan. Biasanya pabrik yang menggunakan lay-out kelompok
memiliki produk yang bermacam-macam, tetapi garis besar urutan prosesnya dapat dibagi dalam
beberapa kelompok yang sama. Untuk setiap kelompok produk dibuatkan lay-out tersendiri.
Contoh penggunaan lay-out ini adalah pada perusahaan pemroses kulit. Perusahaan ini
menghasilkan sepatu, sandal, sepatu sandal, baik untuk pria maupun wanita, berbagai dompet,
tas, dan berbagai macam ikat pinggang. Proses untuk mengerjakan setiap barang tidak sama,
tetapi pada dasarnya produk dapat dikelompokkan dalam beberapa marga atau kelompok produk
yang garis besar urutan proses pembuatannya hampir sama. Semua produk dalam setiap
kelompok memiliki garis produksi yang sama, meskipun cara pengerjaan setiap barang secara
rinci berbeda-beda. Misalnya pembuatan kelompok sepatu mesti melalui bagian sol, bagian atas,
bagian perakitan, dan finishing atau penyelesaian. Hanya cara pembuatan sol setiap macam dan
model sepatu agak lain, meskipun garis besarnya sama. Demikian juga pembuatan bagian atas
dan perakitannya.
Lay-out dengan posisi tetap adalah pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang
dengan letak barang yang tetap atau tidak pindah-pindah. Contoh, lay-out pembuatan jembatan,
lay-out pembangunan gedung, lay-out pembuatan jalan, dan lay-out penghijauan.
Kriteria untuk menilai lay-out pabrik:
a. Adanya konsistensi dengan teknologi
b. Adanya arus produk dalam proses yang lancar dari suatu proses ke proses yang lain
c. Penggunaan ruangan optimal
d. Terdapat kemungkinan untuk dengan mudah melakukan penyesuaian maupun ekspansi
e. Meminimasi biaya produksi dan memberikan dan memberika jaminan yang cukup untuk
keselamatan tenaga kerja.
Untuk memperoleh lay-out yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur
a. Sifat produk yang dibuat
Sifat produk yang dibuat dapat menentukan lay-out yang akan dibuat. Misalnya jika
produk yang dibuat padat akan berbeda dengan produk yang bersifat cair atau gas.
b. Jenis proses produksi yang digunakan
Lay-out garis biasanya digunakan pada pabrik yang memiliki proses produksi
continous atau memiliki line flow, sedangkan lay-out fungsional biasanya digunakan
pada proses produksi intermitten.
c. Jenis barang serta volume produksi barang yang dihasilkan
Apabila perusahaan menghasilkan bermacam-macam barang produk yang jumlah
setiap jenis hanya sedikit, biasanya menggunakan lay-out fungsional. Akan tetapi jika
produknya selalu sama serta setiap jenisnya banyak, sebaiknya menggunakan lay-out
garis.
d. Nilai investasi
Penentuan lay-out disesuaikan dengan modal yang tersedia, karena untuk membuat
lay-out diperlukan investasi yang cukup besar.
e. Keluwesan atau fleksibilitas
Fleksibel adalah jika terjadi perubahan macam barang yang dihasilkan atau terjadi
penambahan kapasitas pabrik/penambahan mesin, maka letak mesin dan berbagai
fasilitas mudah disesuaikan.
f. Pengangkutan barang
Untuk lay-out agar dapat diusahakan dengan menggunakan conveyor karena jalan
yang dilalui barang selalu sama sehingga biaya pengangkutannya murah
g. Aliran barang
Mesin-mesin sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga aliran barang yang
dikerjakan tidak saling mengganggu.
h. Efektivitas penggunaan ruangan
Penempatan mesin-mesin sebaiknya sedemikian rupa sehingga ruangan dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya dan menghindari pemborosan ruangan.
i. Lingkungan dan keselamatan kerja
Lay-out harus mempertimbangkan keselamatan kerja dan lingkungan kerja, jangan
sampai keselamatan mesin dapat membahayakan karyawan.
j. Pemeliharaan
Peletakan mesin-mesin harus memungkinkan pelaksanaan pemeliharaan dengan
mudah.
k. Letak kamar kecil
Letak kamar kecil jangan terlalu jauh dari ruang kerja, sehingga tidak banyak waktu
yang terbuang untuk perjalanan ke kamar kecil.
l. Pengawasan
Sebaiknya mesin atau fasilitas produksi lain diletakkan sedemikian rupa sehingga
memudahkan pengawasan.
2. Kantor
a. Nilai investasi
Penentuan lay-out harus disesuaikan dengan modal yang tersedia, karena untuk
membuat lay-out memerlukan investasi yang cukup besar.
b. Komunikasi
Peletakan fasilitas-fasilitas kantor hendaknya memudahkan untuk melakukan
komunikasi.
c. Fleksibilitas
Fleksibilitas lay-out kantor terkadang diperlukan untuk kemudahan penggunaan dan
menghindari kejenuhan.
d. Struktur organisasi
Struktur organisasi juga menentukan lay-out kantor karena dalam organisasi yang
berbeda terdapat perbedaan jumlah macam dan jumlah bagian.
e. Jenis lembaga
Lay-out pada bank dengan di pemda berbeda. Pada bank antara karyawan satu dengan
lainnya biasanya dipisahkan dengan pembatas kaca karena bank memerlukan
ketelitian, pengawasan, serta keamanan lebih ketat dibandingkan pemda. Sedangkan di
pemda biasanya satu dengan lainnya terpisah.
3. Gudang
a. Nilai investasi
Penentuan lay-out disesuaikan dengan modal yang tersedia, karena untuk membuat
lay-out memerlukan investasi cukup besar.
b. Bongkar muat barang
Penempatan barang di dalam gudang harus membantu kegiatan bongkar muat barang.
Jangan meletakkan barang di sembarang tempat agar tidak mengganggu kegiatan
bongkar muat barang yang lain.
c. Fleksibilitas
Penempatan barang di gudang harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan
pengaturan kembali jika jumlah barang yang disimpan ditambah atau berubah
macamnya.
d. Lingkungan kerja
Agar tidak mengganggu lingkungan kerja, penempatan barang dalam gudang harus
terencana dengan baik.
e. Keselamatan barang yang disimpan
Barang-barang yang mudah kabur sebaiknya ditaruh di tempat yang aman dari tiupan
angin. Barang-barang yang jika berdekatan dapat menimbulkan reaksi kimia,
sebaiknya dijauhkan.
4. Toko
a. Nilai investasi
Lay-out yang baik harus didukung dengan dana yang banyak karena untuk tambahan
rak, dekorasi, dan sarana-sarana pengaman.
b. Daya tarik untuk pembeli
Toko harus menarik bagi para pembeli sehingga lay-out diusahakan sedemikian rupa
agar pembeli merasa senang dan nyaman.
Untuk memperoleh lay out yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-hal berikut :
Pemilihan teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi baik untuk barang atau
jasa hendaknya disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang. Dengan
demikian kemajuan teknologi diharapkan dapat menjadikan proses produksi lebih efisien yang
sekaligus dapat menghasilkan produktiitas yang tinggi. Teknologi yang digunakan hendaknya
disesuaikan dengan lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar teknologi yang digunakan sesuai dengan
derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, antara lain:
1) Kesesuaian teknologi dengan bahan mentah yang digunakan
2) Keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain
3) Kemampuan sumber daya manusia dalam menerapkan teknologi
4) Kemampuan mengantisipasi perkembangan teknologi lanjutan
5) Besarnya biaya investasi serta biaya pemeliharaan
6) Peraturan pemerintah terkait dengan kebijakan ketenagakerjaan
Keterangan :
D : Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu.
S : Biaya pemesanan (persiapan pesanan dan penyiapan mesin) per pesanan
H : Biaya penyimpanan per unit per tahun
Secara umum klasifikasi biaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Biaya angkut/penyimpanan atau Carrying ( CC )
b. Biaya pemesanan atau Ordering Cost ( OC )
c. Biaya total atau total Cost ( TC )
Safety stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Stock out dapat disebabkan oleh adanya
penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau adanya keterlambatan bahan
baku yang dipesan. Dengan adanya safety stock akan mengurangi stockout cost bagi
perusahaann. Akan tetapi akan menimbulkan penambahan carrying cost sebesar perkalian antara
prosentase carrying cost terhadap harga atau nilai safety stock
Terdapat beberapa faktor penentu dalam menghitung besarnya safety stock, yaitu antara lain :
1. Penggunaan bahan baku rata – rata
2. Faktor waktu
3. Biaya yang digunakan
Disamping faktor penentu diatas dalam menentukan safety stock di perlukan standar
kuantitas yang hrus di penuhi, yaitu :
1. Persedisaan minimum
2. Besarnya pesanan standar
3. Persediaan maksimum
4. Tingkat pemesanan kembali
5. Administrasi persediaan
Reorder Point (ROP) merupakan waktu perusahaan akan memesan kembali atau batas
waktu pemesanan kembali dengan melihat minimal jumlah persediaan yang ada. Pemesanan
kembali dihitung dengan probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stock dan di
hitung selama tangga waktu.
2.10 Risiko
1) Kesalahan menentukan lokasi, baik lokasi pabrik, kantor, maupun gudang sehingga
terjadi inefisiensi biaya.
2) Kesalahan menata lay-out pabrik, kantor, gudang maupun toko sehingga kurang menarik
bagi konsumen.
3) Kesalahan memilih teknologi yang digunakan sehingga operasional perusahaan tidak
optimal dan cepat ketinggalan jaman.
4) Risiko sistem informasi terutama terkait komputerisasi.
5) Pemasok tidak memenuhi komitmen yang sudah mereka buat.
6) Berkurangnya daya saing produk dengan produk sejenis di pasar.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Dalam mendirikan sebuah usaha perlu adanya system teknis yang mendukung proses
kegiatan perusahaan mulai dari penentuan lokasi usaha yang dekat dengan bahan baku,
tata letak pabrik yang aman dari lingkungan sekitar.
2. Pemilihan teknologi yang bagus sangat mendukung proses produk dan persediaan bahan
baku. Maka dalam hal ini perlu ada peninjaun lokasi usaha serta kenyamana dan
keamanan perusahaan serta fasilitas yang mendukung proses kegiatan perusahaan.
3. Untuk membantu pengambilan keputusan luas produksi dapat digunakan pendekatan
biaya marginal dan penghasilan marginal, analisa breakeven point dan metode liniear
programming.
4. Terdapat dua model layout lain selain layout fungsional dan layout garis, yakni layout
kelompok dan layout posisi tetap.
5. Salah satu metode manajemen persediaan yang paling terkenal adalah metode Economic
Order Quantity atau bisac disebut dengan EOQ. Metode ini dapat digunakan baik untuk
barang yang dibeli maupun untuk barang yang diproduksi sendiri
6. Safety stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Stock out dapat disebabkan oleh
adanya penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau adanya
keterlambatan bahan baku yang dipesan.
Mungkin inilah yang diwacanakan dalam penulisan makalah ini meskipun penulisan ini
jauh dari kata sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak penulisan
makalah ini dan kami butuh saran/kritik agar bisa menjadi motifasi untuk masa depan yang lebih
baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Sucipto Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Analisis Integratif dan Studi Kasus. Malang:
UIN-Maliki Press.
- Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
- Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad.2000.Studi Kelayakan Proyek cetakan
pertama. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
- Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad.2008.Studi Kelayakan Proyek cetakan ketiga.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
- http://azwar-goblog.blogspot.com/2013/06/aspek-teknis-dan-operasi.html