Anda di halaman 1dari 8

JAWABAN PRESENTASI MANAJEMEN STRATEGI

KELOMPOK 1 “PT. PERTAMINA” :

1. Pertanyaan dari Amalia ( Kel. 7 )

Pertanyaan : Pada SWOT dibagian Kelemham terdapat point


yaitu :
“Kurangnya modal” apa yang menyebabkan PT. Pertamina
kekurangan modal padahal dibagain evaluasi finansial PT.
Pertamina itu sudah cukup baik ?

Jawaban : jadi kekurangan modal PT. Pertamina ini bukan masalah


modal finansial, tapi juga kekurangan modal dalam kegaiatan
eksplorasi dan eksplotasi sumber daya alamnya sehingga pt
pertamina masih butuh bantuan orang asing buat mengelolah
sumber daya alamnya dan sampai saat ini PT. Pertamina masih
melakukan kerjasama dengan negara asing agar proses eksplorasi
dan ekplotasi sumber daya alam dapat dilakukan sewcara
maksimal.
Contohnya :

1. PT Pertamina (Persero) mengalami kekurangan pasokan FAME


(Fatty Acid Methyl Ester) atau bahan campuran biodiesel B20
dari badan usaha yang memproduksi bahan bakar nabati
(BBN). "Seluruh instalasi Pertamina sudah siap blending B20.
Namun penyaluran B20 tergantung pada suplai FAME, di mana
hingga saat ini suplai belum maksimal didapatkan," kata
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati seperti dilansir
Antara, Jumat (21/9/2018). Dari 112 terminal BBM, baru 69
terminal BBM yang sudah menerima penyaluran FAME.
Sebagian besar daerah yang belum tersalurkan FAME berada
di kawasan timur seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua,
dan Sulawesi. Sementara itu, Direktur Pemasaran Retail
Pertamina, Mas'ud Khamid mengatakan, keberhasilan
Pertamina untuk mendukung program pemerintah tersebut
memang sangat bergantung keberlanjutan suplai FAME dari
para produsen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertamina
Kekurangan Bahan Campuran B20
", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/21/164659026/per
tamina-kekurangan-bahan-campuran-b20.

2. PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mendukung


kebijakan biodiesel 20% atau B20. Namun, Pertamina
kekurangan pasokan fatty acid methyl esters (FAME) sebagai
campuran B20.

Dari 112 terminal bahan bakar minyak (TBBM) Pertamina, baru


69 TBBM yang menerima pasokan FAME dari badan usaha
yang memproduksi bahan bakar nabati (BBN). Sebagian besar
daerah yang belum mendapat pasokan FAME berada di
kawasan timur seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua,
dan Sulawesi

"Seluruh instalasi Pertamina sudah siap blending B20. Namun


penyaluran B20 tergantung pada suplai FAME, di mana hingga
saat ini suplai belum maksimal didapatkan," kata Direktur
Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangannya,
Jumat (21/9/2018).

Artikel ini tayang di Detikfinance dengan judul “Pertamina


Kekurangan Pasokan Minyak Sawit untuk Biodiesel 20%”,
https://finance.detik.com/energi/d-4222350/pertamina-
kekurangan-pasokan-minyak-sawit-untuk-biodiesel-20

2. Pertanyaan dari Tabroni ( Kel. 5 )

Pertanyaan : Bagaimana PT. Pertamina melakukan analisis SWOT


dalam daerah terpencil ?

Jawaban : Analisis SWOT Pertamina di daerah terpencil


Strength
1. Pertamina menjadi satu-satunya pendistribusi BBM ke daerah
terpencil
2. Kualitas produk yg baik
Weekness
1. Jumlah armada yg kurang
Opportuniteies
1. Dukungan penuh dari pemerintah
2. Tidak adanya pesaing karna pesaing hanya ingin berbisnis di
daerah yg besar.
Threats
1. Infrastruktur yg tidak memadai menjadi penghambat dalam
pendistribusian BBM ke daerah terpencil

Salah satu cara PT. Pertamina melakukan Analisis SWOT dalam


daerah terpencil,
Contoh :
PT Pertamina (Persero) punya program Papua Satu Harga BBM
Nasional. Wilayah-wilayah di Papua bisa mendapatkan BBM
premium sama dengan harga secara nasional yakni Rp 6.450/liter,
dan solar Rp 5.150/liter.

Caranya dengan menyediakan lembaga-lembaga penyalur seperti


Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau Agen
Penyalur Minyak dan Solar (APMS) di daerah-daerah tersebut.

Setidaknya ada sekitar 8 daerah di Papua yang harga BBM-nya


jauh dari harga normal akibat tidak tersedianya lembaga penyalur
tersebut.
Wilayah tersebut adalah pegunungan Arfak di Papua Barat, Illaga
di Kabupaten Puncak, Kabupaten Tolikora, Yahukimo, Nduga,
Memberamo Tengah, Memberamo Jaya, dan Kab Intan Jaya.

Daerah-daerah ini kerap sulit diakses baik via laut, sungai, darat
maupun udara untuk tujuan pengiriman BBM.

"Masih ada 8 wilayah yang tidak tembus (tidak ada APMS atau
SPBU). Konsekuensinya pasti akhirnya harga dari SPBU, dibawa
tambah angkut, makanya ada daerah yang Rp 20.000/liter, ada
yang sampai Rp 60.000/liter, bahkan ada yang sampai Rp
100.000/liter," ujar Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad
Bambang saat ditemui di sela persiapan acara peresmian BBM
satu harga di Jayapura, Papua, Senin (17/10/2016).

Pertamina sendiri berinisiatif membuka beberapa Agen Premium


Minyak dan Solar (APMS) yang akan membuat harga BBM sama
dengan SPBU. Sekarang semua disamakan, artinya Pertamina
menanggung ongkos angkut hingga lokasi APMS di manapun
berada.

"Jadi, Pertamina sudah mensubsidi melalui efisiensi, ongkos


angkut ke APMS. Bukan hanya ke Papua tapi juga di seluruh
Indonesia. APMS itu harganya sama dengan SPBU untuk tahap
pertama ini," katanya.

Bambang mengatakan, setidaknya Pertamina menyiapkan


anggaran sekitar Rp 900 miliar untuk menyediakan Premium dan
Solar. Ia berujar, kebutuhan BBM di Papua sendiri tidak begitu
besar, hanya sekitar 5% dari kebutuhan nasional.

Namun dengan kondisi geografis di Papua, membuat Pertamina


selama ini sulit menjangkau wilayah-wilayah ini. Bambang
mengatakan, Pertamina telah menginvestasikan sejumlah
transportasi pendukung agar wilayah-wilayah di Papua ini bisa
terjangkau oleh ketersediaan BBM dengan harga yang normal
pula.

"Kalau bisa darat, kita pakai darat seperti di Arfak. Tapi daratnya
truk nggak mungkin. Jadi akhirnya kita pakai mobil 4x4 (off road).
Terus ada beberapa daerah juga yang bisa disuplai lewat laut,
terus dipindahkan ke sungai. Ada di Iluga, Membrano Tengah.
Yang lainnya harus lewat pesawat," tutur Bambang.

Pertamina kini menggunakan konsep subsidi silang, di mana


keuntungan di wilayah-wilayah lainnya di Indonesia digunakan
untuk mensubsidi ongkos angkut BBM di wilayah terdepan, terluar
dan terpencil di Indonesia.

"Di mana-mana kan perusahaan berpikir mau untung, habis untung


bisa reinvestasi untuk sustainability. Kami akan ubah polanya
bukan hanya sustain tapi juga socially. Jadi berkembang,
berkelanjutan dan bermanfaat," paparnya.

Dengan konsep ini, diharapkan terjadi penurunan harga BBM di


sejumlah wilayah tadi, dan bisa berdampak terhadap biaya
produksi, transportasi, dan logistik menjadi kecil.

"Makanya saya minta dengan konsep ini, BBM murah, biaya lain
dan logistik bisa murah. Di Terayan, semen itu dulu Rp 500.000 per
sak. Sekarang Rp 160-180 ribu. Kita harapkan di sini juga begitu,"
tukas Bambang.
Artikel ini tayang di Detikfinance dengan judul “Ini Cara Pertamina
Supaya Harga BBM di Papua Sama Dengan di Jawa
“,https://finance.detik.com/energi/d-3322295/ini-cara-pertamina-
supaya-harga-bbm-di-papua-sama-dengan-di-jawa

3. Pertanyaan dari Mei ( Kel. 5 )

Pertanyaan : Apa yang sudah dilakukan PT. Pertamina dalam


mengatasi ancaman ?

Jawaban : Beberapa ancaman bagi PT. Pertamina muncul


contoh :
BP, salah satu perusahaan energi internasional, merambah bisnis
penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersama mitra joint
venture-nya (perusahaan patungan), yakni PT AKR Corporindo.
Pekan ini, BP secara resmi mengumumkan telah membuka
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia.
Untuk tahap awal, BP dan AKR bakal membangun 350 unit SPBU
selama satu dekade ke depan. SPBU tersebut bakal dioperasikan
oleh Aneka Petorindo Raya (BP AKR Fuels Retail), perusahaan
joint venture yang baru didirikan BP. Vice President of New
Markets BP Neale Smither mengatakan, peluang perusahaannya
dalam persaingan penyalur BBM di Indonesia masih terbuka lebar.
Sebab, pihaknya yakin bahwa produk yang dipasarkan memiliki
bahan bakar inovatif yang diproduksi dengan active technology.
Kadar bensin yang dijual BP, kata Neale, mengandung formula
khusus yang akan mengatasi penumpukan kotoran dalam mesin
Baca selengkapnya di Tirto.id dengan judul "BP & AKR Buka
SPBU di Indonesia, Saingi Pertamina, Shell, dan
Total", https://tirto.id/bp-akr-buka-spbu-di-indonesia-saingi-
pertamina-shell-dan-total-dg2N.

Namun PT. Pertamina terus melakukan sesuatu untuk mengatasi


ancaman yang mereka hadapi, PT. Pertamina melakukan :

1. Melakukan peningkatan pelayanan


Contoh :
PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region III
memastikan kepuasan pelayanan kepada pelanggannya. Hal
tersebut dilakukan Pertamina dengan melakukan pengecekan
langsung ke SPBU 34 13501 Jl. Raya Condet Kramatjati, Jakarta
Timur sehubungan dengan kejadian pengisian BBM jenis Pertalite
oleh pemilik mobil Nissan Serena Nopol B 2224 SEB pada Rabu
(21/3).

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III, Dian


Hapsari Firasati mengatakan sebagai respon terhadap keluhan
yang disampaikan pelanggan, pada kejadian tersebut pihak SPBU
langsung meminta maaf kepada pemilik mobil dan mencarikan
solusi bersama dengan hanya membebankan biaya Pertalite
sebesar 55 liter kepada pihak konsumen.

Lebih lanjut Dian menambahkan, demi memastikan terjaminnya


kepuasan pelanggan, pihaknya pun telah melakukan uji tera
nozzle Pertalite tersebut.

“Setelah kami melakukan uji tera sesuai dengan ketentuan standar


Pertamina, didapatkan bahwa nozzle tersebut sudah sesuai
standar yaitu dengan batas toleransi dibawah -60 ml / 20 liter. Kita
dapati nozzle tersebut setelah diuji tera masih berada pada batas
toleransi yang sesuai yaitu -40 ml / 20 liter.”, terang Dian.

Dian menambahkan, Saat ini nozzle Pertalite tersebut sementara


kami tutup untuk dilakukan pengecekan oleh badan yang
berwenang yaitu Badan Metrologi yang akan dilakukan pada Senin
(26/3).

“Ini merupakan langkah pertamina memastikan pelayanan kepada


konsumen. Kami pun menghimbau kepada masyarakat apabila
ditemukan ada kejadian yang tidak sesuai agar dapat
menghubungi contact center kami di 1.500.000. “ tutupnya

Artikel ini terdapat di https://www.pertamina.com/id/news-


room/news-release/pertamina-pastikan-kepuasan-pelayanan-
pelanggan

2. Menjual pertamax Cs lebih murah dibandingkan dengan


kompetitor
Contoh :
PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Pertamax Cs dan Solar
nonsubsidi pada Rabu ini. Kenaikan harga ini merupakan dampak
dari harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik.

External Communication Manager Pertamina Arya Dwi Paramita


mengatakan, penyesuaian harga yang diimplementasikan dengan
kenaikan harga hanya berlaku untuk untuk BBM non subsidi
Pertamax Cs dan Solar nonsubsidi saja.

Pertamina Naikkan Harga Pertamax CS dan Solar Nonsubsidi


Rabu Siang Ini
"Penetapannya mengacu pada Permen ESDM No. 34 tahun 2018
Perubahan Kelima Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor 39 Tahun 2014, Tentang Perhitungan Harga
Jual Eceran BBM," tutur Arya Rabu (10/10/2018).

Dengan adanya ketentuan tersebut khusus untuk di Jakarta,harga


Pertamax menjadi Rp 10.400 per liter, Pertamax Turbo Rp 12.250
per liter, dan Pertamina Dex Rp 11.850 per liter.

Meskipun telah mengalami kenaikan, harga Pertamax CS masih


jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga BBM yang dijual
oleh Shell.
Perusahaan minyak asal Belanda tersebut menjual BBM jenis
Super dijual Rp 10.500 per liter, V-Power Rp 12.350 per liter dan
Diesel Rp 11.950 per liter.
Artikel ini terdapat di
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3663919/meski-naik-harga-
pertamax-cs-lebih-murah-dari-shell

Anda mungkin juga menyukai