Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LAYOUT FASILITAS DAN LAYOUT PLANNING


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Managemen Operasi 1

DISUSUN OLEH :

Rosita Nurussa’adah (18010141)


Intan Nur Cholisah (18010139)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


YPPI REMBANG
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Menejemen
Operasi 1 bab Layout Fasilitas dan Layout Planning.
Harapan penulis sebagai pembuat makalah ini agar makalah ini dapat memenuhi tugas,
serta bermanfaat bagi penulis dan rekan-rekan seperjuangan dalam mengisi dan menambah
sedikit pengetahuan tentang Menejemen Operasi 1.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah Mata Kuliah Menejemen Operasi 1 ini tidak
lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami berterima kasih
kepada Ibu Anik Nur Hidayati, SE, MM selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Menejemen
Operasi 1. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami. Untuk itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Makalah Mata Kuliah
Menejemen Operasi 1.
Demikian kata pengatar ini kami buat, semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya
bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Rembang, 5 Februai 2021

Penyusun
Rosita Nurussa’adah (18010141)
Intan Nur Cholisah (18010139)

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Dalam pertumbuhan ekonomi pada masa sekarang ini, khususnya di negara kita Indonesia,
persaingan diantara perusahaan sudah semakin meningkat. Untuk menghadapi dan
memenangkan persaingan tersebut, perusahaan-perusahaan dituntut untuk menciptakan
pemikiran yang kreatif dan inovatif di dalam tujuan perusahaan.

Salah satu keputusan strategis yang paling penting dibuat oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan adalah dimana perusahaan tersebut harus menempatkan lokasi operasi, karena lokasi
operasi yang tepat adalah pemacu biaya yang cukup signifikan dan lokasi sepenuhnya memiliki
kekuatan untuk menghancurkan strategi bisnis atau perusahaan.

Strategi lain yang merupakan keputusan penting adalah strategi lay out, dimana lay out dapat
menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Lay out juga memiliki banyak
dampak strategis karena lay out menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses,
fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontrak pelanggan dan citra perusahaan

2. Rumusan Masalah

Di dalam menjalankan kegiatannya, seringkali suatu perusahaan dihadapkan dengan berbagai


permasalahan. Permasalahan yang timbul ini menghalangi perusahaan untuk mencapai tujuannya
dengan lancar. Untuk itu, perusahaan perlu mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah
yang timbul. Solusi yang diapakai tentunya telah dianggap tepat bagi perusahaan, setidaknya
pada saat solusi itu dipakai. Adapun permasalah yang dihadapi perusahaan yang berhasil
dirumuskan penulis adalah “Perencanaan Lokasi dan lay out perusahaan yang kurang tepat”

3. Tujuan Penulisan
Sehubungan pernyataan diatas maka penulis tertarik untuk membahas suatu judul makalah
dalam seminar manajemen operasional yang berjudul “LAYOUT FASILITAS DAN LAYOUT
PLANNING” .Dengan melakukan pembahasan perencanaan lay out operasi, penulis memiliki
tujuan pembahasan:

1. Untuk mengetahui bahwa perencanaan lokasi dan lay out dalam suatu perusahaan dapat
memberikan keunggulan dalam bersaing.
2. Untuk mengetahui bagaimana bagaimana penerapan perencanaan lokasi dan lay out
perusahaan yang tepat bagi suatu perusahaan.
3. Untuk mengetahui bahwa perencanaan lokasi dan lay out dapat meningkatkan profitabilitas
perusahaan.
4. Untuk mengetahui pentingnya peningkatan produktifitas dan kinerja suatu perusahaan yang
ditinjau dari berbagai pertimbangan-pertimbangan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Layout Fasilitas
1. Pengertian Layout Fasilitas
Layout Fasilitas atau Tata letak fasilitas adalah suatu perencanaan yang
terintegrasi dari aliran atau arus komponen-komponen suatu produk (barang dan atau
jasa) di dalam sebuah sistem operasi (manufaktur dan atau non manufaktur) guna
memperoleh interelasi yang paling efektif dan efesien antara pekerja, bahan, mesin dan
peralatan serta penanganan dan pemindahan bahan, barang setengah jadi, dari bagian
yang satu ke bagian yang lainnya.
Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi. Tujuan Layout Fasilitas

2. Tujuan pengaturan layout fasilitas dapat dilakukan dengan cara :


- Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik
- Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
- Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancer
- Meminimumkan hambatan pada kesehatan
- Meminimumkan usaha membawa bahan baku
- Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia
- Memaksimumkan keluwesan menghindari hambatan operasi dan tempat yang
terlalu padat
- Memaksimumkan hasil produksi
- Meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan pengendalian dengan
menempatkan mesin dan fasilitas penunjang agar diperoleh komunikasi yang mudah
dan siap.
Untuk memperoleh layout pabrik yang efisien ada kriteria pengukurannya. Kriteria
ini merupakan tujuan yang harus dicapai dalam menyusun layout pabrik ini. Kriteria
tersebut antara lain:

1. Jarak angkut yang minimum


2. Aliran material yang baik
3. Penggunaan ruang yang efektif
4. Luwes
5. Keselamatan barang-barang yang diangkut
6. Kemungkinan-kemungkinan perluasan dimasa depan
7. Biaya efektifitas yang maksimum faktor-faktor diatas perlu diusahan dengan biaya
yang rendah

3. Faktor-faktor penentu layout


Jenis layout yang dipilih berdasar pada :

- Jenis produk. Apakah produk berupa barang atau jasa, bagaimana desain dan
kualitas, dan apakah produk dibuat untuk persediaan atau pesanan.
- Jenis proses produksi berhubungan dengan jenis teknologi yang dipakai, jenis
bahan yang diangkut, dan alat penyedia layanan.
- Volume produksi mempengaruhi desain fasilitas sekarang dan pemanfaatan
kapasitas, serta penyediaan kemungkinan ekspansi dan perubahan.

4. Manfaat Lay out Perusahaan yang Tepat


· Meningkatkan jumlah produksi, sehingga proses produksi berjalan lancar, yang
berimpas pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum.
· Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara
mesin yang satu dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan
bahan dalam proses, dan waktu tunggu.
· Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang
satu dengan yang berikutnya.
· Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak
antara masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang
tidak dibutuhkan.
· Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang satu
dengan yang lain.
· Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja,
mesin, dan peralatan.
· Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan suasana
lingkungan kerja yang aman, nyaman, tertib, dan rapi, sehingga dapat mempermudah
supervisi, mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas produksi, meningkatkan
kinerja menjadi lebih baik, dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
· Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material menunggu, adanya
gerak yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam proses produksi
(intersection).

5. Macam-macam layout
1. Lay Out dengan Posisi Tetap (Fixed Position Layout)
Dalam lay out dengan posisi tetap (fixed position layout), proyek tetap berada pada satu tempat
sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini
adalah proyek pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi.

2. Lay Out Berorientasi Proses (Process Oriented Layout)

Dalam lay out berorientasi proses (process oriented layout) dapat menangani beragam barang
atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi
difrensiasi produk. Lay out ini sangat efisien disaaat pembuatan produk yang memiliki
persyaratan berbeda atau disaat penanganan pelanggan, pasien, atau klien dengan kebutuhan
yang berbeda. Contoh: rumah sakit, klinik. Seorang pasien yang masuk, masing-masing dengan
kebutuhan yang berbeda, membutuhkan rute yang berbeda melalui pendaftaran, laboratorium,
kamar operasi, radiologi, apotik, ruang perawatan, dan sebagainya. Peralatan,keahlian, dan
pengawasan diatur disekitar proses ini.
3. Lay Out Kantor ( Office Layout)

Lay out kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar selalu fleksibel.
Ruangan kantor setiap karyawan diatur luasnya secara efesien agar dapat bekerja secara
produktif atau efektif, baik di dalam melakukan tugas maupun di dalam pengelolaan informasi
dan perubahan yang berhubungan dengan penyelesaian tugasnya. Contoh: Posisi fasilitas
karyawan di dalam suatu ruangan.

4. Lay Out Ritel (Retail Layout)

Lay out ritel (Retail Layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi
tergantung pada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi banyak manajer operasi
ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin besar produk yang dapat terlihat oleh pelanggan maka
penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi akan semakin tinggi. Contoh:
supermarket.

5. Lay Out Gudang dan Penyimpanan (warehouse Layout)

Lay out gudang dan penyimpanan (warehouse Layout) sangat penting diperhatikan dengan
tujuan untuk penanganan dan pengendalian barang dapat dilakukan secara baik, sehingga tidak
ada barang yang rusak atau tertunda pengeluarannya. Lay out gudang disesuaikan dengan sistem
persediaan yang digunakan, seperti sistem persediaan barang dengan FIFO (first in First out)
artinya barang yang pertama diterima harus siap dikeluarkan pertama sekali. Contoh:
Penyusunan barang yang rapi untuk mempermudah keluar masuk barang.

6. Lay Out Berorientasi Produk (Product Oriented Layout)

Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada umumnya produk
dihasilkan dalam jumlah besar dan merupakan proses yang kontinu. Tiap produk mempunyai
urutan operasional yang sama dari awal sampai akhir. Dalam lay out produk pusat-pusat
kegiatan, mesin-mesin dan peralatan disusun membentuk suatu garis untuk mempersiapkan
urutan operasional yang akan menghasilkan produk. Contoh: Produksi makanan.
6. Tanda-Tanda Lay out yang Baik
1. Keterkaitan kegiatan yang terencana.
2. Pola aliran barang terencana.
3. Aliran produksi yang lurus.
4. Langkah balik (kembali ke tempat yang telah dilalui) minimum.
5. Gang yang lurus.
6. Pemindahan antar operasi minimum.
7. Jarak pemindahan minimum.
8. Pemrosesan di gabung dengan pemindahan bahan.
9. Pemindahan bergerak dari penerimaan menuju pengiriman.
10. Operasi pertama dekat dengan penerimaan.
11. Operasi terakhir dekat dengan pengiriman.
12. Lay out yang dapat disesuaikan dengan perubahan.
13. Direncanakan perluasan yang terencana.
14. Barang setengah jadi minimum.
15. Pemakaian seluruh lantai pabrik maksimum.
16. Ruang penyimpanan cukup.
17. Penyediaan ruang yang cukup antar peralatan.
18. Bangunan di didirikan di sekeliling lay out.
19. Bahan diantar ke pekerja dan diambil dari tempat kerja.
20. Sesedikit mungkin jalan kaki antar operasi produksi.
21. Alat pemindah mekanis di pasang pada tempat yang sesuai.
22. Pengendalian kebisingan, kotoran, debu, asap, kelembapan yang cukup.
23. Sesedikit mungkin pemindahan barang.
24. Pemisah tidak menggangu aliran barang.
25. Pembuangan barang sisa sekecil mungkin.
26. Penempatan yang pantas bagi bagian penerimaan dan pengiriman.
B. Layout Planning
1. Pengertian Layout Planning
Layout Planning merupakan salah satu cara untuk menghasilkan aliran barang yang
efisien melalui perencanaan produk. Metode ini mencoba merancang layout fasilitas
dengan memperhatikan urutan proses serta derajat kedekatan antar unit pelayanan
yang terdapat pada fasilitas yang akan dirancang

2. Peranan Perancangan Tata Letak Fasilitas


1. Suatu perencanaan aliran barang yang efisien merupakan prasyarat untuk
mendapatkan produksi yang ekonomis.
2. Pola aliran barang yang merupakan dasar bagi perencanaan fasilitas fisik yang
efektif.
3. Perpindahan barang merubah pola aliran statis menjadi suatu kenyataan yang
dinamis, menunjukkan cara bagaimana suatu barang dipindahkan.
4. Susunan fasilitas yang efektif disekitar pola aliran barang dapat menghasilkan
pelaksanaan yang efisien dapat meminimumkan biaya produksi.
5. Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum.

3. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik


Dalam perencanaan tata letak pabrik ada enam prinsip dasar yang bisa dipakai, yaitu :
1. Integrasi secara menyeluruh semua faktor yang mempebgaruhi factor produksi.
2. Jarak perpindahan bahan diusahakan seminimal mungkin.
3. Aliran kerja berlangsung secara normal.
4. Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
5. Kepuasan kerja dan rasa aman bagi pekerja dijaga sebaik-baiknya.
6. Pengaturan tata letak harus fleksibel.
4. Tahap Layout Planning
- Tahap I : Menentukan dimana fasilitas akan dibangun
- Tahap II : Membuat rancangan fasilitas secara keseluruhan
- Tahap III : Menentukan perancangan tata letak fasilitas secara detail
- Tahap IV : Persiapan dan penginstalisasi hasil rancangan

5. Langkah-langkah untuk merencanakan tata letak pabrik adalah sebagai berikut :


1. Analisa produk, yaitu aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang
harus dibuat.
2.Analisa proses, adalah langkah untuk menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan
produk.komponen.
3. Analisa macam dan jumlah mesin / peralatan serta luas area yang dibutuhkan.
4. Perancangan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik.
Langkah berikutnya adalah menetapkan prosedur atau metode pengaturan tata
letak /peralatan. Disini ada 4 macam tata letak, yaitu :
1. Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi (Product Layout).
Produk layout pada umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi satu
macam atau kelompok produk dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang lama.
Dengan layout berdasarkan aliran produksi maka mesin dan fasilitas produksi lainnya
akan diatur menurut prinsip mesin after mesin . Mesin disusun menurut urutan proses
yang ditentukan pada pengurutan produksi, tidak peduli macam/ jenis mesin yang
digunakan. Tiap komponen berjalan dari satu mesin ke mesin berikutnya melewati
seluruh daur operasi yang dibutuhkan.
Dengan layout dengan tipe ini, suatu produk akan dikerjakan sampai selesai
didalam departement tanpa perlu dipindah-pindah ke departement lain. Disini bahan baku
akan dipindahkan dari satu operasi ke operasi berikutnya secara langsung sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama dari layout ini adalah untuk mengurangi proses
pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan dalam aktifitas produksi.
2. Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap (Fixed Position Layout).
Merupakan metode pengaturan suatu fasilitas produksi seperti mesin, manusia,
dan komponen lainnya yang bergerak menuju komponen produk utama yang berada pada
posisi tetap. Biasanya tata letak ini digunakan untuk kegiatan produksi yang
menghasilkan produk - produk dengan skala ukuran yang besar seperti pesawat terbang,
kapal laut, dan lainnya.
3. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk.
Merupakan tata letak yang didasarkan pada pengelompokan produk atau
komponen yang akan dibuat. Dalam hal ini pengelompokan tidak didasarkan pada
kesamaan jenis produk akhir, tetapi dikelompokkan berdasarkan langkah pemprosesan,
bentuk, mesin, atau peralatan yang dipakai.
4. Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses (Process Layout).
Merupakan metode pengaturan dan penempatan segala mesin dan peralatan
produksi yang memiliki tipe / jenis sama kedalam satu departemen. Jadi mesin
dikelompokkan sesuai dengan kesamaan proses atau fungsi kerjanya. Tata letak ini cocok
untuk produksi produk dengan variasi produknya tinggi dan volume produksinya rendah.

6. Input data yang dibutuhkan oleh Layout Planning


P = Product : Jenis dari produk barang atau jasa yang dihasilkan
Q = Quantity : Volume setiap jenis
R = Route : Urutan operasi untuk setiap produk
S = Service : Pelayanan pendukung, seperti locker rooms, stasiun pengawasan, dll.
T = Timing : Kapan jenis komponen produk tesebut diproduksi, mesin apa yang
digunakan untuk memproduksinya pada waktu tersebut

Layout planning banyak diaplikasikan untuk berbagai macam persoalan meliputi


antara lain problem produksi, transpotasi, pergudangan, supporting service dan
aktifitas-aktifitas yang dijumpai dalam perkantoan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Sesuai dengan hasil pembahasan yang telah kami lakukan dari judul makalah “Layout
Fasilitas dan Layout Planning”. Maka dapat dibuat kesimpulan, bahwa perencanaan lokasi dan
strategi lay out yang tepat dan baik, akan memberikan dampak positif bagi perusahan karena
strategi lay out yang tepat menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses,
fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan.
Perencanaan lokasi dan strategi lay out yang tepat akan mendukung sebuah perusahaan di
dalam pencapaian tujuan (goal) yang mengarah pada peningkatan profitabilitas perusahaan yang
didasari dengan adanya efisiensi dan produktifitas kerja yang baik.

Saran

Penulis menyarankan jika ingin membangun suatu usaha, haruslah merencanakan lokasi
dan lay out perusahaan yang baik. Karena strategi lay out yang tepat dapat memberikan
keunggulan bagi perusahaan dalam persaingan.

Daftar Pustaka

https://moryaritonang.wordpress.com/2010/04/04/seminar-manajemen/
https://obiand.wordpress.com/2012/06/02/manajemen-operasional-tentang-lay-out-produksi/
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/prinsip-dasar-tujuan-dan-manfaat.html

Anda mungkin juga menyukai