MANAJEMEN OPERASI
KELOMPOK IV
“PERENCANAAN TATA LETAK PERUSAHAAN”
Oleh :
1. Ahmad Yuliyanto (2016120363)
2. Dodi Purnama (2016121471)
3. Krisjayanti (2016122124)
AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa Kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam industri, keberadaan pabrik merupakan kunci penentu kemampuan daya saing
perusahaan. Seluruh konsep, rencana, dan umpan balik yang diperoleh akan
Pabrik adalah kumpulan bahan, mesin, peralatan dan pekerja yang dirangkai oleh
spesifikasi yang telah ditetapkan. Posisi pabrik yang sangat strategis di industri
yang sesuai. Maka dari itu, tata letak pabrik perlu direncanakan dan dirancang dengan
baik dan benar. Penataan mesin-mesin di dalam pabrik sangat menentukan kinerja pabrik
secara keseluruhan. Efisiensi dan efektivitas pabrik dipengaruhi oleh tata letak pabrik.
Persaingan industri memerlukan strategi dari segala aspek termasuk aspek produk, proses
dan jadwal.Permasalahan industry tidak hanya menyangkut seberapa besar investasi yang
harus ditanam, prosedur produksi dan pemasaran hasil produksi namun memerlukan
4
perencanaan fasilitas yang meliputi perencanaan lokasi fasilitas maupun rancangan
fasilitas. Perancangan fasilitas meliputi perancangan system fasilitas, tata letak pabrik
fasilitas yang satu dengan rancangan fasilitas lainnya sehingga dalam proses perancangan
fasilitas harus dilakukan seefisien mungkin. Salah satu yang termasuk dalam
perancangan fasilitas adalah tata letak. Tata letak yang baik adalah tata letak yang dapat
material handling yang kurang baik akan mengganggu kelancaran proses produksi.
Secara umum industri banyak mengalami kendala dalam hal jarak pemindahan bahan
baku (material handling) yang kurang efisien, seperti pada proses produksi yang terdapat
aliran pemindahan bahan yang berpotongan (cross movement) dikarenakan tata letak
mesin yang kurang teratur. Tata letak mesin yang tidak teratur dan jarak antar ruangan
produksi yang cukup jauh dapat mengakibatkan proses produksi terganggu sehingga
dapat memperlambat proses produksi. Penerapan model atau simulasi tata letak
BAB II
ISI
5
2.1 Pengertian Tata Letak
1. Hadiguna (2008) mendefinisikan tata letak sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang
diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Sistem material handling yang kurang
sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan mengganggu kelancaran proses
2. Purnomo (2004) menyebutkan tata letak fasilitas yang dirancang dengan baik pada
umumnya akan memberikan kontribusi yang positif dalam optimalisasi proses operasi
perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta
keberhasilan perusahaan. Tata letak pabrik ini meliputi perencanaan dan pengaturan
letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja pada masing-masing
stasiun kerja. Jika disusun secara baik, maka operasi kerja menjadi lebih efektif dan
efisien (Wignjosoebroto, 2009). Pada dasarnya tujuan utama perancangan tata letak
adalah optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh
3. Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk konsep,
dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya
digambarkan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan,
tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas
6
pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai
tujuan usaha secara ekonomis dan aman (Apple, tahun 1990: 2). Tata letak pabrik juga
merupakan salah satu bagian terbesar dari suatu studi perancangan fasilitas (Facilities
design). Facilities design sendiri terdiri dari pelokasian pabrik (plant location) dan
perancangan gedung (building design) dimana sebagaimana diketahui bahwa antara tata
letak pabrik (plant layout) dengan penanganan material (material handling) saling
berkaitan erat (Fred E. Meyers ,tahun1993 : 1). Penyusunan tata letak yang baik dapat
memperlihatkan suatu penyusunan daerah kerja yang paling ekonomis untuk dijalankan,
disamping itu akan menjamin keamanan dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja
dapat meningkat bila penyusun tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif.
4. Menurut Apple (1990) tata letak pabrik merupakan suatu susunan fasilitas fisik yang
terdiri atas perlengkapan, tenaga, bangunan, dan sarana lain yang harus mempunyai
informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara efektif, efisien,
orang, material, dan mesin yang memiliki datang secara bersama-sama untuk maksud
7
membuat produk yang dapat dihitung atau menyediakan layanan jasa. Perencanaan
fasilitas meliputi penentuan lokasi sistem manufaktur dan perencanaan fasilitas yang
Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau
Secara sempit, Plant Layout diartikan sebagai pengaturan tata letak/penyusunan fasilitas
fisik dari pabrik tersebut.Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya
yaitu pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari
Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini kita artikan
arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi
dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
8
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya,
serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang
diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Semua kasus desain tata letak harus
Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan
perlu diubah).
9
Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan
segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk beroperasi produksi aman, dan
nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih
spesifik lagi tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan–keuntungan dalam
Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar atau
lebih sedikit, man hours yang lebih kecil, dan/atau mengurangi jam kerja mesin
(machine hours).
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing–masing
departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang bertanggung jawab
terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana
Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan
10
4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service.
Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin–mesin yang berlebihan, dan
lain–lain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik. Suatu
perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba mengatasi segala masalah
5. Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau
Faktor–faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan lain–lain adalah erat kaitannya
dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak membantu
sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah dari suatu operasi langsung ke
bahan setengah jadi (material in process). Problem ini terutama bisa dilaksanakan
dengan mengurangi waktu tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk
segera diproses.
operasi satu dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu
serta storage yang tidak diperlukan maka waktu yang diperlukan dari bahan baku
11
untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam pabrik dapat
diperpendek sehingga secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek.
operator. Perencanaan tata letak pabrik adalah juga ditujukan untuk membuat
suasana kerja yang nyaman dan aman bagi mereka yang bekerja didalamnya. Hal–
hal yang bisa dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari
bekerja dalam suatu pabrik yang segala sesuatunya diatur secara tertib, rapi dan
baik. Penerangan yang cukup, sirkulasi yang nyaman, dan lain–lain akan
kepuasan kerja akan dapat lebih ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu
saja berupa performance kerja yang lebih baik dan menjurus kearah peningkatan
produktivitas kerja.
Mempermudah aktivitas supervise. Tata letak pabrik yang terencana baik akan
diatas, maka seorang supervisor akan dapat dengan mudah mengamati segala
aktivitas yang sedang berlangsung diarea kerja yang berada dibawah pengawasan
12
Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran. Material yang menunggu, gerakan
secepatnya, serta menjaganya untuk selalu bergerak, maka labor cost akan dapat
dikurangi sekitar 40% dan yang lebih penting hal ini akan mengurangi problema
bahan. Layout yang baik akan memberikan luasan yang cukup untuk seluruh
operasi yang diperlukan dan proses bisa berlangsung mudah dan sederhana.
Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan
baku atau pun produk jadi. Tata letak yang direncanakan secara baik akan dapat
produk jadi. Getaran–getaran, debu, panas, dan lain–lain dapat secara mudah
Tata letak dan pemindahan bahan berpengaruh paling besar padaproduktifitas dan
keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkandengan faktor-faktor lainnya. Selain itu,
13
material handling sangat berpengaruh sebagai 50% penyebab kecelakaan yang terjadi
Dalam pelaksanaanya, tata letak dan material handling memiliki hubungan yangt idak
Tata letak proses (process layout)/tata letak fungsional adalah penyusunan tata letak
dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang
14
Gambar 1. Contoh tata letak proses (Wignjosoebroto, 2000)
Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau production
line layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan
operasi dari sebuah produk. Sistem ini dirancang untuk memproduksi produk-produk
dengan variasi yang rendah dan volume yang tinggi (mass production). Untuk itu
dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan produktifitas tinggi dengan ongkos yang
rendah.
15
Gambar 2. Contoh tata letak produk (Wignjosoebroto, 2000)
menyebabkan produknya tidak mungkin atau sukar untuk dipindahkan. Produk tetap
berada ditempat yang telah ditentukan, namun peralatan dan tenaga kerja yang mendatangi
produk tersebut. Misalnya: pembuatan kapal laut, pesawat terbang, lokomotif, atau
proyek-proyek konstruksi (produk besar/bulky), tapi berlaku juga untuk industri perakitan
16
Gambar 3. Contoh tata letak posisi tetap (Wignjosoebroto,2000)
Perangkat lunak yang dapat digunakan untuk penyusunan tata letak, anatara lain:
17
b. Memungkinkan penggunaan alat-alat/mesin-mesin yang multiguna sehingga dapat
f. Pekerjaan routing, penjadwalan dan akunting biaya yang lebih sulit, karena setiap
18
b. Persediaan barang dalam proses rendah
b. Perubahan desain produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya tata letak yang
bersangkutan.
19
b. Adanya kesempatan untuk pengayaan tugas.
pekerjaan.
d. Biasanya memerlukan ruang yang besar dan persediaan barang dalam proses yang
tinggi.
GUDANG
Dalam hal ini gudang terbagi atas 2 bagian, yaitu gudang untuk receiving dan
shipping, dimana pada masing-masing gudang tersebut dihitung tempat yang paling
memungkinkan dengan perhitungan pada bahan atau material yang akan ditempatkan,
20
Tumpukan
Contoh :
Allowance 200%
Penyelesaian :
Rak
Jika untuk ukuran material diatas dibatasi dengan ukuran rak; Ukuran rak 80 x 200 x
100 cm
21
Maka :
tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang
terjadi dalam operasi. Kemudian harus diperhatikan tipe layout yang akan digunakan :
mengelompokkan tiap jenis mesin dalam satu kelompok untuk melaksanakan jenis
22
A A B B C C
A C C
A B B
2. Layout by Product; Lauout yang merupakan suatu garis operasi yang artinya
A B C E
E
A B C
23
3. Group Layout; Merupakan penggabungan layout proses dengan layout
produk dengan cara penyelesaian suatu operasi pada suatu departemen kemudian
kapal laut, sehingga memungkinkan mesin atau peralatan yang mendatangi objek
produk.
Kembali pada OMH maka proses material handling ini merupakan perhitungan ongkos
yang diperlukan untuk suatu pergerakan material dari suatu departemen ke departemen
lain.
24
Ongkos Material Handling dengan menggunakan alat angkut
Hand Truck
Fork Lift
25
Sehingga ongkos material handling untuk alat angkut menggunakan
From to chart merupakan penggambaran tentang berapa total ongkos material handling,
OMH, dari suatu bagian aktivitas menuju aktivitas yang lainnya dalam suatu pabrik.
26
KE A B C D JUMLA
DARI H
A Xxxxxx 10 20 30 60
xx
B - Xxxxxx - 40 40
xx
C - 20 Xxxxxx 10 10
xx
D 20 - - Xxxxxx 20
xx
JUMLA 20 30 20 80 150
OUTFLOW
Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang keluar dari suatu mesin
27
KE A B C D
DARI
XXX
B - XXXX - 2
XXX
XXX
D 0.3 - - XXXX
XXX
Ongkos dari A ke B 10
Ongkos A – B = = 0,25
Ongkos yang keluar dari B 40
30
A–D= = 1,5
20
INFLOW
28
KE A B C D
DARI
B - XXXXXXX - 0.5
XXX
D 1.0 - - XXXX
XXX
Ongkos dari A ke B 10
Ongkos A – B = = 0,333
Ongkos yang masuk ke B 30
20
A–D= = 1,0
20
TSP adalah menentukan urutan prioritas berdasarkan data yang diperoleh dari OutFlow
29
Untuk persoalan diatas :
Prioritas I II III IV V
A D C B
B D
C B D
D A
ARD adalah menerapkan hasil dari TSP ke dalam suatu diagram untuk menyusun tingkat
C B
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC)
30
Dalam industri pada umumnya terdapat sejumlah kegiatan atau aktivitas yang
menunjang jalannya suatu industri. Setiap kegiatan atau aktivitas tersebut saling
berhubungan (berinteraksi) antara satu dengan lainnya, dan yang paling penting
saling berhubungan antara satu dengan lainnya ditinjau dari beberapa kriteria, maka
dalam perencanaan tata letak pabrik harus dilakukan penganalisaan yang optimal.
Teknik ARC
antar aktifitas tersebut yang dikonversikan dalam bentuk huruf, sebagai berikut :
31
N TINGKAT KEPENTINGAN KODE WARNA
3 PENTING I HIJAU
4 BIASA O BIRU
32
g. Melakukan aliran kerja yang sama
tersebut dibuat kedalam kertas kerja (work sheet) yang dibuat sebagai berikut :
A E I O U X
1 Rec.& Shipp. 2 - 5 3, 4, 8 6, 7 -
2 Stock Room 1, 5 - - 3, 4, 8 6, 7 -
3 Tool Rom 4, 5 - - 1, 2 6, 7, 8 -
4 Maintenance 3, 5 - - 1, 2, 8 6, 7 -
5 Production 2, 3, 4 6, 7, 8 1 - - 4
6 Locker Room - 5 7 8 1, 2, 3 -
33
8 Office - 5 - -
Area Alocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC. Dimana dalam ARC telah
diketahui kesimpulan tingkat kepentingan antar aktivitas dengan demikian berarti bahwa ada
sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan ada juga sebaliknya. Atau
dapat dikatakan bahwa hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata
letak aktivitas tersebut. Kedekatan tata letak aktivitas tersebut ditentukan dalam bentuk Area
Alocation Diagram. Adapun dasar pertimbangan dalam prosedur pengaloaksian area ini
ARD
AAD ini merupakan lanjutan penganalisaan tata letak setelah ARC, maka sesuai
34
AAD merupakan Template secara global informasi yang dapat dilihat hanya
pemanfaatan area saja, sedangkan gambar visualisasi secara lengkap dapat dilihat
pada template yang merupakan hasil akhir dari penganalisaan dan perencanaan tata
letak pabrik.
MAINTENANCE
PRODUCTION
LOCKER ROOM
\
FOOD SERVICE
OFFICE
35
TEMPLATE
Template merupakan suatu gambaran yang telah jelas dari tata letak pabrik
yang akan dibuat dan merupakan gambaran detail dari AAD yang telah dibuat.
b. Tata letak pelayanan yang ada di pabrik, misalnya jalan, kantin, sarana olah raga, dan
lain-lain.
36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kesimpulan:
Manfaat dari Perencanaan Tata Letak Pabrik yang benar diantaranya, menjamin
keamanan(safety) dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat meningkat
bila penyusun tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif. Serta meningkatkan
3.2 Saran
Agar dapat menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami dan tidak terlalu
37
DAFTAR PUSTAKA
Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga. ITB,
Bandung.
Hadiguna, R. A. dan Setiawan, H. 2008. Tata Letak Pabrik. Andi Offset, Yogyakarta.
yang Ergonomis di STIA LAN Bandung, Jurnal Ilmu Administrasi, Volume VII No.
3, Bandung.
Osada, T. 2004. Sikap Kerja 5S. Cetakan Kelima. Penerbit PPM, Jakarta.
Ilmu, Yogyakarta.
Susetyo, J., Simanjuntak, R.A., dan Ramos J. M. 2010. Perancangan Ulang Tata Letak
Wignjosoebroto, S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga
38