Anda di halaman 1dari 42

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kerja paktek merupakan salah satu mata kuliah wajib di Jurusan Teknik Mesin
Institut Teknologi Dan Kesehatan Jakarta yang harus ditempuh oleh mahasiswa
Juusan Teknik Mesin sebagai salah satu syarat penyelesaian kurikulum. Dalam
melaksanakan kerja praktek ini mahasiswa diharapkan dapat langsung
mengaplikasikan ilmu yang didapat, untuk diterapkan dalam perusahaan dan
industri. Melalui pengalaman ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa
sehingga memiliki daya nalar dan pemahaman teknik mesin yang terarah, sehingga
selanjutnya mahasiswa dapat membuat suatu perencanaan secara teknis, mencari
solusi masalah keteknikan dalam lingkungan suatu perusahaan.
Untuk mempersiapkan tenaga ahli tersebut , sangat diperlukan kerja sama yang
erat antara perguruan tinggi dengan instansi perusahaan, dalam hal ini industri yang
bersangkutan adalah PT.XYZ INDONESIA. Kerjasama tersebut diwujudkan
dengan adanya kerja praktek bagi mahasiswa teknik mesin Institut Teknologi Dan
Kesehatan Jakarta di perusahaan industri yang bersangkutan.
Tri Dharma Perguruan Tinggi, Yaitu Pendidikan dan pengajaran,penelitian
serta pengabdian terhadap Masyarakat yang merupakan landasan mahasiswa dalam
mencari, menekuni, dan mengembangkan ilmu yang didapat dalam meningkatkan
kualitas profesionalisme serta kaitannya untuk terjun kedalam masyarakat.
Perkembangan teknologi dewasa ini merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk dipelajari dan dikuasai agar dapat menjadi bekal untuk menunjang karir
dimasa yang akan datang.

1.2. Fungsi Kerja Praktek


Kerja praktek merupakan media atau sarana bagi mahasiswa untuk dapat
menguji sekaligus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah
terhadap dunia kerja. Dalam melaksanakan kerja praktek, mahasiwa harus
mengetahui maksud dan tujuan kerja praktek tersebut, dimana kerja praktek
merupakan :

1
2

a. Sarana untuk meningkatkan, memperluas dan memantapkan pengetahuan


mahasiswa tentang lapangan kerja, serta mampu membandingkan antara
ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan aplikasi di
lapangan.
b. Sarana menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesionalisme
dalam berkerja.
c. Sarana menambah ilmu untuk mengenal struktur dan fungsinya organisasi
kerja sekaligus mempelajari aplikasi manajemen kerja.

1.3. Tujuan Kerja Praktek


Setelah mahasiswa melakukan kerja praktek maka tugas dan kewajiban bagi
mahasiswa selanjutnya adalah menyusun laporan kerja praktek , adapun tujuan
kerja praktek ini supaya :

a. Untuk menyelesaikan salah satu persyaratan program Strata Satu ( S1 )

b. Sarana mengaplikasikan antara teori dibangku kuliah dengan tempat kerja.

c. Mahasiswa mampu memahami lingkungan kerja , sehingga mampu


menemukan metode – metode baru yang bersifat konseptual didalam
menjawab masalah yang timbul ditempat kerja.

d. Mengetahui proses melakukan pereventive dies press.

1.4. Ruang Lingkup Pembahasan


Untuk mencegah agar pembahasan yang dilakukan tidak keluar dari pokok
permasalahan, maka dilakukan pembatasan – pembatasan masalah sebagai berikut
ini :

1. Ruang Lingkup pembahasan dilakukan di bagian dies maintenace.

2. Membahas proses monitoring die press.

3. Pembahasan yang dilakukan pada proses preventive die press.

4. Studi yang dilakukan selama 1 Mei – 31 Juli 2019.


3

1.5. Metodologi Penelitian


Dalam menyusun rencana laporan ini penyusunan akan menggabungkan antara
teori yang telah ada dengan keadaan yang ada dilapangan, sehingga dari keduanya
akan didapatkan pendekatan masalah yang baik.
Adapun aturan penelitiannya sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Studi ini dilakukan dengan mencari bahan – bahan pustaka yang menunjang
diperoleh dari :
 Intansi yang terkait
 Perpustakaan
 Brosur – brosur, buletin , katalog
 Informasi – informasi
 Metode diskusi, dengan atasan dan teman kerja
2. Penelitian di lapangan
Dalam melaksanakan penelitian dilapangan akan dilakukan beberapa tahap,
yaitu :
 Observasi lapangan dengan melakukan pengamatan yang akan dibahas
yang terjadi dan mencari informasi – informasi pendukung yang
berkaitan dengan masalah.
 Menentukan batas – batas pengamatan.
 Mencocokan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar
penelitian yang dilakukan tidak meluas, data yang diambil dapat
dipergunakan secara efektif.
3. Akuisisi data
Akuisisi data bertujuan untuk :
 Mengumpulkan data dan mengelompokkan data untuk memudahkan
analisa nantinya.
 Mengolah nilai karateristik data – data yang mewakili obyek
pengamatan.
 Mengetahui keakuratan data, sehingga kerja menjadi lebih efisien.
4

4. Analisa dan Pengolahan data


Analisa hasil pengolahan data dilakukan dengan tujuan memperoleh
kesimpulan sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara tersebut akan
diolah lebih lanjut dalam bagian pembahasan. Disajikan dalam bentuk tabel
– tabel , grafik dan perhitungan dalam menyelesaikan suatu proses tertentu.
5. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan
data yang telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan
ini merupakan suatu hasil akhir dari semua aspek yang dibahas.

1.6. Sistematika Penulisan


Pada bab pertama pendahuluan yaitu menguraikan fungsi kerja praktek bagi
mahasiswa, tujuan dari kerja praktek , ruang lingkup pembahasan , serta sistematika
cara penulisan laporan kerja praktek.
Bab kedua menjelaskan sejarah perusahaan, produk – produk yang di produksi
oleh perusahaan PT. XYZ Indonesia
Bab ketiga landasan teori die press, Raw material, proses stamping, formula
perhitungan dan perawatan dies stamping.
Bab keempat, pembahasan kerja praktek.
Bab kelima penutup, berisi kesimpulan dan saran yang timbul dari
pembahasan, daftar pustaka.
5

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Pada tanggal 18 November 2002 PT. XYZ Indonesia didirikan, Yang
berlokasi di Kawasan Industri yang berada di kabupaten Bekasi. PT. XYZ
Indonesia adalah perusahaan patungan antara 3 Perusahaan X, Y dan Z ternama
asal China dan Amerika.
PT X adalah perusahaan desain dan manufaktur otomotif milik pemerintah
China.
PT. Y , perusahaan multinasional Amerika yang merancang, memproduksi,
memasarkan, dan mendistribusikan kendaraan dan suku cadang kendaraan, dan
menjual jasa keuangan. Dengan kantor pusat global di Renaissance di Amerika
Serrikat, memproduksi mobil dan truck di 35 negara.
Dan PT. Z adalah perusahaan otomotif yang memproduksi kendaraan
komersial, kendaraan penumpang, bus dan truck.
Pembagian Saham PT. X (50.1%), PT. Y (44%) dan PT. Z (5,9%). Dan
akhirnya PT. XYZ Indonesia didirikan degan produksi pertamanya mobil jenis
multi purpose vehicle ( MPV ).

2.2 Produk di PT. XYZ Indonesia


PT XYZ Indonesia menghasilkan 4 model kendaraan, yang berjenis 2 mobil
MPV, Blid Van dan SUV.
Jenis MPV A hadir dengan 9 varian.Varian tertinggi hadir dengan mesin
petrol 1485 cc, yang mampu menghasilkan tengan 107 hp dan torsi puncak 142
Nm.berkapasitas 8 penumpang dan dibekali dengan transmisi 5-speed manual.
MPV B hadir dengan 2 varian C dan L sama seperti MPV A dibagi menjadi
2 pilihan 7 seater dan 8 seater. Menggunakan mesin 4 silinder 1,8 liter DOHC
VVT-i. Tenaganya sebesar 130 ps pada 5.600 rpm dan torsi 174 Nm di rentang
3.600-4.600 rpm.Menggunakan pengerak roda depan yang ditransfer tranmisi
manual 6- speed atau i-AMT 5-speed.

5
6

Blid Van diproduksi untuk kebutuhan konmersil untuk angkutan kargo dan
minibus 8 seat. Sumber tenaga berasal dari 4 silinder segaris 1.206 cc, hanya ada
pilihan transmisi manual 5 percepatan untuk kedua model blid van.
Mobil jenis SUV hadir dengan 4 varian. Varian tertinggi hadir dengan mesin
patrol 1451 cc yang mampu mampu menghasilkan tenaga 140 hp dan torsi
puncak 250 Nm. Berkapasitas 7 penumpang dibekali juga dengan transmisi
Variable speed CVT. Sistem keamanan dibekali central locking and power door
locks.

2.3 Sistem Produksi di PT. XYZ Indonesia

Welding Assembling
Painting
Stamping press melakukan melakukan
Melakukan Proses
Membuat sheet metal parts Pengelasan rangka pemasangan Interior
Pengecatan
mobil dan exterior

Gambar 2.1 Sistem Produksi di PT. XYZ Indonesia


7

2.4 Struktur Organisai di PT. XYZ Indonesia

Gambar 2.2 Struktur Organisai di PT. XYZ Indonesia


8

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Die Press


3.1.1. Pengertian Umum
Die press adalah peralatan produksi atau cetakan yang berfungsi untuk
memotong (cutting) dan membentuk (forming) material plat baja (sheet metal), plat
aluminium (Alumunium sheet), plat baja tahan karat (stainless steel sheet ).berbagai
pipa dan baja pejal sehingga hasil akhirnya menjadi suatu produk yang byang kita
sebut sebagai sheet metal product. Proses memotong dan membentuk tersebut
dilakukan dengan menggunakan mesin press sehingga dapat dihasilkan prosuk
sheet metal dengan jumlah yang besar (mass production) dan kualitas yang
konsisten.

Gambar 3.1 Dies press


Karena die press pada umumnya memerlukan waktu periode yang sangat
pendek ( waktu untuk memproses satu buah / pcs). Ada 3 elemen / unsur penting
yaitu “Die” , ‘’mesin press’’, dan matrial yang akan diproses memenuhui kebutuhan
tertentu.``Pada umumnya karena die berisi paling banyak teknologi didalamnya,
mutu produk ditentukan oleh tingkat kesempurnaan dari die yang dipakai.

Gambar 3.2 Press Dies

8
9

3.1.2. Sktruktur Dies ( Dies Structure


A. Kontruksi Dies Drawing

Knock cut rod


Shark
Punch Holder
Die
Knock Out
Killer Pin
Stripper
Punch
Punch Plate

Stipper Bolt
Cussion
Die Holder

Gambar 3.3 Kontruksi Dies Drawing

B. Kontruksi Dies Blanking

Gambar 3.4 Kontruksi Dies Blanking


10

C. Kontruksi Dies Bending

Gambar 3.5 Kontruksi Dies Bending


D. Kontruksi Dies Piercing

Gambar 3.6 Kontruksi Dies Piercing


3.1.3. Matrial Dies
A. Upper plate dan lower plate
Uppper plate dan lower plate pada ummumnya dibuat dari mild steel
(SS41), Carbon steel (S45C) dan untuk dies yang besar dan tinggi terbuat
dari ferro casting (FC).Fungsinya sebagai penyangga Upper die dan lowwer
die, juga sebagai clamping dari mesin press.

Upper plate

Upper plate
Gambar 3.7 Uppper plate dan lower plate
11

B. Panch dan die pada proses cutting dan trimming


Kualitas yang dippakai adalah kelompok cold work steel, dengan
kekerasan sekitar 58 s/d 62 Hrc. Jika sheet metal yang relatif tipis dan
jumplah produksi tidak terlalu banyak dapat menggunakan material SS41
dan membuat sisi potongnya dengan special welding rod.

Punch Sheet metal

Die

Gambar 3.8 Punch dan Die pada cutting dan trimming


C. Punch dan die pada proses blanking
Secara umum material punch dan die pada proses blangking hampir
sama dengan proses cutting hanya saja kontruksinya berbeda.

Sheet metal
Punch
Die Die

Gambar 3.9 Punch dan Die pada cutting dan trimming


D. Punch dan die pada proses bending
Pada proses ini material yang digunakan sifatnya lebih lunak
dibanding pada proses cutting. Kekerasan punch dan die pada proses
bending antara 52 s/d HRc. Kontruksi Dies Bending dapat dilihat pada gambar
3.5
E. Punch dan die pada proses piercing
Sama halnya degan proses cutting. Kualitas yang dippakai adalah
kelompok cold work steel, dengan kekerasan sekitar 58 s/d 62 Hrc.

Punch

Sheet metal

Die Die

Gambar 3.10 Punch dan Die pada piercing


12

F. Stripper plate
Stripper plate berfungsi untuk menekan material sheet metal dan
juga untuk melepas produk ( sheet metal part ) yang kadang kadang
menempel pada punch dan die. Terbuat dari carbon steel ( S45C) dan tidak
perlu dikeraskan.

Stripper

Gambar 3.11 Stripper plate

G. Pad plate
Pad plate berfungsi untuk menekan material pada proses forming,
bending, drawing. Msaterial yang digunakan pada pad pada umumya sama
dengan upper plate dan lower plate.

pad

Gambar 3.12 Stripper plate


13

H. Blank holder
Blank holder berfungsi untuk mengatur aliran material yang
membentuk prodak. Blank holder terbuat dari material yang tahan terhadap
gesekan, misalnya ferro casting dan tool-steel yang dikeraskan.

Punch die
sheet metal
Blank holder

cus i on
Lower die

Gambar 3.13 Blank holder

I. Pressure pin ( Cushion pin )


Untuk mengangkat blank holder seperti pada gambar 3.13. Terbuat dari
jenis machinery steel yang sebaiknya pengerasaan dipermukaan saja.

3.2. Raw Material ( Sheet metal )


3.2.1. Pengertian Material
Sheet metal pada umumnya berbentuk lembaran dan yang lebih tipis berupa
gulungan (coil). Dari komposisi kimianya, Sheet metal dapat dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok ferro dan non-ferro. Contoh sheet metal kelompok ferro
adalah baja karbon (carbon steel), baja paduan (steel alloys), baja tahan karat
(stainless steel), dll.yang tersedia dipasaran dengan spesifikasi kualitas dan
permukaan (surface finished) bervariasi. Komponen sheet metal yang berada
dibagian luar, yang menunjang keindahan produk, harus terbuat dari sheet metal
yang berkualitas permukaan yang baik.Surface-treated steel sheet juga tersedia
untuk berbagai kebutuhan. Contohnya sheet metal kelompok non-ferro adalah
aluminium,aluminium alloys, magnesium alloys, zinc alloys, titanium alloys, dll.
Sheet metal kelompok ini tersedia dengan spesifikasi tertentu untuk disesuaikan
dengan kebutuhan industri.
14

3.2.2. Sifat – Sifat Sheet Metal


 Sifat dari material sheet metal yang mudah atau sulit dibentuk disebut
formability. Formability tidak ada korelasi yang pasti antara sifat- sifart
mekanik dari sheet metal.
 Seet metal dengan formability yang baik dapat dipakai untuk membuat
produk sheet metal yang proses utamanya adalah drawing dan deep
drawing.
 Pada umumnya, sheet metal yang mempunyai ‘ yield point” rendah dan
“elongations” baik memiliki formability yang baik pula.
A. Age Hardenning
Fenomena perubahan sifat-sifat metal karena berjalannya waktudisebut
aging. Apabila perubahan ini mengakibatkan peningkatan kekerasan dari metal
tersebut, maka fenomena itu disebut age hardening. Sheet metal yang kekerasanya
berubah karena waktu termasuk kelompok aginig material dan disebut “rimming
steels”. Sedangkan sheet metal yang kekerasannya tidak dapat berubah karena
pengaruh waktu termasuk kelompok non-aging material dan disebut killed steels.

B. Work Hardenning
Work hardening adalah fenomena perubahan sifat-sifat metal yang menjadi
keras dan yield point-nya meningkat karena proses pressing. Perubahan sifat-
sifat metal ini tentu saja memberikan dampak yang cukup besar pada hasil
akhirnya. Work hardening biasanya terjadi pada material alumunium,
alumunium alloys, dan stainless steels. Tetapi tidak terjadi pada material low
carbon steel terkadang sobek setelah proses pressing.
C. Stretcher Strain
Strecher strain akan tampak sebagai garis-garis (yang disebut luder’s lines)
pada permukaan produk sheet metal setelah proses penarikan (tensile test),
sehingga akan merusak penampilan dari produk tersebut. Cacat pada permukaan
produk ini tidak dapat dihilangkan dengan surface treatment, termasuk juga
dengan painting (pengecatan)
15

D. Draw- Ability
Draw-ability adalah suatu kualitas steel sheet yang mempunyai sifat dapat
dibentuk (drawing) dan tidak dapat dibentuk (sobek) pada proses pressing.
Beberapa metode telah digunakan untuk menentukan “draw-ability” dari sheet
metal, khususnya untuk cold rolled steel sheet yang banyak pemakaiannya. Deep
drawing adalah suatu proses pressing yang sangat kompleks dan tidak mungkin
untuk menentukan karakteristik aktual. Yang dibutuhkan hanya dengan metode
tes yang sederhana. Beberapa tes yang sampai saat ini masih digunakan adalah
Erichson Test dan Conical Cup Test.

3.2.3. Jenis - Jenis Material


Sheet metal dibagi menjadi dua bentuk, yakini lembaran ( sheet ) dan
gulungan ( coil ). Sesuai fungsi dan kegunaanya maka yaitu
A. Roller constructional sheet- plat baja kontruksi, dirancang untuk memenuhi
kekuatan contohnya SS34 dan SS41.
B. Hot rolled sheet dan cold rolled sheet , plat baja yang dirancang untuk
memenuhi persyaratan untuk dibentuk ( formability ) dan kehalusan
permukaan ( cold rolled sheet ).
C. Stainless steel sheet baja tahan karat dapat menjadi work hardenning.
D. Electrical steel sheet digunakan membuat core / inti motor listrik, trafo
dengan ketebalan 0,35 s/d 0,5 mm
E. Open steel coil yaitu rimmed steel yang sudah mendapatkan perlakuan
panas khusnya untuk meningkatkan formability.
16

Sheet metal yang sering digunakan untuk body mobil seperti tabel berikut :
Jenis Sheet metal Type Symbol Features Main appllications
Cold rolled sheet JIS SPCC and SPCCT (For general use). Most popular Refrigerator and automobile
because of their attactive surface doors, steel furniture, small press
finishes. Suitable for bending and articles, and electric distribution
simple drawing operations. Used boards.
mainly for flat sheets.
SPCD (For drawing). Excellent draw-ability Automobile roofs, hoods, etc
: next to that of SPCD.

SPCE (For deep drawing). Deep drawing - Automobile rear fenders, front
ability ; next to that of SPCEN. Fine panels, roof and door etc.
crystal-line grains, leaving a fine
surface finish after deep drawing.

SPCEN (Non-aging sheet for deep drawing). Automobile rear fenders, front
Unsurpassed in draw-ability. Its non - panels, roof and door etc.
aging property eliminates sretcher
strains.

Tabel 3.1. Cold-rolled steel sheet and applications.


(Sumber : Aida Press Handbook)
17

3.3. Proses Stamping


Untuk memproduksi produk-produk sheet metal membutuhkan cetakkan
(Diepress) yang dapat memotong (cutting) dan membentuk (forming) matrial sheet
metal dengan mesin press.

3.3.1. Pemotongan ( Cutting )


Pemotongan (cutting) adalah proses memisahkan steel metal atau material
lainnya sehingga bentuk yang baru tetap rata. Proses pemotongan pada sheet metal
mempunyai banyak tujuan, sesuai dengan fungsi dari proses pemotongan tersebut
yang spesifik, makan istilah memotongnya juga berbeda-beda agar tidak terjadi
salah pengertian. Istilah dari berbagai proses pemotongan tersebut adalah :

1. Blanking
Perancangan bentuk, pemotongan plat

Gambar 3.14 Produk Proses Blangking


2. Piercing
Pembuatan lubang pada plat dengan menggunakan die

Gambar 3.15 Produk Proses Piercing


3. Shearing
Pemotongan dan pemisahan material dengan mesin shearing

Gambar 3.16 Produk Proses Shearing


4. Trimming
18

Pemotongan kelebihan atau scrap dari sebuah part

Gambar 3.17 Produk Proses Triming


5. Parting
Memotong plat menjadi 2 bagian atau beberapa potongan.

Gambar 3.18 Produk Proses Parting


6. Notching
Pemotongan pada tepi lembaran material dari suatu proses yang berurutan
(progressive)

Gambar 3.19 Produk Proses Notching

7. Perforating
Pembuatan lubang berdekatan

Gambar 3.20 Produk Proses Perforating


19

8. Lancing
Pemotongan sebagian dari part secara serentak juga menjadi proses bending

Gambar 3.21 Produk Proses Lancing

9. Shaving
Menghilangkan burr dari lubang suatu part.

Gambar 3.22 Produk Proses Shalving


10. Cutting
Pemotongan satu atau beberapa bagian dari sheet metal.

Gambar 3.23 Produk Proses Cutting

3.3.2. Pembentukan ( Forming )


Proses forming adalah proses pembentukan sheet metal. Pada proses
forming (pembentukan) juga banyak menggunakan istilah-istilah yang
membedakan fungsi atau tujuan dari proses tersebut agar tidak terjadi salah
pengertian. Proses drawing pada litelatur tertentu tidak termasuk proses forming,
tetapi dibahas menjadi proses tersendiri. Pada pembahasan ini, kita memasukkan
proses drawing di dalam kelompok proses forming. Namun, proses forming ini
cukup kompleks, sehingga menjadi topik pembahasan tersendiri. Istilah dari
berbagai proses pembentukan tersebut adalah sebagai berikut.
20

1. Forming
Proses pembentukan sheet metal sederhana

Gambar 3.24 Part Forming


2. Bending
Proses pembentukan sheet metal lurus, 3 bentuk bending, yaitu V-bend, L-
bend, U-bend.

Gambar 3.25 Part Bending


3. Drawing
Proses prembentukan sheet metal dalam kontruksi kompleks.

Gambar 3.26 Part Drawing


21

4. Re-striking
Lanjutan proses drawing, yang kurang sempurna.

Gambar 3.27 Part Re-Striking


5. Burring
Pembentukan flange pada lubang

Gambar 3.28 Part Buring


6. Crimping
Proses bending untuk menyatukan, benda lain.

Gambar 3.29 Part Crimping

7. Deep Drawing
Beberapa proses dawring untuk membuat drawing yang lebih sempurna.

Gambar 3.30 Part Deep Drawing


22

8. Flanging
Proses membentuk tepi part yang tidak lurus.

Gambar 3.31 Part Flanging


9. Embossing
Proses forming sederhana.

Gambar 3.32 Part Embossing


10. Curring dan Wiring
Proses pengerolan pada tepi sheet metal.

Gambar 3.33 Part Curring Dan Wiring


23

11. Hemming dan Seaming


Proses pelipatan material, jika fungsinya untuk menyambung dua matrial
disebut proses seaming.

Gambar 3.34 Part Hemming dan Curring

3.4. Formula Perhitungan


3.4.1. Proses Cutting atau Pemotongan
Gaya – gaya yang terlibbat pada sisi potong ( cutting edges) yaitu punch
dan die adalah shear force, yang sama besarnya dan salking berlawanan dan jarak
antara kedua gaya yang berlawanan sama dengan clearance antara pounch dan die
tersebut.Gaya yang berlawanan dari material disebut metal’s shear strngth.,
Clearance adalah jarah punch degan die atau C =(dd-dp)/2.Besar Clearance
mempengaruhi kualitas dari hasil pemotongan. Clerance pada sheet metal baja
karbon pada umumnya 4%-5% persisi dan martrial yang lebih lunak dan tipis
mempunyai clerance yang lebih kecil.
A. Ilustrasi Proses Pemotongan

Gambar 3.35 Clerance antara Punch dan die


Menghitung Clearance dan diameter die pada proses piercing.
Keterangan :
1. Nilai clearance adalah 4%-5% dari tebal sheet metal.
2. Diameter punch = dp
24

3. Diameter Die = dd
Maka Diameter Die = Diameter punch + 2x clearance,dari tebal material.
Contoh Perhitungan =
Produk sheet metal terbuat dari material SPCC dengan tebal (t) = 3,2 mm terdapat
sebuah lubang dengan diameter 10 mm, Hitunglah Diameter Die ?
Clearance persisi 4% dari tebal matrial ,
Clearance diameter adalah 2 x 4% = 8% dari t = 0,08 x 3,2 mm = 0,256 mm.
Diameter punch = 100+0,02 maka :
Diameter Die maksimum = 10,02 + 0,0256 = 10,276 mm
Diameter Die minimum = 10,0 + 0,256 = 10,256 mm

Gambar 3.36 Clearance yang besar serta Punch dan die tumpul. Proses
pemotongan karena tarikan bukan karena proses cutting.

B. Penetrasi Punch ( Punch penetration)


Bekas dari pemotongan, Clearance antara punch dan die.
a. b. c.

Gambar 3.37 a. Clearance kurang, b. Clearance sesuai, c. Clearance terlalu besar.


25

C. Cutting Force
Menghitung gaya potong ( Cutting Force )
P = ( L x t x 𝜎B ) ……………………………………………………………………(1)
Dimana :
P = Gaya Potong atau Cutting force ( Kgf )
L = Keliling bidang potong atau blangking perimeter ( mm )
T = Ketebalan material atau sheet metal ( mm )
𝜎B = Sheer resistance dari material (Kgf/mm²

3.4.2. Drawing Force


Menghitung drawing force untuk produk yang kompleks adalah sesuatu
yang sulit, memang tersedia rumus perhitungan, tetapi hanya untuk produk –
produk sederhana, seperti silinder dan kotak. Rumus sebagai berikut :
Total Drawing Force
P = P1 + P2 ................................ (2 )

Keterangan :
P1 = Drawing Force ( Kgf )
P2 = Blank Holder Force ( Kgf )
3.4.3. Rasio Drawing
Rasio Drawing dimaksudkan untuk mencari batasan drawing pada satu kali
proses dengan tool yang tepat.
 Rasio Drawing
m = d1 / D
batasan drawing dinyatakan dengan “ m” maksimum.
 Re- Drawing Rasio
m’ = d2 / d1 Gambar 3.38 Rasio Drawing
Re-drawing dan proses- proses berikutnya diaplikasikan pada
pekerjaan yang tidak dibentuk dalam satu kali.
3.4.4. Perhitungan beban yang dibutuhkan pada bending
a. V-Bend
𝑆𝑊𝑡²
Pbv = 1,33 . …………………………………………………………(3)
𝐿
26

Keterangan :
Pbv = V- Bending Force ( kgf )
S = Tensile Strenght (Kgf/mm²)
W = Panjang Sheet metal ( mm )
t = Ketebalan dari sheet metal ( mm )
b. L –Bend
𝑆𝑊𝑡²
PbL = 0,33 . …………………………………………………………(4)
𝐿

L = c + rd + rp
Keterangan :
PbL = L- Bending Force ( kgf )
S = Tensile Strenght (Kgf/mm²)
W = Panjang Sheet metal ( mm )
c = Clearance
L = Lebar span ( mm )
Rd = radius dari die( mm )
Rp = Radius dari punch ( mm )
t = Ketebalan dari sheet metal ( mm )
c. U- Bend
PbP = 0,5 X Pbu……………………………………………………...(5)
𝑆𝑊𝑡²
PbU = 0,667 . …………………………………………………..…(6)
𝐿

P’BU = PbP + PbU……………………………………………………..(7)


PbU = U - Bending Force ( kgf )
PbP = Pad Force ( kgf )
S = Tensile Strenght (Kgf/mm²)
W = Panjang Sheet metal ( mm )
c = Clearance
L = Lebar span ( mm )
t = Ketebalan dari sheet metal ( mm )
27

3.4.5. Contoh Perhitungan

MATERIAL DRAWING REDUCTION LIMIT

FIRST DRAW SECOND DRAW

SPCE(Deep drawing steel) 0,6-0,65 0,8

SPCD (drawing steel) 0,55-0,60 0,7-0,8

STAINLESS STEEL 0,50-0,55 0,8-0,85

COPPER 0,55-0,60 0,85

BRASS 0,50-0,55 0,75-0,80

ZINC 0,65-0,70 0,85-0,90

ALUMINIUM 0,53-0,60 0,80

Tabel 3. 2 Nilai m.

Produk sheet metal seperti pada gambar berikut ini akan dibuat dengan
proses drawing. Hitunglah proses – proses Drawing tersebut ?
Penyelesaian soal :

1. Langkah pertama adalah mencari diameter blank dari produk dengan


menggunakan rumus :

𝐷 = 2√𝑟 2 + 2𝑟1 ℎ + (𝜋 − 4)𝑟1𝑟𝑝 + (3 − 𝜋)𝑟²𝑝

2𝑟2 = 150 → 𝑟2 = 75, 2𝑟1 = 90 → 𝑟1 = 45, ℎ = 90, 𝑟𝑝 = 10

𝐷 = 2√𝑟 2 + 2𝑟1 ℎ + (𝜋 − 4)𝑟1𝑟𝑝 + (3 − 𝜋)𝑟²𝑝


28

𝐷 = 2√752 + 2 × 45 × 80 + (𝜋 − 4)45 × 10 + (3 − 𝜋) × 102

𝐷 = 2√5625 + 7200 − 386,3 − 14,16

𝐷 = 2√12424,54 = 222,93 𝑚𝑚 → Ukuran Diameter 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘

2. Menganalisa drawing reduction proses drawing 1.


𝑑𝑝 90
𝑚= = = 0,404 ( proses drawing yang akan sobek )
𝐷 222,93

Lihat tabel 3.1, nilai m = 0,6 ( 1 st draw )


𝑑𝑝 𝑑𝑝
𝑚= = → maka 𝑑𝑝 = 133,2 𝑚𝑚 ( proses draw 1 ) dibulatkan
𝐷 222

menjadi 133 mm.


3. Menghitung tinggi ( h ) dari proses drawing 1.

𝑟2 = 75 𝑚𝑚
𝑟1 = 66,5 𝑚𝑚
𝑟𝑝 = 10 𝑚𝑚
𝐷 = 222,93 𝑚𝑚

𝐷 = 2√𝑟 2 + 2𝑟1 ℎ + (𝜋 − 4)𝑟1𝑟𝑝 + (3 − 𝜋)𝑟²𝑝

𝐷 = 2√752 + 66,5 ℎ + (𝜋 − 4)66,5 × 10 + (3 − 𝜋) × 102

𝐷 = 2√5625 + 133ℎ − 570,8 − 14,2

𝐷 = 2√5050 + 133ℎ → 111,465 = √5040 + 133ℎ


12424,45 = 5040 + 133ℎ
7384,45 = 133ℎ maka h = 54,52 mm
4. Menganalisis drawing reduction proses drawing 2.
𝑑𝑝 90
𝑚= = = 0,67 ( proses drawing yang akan sobek )
𝐷 133,2

Lihat tabel 3.1, nilai m = 0,8 ( 2 st draw )


𝑑𝑝 𝑑𝑝
𝑚= → 0,8 = → maka 𝑑𝑝 = 106,56 𝑚𝑚
𝐷 133,2
29

5. Menghitung tinggi ( h ) dari proses drawing 2.

𝐷 = 2√𝑟 2 + 2𝑟1 ℎ + (𝜋 − 4)𝑟1𝑟𝑝 + (3 − 𝜋)𝑟²𝑝

𝐷 = 2√752 + 2 × 53,2 ℎ + (𝜋 − 4)53,2 × 10 + (3 − 𝜋) × 102

𝐷 = 2√5625 + 133ℎ − 570,8 − 14,2

𝐷 = 2√5050 + 133ℎ → 111,465 = √5154 + 106,4ℎ


12424,45 = 5154,1 + 106,4ℎ
7270,35 = 106,4ℎ maka h = 68,33 mm
6. Proses drawing 3 tentunya sesuai dengan gambar produk .
30

3.5. Preventive Dies Stamping


3.5.1. Preventive Dies

• Buka dies Upper dan Lower Dies


Buka Dies

• Cek kondisi komponen seperti Punch


Pirching,Buttom Die, Wear plates, Guide post.
Cek
Komponen

• Perbaikan Jika kerusakan tidak ada di standar


komponen seperti Die surface, Insert triming,Insert
Perbaikan Bending, Insert cutting.
atau Ganti • Lakukan pengantian komponen (standar komponen )
komponen

• Lakukan perakitan Pada komponen dan Unit


komponen
Perakitan

• Setelah dilakukan perbaikan maupun penggantian


komponen lakukan pembersihan.
Pembersihan

• Dies tutup kembali siap untuk produksi


Dies Tutup
Kembali

Gambar 3.39 Proses Preventive Dies


31

3.5.2. Peralatan Preventive Dies

Nama Alat dan Gambar Fungsi

air angle grinder Digunakan untuk mengerinda permukaan Besi ,


Setelah dilakukan Pegelasan.

Angle Grinders small Digunakan untuk mengerinda permukaan besi


dengan Dimensi yang lebih kecil setetlah dilakukan
air angle grinder

Air Die Grinder Digunakan untuk megrinda Lubang

Extended Grinders Digunakan untuk megrinda Lubang dan


memperhalus permukaan Setelah dilakuakan Air
Grinder

Die Grinders small Digunakan untuk megrinda Lubang dengan Dimensi


yang lebih kecil.Memperhalus permukaan Setelah
dilakuakn Air Grinder.

Polesing Stone Memperhalus permukaan Setelah dilakuakan Die


Grinders
32

abrasive sandpaper Memperhalus permukaan Setelah dilakuakan


Polesing Stone

Swipe- All Untuk membersihkan permukaan dari debu dan sisa


abrasive.

Grinding Stones Mata Air Die Grinder

Kunci L Set Digunakan untuk membuka dan mengencangkan


baut.

Kunci T Segi 6 Digunakan untuk membuka dan mengencangkan


baut.

Pulse tool Digunakan untuk membuka dan mengencangkan baut


otomatis.

Tabel 3.3 Peralatan Preventive Dies


33

BAB IV

PROSES PREVENTIVE DIE PRESS

4.1. Flowchart Preventive Dies

START

Monitoring

Part Defect

Andon Log

Check Signal

No Yes
Signal
QC Standard Yellow Die repair Yellow Green
Signal

Red

Cleaning Preventive

Mass
Production

Gambar 4.1 preventive dies Flowchat

33
34

4.2. Analisa Data dan Pembahasan


4.2.1. Monitoring Counter / Stroke Dies
Monitoring counter atau stroke dies berfungsi untuk memberikan informasi
jumlah stroke yang diperoleh dari satu proses dies press. Selanjutnya Warna merah
menunjukan informasi untuk segera dilakukan proses preventive. Warna Kuning
untuk proses cleaning dan warna hijau siap untuk produksi. Counter atau stroke dies
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Tabel dan grafik monitoring counter / stroke dies.
Part name START stroke op Total
TPM Dies OP10
Stroke Green Red
Body side outer RH 3437 4000 10 Body side outer RH10 3437 3437 3437 3437 0 4500
4000
Body side outer LH 1907 4000 10 Body side outer LH10 1907 1907 1907 1907 0 3500
Fender RH/LH 262 4000 10 Fender RH/LH10 302 302 302 302 0 3000
2500
Hood Outer/inner 2845 4000 10 Hood Outer/inner10 2845 2845 2845 2845 0 2000
Roof 3384 4000 10 Roof 10 3384 3384 3384 3384 0 1500
Front Door Outer RH/Lh 300 4000 10 Front Door Outer RH/Lh10 300 300 300 300 0 1000
500
REar Door Outer RH/Lh 601 4000 10 REar Door Outer RH/Lh10 1267 1267 1267 1267 0 0
lift Gate OUTER 0 4000 10 lift Gate OUTER10 0 0 0 0 0
Lift Gate Inner 360 4000 10 Lift Gate Inner10 360 360 360 360 0
Body side inner RH/LH 600 4000 10 Body side inner RH/LH10 900 900 900 900 0
Rear floor 3204 4000 10 Rear floor 10 3204 3204 3204 3204 0
Front floor 500 4000 10 Front floor10 500 500 500 500 0
Dash 3201 4000 10 Dash10 3201 3201 3201 3201 0
Rear door inner RH/LH 3928 4000 10 Rear door inner RH/LH10 3928 3928 3928 3928 0
Front door inner RH/LH 3676 4000 10 Front door inner RH/LH10 3676 3676 3676 3676 0
Dash A/C 495 4000 10 Dsah A/C 10 495 495 495 495 0
Front floor A/C 277 4000 10 Front floor A/C 10 277 277 277 277 0

Body side outer RH 751 2000 20 Body side outer RH20 751 751 751 751 0
Body side outer LH 751 2000 20 Body side outer LH20 751 751 751 751 0 Dies OP20
Fender RH/LH 1754 2000 20 Fender RH/LH20 1794 1794 1794 1794 0
Hood Outer/inner 1911 2000 20 Hood Outer/inner20 1911 1911 1911 1911 0 2500

Roof 1210 2000 20 Roof 20 1210 1210 1210 1210 0 2000


Front Door Outer RH/Lh 1800 2000 20 Front Door Outer RH/Lh20 1800 1800 1800 1800 0 1500
REar Door Outer RH/Lh 2189 2000 20 REar Door Outer RH/Lh20 2189 2189 300 2189 0
1000
lift Gate OUTER 374 2000 20 lift Gate OUTER20 374 374 374 374 0
Lift Gate Inner 1081 2000 20 Lift Gate Inner20 1081 1081 1081 1081 0 500
Body side inner RH/LH 300 2000 20 Body side inner RH/LH20 600 600 600 600 0 0
Rear floor 825 2000 20 Rear floor 20 825 825 825 825 0
Front floor 500 2000 20 Front floor20 500 500 500 500 0
Dash 1200 2000 20 Dash20 1200 1200 1200 1200 0
Rear door inner RH/LH 1888 2000 20 Rear door inner RH/LH20 1888 1888 1888 1888 0
Front door inner RH/LH 1054 2000 20 Front door inner RH/LH20 1054 1054 1054 1054 0
Dash A/C 495 2000 20 Dash A/C 20 495 495 495 495 0
Front floor A/C 277 2000 20 Front floor A/C 20 277 277 277 277 0

Body side outer RH 2249 3000 30 Body side outer RH30 2249 2249 2249 2249 0
Body side outer LH 1190 3000 30 Body side outer LH30 1190 1190 1190 1190 0 Dies OP30
Fender RH/LH 2819 3000 30 Fender RH/LH30 2859 2859 2859 2859 0 3500
Hood Outer/inner 900 3000 30 Hood Outer/inner30 900 900 900 900 0 3000

Roof 2427 3000 30 Roof 30 2427 2427 2427 2427 0 2500


2000
Front Door Outer RH/Lh 1201 3000 30 Front Door Outer RH/Lh30 1201 1201 1201 1201 0
1500
REar Door Outer RH/Lh 666 3000 30 REar Door Outer RH/Lh30 1332 1332 1332 1332 0
1000
lift Gate OUTER 2342 3000 30 lift Gate OUTER30 2342 2342 2342 2342 0
500
Lift Gate Inner 723 3000 30 Lift Gate Inner30 723 723 723 723 0 0
Body side inner RH/LH 300 3000 30 Body side inner RH/LH30 600 600 600 600 0
Rear floor 2753 3000 30 Rear floor 30 2753 2753 2753 2753 0
Front floor 749 3000 30 Front floor30 749 749 749 749 0
Dash 2001 3000 30 Dash30 2001 2001 2001 2001 0
Rear door inner RH/LH 700 3000 30 Rear door inner RH/LH30 700 700 700 700 0
Front door inner RH/LH 2882 3000 30 Front door inner RH/LH30 2882 2882 2882 2882 0
Dash A/C 495 3000 30 Dash A/C 30 495 495 495 495 0
Front floor A/C 277 3000 30 Front floor A/C 30 277 277 277 277 0

Body side outer RH 2249 3000 40 Body side outer RH40 2249 2249 2249 2249 0 Dies OP40
Body side outer LH 1190 3000 40 Body side outer LH40 1190 1190 1190 1190 0
3500
Fender RH/LH 2819 3000 40 Fender RH/LH40 2859 2859 2859 2859 0
Hood Outer/inner 900 3000 40 Hood Outer/inner40 900 900 900 900 0 3000

Roof 3100 3000 40 Roof 40 3100 3100 3100 0 3100 2500


Front Door Outer RH/Lh 1201 3000 40 Front Door Outer RH/Lh40 1201 1201 1201 1201 0 2000
REar Door Outer RH/Lh 2666 3000 40 REar Door Outer RH/Lh40 2666 2666 2666 2666 0
1500
lift Gate OUTER 2642 3000 40 lift Gate OUTER40 257 2450 257 2450 0
1000
Lift Gate Inner 723 3000 40 Lift Gate Inner40 723 723 723 723 0
Body side inner RH/LH 300 3000 40 Body side inner RH/LH40 600 600 600 600 0 500
Rear floor 3050 3000 40 Rear floor 40 3050 3050 3050 0 3050 0
Dash 2700 3000 40 Dash40 2700 2700 2700 2700 0
Rear door inner RH/LH 700 3000 40 Rear door inner RH/LH40 700 700 700 700 0
Front door inner RH/LH 2882 3000 40 Front door inner RH/LH40 2882 2882 2882 2882 0
Dash A/C 495 3000 40 Dash A/C 40 495 495 495 495 0
Front floor A/C 277 3000 40 Front floor A/C 40 277 277 277 277 0

Dari data monitoring dies diatas maka proses preventive dapat dilakukan
pada dies sebagai berikut ini :
35

Tabel 4.2 Data preventive


Nama Proses Counter / Stroke

Rear door inner RH / LH OP 10 3928

Hood Outer Inner OP 20 1911

Rear Door Outer RH/LH OP 20 2189

Fender RH/LH OP 30 2859

Front Door Inner RH/LH OP 30 2882

Fender OP 40 2859

Roof OP 40 3100

Rear Floor OP 40 3050

Front Door Inner RH/LH OP 40 2882

Preventive dengan counter tertinggi pada dies rear door inner rh / lh sebesar
3928 stroke. Nilai terendah pada dies hood outer inner OP 20 sebesar 1911 stroke
dan dies OP 40 dominan untuk dilakukan proses preventive.
36

4.2.1. Tabel Andon Log dan Grafik


Andon log adalah informasi terjadinya abnormal pada dies yang sedang
digunakan untuk proses produksi. Perhatikan andon log bulan mei berikut ini :
Tabel 4.3 Andon log bulan mei
Dies Prosess - Durasi Break Down
No Tanggal Problem Break Down Counter Measure
OP 10 OP 20 OP 30 OP 40
1 02/05/2019 Upper Kasar 00.05 00.05 polesing upper die
2 02/05/2019 Stoper sensor error 00.08 00.08 kasih pelumas
3 02/05/2019 Chipping 00.11 00.11 polesing
4 03/05/2019 Scrap Mampet 00.01 00.01 polesing
5 04/05/2019 Chipping 00.09 00.09 polesing
6 04/05/2019 Chipping 00.04 00.04 polesing
7 06/05/2019 Sensor Error 00.02 00.02 Check sensor dan kencangkan
8 06/05/2019 Scrap Mampet 00.04 00.04 Ambil manual
9 06/05/2019 Scrap Mampet 00.02 00.02 Ambil manual
10 07/05/2019 Sensor error 00.19 00.19 Setting dan beri pelumas sensor stoper
11 07/05/2019 Scrap Mampet 00.03 00.03 ambil manual beri pelumas
12 08/05/2019 Scrap tidak motong 00.13 00.13 Beri pelumas
13 08/05/2019 Scrap mampet 00.12 00.12 ambil manual
14 09/05/2019 Crack 00.16 00.16 polesing beri pelumas
15 24/05/2019 Scrap Up 00.13 00.13 dibuang dan beri oli pada cutting
16 27/05/2019 Chipping 00.05 00.05 Poles dan beri oli pada cutting
17 27/05/2019 Burry 00.30 00.30 poles dan beri oli pada cutting
18 27/05/2019 scrap Numpuk 00.15 00.15 ambil manual
19 27/05/2019 Scrap Nyangkut 00.05 00.05 ambil manual
Total 02.57 00.45 00.35 00.37 01.00
Dari tabel Andon log dapat diperoleh grafik sebagai berikut :

Analize Diagram
00.36
00.28
00.21
Time

00.14
00.07
00.00
2 2 2 3 4 4 6 6 9 7 7 8 8 9 24 27 27 27 27
May 2019

Dies Prosess Durasi Break Down OP 10 Dies Prosess Durasi Break Down OP 20
Dies Prosess Durasi Break Down OP 30 Dies Prosess Durasi Break Down OP 40

Gambar 4.2 Analisa diagram andon log


Pada bulan mei 2019 grafik diatas menunjukan Dies OP 40 memperoleh
break down tertinggi dengan total 01.00 menit. Break down dengan masalah defect
diantaranya burry, Scrap Up, Chipping, Upper die kasar , Scrap numpuk dan Scrap
nyangkut.
37

Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan analisa permasalahan, dengan


menggunakan fishbone diagram. Fishbone diagram bertujuan untuk melihat akar
permasalahan dan memperoleh suatu tindakan improvement. Melihat defect diatas
dapat dianalisa dengan fishbone diagram berikut ini :

material methode Machine


Dies Repair Rpm mesin
Jenis Matrial
Welding Problem
Kekerasan matrial Tonase mesin
(Burry,ScrapUp,Chipping,upperdie
Nama Proses Counter / Stroke
Clearance Punch & die
Nama Proses Counter / Stroke kasar,Scrap numpuk, Scrap nyangkut ).
Nama Proses Counter / Stroke
inner RH / LH Keahlian yang berbeda OP 10 3928 Angin
or inner RH / LH OP 10 Suhu3928
ruangan
Rear door inner RH / LH Nama OP 10 Proses
3928 Counter / Stroke
er Inner OPNama
20 1911 Proses Counter / Stroke
uter Inner Man OP 20 Environment 1911
Hood Outer InnerRear door inner RH / LH OP 20 OP 10
1911 3928
Outer RH/LH OP 20
Rear door inner RH / LH Gambar 4.3 Fishbone diagram 2189 OP 10 3928
oor Outer RH/LH OP 20 2189
Hood Outer Inner
Rear Door Outer RH/LH OP 20 OP 20
2189 1911
H/LH Hood Outer Pada Inner OP 30 2859
analisa fishbone diagram , diperoleh OP akar20permasalahan1911yaitu
RH/LH OP 30 2859
Rear Door
Fender RH/LHclearance Outer
punch danRH/LH
die pada proses cutting.OP 30 Maka perlu OP 20
2859
dilakukan 2189
Preventive
r Inner RH/LH Rear Door Outer RH/LH OP 30 2882 OP 20 2189
oor Inner RH/LH OP 30
maintenace maupun perbaikannya. Proses2882
Cutting dengan clearance kecil dapat
Fender RH/LH
Front Door Inner RH/LH OP 30 OP 30
2882 2859
menimbulkan
Fender RH/LHchipping OP ,40die kotor sedangkan2859 clearance OPyang
30 terlalu besar 2859 dapat
OP 40 2859
Fender Front Doorburry,
menyebabkan Inner scrap
RH/LH tidak terpotong. OPClearance
40 OP
Punch 30 Die dapat dilihat
dan
2859 2882
Front Door Inner RH/LH OP 40 3100 OP 30 2882
pada halaman 31 gambarOP 3.37
40 . 3100
Roof Fender OP 40 OP 40
3100 2859
r Fender OP 40 3050 OP 40 2859
oor OP 40 3050
Rear Floor Roof OP 40 OP 40
3050 3100
r Inner RH/LH Roof OP 40 2882 OP 40 3100
oor Inner RH/LH OP 40 2882
Front Door Inner Rear Floor
RH/LH OP 40 OP 40
2882 3050
unch & Die
Rearunch Floor
& Die
OP 40 3050
cutting
Fronttumpul
Door Inner
RH/LH OP 40 2882
cutting tumpul
Front Door Inner RH/LH OP 40 2882
unch &
Die
unch & Die

cutting
tumpulcuttin
Gambar 4.4 Proses g
preventive clearance kecil
tump
ul
38

Pengecekan clerance dapat dilihat pada goresan yang terdapat di punch dan
die, goresan – goresan yang tidak rata perlu dilakukan proses grinding.

Gambar 4.5 Proses preventive clearance besar

Proses preventive clearance yang besar dilakukan tahapan – tahapan


pengelasan , grinding, finishing. Proses spoting dies dilakukan untuk melihat
clearance punch dan die.

Gambar 4.6 Proses preventive clearance yang baik


Clearance yang baik terdapat warna hitam rata. Pemberian grease pada area
cutting scrap sebagai perekat gram bekas potongan, agar gram tidak menyebabkan
permukaan dies kotor.
39

4.3. Monitoring

Proses monitoring andon log dilakukan pada bulan juni 2019. Bertujuan
untuk melihat hasil dari studi kasus. Berikut adalah tabel andon log dibulan juni :

Tabel 4.4 Andon log bulan juni

Dies Prosess Durasi Break Down


No Tanggal Problem Break Down Counter Measure
OP 10 OP 20 OP 30 OP 40
1 10/06/2019 Scrap nyangkut 00.02 00.02 Ambil manual
2 10/06/2019 scrap nyangkut 00.08 00.08 Ambil manual
3 11/06/2019 mising hole 00.05 00.05 buka tutup valve angin
4 11/06/2019 low dent 00.05 00.05 polesing
5 11/06/2019 split 00.30 00.30 polesing beri pelumas
6 11/06/2019 crack 00.15 00.15 tamabah sheem 0, 4 mm
7 11/06/2019 chiping 00.05 00.05 polesing beri pelumas
8 11/06/2019 scrap up 00.17 00.17 Ambil manual
9 11/06/2019 crack 00.08 00.08 tambah sheem 0,2 mm
10 12/06/2019 split 00.06 00.06 polesing beri pelumas
11 12/06/2019 sensor errror 00.02 00.02 seting sesor
12 12/06/2019 chiping 00.02 00.02 Beri pelumas
13 12/06/2019 scrap up 00.05 00.05 ambil manual
14 13/06/2019 chiping up 00.07 00.07 polesing beri pelumas
15 13/06/2019 scrap nyangkut 00.02 00.02 dibuang dan beri oli pada cutting
16 13/06/2019 scrap nyangkut 00.03 00.03 dibuang dan beri oli pada cutting
17 13/06/2019 triming gompal 00.24 00.24 repair Dies
18 17/06/2019 sensor tidak stabil 00.02 00.02 seting sesor
19 17/06/2019 scrap mampet 00.07 00.07 Dibersihkan
20 20/06/2019 Ding 00.12 00.12 poles
21 24/06/2019 Scrap nyangkut 00.02 00.02 dibuang dan beri oli pada cutting
22 24/06/2019 Chiping Up 00.07 00.07 polesing dan beri pelumas pada cutting
23 24/06/2019 Scrap nyangkut 00.12 00.12 Dibersihkan
24 24/06/2019 chiping up 00.09 00.09 dibuang dan beri oli pada cutting
25 25/06/2019 Dies penyok 00.27 00.27 grinding and plesing
26 25/06/2019 crack 00.03 00.03 polesing dan kasih oli
27 26/06/2019 chiping 00.23 00.23 ambil manual
Total 01.41 01.11 00.53 00.25 Dibersihkan
Dari hasil monitoring diperoleh total break down OP 10 01.41 menit, OP20
01.11 menit, OP 30 00.53 dan Op 40 mengalami penurunan bulan mei dengan total
01.00 menit, menjadi 00.25 menit.
40

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dimuka dapat tiperoleh


kesimpulan sebagai berikut :

1. Monitoring dies berfunsi sebagai sinyal informasi warna, warna merah dies
untuk dilakukan proses preventive, Kuning celaning dan hijau mass
production.
2. Untuk melihat masalah yang terjadi pada tiap – tiap proses dies ( OP 10 – OP
40 ) dapat dilihat pada andon log . Andon log dengan break down tertinggi.
Selanjutnya untuk dianalisa akar permasalahnya.
3. Dengan menggunakan tools fishbone digram akar permasalahan dapat
diketahui yaitu menerapkan standar clearance punch dan die pada proses
preventive dies.
5.2. Saran
Dari kegiatan kerja praktek yang telah dilakukan, beberapa saran yang dapat
kami berikan antara lain :
A. Saran Umum
1. Menyamakan presepsi antara Jurusan degan Instansi Kerja Praktek,
sehingga gambaran ideal mengenai bentuk Kerja Praktek yang diinginkan
oleh jurusan dapat diakomodir oleh perusahaan terkait dan jurusan juga tahu
model seperti apa yang diizinkan oleh perusahaan.
2. Dengan adanya Kerja Praktek ini, diharapkan dapat membangun hubungan
yang lebih baik antara intitusi pendidikan degan instansi Kerja Praktek
terkait.
B. Saran

Agar preventive maintenance berjalan maksimal, beberapa hal yang perlu


dilakukan adalah :

40
41

1. Melakukan proses monitoring dies.


2. Adanya analisa dari andon log dan menentukan problem solving.
3. Adanya proses training khusus tentang proses preventie maintenance.
42

DAFTAR PUSTAKA

Rony Sudarmawan, Th.Teknologi Press Dies Panduan Desain, edisi ke- 5


Kanisius,2013
Press Die Components Team.Misumi Corporation Press Die Standard Part
. Tecnical Specification. 1 st Edition, Misumi Corporation, 15 Juli 2019.
Fuji tools, Produce and Develop Precision Tools. www.fujitools.com, 18 Juli 2019

Kimikazu Aida . : Aida Press Handbook. Third Edition, Aida Engineering Ltd,
Japan, 1992.

42

Anda mungkin juga menyukai