Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENERAPAN JUST IN TIME PADA


PERUSAHAAN INTERNASIONAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Total (TQM)

Dosesn Pengampu :

Bpk Jon Maizar, SE, MM

Disusun Oleh :

VIA OKTARIANTI
21101155310605

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK


PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur saya penjatkan kehadirat Allah SWT,


yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Penerapan Just In Time Pada Perusahaan Internasional”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Manajemen Mutu Total (TQM) Yang dimana dosen pembimbingnya ialah
Bpk Jon Maizar, SE, MM

Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Padang ,10 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Just In Time .......................................................................................... 5
2.1.2 Tujuan Just In Time ................................................................................................ 6
2.1.3 Manfaat dari Penerapan Just In Time .................................................................... 7
2.1.4 Penerapan Sistem Just In Time .............................................................................. 8
2.1.5 Penerapan Sistem JIT Produksi .............................................................................. 8
2.1.6 Contoh Kasus Peneapan Just In Time .................................................................. 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada perkembangan jaman saat ini banyak para pembisnis

muda yang bermunculan untuk meramaikan pasar ekonomi Indonesia.

Dengan adanya persaingan yang semakin tinggi menimbulkan

banyaknya tantangan- tantangan yang harus dihadapi perusahaan

dalam lingkungan bisnis.

Untuk mampu bertahan di lingkungan bisnis ini, maka

perusahaan- perusahaan yang baru didirikan harus dapat

menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah.

Perkembangan dunia usaha sekarang ini sangat berkembang pesat.

Hal ini dapat terlihat dari semakin bertambahnya perusahaan-

perusahaan baik di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Pada

dasarnya, perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan, misalnya

untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, meningkatkan

kesejahteraan karyawan, dan sebagainya. Setelah tujuan ditetapkan,

perusahaan perlu menentukan strategi agar supaya tujuan tersebut

dapat dicapai.

Dalam menghadapi kondisi tersebut, manajer perlu

mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen. Selanjutnya

berusaha untuk menciptakan suatu sistem yang dapat meningkatkan

1
kinerja produktivitas perusahaan dengan mengurangi setiap

pemborosan yang ada. Dengan kata lain perusahaan harus dapat

mengurangi atau bahkan menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak

bernilai tambah (nonvalue added activities) dan memaksimalkan

kegiatan-kegiatan yang bernilai tambah (value added activities). Salah

satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mewujudkan

kondisi ini adalah dengan menerapkan sistem pengendalian

persediaan dan produksi Just In Time (JIT).

Konsep Just In Time (JIT) adalah suatu konsep di mana bahan

baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari

pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh

proses produksi, sehingga

akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang

atau penyimpanan barang (stocking cost). Just In Time (JIT) bertujuan

untuk meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi pemborosan.

Ide dasar Just In Time (JIT) sangat sederhana, yaitu

berproduksi apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain

hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan

hanya sebesar kuantitas yang diminta.

Menurut Henri Simamora (1999) dalam bukunya Akuntansi

Manajemen, Just In Time (JIT) adalah suatu keseluruhan filosofi

operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan

baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas

2
dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktivitas dan

mengurangi pemborosan. Just In Time (JIT) di dasarkan pada konsep

arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian

proses produksi bekerja sama dengan komponen- komponen lainnya.

Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time (JIT)

dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang kontribusi pada

pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang, dan waktu

produksi.

Manufaktur Just In Time (JIT) adalah suatu sistem

berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk

ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke

dalam sistem ada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang

diantisipasi. Kemajuan teknologi menyebabkan siklus hidup produk

menjadi lebih singkat dan keragaman produk semakin meningkat.

Just In Time (JIT) memiliki dua tujuan strategis, yang pertama

untuk meningkatkan laba dan yang kedua untuk memperbaiki posisi

bersaing perusahaan. Kedua tujuan tersebut dapat dicapai dengan

mengendalikan biaya, memperbaiki kinerja pengiriman dan dengan

peningkatan kualitas.

Dari latar belakang di atas dapat dilihat bahwa sistem Just In

Time (JIT) menitikberatkan pada pembelian persediaan dalam jumlah

yang tepat, waktu yang tepat, dan pada tempat yang tepat. Persediaan

bahan baku dijadwalkan untuk sampai ke pabrik dari pemasok hanya

3
pada saat dibutuhkan saja. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul

tentang “Penerapan JUST IN TIME Pada Perusahaan Internasiona.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

rumusan masalah yang dihadapi oleh peneliti adalah apakah pengaruh

Penerapan JUST IN TIME Pada Perusahaan Internasiona

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk

memberikan bukti empiris tentang penerapan sistem Just In Time (JIT)

dalam Penerapan JUST IN TIME Pada Perusahaan Internasiona

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1 Pengertian Just In Time

Dari awal tahun 1970-an Taiichi Ohno adalah orang yang pertama kali
menerapkan sistem just in time pada perusahaan manufaktur di Jepang, lalu
dikembangkan dan diaplikasikan pada perakitan kendaraan beroda empat
Toyota Motor. Sistem ini di kembangkan untuk untuk mengurangi
pemborosan terhadap waktu produksi sesuai dengan permintaan para
pelanggan. Menurut Mursyidi ( 2008:175-176 ) menjelaskan bahwa JIT
menekankan pembelian bahan baku hanya sesuai dengan kebutuhan bahan
baku sesuai permintaan diproduksi, tidak membeli bahan baku jika tidak
dibutuhkan kecuali bahan baku di gudang sudah habis. Selanjutnya,
Menurut Samryn (2012: 14-15) berpendapat bahwa sistem JIT ialah Sistem
produksi yang hanya membeli bahan baku dalam jumlah yang
dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan sebenarnya. Just In Time
adalah pengendalian kualitas, meningkatkan proses manufaktur seperti biaya
persediaan.Ketika persediaan berkurang, perusahaan manufaktur dapat
menghemat uangyang dapat digunakan untuk investasi yang lebih
produktif.Selain itu, Menurut Pai (2013) Just In Time ialah sebagai strategi
produksi yang membantu organisasi atau perusahaan untuk mencapai dan
meningkatkan laba. JIT juga diterapkan oleh banyak perusahaan manufaktur
dengan tujuan mengurangi inefisiensi dan waktu yang tidak produktif dalam
proses produksi.

Sedangkan, Menurut Armanto Witjaksono (2006: 195) mengemukakan


“JIT adalah filosofi bisnis yang khusus membahas bagaimana mengurangi
waktu produksi sekaligus mengurangi kegagalan produksi baik dalam
proses manufaktur maupun proses non-manufaktur.”

Menurut Garrison dan Noreen (2006) mengemukakan (JIT) didefinisikan


sebagai system pengendalian persediaan dan produksi yang membeli bahan
baku,dan memproduksi unit sesuai dengan permintaan pelanggan tidak
kurang dan tidak lebih, hal ini bertujuan untuk mengurangi pemborosan
serta mengangkat produktivitas perusahaan.

Menurut Gaspersz (1998) menyatakan bahwa Just In Time adalah


menghasilkan produk yang dibutuhkan dalam waktu yang dibutuhkan oleh

5
pelanggan, dalam jumlah yang dibutuhkan oleh pelanggan, dengan cara
yang paling ekonomis dan efisien dalam setiap tahap produksi dari sistem
produksi. Berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah disampaikan, saya
dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem Just In Time ialah suatu sistem
produksi yang akan melakukan produksi jika ada permintaan dari para
pelanggan, jadi dapat diartikan setiap kegiatan produksi yang akan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dapat meminimalisir biaya
produksi dengan menggunakan fasilitas, peralatan, bahan baku maupun
sumberdaya sehingga tidak terjadi pemborosan tentunya produksi dapat
berjalan sesuai yang sudah diharapkan.

2.1.2 Tujuan Just In Time

Tujuan dari sistem Just In Time ialah untuk memenuhi permintaan para
pelanggan secara tepat waktu serta produk yang berkualitas dengan biaya
yang rendah.

Menurut Fujio Cho (Supardiyo, 2009) dari Toyota, pemborosan adalah


segala sesuatu yang tidak perlu melebihi persyaratan minimum peralatan,
bahan, komponen, lokasi, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan dalam
proses penambahan nilai suatu produk.

Pada bahasa sederhana, Konsep pemborosan adalah segala sesuatu yang


tidak menambah nilai. Yaitu, ada tujuh jenis: kelebihan produksi
(overproduction), waktu tunggu (waiting), transportasi (transportasi),
penanganan (proses manufaktur), tingkat persediaan (waste inventory),
pergerakan (waste movement), dan cacat manufaktur ( crash production ).

Selain itu menurut Modarress dan Ansari ( 1990 ) Tujuan Just In Time
adalah meningkatkan kualitas dan produktivitas produk dengan mengurangi
pemborosan. Inefisiensi ini dapat diartikan sebagai peralatan, bahan baku
dan pekerja.

Selanjutnya, menurut Hansen dan Mowen ( 2013:217 ) JIT mempunyai 2


tujuan yang strategis ialah, menaikkan laba dan memperkuat daya saing
perusahaan. Ke-2 tujuan tersebut dicapai melalui pengendalian biaya (yang
memungkinkan peningkatan daya saing harga dan peningkatan keuntungan),

6
peningkatan kinerja dan kualitas pengiriman. Pada saat yang sama, JIT
hemat biaya dan memiliki fleksibilitas untuk mengakomodasinya.
Permintaan konsumen akan kualitas dan variasi yang lebih baik.

Tujuan utama Justintime adalah meminimalkan pemborosan dan terus


meningkatkan produktivitas. Sedangkan, menurut Sukendar, W (2011) JIT
ialah strategi manajemen,kelebihan bahan baku dianggap pemborosan
namun meminimalisir bahan baku bukan tujuan utama dari JIT ini. Tujuan
JIT yang sebenarnya ialah untuk meningkatkan produktivitas dan
menghilangkan aktivitas nilai tidak bertambah lalu hasil produksi juga
sangat harus diperhatikan dari segi bahan baku yang dipakai.

2.1.3 Manfaat dari Penerapan Just In Time

Manfaat adanya penerapan sistem Just In Time ini ialah sangat


mempengaruhi bagi sistem produksi ketika adanya permintaan memudahkan
untuk segera diproduksi, mengurangi pemborosan pada biaya, waktu serta
bahan baku dan memperhatikan kualitas. Bagi perusahaan yang menerapkan
Just In Time itu sangat bermanfaat, karena jika perusahaan menerapkan JIT
maka bisa menghemat waktu serta biaya produksi, meminimalisir terjadinya
penumpukan bahan baku produksi di gudang, dan mengurangi waktu tunggu
para pelanggan.

Menurut Agustina, dkk. ( 2007 ) tentang manfaat dari penerapan pada


sistem JIT adalah :
1. Sistem JIT perusahaan "Penghapusan Limbah" bertujuan untuk
menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah.
2. Adanya partisipasi dari karyawan dalam sistem JIT sangat dibutuhkan
peran semua pihak untuk bekerja sama mencapai tujuan dari sistem JIT
ialah peningkatan efektivitas serta produktivitas perusahaan. Pekerja
memiliki peran penting dalam proses produksi sehingga pada wewenang
pada saat mengambil keputusan sesuai dengan tugas serta tanggung jawab.
3. Mengurangi atau menghilangkan produk cacat, resiko dari produk cacat
ialah menimbulkan masalah pada perusahaan bisa menyebabkan penundaan
dalam pengiriman barang dan memerlukan proses ulang untuk memperbaiki
produk tersebut yang menyebabkan kekecewaan dari konsumen.
Perusahaan memproduksi produk terbaik karena kerusakan produk
diminimalkan.

7
4. Peningkatan produktivitas, produktivitas adalah hubungan antara output
dan input. Selain itu, Menurut Tjiptono dan Diana ( 1995 : 307 )
menyampaikan beberapa manfaat yang bisa diperoleh perusahaan untuk
menerapkan sistem JIT bagi sistem
produksi ialah :
1. Mengurangi waktu perencanaan dan penundaan jadwal produksi
2. Mengurangi biaya produksi langsung maupun tidak langsung akibat
pemborosan karena penyimpanan persediaa.
3. Mengurangi tata letak ruangan atau gudang sebagai tempat penyimpanan
4. Meminimalisir pemborosan produk yang rusak dan cacat
5. Mengurangi waktu tunggu
6. Dapat menggunakan fasilitas dan mesin secara lebih baik
7. Pengendalian kualitas dan proses
8. Menjalin komunikasi yang lebih baik
9. Tata letak ruang produksi yang lebih baik

2.1.4 Penerapan Sistem Just In Time

Sistem JIT ini fokus terhadap pembelian, produksi, distribusi, dan


administrasi, bidang fungsional yang telah menerapkan JIT adalah
pembelian dan produksi.

Menurut Sukendar W (2011) menyatakan Just In Time yang diterapkan


pada sistem pembelian disebut pembelian Just In Time dan dalam sistem
produksinya disebut Just In Time Produksi. Hal ini sejalan dengan pendapat
Agustina (2007) bahwa ada dua jenis Just In Time (JIT), yaitu Just In Time
Purchasing dan Just In Time Productio

2.1.5 Penerapan Sistem JIT Produksi

Penerapan Sistem JIT Production dapat dengan beberapa cara berikut :


A. Mengurangi persediaan barang dalam proses dengan setiap tahap
pengolahan produk. Hal ini dapat dilakukan jika setiap tahap pengolahan
produk saja menghasilkan sesuai permintaan untuk tahap pemrosesan
produk berikut atau sesuai permintaan pelanggan.
B. Meminimalisir atau meniadakan lead time. Waktu Tunggu adalah periode
waktu antara pesanan pelanggan dan pengiriman produk akhir. Mengurangi
lead time memungkinkan perusahaan untuk menanggapi permintaan
pembeli dengan lebih baik sambil mengurangi pesanan pemasok.

8
C. Berusaha keras untuk mengurangi biaya penyiapan alat berat di setiap
tahap pengolahan produk. Mengurangi biaya pemasangan mesin yang
mendukung kegiatan produksi dapat Hal ini dilakukan dengan menghindari
kerusakan pada proses pengolahan produk. Jika ada kerusakan atau kendala
pada saat produk diproses, Proses produksi selanjutnya juga akan berhenti.
D. Menyederhanakan proses produksi. Berdasarkan sistem produksi JIT,
menyederhanakan proses produksi dapat dilakukan dengan menata ulang
tata letak atau tata letak pabrik sehingga kegiatan produksi yang tidak
bernilai tambah dapat dihilangkan.

Menurut Supardiyo (2009), penerapan produksi Just In Time dapat


mempengaruhi sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa hal :
A. Ketertelusuran langsung dari sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
Ketertelusuran biaya ini, dapat ditingkatkan dengan dua cara yaitu :
- Perubahan mendasar dalam kegiatan produksi sehingga biaya yang
sebelumnya tergolong biaya tidak langsung menjadi biaya langsung untuk
produk tertentu.
- Mengubah kemampuan untuk melacak biaya menurut jenis produk.
B. Menghilangkan atau meminimalisir kelompok biaya aktivitas tidak
bernilai tambah. Dalam produksi JIT, aktivitas tidak bernilai tambah dapat
dihapus termasuk, fasilitas penyimpanan inventaris, pemrosesan ulang
produk cacat dan kontainer dan peralatan transportasi karena stasiun kerja
jauh relatif singkat.
C. Mengurangi frekuensi penghitungan dan pelaporan perbedaan dalam
biaya tenaga kerja individu dan biaya operasi pabrik. Dalam penggunaan
tradisional biaya standar, perhitungan menentukan biaya standar, tenaga
kerja langsung, dan overhead pabrik, dan menghitung dan melaporkan
perbedaan yang dihasilkan. Penggunaan biaya produksi menempatkan
terlalu banyak nilai pada sel produksi tertentu (bagian) dan kurang
memperhatikan efeknya pada sel produksi lainnya. Hanya dalam produksi
tepat waktu lebih menekankan pada kinerja pabrik secara keseluruhan
dengan Target produksi dapat menghemat waktu dan biaya dengan
menghilangkan kegiatan yang tidak menambah nilai dan pada saat yang
sama menghasilkan produk .dengan kualitas tinggi untuk memuaskan
pelanggan. Jika produksi tiba tepat waktu dengan menggunakan sistem
penetapan biaya standar, biaya standar seringkali memerlukan interval
waktu yang singkat.
D. Mengurangi detail informasi yang terdaftar di “Work Tickets”. JIT
didasarkan pada konsep penyederhanaan semua kegiatan. Untuk membuat
"Work Tickets” dapat dilakukan secara sederhana: Menyesuaikan proses

9
produksi sehingga bahan dengan komponen yang lebih sedikit dapat
digunakan untuk menghasilkan produk jadi dan hanya biaya bahan baku
yang dimasukkan dalam "tiket pekerjaan", sedangkan biaya lainnya akan
diperlakukan sebagai biaya periode.

Perusahaan membutuhkan penerapan sistem produksi dengan perhitungan


sistem produksi yang benar, efisiensi manajemen produksi dilakukan sesuai
rencana. Oleh karena itu, dalam sistem produksi just-in-time, perusahaan
harus memperhatikan waktu produksi yang digunakan dalam proses
produksi.

2.1.6 Contoh Kasus Peneapan Just In Time

Contoh Kasus Penerapan JIT Pada Perusahaan


PT HARTONO ISTANA TEKNOLOGI (POLYTRON)

Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana


segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia,
dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Semua bahan baku dan komponen
sebaiknya tiba tepat waktu di lokasi kerja pada saat dibutuhkan. Produk
sebaiknya diselesaikan dan tersedia tepat waktu bagi pelanggan disaat
pelanggan menginginkannya bukan berdasarkan persediaan yang
diantisipasi. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan persediaan yang ada
sehingga dapat mengeliminasikan biaya penyimpanan serta sekaligus
mengeliminasi perlindungan atas kesalahan produksi dan
ketidakseimbangan yang diberikan oleh persediaan sehingga dapat
mengurangi pemborosan. JIT juga memperhatikan keseluruhan system
produksi sehingga komponen yang bebas dari cacat dapat disediakan untuk
tingkat produksi selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan, tidak terlambat
dan tidak terlalu cepat.

PT HARTONO ISTANA TEKNOLOGI . Bayangkan jika perusahaan


elektronik besar seperti PT HIT yang memiliki biaya produksi yang tinggi,
daerah pemasaran yang luas, dan konsumen yang banyak tidak
menggunakan Sistem JIT, maka akan terjadi banyak pemborosan. PT HIT
dapat menerapkan SistemJIT lebih maksimal karena dibantu dengan adanya
perkembangan teknologi informasi disetiap jalur yangakan melakukan

10
proses perencanaan, produksi, pemasaran, dan pengawasan. Sasaran
implementasi JIT yang dilakukan PT HIT yaitu:

1. Persediaan
Sasaran utama dalam penerapan Sistem JIT adalah untuk meminimalisasi
persediaan. Dengan adanyapersediaan maka akan dibutuhkannya
pengeluaran berupa biaya penyimpanan. PT HIT telah berhasil
untukmeminimalisasi persediaan yang dimiliki. Kelebihan produksi tidak
akan terjadi karena produksi dilakukanberdasarkan permintaan dari
pembeli atau pemasok bukan berdasarkan permintaan yang
diantisipasi.Produksi yang dilakukan PT HIT berdasarkan informasi dari
bagian pemasaran yang menggunakanEnterprise Resource Plannning
(ERP) sehingga didapatkan data yang tepat mengenai berapa banyak
produkyang akan diproduksi untuk periode selanjutnya dimana setiap
hasil produksi langsung disalurkan kepemasok sehingga meminimalisasi
bahkan meniadakan jumlah hasil produksi yang tertahan di
gudangpersediaan barang jadi dan tentunya akan mengatasi
pemborosan.Apabila terjadi kelebihan produksi maka tentunya kita akan
mengeluarkan biaya penyimpanan danbiaya antisipasi jika barang
tersebut ternyata tidak laku dijual kemudian mengalami kerusakan karena
terlalulama disimpan di gudang.Pesanan untuk pembelian suku cadang
dilakukan dengan online sedangkan pemesanan televisidilakukan melalui
faksmili/telepon. Ketika ada pesanan PT HIT akan memasok bahan baku
dari vendor yangdilakukan tepat waktu,jadi ketika bahan baku sampai
maka akan langsung diproses dan setelah jadi makaakan langsung
dikirimkan ke main dealer. Hal ini terbukti sangat ampuh untuk
mengurangi persediaan atauover produksi.

2. Waktu Siklus
PT HIT berhasil memangkas pemrosesan menjadi lebih efisien karena
proses produksi dilakukandalam satu lot. PT HIT memproduksi 1 unit
Televisi dalam waktu 1 menit dengan waktu 3 shift 26 hari kerja.Untuk
pembuatan komponen PCB Produksi dilakukan dengan mesin sehingga
tenaga manusia dialihkanuntuk mengawasi dan menganalisis jalannya
produksi. Sistem JIT telah memangkas waktu tunggu danmembuat setiap
aliran produk menjadi lebih efisien Waktu menunggu terjadi akibat
pengaruh kecepatanproduksi yang ditentukan misalnya oleh kuota
produksi suatu mesin

11
Pada PT HIT produksi dilaksanakan dengan seefisien mungkin dan
waktu menunggu bahkan tidakada. Untuk memproduksi satu unit produk
televisi hanya membutuhkan waktu 1 menit. Hal ini bisa terjadikarena
kemampuan teknologi yang dipakai PT HIT dalam proses produksi.
Kemudian dapat disalurkanlangsung ke main dealer / Toko sesuai dengan
pesanan yang dilakukan mitra kerja.Maka dengan dukungan teknologi
dan sumber daya yang dimiliki maka tidak akan menimbulkan
waktumenunnggu karena semua rangkaian produksi berdasarkan
perhitungan yang tepat. Semakin tinggi kecepatanproduksi suatu
perusahaan maka semakin kecil pula waktu menunggu untuk suatu
produk mengalami proses selanjutnya, begitupun sebaliknya.

3. Perbaikan yang berkesinambungan


PT HIT bisa berkembang dengan pesat karena adanya perbaikan yang
berkesinambungan. Kinerjaoperasional diukur di tiap-tiap bagian dengan
mengaplikasikan Bussines Intelligent, software dari Cognos.Pengambilan
keputusan atas laporan perkembangan yang berasal dari database akan
lebih mudah karenatelah terintegrasi dengan sistem yang dimiliki para
pengambil keputusan. Pemantauan terjadinya barangcacat dan sejauh
mana tahapan produksi yang telah dilalui oleh bahan baku akan lebih
mudah terpantaukarena setiap bahan baku telah terpasang Bar Code Text.
Sistem komputerisasi yang dimiliki PT HIT akandapat mendeteksi

12
barang cacat sehingga akan segera dilakukan perbaikan terhadap
penyebab terjadinyabarang cacat dan barang cacat tersebut tidak akan
melewati tahapan selanjutnya sehingga tidak ada barangcacat yang akan
melewati tahapan selanjutnya. Adanya produk gagal atau barang cacat
adalah salah satubentuk pemborosan terbesar yang dilakukan oleh
perusahaan manufaktur. Apabila barang cacat diketahuiterlebih dahulu
maka kerugian yang lebih besar dapat dihindari dengan menghentikan
produksi danmenemukan penyebabnya serta mencari solusi yang tepat.
Perusahaan akan mengeluarkan biaya yang sangatbesar apabila barang
cacat tersebut tidak terdeteksi selama produksi sehingga sampai ke
tangan konsumendan baru diketahui ketika ada keluhan. Mau tidak mau
perusahaan harus menarik/mengganti produk tersebutsehingga dapat
dibayangkan besarnya kerugian yang akan dialami, belum lagi citra
produk kita di matakonsumen akan merosot dan akan menurunkan
permintaan.

4. Penghapusan pemborosan
Penghaspusan pemborosan dapat dilakukan karena PT HIT telah
memenuhi kondisi sebagai berikut:- Produksi tidak menyisakan
persediaan- Waktu tunggu minimum, bahkan hampir tidak ada-
Minimalisasi biaya terhadap barang cacat- Beban kerja yang seimbang
dan merata- Tidak ada interupsi karena kehabisan persediaan dan kualitas
buruk

Ternyata tidak selamanya JIT berdapampak positif. Penerapan JIT pada


perusahaan manufaktur
juga akan menimbulkan dampak negatif apabila:
a. Pengiriman bahan baku terlambat sehingga terganggunya proses
produksi

13
b. Kinerja manajer dianggap menurun apabila pengambil keputusan
tertinggi masih berorientasi pada
c. Total Quantity Manufacture
d. Sistem TI sangat berpengaruh pada sistem keseluruhan produksi
mengalami kerusakan atau di hack
Setiap pengambilan keputusan atas perkembangan perusahaan akan
memiliki dua dampak yang berbeda dan akan menimbulkan opportunity
cost. Yang paling penting dalam penerapan JIT adalah penggunaan
persediaan seefisien mungkin dan menghindari pemborosan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

JIT (Just In Time) merupakan suatu system yang dikembangkan atas dasar
perbaikan dari kekurangan pada system tradisional. Dimana dalam langkah
JIT (Just In Time) pemborosan yang terjadi dalam system tradisional
berusaha untuk mengeliminasi pemborosan-pemborosan biaya yang timbul
akibat banyaknya waktu yang digunakan dalam memproduksi suatu barang
sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba dan memperbaiki posisi
persaingan perusahaan.

3.2 Saran

Perbandingan System Tradisional dengan Sistem JIT (Just In Time) diketahui


bahwa Sistem JIT (Just In Time) memiliki keunggulan dalam penghematan
waktu dan biaya dalam memproduksi barang. Oleh karena itu Manajemen
Perusahaan sebaiknya mengambil keputusan untuk menggunakan Sistem JIT
(Just In Time) dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.stei.ac.id/7338/3/BAB%202.pdf

https://www.academia.edu/34694836/Penerapan_Sistem_JIT_pada_manufaktur_Elektr
onik_PT_HIT

16

Anda mungkin juga menyukai