Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL

DISUSUN OLEH :

Susana Rahailyaan

2018 61 201 136

A/Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUSAMUS

MERAUKE
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat
dan perlindunganya saya dapat menyelesaikan makalah demi pemenuhan tugas mata kuliah
Manajemen Operasional tepat pada waktunya.

Saya sangat berharap,semoga dengan adanya makalah ini, dapat membantu pembaca
dan menambah wawasan dari para pembaca terkait dengan JIT.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan dan menghargai segala saran,kritikan dan
masukan-masukan yang bersifat membangun kepada saya, agar kedepannya penyusunan
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Atas segala perhatian dari semua pihak saya mengucapkan terima kasih

Merauke, 14 Maret 2020

Penulis

Susana Rahailyaan
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4

1.3 Tujuan Pembahasan....................................................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5

2.1 JIT dan Operasi Ramping..............................................................................................................5

2.2 Just In-Time (JIT)..........................................................................................................................7

Kemitraan JIT................................................................................................................................7

Perhatian Pemasok.........................................................................................................................7

2.3 Tata Letak JIT...............................................................................................................................8

2.4 Persediaan JIT..............................................................................................................................9

2.5 Operasi Ramping Dalam Sektor Jasa..........................................................................................10

BAB III..................................................................................................................................................11

PENUTUP.............................................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11

3.2 Saran..........................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pemanufakturan tradisional mengatur skedul produksinya berdasarkan pada


peramalan kebutuhan dimasa yang akan datang. Padahal tidak seorangpun yang dapat
memprediksi masa yang akan datang dengan pasti walaupun dia memiliki pemahaman yang
sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting yang tajam terhadap kecenderungan yang
terjadi di pasar.

Produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisional
memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena overproduksi dari pada produksi
berdasarkan permintaan yang sesungguhnya. Oleh karena iti, munculnya ide Just In Time
yang memproduksi apabila ada permintaan. Suatu proses produksi hanya akan memproduksi
apabila disyaratkan oleh proses

Just In Time merupakan filofosi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam
manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila
ada permintaan (Full System) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang
diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta.

1.2 Rumusan Masalah

1. JIT & Operasi Ramping

2. Just In-Time (JIT) (Kemitraan JIT,Perhatian pemasok)

3. Tata Letak JIT

4. Persediaan JIT

5. Operasi Ramping dalam sektor jasa

1.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan disini, yakni terkait dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan.
Adapun yang ingin dibahas yaitu JIT dan Operasi Ramping,JIT kemitraan, perhatian
pemasok,tata letak JIT, persediaan JIT, dan operasi ramping dalam sektor jasa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 JIT dan Operasi Ramping

Just In Time atau  sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan pada waktu yang tepat sesuai dengan
jumlah yang dikehendaki oleh pelanggan tersebut. Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT)
adalah untuk menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi
(overproduction), persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam
waktu penungguan (waiting).

Istilah “Just In Time” Jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah
Tepat Waktu, Jadi Sistem Produksi Just In Time atau JIT ini dalam bahasa Indonesia sering
disebut dengan Sistem Produksi Tepat Waktu. Tepat Waktu disini berarti semua persediaan
bahan baku yang akan diolah menjadi barang jadi harus tiba tepat waktunya dengan jumlah
yang tepat juga. Semua barang jadi juga harus siap diproduksi sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan oleh pelanggan pada waktu yang tepat pula.  Dengan demikian Stock Level atau
tingkat persedian bahan baku, bahan pendukung, komponen, bahan semi jadi (WIP atau
Work In Progress) dan juga barang jadi akan dijaga pada tingkat atau jumlah yang paling
minimum. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan Cash Flow dan
menghindari biaya-biaya yang akan terjadi akibat kelebihan bahan baku dan barang jadi.

Operasi Ramping (lean operation) memasok sesuai dengan keinginan pelanggan ketika
pelanggan mengingingkannya, tanpa pemborosan, dan melalui perbaikan berkelanjutan.
Perbedaan antara ketiganya adalah:

 JIT menekankan pada penyelesaian masalah;


 TPS menekankan pada pembelajaran pegawai dan peningkatan lingkungan lini
perakitan;

 operasi ramping menekankan pemahaman mengenai pelanggan.

a. Meniadakan Limbah

Produsen yang berpola pikir “ramping” akan berpikir sempurna; tidak ada bagian
yang rusak, tidak ada persediaan, hanya aktifitas yang menambah nilai, dan tidak ada sampah
ataupun limbah. Taichii Ohno, yang dikenal akibat pekerjaannya di bidang TPS,
mengidentifikasikan hal-hal yang termasuk dalam tujuh kategori sampah. Berikut 7 limbah
menurut Ohno:

1) Kelebihan produksi. Persediaan dalam bentuk apapun biasanya akan menjadi sampah.

2) Antrean: waktu menganggur, penyimpanan, dan menunggu adalah limbah.

3) Transportasi: memindahkan bahan antar pabrik atau pusat kerja dan memegang kendali
lebih dari satu adalah limbah.

4) Persediaan.

5) Pergerakan: gerakan dari pelanggan atau orang yang tidak menambahkan nilai adalah
limbah.

6) Proses berlebih.

7) Produk cacat.

Selama lebih dari satu abad, para manajer menggunakan suatu sistem housekeeping
untuk menjaga area kerja tetap bersih, teratur, dan efisien, serta sebagai upaya mengurangi
sampah (kini dikenal sebagai 5S).

1) Sortir (sort / segregate): menyimpan kebutuhan dan membuang segala sesuatu yang lain
dari area kerja; jika ragu-ragu akan suatu barang, buanglah barang tersebut.

2) Sederhanakan (simplify / straighten): atur dan gunakan perangkat-perangkat analisis


metode untuk meningkatkan aliran keja dan mengurangi pergerakan yang tidak bermanfaat.

3) Sapu (shine / sweep): bersihkan area kerja setiap hari; hilangkan kotoran, konstaminasi,
dan barang-barang berserakan dari area kerja.

4) Standarisasi (standardize): hilangkan varias-variasi proses dengan membuat prosedur


operasi standar dan daftar periksa; standar yang baik akan sangat nyata.

5) Disiplin diri (self-discipline): lakukan penilaian secara periodik untuk menghargai upaya-
upaya dan memotivasi agar kemajuan dapat terus berlangsung.
Manajer-manajer dari AS sering menambahkan 2S tambahan, yaitu:

 Keselamatan (safety): ciptakan praktik-praktik keamanan yang baik ke dalam lima


kegiatan di atas.
 Pemeliharaan (support / maintenance): kurangi variabilitas, waktu menganggur yang
tidak direncanakan, dan biaya-biaya.

b. Mengilangkan Variabilitas

Variabilitas adalah segala penyimpangan yang berasal dari proses optimal yang
mengeluarkan produk sempurna dengan tepat waktu dan setiap saat. Semakin sedikit
variablitas di dalam sistem, maka semakin dikit pemborosan dalam sistem itu. Variabilitas
dapat bersumber dari:

1. Gambar atau spesifikasi teknik yang tidak akurat.


2. Pekeja, mesin, dan pemasok yang menghasilkan unit yang tidak sesuai standar,
terlambat, atau dengan satuan yang tidak sesuai.

3. Permintaan pelanggan yang tidak diketahui.

Baik JIT maupun pengurangan persediaan adalah alat yang efektif untuk mengenali
sebab-sebab variabilitas.

c. Meningkatkan Keluaran

Keluaran adalah ukuran yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu pesanan dari
penerimaan ke pengiriman. Waktu ketika permintaan sedang dikerjakan di pabrik disebut
waktu siklus produksi. Waktu ini menunjukkan periode antara kedatangan bahan mentah dan
pengiriman produk jadi.

Sebuah teknik untuk meningkatkan keluaran disebut sistem tarik. Sistem tarik adalah
sebuah sistem yang menarik unit di mana ia diperlukan dan saat ia diperlukan. Sistem tarik
menggunakan sinyal untuk meminta dilakukannya proses produksi dan pengiriman dari satu
stasiun ke stasiun lain yang memiliki kapasitas produksi. Dengan menarik bahan melalui
sistem dengan ukuran lot yang sangat kecil pada saat diperlukan, tumpukan persediaan dan
sampah dapat dihilangkan. Sistem dorong adalah lawan dari JIT. Menarik bahan melalui
suatu sistem produksi – saat diperlukan alih-alih dalam situasi “dorong” – biasanya dapat
mengurangi biaya, meningkatkan kinerja penjadwalan.

2.2 Just In-Time (JIT)

Dengan penyelesaian masalah secara paksa yang berpusat pada keluaran dan persediaan yang
lebih sedikit, JIT menyediakan strategi yang kuat untuk meningkatkan berbagai operasi
bisnis. Dengan JIT, bahan-bahan tiba di mana dibutuhkan dan hanya ketika dibutuhkan.
Ketika suatu barang tidak tiba saat dibutuhkan, itu “masalahnya”. JIT yang efektif harus
didukung oleh kemitraan yang bermakna antara pembeli dan pemasok.

Kemitraan JIT

Suatu kemitraan JIT timbul ketika pemasok dan pembeli bekerja sama dengan komunikasi
yang terbuka dan sasaran untuk mengurangi sampah (pemborosan) dan biaya. Berikut
beberapa sasaran dari kemitraan JIT:

1. Menghilangkan aktivitas yang tidak perlu.


2. Menghilangkan perlunya menyimpan persediaan di pabrik.

3. Menghilangkan persediaan dalam transit dengan mendorong para pemasok dan calon
pemasok untuk memilih lokasi di dekat penjual, serta melakukan pengiriman dalam
jumlah kecil, tetapi sering.

4. Meningkatkan kualitas dan keandalam melalui komunikasi, kerja sama, dan


komitmen jangka panjang.

Perhatian Pemasok
Pemasok adalah salah satu mitra (orang ataupun badang usaha) yang menyalurkan
bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dalam produksi barang ataupun jasa. Selain itu,
pemasok adalah orang atau perusahaan yang menyediakan produk atau layanan kepada
entitas atau perusahaan lain. Peranan atau fungsi pemasok dalam bisnis perusahaan adalah
menyediakan produk-produk berkualitas tinggi dari produsen dengan harga yang baik kepada
distributor atau pengecer untuk kemudian dijual kembali.
Pemasok dalam bisnis adalah seseorang yang bertindak sebagai perantara antara
produsen dan pengecer, memastikan bahwa komunikasi akan terjadi dan stok memiliki
kualitas yang memadai.

Yang sangat diperhatikan dalam perhatian pemasok, yakni ;

1. Diversifikasi. Pemasok mungkin tidak ingin terikat kontrak jangka panjang dengan
hanya satu pelanggan. Pemasok beranggapan risiko akan dapat dikurangi jika mereka
mempunyai beberapa pelanggan.
2. Penjadwalan. Banyak pemasok kurang yakin terhadap kemampuan pembeli untuk
memproduksi pesanan dalam jadwal yang lancar dan terkoordinasi.

3. Perubahan. Perubahan teknik atau spesifikasi kerap merupakan malapetaka bagi JIT
karena kurangnya waktu tunggu bagi pemasok untuk mengimplementasikan
perubahan-perubahan yang diperlukan.

4. Kualitas. Anggaran permodalan, proses-proses, dan teknologi dapat membatasi


kualitas produk.

5. Ukuran lot. Para pemasok beranggapan penerimaan barang dalam lot yang kecil
secara sering merupakan suatu cara mentransfer biaya penyimpangan yang
seharusnya ditanggung pembeli kepada pemasok.

2.3 Tata Letak JIT

Tata letak JIT mengurangi bentuk pemborosan lain, yaitu pergerakan. Bergeraknya bahan
pada suatu lantai pabrik tidak memberikan nilai tambah. Sebagai konsekuensinya, para
manajer menginginkan tata letak fleksibel yang mengurangi pergerakan orang dari bahan.
Tata letak JIT memindahkan bahan secara langsung ke lokasi yang diperlukan.

a. Pengurangan Jarak

Mengurangi jarak adalah suatu konstribusi utama dari sel kerja, pusat kerja, dan pabrik yang
terfokus. Jalur produsi yang panjang dan lot ekonomis yang sangat besar dengan barang-
barang yang melintas melalui mesin yang sangat besar untuk operasi tunggal sekarang sudah
tidak ada lagi. Dewasa ini, perusahaan-perusahaan menggunakan sel kerja yang biasanya
disusun dalam bentuk U dan mengandung beberapa mesin yang melakukan operasi-operasi
berbeda.

b. Peningkatan Fleksibilitas

Sel kerja yang modern dirancang sedemikian hingga dapat ditata kembali dengan mudah
untuk menyesuaikan terhadap perubahan dalam volume, perbaikan produk, atau bahkan
desain-desain baru. Hampir tidak ada satu hal pun dalam departemen-departemen baru yang
tidak dapat diganti. Fleksibilitas tata letak membantu perubahan-perubahan yang berasal dari
perbaikan produk dan proses yang tidak bisa diabaikan dengan adanya filosofi peningkatan
berkelanjutan.

c. Dampak pada Pekerja

Pekerja yang bekerja bersama dilatih silang sehingga mereka dapat menghadirkan efisiensi
dan fleksibilitas pada sel kerja. Tata letak JIT membuat para pekerja dapat bekerja sama
sehingga mereka dapat saling berbagi permasalahan dan peluang untuk dilakukannya
peningkatan.

d. Ruang dan Persediaan yang Berkurang

Karena tata letak JIT mengurangi jarak perjalanan barang, JIT juga mengurangi persediaan
dengan menghilangkan ruang untuk persediaan. Ketika terdapat ruang kecil, persediaan harus
dipindah dengan jumlah lot yang sangat kecil atau bahkan setiap satu unit. Unit selalu
bergerak karena tidak ada gudang.

2.4 Persediaan JIT

Persediaan dalam sistem produksi dan distribusi biasanya bersifat jaga-jaga jika
terjadi sesuatu yang tidak beres. Artinya, persediaan hanya digunakan jika terjadi perubahan
dalam rencana produksi. Kemudian, persediaan “berlebih” ini digunakan untuk menutupi
perubahannya atau masalahnya. Taktik persediaan yang efektif haruslah “just in time” dan
bukan “just in case”. Persediaan just-in-time adalah persediaan minimum yang diperlukan
untuk menjaga agar suatu sistem dapat berjalan dengan sempurna.

a. Mengurangi Variabilitas
Gagasan di balik JIT adalah meniadakan persediaan yang menyembunyikan variabilitas
dalam sistem produksi.

b. Mengurangi Persediaan

Para manajer operasi beralih ke JIT; pertama, dengan meniadakan persediaan. Dengan
mengurangi persediaan, manajemen telah membuang masalah yang tampak hingga seluruh
danaunya menjadi bersih. Setelah danaunya bersih, para manajer mengurangi kembali
persediaan, kemudian mengikis permasalahan yang tampak pada tingkat berikutnya. Pada
akhirnya, akan terdapat kondisi di mana tidak ada lagi persediaan dan juga masalah.

c. Mengurangi Ukuran Lot

Just-in-time juga berarti meniadakan limbah dengan mengurangi investasi persediaan. Kunci
menuju JIT adalah menghasilkan produk yang baik dalam ukuran lot kecil. Idealnya, dalam
sebuah lingkungan JIT, ukuran pesanan adalah satu dan unit-unit tunggal ditarik dari satu
proses ke proses lain di sebelahnya.

d. Mengurangi Biaya Penyetelan

Baik biaya persediaan maupun biaya penyimpanan akan berkurang sejalan dengan turunnya
jumlah persediaan pesanan ulang dan tingkat persediaan. Namun, karena persediaan
memerlukan biaya pemesanan atau penyetelan pada unit yang diproduksi, para manajer
cenderung membeli pesanan dalam jumlah besar. Dengan pesanan berjumlah besar, setiap
unit yang dibeli atau dipesan hanya menyerap sebagian kecil dari biaya penyetelannya. Cara
mengurangi ukuran lot dan persediaan rata-rata adalah mengurangi biaya penyetelan yang
ada gilirannya akan dapat mengurangi ukuran pesanan yang optimal.

2.5 Operasi Ramping Dalam Sektor Jasa

Operasi ramping berarti mengenali nilai pelanggan dengan menganalisis semua


aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah produk,kemudian mengoptimalkan
keseluruhan prosesnya berdasarkan cara pandang pelanggan. Manajer menemukan hal yang
dapat memberikan nilaii bagi pelanggan dan yang tidak.
Berikut, operasi ramping dalam bidang jasa ;

1. Pemasok

Seperti yang kita ketahui, hampir setiap restoran mengadakan kesepakatan bisnis dengan para
pemasoknya berdasarkan JIT. Restoran yang tidak melakukannya biasanya akan gagal.

2. Tata Letak

Tata letak yang ramping diperlukan dalam dapur restoran, di mana makanan dingin harus
disajikan dingin dan makanan hangat disajikan hangat.

3. Persediaan

Pialang saham menurunkan persediaan hingga mendekati nol setiap hari. Kebanyakan
pesanan jual dan beli terjadi secara langsung karena sebuah pesanan jual atau beli yang tidak
dieksekusi tidak dapat diterima oleh hampir semua klien. Seorang pialang mungkin berada
dalam masalah serius jika ia menahan sebuah perdagangan yang tidak dieksekusi.

4. Penjadwalan

Pada loket penjualan maskapai penerbangan, fokus sistemnya adalah permintaan pelanggan.
Namun, permintaan tidaklah dipenuhi oleh ketersediaan inventori, melainkan oleh pekerja.
Melalui penjadwalan yang rumit, pekerja loket muncul tepat waktu agar dapat memnuhi
permintaan pelanggan, dan mereka menyediakan pelayanan berdasarkan JIT.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Just in time adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan
kualitas,menekankan biaya dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan
menghapus segala jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga
perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak
konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksinya
hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan, sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan
maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang. Tujuan
utama dari JIT adalah menghilangkan pemborosan dan konsisten dalam meningkatkan
produktivitas. JIT pada dasarnya berusaha menghilangkan semua biaya (pemborosan) yang
tidak memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat dengan sesungguhnya, untuk memenuhi tugas mata
kuliah manajemen operasional. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi pembaca dalam
menganalisis biaya-biaya pada perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

https://16aksyclompat.blogspot.com/2018/03/makalah-just-in-time.html?=1

Anda mungkin juga menyukai