Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara yang maju biasanya di dukung oleh sektor perindustrian

yang maju pula (S.Wignjosoebroto : 2009). Pada saat ini Indonesia

masih bersetatus negara berkembang sehingga pemerintah indonesia

berupaya untuk memajukan sektor industri di Indonesia. Industri yang

maju biasanya di dukung dengan adanya sistem manajemen dan

perancangan yang baik, termasuk di dalhamnya pengelolah produksi

yang baik, Gudang produksi merupakan sebuah tempat yang berfungsi

untuk menyimpan bahan baku, barang setengah jadi, maupun barang

jadi. Banyak aktifitas yang terkait seperti penerimaan baraang dari

supplier, penyimpanan barang, hingga prngiriman barang ke pihak lain.

Aktivitas - aktifitas yang dilakukan di gudang produksi tersebut

tentunya berkaitan dengan kegitan opraional perusahaan lainnya. Oleh

karna itu, pergudangan merupakan salah satu hal penting yang harus di

perhatikan dalam prusahaan. Pada kenyataannya masih banyak

perusahaan yang mengabaikan kondisi tata letak sehingga muncul

berbagai masalah terkait pengelolah gudang produksi yang kurang baik.

PT. Rekadaya Multi Adiprima berdiri tahun 1994 merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang otomotif manufaktur penyedia

komponen interior otomotive untuk roda dua dan empat yang

merupakan produk OEM (Original Equitment Manuactured) produk

1
2

yang dihasilkannya adalah produk metal steamping dan non metal

memproduksi non woven felt yang berbasis pada material sisaan

tekstil dan pemanfaatan serat alam sabut kelapa, dari material tersebut

diolah dan diproduksi menjadi produk produk komponen otomotive

roda empat seperti untuk peredam kendaraan, karpet, doortrim/pintu

mobil, insulator engine . Yang beralamatkan di. Jl. Alt Cibubur –

Cileungsi, Ciangsana Raya No.55 Nagrak Gn Putri Bogor. 16979.

Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/proses

produksi adalah bergeraknya material dari satu departemen ke

departemen lain, sampai material tersebut menjadi barang jadi. Proses

yang dilalui dari beberapa tahapan tersebut tidak berurutan karena

ketidak teraturan tata letak mesin yang ada di lantai produksi divisi

medium/high voltage, yang menyebabkan jarak tempuh dan waktu

penggunaan material handling cukup besar sehingga biaya material

handling yang dikeluarkan menjadi besar pula dan juga terjadinya

keterlambatan waktu produksi pada PT. Rekadaya Multi Adiprima


3

Berikut layout tata letak pada gudang produksi PT. Rekadaya Multi
Adiprima:

Gambar 1.1 (Layout Plant 9)


Sumber : PT. Rekadaya Multi Adiprima.
4

Grafik Produksi :

Gambar 1.2 Grafik Produksi


Sumber : PT. Rekadaya Multi Adiprima.

Dari tabel di atas dapat dilihat pada bulan November 2021 hanya

menghasilkan produksi sebanyak 26.735 dengan target 55.053 maka target

yang dicapai hanya 48,56% hal ini dikarnakan mesin yang masih banyak

masalah dan material yang terlambat datang sedangkan pada bulan

Desember terjadi penikatan produksi dan dapat menghasilkan sebanyak

150.656 dengan target 103.224 maka target yang dicapai 145,95% dari hasil

tersebut jumlah Actual Produksi didapat AVG sebesar 88.695 dengan target

79,138 dan taret yang di capai 112,08%.


5

Down Time :

Gambar 1.3 Down Time


Sumber : PT. Rekadaya Multi Adiprima.

Dan untuk biaya Kerugiannya sendiri pada PT. Rekadaya Multi

Adiprima di perkirakan Mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah karna

keterlambatan produksi. Rancangan ulang tata letak fasilitas pabrik

pembuatan PT. Rekadaya Multi Adiprima dengan menggunakan metode

Pairwise Exchange dan Simulasi Permodelan mendapatkan usulan tata letak

baru yang lebih optimal baik dari segi jarak material handling, biaya,

maupun output yang dapat dihasilkan dari pada tata letak yang telah

diterapkan oleh perusahaan pada saat ini.

Pairwise exchange method merupakan salah satu metode perbaikan

terhadap layout yang sudah ada (Yurianto : 2009). Metode ini bertujuan

untuk meminimalisasi biaya pemindahan bahan di lantai produksi dan


6

antar departemen. Metode ini dilakukan dengan mengganti penempatan

mesin atau departemen yang satu dengan mesin yang lain. Penggantian

lokasi dilakukan terhadap 2 mesin atau departemen dengan luas yang

sama yang memiliki jarak dan biaya pemindahan material yang paling

minimum.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka penulis dapatmerumuskan

dan mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Cukup besar biaya handling yang dikeluarkan berkisar ratusan juta.

2. Keterlambatan dalam proses produksi.

3. Proses yang dilalui dari beberapa tahapan tersebut tidak berurutan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas,

maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Penelitian dilakukan di PT Rekadaya Multi Adiprima, divisi

Medium/High Voltage pada jam produksi berlangsung.

2. Biaya perhitungan yang dilakukan pada penelitian ini hanya

terbatas pada perhitungan biaya penggunaan material handling.

3. Penelitian dilakukan pada bulan November 2021 - Desember 2021.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana waktu proses operasi?


7

2. Bagaimana jalur yang dilalui oleh resources untuk memindahkan

bahan baku, produk setengah jadi, dan produk jadi dari satu

location ke location lainnya

3. Begaimana hasil evaluasi biaya menggunakan metode pairwise

exchange?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas,

maka Tujuan Penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui waktu proses operasi.

2. Untuk menghitung jalur yang dilalui oleh resources untuk

memindahkan bahan baku, produk setengah jadi, dan produk jadi

dari satu location ke location lainnya.

3. Untuk mengetahui hasil evaluasi biaya menggunakan metode

pairwise exchange.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat dijadikan bahan pembelajaran dan pengetahuan

tentang metode Pairwise Exchange dan simulasi untuk perbaikan

tata letak.

2. Bagi Akademik

Menambah referensi pengetahuan mengenai tata letak pada sebuah


8

perusahaan, serta dapat dijadikan acuan bagi para penulis jika ingin

melakukan penelitian sejenis.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

melakukan analisis tata letak dengan menggunakan metode Pairwise

Exchange dan simulasi untuk mengetahui tata letak perusahaan agar

performansi waktu dan biaya produksi lebih optimal.


9

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Laporan Tugas Metodologi Penelitian, penulis

membagi dalam 5 bab dimana tiap bab diuraikan secara singkat agar

memudahkan para pembaca dalam memahami penelitian ini, adapun

sistematika penulisan Laporan Tugas seminar ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan dan melakukan

pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis menjelaskan dan menguraikan kajian

pustaka yang erat hubungannya dengan masalah yang akan

dibahas. Serta selanjutnya dibahas mengenai kerangka

berpikir dan penelitian yang relevan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai waktu

penelitian, tempat penelitian, metode pengumpulan data,

teknik analisis data dan Flowchart penelitian.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai pengumpulan

data, pengolahan data serta pembahasan dan analisis yang


10

diperoleh dari pengumpulan data-data yang tersedia dari

perusahaan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini merupakan bagian akhir yang berisi simpulan

hasil penelitian serta saran-saran yang didasarkan dari hasil

analisis pada bab sebelumnya,baik untuk pihak

perusahaan maupun untuk pengembangan penelitian

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai