Oleh :
NPM : 19.1.01.11560
SURABAYA
2022
DAMPAK PENERAPAN JUST IN TIME TERHADAP PENINGKATAN
EFISIENSI PEMBELIAN BAHAN BAKU
(STUDI KASUS PADA PT ARTHA ROYAL MANDIRI)
Diajukan Oleh :
NPM : 19.1.01.11560
SURABAYA
2022
Telah Disetujui
Dosen Pembimbing
Pada Tanggal
ii
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
iii
3.4. Teknik Analisis Data .................................................................... 30
iv
1. PENDAHULUAN
Saat ini, terdapat perubahan lingkungan bisnis yang drastis. Menurut Hansen
kualitas produk dan harga rendah untuk produk yang diperoleh dalam lingkungan
untuk menaikkan keunggulan kompetitif dan mampu bersaing dengan pasar global
ekonomi yang pesat, baik di bidang perdagangan, industri maupun di bidang jasa,
terjadi dan juga berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga stabilitas usaha agar
Setiap bisnis mampu mengatur dan menerapkan strategi yang tepat serta
dan tumbuh menjadi besar sehingga untuk memenuhi semua harapan tersebut.
menyatakan sangat ketat persaingan antar perusahaan yang terbaik buat bertahan
1
pada era globalisasi ini dengan menggunakan corporate strategy yang baik pada
semakin ketat saat ini dituntut agar mengutamakan dan meningkatkan efisiensi
antara lain caranya dengan merencanakan suatu pembelian bahan baku yang
dibutuhkan dengan meminimalkan pemakaian bahan baku. Salah satu upaya untuk
pembelian ini suatu hal yang tak mampu terpisahkan dari sistem manajemen
pembelian bahan baku. Dengan adanya hal tersebut maka ada biaya tambahan yang
Dan keadaan ini semakin mendorong tuntutan perusahaan akan daya saing
baku yang sempurna menjadi kunci kesuksesan bagi seluruh perusahaan serta
pengetahuan tentang teknologi proses pembelian yaitu just in time. Langkah awal,
2
penerapan just in time tidak harus menghilangkan semuanya sampai mendekati nol,
dari segi biaya pemesanan tidak ada cara untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan
di bidang konstruksi kolam renang yang berdiri sejak tahun 2013. Karena
meningkat, tetapi yang diharapkan tidak meningkat, dan tidak terkendali, sehingga
masalah ini menyulitkan pihak manajemen untuk mengatasi kenaikan biaya bahan
baku yang terjadi tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perusahaan
terus mencari alternatif untuk mengatasi biaya bahan baku dengan menerapkan
metode just in time sejak tahun 2020. Perusahaan tidak perlu menyimpan bahan
serta komponen pada jumlah besar karena produsen dapat memenuhi kebutuhannya
pada waktu yang tepat, dalam jumlah serta harga yang tepat, sehingga waktu dapat
sedetail semua biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, dengan ketentuan yang
3
Just In Time Terhadap Peningkatan Efisiensi Pembelian Bahan Baku Studi Kasus
1.4.Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pengguna laporan
keuangan dan bagi perusahaan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk
mengelola pembelian bahan baku dengan tidak banyak penyimpanan atau sisa yang
tidak dipakai saat itu juga dan penulis juga berkontribusi lebih pada perusahaan
untuk melakukan perhitungan biaya bahan baku yang benar untuk meningkatkan
4
1.4.2. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wawasan pengembangan ilmu
menyebabkan pembahasan semakin meluas dan tidak terarah, maka penulis akan
perbandingan dari dua penerapan pembelian bahan baku yang diberi batasan pada
5
2. TINJAUAN PUSTAKA
manajemen. Manajemen pembelian menjadi salah satu fungsi dasar dari sebuah
perusahaan karena perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya fungsi
ini (Efrianti dkk., 2015). Manajemen pembelian merupakan sesuatu yang tidak
dapat dipisahkan dari pembentukan sistem perusahaan itu sendiri karena jika
pemasok tidak dapat memenuhi bahan yang dibutuhkan pada jumlah barang atau
biaya yang memastikan maka produk yang diperoleh akan diberi harga pangsa
dalam penugasan sumber daya danbiaya dapat dihindari (Shidqi dan Supriono,
2018).
spesifikasi yang telah ditetapkan, harga yang wajar serta kompetitif pengiriman
6
diperlukan karena sangat mempengaruhi efisiensi, serta akhirnya pada laba
perusahaan.
jika hal tersebut tidak pernah didekati dengan tindakan (Titop D. W., et al. 2022).
Menurut Ivada P. A et al. (2015) Proses pembelian yang dibeli sesuai pada
persyaratan pembelian yang ditentukan. Jenis dan tingkat kendali pada pemasok
serta produk yang dibeli bergantung pada efek produk yang dibeli terhadap
7
3. Metode serta prosedur pembelian yang efisien
kualitas, ukuran dan berat atau faktor yang diinginkan untuk tipe tertentu.
Spesifikasi ini dibuat oleh manajemen atas kajian menyeluruh tentang kebutuhan
tambahan atau pengeluaran modal serta aset operasi dari departemen outlet.
c. Membeli barang yang diperlukan dengan harga, kuantitas, dan kualitas yang
suplier.
8
i. Memantau situasi ekonomi, politik serta peristiwa terutama yang dapat
bisnis.
berikut:
b. Bertanggung jawab.
h. Mampu bernegosiasi.
pemasok,leveransir).
9
b. Menanyakan dengan departemen yang berkompeten tentang perintah yang
Menentukan sistem pembelian barang kebutuhan pokok secara Cash atau Kredit
(Damiri J. 2005)
diaplikasikan secara nyata sejak awal tahun 1970-an pada perusahaan manufaktur
di Jepang. Pada awalnya di Toyota Motor oleh Mr. Taichii Ono, seorang wakil
mengadopsi strategi Henry Ford yang disesuaikan dengan etos kerja masyarakat
Jepang sehingga lahirlah sebuah filosofi yang disebut sebagai just in time
pemborosan, sesuatu yang tidak menambah nilai didalam kegiatan produksi dengan
menyugukan suku cadang yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat (Schroeder,
1994:79).
yaitu
(2) menunggu merupakan syarat tidak adanya kegiatan yang terjadi di pekerja juga
10
(3) transportasi berlebih merupakan proses berpindahnya dari manusia, bahan yang
(4) proses tidak sesuai merupakan kesalahan produksi seperti penggunaan mesin
(6) cacat merupakan pengerjaan berulang di produk serta cacat pada desain yang
dihasilkan,
(7) gerakan tidak perlu, merupakan aktivitas yang dipengaruhi operator kinerja,
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan just in time adalah sistem
manufaktur yang tidak bernilai tambah dan untuk menghasilkan produk dalam
manufaktur di Jepang dan Amerika Serikat seperti Hewlet Packard, IBM, dan
persediaan mengarah pada tingkat biaya yang paling rendah, bahkan tingkat
efisiensinya mendekati 100%. Ini disebabkan karena tujuan konsep just in time
tahapan proses produksi sejak bahan baku sampai dengan barang jadi tidak ada
11
bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi, tidak kurang dan
tidak lebih pada saaat bahan-bahan diperlukan untuk membuat produk yang
tidak ada persediaan bahan baku di gudang kecuali untuk di proses habis. Konsep
manajemen ilmiah yang di kembangkan oleh Federick Taylor, dalam just in time
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau kepuasan
produk bermutu dengan biaya rendah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah
Komitmen ini diperlukan agar dapat mengerjakan sesuatu dengan benar sejak
saat pertama sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol, tidak
memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan
12
3. Selalu diupayakan penyempurnaan berkesinambungan. Komitmen ini
(Supriyono. 1999:125).
utama dari perusahaan yang telah menerapkan sistem just in time, diantaranya
adalah :
1. Kualitas yang tinggi. Perusahaan yang telah menerapkan sistem just in time
persediaan yang rendah dan skedul yang ketat. Sistem just in time berupaya
13
2. Tingkat persediaan rendah. Dalam sistem just in time, persediaan dianggap
kepada unit kerja berikutnya dan kalau habis baru dikirim lagi, sehingga ada
produksi yang fleksibel sehingga barang yang diproduksi tidak terlalu sering
merupakan salah satu syarat utama dalam menerapkan sistem just in time.
Sistem just in time merupakan konsep tepat waktu maka tidak ada
14
4. Peran Just In Time
1. Meningkatkan laba
a. Pengendalian biaya
b. Peningkatan kualitas
Menurut Ristono (2015) tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem
waktu tertentu)
7. Mereduksi overhead
15
6. Manfaat Just In Time
fungsi dan aktivitas. Oleh karena itu, manfaat just in time antara lain :
1. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebagai akibat
5. Mengurangi waktu tunggu (lead time) karena ukuran lot yang kecil sehingga
sel produksi lebih dapat memberikan umpan balik terhadap masalah mutu.
bidang fungsional yang telah banyak menerapkan just in time adalah pembelian
16
dan produksi, karena sistem pembelian dan produksi merupakan titik awal
(Sekunder W, 2011). Secara garis besar just in time ada dua macam, yaitu Just
mentah tepat pada waktu untuk karena hubungan pemasok sangat penting.
waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara
sebagai berikut:
17
atau biaya penyimpanan atau biaya pemindahan bahan dari gudang ke
pabrik.
keseluruhan sistem just in time karena melibatkan pihak luar yaitu pemasok,
b. Pengurangan jumlah pemasok untuk setiap item dan biaya serta waktu
sering dalam jumlah kecil, dalam hal kualitas, harga serta waktu
pengiriman.
jadwal pengiriman barang dan harga yang harus dibayar dalam bentuk
komputer.
18
d. Dengan tidak adanya pengecekan oleh pembeli atas kualitas barang
harga tertentu yang dipesan jadi no. defect, no. inspection, no. sorting,
penjadwalan proses produksi komponen atau produk yang tepat waktu, mutu
dan jumlahnya yang sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi yang
(2003) jika sistem just in time diidentikkan dengan sistem produksi tepat
waktu, penerapan just in time dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut:
kecil.
19
d. Menerapkan teknik produksi dalam sel (celullar) untuk mempersingkat
jarak perjalanan bahan baku maupun suku cadang dari satu mesin ke
Oleh karena itu, dalam sistem just in time production perusahan perlu
produksi.
menjadi produk jadi adalah troughput time. Troughput time sendiri menurut
20
4. Waktu tunggu yaitu waktu dimana produk berada dalam suatu
operasi mesin hingga ke produk spesifik yang diproduksi dalam sel. Biaya ini
kemudian menjadi biaya langsung untuk produk tersebut. Selain itu, penggunaan
pekerja yang sangat terampil dengan cara ini berarti bahwa biaya pemasangan,
mengikuti proses peningkatan yang dilakukan pada just in time, dan tidak hanya
21
membutuhkan kehati-hatian, persiapan serta perencaaan yang cermat (Baldric
produksi untuk menghasilkan suatu hasil. Efisien ini terdiri dari membatasi
pengeluaran yang tidak berguna dalam membatasi elemen yang berlebihan, oleh
karena itu efisiensi ini terkaitan dengan rantai nilai (value chain), yaitu hubungan
antara kegiatan yang dilakukan penciptaan barang dan jasa (Henry Faizal
2011:402).
yang diukur dengan satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi tersebut, ada empat unsur pokok dalam biaya, yaitu
membuang waktu dan tenaga, namun sesuai dengan rencana dan tujuan. Untuk
bisnis harus beroperasi secara efisien. Cara untuk meningkatkan efisiensi biaya
dapat dicapai melalui sistem perencanaan, alat produksi, masukan yang tersedia
dengan hubungan kerja yang lebih baik dan kinerja yang lebih baik dengan
22
menggunakan kebijakan yang tepat di berbagai bidang. Biaya bahan baku adalah
biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang terlihat langsung dalam
pengelolaan bahan mentah menjadi barang jadi. Dan biaya overhead pabrik yaitu
biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi selain biaya bahan baku dan biaya
sebagainya. Semua produk terbuat dengan bahan baku langsung dasar. Bahan baku
langsung ini menjadi bagian fisik produk dan terdapat hubungan langsung antara
Penarikan Kesimpulan
23
3. METODE PENELITIAN
dengan efisiensi biaya bahan baku yang dihadapi oleh perusahaan dengan
merupakan peneliti yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh
subjek penelitian dengan total menggunakan cara serta berbagai metode yang
dialami.
Adapun objek dari penelitian ini adalah PT Artha Royal Mandiri yang berada
di Ruko Agung Sedayu Square Blok M No. 50 Jalan Outer Ringroad Lingkar Luar
Barat, Cengkareng, Jakarta Barat 1173, Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini bergerak
1. Data primer adalah data penelitian yang di diperoleh langsung dari sumber
2. Data sekunder adalah data yang di peroleh tidak langsung, khususnya melalui
24
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data penelitian
kepada subyek penelitian, namun pada dokumen yang tertera di PT Artha Royal
biaya bahan baku dengan metode just in time. Data dan informasi yang
diperlukan meliputi :
1. Sejarah perusahaan
bahan baku
25
2. Wawancara, metode wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah
memberikan informasi yang cukup sesuai dengan kebutuhan peneliti yaitu pada
7. Menurut anda bahan baku apa saja yang dibutuhkan untuk pembelian ?
8. Berapa kali pemakaian pada pembelian biaya bahan baku yang dipakai
26
10. Adakah biaya pengiriman dalam proses pembelian bahan baku, jika ada
11. Jika perusahaan membeli biaya bahan baku secara bertahap atau terus
12. Apakah ada bahan baku yang impor dari luar negri dan jika ada bahan
14. Apakah perusahaan menyimpan bahan baku di gudang atau tidak, jika
ada bagaimana dampak jika bahan baku tersimpan banyak digudang dan
solusinya bagaimana?
15. Sejak tahun kapan perusahaan ini sudah tidak banyak lagi menyimpan
16. Menurut anda apakah pembelian harga bahan baku harus sesuai dengan
kualitas ?
terhadap perusahaan ?
atau kendala ?
27
19. Selama perusahaan menerapkan just in time apakah sistem tersebut
efisiensi ?
1. Berapa biaya bahan baku per pcs/kg yang dibutuhkan saat pembelian ?
2. Adakah biaya pengiriman dalam proses pembelian bahan baku, jika ada
3. Jika perusahaan membeli biaya bahan baku secara bertahap atau terus
4. Apakah ada bahan baku yang impor dari luar negri, jika ada berapa
6. Adakah biaya asuransi dalam proses pengiriman bahan baku, jika ada
ada, bahan baku apa yang biasanya sering terismpan di gudang berapa
biaya tersebut ?
28
8. Jika persediaan bahan baku nya habis apakah perusahaan ini melakukan
pembelian bahan baku lagi, dan berapa biaya bahan baku yang dipakai
Satuan kajian adalah satuan terkecil yang digunakan oleh peneliti sebagai
efisiensi biaya bahan baku yang akan dipraktikkan. Satuan kajian tersebut meliputi:
perusahaan dimana biaya bahan baku meningkat, tetapi yang diharapkan tidak
meningkat serta tidak terkendali seperti barang yang tersedia dan disimpan di
gudang setelah aktivitas pembelian dan sebagai akibat penggunaan bahan baku
dalam aktivitas yang menumpuk. Bahan baku yang dibutuhkan pada perusahaan
salah satunya seperti beton, besi beton, tebal cor, tebal dinding, finishing
2. Sistem pembelian just in time, suatu sistem yang diterapkan oleh perusahaan
untuk mendapatkan bahan baku secara efisien dengan menerapkan metode just
in time, karena penerapan metode just in time oleh manajer mengurangi biaya
penggunaan bahan baku dapat meminimalkan output yang diberikan atau dapat
29
pesanan produksi utama, pemborosan saat pembelian bahan baku, dan kuantitas
pesanan berkurang.
3. Efisiensi biaya biaya bahan baku, suatu masukan (input) dibagi dengan keluaran
(output) dimana masukan tersebut adalah biaya bahan baku dan keluaran adalah
penelitian. Dari uraian di atas, teknik analisis data yang digunakan yaitu data yang
terkumpul secara deskriptif kualitatif atau untuk memperoleh data menurut kriteria
sesuai ditetapkan sebelumnya yaitu data pembelian bahan baku, data penyimpanan
mekanisme yang menghasilkan data deskriptif, bahasa atau tulisan serta sikap yang
bisa diamati dengan sendirinya. Analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Tradisional
30
JADWAL PENELITIAN
Tahun 2022-2023
No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari
. Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsultasi
Judul
2. Penyusunan
Proposal
3. Riset
Laporan
4. Pengolahan
Data
5. Penyusunan
Skripsi
31
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Y., Dewi, S., dan Ermadiani, 2007, Analisa Penerapan Sistem Just In
Time Untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Pada Perusahaan
Industri, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 12, No. 1, Januari: 132-146.
Baldric Siregar, et.al., Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta, 2013, Hlm.
152.
Diaz, A. P. dan Retnani, E. D. 2015. Penerapan Metode JIT Pembelian Bahan Baku
Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Bahan Baku. Jurnal Ilmu & Riset
Akuntansi, Vol. 4 No. 10.
Efrianti, Desi, et al. 2015. Analisis Perencanaan Pembelian Bahan Baku Dalam
Kaitannya Dengan Efisiensi Bahan Baku pada PT. Unitex. Akuntansi. Vol.
3. No. 2.
Henry Faizal Noor, Ekonomi Manajerial, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, Hlm. 402.
Ivada P., Hermanianto L., Kusnandar F. 2015. Integrasi Sistem Manaejemen ISO
9001, ISO 220 dan HAS 23000 dan Penerapannya di Industri Pengolahan
Susu. Jurnal Mutu Pangan : Jurnal Mutu Pangan Indonesia. 2(1). 66-73.
32
Kuncoro. 2004. Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.
Meylianti S, Brigita dan Mulia, Fernando. 2009. Pengaruh Penerapan JIT (Just In
Time) dan TQM (Total Qiality Management) Terhadap Delivery
Perfomance Pada Industri Otomotif di Indonesia, Jurnal Manajemen Teori
Dan Terapan, Tahun 2, No. 2, Agustus.
Rahayu. 2003. Pengaruh Aplikasi Strategi Just In Time Terhadap Efektivitas dan
Efisiensi Biaya Produksi Pada PT. Santosa Jaya Abadi Sidoarjo, Ekuitas,
Vol.9 No. 4 Desember 439-463.
Ristyowati, T., Muhsin, A., & Nurani, P. P. 2017. Minimasi Waste Pada
Aktivitasproses Produksi Dengan Konsep Lean Manufacturing (Studi
Kasus di PT Sport Glove Indonesia). Jurnal Optimasi Sistem Industri, 10(1),
85.
Sekunder W., Herry 2011. Penerapan Just In Time Dalam Sistem Pembelian Dan
Sistem Produksi. Binus Business Review Vol. 2 No. 1 Mei : 446-455.
Titop D. W., Titi L., Bambang J. 2022. Buku Ajar Manajemen Pembelian: Kajian
Teoritis Dan Empiris Mewujudkan Efisiensi Dan Efektivitas Belanja.
Cetakan Pertama. Eureka Media Aksara. Jawa Tengah.
Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management, Yogyakarta.
33