Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS

UMKM TAHU MBA SRI

OLEH :

Ni Kadek Fany Novarika (561419026)

PRODI S1-TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan hidayah-nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
ini guna dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas
dengan waktu yang tepat. Tanpa bantuan dari teman – teman saya sebagai penyusun
atau penulis tugas besar ini tidak akan sanggup menyelesaikan tugas ini dengan baik
dan tepat waktu.

Selaku penulis menyadari bahwa tentunya laporan ini masih belum di katakan
sempurna dan juga masih banyak kekeliruan yang terdapat di dalamnnya. Tidak lupa
pula penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Mata kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas ini iyang mana telah membimbing
kami dalam penyusunan laporan ini, sehingga bisa selesai tepat waktu.

Demikian Laporan ini dibuat semoga dapat bermanfaat dan berguna sebagai
mana mestinya bagi para pembaca.

i Gorontalo, i09 iJuni i2022

Ni Kadek Fany Novarika

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2

1.3 Tujuan..................................................................................................................2

1.4 Manfaat................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................2

2.1 Tata Letak (Layout)..............................................................................................2

2.2 Metode Activity Relationship Chart (ARC).........................................................2

2.3 Activity Relationship Diagram (ARD).................................................................3

2.4 From To Chart (FTC)..........................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN............................................................................................5

3.1 Profil UMKM.......................................................................................................5

3.2 Layout .................................................................................................................6

3.2.1 Identifikasi Masalah......................................................................................6

3.3 Solusi yang di berikan..........................................................................................7

3.4 Activity Relation Chart (ARC)............................................................................8

3.5 Activity Relationship Diagram (ARD).................................................................9

3.6 Perbandingan From To Chart Layout Sebelum dan Sesudah............................11

3.6.1 From To Chart dan Layout Sebelum...........................................................11

3.6.2 From To Chart dan Layout Sesudah..........................................................12

ii
BAB VI PENUTUP....................................................................................................14

4.1 Kesimpulan........................................................................................................14

4.2 Saran..................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahu merupakan makanan yang masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia, karena merupakan makanan yang bergizi dan sumber protein yang tinggi
dengan harga yang terjangkau oleh hampir semua lapisan masyarakat. Saat ini
pembuatan tahu umumnya masih disediakan oleh usaha tahu skala kecil dan
menengah. Industri ini sebenarnya menggunakan strategi konvensional, meskipun
minat terhadap tahu sangat tinggi dan daya beli individu terhadap produk ini cukup
tinggi.Usaha rumahan pembuatan tahu umumnya dimulai dengan menghancurkan
kacang kedelai yang telah dikupas bersih dan kemudian dimasak hingga
menggelembung. Setelah adonan tahu matang, akan dipisahkan dan ditumpuk serta
dicetak. Tahu yang sudah mengeras bentuknya, pas untuk dipotong. Cara paling
umum untuk membuat tahu dapat dipesan ke dalam proses aliran material maju,
dengan suksesi proses penanganan material yang layak.

Tata letak (layout) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang
ada merupakan landasan utama dalam dunia industri. Pada umumnya tata letak pabrik
yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal
akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Tata
letak fasilitas produksi mempunyai dampak tehadap proses oprasi perusahaan,
terutama dalam hal ditinjau dari segi kegiatan atau proses produksi salah satunya
perpindahan material dari satu unit ke unit lainya, sampai material tersebut menjadi
barang jadi. Dengan tata letak fasilitas atau mesin-mesin produksi yang baik, sebuah
pabrik dapat membuat produk dengan jumlah yang maksimal dengan kondisi
aktivitas produksi yang optimal. Perancangan ulang tata letak dibutuhkan apabila
pabrik mengalokasikan mesin-mesin baru, juga perlu bagi sebuah pabrik untuk
meninjau lagi tata letaknya karena dirasakan ada penurunan produktivitas ataupun
untuk memperbaiki kinerja pabrik. Tata letak (layout) pabrik meliputi perencanaan

1
dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja
pada masing-masing stasiun kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Tata letak fasilitas yang ada di UMKM Tahu Mba Sri ini memiliki sedikit
masalah yaitu pada jarak antara penyimpanan material dengan stasiun kerja 1 yang
agak jauh meyebabkan banyak waktu dan juga tenaga yang terbuang sehingga tidak
efisien dari masalah yang terjadi dapat dirumuskan permasalan sebagai berikut :
1. Bagaimana solusi yang di berikan terhadap permasalan UMKM tersebut
2. Bagaimana penerapan Activity Relation Chart (ARC) dan Activity
Relationship Diagram (ARD) pada pembuatan layout
3. Bagaimana Perbandingan From To Chart Layout Sebelum dan Sesudah

1.3 Tujuan
1. Mengetahu bagaimana solusi yang di berikan terhadap permasalan UMKM
tersebut
2. Mengetahui bagaimana penerapan Activity Relation Chart (ARC) dan Activity
Relationship Diagram (ARD) pada pembuatan layout
3. Mengetahu bagaimana Perbandingan From To Chart Layout Sebelum dan
Sesudah

1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa, yaitu bisa mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah di
dapatkan pada saat proses pembelajaran.
2. Bagi UMKM, yaitu untuk membantu memperbaiki tataletak yang kurang
efisien terhadap UMKM tersebut.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tata Letak (Layout)
Tata letak (layout) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang
ada merupakan landasan utama dalam dunia industri. Pada umumnya tata letak pabrik
yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal
akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Tata
letak fasilitas produksi mempunyai dampak tehadap proses oprasi perusahaan,
terutama dalam hal ditinjau dari segi kegiatan atau proses produksi salah satunya
perpindahan material dari satu unit ke unit lainya, sampai material tersebut menjadi
barang jadi. Tata letak merupakan keputusan meliputi penempatan mesin pada tempat
terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan kantor)
atau pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau supermarket). Sebuah tata
letak yang efektif memfasilitasi terjadinya aliran bahan, manusia dan informasi di
dalam suatu wilayah dan antarwilayah. Dengan tata letak fasilitas atau mesin-mesin
produksi yang baik, sebuah pabrik dapat membuat produk dengan jumlah yang
maksimal dengan kondisi aktivitas produksi yang optimal. Perancangan ulang tata
letak dibutuhkan apabila pabrik mengalokasikan mesin-mesin baru, juga perlu bagi
sebuah pabrik untuk meninjau lagi tata letaknya karena dirasakan ada penurunan
produktivitas ataupun untuk memperbaiki kinerja pabrik. Tata letak (layout) pabrik
meliputi perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-
orang yang bekerja pada masing-masing stasiun kerja. Jika disusun secara baik, maka
operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien (Wignjosoebroto, 2009).

Tata letak fasilitas dan penanganan bahan adalah salah satu industri yang
dapat memengaruhi kinerja dalam suatu industri. Tata letak yang tidak tepat dapat
menyebabkan waktu pemindahan bahan menjadi tidak efektif karena jarak antar
stasiun yang jauh. Kegiatan dalam industi harus diatur dan didesain sehingga tercipta
kegiatan yang saling mendukung sesuai aliran bahan dan keterkaitan kegiatan. Tata
letak yang baik adalah tata letak yang mampu memanfaatkan ruang untuk proses

2
secara efektif agar dapat meningkatkan kualitas ruang serta meminimalkan biaya
penanganan bahan. Hadiguna dkk. (2008) mendefinisikan tata letak sebagai
kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Sistem
material handling yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan
mengganggu kelancaran proses produksi sehingga memengaruhi industri secara
keseluruhan. Sedangkan Purnomo (2004) menyebutkan tata letak fasilitas yang
dirancang dengan baik pada umumnya akan memberikan kontribusi yang positif
dalam optimalisasi proses operasi perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga
kelangsungan hidup perusahaan serta keberhasilan perusahaan.

2.2 Metode Activity Relationship Chart (ARC)


Metode Activity Relationship Chart (ARC) atau derajat hubungan keterkaitan
adalah suatu teknik untuk merencanakan keterkaitan antara stasiun kerja berdasarkan
derajat hubungan kegiatan yang dinyatakan penilaian dengan menggunakan huruf dan
angka yang menunjukkan alasan untuk sandi tersebut.
Nilai-nilai yang menunjukkan derajat hubungan dicatat sekaligus dengan
alasan-alasan yang mendasarinya dalam sebuah peta hubungan aktivitas (Activity
Relationship Chart) yang telah dikembangkan oleh Richard Muther (1973) dalam
Wignjosoebroto (2000: 199). Suatu peta hubungan aktivitas dapat dikontruksikan
dengan prosedur sebagai berikut:
1) Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen yang akan diatur
tata letaknya dan dituliskan daftar urutannya dalam peta.
2) Lakukan interview (wawancara) atau survey terhadap karyawan dari setiap
departemen yang tertera dalam daftar peta dan juga dengan manajemen yang
berwenang.
3) Definisikan kriteria hubungan antar departemen yang akan diatur letaknya
berdasarkan derajat keterdekatan hubungan serta alasan masing-masing dalam
peta. Selanjutnya tetapkan nilai hubungan tersebut untuk setiap hubungan aktivitas
antar departemen yang ada dalam peta.

3
4) Diskusikan hasil penilaian hubungan aktivitas yang telah dipetakan tersebut
dengan kenyataan dasar manajemen. Secara bebas beri kesempatan untuk evaluasi
atau perubahan yang lebih sesuai. Checking, rechecking dan tindakan koreksi
perlu dilakukan agar ada konsistensi atau kesamaan persepsi dari mereka yang
terlibat dalam hubungan kerja. (Safitri, Ilmi, and Kadafi 2017)
2.3 Activity Relationship Diagram (ARD)
Activity Relationship Diagram (ARD) adalah diagram hubungan antar
aktivitas (departemen/mesin) berdasarkan tingkat prioritas kedekatan, sehingga
diharapkan ongkos handing minimum. Dasar untuk membuat ARD adalah TSP, jadi
yang menempati prioritas pertama pada TSP harus didekatkan letaknya lalu diikuti
prioritas berikutnya. Area pada ARD diasumsikan sama, baru pada revisi disesuaikan
berdasarkan ARD lini dan areanya sesuai dengan luas dari masing-masing aktivitas
yang terpencil dengan skala tertentu. Warna yang digunakan dalam pembuatan ARD
sebagai berikut:
 Dept. Pabrikasi menggunakan warna biru langit
 Dept. Assembling menggunakan warna hijau
 Dept. Receiving menggunakan warna kuning
 Dept. Shipping menggunakan warna merah

2.4 From To Chart (FTC)


From To Chart (FTC) kadang disebut pula sebagai trip Frequency Chart atau
Travel Chart yaitu suatu teknik konfensional yang umum digunakan untuk
perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalamsuatu proses
produksi.Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi dimana banyak items
yangmengalirmelalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor dan
lain-lain. Padadasarnya from to chart merupakan adaptasi dari “Mileage Chart”
yangumumnyadijumpai pada suatu peta perjalanan (road map), angka-angka yang
terdapat dalamsuatu From To Chart akan menunjukkan total dari berat beban yang

4
harus dipindahkan,jarak perpindahan bahan, volume atau kombinasi-kombinasi dari
faktor-faktor ini (Handayani 2018)

5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil UMKM

Gambar 1. Survei Lokasi UMKM Tahu Mba Sri

Umkm Pabrik Tahu Mba Sri terletak di Jl. Taman Pendidikan Kec. Kota
Timur, Kota Gorontalo. UMKM Pabrik Tahu Mba Sri merupakan usaha yang
bergerak dibidang makanan (Tahu), yang memiliki peran yang sangat penting untuk
kebutuhan pangan masyarakat Gorontalo.

6
3.2 Layout

Gambar 2. Layout

Keterangan :

1. Tempat Penyimpanan
2. Tempat Perendaman Kedelai
3. Tempat Penggilingan Kedelai
4. Tempat Perebusan/ Pemasakan Kedelai
5. Tempat Penyaringan dan Proses Pengasaman
6. Tempat Pengepresan/ Pencetakan Tahu
7. Tempat Pemotongan Tahu dan Menyimpan Tahu Setelah Jadi

3.2.1 Identifikasi Masalah


Berdasarkan layout UMKM yang saya pilih, Pola aliran yang ada di UMKM
ini yaitu U-Shape. Pola aliran ini adalah pola dimana  akhir dari proses produksi akan
berada pada lokasi yang sama dengan awal proses produksinya. Dimana dipabrik ini
proses awal produksi yaitu mengambil material (kedelai) pada penyimpanan / gudang

7
dan diakhiri dengan pemotongan tahu. Berdasarkan hal tersebut menurut saya tata
letaknya sudah baik dan dilihat dari urutan proses produksi tidak ada masalah hanya
saja pada jarak antara penyimpanan material dengan stasiun kerja 1 yang agak jauh
meyebabkan banyak waktu dan juga tenaga yang terbuang sehingga tidak efisien.

3.3 Solusi yang di berikan


Perancangan tata letak yang baik akan menentukan bagaimana aktivitas-
aktivitas dari mesin produksi dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat menunjang
proses produksi secara efektif dan efisien. Tata letak yang baik akan memberikan
aliran bahan yang efisien, jarak pemindahan bahan yang lebih pendek, dan ongkos
pemindahan bahan yang minimum (Apple 1990: 2).

Berdasarkan pernyataan diatas solusi yang dapat saya berikan yaitu dengan
memendekkan jarak atau pemindahan penyimpanan material agar lebih dekat dengan
proses produksi pertama atau stasiun kerja 1, agar waktu maupun tenaga pekerja tidak
terbuang sia-sia.

3.4 Activity Relation Chart (ARC)


Peta hubungan aktivitas atau Activity Relationship Chart adalah suatu cara atau teknik
yang sederhana di dalam merencanakan tata letak fasilitas atau departemen berdasarkan
derajat hubungan aktivitas.
Derajat hubungan keterkaitan (Activity Relationship Chart) Dinyatakan
penilaian dengan menggunakan huruf dan angka yang menunjukkan alasan untuk
sandi tersebut.

8
Gambar 3. ARC UMKM Tahu Mba Sri

3.5 Activity Relationship Diagram (ARD)


Activity Relationship Diagram (ARD) adalah diagram hubungan antaraktivitas
(departemen/mesin) berdasarkan tingkat prioritas kedekatan, sehingga diharapkan ongkos
handling minimum.

9
Gambar 4. Layout UMKM Tahu Mba Sri

Keterangan :

1. Tempat Penyimpanan
2. Tempat Perendaman Kedelai
3. Tempat Penggilingan Kedelai
4. Tempat Perebusan/ Pemasakan Kedelai
5. Tempat Penyaringan dan Proses Pengasaman
6. Tempat Pengepresan/ Pencetakan Tahu
7. Tempat Pemotongan Tahu dan Menyimpan Tahu Setelah Jadi

Gambar 5. ARD pada UMKM Tahu Mba Sri

10
Gambar di atas merupakan gambaran ARD (Activity Relationship Diagram dari UMKM
Tahu Mba Sri

3.6 Perbandingan From To Chart Layout Sebelum dan Sesudah


3.6.1 From To Chart dan Layout Sebelum

Gambar 6. Layout Sebelum


Keterangan :
1. Tempat Penyimpanan
2. Tempat Perendaman Kedelai
3. Tempat Penggilingan Kedelai
4. Tempat Perebusan/ Pemasakan Kedelai
5. Tempat Penyaringan dan Proses Pengasaman

11
6. Tempat Pengepresan/ Pencetakan Tahu
7. Tempat Pemotongan Tahu dan Menyimpan Tahu Setelah Jadi

Gambar 7. Rekapitulasi Perhitungan From To Chart Sebelum


3.6.2 From To Chart dan Layout Sesudah

Gambar 8. Layout Sesudah


Keterangan :
1. Tempat Penyimpanan

12
2. Tempat Perendaman Kedelai
3. Tempat Penggilingan Kedelai
4. Tempat Perebusan/ Pemasakan Kedelai
5. Tempat Penyaringan dan Proses Pengasaman
6. Tempat Pengepresan/ Pencetakan Tahu
7. Tempat Pemotongan Tahu dan Menyimpan Tahu Setelah Jadi

Gambar 9. Rekapitulasi Perhitungan From To Chart Sesudah

13
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti setiap tahapan-tahapan yang telah dilakukan dari metode
yang digunakan dalam kasus Pabrik Tahu Mba Sri ini, maka penelitian yang di
lakukan menghasilkan sebuah alternatif yang di dapat dari hasil evaluasi yaitu
perancangan ulang tata letak fasilitas agar lebih efesien serta meminimalisirkan jarak
jarak stasiun kerja yang cukup jauh.

4.2 Saran
Saran yang dapat di berikan yaitu agar lebih memperhatikan tata letak serta
penempatan beberapa fasilitas agar dapat mempermudah dalam melakukan pekerjaan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Adiasa, Iksan, Ryan Suarantalla, Muhammad Sayyid Rafi, and Koko Hermanto.
2020. “Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pabrik Di CV. Apindo Brother
Sukses Menggunakan Metode Systematic Layout Planning (SLP).” Performa:
Media Ilmiah Teknik Industri 19(2):151–58. doi: 10.20961/performa.19.2.43467.
Handayani, Dewita. 2018. “Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pada
Ud. Mapan Jaya.” Undergraduate Thesis 10–27.
Purnomo, Bambang Herry, Andrew Setiawan Rusdianto, and Muhammad Hamdani.
2019. “Desain Tata Letak Fasilitas Produksi Pada Pengolahan Ribbed Smoked
Sheet (RSS) Di Gunung Pasang Panti Kabupaten Jember.” Jurnal Agroteknologi
7(2):167–77.
Safitri, Nadia Dini, Zainal Ilmi, and M. Amin Kadafi. 2017. “Analisis Perancangan
Tataletak Fasilitas Produksi Menggunakan Metode Activity Relationship Chart (
ARC ) Analysis of Layout of Production Facility Using Activity Relationship
Chart ( ARC ).” Jurnal Manajemen 9(1):38–47.

15
16

Anda mungkin juga menyukai