Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

CAPSTONE DESIGN PROJECT


Dosen Pengampuh : Chalis Fajri Hsb, S.T, M.Sc

OLEH
KELOMPOK 8
1. Hebernius Simanjuntak (188150021)
2. Trinaldo Sihotang (188150019)
3. Rizky Azhari (188150025)
4. Suriadi (188150114)
5. Dea Dwiani (188150098)
6. Nandita Dwi Fitrianty (198150093)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur praktikan ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Capstone Design Project.
Adapun tujuan penulisan proposal ini adalah untuk menyelesaikan salah satu langkah
dalam pembuatan capstone design projek. Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Medan Area, serta dibantu oleh dosen pengampuh, maka akhirnya selesailah
proposal capstone design. Kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang memberikan bantuan baik moril maupun materil, antara lain:
1. Bapak Yudi Daeng Polewangi, ST, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Medan Area.
2. Bapak Chalis Fajri Hsb, S.T, M.Sc selaku Dosen Pengampuh pada mata kuliah Capstone
Design Program Studi Teknik Industri Universitas Medan Area.
Kami menyadari betul bahwa proposal ini belum sempurna, meskipun kami sudah
berusaha semaksimal mungkin. Untuk ini kami mohon kiranya dapat dimaklumi dan kami
ucapkan terima kasih.

Universitas Medan Area


Medan, 17 Oktober 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................................... 2

1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 2

1.4 Batasan Masalah ................................................................................................................. 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 3

BAB III ........................................................................................................................................... 7

METODOLOGI PERANCANGAN ............................................................................................... 7

3.1 Tahapan Perencanaan ........................................................................................................ 7

3.2 Perencanan Solusi ............................................................................................................... 8

3.3 Capaian Keluaran ............................................................................................................... 8

3.4 Jadwal Pelaksanaan ............................................................................................................ 9

BAB IV ......................................................................................................................................... 10

PENUTUP .................................................................................................................................... 10

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk memperoleh keberhasilan sesuai dengan tujuan dan arah yang ingin dicapai oleh
suatu usaha produksi, maka diperlukan suatu perencanaan yang benar-benar harus
dipersiapkan dan dirancang dengan matang dan baik sehingga nantinya akan dapat menunjang
pencapaian tujuan produksi. Salah satu perencanaan yang harus diperhatikan adalah mengenai
perencanaan tata letak dan penempatan tempat usaha yang bersangkutan. Hal ini penting,
karena suatu perusahaan yang tidak memperhitungkan bagaimana sebaiknya penataan dan
penempatan tempat usaha dan produksi yang baik maka akan berpengaruh pada kegiatan
perusahaan itu nantinya. Perencanaan itu dapat meliputi bagaimana sebaiknya susunan
bangunan yang akan digunakan agar sesuai dengan kegiatan perusahaan atau juga bagaimana
sebaiknya pembagian dan penempatan ruang–ruang dan mesin atau peralatan kerja dan
produksi.
Tata letak menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk dapat
merancang penetapan fasilitas-fasilitas produksi agar tidak mengganggu kegiatan produksi.
Penempatan fasilitas-fasilitas produksi pada UKM pembuatan parang saling terpisah-pisah
sehingga membuat waktu pengerjaan menjadi panjang dan output yang dihasilkan tidak
maksimal.
Kinerja yang optimal serta produktivitas yang tinggi dari sumber daya manusia merupakan
aspek signifikan yang ingin dicapai secara kontinu oleh suatu perusahaan. Adapun salah satu
kendala yang dialami yaitu kurang maksimalnya hasil produksi, dikarenakan kinerja seorang
pekerja yang kurang maksimal dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini dikarenakan pada
proses produksinya masih menggunakan alat secara manual, sehingga pada kondisi seperti ini
dapat menyebabkan terjadinya resiko cidera otot pada pekerja.
Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Sebagai upaya pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, perlu diidentifikasi sumber bahaya yang ada di tempat kerja dan dievaluasi tingkat
risikonya serta dilakukan pengendalian yang memadai.

1
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas maka dapat semakin jelas pentingnya tata
letak pabrik yang optimal dalam merancang dan membangun suatu perusahaan, perusahaan
dituntut untuk dapat lebih memperpanjang waktu kerja karyawan untuk dapat menyelesaikan
pesanan produk tepat waktu. Maka, tata letak bisa didesain ulang agar lebih efesien untuk para
pekerja dalam menyelesaikan hasil produksi dan juga tetap memperhatikan keselamatan kerja
maupun kenyamanan karyawan agar kinerja karyawan semakin bagus.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka kami dapat merumuskan
permasalahan pada UKM Pembuatan Parang sebagai berikut: “Bagaimana perencanaan
penempatan tata letak fasilitas setiap stasiun kerja pada UKM pada pembuatan parang, yang
mengakibatkan lamanya waktu bekerja dan semua tempat tidak terpakai maksimal”.

1.3 Tujuan
Adapun tujuannya adalah :
1. Untuk menghasilkan rancangan layout yang lebih baik
2. Melakukan evaluasi terhadap tata letak yang sekarang ini dipakai pada ruang
produksi

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalahnya meliputi :
1. Penelitian dilakukan di bagian produksi UKM Pembuatan Parang
2. Penelitian dilakukan untuk merancang tata letak fasilitas yang dapat menciptakan
keharmonisan antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungannya
3. Menentukan tata letak dengan menggunakan metode ARC.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Tata Letak (Layout) Fasilitas/Pabrik


Tata letak fasilitas adalah suatu perencanaan yang terintegrasi dari aliran atau arus
komponen-komponen suatu produk (barang dan atau jasa) di dalam sebuah sistem operasi
(manufaktur dan atau non manufaktur) guna memperoleh interelasi yang paling efektif dan
efesien antara pekerja, bahan, mesin dan peralatan serta penanganan dan pemindahan bahan,
barang setengah jadi, dari bagian yang satu ke bagian yang lainnya.

Peranan Perancangan Tata Letak Fasilitas


Menurut Apple (1990, p3), perancangan tata letak fasilitas berperan penting sebagai berikut :
1. Suatu perencanaan aliran barang yang efisien merupakan prasyarat untuk mendapatkan
produksi yang ekonomis.
2. Pola aliran barang yang merupakan dasar bagi perencanaan fasilitas fisik yang efektif.
3. Perpindahan barang merubah pola aliran statis menjadi suatu kenyataan yang dinamis,
menunjukkan cara bagaimana suatu barang dipindahkan.
4. Susunan fasilitas yang efektif disekitar pola aliran barang dapat menghasilkan pelaksanaan
yang efisien dapat meminimumkan biaya produksi.
5. Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum.

Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Fasilitas


Menurut Sritomo (1992, p53), secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah
mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi,
aman, dan nyaman sehingga akan dapat digunakan untuk menaikkan moral kerja dan
performansi kerja dari operator. Lebih spesifik lagi suatu tata letak yang baik akan memberikan
beberapa keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Menaikkan Output Produksi.
Biasanya tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar dengan
ongkos yang sama atau lebih sedikit, man hour yang lebih kecil, dan mengurangi jam kerja
mesin.

3
2. Mengurangi Waktu Tunggu (Delay).
Mengatur keseimbangan antara waktu untuk operasi produksi dan beban dari masing-masing
departemen atau mesin sehingga akan mengurangi delay yang berlebihan.
3. Mengurangi Proses Pemindahan Bahan (Material Handling).
Tata letak yang baik akan lebih menekankan untuk meminimalkan aktivitas-aktivitas
pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung. Hal ini akan mendapatkan
penghematan akan biaya perpindahan bahan, pendayagunaan yang lebih baik akan pemakaian
mesin, tenaga kerja atau fasilitas produksi, mengurangi work in process, menyingkatkan proses
manufaktur, mengurangi kemacetan dan lainnya.

Secara singkat langkah-langkah untuk merencanakan tata letak pabrik adalah sebagai berikut :
1. Analisa produk, yaitu aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang harus
dibuat.
2. Analisa proses, adalah langkah untuk menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan
produk.komponen.
3. Analisa macam dan jumlah mesin / peralatan serta luas area yang dibutuhkan.
4. Perancangan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik

Analisis perancangan tataletak fasilitas produksi menggunakan metode activity


relationship chart (ARC)
Metode Activity Relationship Chart (ARC) atau derajat hubungan keterkaitan adalah suatu
teknik untuk merencanakan keterkaitan antara stasiun kerja berdasarkan derajat hubungan
kegiatan yang dinyatakan penilaian dengan menggunakan huruf dan angka yang menunjukkan
alasan untuk sandi tersebut. Dengan metode ini, penulis membuat perancangan tata letak baru
sesuai dengan hubungan keterkaitan antara stasiun kerja agar kegiatan produksi berjalan efektif
dan efisien sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai.

Hubungan Keterkaitan Kegiatan


Menurut Hadiguna dan Setiawan (2008: 87) teknik konvensional hubungan keterkaitan
kegiatan ini tidak menggunakan formulasi matematis yang rumit, sehingga kita mudah
memahaminya. Namun, pada sisi lain persyaratan utama dalam menerapkan teknik ini adalah

4
pengalaman perancang. Ada tiga bagian utama hubungan keterkaitan kegiatan perancangan
tata letak yang dapat dirinci sebagai berikut:
 Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang telah didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas
pabrik.
 Menyiapkan lembaran Activity Relationship Chart (ARC) dan mengisinya dengan nama-
nama fasilitas yang telah ditetapkan.

Merumuskan alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar bahwa fasilitas-fasilitas dapat


didekatkan atau harus dijauhkan.
1) Memberikan penilaian berdasarkan sistem penilaian yang telah disepakati.
2) Merangkum hasil penilaian ARC ke dalam work sheet.
3) Menyiapkan Block Template sejumlah fasilitas yang akan dirancang tata letaknya.
4) Menyusun Activity Relationship Diagram (ARD) berdasarkan tingkat hubungan.
5) Menyiapkan Area Template berdasarkan kebutuhan luas lantai setiap fasilitas.
6) Membuat Area Alloacting Diagram (AAD).

Activity Relationship Chart (ARC)


Nilai-nilai yang menunjukkan derajat hubungan dicatat sekaligus dengan alasan-alasan yang
mendasarinya dalam sebuah peta hubungan aktivitas (Activity Relationship Chart) yang telah
dikembangkan oleh Richard Muther (1973) dalam Wignjosoebroto (2000: 199). Suatu peta
hubungan aktivitas dapat dikontruksikan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen yang akan diatur tata letaknya
dan dituliskan daftar urutannya dalam peta.
2) Lakukan interview (wawancara) atau survey terhadap karyawan dari setiap departemen yang
tertera dalam daftar peta dan juga dengan manajemen yang berwenang.
3) Definisikan kriteria hubungan antar departemen yang akan diatur letaknya berdasarkan
derajat keterdekatan hubungan serta alasan masing-masing dalam peta. Selanjutnya tetapkan
nilai hubungan tersebut untuk setiap hubungan aktivitas antar departemen yang ada dalam peta.
4) Diskusikan hasil penilaian hubungan aktivitas yang telah dipetakan tersebut dengan
kenyataan dasar manajemen. Secara bebas beri kesempatan untuk evaluasi atau perubahan
yang lebih sesuai. Checking, rechecking dan tindakan koreksi perlu dilakukan agar ada
konsistensi atau kesamaan persepsi dari mereka yang terlibat dalam hubungan kerja.

5
Work sheet
Hadiguna dan Setiawan (2008: 93) mengatakan setelah pengisian ARC selesai, kemudian
dilanjutkan dengan merekapitulasi ke dalam work sheet. Tidak ada penghitungan dalam
pengisian work sheet. Kegunaan work sheet adalah memudahkan perancang untuk mengetahui
tingkat hubungan sebuah pusat kegiatan atau fasilitas satu dengan yang lainnya. Adapun proses
work sheet menurut Apple (1990: 228), adalah:
1) Kenali semua kegiatan pelayanan yang penting atau kegiatan tambahan.
2) Bagilah ke dalam kelompok-kelompok.
3) Himpun data tentang aliran barang/bahan, informasi, pegawai, dsb.
4) Tentukan faktor-faktor atau sub-faktor yang mana saja yang menentukan keterkaitan.
5) Siapkan formulir lembar kerja.
6) Masukkan kegiatan yang sedang dianalisis.
7) Masukkan derajat kedekatan yang diinginkan (di atas).
8) Masukkan angka sandi (di bawah) untuk menunjukkan alasan.
9) Tinjau kembali peta keterkaitan kegiatan

6
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
3.1 Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan bertujuan untuk menjelaskan langkah-langkah yang ada pada
perencanaan untuk menghasilkan produk meja multifungsi. Berikut adalah diagram alir
perencanaan dan pengembangan produk meja multifungsi dalam penelitian capstone
design project untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan. Gambar flowchart
capstone design project dapat dilihat pada gambar 3.1.
design project dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 flowchart Chapstone Design Project

7
Flowchart capstone design project pada gambar 3.1 dimulai dengan menyurvey
tempat, tempat penelitian yang disurvey adalah UKM pembuatan parang.
Langkah kedua yaitu menganalisis permasalahan yang ada di tempat penelitian,
permasalahan yang di temukan adalah tata letak fasilitas yang kurang optimal sehingga
fasilitas tidak terpakai secara maksimal.
Langkah ketiga yaitu menemukan solusi dari permasalahan , solusi dari pemasalahan
tersebut adalah membuat atau merancang tata letak fasilitas yang baru.
Langkah Keempat yaitu merancang tata letak fasilitas yang baru/yang lebih optimal
dengan beberapa metode yaitu :
1. Metode Activity Relationship Chart (ARC)
Merancang tata letak fasilitas dengan memperhitungkan hubungan antara
alat/mesin yang satu dengan mesin yang lain.
2. Metode Nordic

3.2 Perencanan Solusi


Perencanaan solusi merupakan suatu proses dimana suatu tim berusaha untuk memenuhi
tujuan-tujuan dari suatu penelitian melalui pengembangan dan implementasi dari sebuah
rencana yang komprehensif. Perencanaan solusi untuk mendefinisikan bagaimana cara
pemecahan dari masalah yang ada di capstone design project. Berikut merupakan
perencanaan solusi dalam capstone design project.
1. Menentukan tingkat hubungan antar alat-alat atau mesin dalam proses produksi
menggunakan metode ARC ( Activity Relationship Chart ).

3.3 Capaian Keluaran


Output pada capstone project design ini adalah rancangan tata letak fasilitas yang dimana
tata letak fasilitas ini adalah tata letak yang lebih optimal dari sebelumnya. Tata letak
fasilitas ini dirancang dengan memperhatika beberapa aspek, guna untuk mempermudah
proses produksi, pemakaian lokasi/tempat secara maskimal, dan mengurangi tingkat
kecelakaan atau cedera pada penempa parang.

8
3.4 Jadwal Pelaksanaan
Gantt Chart adalah sejenis diagram batang yang menunjukkan aktifitas untuk suatu proyek
dan waktu perencanaan dan implementasi, seperti waktu ketika aktifitas akan dimulai dan
juga batas waktu dimana aktifitas tersebut sudah selesai. Berikut adalah Gantt Chart yang
dapat dilihat pada gambar 3.2.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada projek capstone design ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Peneliti mengangkat masalah dari UKM Pembuatan parang, dimana terjadi masalah
pada lantai produksi yang meliputi tata letak yang kurang efektif sehingga pekerjaan
menjadi lama dan banyak tempat yang tidak terpakai.
2. Metode penyelesaian yang digunakan adalah metode ARC
3. Output pada capstone project design ini adalah rancangan tata letak fasilitas yang
dimana tata letak fasilitas ini adalah tata letak yang lebih optimal dari sebelumnya

10
DAFTAR PUSTAKA

Qoriyana, Farieza, Fifi Herni Mustofa dan Susy Susanty. 2014. Rancangan Tata Letak Fasilitas
Bagian Produksi pada CV. INSAN MADANI. Jurnal Teknik Industri Itenas Vol. 01
No.03.Journal: 1- 13.

Winarno, Heru. 2015. Analisis Tata Letak Fasilitas Ruang Fakultas Teknik Universitas Serang
Raya Dengan Menggunakan Metode Activity Relationship Chart (ARC). Jurnal Teknik
Industri Fakultas teknik Universitas Serang Raya. Journal: 1-10

Safitri, Nadia Dini, Zainal Ilmi, and M. Amin Kadafi. "Analisis perancangan tataletak fasilitas
produksi menggunakan metode activity relationship chart (ARC)." Jurnal Manajemen 9.1
(2017): 38-47.

11

Anda mungkin juga menyukai