Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Impulse Buying Behavior pada Retail

Fashion ( Studi pada Retail 3Second Jl.Soekarno-Hatta, Kota Malang)

I Komang Nata Kusuma


Konsentrasi pemasaran Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Jl.Mt.Haryono 165 Malang
K_nata@rocketmail.com

Dosen Pembimbing :
Dr. Mugiono, SE, MM.

ABSTRAK
Perkembangan pada sector retail pada dekade terakhir mengalami peningkatan. Ini
ditopang melalui berbagi strategi/teknik pemasaran yang digunakan retail tersebut yang yang
salah satunya menjadi topic penelitian yaitu Visual Merchandising, visual Merchandising
merupakan sebuah teknik mempresentasikan produk secara visual sehingga menarik perhatian
konsumen.Visual Merchandising memiliki beberapa fungsi yang salah satunya yaitu
menstimulus Impulse Buying Behavior yang merupakan perilaku pembelian yang tidak
terencanakan yang berasal dari stimulus panca indra dan berdasarkan keinginan . Penelitian
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Visual merchandising terhadap Impulse Buying
Behavior secara Simultan dan Parsial; dan mengetahui pengaruh dominan variabel bebas dari
Visual merchandising yang mempengaruhi Impulse Buying Behavior. Metode penelitian yang
digunakan adalah explanatory research dengan kuisioner dan wawancara sebagai metode
pengumpulan data. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria
pelanggan 3Second yang berbelanja secara tidak terencana bejumlah sebanyak 140 orang.
Hasil Penelitian menunjukkan terdapat pengaruh simultan yang signifikan terhadap Visual
Merchandising terhadap Impulse Buying Behavior. Variabel yang memiliki pengaruh parsial
adalah Promotional Signage, Merchandise Display, Mannequin Display , Store Front ,Window
Display. Sedangkan Layout And Organization, Store Environment tidak memiliki pengaruh
parsial. Promotional Signage merupakan varibel dominan yang mempengaruhi Impulse Buying
Behavior.

Kata Kunci : Visual Merchandising, Impulse Buying Behavior, 3Second, Fashion Retail.

1
The Effect of Visual Merchandising on Impulse Buying Behavior in Retail Fashion
(Study in 3Second Retail at Jl. Soekarno-Hatta, Malang).

I Komang Nata Kusuma


Marketing Major, Management Department, Faculty of Economics and Business,
University of Brawijaya.
Jl.Mt.Haryono 165 Malang
K_nata@rocketmail.com

Supervisor :
Dr. Mugiono, SE, MM.

ABSTRACT
The development of retail sector in the recent decade experiences a good increase. It is
supported by the several marketing or retail strategies that are used by the retailers. One of the
retail strategy which becomes the topic of this research is visual merchandising, Visual
merchandising is a technique which is done through visually presents or shows the products
which then attracts consumers. .Visual merchandising has several benefits, one of which is to
encourage impulse buying behavior. Impulse buying itself is an unplanned purchase behavior
that comes from the stimulus of the common senses and from what consumers want. This study
aims to determine the effect visual merchandising on impulse buying behavior both
simultaneously and partially; in addition, this research also aims to determine the dominant
variable of visual merchandising which influences impulse buying behavior. This is an
explanatory research which utilizes questionnaires and interviews as its data collection
instruments. The sample is taken based on purposive sampling technique that requires some
criteria, like 3Second customers who had ever made an unplanned buying. The sample size is
140 people. The research demonstrates that there is a simultaneous significant effect of visual
merchandising on impulse buying behavior. The variables that have partial effect are Signage
Promotional, Merchandise Display, Mannequin Display, Store Front, and Window Display.
Yet, Layout and Organization as well as Store Environment do not have partial effect.
Promotional Signage is the dominant variable which affects Impulse Buying Behavior.
Keywords: Visual Merchandising, Impulse Buying Behavior, 3Second, Fashion Retail.

2
PENDAHULUAN harus mempertimbangkan manfaat dari
kepuasan sesaat dengan konsekuensi jangka
Perkempabangan industri retail pada panjang yang mungkin timbul. , Non-
dekade ini mengalami peningkatan yang cognitive evaluation, konsumen akan
cukup signifikan, hal ini didukung dengan mengurangi evaluasi kognitif mereka
pernyataan yang dirilis oleh AT Kearney terhadap atribut produk yang akan dibeli.
(2015) bahwa Indonesia berada di peringkat ,Disregard of consequencies, hanya
12 dunia dalam Indeks Pembangunan Ritel mementingkan kesenangan jangka pendek
Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT daripada memikirkan kepentingan untuk
Kearney. Ini adalah tingkat pertumbuhan jangka panjang. Banyak faktor yang dapat
ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia mempengaruhi perilaku impulse buying,
dalam indeks sejak 2001 total penjualan ritel salah satunya adalah visual merchandising.
tumbuh 14,5%. Lebih spesifik lagi, industry
retail fashion juga mengalami peningkatan Visual merchandising Visual
yang cukup pesat ditunjukkan dengan data merchandising merupakan sebuah teknik
penjualan pada pakaian wanita mencapai dalam mempresentasikan tampilan visual
621 milyar dollar AS pada tahun 2014 barang dagangan yang menarik perhatian
sedangkan pakaian pria telah mencapai 402 dan ditujukan pada pelanggan potensial
milyar dollar AS di tahun dan pakaian anak (Jain, Sharma, dan Narwal, 2012). Dimensi
mencapai 186 milyar dollar AS di tahun dari visual merchandising dalam penelitian
yang sama (Breyer, 2014). Kemajuan ini adalah Window display, Store Front,
teknologi di bidang informasi menyebabkan Merchandising Display Layout and
arus informasi menyebar dan berputar cepat Organization, In Store Form/Mannequin
sehingga membuat perubahan social budaya Display, Promotional signage, dan Store
pada masyarakat gaya hidup dan perilaku environment.
dalam belanja.
Menurut Kim (2003), window
Perilaku belanja impulse merupakan display adalah jenis presentasi visual dari
perilaku yang sudah tidak asing diantara barang-barang toko yang terletak pada
masyarakat. Lembaga Riset Kadence bagian toko yang terluar untuk menarik
Internasional Indonesia mengungkapkan perhatian konsumen dan akhirnya
bahwa sebanyk 28% masyarakat Indonesia memasuki toko. Fungsi dari window display
memiliki kebiasaan gaya hidup konsumtif yaitu menampilkan produk utama, dan
yang tidak sehat sepanjang 2015. Menurut untuk menarik pelanggan memasuki toko
Semuel (2005), impulse buying adalah dan melakukan pembelian.
kegiatan untuk menghabiskan uang yang
tidak terkontrol, kebanyakan ditujukan pada Store Front adalah titik masuk dari
barang-barang yang tidak diperlukan. pelanggan yang membantu mereka
Menurut Rook dan Hoch (1985,) indikator memutuskan apakah akan memasuki toko
yang digunakan untuk mengukur impulse atau tidak (Schneider, 2006). Eksterior
buying yaitu: Spontanity, merupakan bisnis mencakup toko rambu petunjuk atau
keinginan yang muncul dengan seketika logo, marquee, spanduk, warna, kanopi,
untuk bertindak. Dengan kata lain awning, pintu, jendela, dan desain eksterior,
merupakan hasrat yang muncul tiba-tiba dan suasana, dan lanskap dll (Schneider, 2006).
spontan untuk melakukan pembelian., Out- Merchandise Display adalah usaha
of-control, merupakan ketidakmampuan yang dilakukan dalam penataan barang
untuk menolak kepuasan sesaat dan dagangan ditoko, dengan memperhatikan
merupakan kondisi dimana seseorang tidak unsur pengelompokan jenis dan kegunaan
dapat mentoleransi adanya pemberian barang, kerapihan dan keindahan yang
reward kepada diri sendiri yang tertunda tersusun dengan rapi dengan tujuan
ataupun terlambat., Psychology conflict, mengarahkan pembeli agar tertarik untuk

3
melihat dan memutuskan untuk membeli 3second mampu bertahan dan berkembang
(Davies & Ward, 2002). di malang dimana pada jalan Soekarno-
Hatta terdapat persaingan ketat dengan ritel
Pengaturan ruangan melalui tata fesyen lainnya.
letak toko, mengarahkan, mengatur arus
pengunjung adalah sesuatu hal yang sangat Hipotesis
penting guna membuat daya tarik
pengunjung. Melalui tata letak yang baik Berdasarkan konsep penelitian yang ada,
maka akan sangat berpengaruh terhadap maka hipotesis yang diajukan dalam
penampilan dan citra toko (Levy & Weitz, penelitian ini, yaitu:
2012). H1: Window display memilki pengaruh
Manekin adalah model dari tubuh terhadap impulse buying behavior.
manusia yang digunakan oleh retail untuk H2: Store Front memiliki pengaruh
menunjukkan produk mereka, yang terhadap impulse buying behavior.
dirancang khusus untuk menunjukkan H3: Merchandising Display memiliki
bagaimana item pakaian harus dipakai dan pengaruh terhadap impulse buying behavior.
bagaimana harus dipadukan pada tubuh H4: Layout and organization memiliki
(Jain, 2012) pengaruh terhadap impulse buying
behavior.
Menurut Levy and Weitz (2012) H5: In Store Form/Mannequin Display
Promotional signage biasanya memiliki pengaruh terhadap impulse buying
menunjukkan produk tertentu yang behavior .
memiliki penawaran khusus. Tujuannya H6: Promotional signage memiliki
adalah untuk memicu perilaku "stop and pengaruh terhadap impulse buying behavior.
shop,". Kotler & Keller (2009) mengatakan
identitas sebuah toko dapat H7: Store environment memiliki pengaruh
dikomunikasikan kepada konsumen melalui terhadap impulse buying behavior.
dekorasi toko atau secara lebih luas dari
Metodologi Penelitian
atmosfernya. Atmosfer mengacu pada
desain sebuah lingkungan yang Penelitian ini termasuk penelitian
menstimulus lima panca indra. deskriptif. Sedangkan jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian penjelasan
Alasan peneliti memilih 3Second
(explanatory research) yaitu penelitian yang
sebagai objek penelitian karena 3Second
menjelaskan bagaimana sebab akibat antara
penantang pasar clothing dan distro anak
dua atau lebih konsep variabel yang akan
muda di Kota Malang, memiliki pangsa
diteliti (Umar, 2002). Tempat penelitian ini
pasar luas di berbagai kota di Indonesia.
adalah ritel 3Second cabang Jalan Soekarno-
Dari tiga cabang 3Second alasan peneliti
Hatta No. A3 Kav. 3 selama bulan Mei
memilih cabang 3Second di jalan Soekarno-
2016. Populasi penelitian merupakan
Hatta merupakan lokasi oulet yang strategis
pelanggan 3Second yang jumlahnya tidak
yaitu (1) Dekat dengan kampus Brawijaya
diketahui sehingga menggunakan metode
dan kampus lainnya (2) dekat dengan
non-probability sampling. Salah satu
perumahan penduduk menengah ke atas (3)
metode Non-Probability sampling adalah,
berada di Jalan Soekarno-Hatta merupakan
proposive sampling. Proposive sampling
jalan yang menhubungkan kota batu-
adalah metode teknik penentuan sampel
malang kota –belimbing (4) merupakan
berdasarkan pertimbangan tertentu
kawasan pertokoan dan pusat lifestyle, (5)
(Sugiyono, 2010). Responden yang mengisi
memiliki system yang pakem dan dekorasi
adalah pelanggan yang pernah/sedang
yang telah ditentukan oleh 3Second pusat
melakukan transaksi pada Distribution
membuat setiap oulet menjadi seragam,(6)
Outlet 3Second di Kota Malang.

4
Tabel 1
Definisi Oprasional Variabel

Dimensi
item
Variabel Referensi

Window 1. Window display menarik hingga menuntun pelanggan


display (X1) memasuki toko. Bakarne (2008)

2. Store front menarik


Store Front (X2) Schneider (2009)
3. Store front menarik sehingga pelanggan memasuki toko
4. Pengaturan merchandise menarik
5. Penyajian Produk yang baru mudah disadari sehingga 4,5 (Davies and Ward,
Merchandising
menarik perhatian pelanggan 2002), 6,7(Walters and
Display (X3)
6. Produk disusun dengan rapi White, 1987)
7. Toko menawarkan variasi merchandise yang beragam
8. Ruang jalan di toko tidak sesak
Layout and 9. Jalan di dalam toko didesain baik sehingga konsumen
organization tidak kesulitan mencari jalannya 8,9 (Banot and
(X4) 10. Rak diatur diletakkan di tempat yang tepat Wandebori, 2012),
10,11,12 ( Levy and
11. Penataan ruang yang menarik Weitz, 2012)
12. Toko menstimulus pengunjung untuk menjelajahi area
toko
13. Pelanggan dapat memvisualisasikan bagaimana pakaian 13 (Kerfootet., 2003),
In-store form- yang akan dibelinya dikenakan pada tubuhnya 14 (Jain, 2012),
mannequin
14. Pakaian dan manikin menarik pelanggan memasuki toko 15 (Sen, Block, &
display (X5)
15. Manikin membuat pelanggan kreatif melakukan mix and Chandran, 2002).
matchdengan pakaian dan aksesoris
16. Pelanggan menyinggahi toko setelah melihat penawaran
spesial 16 (Beatty & Ferrel,
Promotional 1998),
17. Pelanggan Cenderung berbelanja ketika melihat
Signages 17 (Youn & Faber,2000),
penawaran special di dalam toko
(X6) 18 (Rook & Hoch, 1985)
18. Pelanggan melihat lihat isi toko setelah meilhat media
19 (Weun, Jones, &
penawaran
Beatty 1998; Youn &
19. Pelanggan berbelanja yang tidak diinginkan ketika toko Faber,2000)
memasang papan penawaran spesial
20. Toko memberikan lingkungan berbelanja yang nyaman
Store
21. Toko menawarkan lingkungan berbelanja yang dapat 20 (Seock,2013),
Environment
dinikmati 21(Seock,2013),
(X7)
22. Toko menawarkan kemudahan berbelanja 22(Kotler, 1974),
23. Toko menawarkan lingkungan belanja yang 23(Kotler, 1974).
menyenangkan.
24. Spontanity
25. Out-of-control,
Impulse Buying 26. Psychology conflict 24,25,26,27,28, (Rook
Behavior 27. Non-cognitive evaluation dan Hoch 1985,)
28. Disregard of consequencies

5
Jumlah sampel sebesar 140 Uji Asumsi Klasik
responden. Variabel diukur dengan skala
likert memiliki rentang nilai 1= Sangat tidak Uji asumsi klasik merupakan cara
setuju sampai nilai 5=sangat setuju. untuk mengetahui apakah model regresi
Variabel independen dalam penelitian ini yang diperoleh dapat menghasilkan
estimator linier yang baik. Jika telah
adalah Window display, Store Front,
memenuhi asumsi klasik, berarti model
Merchandising Display Layout and
regresi ideal (tidak bias).
Organization, In Store Form/Mannequin
Display, Promotional signage, dan Store Uji Normalitas
environment, sedangkan variabel dependen
adalah Impulse Buying Behavior, secara Uji normalitas bertujuan untuk
lebih lengkap definisi oprasional variabel menguji apakah dalam sebuah model
beserta referensinya dapat dilihat pada tabel regresi, variabel dependen memiliki
1. Aplikasi olah data menggunakan program distribusi normal atau tidak (Kuncoro,
SPSS. Uji analisis yang digunakan adalah 2009).
Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji Tabel 2
normalitas, uji heterodiksitas,dan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
multikolenieritas, kemudian menggunakan Unstandardized
uji regresi linier berganda untuk mengetahui Keterangan
Residual
pengaruh variabel yang diuji. N
140
Kolmogorov-
1.024
Smirnov
0.245
Hasil Penelitian dan Pembahasan Asymp. Sig (2-tailed)
Hasil Uji Validitas Instrumen Sumber : Data primer yang diolah (2016)
Validitas menunjukkan sejauh mana pengujian terhadap residual dari model
suatu alat pengukur itu mengukur apa yang regresi menghasilkan nilai asymptotic
ingin diukur (Umar,2002). Hasil uji dapat significance lebih besar dari 0,05 yaitu
diketahui bahwa masing-masing item sebesar 0.245. Berdasarkan hasil tersebut
pertanyaan memiliki r hitung > dari r tabel dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
(0,165) dan bernilai positif. Maka dengan normal.
demikian seluruh butir pertayaan tersebut
valid. Uji Multikolinearitas
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Multikolinearitas adalah adanya
hubungan linear yang sempurna (mendekati
Menurut Sugiyono (2010) sempurna) antara beberapa atau semua
Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran variabel bebas (Kuncoro, 2009).
atau serangkaian alat ukur yang memiliki
Table 3
konsistensi bila pengukuran yang dilakukan
Hasil Uji Multikolinieritas
dengan alat ukur itu dilakukan secara
No Variabel VIF
berulang. dapat diketahui masing-masing
1 Window Display (X1) 1.298
item pertayaan memiliki Cronbach Alpha > 2 Store Front (X2) 1.377
0,60 . Maka variabel independen (Visual 3 Merchandise Display (X3) 1.364
Merchandising) dan variabel dependen 4 Layout and Organization (X4) 2.207
5 In-Store Form/Mannequin Display 1.458
(Impulse Buying Behavior) dapat dikatakan 6 (X5) Promotional Signage (X6) 1.548
reliabel. 7 Store Environment (X7) 1.593

Sumber : Data primer yang diolah (2016)

6
Berdasarkan table hasil pengujian, atau negatif dan juga untuk memprediksi
nilai VIF untuk Semua Variabel penelitian nilai dari variabel dependen apabila nilai
menghasilkan nilai lebih kecil dari 10. variabel independen mengalami kenaikan
Sehingga dapat disimpulkan tidak ditemui atau penurunan.
gejala multikolinieritas antara variabel
independen. Nilai dari output koefisien
2
determinasi (𝑅 ) memperoleh koefisien
Uji Heteroskedastisitas sebesar 0.436 yang mengandung pengertian
bahwa pengaruh variabel bebas (Visual
Uji heteroskedastisitas digunakan
Merchandising) terhadap variabel terikat
untuk mendeteksi apakah dalam model
(Impulse Buying Behavior) adalah sebesar
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
43,6% sedangkan sisanya (100%-43,6%=
residual satu pengamatan ke pengamatan
56,4%) dipengaruhi oleh variabel lain.
lain. Pendeteksian ada tidaknya
heterodiktisitas dapat dilakukan dengan Tabel 4
melihat ada tidaknya pola tertentu pada Hasil Koefisien Regresi Linier
grafik scatter plot, dimana sumbu Y adalah Standardized
Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah Coefficients
Beta
residual (Y prediksi –Y sesungguhnya). Variabel t Sig.
(Constant) 2.208 .029
Gambar 1 Window Display .169 2.265 .025
Hasil Uji Heterodiksitas Store Front .166 2.165 .032
Merchandise Display .184 2.406 .017

Layout And .099 1.016 .311


Organization
Mannequin Display .201 2.546 .012

Promotional Signage .256 3.146 .002

Store Environment -.157 - .058


1.909
Sumber : Data primer diolah
a. Hasil Uji Hipotesis 1
Sumber : Data primer yang diolah (2016 Koefisien regresi variabel X1 yaitu
Window Display menunjukkan peroleh
Berdasarkan grafik scatterplot koefisien sebesar 0,169 memiliki tanda
menunjukan bahwa titik-titik menyebar positif dengan nilai signifikansi sebesar
secara acak serta tersebar baik di atas 0,025 apabila dibandingkan dengan α = 0,05
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. bahwa 0,025<0,05 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar
Jadi dapat disimpulakan bahwa tidak terjadi 2,265 dimana jika dibandingkan dengan
heteroskedastisitas dalam regresi. nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,656 maka pengaruhnya
signifikan. Berdasarkan hasil tersebut maka
Uji Regresi Linier Berganda
hipotesis 1 yang menyatakan pendapat
Analisis regresi linier berganda bahwa terdapat pengaruh window display
adalah hubungan secara linear antara dua terhadap impulse buying behavior
atau lebih variabel independen (X) dengan dinyatakan diterima.
variabel dependen (Y) (Umar,2002).
Analisis ini digunakan untuk mengetahui b. Hasil Uji Hipotesis 2
arah hubungan antara variabel independen Koefisien regresi variabel X2 yaitu
dengan variabel dependen apakah positif Store Front dapat dituliskan, menunjukkan

7
peroleh koefisien sebesar 0,166 memiliki in-store form/mannequin display dapat
tanda positif dengan nilai signifikansi dituliskan menunjukkan peroleh koefisien
sebesar 0,032 apabila dibandingkan dengan sebesar 0,201 memiliki tanda positif dengan
α = 0,05 bahwa 0,032<0,05 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 nilai signifikansi sebesar 0,012 apabila
sebesar 2,165 dimana jika dibandingkan dibandingkan dengan α = 0,05 bahwa
dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,656 maka 0,012<0,05 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 2,546
pengaruhnya signifikan. Berdasarkan hasil dimana jika dibandingkan dengan nilai
tersebut maka hipotesis 1 yang menyatakan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,656 maka pengaruhnya
pendapat bahwa terdapat pengaruh store signifikan. Berdasarkan hasil tersebut maka
front terhadap impulse buying behavior hipotesis 1 yang menyatakan pendapat
dinyatakan diterima. bahwa terdapat pengaruh in-store
form/mannequin display terhadap impulse
c. Hasil Uji Hipotesis 3 buying behavior dinyatakan diterima.
Berdasarkan table 4 pengujian
hipotesis koefisien regresi variabel X3 yaitu f. Hasil Uji Hipotesis 6
merchandise display dapat dituliskan, Berdasarkan table 4 pengujian
menunjukkan peroleh koefisien sebesar hipotesis koefisien regresi variabel X6 yaitu
0,184 memiliki tanda positif dengan nilai promotional signage dapat dituliskan,
signifikansi sebesar 0,017 apabila menunjukkan peroleh koefisien sebesar
dibandingkan dengan α = 0,05 bahwa 0,256 memiliki tanda positif dengan nilai
0,017<0,05 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 2,406 signifikansi sebesar 0,002 apabila
dimana jika dibandingkan dengan nilai dibandingkan dengan α = 0,05 bahwa
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,656 maka pengaruhnya 0,002>0,05 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 3,146
signifikan. Berdasarkan hasil tersebut maka dimana jika dibandingkan dengan nilai
hipotesis 1 yang menyatakan pendapat 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,656 maka pengaruhnya
bahwa terdapat pengaruh merchandise signifikan. Berdasarkan hasil tersebut maka
display terhadap impulse buying behavior hipotesis 1 yang menyatakan pendapat
dinyatakan diterima. bahwa terdapat pengaruh promotional
signage terhadap impulse buying behavior
d. Hasil Uji Hipotesis 4 dinyatakan diterima.
Berdasarkan table 4 pengujian
hipotesis koefisien regresi variabel X4 yaitu g. Hasil Uji Hipotesis 7
layout and organization dapat dituliskan Berdasarkan table 4 pengujian
menunjukkan peroleh koefisien sebesar hipotesis koefisien regresi variabel X7 yaitu
0,099 memiliki tanda positif dengan nilai store environment dapat dituliskan,
signifikansi sebesar 0,311 apabila menunjukkan peroleh koefisien sebesar -
dibandingkan dengan α = 0,05 bahwa 0,157 memiliki tanda negatif dengan nilai
0,311>0,05 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 1,016 signifikansi sebesar 0,058 apabila
dimana jika dibandingkan dengan nilai dibandingkan dengan α = 0,05 bahwa
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,656 maka pengaruhnya 0,058>0,05 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar -1,909
signifikan. Berdasarkan hasil tersebut maka dimana jika dibandingkan dengan nilai
hipotesis 1 yang menyatakan pendapat 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,656 maka pengaruhnya
bahwa terdapat pengaruh layout and signifikan. Berdasarkan hasil tersebut maka
organization terhadap impulse buying hipotesis 1 yang menyatakan pendapat
behavior dinyatakan ditolak. bahwa terdapat pengaruh store environment
terhadap impulse buying behavior
e. Hasil Uji Hipotesis 5 dinyatakan ditolak.
Berdasarkan table 4 pengujian
hipotesis koefisien regresi variabel X5 yaitu

8
PEMBAHASAN HASIL memenuhi syarat yang dinyatakan oleh
PENELITIAN Davies & Ward yaitu (1)Rapi dan bersih (2)
Mudah dicari (3)Mudah dilihat (4) Mudah
Pengaruh Window Display terhadap dijangkau.
Impulse Buying Behavior Koefisien regresi ini menunjukkan
Hasil penelitian ini menemukan bahwa jika merchandise display dibuat
hasil yang sama dengan penelitian yang ditingkatkan dengan cara dibuat lebih
dilakukan oleh Mehta & Chugan (2013) dan menarik, menciptakan penyajian Produk
Moayery, Zamani & Vazifehdoost (2014) baru lebih mudah disadari dan
bahwa terdapat pengaruh window display meningkatkan keberagaman variasi
terhadap impulse buying behavior ini sudah merchandise maka akan meningkatkan
dibuktikan dengan uji regresi di dalam perilaku impulse buying.
penelitian ini dengan perbandingan nilai F Pengaruh Layout and Organization
dengan F table (2,265>1,656). Koefisien terhadap Impulse Buying Behavior
regresi ini menunjukkan bahwa jika window Penelitian yang dilakukan Mehta
display ditingkatkan maka akan terjadi dan chugan (2014) mengenai pengaruh
peningkatan kunjungan toko dan visual merchandising terhadap perilaku
meningkatkan perilaku impulse buying. konsumen menunjukkan pengaruh yang
Pengaruh Store Front terhadap Impulse signifikan antara merchandise display
Buying Behavior dengan perilaku konsumen. Namun uji
Penelitian yang dilakukan Mehta regresi di dalam penelitian ini menunjukkan
dan Chugan (2014) mengenai pengaruh hasil perbandingan nilai F dengan F table
visual merchandising terhadap perilaku (1.016<1,656) sehingga menyatakan
konsumen menunjukkan pengaruh yang penelitian ini menunjukkan tidak terdapat
signifikan antara store front dengan perilaku pengaruh merchandise display terhadap
konsumen. Uji regresi di dalam penelitian impulse buying behavior. Ada beberapa
ini menunjukkan hasil perbandingan nilai F faktor yang menyebabkan variabel tersebut
dengan F table (2,165>1,656) oleh sebab itu tidak memenuhi indikator signifikan
penelitian ini menunjukkan terdapat terhadap perilaku impulse buying. Variabel
pengaruh store front terhadap impulse X4 yakni Layout and organization telah
buying behavior. Koefisien regresi ini melakukan beberapa analisis. Menurut
menunjukkan jika store front tingkatkan Ebster dan Garaus (2015) beberapa poin
maka akan meningkatkan perilaku impulse mengenai aturan umum mengenai trafik
buying. konsumen dimana pengunjung menghindari
Pengaruh Merchandise Display terhadap area sempit dan memojok, penting untuk
Impulse Buying Behavior pengecer untuk merencanakan lorong yang
Penelitian yang dilakukan Mehta cukup lebar sehingga mereka sinyal kepada
dan Chugan (2014) mengenai pengaruh pelanggan sebelum mereka memasuki
visual merchandising terhadap perilaku mereka bahwa pembeli lain akan dapat
konsumen menunjukkan tidak terdapat melewati mereka dengan nyaman dan pada
pengaruh yang signifikan antara jarak yang wajar (Ebster & Garaus, 2015),
merchandise display dengan perilaku Koefisien regresi ini menunjukkan
konsumen. Namun uji regresi di dalam bahwa jika layout and organization
penelitian ini menunjukkan hasil ditingkatkan dengan membuat ruang jalan di
perbandingan nilai F dengan F table toko tidak sesak, kemudahan mobilisasi di
(2,406>1,656) sehingga menyatakan dalam toko didesain baik sehingga
penelitian ini menunjukkan terdapat konsumen tidak kesulitan mencari jalannya,
pengaruh merchandise display terhadap peletakkan rak-rak di tempat yang tepat
impulse buying behavior. Hal ini penataan ruang dibuat lebih menarik, dan
dikarenakan penataan merchandise menstimulus pengunjung untuk menjelajahi

9
area toko maka akan meningkatkan perilaku Koefisien regresi ini menunjukkan
impulse buying. bahwa jika promotional signage
ditingkatkan dengan cara dibuat lebih
Pengaruh In-Store Form/Mannequin menarik dan ditaruh di tempat yang terlihat
Display terhadap Impulse Buying dan tepat, maka akan terjadi peningkatan
Behavior kunjungan toko dan meningkatkan perilaku
Hasil penelitian ini menemukan impulse buying. Sehingga Hasil penelitan di
hasil yang sama dengan penelitian yang atas menunjukkan bahwa variabel
dilakukan oleh Mehta & Chugan (2013) Promotional signage yang paling dominan
menunjukkan tidak terdapat hubungan diantara variabel visual merchandising
antara In-Store Form/Mannequin dengan lainnya. Ini dikeranakan peletakan signage
perilaku impulse buying sedangkan pada dan yang tepat, yakni di depan pintu masuk dan
Moayery, Zamani & Vazifehdoost (2014) banner raksasa, penempatan di dalam toko
bahwa terdapat pengaruh In-Store juga sudah tepat membuat pengungjung
Form/Mannequin terhadap impulse buying tidak bingung produk mana yang memiliki
behavior. Penelitian ini menunjukkan penawaran/discount. Desain memiliki style
terdapat pengaruh antara In-Store flat dengan perpaduan warna dominan
Form/Mannequin terhadap impulse buying merah dan font berwarna putih sehingga
behavior melalui uji regresi dengan terlihat mencolok , mudah dikenali dan
perbandingan nilai F dengan F table mudah dibaca. Selain itu konsumen
(2,546>1,656). Sehingga penelitian ini 3Second cenderung mencari penawaran
berhasil membuktikan hipotesis Mehta dan yang menarik yang tawarkan 3Second.
Chugan (2013) dan memperkuat hasil Pengaruh Store Environment terhadap
penelitian Moayery, Zamani dan Impulse Buying Behavior
Vazifehdoost (2014) bahwa In-store Penelitian yang dilakukan Mehta
Form/Mannequin display memiliki dan Chugan (2014) mengenai pengaruh
pengaruh terhadap impulse buying behavior. visual merchandising terhadap perilaku
Koefisien regresi ini menunjukkan konsumen menunjukkan tidak terdapat
bahwa jika In-store Form/Mannequin pengaruh yang signifikan antara store
display ditingkatkan dengan cara dibuat environment dengan perilaku konsumen.
lebih menarik sehingga pelanggan dapat Penelitian ini juga memperkuat hasil temuan
memvisualisasikan bagaimana pakaian yang tersebut, yakni tidak terdapat pengaruh
akan dibelinya dikenakan pada tubuhnya, signifikan antara store environment dengan
pelanggan memasuki toko, membuat perilaku impulse buying, Uji regresi di
pelanggan kreatif melakukan mix and match dalam penelitian ini menunjukkan hasil
dengan pakaian dan aksesoris maka akan perbandingan nilai F dengan F table (-
meningkatkan perilaku impulse buying. 1,909<1,656).
Pengaruh Promotional Signage terhadap Penulis juga menemukan beberapa
Impulse Buying Behavior alasan mengapa variabel X7 yakni store
Hasil penelitian ini menemukan environment tidak memilki pengaruh yang
hasil yang sama dan memperkuat hasil dari signifikan melalui studi literature. store
penelitian yang dilakukan oleh Mehta & environment, menurut Ebster dan Garaus
Chugan (2013) dan Moayery, Zamani & (2015) ruang yang sempit, kurangnya
Vazifehdoost (2014) bahwa terdapat cahaya dan music yang tidak cocok akan
pengaruh promotional signage terhadap menyebabkan gairah konsumen berkurang.
impulse buying behavior ini sudah Diakui bahwa terdapat ruang sempit di
dibuktikan dengan uji regresi di dalam beberapa area toko yang mungkin
penelitian ini dengan perbandingan nilai F menyebabkan pengunjung kurang nyaman,
dengan F table (3,146>1,656). tingkat pencahayaan sacara general atau
keseluruhan sudah cukup terang namun

10
belum pada tingkat yang ideal dan 3Second juga menemukan bahwa promotional
kurang memperhatikan sorot lampu ke signage merupakan bagian dari visual
produk (Product highlight). merchandising yang paling dominan
Koefisien regresi ini menunjukkan mempengaruhi pembelian impuls.
bahwa jika store environment diningkatkan 7. Tidak ditemukannya pengaruh antara
maka akan menurunkan perilaku impulse store environment atau lingkungan toko
buying. dengan perilaku pembelian secara tidak
terencana, dikarenakan pencahayaan di
KESIMPULAN dalam toko yang kurang ideal.
1. Window display atau jendela etalase SARAN
memiliki pengaruh terhadap pembelian
impuls atau pembelian tak terencana, Saran Praktis
ketika jendela etalase ditingkatkan 1. Window display atau jendela etalase
maka perilaku pembelian secara tak pada toko di 3second sebaiknya
terencana akan meningkat diapasang sekat agar tidak langsung
2. Store Front atau depan toko menembus toko dengan ditambahkan
berpengaruh terhadap terhadap impulse aksesoris/ furniture yang unik/ vintage,
behavior atau pembelian tak terencana, untuk menguatkan tema atau karakter
oleh karena itu ketika depan toko toko tersebut. Kebersihan etalase sangat
ditingkatkan menjadi lebih menarik perlu diperhatikan, kaca jendela etalase
maka pembelian secara tidak terencana sebaiknya setiap hari dibersihkan.
akan meningkat. 2. Store front atau bagian depan toko dapat
3. Merchandise display atau penataan ditingkatkan dengan memasang
produk memiliki pengaruh terhadap aksesoris furniture untuk meningkatkan
pembelian tidak terencana melalui karakter toko, warna depan toko
penelitian ini, pembelian tidak dipadukan dengan warna yang menarik,
terencana akan meningkat ketika banner sebaiknya dibersihkan atau dicat
penataan produk dibuat lebih menarik. kembali beberapa bulan sekali untuk
4. Peneliti tidak menemukan pengaruh menhindari karat karena mengurangi
antara layout toko (layout and kesan pertama toko.
organization) terhadap perilaku 3. Penataan produk atau merchandise
pembelian tidak terencana dialam display dapat ditingkatkan dengan
penelitian ini, hal tersebut disebabkan menggunakan meja pamer yang lebih
terdapat alur berjalan yang sempit dan tinggi , dan rack yang lebih unik untuk
ruang toko yang memojok. menarik perhatian konsumen.
5. Hasil Penelitian ini menyimpulkan 4. Toko sebaiknya memberikan jalan yang
bahwa in-store form/mannequin display lebih lebar , dan mengurangi area yang
atau penyajian manikin memiliki memojok agar pelanggan lebih leluasa
pengaruh terhadap perilaku pembelian dan nyaman saat berbelanja. Sebaiknya
tidak terencana atau impulse buying ruang memojok dan sempit tersebut
behavior, jika penyajian manikin dijadikan fitting room atau ruang ganti
ditingkatkan menjadi lebih menarik dan sebaliknya ruang fitting yg lama
maka perilaku pembelian tak terencana dibongkar dan dijadikan tempat display
akan meningkat. produk dengan menyesuaikan toko dan
6. promotional signage atau media/papan menambah beberapa rak.
promosi ditemukan pengaruh memiliki 5. Toko sebaiknya memperbaiki
pengaruh terhadap perilaku pembelian pencahayaan toko karena terlalu terang,
tak terencana ketika media/papan toko dapat meredupkan sedikit cahaya
promosi ditingkatkan maka perilaku lampu mencapai tingkat yang ideal,
pembelian tak terencana akan meningkat, biarkan produk mendapatkan lampu
11
sorot yang dipadukan sehingga terdapat kedua. Gramedia. Pustaka Utama,
kesan mewah. Jakarta.
Jain, D. R. 2013. Effect of Visual
Saran untuk Penelitian Selanjutnya Merchandising of Apparel on
1. Penelitian mengenai visual Impulse Buying Behavior of
merchandising merupakan bagian Women, dalam Indian Journal of
pemasaran ritel yang tidak baru namun Applied Research. Sal Institute Of
penelitiannya mengenai mulai banyak Management, Ahmedabad.
diteltiti pada 10 tahun terakhir. Terdapat Jain, V., Sharma, A., and Narwal, P. 2012.
banyak variabel denpenden selain Impact of Visual Merchandising on
impulse buying yang dapat digali dan Consumer Behavior towards
diteliti melalui Visual merchandising, Women's Apparel,dalam
seperti keputusan pembelian, brand International Journal of Research
image, brand perception, loyalitas in Management. Amity University
konsumen, penjualan dan lain-lain. Campus , Noida.
2. Variabel visual merchandising masih Kerfoot, S., Davies, B., & Ward, P. 2003.
belum memiliki dimensi yang pasti, Visual merchandising and the
diharapkan peneliti selanjutnya creation. Wiley, London.
melakukan lebih banyak melakukan Kim, J. 2003.College Students’ apparel
studi literatur dan menyesuaikan nya impulse buying behaviors in
dengan objek diteliti, perbedaan hasil relation to visual merchandising
penelitian bisa terjadi di tempat dalam Journal of retailing master
penelitian yang berbeda, seperti of science BFA. American
restaurant, toko furniture, supermarket, Interctinental
showromm mobil, hotel dan lain lain. University, Schaumburg.
Levy, Weitz. 2012. Retailing Management.
Babson Collage University ,
DAFTAR PUSTAKA Florida.
Banot, A. and Wandebori, H. 2012, Store Mehta, N. & Chugan, Pawan K. 2013. The
Design and Store Atmosphere Impact of Visual Merchandising on
Effect on Customer Sales per Visit Impulse Buying Behavior of
dalam 2nd International Consumer: A Case from Central
Conference on Business Mall of Ahmedabad India, dalam
Economics, Management and Universal Journal of Management
Behavioral Sciences. Bali. 2. Horizon Research Publishing,
Beatty, S.E. & Ferrell, M.E. (1998), Impulse Alhambra,USA.
buying: Modeling its precursors Mehta, N. & Chugan, Pawan K. 2014.
dalam Journal of Retailing Volume Impact of Visual Merchandising on
74. Elsevier , Amsterdam. Consumer Behavior: A Study of
Davies, B. and Ward, P. 2002, Managing Furniture Outlets, dalam Universal
Retail Consumption, Wiley, Journal of Management 2. Horizon
London. Research Publishing,
Ebster, C., and Garaus, M. 2011. Store Alhambra,USA.
Design and Visual Merchandising: Moayery, M., Zamani, S., and
Creating Store Space That Vazifehdoost, H. 2014. Effect of
Encourages Buying., Business Visual Merchandising on Apparel
Expert Press LLC, New York. Impulse Buying Behaviors Among
Husein Umar. 2002. Riset Pemasaran dan Iranian Young Adults Females,
Perilaku Konsumen. Cetakan dalam Indian Journal of Science

12
and Technology. Islamic Azad Seock, Y. K,. 2013. Understanding the
University , Tehran. Importance of Visual
Pegler, M. M. 2012. Visual Merchandising Merchandising on Store Image and
and Display Sisth Edition. Shopper Behaviors in Home
Fairchild Books , New York. Furnishings Retail Setting, dalam
Rook, D, W. 1987. The Impulse Buying, European Journal of Business and
dalam Journal Of Consumer Management. The University of
Research 14th. Oxford University , Georgia, Athens.
Oxford. Sindo News. 2 Juni 2015. Pertumbuhan
Rook, D, W., and Hoch, S, J. 1985. Ritel Indonesia Peringkat 12
Consuming Impulses. Advances in Dunia, (Online)
Consumer Research , 12. Oxford (http://ekbis.sindonews.com/read/1
University , Oxford. 007773/34/pertumbuhan-ritel-
Schneider, F. Kimbrell, G. Woloszyk, C. indonesia-peringkat-12-dunia-
2006. Marketing Essentials. The 1433163799 Diakses pada
McGraw-Hill Companies , Desember 2015)
Woodland Hills. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Semuel, H. 2005. Respon Lingkungan Kunatitatif dan Kualitatif R&D.
Belanja Sebagai Stimulus Alfabeta, Bandung.
Pembelian Tidak Terencana pada Walters, D and White, D,.1987. Retail
Toko Serba Ada (Toserba). Jurnal Marketing Management.
Manajemen & Kewirausahaan. Macmillan Press , Basingstock.
(online) Youn, Seounmi and Ronald J. Faber. 2000.
(http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/i Impulse Buying: Its Relation to
ndex.php/man/article/view/16361/16 Personality Traits and Cues dalam
353 diakses Februari 2016) Advances in Consumer Research
Sen, S., Block, L., & Chandran, S. 2002. Volume 27 Eds. (Online)
Window displays and consumer (http://acrwebsite.org/volumes/838
shopping decisions, dalam Journal 3/volumes/v27/NA-27, diakses
of Retailing and Consumer Januari 2016).
Services, 9 Eds. Elsevier ,
Amsterdam.

13

Anda mungkin juga menyukai