Anda di halaman 1dari 24

UJIAN AKHIR SEMESTER

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI

ANALISIS PERANCANGAN PADA UMKM KURSI JEPARA


(Studi Kasus UMKM Kursi Jepara Desa Boidu)

OLEH :

MUH. TAUFIK (561419010)

PRODI S1-TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam Sejahtera

Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang maha esa atas segala karunia
serta nikamatnya yang senantiasa memberikan segala nikmat dan karunianya
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Alhamdulillah tugas Uas dengan judul “ANALISIS

PERANCANGAN PADA UMKM KURSI JEPARA ” yang disusun


untuk memenuhi tugas Uas Perancangan Teknik Indutsri Universitas Negeri
Gorontalo.

Penulis sangat menyadari dalam penyusunan tugas ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis ucapkan
kepada:

1. Idham Halid Lahay ST., M.sc., IPM selaku dosen pengampuh mata kuliah
Perancangan Teknik Industri

Penulis menyadari bahwa tugas uas ini masih jauh dari kata sempurna
karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Akhir
kata, penulis berharap tugas uas ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membacanya khususnya bagi penulis.

Gorontalo, 05 Juni 2022

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kursi ialah benda yang digunakan sebagai perabotan rumah yang berfungsi
sebagai tempat duduk. Pada dasarnya kursi memiliki 4 kaki yang digunakan untuk
menopang berat tubuh di atasnya. Kursi merupakan sebuah furniture yang biasa
dijadikan sebagai tempat atau duduk. Pada umumnya kursi juga di bagi dalam
beberapa macam, menurut jenis bahannya terdiri dari kayu, plastik, dan besi
stainless.

UMKM Kursi Jepara adalah sebuah usaha yang bergerak dibidang industri
mebel pembuatan kursi dan meja. UMKM Kursi Jepara terletak di Desa Boidu,
Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, maka
diperlukannya analisis perancangan yang lebih lanjut. Pada penelitian ini
penyusun mengambil UMKM Kursi Jepara sebagai materi yang akan dijadikan
sebagai tugas UAS Perancangan Teknik Industri.

1.2 Rumusan Maslah


1. Menentukan Lokasi UMKM ?
2. Bagaimana pembuatan OPC dan routhing sheet, postur kerja dan material
handling pada proses pembuatan Kursi Jepara ?
3. Bagaimana menganalisis Biaya Trasnportasi pada pembuatan Kursi
Jepara?
4. Bagaimana menganalisis biaya keseluruhan, produksi, Break Event Point
(BEP) dan tatak letak?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Lokasi UMKM yang akan di teliti.
2. Mengetahui alur proses, postur kerja dan material handling pada proses
pembuatan Kursi Jepara.
3. Mengetahui total biaya Transportasi.
4. Mengetahui total biaya keseluruhan, produksi, BEP dan tata letak
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Operation process chart (OPC)

Proses produksi tas merupakan proses produksi yang sifatnya diskrit


(terputus/intermittent), sehingga dalam proses produksinya perlu dibuat OPC yang
menjadi panduan dalam proses produksi setiap unitnya. OPC adalah peta kerja
yang menggambarkan langkah-langkah proses pengerjaan material, mulai dari
bahan baku hingga menjadi komponen atau produk jadi. Informasi yang terdapat
dalam OPC meliputi kode komponen, nama komponen, jenis material yang
digunakan, dimensi material, proses yang dilalui, mesin atau peralatan yang
diperlukan, waktu proses, dan persentase scrap yang dihasilkan dari hasil operasi.
Waktu proses merupakan waktu yang dihabiskan oleh material selama mengalami
suatu proses tertentu pada suatu mesin. Waktu proses bervariasi tergantung pada
proses yang dialami oleh material. Sedangkan scrap merupakan sisa material yang
telah melalui suatu proses. Scrap yang dihasilkan juga bervariasi bergantung pada
material dan proses yang dialami material tersebut.
OPC merupakan peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan
jalan membagi pekerjaan menjadi elemen-elemen operasi secara detail dan
terperinci. Tahapan proses kerja harus dilakukan secara logis dan sistematis. Hal
ini dimaksudkan agar analisa terhadap perbaikan setiap operasi baik secara
terpisah atau terintegrasi dapat dilakukan secara baik dan benar.

2.2 Routing Sheet


Routing sheet (pengurutan produksi) merupakan suatu tabulasi langkah-
langkah yang meliputi proses produksi komponen tertentu secara rinci berkaitan
dengan hal-hal yang perlu dilakukan. Pengurutan produksi menjadi tulang
punggung kegiatan produksi yang merupakan pengumpulan kembali semua data
yang dikembangkan oleh rekayasa proses dan alat dalam produksi. Routing sheet
ini sering juga disebut sebagai lembar proses atau lembar operasi . Routing sheet
berguna dalam menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan untuk menghitung
jumlah part yang harus disiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk yang
diinginkan. Data yang diperlukan dalam perhitungan routing sheet ini adalah
urutan proses operasi dari setiap komponen, nama atau jenis peralatan yang
digunakan, persentase scrap yang dihasilkan, efisiensi dan reliabilitas mesin yang
digunakan. Informasi-informasi tersebut digunakan dalam mengetahui kapasitas
alat teoritis, jumlah unit yang harus disiapkan, produk dengan efisiensi serta
jumlah mesin teoritis. Efisiensi mesin merupakan perbandingan antara waktu
berjalan dengan waktu tersedia. Sedangkan nilai reliabilitas merupakan nilai
keandalan suatu mesin atau stasiun kerja. Hal ini dilihat dari apakah stasiun kerja
dapat berjalan dengan baik dan memuaskan, apakah stasiun kerja sering
mengalami ketidakmampuan produksi, dan lain sebagainya. Nilai efisiensi dan
reliabilitas setiap mesin berbeda-beda. Nilai efisiensi dipengaruhi oleh waktu
setup mesin dan juga waktu down mesin. Jam kerja atau operasi pabrik yakni 1
shift per hari, dengan total waktu produksi 8 jam/shift.

2.3 Postur Kerja


Postur kerja seorang pekerja dalam melaksanakan aktivitas kerjanya
merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan hasil kerja. Postur kerja yang
kurang baik dan dilaksanakan secara repetitif (berulang-ulang) pada sistem kerja
ataupun fasilitas kerja yang tidak ergonomis akan mengakibatkan lebih cepatnya
timbul kelelahan pada pekerja tersebut. Kelelahan yang seringkali timbul pada
pekerja pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan hasil kerja.

Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja
orang (manhours) yang dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam
waktu tertentu.Analisa beban kerja sangat penting untuk menghitung tepatnya
berapa banyak karyawan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua tugas di
bagian atau departemen pada perusahaan.(Hudaningsih et al., 2019)

Perancangan suatu metode kerja dan stasiun kerja harus mempertimbangkan


postur tubuh dari pekerja. Metode kerja dan stasiun kerja yang dirancang harus
membuat pekerja memiliki postur tubuh yang ergonomis saat melakukan
pekerjaannya. Tanpa adanya postur tubuh ergonomis, bisa menyebabkan pekerja
bekerja pada postur tubuh yang tidak alami. Pekerja sering kali melakukan suatu
pekerjaan dalam jangka waktu yang lama. Melakukan suatu pekerjaan dalam
jangka waktu yang lama tanpa didukung oleh postur tubuh yang alami bisa
menyebabkan cedera pada pekerja, yaitu musculoskeletal disorders (MSDs).
Musculoskeletal disorders merupakan cedera atau gangguan yang dapat
mempengaruhi pergerakan tubuh manusia atau sistem muskuloskeletal, seperti
otot, ligamen, dan lain-lain (Ergomics Plus, n.d.). Apabila pekerja mengalami
cedera, bukan hanya pekerja yang dirugikan, tetapi juga pihak perusahaan bisa
dirugikan, karena pekerja tidak bisa bekerja atau tidak maksimal dalam
melakukan pekerjaannya. Pengukuran tingkat faktor resiko adalah alat
pencegahan MSDs yang penting (Chiasson et.al, 2015).
Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah pendekatan ergonomi untuk
memeriksa posisi kerja pada punggung, postur leher, lengan, pergelangan
tangan, dan kaki secara cepat. Pengembangan REBA dilakukan oleh Sue
Hignett dan Lynn McAtamney yang berguna untuk menilai postur tubuh
pekerja, tipe gerakan, serta tenaga yang digunakan. Metode ini juga
mempunyai perbedaan lain daripada metode analisis yang lain yaitu metode ini
mempunyai fokus analisis terhadap keseluruhan postur tubuh yang diharapkan
dapat mengurangi potensi musculoskeletal disorders terhadap tubuh pekerja .
Tipe pekerjaan yang ada di departemen produksi memiliki kompleksitas
gerakan kerja seperti pada pekerjaan perakitan, hal ini perlu digunakan metode
REBA untuk menilaiseluruh bagian tubuh pekerja(Rangka & Maggio, 2021)
RULA adalah suatu metode untuk menganalisa ergonomi postur tubuh pada
pekerjaan dengan penggunaan bagian tubuh atas. Analisa RULA dilakukan
apabila terdapat laporan keluhan pada tubuh bagian atas yang disebabkan oleh
postur tubuh yang tidak ergonomis. (McAtamney dan Corlett, 1993). Metode
RULA mudah untuk digunakan, karena tidak membutuhkan peralatan khusus
dalam pelaksanaannya. Beberapa faktor yang dilakukan analisa pada metode
RULA adalah sebagai berikut posisi kerja pada keadaan statis, beban
pekerjaan, jangka waktu pekerjaan, energi otot yang digunakan.(Tiogana &
Hartono, 2020)
2.4 Analysis Material Handling

Material handling ialah ilmu atau seni yang digunakan dalam mengatur,
mengontrol, menyimpan persediaan material dengan cepat, posisi tepat, dan dalam
urutan yang tepat. Material Handling juga digunakan dalam industry logistic
pengiriman barang dan bangunan.

2.5 Biaya Tranportasi

Biaya Transportasi ialah biaya atau ongkos yang dikeluarkan dalam


pendistribusian barang atau produk dalam usaha. Biaya Transportasi melibatkan
kendaraan baik darat,laut maupun udara, dimana setiap pengiriman melalui
transportasi harus memakai biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan.

2.6 Biaya Investasi dan BEP


Biaya investasi ialah biaya yang dikeluarkan pada awal pembuatan pabrik
atau usaha dimana ada biaya investasi awal atau biaya tetap dan biaya variabel
cost. Biaya ini digunakan untuk kebutuhan peningkatan, kemajuan, serta
penunjang dalam kegiatan produksi produk. BEP atau Break Event Point adalah
biaya perhitungan bisnis untuk menentukan jumlah penjualan produk dalam upaya
pengembalian modal awal.

2.7 Layout Tata Letakk


Layout tata letak adalah sebuah ilmu yang digunakan mengatur peralatan,
mesin dalam menciptakan area kerja yang efektif, efesien dan aman serta
ergonomis. Layout dibuat dengan simulasi atau rancanagan design dengan
menggunakan software seperti Autocad dibuat dalam bentuk gambar mini dengan
memakai ukuran sesuai dengan aslinnya.
BAB III
HASIL PEMBAHASAN

3.1 Lokasi UMKM

Gambar 1. Survei Lokasi UMKM Berkat

UMKM Kursi Jepara terletak Jln. Lomaya, Desa Boidu, Kec. Bulango
Utara, Kabupaten Bone Bolango. UMKM Kursi Jepara merupakan usaha yang
bergerak dibidang produksi kursi dan meja. Memiliki peran yang sangat penting
bagi masyarakat digunakan buat perabotan rumah tangga yang digunakan sebagai
tempat duduk.
3.2.1 Routing Sheet Kursi Jepara

Routing Sheet
Waktu Produk/Mesin Scrap Bahan Bahan Kebutuhan
No Operasi Deskripsi Nama Mesin E%
(Mesin) (Jam) (%) Diminta Dipersiapkan Teori Aktual
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
01 Kerangka sandaran & Kaki Belakang
O-1 Pengukuran Meteran 0,83 72 0% 24050 2400000 80,32 0,15 1
O-2 Pengamplasan Mesin Amplas 10 6 0,17% 2400000 2404087 6,67 0,15 1
O-3 Pengecetan Kompresor 8,3 7 0,07% 2404087 2405771 8,03 0,15 1
02 Sandaran Kursi
O-4 Pengukuran Meteran 0,83 72 0% 600000 600000 80,32 0,16 1
O-5 Pengamplasan Mesin Amplas 6,66 9 0,7% 600000 604230 80,32 1,24 1
O-6 Pengecetan Kompresor 5 12 0,07% 604229 3/5 604653 80,32 0,98 1
03 Kaki Depan
O-7 Pengukuran Meteran 0,66 91 0% 348,00 348,00 101,01 0,15 1
O-8 Pengamplasan Mesin Amplas 5 12 0,5% 353,12 354,89 101,01 1,17 1
O-9 Pengecetan Kompresor 5 12 0,23% 353,82 354,64 101,01 1,17 1
04 Peyangga Alas 1
O-11 Pengukuran Meteran 0,83 72 0% 9600000 9600000 80,32 0,15 1
O-12 Pengamplasan Mesin Amplas 5 12 0,5% 9600000 9648241 13,33 0,15 1
O-13 Pengecetan Kompresor 4,1 14,6 0,23% 9648241 9670483 80,32 0,76 1
05 Peyangga Alas 2
O-14 Pengukuran Meteran 0,83 72 0% 15672 15672 80,32 0,15 1
O-15 Pengamplasan Mesin Amplas 5 12 0,50% 15672 15751 80,32 0,93 1
O-16 Pengecetan Kompresor 3,3 18 0,23% 9600000 9622131 20,02 0,15 1
06 Alas Kursi
O-17 Pengukuran Meteran 0,83 72 0% 9600000 9600000 80,32 0,15 1
O-18 Pemotongan Mesin Amplas 5 12 0,50% 9600000 9648241 80,32 0,93 1
O-19 Pengecetan Kompresor 6,66 9 0,23% 9648241 9670483 80,32 1,24 1

Routing Sheet
Waktu Produk/Mesin Scrap Bahan Bahan Kebutuhan
No Operasi Deskripsi Nama Mesin E%
(Mesin) (Jam) (%) Diminta Dipersiapkan Teori Aktual
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
O-10 Perakitan Press 10 6 0,02% 34550 34557 6,67 0,15 1
O-20 Perakitan Press 10 6 0,01% 456700 456745,6746 6,67 0,15 1
3.2.2 OPC Kursi Jepara

3.3 Analisis postur kerja pada pembuatan Kursi Jepara pada pemasangan
Jok menggunakan metode REBA dan RULA
a. Postur kerja untuk proses pemasangan jok sandaran
Dari tabel resiko di atas dapat diketahui nilai reba yang didapatkan dari
hasil perhitungan yaitu mempunyai skor 7, yang berarti perlu dilakukan tindakan
perbaikan yang mungkin dilakukan antara lain berupa perancangan ulang
peralatan kerja berdasarkan prinsip-prinsip egonomi. Hal ini mampu memberikan
tingkat ergonomic yang lebih baik lagi bagi pekerja.
b. Postur kerja untuk proses penjahitan
Dari tabel resiko di atas dapat diketahui nilai reba yang didapatkan dari
hasil perhitungan yaitu mempunyai skor 7 dengan level resiko sedang, yang
berarti perlu dilakukan tindakan perbaikan yang mungkin dilakukan antara lain
berupa perancangan ulang peralatan kerja berdasarkan prinsip-prinsip egonomi.
Hal ini mampu memberikan tingkat ergonomic yang lebih baik lagi bagi pekerja
c. Postur kerja untuk proses pemasangan kain
Dari tabel resiko di atas dapat diketahui nilai reba yang didapatkan dari
hasil perhitungan yaitu mempunyai skor 7 dengan level resiko sedang, yang
berarti perlu dilakukan tindakan perbaikan yang mungkin dilakukan antara lain
berupa perancangan ulang peralatan kerja berdasarkan prinsip-prinsip egonomi.
Hal ini mampu memberikan tingkat ergonomic yang lebih baik lagi bagi pekerja.

3.4 Analisis Material handling pada UMKM Kursi Jepara

UMKM Kursi Jepara saat ini memiliki karyawan produksi berjumlah 2


orang. Proses produksi tahu dilakukan secara manual tenaga manusia seperti
pencucian, perendaman, pemasakan, pencetakan, pendinginan, perebusan.
sedangkan pada proses penggilingan menggunakan peralatan semi manual yaitu
mesin giling . UMKM memiliki desain tata letak fasilitas produksi yang belum
berdasarkan perancangan tata letak sistematis. Hal ini menyebabkan aliran
material handling semakin panjang. Pola aliran material handling pada layout
UMKM Kursi Jepara tidak beraturan.

Jarak Gudang penyimpanan bahan baku dengan fasilitas perendaman


cukup berjauhan. Fasilitas perendaman menuju fasilitas penggilingan juga
memiliki jarak yang jauh, karena peletakan fasilitas - fasilitas produksinya tidak
berdekatan sesuai dengan urutan proses pengerjaan bahan/material. Kemudian,
pada fasilitas pemotongan dengan fasilitas ke tempat penyimpanan bahan jadi
sangat berjauhan sehingga dapat menambah biaya pada material handling.

3.5 Biaya Tranportasi


Tabel 3.1 Kapsitas Gudang Utama
Gudang Peyimpanan Suplly Gudang (Rata-Rata/Perbulan)
Desa Boidu Bone Bolango 120 Unit

Tabel 3.2 Permintaan Gudang Cabang


Cabang Suplly Cabang (Perbulan/Unit)
Desa Boidu - Kota Utara Kota Gorontalo 35
Desa Boidu - Paguyaman Boalemo 40
Desa Boidu – Marisa Pohuwato 35

Tabel 3.3 Biaya Transportasi Kursi Jepara dan Biaya Pengiriman/Pick Up sekali
pengiriman
No Jalur Distribusi Jumlah Biaya Transportasi dari
Kursi gudang Kecabang
1 Desa Boidu - Kota Utara Kota 35 Rp. 500.000
Gorontalo
2 Desa Boidu - Paguyaman 40 Rp. 950.000
Boalemo
3 Desa Boidu – Marisa 35 RP. 1.800.000
Pohuwato
Total 110 Rp. 3.250.000
3.6 Biaya Investasi dan BEP
A. Biaya Tetap (FC) atau Investasi Awal
Tabel 4.1 Biaya Tempat Pabrik

Tempat Usaha Unit Satuan Unit Harga Satuan Jumlah Harga

1 Bangunan Pabrikasi 1 m³ 360 Rp 500.000 Rp 180.000.000

2 Bangunan Fasilitas 1 m³ 30 Rp 500.000 Rp 47.500.000


Total Rp 227.500.000

Tabel 4.2 Biaya Mesin dan Peralatan

Nama Mesin dan Peralatan


No Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah harga
Produksi

1 Meteran 3 Buah Rp45.000 Rp 135.000

2 Mesin Gerinda 3 Buah Rp350.000 Rp 1.050.000

3 Mesin Amplas 2 Buah Rp400.000 Rp 800.000

4 Mesin Kompresor 1 Buah Rp3.000.000 Rp 3.000.000

5 Mesin Hekter Tembak


Tabel 14.3 Biaya
Buah
BahanRp500.000
Baku Rp 500.000

6 Mesin Jahit 1 Buah Rp1.500.000 Rp 1.500.000


Keb.
Keb.
Total Rp 6.985.000
Dalam Jumlah Harga
No Bahan Baku Satuan Dalam Harga Satuan Keb. Dalam 1 Bulan Keb. Dalam 1 Tahun
1 dalam 1 Minggu
Produk 15
produk

1 Kursi Setengah Jadi Buah 1 15 Rp 750.000 Rp 11.250.000 Rp 45.000.000 Rp 540.000.000

2 Busa Buah 1 15 Rp 8.000 Rp 120.000 Rp 480.000 Rp 5.760.000


3 Kain Dus 1 15 Rp 15.000 Rp 225.000 Rp 900.000 Rp 10.800.000
4 Karet Ban Dus 1 15 Rp 2.000 Rp 30.000 Rp 120.000 Rp 1.440.000
Total Rp 11.625.000 Rp 46.500.000 Rp 558.000.000

Tabel 4.4 Biaya Fasilitas Wc

No Nama Barang Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah harga


1 Closet 1 Buah Rp 400.000 Rp 400.000
2 Timba 2 Buah Rp 12.000 Rp 24.000
3 Ember 2 Buah Rp 25.000 Rp 50.000
4 Tempat Sampah 1 Buah Rp 30.000 Rp 30.000
Total Rp 504.000
Tabel 4.5 Biaya Fasilitas Kamar Tidur

No Nama Barang Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah harga


1 Kipas Angin 1 Buah Rp 400.000 Rp 400.000
2 Tv 1 Buah Rp 1.800.000 Rp 1.800.000
3 Kasur 2 Buah Rp 250.000 Rp 500.000
4 Karpet 2 Buah Rp 80.000 Rp 160.000
Total Rp 2.860.000

Tabel 4.6 Biaya Fasilitas Perlengkapan

No Nama Barang Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah harga


1 Pulpen 5 Buah Rp 2.500 Rp 12.500
2 Nota 4 Buah Rp 7.000 Rp 28.000
3 Buku Catatan 3 Buah Rp 15.000 Rp 45.000
4 Rak Penyimpanan 1 Buah Rp 500.000 Rp 500.000
Total Rp 585.500

Tabel 4.7 Biaya Pajak Bumi

No Biaya Pajak Bumi dan Bangunan Total


1 Bangunan 11%xRp180000000 Rp 900.000
2 Mesin dan Peralatan 11%xRp47500000 Rp 237.500
Total Rp 1.137.500
Tabel 4.8 Biaya Maintance

No Biaya Pemeliharaan : Total Biaya


1 Bangunan 11%xRp18000000 Rp 19.800.000
2 Mesin dan Peralatan 20%xRp6985000 Rp 1.397.000
Total Rp 21.197.000
Tabel 4.9 Biaya Tetap

No Nama Biaya Total Biaya


1 Biaya Tempat Pabrikasi Rp 227.500.000
2 Biaya Mesin dan Peralatan Rp 6.895.000
3 Biaya Bahan Baku Rp 558.000.000
4 Biaya Fasilitas Wc Rp 504.000
5 Biaya Fasilitas Kamar Tidur Rp 2.860.000
6 Biaya Fasilitas Perlengkapan Rp 585.500
7 Biaya Pajak Rp 1.137.500
8 Biaya Maintenance Rp 21.137.500
Total Rp 818.619.500
B. Biaya Variabel Cost
Tabel 4.10 Biaya Variabel Cost

No Jumlah Biaya satuan Bulan (Rp) Total Biaya Bulan (Rp) Total Biaya Tahun (Rp)

1 Biaya Buruh Langsung (6) Rp 2.200.000 Rp 13.200.000 Rp 158.400.000

2 Biaya Listrik Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 14.400.000


3 Biaya Telepon Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000

4 Biaya Tak Terduga Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 6.000.000

Total Rp 181.200.000

 Produksi

a. Kapasitas Produksi/Tahun

= Nilai (EOQ x Shift ) x Hari Kerja Efektif x 4 Minggu x 10 Bulan

= Nilai (5 x 1 Shift ) x 6 x 4 x 10

=1200 Produk/Tahun

b. Total Biaya Produksi

= Biaya tetap (FC) + Biaya variable (VC)

= Rp 818.619.500 + Rp 181.200.000

= Rp 999.819.500

 Harga Pokok Produksi

= Total Biaya Produksi Biaya Tetap/Kapasitas Produksi

Rp.999.819.500
=
1200

= Rp. 833.182,91
 Presentase Nilai Keuntungan

= Presentasi Nilai keuntungan yang digunakan = 20%

= Biaya keuntungan = 0,2 x Rp 833.182,91 = Rp 166.636,582

 Harga Jual/Produk

= Presentase Nilai Keuntungan + Harga Pokok Produksi

= Rp 166.636,582 + Rp. 833.182,91 = Rp. 999.819,492

Maka Harga Jual/Produk adalah Rp. 999.819,492

 Total Harga Jual/Tahun

= Harga Jual/Produk x Kapasitas Produksi

= Rp. 999.819,492 x 1200 Unit/Tahun = Rp. 1.199.783.390,4

Penentuan Break Event Point

FC
BEP ( Rupiah ) =
VC
1
Total Penjualan

Rp 999.819.500
=
Rp 181.200.000
1
Rp . 1.199.783.390,4

Rp 999.819.500
=
1  0,15102

Rp 999.819.500
=
0,8489

Jadi BEP ( Rupiah ) = Rp. 1.177.782.424,31

BEP (Rupiah)
BEP ( Unit ) =
Harga Jual
Rp. 177.782.424,31
=
Rp. 999.819,492

= 1.178,161 Unit

Jadi BEP ( Unit ) = 1.178 Unit

3.7 Layout UMKM Kursi Jepara

Gambar 3.1 Layout UMKM Kursi Jepara

Gambar diatas adalah gambar layout UMKM Kursi Jepara. Dimana A


sampai H adalah letal-letak dalam tempat usaha UMKM.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasi pembahasan diatas maka penyusun menyimpulkan sebagai berikut


yaitu:

1. Lokasi penelitian di UMKM Kursi Jepara Desa Boidu, Kecamatan


Bolango Utara, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
2. Dihasilkannya OPC, serta Routing Sheet, serta analisis pada postur kerja
serta perbaikan postur kerja dan hitungan material handling.
3. Didapatkannya biaya transportasi pada pendistribusian kursi jepara dari
gudang ke cabang sekali pengiriman yaitu 110 Unit dengan 3 tujuan
cabang dengan total biaya Rp. 3.250.000
4. Biaya Keseluruhan atau biaya investasi pada UMKM Kursi Jepara dalam
setahun yaitu Rp 999.819.500 serta nilai BEP ( Rupiah )= Rp.
1.177.782.424,31 dan BEP ( Unit )= 1.178 Unit
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan pada analisis perancangan pada UMKM
Kursi Jepara Desa Boidu, Kec. Bulango Utara, Kab Bone Bolango. Maka karena
itulah penyusun mengharapakan agar peneliti selanjutnya menggunakan metode
analisis yang lain agar hasil yang di hasilkan akan dapat memberikan hasil yang
sesuai dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Hudaningsih, N., Mashabai, I., & Prayoga, R. (2019). Analisa Pengukuran Beban
Kerja dengan Metode Stopwatch Time Study dan FTE di UD. Prasetya
Rangga. Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri Dan Informasi, 8(1), 50–63.
https://doi.org/10.31001/tekinfo.v8i1.697

Rangka, P., & Maggio, P. T. (2021). ALTERNATIF SOLUSI PERBAIKAN


POSTUR KERJA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI RANGKA PT. MAGGIO
HOME CENTER BEKASI Riyadi Aji Mustofa 1) , Dene Herwanto 2). 9(3),
233–240.

Tiogana, V., & Hartono, N. (2020). Analisis Postur Kerja dengan Menggunakan
REBA dan RULA di PT X. Journal of Integrated System, 3(1), 9–25.
https://doi.org/10.28932/jis.v3i1.2463

Anda mungkin juga menyukai