BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
5
6
Blid Van diproduksi untuk kebutuhan konmersil untuk angkutan kargo dan
minibus 8 seat. Sumber tenaga berasal dari 4 silinder segaris 1.206 cc, hanya ada
pilihan transmisi manual 5 percepatan untuk kedua model blid van.
Mobil jenis SUV hadir dengan 4 varian. Varian tertinggi hadir dengan mesin
patrol 1451 cc yang mampu mampu menghasilkan tenaga 140 hp dan torsi
puncak 250 Nm. Berkapasitas 7 penumpang dibekali juga dengan transmisi
Variable speed CVT. Sistem keamanan dibekali central locking and power door
locks.
Welding Assembling
Painting
Stamping press melakukan melakukan
Melakukan Proses
Membuat sheet metal parts Pengelasan rangka pemasangan Interior
Pengecatan
mobil dan exterior
BAB III
LANDASAN TEORI
8
9
Stipper Bolt
Cussion
Die Holder
Upper plate
Upper plate
Gambar 3.7 Uppper plate dan lower plate
11
Die
Sheet metal
Punch
Die Die
Punch
Sheet metal
Die Die
F. Stripper plate
Stripper plate berfungsi untuk menekan material sheet metal dan
juga untuk melepas produk ( sheet metal part ) yang kadang kadang
menempel pada punch dan die. Terbuat dari carbon steel ( S45C) dan tidak
perlu dikeraskan.
Stripper
G. Pad plate
Pad plate berfungsi untuk menekan material pada proses forming,
bending, drawing. Msaterial yang digunakan pada pad pada umumya sama
dengan upper plate dan lower plate.
pad
H. Blank holder
Blank holder berfungsi untuk mengatur aliran material yang
membentuk prodak. Blank holder terbuat dari material yang tahan terhadap
gesekan, misalnya ferro casting dan tool-steel yang dikeraskan.
Punch die
sheet metal
Blank holder
cus i on
Lower die
B. Work Hardenning
Work hardening adalah fenomena perubahan sifat-sifat metal yang menjadi
keras dan yield point-nya meningkat karena proses pressing. Perubahan sifat-
sifat metal ini tentu saja memberikan dampak yang cukup besar pada hasil
akhirnya. Work hardening biasanya terjadi pada material alumunium,
alumunium alloys, dan stainless steels. Tetapi tidak terjadi pada material low
carbon steel terkadang sobek setelah proses pressing.
C. Stretcher Strain
Strecher strain akan tampak sebagai garis-garis (yang disebut luder’s lines)
pada permukaan produk sheet metal setelah proses penarikan (tensile test),
sehingga akan merusak penampilan dari produk tersebut. Cacat pada permukaan
produk ini tidak dapat dihilangkan dengan surface treatment, termasuk juga
dengan painting (pengecatan)
15
D. Draw- Ability
Draw-ability adalah suatu kualitas steel sheet yang mempunyai sifat dapat
dibentuk (drawing) dan tidak dapat dibentuk (sobek) pada proses pressing.
Beberapa metode telah digunakan untuk menentukan “draw-ability” dari sheet
metal, khususnya untuk cold rolled steel sheet yang banyak pemakaiannya. Deep
drawing adalah suatu proses pressing yang sangat kompleks dan tidak mungkin
untuk menentukan karakteristik aktual. Yang dibutuhkan hanya dengan metode
tes yang sederhana. Beberapa tes yang sampai saat ini masih digunakan adalah
Erichson Test dan Conical Cup Test.
Sheet metal yang sering digunakan untuk body mobil seperti tabel berikut :
Jenis Sheet metal Type Symbol Features Main appllications
Cold rolled sheet JIS SPCC and SPCCT (For general use). Most popular Refrigerator and automobile
because of their attactive surface doors, steel furniture, small press
finishes. Suitable for bending and articles, and electric distribution
simple drawing operations. Used boards.
mainly for flat sheets.
SPCD (For drawing). Excellent draw-ability Automobile roofs, hoods, etc
: next to that of SPCD.
SPCE (For deep drawing). Deep drawing - Automobile rear fenders, front
ability ; next to that of SPCEN. Fine panels, roof and door etc.
crystal-line grains, leaving a fine
surface finish after deep drawing.
SPCEN (Non-aging sheet for deep drawing). Automobile rear fenders, front
Unsurpassed in draw-ability. Its non - panels, roof and door etc.
aging property eliminates sretcher
strains.
1. Blanking
Perancangan bentuk, pemotongan plat
7. Perforating
Pembuatan lubang berdekatan
8. Lancing
Pemotongan sebagian dari part secara serentak juga menjadi proses bending
9. Shaving
Menghilangkan burr dari lubang suatu part.
1. Forming
Proses pembentukan sheet metal sederhana
4. Re-striking
Lanjutan proses drawing, yang kurang sempurna.
7. Deep Drawing
Beberapa proses dawring untuk membuat drawing yang lebih sempurna.
8. Flanging
Proses membentuk tepi part yang tidak lurus.
3. Diameter Die = dd
Maka Diameter Die = Diameter punch + 2x clearance,dari tebal material.
Contoh Perhitungan =
Produk sheet metal terbuat dari material SPCC dengan tebal (t) = 3,2 mm terdapat
sebuah lubang dengan diameter 10 mm, Hitunglah Diameter Die ?
Clearance persisi 4% dari tebal matrial ,
Clearance diameter adalah 2 x 4% = 8% dari t = 0,08 x 3,2 mm = 0,256 mm.
Diameter punch = 100+0,02 maka :
Diameter Die maksimum = 10,02 + 0,0256 = 10,276 mm
Diameter Die minimum = 10,0 + 0,256 = 10,256 mm
Gambar 3.36 Clearance yang besar serta Punch dan die tumpul. Proses
pemotongan karena tarikan bukan karena proses cutting.
C. Cutting Force
Menghitung gaya potong ( Cutting Force )
P = ( L x t x 𝜎B ) ……………………………………………………………………(1)
Dimana :
P = Gaya Potong atau Cutting force ( Kgf )
L = Keliling bidang potong atau blangking perimeter ( mm )
T = Ketebalan material atau sheet metal ( mm )
𝜎B = Sheer resistance dari material (Kgf/mm²
Keterangan :
P1 = Drawing Force ( Kgf )
P2 = Blank Holder Force ( Kgf )
3.4.3. Rasio Drawing
Rasio Drawing dimaksudkan untuk mencari batasan drawing pada satu kali
proses dengan tool yang tepat.
Rasio Drawing
m = d1 / D
batasan drawing dinyatakan dengan “ m” maksimum.
Re- Drawing Rasio
m’ = d2 / d1 Gambar 3.38 Rasio Drawing
Re-drawing dan proses- proses berikutnya diaplikasikan pada
pekerjaan yang tidak dibentuk dalam satu kali.
3.4.4. Perhitungan beban yang dibutuhkan pada bending
a. V-Bend
𝑆𝑊𝑡²
Pbv = 1,33 . …………………………………………………………(3)
𝐿
26
Keterangan :
Pbv = V- Bending Force ( kgf )
S = Tensile Strenght (Kgf/mm²)
W = Panjang Sheet metal ( mm )
t = Ketebalan dari sheet metal ( mm )
b. L –Bend
𝑆𝑊𝑡²
PbL = 0,33 . …………………………………………………………(4)
𝐿
L = c + rd + rp
Keterangan :
PbL = L- Bending Force ( kgf )
S = Tensile Strenght (Kgf/mm²)
W = Panjang Sheet metal ( mm )
c = Clearance
L = Lebar span ( mm )
Rd = radius dari die( mm )
Rp = Radius dari punch ( mm )
t = Ketebalan dari sheet metal ( mm )
c. U- Bend
PbP = 0,5 X Pbu……………………………………………………...(5)
𝑆𝑊𝑡²
PbU = 0,667 . …………………………………………………..…(6)
𝐿
Tabel 3. 2 Nilai m.
Produk sheet metal seperti pada gambar berikut ini akan dibuat dengan
proses drawing. Hitunglah proses – proses Drawing tersebut ?
Penyelesaian soal :
𝑟2 = 75 𝑚𝑚
𝑟1 = 66,5 𝑚𝑚
𝑟𝑝 = 10 𝑚𝑚
𝐷 = 222,93 𝑚𝑚
BAB IV
START
Monitoring
Part Defect
Andon Log
Check Signal
No Yes
Signal
QC Standard Yellow Die repair Yellow Green
Signal
Red
Cleaning Preventive
Mass
Production
33
34
Body side outer RH 751 2000 20 Body side outer RH20 751 751 751 751 0
Body side outer LH 751 2000 20 Body side outer LH20 751 751 751 751 0 Dies OP20
Fender RH/LH 1754 2000 20 Fender RH/LH20 1794 1794 1794 1794 0
Hood Outer/inner 1911 2000 20 Hood Outer/inner20 1911 1911 1911 1911 0 2500
Body side outer RH 2249 3000 30 Body side outer RH30 2249 2249 2249 2249 0
Body side outer LH 1190 3000 30 Body side outer LH30 1190 1190 1190 1190 0 Dies OP30
Fender RH/LH 2819 3000 30 Fender RH/LH30 2859 2859 2859 2859 0 3500
Hood Outer/inner 900 3000 30 Hood Outer/inner30 900 900 900 900 0 3000
Body side outer RH 2249 3000 40 Body side outer RH40 2249 2249 2249 2249 0 Dies OP40
Body side outer LH 1190 3000 40 Body side outer LH40 1190 1190 1190 1190 0
3500
Fender RH/LH 2819 3000 40 Fender RH/LH40 2859 2859 2859 2859 0
Hood Outer/inner 900 3000 40 Hood Outer/inner40 900 900 900 900 0 3000
Dari data monitoring dies diatas maka proses preventive dapat dilakukan
pada dies sebagai berikut ini :
35
Fender OP 40 2859
Roof OP 40 3100
Preventive dengan counter tertinggi pada dies rear door inner rh / lh sebesar
3928 stroke. Nilai terendah pada dies hood outer inner OP 20 sebesar 1911 stroke
dan dies OP 40 dominan untuk dilakukan proses preventive.
36
Analize Diagram
00.36
00.28
00.21
Time
00.14
00.07
00.00
2 2 2 3 4 4 6 6 9 7 7 8 8 9 24 27 27 27 27
May 2019
Dies Prosess Durasi Break Down OP 10 Dies Prosess Durasi Break Down OP 20
Dies Prosess Durasi Break Down OP 30 Dies Prosess Durasi Break Down OP 40
cutting
tumpulcuttin
Gambar 4.4 Proses g
preventive clearance kecil
tump
ul
38
Pengecekan clerance dapat dilihat pada goresan yang terdapat di punch dan
die, goresan – goresan yang tidak rata perlu dilakukan proses grinding.
4.3. Monitoring
Proses monitoring andon log dilakukan pada bulan juni 2019. Bertujuan
untuk melihat hasil dari studi kasus. Berikut adalah tabel andon log dibulan juni :
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Monitoring dies berfunsi sebagai sinyal informasi warna, warna merah dies
untuk dilakukan proses preventive, Kuning celaning dan hijau mass
production.
2. Untuk melihat masalah yang terjadi pada tiap – tiap proses dies ( OP 10 – OP
40 ) dapat dilihat pada andon log . Andon log dengan break down tertinggi.
Selanjutnya untuk dianalisa akar permasalahnya.
3. Dengan menggunakan tools fishbone digram akar permasalahan dapat
diketahui yaitu menerapkan standar clearance punch dan die pada proses
preventive dies.
5.2. Saran
Dari kegiatan kerja praktek yang telah dilakukan, beberapa saran yang dapat
kami berikan antara lain :
A. Saran Umum
1. Menyamakan presepsi antara Jurusan degan Instansi Kerja Praktek,
sehingga gambaran ideal mengenai bentuk Kerja Praktek yang diinginkan
oleh jurusan dapat diakomodir oleh perusahaan terkait dan jurusan juga tahu
model seperti apa yang diizinkan oleh perusahaan.
2. Dengan adanya Kerja Praktek ini, diharapkan dapat membangun hubungan
yang lebih baik antara intitusi pendidikan degan instansi Kerja Praktek
terkait.
B. Saran
40
41
DAFTAR PUSTAKA
Kimikazu Aida . : Aida Press Handbook. Third Edition, Aida Engineering Ltd,
Japan, 1992.
42