Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASI
KELOMPOK IV
“PERENCANAAN TATA LETAK PERUSAHAAN”

Oleh :
1. Ahmad Yuliyanto (2016120363)
2. Dodi Purnama (2016121471)
3. Krisjayanti (2016122124)

AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa Kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman Kami, Kamiyakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu Kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah

Tangerang, September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4

BAB II ISI ................................................................................................................. 6

2.1 Pengertian Tata Letak ................................................................................... 6

2.2 Tujuan Tata Letak ......................................................................................... 11

2.3 Pentingnya Tata Letak ………………………………………………………… 11

2.4 Jenis Tata Letak …………………………………………………………….

2.5 Keuntungan dan Kerugian Tata Letak ……………………………………..

2.6 Perhitungan Tata Letak …………………………………………………….

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 1

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 13

3.2 Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam industri, keberadaan pabrik merupakan kunci penentu kemampuan daya saing

perusahaan. Seluruh konsep, rencana, dan umpan balik yang diperoleh akan

ditransformasikan kedalam pabrik. Pabrik merupakan elemen dari perusahaan yang

menerjemahkan kebutuhan manajemen agar dapat menjawab permintaan pasar.

Pabrik adalah kumpulan bahan, mesin, peralatan dan pekerja yang dirangkai oleh

pengorganisasian kegiatan secara teratur untuk memproduksi barang sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditetapkan. Posisi pabrik yang sangat strategis di industri

manufaktur maupun pengolahan mengharuskan adanya perhatian yang menyeluruh.

Strategi produksi yang diterapkan akan membutuhkan dukungan formasi mesin-mesin

yang sesuai. Maka dari itu, tata letak pabrik perlu direncanakan dan dirancang dengan

baik dan benar. Penataan mesin-mesin di dalam pabrik sangat menentukan kinerja pabrik

secara keseluruhan. Efisiensi dan efektivitas pabrik dipengaruhi oleh tata letak pabrik.

Perkembangan industri berdampak pada persaingan industri yang cukup ketat.

Persaingan industri memerlukan strategi dari segala aspek termasuk aspek produk, proses

dan jadwal.Permasalahan industry tidak hanya menyangkut seberapa besar investasi yang

harus ditanam, prosedur produksi dan pemasaran hasil produksi namun memerlukan

4
perencanaan fasilitas yang meliputi perencanaan lokasi fasilitas maupun rancangan

fasilitas. Perancangan fasilitas meliputi perancangan system fasilitas, tata letak pabrik

dan system penanganan material (pemindahan bahan).

Perancangan fasilitas mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara rancangan

fasilitas yang satu dengan rancangan fasilitas lainnya sehingga dalam proses perancangan

fasilitas harus dilakukan seefisien mungkin. Salah satu yang termasuk dalam

perancangan fasilitas adalah tata letak. Tata letak yang baik adalah tata letak yang dapat

menangani system material handling secara menyeluruh (Wignjosoebroto, 1996). Sistem

material handling yang kurang baik akan mengganggu kelancaran proses produksi.

Secara umum industri banyak mengalami kendala dalam hal jarak pemindahan bahan

baku (material handling) yang kurang efisien, seperti pada proses produksi yang terdapat

aliran pemindahan bahan yang berpotongan (cross movement) dikarenakan tata letak

mesin yang kurang teratur. Tata letak mesin yang tidak teratur dan jarak antar ruangan

produksi yang cukup jauh dapat mengakibatkan proses produksi terganggu sehingga

dapat memperlambat proses produksi. Penerapan model atau simulasi tata letak

diharapkan dapat membantu manajemen dalam melakukan analisis terhadap rencana

penataan ulang (relayout) fasilitas produksi di masa yang akan datang.

BAB II

ISI

5
2.1 Pengertian Tata Letak

Ada berbagai macam definisi tata letak pabrik, diantaranya :

1. Hadiguna (2008) mendefinisikan tata letak sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang

diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Sistem material handling yang kurang

sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan mengganggu kelancaran proses

produksi sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan.

2. Purnomo (2004) menyebutkan tata letak fasilitas yang dirancang dengan baik pada

umumnya akan memberikan kontribusi yang positif dalam optimalisasi proses operasi

perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta

keberhasilan perusahaan. Tata letak pabrik ini meliputi perencanaan dan pengaturan

letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja pada masing-masing

stasiun kerja. Jika disusun secara baik, maka operasi kerja menjadi lebih efektif dan

efisien (Wignjosoebroto, 2009). Pada dasarnya tujuan utama perancangan tata letak

adalah optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh

sistem produksi akan maksimal (Purnomo, 2004).

3. Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk konsep,

dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya

digambarkan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan,

tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas

6
pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai

tujuan usaha secara ekonomis dan aman (Apple, tahun 1990: 2). Tata letak pabrik juga

merupakan salah satu bagian terbesar dari suatu studi perancangan fasilitas (Facilities

design). Facilities design sendiri terdiri dari pelokasian pabrik (plant location) dan

perancangan gedung (building design) dimana sebagaimana diketahui bahwa antara tata

letak pabrik (plant layout) dengan penanganan material (material handling) saling

berkaitan erat (Fred E. Meyers ,tahun1993 : 1). Penyusunan tata letak yang baik dapat

memperlihatkan suatu penyusunan daerah kerja yang paling ekonomis untuk dijalankan,

disamping itu akan menjamin keamanan dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja

dapat meningkat bila penyusun tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif.

4. Menurut Apple (1990) tata letak pabrik merupakan suatu susunan fasilitas fisik yang

terdiri atas perlengkapan, tenaga, bangunan, dan sarana lain yang harus mempunyai

tujuan mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran

informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara efektif, efisien,

ekonomis dan aman.

5. Menurut Meyers (1993), tata letak pabrik merupakan pengaturan atau

pengorganisasian fasilitas-fasilitas fisik perusahaan untuk menghasilkan efisiensi

penggunaan peralatan, material, manusia dan energi.

6. Menurut Heragu (1997), fasilitas dapat didefinisikan sebagai bangunan dimana

orang, material, dan mesin yang memiliki datang secara bersama-sama untuk maksud

7
membuat produk yang dapat dihitung atau menyediakan layanan jasa. Perencanaan

fasilitas meliputi penentuan lokasi sistem manufaktur dan perencanaan fasilitas yang

mencakup perancangan terhadap sistem fasilitas, perancangan tata letak dan

perancangan sistem penanganan bahan yang diperlukan untuk aktivitas produksi.

7. Menurut Wignjosoebroto (2000),“Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata

cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.

Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau

fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan–gerakanmaterial,

penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen,

personil pekerja dan sebagainya”.

Secara sempit, Plant Layout diartikan sebagai pengaturan tata letak/penyusunan fasilitas

fisik dari pabrik tersebut.Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya

yaitu pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari

pabrik (department layout).

Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini kita artikan

sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada (the existing

arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang

baru sama sekali (the new layout plan).

Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi

dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak

8
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya,

serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang

efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang

diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Semua kasus desain tata letak harus

mempertimbangkan bagaimana untukdapat mencapai :

 Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.

 Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.

 Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.

 Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.

 Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan

perlu diubah).

Elemen akhir dalam strategi fasilitas mempertimbangkan berbagai fasilitas. Terdapat

empat jenis perbedaan dari aneka pilihan fasilitas yaitu :

 Fokus Produk (55 persen).

 Fokus Pasar (30 persen).

 Fokus Proses (10 persen).

 Serba guna (5 persen).

2.2 Tujuan Tata Letak

9
Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan

segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk beroperasi produksi aman, dan

nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih

spesifik lagi tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan–keuntungan dalam

sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut :

1. Menaikkan output produksi.

Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar atau

lebih sedikit, man hours yang lebih kecil, dan/atau mengurangi jam kerja mesin

(machine hours).

2. Mengurangi waktu tunggu (delay).

Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing–masing

departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang bertanggung jawab

terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana

baik akan dapat mengurangi waktu tunggu (delay) yang berlebihan.

3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling).

Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan

desainnya pada usaha–usaha memindahkan aktivitas–aktivitas pemindahan bahan pada

saat proses produksi berlangsung.

10
4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service.

Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin–mesin yang berlebihan, dan

lain–lain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik. Suatu

perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba mengatasi segala masalah

pemborosan pemakaian ruangan ini dan berusaha untuk mengoreksinya.

5. Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau

fasilitas produksi lainnya.

Faktor–faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan lain–lain adalah erat kaitannya

dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak membantu

pendayagunaan elemen–elemen produksi secara lebih efektif dan lebih efisien.

 Mengurangi inventory in process.Sistem produksi pada dasarnya menghendaki

sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah dari suatu operasi langsung ke

operasi berikutnya secepat–cepatnya dan berusaha mengurangi bertumpuknya

bahan setengah jadi (material in process). Problem ini terutama bisa dilaksanakan

dengan mengurangi waktu tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk

segera diproses.

 Proses manufacturing yang lebih singkat.Dengan memperpendek jarak antara

operasi satu dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu

serta storage yang tidak diperlukan maka waktu yang diperlukan dari bahan baku

11
untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam pabrik dapat

diperpendek sehingga secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek.

 Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari

operator. Perencanaan tata letak pabrik adalah juga ditujukan untuk membuat

suasana kerja yang nyaman dan aman bagi mereka yang bekerja didalamnya. Hal–

hal yang bisa dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari

operator haruslah dihindari.

 Memperbaiki moral dan kepuasan kerja.Pada dasarnya orang menginginkan untuk

bekerja dalam suatu pabrik yang segala sesuatunya diatur secara tertib, rapi dan

baik. Penerangan yang cukup, sirkulasi yang nyaman, dan lain–lain akan

menciptakan suasana lingkungan kerja yang menyenangkan sehingga moral dan

kepuasan kerja akan dapat lebih ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu

saja berupa performance kerja yang lebih baik dan menjurus kearah peningkatan

produktivitas kerja.

 Mempermudah aktivitas supervise. Tata letak pabrik yang terencana baik akan

dapat mempermudah aktivitas supervise. Dengan meletakkan kantor/ruangan

diatas, maka seorang supervisor akan dapat dengan mudah mengamati segala

aktivitas yang sedang berlangsung diarea kerja yang berada dibawah pengawasan

dan tanggung jawabnya.

12
 Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran. Material yang menunggu, gerakan

pemindahan yang tidak perlu, serta banyaknya perpotongan (intersection) dari

lintas yang ada akan menyebabkan kesimpangsiuran yang akhirnya akan

membawa kearah kemacetan. Dengan memakai material secara langsung dan

secepatnya, serta menjaganya untuk selalu bergerak, maka labor cost akan dapat

dikurangi sekitar 40% dan yang lebih penting hal ini akan mengurangi problema

kesimpangsiuran dan kemacetan didalam aktivitas pemindahan

bahan. Layout yang baik akan memberikan luasan yang cukup untuk seluruh

operasi yang diperlukan dan proses bisa berlangsung mudah dan sederhana.

 Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan

baku atau pun produk jadi. Tata letak yang direncanakan secara baik akan dapat

mengurangi kerusakan–kerusakan yang bisa terjadi pada bahan baku ataupun

produk jadi. Getaran–getaran, debu, panas, dan lain–lain dapat secara mudah

merusak kualitas material ataupun produk yang dihasilkan.

2.3 Pentingnya Tata Letak

Tata letak dan pemindahan bahan berpengaruh paling besar padaproduktifitas dan

keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkandengan faktor-faktor lainnya. Selain itu,

13
material handling sangat berpengaruh sebagai 50% penyebab kecelakaan yang terjadi

dalamindustri dan merupakan 40% dari 80% seluruh biaya operasional.

Dalam pelaksanaanya, tata letak dan material handling memiliki hubungan yangt idak

dapat dipisahkan satu sama lain.

2.4 Jenis Tata Letak

Terdapat beberapa jenis tata letak (lay-out) antara lain:

(1) Tata letak proses;

(2) Tata letak produk; dan

(3) Tata letak posisi tetap.

Tata letak proses

Tata letak proses (process layout)/tata letak fungsional adalah penyusunan tata letak

dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang

sama, contoh: pergudangan, rumah sakit, universitas, dan perkantoran.

14
Gambar 1. Contoh tata letak proses (Wignjosoebroto, 2000)

Tata letak produk

Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau production

line layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan

operasi dari sebuah produk. Sistem ini dirancang untuk memproduksi produk-produk

dengan variasi yang rendah dan volume yang tinggi (mass production). Untuk itu

dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan produktifitas tinggi dengan ongkos yang

rendah.

15
Gambar 2. Contoh tata letak produk (Wignjosoebroto, 2000)

Tata letak posisi tetap

Diperlukan apabila karena ukuran, bentuk ataupun karakteristik lain sehingga

menyebabkan produknya tidak mungkin atau sukar untuk dipindahkan. Produk tetap

berada ditempat yang telah ditentukan, namun peralatan dan tenaga kerja yang mendatangi

produk tersebut. Misalnya: pembuatan kapal laut, pesawat terbang, lokomotif, atau

proyek-proyek konstruksi (produk besar/bulky), tapi berlaku juga untuk industri perakitan

komputer atau arloji (perakitan/ pengujian ditempat yang sama).

16
Gambar 3. Contoh tata letak posisi tetap (Wignjosoebroto,2000)

Perangkat lunak yang dapat digunakan untuk penyusunan tata letak, anatara lain:

1. CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Technique).

2. COFAD (Computerized Facilities Design).

3. PLANET (Plan Lay Out Analysis and Evaluation Technique).

4. CORELAP (Computerized Relatonship Lay Out Planning).

5. ALDEP (Automated Lay Out Design Program).

2.5 Keuntungan dan Kerugian Tata Letak

Tata Letak Proses

keuntungan dari tata letak proses, antara lain:

a. Memungkinkan utilisasi alat/mesin yang tinggi.

17
b. Memungkinkan penggunaan alat-alat/mesin-mesin yang multiguna sehingga dapat

dengan cepat mengikuti perubahan jenis produksi.

c. Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan alat/mesin.

d. Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personil dan peralatan.

e. Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi peralatan.

Sedangkan kerugian dari tata letak proses, antara lain:

a. Peningkatan kebutuhan penanganan bahan (material handling) karena aliran proses

yang beragam dan tidak dapat digunakannya ban berjalan.

b. Pengawasan produksi lebih sulit.

c. Meningkatnya persediaan barang dalam proses.

d. Total waktu produksi perunit yang lebih lama.

e. Memerlukan skill yang lebih tinggi.

f. Pekerjaan routing, penjadwalan dan akunting biaya yang lebih sulit, karena setiap

ada order baru harus dilakukan perencanaan/perhitungan kembali.

Tata Letak Produk

Beberapa keuntungan menerapkan tata letak produk, antara lain:

a. Aliran material simpel dan langsung.

18
b. Persediaan barang dalam proses rendah

c. Total waktu produksi per unit rendah.

d. Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi.

e. Kebutuhan material handling yang rendah.

f. Pengawasan proses produksi yang lebih mudah.

g. Dapat menggunakan mesin khusus dan otomatis.

h. Dapat menggunakan ban berjalan karena aliran material sudah tertentu.

i. Kebutuhan material dapat diperkirakan dan dijadwal dengan mudah.

Sedangkan kekurangan dari tata letak produk adalah sebagai berikut:

a. Kerusakan pada sebuah mesin dapat menghentikan produksi.

b. Perubahan desain produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya tata letak yang

bersangkutan.

c. Apabila terdapat bottle neck dapat mempengaruhi proses keseluruhan.

d. Biasanya memerlukan investasi mesin/peralatan yang besar.

e. Karena sifat pekerjaannya yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan

Tata Letak Posisi Tetap

Adapun keuntungan menggunakan tata letak tetap, antara lain:

a. Berkurangnya gerakan material.

19
b. Adanya kesempatan untuk pengayaan tugas.

c. Sangat flexibel, dapat mengakomodasi perubahan dalam desain produk, bauran

produk, dan volume produksi.

d. Dapat memberikan kebanggaan pada pekerja karena dapat menyelesaikan seluruh

pekerjaan.

Sedangkan kelemahan menggunakan tata letak tetap, antara lain:

a. Gerakan personil dan peralatan tinggi.

b. Dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan.

c. Memerlukan tenaga kerja yang berkemampuan tinggi.

d. Biasanya memerlukan ruang yang besar dan persediaan barang dalam proses yang

tinggi.

2.6 Perhitungan Tata Letak

GUDANG

Dalam hal ini gudang terbagi atas 2 bagian, yaitu gudang untuk receiving dan

shipping, dimana pada masing-masing gudang tersebut dihitung tempat yang paling

memungkinkan dengan perhitungan pada bahan atau material yang akan ditempatkan,

ditambag dengan allowance yang diperlukan. Dilihat dari cara penyimpanannya

terdiri atas dua bagian, yaitu rak dan tumpukan.

20
Tumpukan

Contoh :

Ukuran material 40 cm x 100 cm x 20 cm (P x L x T)

Material yang dibutuhkan 100 buah

Maksimum tumpukan 5 buah

Allowance 200%

Penyelesaian :

40 x 100 x 20 = 80.000 cm2

80.000 / 20 = 4.000 cm2

1.00 x 100 = 400.000 cm2

400.000 / 5 (maks. Tumpukan) = 80.000 cm2

80.000 cm2 + (80.000 x 200%) = 240.000 cm2

Luas gudang = 1.200.000 cm2

Rak

Jika untuk ukuran material diatas dibatasi dengan ukuran rak; Ukuran rak 80 x 200 x

100 cm

21
Maka :

80 x 200 x 100 = 1.600.000 cm2

1.600.000 / 80.000 = 20 unit material

maka untuk 100 unit = 100 / 20 = 5 buah rak

Luas gudang = 5 (80 x 200) = 80.000 cm2

= 80.000 + (80,000 x 200%) = 240.000 cm2

ONGKOS MATERIAL HANDLING (OMH)

Aktivitas pemindahan bahan (material handling) merupakan salah satu yang

cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan bahan

tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang

terjadi dalam operasi. Kemudian harus diperhatikan tipe layout yang akan digunakan :

Ada beberapa tipe layout :

1. Layout by Process; Tipe layout yang diasa digunakan dengan

mengelompokkan tiap jenis mesin dalam satu kelompok untuk melaksanakan jenis

pekerjaan yang sejenis.

22
A A B B C C

A C C
A B B

2. Layout by Product; Lauout yang merupakan suatu garis operasi yang artinya

mesin disusun berdasarkan urutan proses operasi yang diperlukan.

A B C E

E
A B C

23
3. Group Layout; Merupakan penggabungan layout proses dengan layout

produk dengan cara penyelesaian suatu operasi pada suatu departemen kemudian

dilanjutkan dengan proses berikutnya.

4. Fixed Layout; Digunakan untuk produksi barang-barang besar, misalnya

kapal laut, sehingga memungkinkan mesin atau peralatan yang mendatangi objek

produk.

Kembali pada OMH maka proses material handling ini merupakan perhitungan ongkos

yang diperlukan untuk suatu pergerakan material dari suatu departemen ke departemen

lain.

1) Ongkos Alat Angkut

Ongkos Material Handling dengan tenaga Manusia

Maka ongkos perpindahan material menggunakan tenaga

manusia adalah sebesar:

24
Ongkos Material Handling dengan menggunakan alat angkut

Hand Truck

Sehingga ongkos material handling dengan menggunakan alat angkut

Hand Truck sebesar:

Ongkos Material Handling dengan menggunakan alat angkut

Fork Lift

25
Sehingga ongkos material handling untuk alat angkut menggunakan

Fork Lift sebesar:

 FROM TO CHART (FTC)

From to chart merupakan penggambaran tentang berapa total ongkos material handling,

OMH, dari suatu bagian aktivitas menuju aktivitas yang lainnya dalam suatu pabrik.

FTC diisi berdasarkan data dari OMH.

26
KE A B C D JUMLA

DARI H

A Xxxxxx 10 20 30 60

xx

B - Xxxxxx - 40 40

xx

C - 20 Xxxxxx 10 10

xx

D 20 - - Xxxxxx 20

xx

JUMLA 20 30 20 80 150

 OUTFLOW

Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang keluar dari suatu mesin

27
KE A B C D

DARI

A XXX 0.25 0.6 1.5

XXX

B - XXXX - 2

XXX

C - 0.5 XXXX 0.5

XXX

D 0.3 - - XXXX

XXX

Ongkos dari A ke B 10
Ongkos A – B =  = 0,25
Ongkos yang keluar dari B 40

30
A–D= = 1,5
20

INFLOW

Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang masuk dari ke mesin

28
KE A B C D

DARI

A XXXXXX 0.33 1.0 0.37

B - XXXXXXX - 0.5

C - 0.66 XXXX 0.12

XXX

D 1.0 - - XXXX

XXX

Ongkos dari A ke B 10
Ongkos A – B =  = 0,333
Ongkos yang masuk ke B 30

20
A–D= = 1,0
20

 TABEL SKALA PRIORITAS (TSP)

TSP adalah menentukan urutan prioritas berdasarkan data yang diperoleh dari OutFlow

atau InFlow (pilih salah satu).

29
Untuk persoalan diatas :

Berdasarkan out flow

Prioritas I II III IV V

A D C B

B D

C B D

D A

 ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD)

ARD adalah menerapkan hasil dari TSP ke dalam suatu diagram untuk menyusun tingkat

kedekatan berdasarkan prioritas yang telah dibuat.

Dari persoalan diatas :


A D

C B
 ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC)

30
Dalam industri pada umumnya terdapat sejumlah kegiatan atau aktivitas yang

menunjang jalannya suatu industri. Setiap kegiatan atau aktivitas tersebut saling

berhubungan (berinteraksi) antara satu dengan lainnya, dan yang paling penting

diketahui bahwa setiap kegiatan tersebut membutuhkan tempat untuk

melaksanakannya. Aktifitas atau kegiatan tersebut diatas dapat berupa aktivitas

produksi, administrasi, assembling, inventory, dll.

Sebagaimana diketahui diatas bahwa setiap kegiatan atau aktifitas tersebut

saling berhubungan antara satu dengan lainnya ditinjau dari beberapa kriteria, maka

dalam perencanaan tata letak pabrik harus dilakukan penganalisaan yang optimal.

Teknik yang digunakan sebagai alat untuk menganalisa hubungan antar

aktifitas yang ada adalah Activity Relationship Chart.

Teknik ARC

Teknik penganalisaan menggunakan ARC dikemukakan oleh Richard Muthe,

adalah sebagai berikut :

1. Hubungan antar aktifitas ditunjukkan dengan tingkat kepentingan hubungan

antar aktifitas tersebut yang dikonversikan dalam bentuk huruf, sebagai berikut :

31
N TINGKAT KEPENTINGAN KODE WARNA

1 MUTLAK PENTING A MERAH

2 PENTING TERTENTU E KUNING

3 PENTING I HIJAU

4 BIASA O BIRU

5 TIDAK PENTING U PUTIH

6 TIDAK DIINGINKAN X COKLAT

2. Alasan untuk menyatakan tingkat kepentingan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan catatan yang sama

b. Menggunakan personil yang sama

c. Menggunakan ruang yang sama

d. Tingkat hubungan personil

e. Tingkat hubungan kertas kerja

f. Urutan aliran kertas

32
g. Melakukan aliran kerja yang sama

h. Menggunakan peralatan dan fasilitas yang sama

i. Ribut, kotor, getaran, debu, dan lain-lain

j. Lain-lain yang mungkin perlu

Untuk mempermudah penganalisaan selanjutnya maka hubungan antar aktivitas

tersebut dibuat kedalam kertas kerja (work sheet) yang dibuat sebagai berikut :

WORK SHEET FOR ACTIVITY RELATIONSHIP CHART

NO. ACTIVITY DEGREE OF CLOSENESS

A E I O U X

1 Rec.& Shipp. 2 - 5 3, 4, 8 6, 7 -

2 Stock Room 1, 5 - - 3, 4, 8 6, 7 -

3 Tool Rom 4, 5 - - 1, 2 6, 7, 8 -

4 Maintenance 3, 5 - - 1, 2, 8 6, 7 -

5 Production 2, 3, 4 6, 7, 8 1 - - 4

6 Locker Room - 5 7 8 1, 2, 3 -

7 Food Service - 5 6 1,2,3 3, 8 6

33
8 Office - 5 - -

 AREA ALOCATION DIAGRAM (AAD)

Area Alocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC. Dimana dalam ARC telah

diketahui kesimpulan tingkat kepentingan antar aktivitas dengan demikian berarti bahwa ada

sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan ada juga sebaliknya. Atau

dapat dikatakan bahwa hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata

letak aktivitas tersebut. Kedekatan tata letak aktivitas tersebut ditentukan dalam bentuk Area

Alocation Diagram. Adapun dasar pertimbangan dalam prosedur pengaloaksian area ini

adalah sebagai berikut :

 Aliran produksi, material, peralatan

 ARC, informasi aliran, aliran personil, hubungan fisikal

 Tempat yang dibutuhkan

 ARD

AAD ini merupakan lanjutan penganalisaan tata letak setelah ARC, maka sesuai

dengan persoalan ARC diatas maka dapat dibuat AAD-nya.

34
AAD merupakan Template secara global informasi yang dapat dilihat hanya

pemanfaatan area saja, sedangkan gambar visualisasi secara lengkap dapat dilihat

pada template yang merupakan hasil akhir dari penganalisaan dan perencanaan tata

letak pabrik.

Gambar contoh AAD :

RECEIVING STOCK ROOM TOOL ROOM


&
SHIPPING

MAINTENANCE

PRODUCTION

LOCKER ROOM

\
FOOD SERVICE
OFFICE

35
TEMPLATE

Template merupakan suatu gambaran yang telah jelas dari tata letak pabrik

yang akan dibuat dan merupakan gambaran detail dari AAD yang telah dibuat.

Informasi yang dapat dilihat pada Template :

a. Tata letak kantor dan peralatannya

b. Tata letak pelayanan yang ada di pabrik, misalnya jalan, kantin, sarana olah raga, dan

lain-lain.

c. Tata letak bagian produksi, misalnya receiving, pabrikasi, assembling, shipping.

d. Aliran setiap material, mulai dari receiving sampai dengan shipping

36
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam makalah Perencanaan Tata Letak Pabrik diatas, terdapat beberapa

kesimpulan:

Manfaat dari Perencanaan Tata Letak Pabrik yang benar diantaranya, menjamin

keamanan(safety) dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat meningkat

bila penyusun tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif. Serta meningkatkan

efisiensi dan efktifitas kerja

3.2 Saran

Agar dapat menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami dan tidak terlalu

banyak menggunakan kalimat yang tidak perlu.

37
DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga. ITB,

Bandung.

Hadiguna, R. A. dan Setiawan, H. 2008. Tata Letak Pabrik. Andi Offset, Yogyakarta.

Listiani, T. 2010. Penerapan Konsep 5S dalam Upaya Menciptakan Lingkungan Kerja

yang Ergonomis di STIA LAN Bandung, Jurnal Ilmu Administrasi, Volume VII No.

3, Bandung.

Osada, T. 2004. Sikap Kerja 5S. Cetakan Kelima. Penerbit PPM, Jakarta.

Purnomo, H. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Cetakan Pertama. Graha

Ilmu, Yogyakarta.

Susetyo, J., Simanjuntak, R.A., dan Ramos J. M. 2010. Perancangan Ulang Tata Letak

Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group Technology dan Algoritma

Blocplan untuk Minimasi Ongkos Material Handling. Jurnal Teknologi, Volume

3 Nomor 1, edisi Juni 2010, pp. 75-84.

Wignjosoebroto, S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga

Cetakan keempat. Guna Widya, Surabaya.

38

Anda mungkin juga menyukai