Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI HEDONIS dan CITRA MEREK

TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF


(Studi Pada Konsumen Memphis Origins Surabaya)

Dibuat Oleh :
Muhammad Arif Ghozali
NIM : 0106011910385

INTERNATIONAL BUSINESS MANAGEMENT


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS CIPUTRA
SURABAYA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL......................................................................................................... iii


DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iv
BAB I ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9
1.4 Manfaat penelitian ........................................................................................ 10
1.5 Ruang Lingkup ............................................................................................. 11
BAB 2.......................................................................................................................... 12
2.1 Landasan Teori .................................................................................................. 12
2.1.1 Perilaku Konsumen ............................................................................... 12
2.1.2 Pembelian Impulsif ............................................................................... 16
2.1.3 Motivasi Hedonis .................................................................................. 19
2.1.4 Citra Merek ........................................................................................... 21
2.2 Penelitian Sebelumnya ................................................................................. 25
2.3 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis ...................................................... 28
2.3.1 Hubungan Motivasi Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif ................ 28
2.3.2 Hubungan Citra Merek Terhadap Pembelian Impulsif ......................... 29
2.4 Kerangka Konseptual dan Model Analisis ................................................... 29
BAB 3.......................................................................................................................... 31
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 31
3.2 Populasi dan Sampel..................................................................................... 31
3.3 Jenis Data, Sumber Data, dan Skala Pengukuran ......................................... 33
3.3.1 Jenis Data dan Sumber Data ................................................................. 33
3.3.2 Skala Pengukuran .................................................................................. 34
3.4 Variabel dan Definisi Operasional ................................................................ 34
3.5 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................ 36

i
3.6 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis .................................................... 36
3.6.1 Metode Analisis..................................................................................... 36
3.6.2 Pengujian Hipotesis............................................................................... 38
3.6.3 Uji Asumsi Dasar Klasik ....................................................................... 39
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 41
LAMPIRAN ................................................................................................................ 45
Lampiran 1. Kuisioner ............................................................................................. 45

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Bencmarking Stay Culture ........................................................................... 4

Tabel 3. 1Penilaian Skala Likert ................................................................................. 34


Tabel 3. 2Definisi Operasional Tiap Variabel Penelitian ............................................ 34

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Grafik Pertumbuhan ................................................................................. 1
Gambar 1. 2 Grafik Omzet ............................................................................................ 3

Gambar 2. 1Model Analisis......................................................................................... 30

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang berpotensi memiliki target pasar yang sangat

besar. Menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (2020) terdapat banyak

populasi yang terus meningkat, khususnya kelas menengah yang terus tumbuh.

Populasi di Indonesia memiliki gaya hidup yang cenderung konsumtif dan

meningkatnya jumlah kesadaran akan produk buatan dalam negeri. Fashion merek

lokal menjadi bisnis yang sangat kuat dan kompeten meskipun pada saat masa pandemi

Covid-19 lalu. Pada saat pandemi banyak masyarakat untuk membeli produk fashion

lokal semakin meningkat. Hal tersebut dapat didukung oleh mudahnya proses

pembelian online melalui E-Commerce seperti Shopee dan TokoPedia. Pernyataan

tersebut dapat didukung dengan banyaknya faktor potongan harga hingga gratis ongkos

kirim untuk melakukan belanja melalui market place (Tristiawati, 2021).

Grafik Pertumbuhan Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, 2011-2022

Gambar 1. 1 Grafik Pertumbuhan

1
Sumber : https://www.dataindustri.com/produk/tren-data-pertumbuhan-industri-

tekstil-dan-pakaian-jadi/

Berdasarkan grafik diatas, dapat dijelaskan bahwa dari tahun 2011 hingga 2022

disimpulkan adanya fluktuasi atau dapat diartikan sebagai perubahan atas naik

turunnya sebuah aktivitas harga penjualan dalam setiap tahun-nya. Dapat di lihat bahwa

industri tekstil dan pakaian selalu mengalami kestabilan. Adapun penurunan yang

sangat signifikan di tahun 2020, hal itu terjadi karena pada saat itu di Indonesia

mengalami awal pandemi Covid-19. Akan tetapi pada saat pandemi Covid-19 mulai

memasuki fase penurunan, dapat dilihat pada akhir tahun 2021 hingga 2022 grafik

kinerja industri tekstil maupun pakaian kembali meningkat.

Segmentasi besar maupun sedang terhadap industri pakaian di indonesia

mencatatkan pertumbuhan produksi paling baik di antara sektor lainnya (Bisnis.com,

2019). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Industri pakaian tahun 2019 tumbuh

sebesar 29,19% secara tahunan dibandingkan dengan industri furniture yang tumbuh

dibawah industri fashion dengan presentase sebesar 8,79%. Adanya fenomena trend

fashion dan sektor dunia fashion diatas yang kemudian menjadi titik awal terbentuknya

ide maupun pemikiran untuk membentuk project business yang bernama Stay Culture.

Stay Culture merupakan bisnis yang berjalan dibidang fashion. Bisnis ini

didirikan pada tanggal 10 Februari 2020. Adapun produk-produk dari Stay Culture

merupakan produk fashion berupa kaos atau T-shirt. Stay Culture mengalami kesulitan

terhadap faktor branding dan penjualan yang berkelanjutan. Persaingan industri fashion

mengenai pasar di Indonesia sangatlah tergantung pada brand image atau disebut juga

2
Citra Merek. Omzet penjualan yang meningkat sangat penting untuk bisnis Stay

Culture agar dapat bersaing di tengah persaingan bisnis industri fashion. Mengenai hal

tersebut Omzet yang dihasilkan oleh Stay Culture sendiri terhitung pada Bulan Mei

2021 hingga Bulan Mei 2022. Berikut adalah grafik penjualan produk Stay Culture.

Gambar 1. 2 Grafik Omzet

Grafik Omzet Penjualan Stay Culture 4 Kuartal periode Mei 2021 hingga Mei 2022
Sumber : Data Internal Stay Culture, 2022

Berdasarkan grafik 1.2, pendapatan stay culture pada periode 2021 hingga 2022

mengalami fluktuatif pada omzet penjualan. Mengenai pengamatan dalam grafik

diatas, kendala utama bisnis Stay Culture adalah banyaknya kompetitor yang memiliki

Citra Merek yang lebih baik maupun besar dan adanya pangsa pasar fashion dengan

Motivasi Hedonis. Hal tersebut dapat didukung oleh hasil penelitian dari (Pandiangan

et al., 2021) bahwa seseorang memiliki suatu motif yang didasari oleh suatu keamanan,

3
kesehatan, dan status / Citra Merek. Dengan ini, peneliti melakukan benchmarking

dengan kompetitor sejenis seperti Memphis Origins.

Memphis Origins merupakan produk lokal yang menjual produk fashion

dengan ciri khas tersendiri. Bisnis ini berasal dari Kota Bandung yang memang salah

satu kota di Indonesia dengan banyak kreativitas. Memphis Origins ini bermula dengan

memproduksi apparel seperti kaos. Nama Memphis Origins mulai dikenal luas pada

saat merek tersebut memproduksi jaket denim di tahun 2018. Produk yang paling laris

dari Memphis Origins adalah produk jaket varsity yang bernama kamikaze. Saat ini

Memphis Origins memiliki Citra Merek yang sangat baik di Indonesia. Media yang

digunakan dalam mendistribusikan produknya yaitu dengan beberapa E-Commerce

seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak Lazada, dan Blibli. Mereka berhasil menjual

produknya hingga tembus 3.200 pembeli di akun Shopee dengan nama

memphisorigins. Media pemasaran yang digunakan adalah Instagram dengan pengikut

sebesar 516.000 orang.

Dibawah ini adalah tabel bencmarking atau perbandingan Stay Culture dengan

kompetitor untuk mengetahui posisi bisnis stay culture di bandingkan dengan

kompetitor yang bergerak di bidang fashion:

Tabel 1. 1 Bencmarking Stay Culture

MEREK BIDANG HARGA SOSIAL MEDIA

Stay Culture Fashion Rp 129.000 – Rp 280 Followers

150.000

4
Memphis Origins Fashion Rp 160.000 – Rp 516.000 Followers

1000.000

Sumber : Data Internal Stay Culture, 2021

Berdasarkan data pada tabel 1.1, produk Stay Culture memiliki perbandingan

harga yang relatif jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan kompetitornya. Melihat

data diatas peneliti ingin menggunakan benchmarking dengan kompetitor sejenis.

Peneliti melakukan benchmarking dalam penelitian ini dikarenakan Memphis Origins

ini lebih bagus secara profit dan Citra Mereknya. Peneliti juga ingin melihat apa saja

faktor-faktor yang mampu mempengaruhi Pembelian Impulsif dari konsumen terhadap

produk Memphis Origins.

Masyarakat Indonesia saat ini menjadikan kebutuhan fashion sebagai salah satu

hal yang cenderung tidak bisa dihindari. Saat ini Indonesia menjadi pasar besar bagi

perusahaan fashion, hal ini menjadi acuan perusahaan fashion untuk mempelajari

perilaku konsumen yang ada di Indonesia, masyarakat juga lambat tahun semakin

mampu berfikir selektif terhadap pemilihan produk khususnya fashion. Seiring

perkembangan zaman saat ini pola pikir konsumen semakin berubah dengan adanya

hidup bermewah (Hedon) dan berbelanja untuk mendapatkan produk dengan merek

yang terkenal, khususnya di kota besar seperti Surabaya. Perilaku konsumen secara

konsumtif tersebut menyebabkan adanya perilaku pembelian secara impulsif. Kota

Surabaya menjadi kota terbesar kedua di Indonesia yang mana masyarakatnya

memiliki sifat konsumtif dalam seleksi produk fashion dengan merek terkenal untuk

kepentingan hidup secara hedon.

5
Perilaku impulsif adalah perilaku konsumen yang ingin membeli barang tanpa

berfikir secara rasional dan tidak direncanakan sebelumnya. Menurut (Wijaya &

Oktarina, 2019) menyatakan bahwa Pembelian Impulsif (impulsive buying) adalah

suatu kondisi yang terjadi ketika individu mengalami perasaan terdesak secara tiba-tiba

yang tidak dapat dilawan. Budaya yang terjadi di masyarakat saat ini adalah pergi ke

pusat perbelanjaan merupakan sebuah hiburan untuk mereka. Kecenderungan untuk

membeli secara spontan ini umumnya dapat menghasilkan pembelian ketika konsumen

percaya bahwa tindakan tersebut adalah hal yang wajar (Ismail et al., 2020).

Masyarakat Indonesia mayoritas ingin melakukan kegiatan konsumtif dengan

berbelanja barang yang tidak seharusnya diperlukan akibat dari adanya motivasi

masing-masing individu konsumen. Perilaku tersebut dominan terjadi pada kalangan

remaja karena pada saat itu juga remaja sangat ingin untuk menemukan jati diri, salah

satunya yaitu penampilan yang dianggap sangat penting untuk kebutuhan sosial dan

menunjang popularitas. Perilaku konsumtif sangat condong untuk seorang remaja

terhadap merek terkenal karena mereka berpikir pakaian dengan citra merek yang

tinggi lebih berkualitas dan mampu meningkatkan rasa kepercayaan diri.

Motivasi hedonis merupakan salah satu contoh tolak ukur keberhasilan dalam

Pembelian Impulsif. Motivasi Hedonis merupakan motivasi konsumen untuk

berbelanja tanpa memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli sehingga mereka

terdorong untuk melakukan Pembelian Impulsif. Motivasi Hedonis sendiri merupakan

suatu pikiran dalam cara berpakaian dan padanan dalam tata cara terhadap fashion agar

dipandang tinggi oleh masyarakat. Oleh sebab itu, Pembelian Impulsif terjadi akibat

6
dorongan Motivasi Hedonis, atau sebab lain seperti rasa suka terhadap suatu produk,

dan ingin mendapat pengakuan sosial di lingkungannya atau karena pengaruh

emosional lainnya.

Fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan seseorang cenderung berperilaku

konsumtif yang termotivasi untuk berbelanja dan menggunakan produk fashion yang

memiliki Citra Merek yang dianggap memiliki kualitas yang bagus dan membentuk

Motivasi Hedonis yang mengakibatkan gaya hidup yang diakui di lingkungannya. Hal

tersebut dapat didukung oleh pendapat dari (Pandiangan et al., 2021)bahwa seseorang

memiliki suatu motif yang didasari oleh suatu keamanan, kesehatan, dan status/citra

merk. Citra Merek sendiri merupakan persepsi konsumen yang muncul dibenak

konsumen ketika mengingat suatu merek dari suatu produk tertentu. Citra Merek dalam l l l

l berpakaian seringkali diperhatikan oleh konsumen agar terlihat lebih baik dan
l l l l l l l l l

l dipandang tinggi oleh lingkungannya. Hal ini yang membuat konsumen termotivasi
l l l l l l l l l

l untuk melakukan pola hidup yang hedon dan gengsi terhadap produk yang memiliki
l l l l l l l l l l l

l citra merek yang kurang diakui oleh masyarakat. Citra Merek sangat dianggap penting
l l l l l l l l l l l

l oleh konsumen untuk menunjang penampilan agar lebih stylish dan trendy, dan
l l l l l l l l l l

l konsumen gemar membeli suatu produk fashion karena Citra Merek itu sendiri.
l l l l l l l l l l

l Semakin tinggi Citra Merek suatu produk, maka semakin tinggi pula tingkat keputusan
l l l l l l l l l l l

l pembelian pada konsumen. Saat ini produk fashion merupakan produk yang sering
l l l l l l l l l l

l dibelanjakan oleh konsumen karena mereka berpikir dengan berbelanja produk fashion
l l l l l l l l l

l maka bisa menunjang penampilannya agar diakui di lingkungan sosial masyarakatnya.


l l l l l l l l l

7
Bagi konsumen di Indonesia, banyak peristiwa yang membuat konsumen
l l l l l l l l

l melaksanakan Pembelian Impulsif, diantaranya Motivasi Hedonis dan Citra Merek. l

l Adanya model berpenampilan menarik dan memiliki keahlian dalam berpakaian


l l l l l l l l

l menunjang penampilan diri dalam bersosialisasi di lingkungannya, akan membangun


l l l l l l l l

l pemikiran irasional terhadap pengkonsumsian produk/barang yang memiliki Citra


l l l l l l

Merek yang tinggi, yang dapat menunjang penampilan yang baik serta dapat membantu
l l l l l l l l l l l

l tercapainya pengakuan dari lingkungan sosialnya mengenai penampilan fashion yang


l l l l l l l l

l dipresentasikan dengan pengkonsumsian produk yang menunjang penampilanl l l l l l

l seseorang. Perilaku konsumtif yang dilakukan oleh individu terbentuk dari pengaruh
l l l l l l l l l

l beberapa faktor misalnya faktor budaya, faktor sosial dan faktor pribadi serta terdapat
l l l l l l l l l l l

l faktor psikologis konsumennya.


l l

Berkaca pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (B. Nasution &
l l l l l l

others, 2020) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belanja Hedonis Terhadap Pembelian l l l l l l l

l Impulsif Pada Toko Online di Instagram” yang membuktikan bahwa motivasi hedonis
l l l l l l l l l l

l berpengaruh signifikan terhadap suatu pembelian impulsif. Motivasi hedonis yang telah
l l l l l l l l l

l melekat pada diri seseorang membuat seseorang akan cenderung mengarah pada
l l l l l l l l l

l motivasi untuk gaya hidup hedon yang dipresentasikan dalam perilaku pembelian yang
l l l l l l l l l l

l konsumtif. Peristiwa ini juga sejalan dengan adanya fenomena mengenai tuntutan sosial
l l l l l l l l l l

l yang ada di lingkungan masyarakat yang membuat konsumen lebih memperhatikan


l l l l l l l l l

l bagaimana cara untuk berpenampilan, serta memiliki kecakapan yang baik terhadap
l l l l l l l l l

l dunia fashion yang akan membentuk motivasi mereka untuk gaya hidup yang hedon
l l l l l l l l l l l

8
l yang mengarah pada pembelian impulsif yang didasari oleh kehedonisan seseorang
l l l l l l l l l

l tersebut yang menyebabkan perilaku yang konsumtif dengan berbelanja secara


l l l l l l l l

l berlebihan. Hal ini sependapat dengan (Hafsyah, 2020) yang menyatakan bahwa
l l l l l l l

l motivasi berbelanja yang didasarkan pada motvasi hedonis akan menyebabkan


l l l l l l l l

l kecenderungan berbelanja secara berlebihan.


l l l

Berdasarkan penjelasan di atas, dan keterkaitan antar masalah satu dengan

lainnya, penulis tertarik untuk membahas Pengaruh Motivasi Hedonis dan Citra Merek

terhadap Pembelian Impulsif

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan


l l l l l l l

l permasalahan sebagai berikut: l l

1. Apakah Motivasi Hedonis berpengaruh signifikan terhadap Pembelian Impulsif


l l l l l

pada konsumen produk Fashion di Surabaya ?

2. Apakah Citra Merek berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif pada


l l l l l l l l

l konsumen produk Fashion di Surabaya ?l

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan topik penelitian, latar belakang, dan perumusan masalah, maka
l l l l l l l l l

l tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk:


l l l l l

9
1. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi Hedonis terhadap Pembelian

Impulsif pada konsumen Fashion di Surabaya.

2. Untuk mengetahui pengaruh Citra Merek terhadap Pembelian Impulsif pada

konsumen Fashion di Surabaya.

1.4 Manfaat penelitian

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan, rumusan masalah dan tujuan


l l l l l l l l

l penelitian, maka dapat diperoleh manfaat penelitian sebagai berikut:


l l l l l l l

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan studi yang
l l l l l l l l l

l relevan dan bisa dijadikan bahan untuk kajian penelitian selanjutnya mengenai
l l l l l l l l l

l perilaku konsumen. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan bagi


l l l l l l l l

l pembaca dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan terutama yang


l l l l l l l

l berhubungan dengan Motivasi Hedonis dan Citra Merek.


l l

2. Manfaat Praktis

Penelitian skipsi ini dapat bermanfaat untuk memecahkan suatu


l l l l l l l

l permasalahan yang berkaitan dengan Motivasi Hedonis dan Citra Merek serta
l l l l l

l pembelian impulsif. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan
l

untuk bisnis Stay Culture dalam merancang strategi dan lebih mengenal industri

fashion di Kota Surabaya maupun Indonesia.

10
1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini mencakup Motivasi Hedonis dan Citra Merek

yang mempengaruhi Pembelian Impulsif pada konsumen Memphis Origins pada bulan

April 2022 sampai April tahun 2023.

11
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Perilaku Konsumen

Perusahaan harus mempelajari konsep-konsep dasar perilaku konsumen


l l l l l l

l yang berubah ubah dari waktu ke waktu, dan juga untuk menghadapi kompetisi
l l l l l l l l l l l

l pasar yang semakin kompetitif. Perilaku konsumen adalah aktivitas konsumen


l l l l l l l l

l dalam pencarian sesuatu produk, pemilihan dan pembelian serta penggunaan untuk
l l l l l l l l l

l pemuasan kebutuhan atau keinginan mereka. Menurut (Nofri & Hafifah, 2018)
l l l l l

l mendefinisikan perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam


l l l l l l l l

l mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk


l l l l l l l

l proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut.


l l l l l l l l

l Menurut (Qazzafi, 2020) Consumer behavior it is study of the processes in volved l l l l l l l l l l

l when individuals or groups select, purchase, use, or dispose of products, services,


l l l l l l l l l l l

l ideasor experience to satisfy needs and desires. Yang artinya perilaku konsumen
l l l l l l l l l l

l adalah pembelajaran tentang proses yang terlibat ketika individu atau kelompok
l l l l l l l l l

l memilih, membeli, menggunakan atau membuang produk, jasa, ide atau


l l l l l l l l

l pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Menurut (Saekoko et al.,


l l l l l l

2020) perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana kelompok, individu,


l l l l l l l l

l maupun organisasi dalam memilih, membeli, memakai serta bagaimana ide,


l l l l l l l l

l jasa/pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan.


l l l l l l

12
Dari pengertian yang dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
l l l l l l l l

l perilaku konsumen yaitu aktivitas yang dilakukan oleh konsumen untuk memenuhi
l l l l l l l l l

l suatu kebutuhannya baik untuk mengenakan produk, hingga mengkonsumsi


l l l l l l l

l produk. Perilaku yang dilakukan oleh konsumen berbeda-beda, tergantung dengan


l l l l l l l l

l suasana dan situasi, sebab banyak faktor yang mendorong konsumen untuk
l l l l l l l l l

l melaksanakan suatu pembelian atas barang/jasa. l l l l l

2.1.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

Perilaku konsumen merupakan aspek yang terpenting untuk mempengaruhi


l l l l l l l

l konsumen dalam proses keputusan pembelian. Menurut (Adhim, 2020) faktor yang
l l l l l l l

l mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari lima tahap yaitu:


l l l l l l l

1) Faktor-faktor kebudayaan. l

Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh secara luas pada perilaku konsumen:


l l l l l l l

a. Kebudayaan l

Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang


l l l l l l l l

l paling mendasar. Perilaku manusia dapat ditentukan oleh kebudayaan yang


l l l l l l l l

l melingkupinya dan pengaruhnya akan selalu berubah sesuai dengan l l l l l l l

l perkembangan jaman. l

b. Sub budaya l

Ada empat macam sub budaya yaitu, kelompok kebangsaan, ras, agama, dan
l l l l l l l l l l

l wilayah-wilayah geografis. l

c. Kelas sosial l

13
Kelas sosial merupakan sebuah kelompok yang para anggotanya pada setiap
l l l l l l l l l

l jenjang memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.


l l l l l l l l

2) Faktor sosial
l

a. Kelompok referensi l

Kelompok referensi seperti keluarga, teman, agama, profesi memberikan


l l l l l l l

l pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku


l l l l l l l l

l seseorang.

b. Keluarga

Keluarga memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembelian.


l l l l l l l l

c. Peranan dan status l l

Setiap peranan mempengaruhi pembelian konsumen, setiap peranan


l l l l l l

l membawa status yang mencerminkan penghargaan umum yang diberikan


l l l l l l l

l masyarakat.

3) Faktor produksi
l

a. Pekerjaan

Pekerjaan ini memberi kontribusi yang tinggi dalam perilaku pembelian,


l l l l l l l l

l dengan l pekerjaan l membuat l seseorang l berperilaku l berbeda jika


l

l dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pekerjaan dibawahnya.


l l l l l l

b. Kondisi ekonomi l

Kondisi ekonomi berperan dalam menentukan suatu produk yang akan


l l l l l l l l

l dibeli.

14
c. Gaya hidup l

Setiap orang memiliki gaya hidup yang berbeda meskipun orang itu berasal
l l l l l l l l l l

l dari sub budaya, kelas sosial bahkan dari pekerjaan yang sama.
l l l l l l l l l

4) Faktor psikologis
l

a. Motivasi l

Setiap orang mempunyai kebutuhan pada suatu saat, kebutuhan itu yaitu
l l l l l l l l l

l kebutuhan biogenic yang muncul dari ketegangan seperti rasa lapar dan
l l l l l l l l l

l kebutuhan psychogenic yang muncul dari psikologis misalnya kebutuhan


l l l l l l l

l untuk diakui di lingkungannya.


l l l

b. Persepsi l

Seseorang menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu mengikuti persepsi


l l l l l l l

l yang dihadapi.
l

c. Belajar l

Dengan belajar menggambarkan perilaku pembelian berasal dari


l l l l l l

l pengalaman.

d. Kepercayaan dan sikap l l

Melalui belajar, maka seseorang mendapatkan kepercayaan dan sikap. Hal


l l l l l l l l

l ini yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian mereka.


l l l l l l

e. Kepribadian dan konsep diri l l l

Kepribadian konsumen ditentukan oleh faktor internal (emosi, cara berpikir)


l l l l l l l l

l dan faktor eksternal (lingkungan, kebudayaan). Kepribadian konsumen dan


l l l l l l l

15
l konsep diri mempengaruhi cara pandang dan keputusan pada saat
l l l l l l l l

l melakukan pembelian. l

2.1.2 Pembelian Impulsif

2.1.2.1 Pengertian Pembelian Impulsif

Menurut (Aprilia & Mahfudzi, 2020) Pembelian impulsif merupakan l l

l perilaku membeli yang tidak hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan, namun
l l l l l l l l l

l untuk memenuhi hasrat dan konsep diri atas tuntutan gaya hidup. Pembelian
l l l l l l l l l l

l impulsif ini terjadi secara tiba-tiba tanpa ada rencana terlebih dahulu. Menurut
l l l l l l l l l

(Fajryati & others, 2019) pembelian impulsif adalah pembelian yang terjadi ketika l l l l l l

l konsumen melihat produk atau merek tertentu, kemudian konsumen menjadi


l l l l l l l l

l tertarik untuk mendapatkannya, biasanya karena adanya rangsangan yang menarik


l l l l l l l l

l dari toko tersebut. Menurut (Suratno et al., 2021) pembelian impulsif adalah proses
l l l l l

l pembelian suatu barang, dimana pembeli tidak mempunyai niat untuk membeli
l l l l l l l l l

l sebelumnya, dapat dikatakan pembelian tanpa rencana atau pembelian seketika.)


l l l l l l l l

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif


l l l l l l l

l merupakan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya, yang dilakukan secara


l l l l l l l l

l tiba-tiba atau spontan saat berada didalam toko.


l l l l l l

2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif

Faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif Menurut Thai (dalam (Pudyastari,


l l l l l l l

2019) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif yaitu:


l l l l l l l

16
a) Kondisi mood konsumen. Kondisi mood konsumen dapat mempengaruhi
l l l l l l l

l pembelian impulsif, pada konsumen yang memiliki mood negatif akan


l l l l l l l l

l cenderung lebih terpengaruh untuk melakukan pembelian impulsif karena


l l l l l l l

l dengan alasan mengurangi mood yang negatif tersebut, seperti mengurangi


l l l l l l l l

l stress.

b) Pengaruh lingkungan. Orang-orang yang berada di lingkungan yang


l l l l l l l

l cenderung melakukan pembelian impulsif maka ia juga akan terpengaruh


l l l l l l l l

l untuk melakukan pembelian impulsif juga.


l l l l

c) Kategori produk dan pengaruh toko. Produk yang memiliki tampilan


l l l l l l l l

l menarik, harga yang menarik akan lebih mudah mempengaruhi konsumen


l l l l l l l l

l untuk melakukan pembelian impulsif.


l l l

d) Kondisi demografis tempat tinggal dan status sosial konsumen. Konsumen


l l l l l l l l

l yang bertempat tinggal di perkotaan cenderung melakukan pembelian


l l l l l l l

l impulsif daripada konsumen yang bertempat tinggal di pedesaan.


l l l l l l l

e) Kepribadian individu. Misalnya pada konsumen yang royal akan


l l l l l l l

l cenderung lebih mudah untuk melakukan pembelian impulsif.


l l l l l l

2.1.2.3 Indikator Pembelian Impulsif

Menurut (Rahmasari et al., 2022) indikator pembelian impulsif adalah: l l l l

17
1) Spontanitas pembelian, pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi
l l l l l l l

l konsumen untuk membeli, namun sebagai respon terhadap stimulasi


l l l l l l l

l visual yang langsung di suatu toko.


l l l l l

2) Pembelian tanpa pertimbangan, pembelian ini terjadi tanpa melakukan


l l l l l l l

l pertimbangan, pembelian ini terjadi karena faktor-faktor tertentu


l l l l l l

l misalnya karena motivasi yang muncul ataupun karena adanya diskon.


l l l l l l l l

3) Pembelian karena sesuatu yang menarik, pembelian ini terjadi apabila


l l l l l l l l

l konsumen melihat barang/produk yang menarik sehingga ia membeli


l l l l l l l

l karena keinginan bukan kebutuhan.


l l l

4) Adanya perasaan untuk segera memiliki produk yang dijual, pembelian


l l l l l l l l

l ini terjadi karena konsumen melihat suatu produk yang ditawarkan dan
l l l l l l l l l

l ingin segera memiliki produk tersebut tanpa memperhatikan


l l l l l l

l manfaatnya.

Menurut Lestari (2018) indikator pembelian impulsif adalah:


l l l l l l

1) Spontan. Pembelian dilakukan spontan tanpa ada rencana l l l l l l

l sebelumnya.

2) Melihat langsung membeli. Jika ada produk yang menarik, l l l l l l l

l konsumen langsung membeli produk tersebut. l l l l

3) Bertindak tanpa berpikir. Konsumen membeli produk tanpa l l l l l l

l memikirkan manfaat barang tersebut. l l l

4) Beli sekarang. Konsumen langsung melakukan pembelian ketika


l l l l l l

l merasa cocok. l

18
2.1.3 Motivasi Hedonis

Hedonis merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti

kenikmatan atau kesenangan (Afif & Purwanto, 2020). Motivasi hedonis adalah l l

l motivasi yang muncul dari benak konsumen untuk berbelanja untuk kesenangan
l l l l l l l l l

l sendiri hanya untuk hiburan semata yang tidak memperhatikan manfaat dari barang
l l l l l l l l l l

l itu sendiri. Menurut Kaczmarek (dalam Defi, Achmad, & Rizal 2019) motivasi
l l l l l l l l l l

l hedonis adalah kemauan untuk memulai perilaku yang meningkatkan pengalaman


l l l l l l l l

l positif (pengalaman yang menyenangkan atau baik). Hal yang bertujuan untuk
l l l l l

mendapatkan kesenangan semata dan memiliki persepsi seseorang bahwa belanja

adalah hal menarik berdasarkan pikiran emosional seseorang tersebut merupakan

motivasi hedonis (Mustika et al., 2023)

Motivasi hedonis ini muncul ketika seseorang memiliki hasrat untuk


l l l l l l l l

l memiliki l suatu l produk l tanpa l berpikir l panjang, l biasanya mereka


l

l mempertimbangkan karena adanya faktor tertentu, misalnya dari segi citra merek l l l l l l l l l

l yang dianggap bagus dan bisa juga karena ada potongan harga. Perilaku yang
l l l l l l l l l l l

l seperti inilah yang mendorong konsumen kepada gaya hidup yang konsumtif
l l l l l l l l l

l sehingga konsumen melakukan keputusan pembelian secara impulsif.


l l l l l l

2.1.3.1 Dimensi Motivasi Hedonis

Kategori yang ada dalam motivasi hedonis menurut (Mustika et al., 2023) ada 6
l l l l l l l l

l dimensi, yaitu: l

19
1) Adventure shopping, yaitu dimana konsumen termotivasi untuk berbelanja
l l l l l l l

l karena adanya sesuatu hasrat yang dapat membangkitkan semangat


l l l l l l l

l belanjanya. Dan merasa berbelanja adalah suatu pengalaman dan dengan


l l l l l l l l

l berbelanja mereka merasakan memiliki dunianya sendiri.


l l l l l

2) Social Shopping, yaitu dimana konsumen merasakan kenikmatan berbelanja


l l l l l l l

l akan tercipta ketika mereka menghabiskan waktunya bersama teman,


l l l l l l l

l keluarga dan sebagai cara untuk bersosialisasi baik antara konsumen ke


l l l l l l l l l

l konsumen lain maupun ke pegawai outlet. l l l l l

3) Gratification Shopping, yaitu dimana konsumen mempunyai motivasi untuk


l l l l l l l

l melakukan kegiatan berbelanja yang dianggap bisa untuk menghilangkan


l l l l l l l

l stress dan meningkatkan mood dan berbelanja juga dapat digunakan sebagai
l l l l l l l l l

l sarana untuk melupakan masalah yang sedang dihadapi.


l l l l l l

4) Idea shopping, yaitu dimana konsumen termotivasi belanja untuk mengikuti


l l l l l l l l

l trend dan model yang terbaru serta untuk melihat produk dan inovasi baru.
l l l l l l l l l l l

5) Role shopping, yaitu dimana konsumen lebih menyukai kegiatan belanja


l l l l l l l l

l yang ditujukan untuk orang lain daripada untuk dirinya sendiri.


l l l l l l l l

6) Value shopping, yaitu dimana konsumen menganggap berbelanja adalah


l l l l l l l

l suatu permainan yaitu ketika adanya tawar-menawar saat menawar harga,


l l l l l l l l

l diskon, atau yang lainnya. l l l

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi hedonis yaitu


l l l l l l l l

l suatu kebutuhan yang muncul dari sifat psikologis dari seorang konsumen,
l l l l l l l l l l

20
l misalnya rasa gengsi, rasa puas, emosi, dan lain sebagainya yang dapat
l l l l l l l l l l

l mempengaruhi seseorang
l

2.1.3.2 Indikator Motivasi Hedonis

Indikator motivasi hedonis menurut (Husna & Lubis, 2019)adalah:


l l l

1) Belanja membuat merasa berada didunia sendiri


l l l l l

2) Belanja pada saat ada diskon


l l l l

3) Suka berbelanja untuk orang lain


l l l l

4) Suka berkeliling saat berbelanja untuk menemukan hadiah yang tepat


l l l l l l l l

5) Berbelanja mengikuti trend l l

6) Berbelanja untuk melihat produk terbaru yang tersedia


l l l l l l

7) Menikmati interaksi saat berbelanja


l l l

8) Berbelanja memperbaiki mood l l

9) Berbelanja cara menghilangkan stress


l l l

10) Berbelanja cara memanjakan diri.


l l l

Indikator motivasi hedonis menurut (Cahyono, 2019) adalah:


l l l l

1) Konsumen ingin memuaskan rasa keingintahuannya


l l l l l

2) Konsumen ingin menawarkan pengalaman baru


l l l l l

3) Konsumen ingin merasa seperti menjelajahi dunia baru.


l l l l l l l

2.1.4 Citra Merek

21
2.1.4.1 Pengertian Citra Merek

Menurut Kotler dan Keller (2012) dan (DWI, 2019)Citra Merek merupakan
l l l l l

l persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Secara umum,


l l l l l l l

l pandangan Citra Merek ditafsirkan dengan karakter tertentu, semakin positif l l l l l l

l gambaran tersebut maka semakin kuat Citra Merek dan semakin banyak
l l l l l l l

l kesempatan bagi perkembangan dan pertumbuhan merek tersebut. Citra merek


l l l l l l l l

l merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk


l l l l l l l l

l dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu (Tanady & Fuad,
l l l l l l l l

2020).

Citra merek merupakan penglihatan dan kepercayaan terpendam dibenak

customer untuk suatu makna (Miati, 2020). Sekarang ini konsumen lebih sering l l l l l

l untuk memilih produk dengan merek yang sudah terkenal karena akan merasa lebih
l l l l l l l l l l l

l nyaman dikenakan dengan hal yang sudah dikenal sebelumnya, dan adanya
l l l l l l l l l

l pemikiran konsumen bahwa merek yang sudah terkenal di masyarakat dapat


l l l l l l l l l

l diandalkannya dan selalu tersedia dan mudah untuk dicari barangnya, serta
l l l l l l l l l

l produknya memiliki kualitas yang sudah tidak diragukan, sehingga merek yang
l l l l l l l l l

l lebih terkenal lebih sering untuk dipilih/dibeli konsumen daripada merek yang
l l l l l l l l l

l tidak terkenal. Menurut (S. L. Nasution et al., 2020) citra merek adalah deskripsi
l l l l l l

l dan asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.


l l l l l l l

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah


l l l l l l l l

l suatu pemikiran dibenak konsumen atas keyakinan dan persepsi terhadap suatu
l l l l l l l l l

22
l merek produk, yang dibentuk dari informasi yang diperoleh dari pengalaman atas
l l l l l l l l l l

l penggunaan suatu merek dan kesan yang dimiliki seseorang dan untuk
l l l l l l l l l

l membedakan dari produk pesaing. Dalam hal inilah citra merek merupakan aspek
l l l l l l l l l l

l yang sangat penting bagi pembelian, karena citra (image) terhadap merek adalah
l l l l l l l l l l

l hal yang biasa diingat oleh konsumen.


l l l l l

2.1.4.2 Indikator Citra Merek

Adapun indikator dari citra merek menurut (Suhendra et al., 2022) adalah sebagai
l l l l l l l

l berikut:

1. Strenght of brand association (kekuatan merek). l l l l l

Adalah seberapa sering seseorang terpikir tentang informasi suatu merek,


l l l l l l l l

l seperti logo, gambar, kualitas dan lain-lain.


l l l l l

2. Favorability of brand (keunggulan merek). l l l l

Adalah keunggulan atau kesukaan terhadap merek, kepercayaan dan


l l l l l l l

l perasaan bersahabat dengan suatu merek, serta akan sulit bagi merek lain
l l l l l l l l l l

l untuk dapat menarik pelanggan yang sudah mencintai merek tersebut.


l l l l l l l l

3. Uniqueness of brand association (keunikan merek) l l l l l

Merupakan keunikan yang dimiliki oleh produk atau jasa tersebut yang
l l l l l l l l l

l membuat perbedaan berarti sehingga pelanggan tidak memiliki alasan lain


l l l l l l l l

l untuk berpindah ke merek yang lain.


l l l l l

Indikator citra merek menurut (Larika & Ekowati, 2020) adalah:


l l l l

23
1) Atribut produk l

Merupakan hal-hal yang berkaitan dengan merek tersebut seperti l l l l l l l

l kemasan, rasa, harga, dll. l l l

2) Keuntungan konsumen l

Merupakan kegunaan dari produk tersebut. l l l l

3) Kepribadian merek l

Merupakan asosiasi yang mengenai kepribadian merek tersebut. l l l l l l

2.1.4.3 Faktor-Faktor Yang Membentuk Citra Merek

Terdapat faktor-faktor pembentuk citra merek menurut (Meli, 2020) antara lain:
l l l l l l

1) Kualitas atau mutu berkaitan dengan kualitas produk barang yang


l l l l l l l l

l ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu


l l l l l

2) Dapat dipercaya atau di andalkan, berkaitan dengan pendapat atau


l l l l l l l l

l kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang


l l l l l l l l

l dikonsumsi

3) Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk
l l l l l l l l l

l barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen


l l l l l

4) Pelayanan yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani


l l l l l l l

l konsumennya

5) Resiko berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau laba dan rugi yang
l l l l l l l l l l

l mungkin dialami oleh konsumen


l l l

24
6) Harga dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak
l l l l l l l l l

l sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi


l l l l l l l

l jangka panjang
l

7) Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri yaitu berupa pandangan
l l l l l l l l l

l kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk
l l l l l l l l l

l tertentu.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan judul pada penelitian ini, terhadap beberapa penelitian

terdahulu yang dapat dijadikan acuan dalam pengerjaan penelitian diantaranya

yaitu seperti penelitian pertama menurut (Yendola & Windasari, 2022) dengan

judul The Role of Threshold of Free Shipping Promotion and Product Type on

Impulsif Buying Behaviour in E-Commerce Platform. Penelitian ini bertujuan

untuk memberikan wawasan baru tentang bagaimana tipe promosi threshold of

free shipping (TFS) dan produk dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli

secara impulsif melalui reaksi emosional konsumen berupa motivasi hedonis dan

efek positif. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dengan

jumlah sampel minimal 138 dari perhitungan Gpower dan model yang digunakan

yaitu SOR dengan melakukan empat skenario percobaan dengan masing-masing

kondisi. Hasil dari penelitian ini yaitu gambaran dengan jelas bahwa batas

maksimum pengiriman gratis dengan produk hedonis akan lebih mengarah pada

25
motivasi hedonis konsumen. Relevansi dari penelitian pertama adalah memiliki

variabel yang sama yaitu Pembelian Impulsif.

Penelitian kedua menurut (Rimadias et al., 2021) yang berjudul Using Social

Media Marketing to Create Brand Awareness, Brand Image, and Brand Loyalty

on Tourism Sector in Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengkaji faktor-faktor

dalam membentuk kesadaran merek dan citra merek sektor pariwisata Indonesia

dengan menggunakan pemasaran media sosial pada platform TikTok. Metode yang

digunakan yaitu kuantitatif dengan melakukan survei terhadap 220 responden

pengguna aplikasi Tiktok. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Structural Equation Model Partial Least Square (SEM PLS). Hasil yang

ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa entertainment, elektronik

word of mouth dan interaksi berpengaruh positif terhadap konsumen brand

engagement. Penelitian kedua memiiki persamaan variabel yaitu Citra Merek.

Penelitian ketiga menurut (Tyrväinen et al., 2020) Personalization and

hedonic motivation in creating customer experiences and loyalty in omnichannel

retail. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh personalisasi dan motivasi

hedonis pada pengalaman pelanggan. Metode yang digunakan adalah sampel

menguji 2084 konsumen ritel di FIN dan 2334 konsumen di SWE melalui Model

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Smart PLS. Hasil dari penelitian ini

adalah hubungan positif dan motivasi hedonis memiliki komponen pengalaman

konsumen yang kognitif dan emosional. Relevansi dari penelitian ketiga yaitu

memiliki persamaan variabel Motivasi Hedonis.

26
Penelitian keempat menurut (Gulfraz et al., 2022) Understanding the Impact

of Online Customers’ shopping experience on Online Impulsive Buying. Penelitian

ini memiliki tujuan menyelidiki loyalitas sikap pelanggan sebagai mediator antara

OCSE dan perilaku Pembelian Impulsif online , dan kontrol diri pelanggan sebagai

moderator antara loyalitas sikap pelanggan dan Pembelian Impulsif online.

Metode yang digunakan yaitu melakukan survei online (n = 1489) dengan

pelanggan dari dua platform e-commerce. Model yang digunakan adalah CFA

yang memeriksa kesesuaian model, validitas, konvergen, dan validitas

diskriminan. Hasil yang di tunjukkan penelitian ini yaitu kontribusi pada literatur

tentang Pembelian Impulsif online konsumen, menemukan peran mediasi loyalitas

sikap pelanggan dan moderasi negatif dari kontrol diri konsumen. Relevansi dari

penelitian keempat ini yaitu memiliki persamaan variabel Pembelian Impulsif.

Penelitian kelima menurut (Nikolopoulou et al., 2021) Habit, hedonic

motivation, performance expectancy and technological pedagogical knowledge

affect teachers’ intention to use mobile internet. Penelitian ini memiliki tujuan

untuk menyelidiki pengaruh positif kebiasaan, Motivasi Hedonis, ekspektasi kerja,

dan pengetahuan pedagogis teknologi terhadap perilaku guru saat penggunaan

metode internet dalam pengajarannya. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu menggunakan kuisioner pada dua ratus enam pulu dua guru sekolah dasar

dan menengah di Yunani. Model yang digunakan yaitu SEM (PLS-SEM). Hasil

yang ditunjukkan dalam penelitian ini yaitu pendekatan UTAUT2 dengan faktor

27
TPK mampu diimplementasikan dalam mengidentifikasi konstruk spesifik yang

mempengaruhi niat guru.

2.3 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis

2.3.1 Hubungan Motivasi Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif

(Afif & Purwanto, 2020) berpendapat bahwa motivasi hedonis memiliki arti l l l l l

l seseorang yang berbelanja untuk mendapatkan suatu kesenangan dan merasa


l l l l l l l l

l bahwa dengan berbelanja merupakan hal yang menarik. Motivasi hedonis


l l l l l l l l

l merupakan motif yang timbul dari benak konsumen untuk melakukan suatu
l l l l l l l l l

l pembelian hanya karena suatu kesenangan sendiri dan tidak memanfaatkan fungsi
l l l l l l l l l

l atas suatu produk tersebut. Motivasi hedonis ini dilakukan konsumen agar
l l l l l l l l l

l konsumen mendapatkan pengakuan dari lingkungan masyarakat. Maka tidak


l l l l l l l

l menuntut kemungkinan seseorang akan melakukan pembelian impulsif karena


l l l l l l l l

l hanya menuruti motivasi yang muncul dalam benaknya. Hal ini juga dikemukakan
l l l l l l

oleh (B. Nasution & others, 2020) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belanja

Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif Pada Toko Online di Instagram” lyang

membuktikan bahwa motivasi hedonis berpengaruh signifikan terhadap suatu

pembelian impulsif. Motivasi hedonis yang telah melekat pada diri seseorang

membuat seseorang akan cenderung mengarah pada motivasi untuk gaya hidup

hedon yang dipresentasikan dalam perilaku pembelian yang konsumtif.

H1 : Motivasi Hedonis berpengaruh terhadap Pembelian Impulsif.

28
2.3.2 Hubungan Citra Merek Terhadap Pembelian Impulsif

Citra merek merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi suatu


l l l l l l l l

l pembelian impulsif. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian (Putra, 2021)
l l l l l l l l

l bahwa citra merek secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
l l l l l l l l l

l pembelian impulsif. Apabila citra merek suatu produk dimata konsumen tersebut
l l l l l l l l l

l positif, konsumen merasa puas akan produk tersebut, tidak menutup kemungkinan
l l l l l l l l l

l apabila produsen mengeluarkan produk yang berbeda namun dengan merek yang
l l l l l l l l l

l sama makan konsumen tanpa berpikir panjang akan segera melakukan suatu
l l l l l l l l l

l pembelian impulsif. . Hal tersebut dapat didukung oleh pendapat dari (Pandiangan
l

et al., 2021)bahwa seseorang memiliki suatu motif yang didasari oleh suatu

keamanan, kesehatan, dan status/citra merk. Citra Merek sendiri merupakan

persepsi konsumen yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat suatu merek

dari suatu produk tertentu. Citra Merek dalam berpakaian seringkali diperhatikan l l l l l l

l oleh konsumen agar terlihat lebih baik dan dipandang tinggi oleh lingkungannya.
l l l l l l l l l l

H2 : Citra Merek berpengaruh terhadap Pembelian Impulsif.

2.4 Kerangka Konseptual dan Model Analisis

Variabel dalam penelitian ini adalah Motivasi Hedonis dan Citra Merek
l l l l l l l

Terhadap Pembelian Impulsif. Dimana variabel bebas pada kerangka konseptual ini
l l l l l l l l

l adalah Motivasi Hedonis dan Citra Merek, sedangkan variabel terikatnya adalah
l l l l l l l l

l Pembelian impulsif. Analisis dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji variabel
l l l l l l l l l

29
l Motivasi Hedonis dan Citra Merek yang mana lebih besar memberikan pengaruh
l l l l l l l

l terhadap Pembelian Impulsif yang digambarkan seperti bagan yang telah


l l l l l l

l dijelaskan dibawah ini:


l l

Motivasi Hedonis
X1

Pembelian
Impulsif
(Fajryati & others, Y
2019)
1

Citra Merek
X2

Gambar 2. 1Model Analisis

Sumber : data diolah peneliti 2023

Berdasarkan model analisis Gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Motivasi Hedonis (X 1) dan

(X2) atas Pembelian Impulsif (Y1).

30
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh

Motivasi Hedonis dan Citra Merek terhadap Pembelian Impulsif. Metode yang

akan digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitaif. Penelitian kuantitatif

merupakan jenis penelitian yang menghasilkan temuan yang dapat diperoleh

menggunakan prosedur-prosedur statistik atau menggunakan cara lain dari

kuantifikasi atau pengukuran (Wiratna Sujarweni, 2021:39). Dengan pemilihan

metode ini diharapkan memberikan hasil melalui perhitungan data yang

diperoleh.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan secara keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek

atau subjek yang memiliki karakter dan kualitas yang telah ditetapkan oleh

peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Wiratna Sujarweni , 2021:80).

Populasi yang akan dipakai dalam penelitian ini yaitu konsumen yang pernah

membeli produk Memphis Origins di Surabaya.

Sampel merupakan bagian dari jumlah suatu karakteristik yang berasal

dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini, untuk menghitung jumlah sampel

yaitu dengan menggunakan rumus Malhotra. Menurut Malhotra dalam (Say,

2022), ukuran sampel dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel

31
atau jumlah indikator yang digunakan dalam penelitian dengan 5 atau (5 x

Jumlah variabel/indikator yang digunakan. Terdapat 17 indikator dari 3 variabel

yang terdiri dari 2 variabel X (Motivasi Hedonis dan Citra Merek), dan 1

variabel X yaitu (Pembelian Impulsif), dengan menentukan jumlah sampel yang

representatif adalah :

n = jumlah indikator x 5

= 17 x 5

= 85 Responden

Berdasarkan rumus diatas, maka penelitian ini membutuhkan minimal 85 orang

responden yang akan dijadikan sebagai sampelnya.

Penelitian ini akan menggunakan metode pengambilan sampel dengan

teknik nonprobability sampling atau teknik pengambilan sebuah sampel yang

tidak memberikan semua kesempatan yang sama bagi masyarakat (Say, 2022)

. Penarikan sampel akan menggunakan teknik purposive sampling, dimana

sampel akan ditentukan dengan kriteria tertentu.

Terdapat kriteria sampel yang akan ditentukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Konsumen Uniqlo dengan minimal umur 18 tahun.

2. Konsumen Uniqlo yang telah membeli dalam jangka waktu 1 tahun terakhir

32
3.3 Jenis Data, Sumber Data, dan Skala Pengukuran

3.3.1 Jenis Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Data ini akan

menggunakan sumber pada penelitian ini. Penelitian ini menggunakan data

primer dan data sekunder sebagaimana data yang diperoleh dari penelitian

secara langsung (langsung kepada konsumen) melalui kuisioner Google Form

yang dalam data primer ini akan dilakukan kepada konsumen Memphis Origins

Surabaya.

a. Data Primer

Data primer ini akan diperoleh dari proses wawancara atau kuisioner

melalui Google Form. Sumber data yang akan diperoleh dalam proses ini

yaitu hasil tanggapan responden yang diperoleh dari hasil pengisian

kuisioner tentang penelitian ini dengan Motivasi Hedonis dan Citra Merek

serta Pembelian Impulsif yang disebarkan kepada sampel yang telah

ditentukan, yaitu konsumen yang telah membeli produk fashion Memphis

Origins dan minimal berumur 17 Tahun.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari beberapa macam

informasi. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu dengan mencari

informasi melalui website yang dimiliki Memphis Origins.

33
3.3.2 Skala Pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian ini yaitu menggunakan skala likert

sebagai mengukur hasil jawaban dari responden. Menurut (Wiratna Sujarweni,

2021:104) skala likert berguna mengatur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan skala likert, maka

variabel yang akan diukur dapat dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item

instrument berupa pertanyaan maupun pernyataan. Jawaban dari pengukuran

ini memiliki instrument yang memiliki beberapa sudut pandang, mulai dari

positif sampai negatif. Adapun tabel dibawah ini merupakan bentuk pernyataan

yang terdapat pada skala likert, sebagai berikut :

Tabel 3. 1Penilaian Skala Likert

Pernyataan Nilai
Sangat tidak setuju (STS) 1
Tidak setuju (TS) 2
Cukup Setuju (CS) 3
Setuju (S) 4
Sangat setuju (SS) 5

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 3. 2Definisi Operasional Tiap Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Indikator Sumber

34
Motivasi Perilaku konsumen • Belanja membuat merasa berada (Husna &
Hedonis berupa Motivasi didunia sendiri Lubis,
(X1) Hedonis yang dimiliki • Belanja pada saat ada diskon 2019) dan
konsumen untuk • Suka berbelanja untuk orang lain (Cahyono,
memiliki produk • Suka berkeliling saat berbelanja 2019)
fashion Uniqlo sebagai • Belanja untuk mengikuti trend
luapan atau emosi • Berbelanja guna melihat produk
yang muncul dalam terbaru
upaya untuk
• Berbelanja Menikmati interaksi
mendapatkan saat berbelanja
kepuasan secara
• Berbelanja Memperbaiki mood
pribadi setelah
memiliki produk dari • Berbelanja Menghilangkan stress
Uniqlo. • Berbelanja Memanjakan diri
• Konsumen lingin lmemuaskan
lrasa lkeingintahuannya
• Konsumen lingin lmenawarkan
lpengalaman lbaru
• Konsumen lingin lmerasa lseperti
lmenjelajahi ldunia lbaru.
Citra Citra Merek adalah • Kekuatan merek (Suhendra
Merek persepsi atau • Keunggulan merek et al.,
(X2) pandangan konsumen • Keunikan merek 2022)
terhadap produk
Uniqlo. Jika Citra
Merek pada produk
Uniqlo semakin tinggi,
maka semakin kuat
pula pandangan atau
persepsi konsumen
kepada produk Uniqlo.
Pembelian Pembelian Impulsif • Spontanitas pembelian (Rahmasari
Impulsif adalah konsumen yang • Pembelian tanpa pertimbangan et al.,
(Y1) melakukan kegiatan • Pembelian karena sesuatu yang 2022)
pembelian secara menarik
spontan kepada • Adanya perasaan segera memiliki
produk Uniqlo atau produk yang dijual
secara tiba-tiba tanpa
berniat membeli
sebelumnya.
Pembelian Impulsif
juga dilandasi dengan
emosi atau keinginan
yang berlebihan tanpa
pikiran yang matang.

35
3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan prosedur pengumpulan data dengan metode

kuisioner. Metode ini dilakukan dengan menggunakan penyebaran kuisioner

berupa Google Form kepada responden yaitu konsumen Memphis Origins.

Peneliti akan mendapatkan data yang dapat diolah dan tentunya untuk

menambah informasi. Kuisioner akan memiliki beberapa pertanyaan seputar

indikator-indikator dalam penelitian ini kepada responden. Skala likert

digunakan pada penelitian ini dengan pernyataan berskala 1-5.

3.6 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.6.1 Metode Analisis

3.6.1.1 Uji Validitas

Menurut (Wiratna Sujarweni, 2021:108) uji validitas dipergunakan

untuk mengetahui kelayakan dari masing-masing pernyataan dalam

mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas akan dilakukan untuk setiap

pernyataan di dalam uji validitas. Hasil dari uji ini dapat dilihat dengan

menggunakan r hitung dibandingkan dengan r tabel di mana df=n-2 dengan Sig

5%

36
3.6.1.2 Uji Reliabilitas

Menurut (Wiratna Sujarweni, 2021:108) pengujian reliabilitas adalah

ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam memberi jawaban

yang saling berkaitan dengan unsur-unsur pernyataan yang merupakan dimensi

suatu variabel yang disusun dalam bentuk kuisioner. Uji reliabilitas dapat

dilakukan dengan menguji secara bersama-sama pada seluruh unsur-unsur

pernyataan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka reliabel.

3.6.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda merupakan prediksi analisis untuk naik

turunnya variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk mencari tahu pengaruh

Motivasi Hedonis dan Citra Merek terhadap Pembelian Impulsif pada merek

Memphis Origins, dengan ini rumus yang akan digunakan sebagai berikut :

Adapun persamaan regresi menurut (Ningsih & Dukalang, 2019) :

Y= 0 + 1X1 + 2 X2 + 
Keterangan :

Y : Pembelian Impulsif (variabel kinerja)

0 : Bilangan konstanta

1 : Koefisien regresi Motivasi Hedonis

2 : Koefisien regresi Citra Merek

37
X1 : Motivasi Hedonis

X2 : Citra Merek

 : gangguan

3.6.2 Pengujian Hipotesis

3.6.2.1 Uji t (Parsial)

Uji t merupakan statistik pengujian untuk variabel independen secara

individu. Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa signifikan pengaruh

dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun kriteria untuk

pengambilan keputusan sebagai berikut :

1) Jika t hitung > t-tabel dan tingkat signifikan (α) < 0,05 berarti terdapat

pengaruh variabel independen secara menyeluruh terhadap variabel

dependen.

2) Jika t hitung < t-tabel dan tingkat signifikan (α) < 0,05 berarti variabel

independen seluruhnya tidak berpengaruh terhadap variabel independen.

3.6.2.2 Uji F

Uji F merupakan dasar petunjuk apakah variabel bebas dimasukkan

pada model yang memiliki pegaruh secara bersama terhadap variabel terikat.

Untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan adalah model tetap

bisa dilakukan dengan perbandingan nilai F tabel dan F hitung ataupun nilai sig

dan α = 0,05

38
3.6.2.3 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini digunakan agar mengetahui besar presentase beberapa

presentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas

(X). Apabila (R2) semakin besar, maka perubahan presentase variabel terikat

(Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) makin tinggi. Jika (R2) makin

kecil, maka perubahan presentase variabel terikat (Y) yang disebabkan variabel

bebas (X) semakin rendah.

3.6.3 Uji Asumsi Dasar Klasik

3.6.3.1 Uji Normalitas

Menurut (Wiratna Sujarweni, 2021:120) uji normalitas merupakan uji

untuk mengukur apakah data memiliki kontribusi normal agar dapat digunakan

dalam statistik parametrik, jika data tidak berdistribusi normal dapat dipakai

statistik non parametrik. Adapun cara untuk melihat data berdistribusi normal

atau tidak, dapat menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan niali Sig. > 0,05

maka variabel berdistribusi normal. Sedangkan nilai Sig. < 0,05 maka variabel

tidak berdistribusi normal.

3.6.3.2 Multikolinieritas

Menurut (Wiratna Sujarweni, 2021:176) uji multikolinieritas digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya kemiripan antara variabel independen

dengan antar variabel independen dalam suatu model. Korelasi yang kuat akan

39
terjadi apabila terjadi kemiripan antar variabel. Pengujian ini juga diperlukan

untuk proses pengambilan keputusan didalam uji parsial terhadap variabel

independen. Jika VIF diantara 1-10 maka tidak terjadi multikolinieritas.

3.6.3.3 Heteroskedastisitas

Menurut (Wiratna Sujarweni, 2021:177) uji heteroskedastisitas berguna

untuk menguji terjadinya perbedaan varian residual pada periode pengamatan

kepada periode yang lain. Untuk memprediksi terjadinya heteroskedastisitas

pada suatu model, dapat dilihat dengan uji gletser dimana jika nilai Sig. > 0,05

maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai Sig. < 0,05 maka

terjadi heteroskedastisitas pada model ini.

3.6.3.4 Uji Linieritas

Uji linearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bentuk

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Pengujian ini

dilakukan berdasarkan nilai Deviation from Linearity dengan nilai Sig. > 0,05

yang berarti bahwa ada hubungan linear secara signifikan antar variabel.

Sedangkan jika nilai Sig. < 0,05 maka tidak ada hubungan linear secara

signifikan antara variabel-variabel tersebut.

40
Daftar Pustaka
DataIndustri Research. (2023, February 20). Pertumbuhan Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi, 2011 - 2022. https://www.dataindustri.com/produk/tren-data-pertumbuhan-
industri-tekstil-dan-pakaian-jadi/
Kemenperin: Industri Pakaian Jadi Catatkan Pertumbuhan Paling Tinggi. (n.d.).
https://kemenperin.go.id/artikel/20641/Industri-Pakaian-Jadi-Catatkan-
Pertumbuhan-Paling-Tinggi
Adhim, C. (2020). Analisis Faktor Budaya, Sosial, Pribadi Dan Psikologis Terhadap
Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Pada Butik Yulia Grace.
Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(1), 239–247.
Afif, M., & Purwanto, P. (2020). Pengaruh Motivasi Belanja Hedonis, Gaya Hidup
Berbelanja dan Promosi Penjualan terhadap Pembelian Impulsif pada Konsumen
Shopee ID. JAMIN: Jurnal Aplikasi Manajemen Dan Inovasi Bisnis, 2(2), 34–
52.
Aprilia, E. D., & Mahfudzi, R. (2020). Gaya hidup hedonisme dan impulse buying
pada mahasiswa. Ecopsy, 7(2), 378660.
Cahyono, K. E. (2019). Pengaruh Hedonic Value Dan Utilitarian Value Terhadap
Impulse Buying Di Mediasi Oleh Shopping Life Style Pada Industri Kulit
Sidoarjo. BALANCE: Economic, Business, Management and Accounting
Journal, 16(2).
DWI, A. W. (2019). PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE), KUALITAS
PRODUK, DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PADA “PRODUK BATIK MUKTI RAHAYU” DI KABUPATEN MAGETAN.
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Fajryati, F., & others. (2019). KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF DAN PENGARUH
SOSIAL DENGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA GENERASI MILLENNIAL.
Gulfraz, M. B., Sufyan, M., Mustak, M., Salminen, J., & Srivastava, D. K. (2022).
Understanding the impact of online customers’ shopping experience on online
impulsive buying: A study on two leading E-commerce platforms. Journal of
Retailing and Consumer Services, 68, 103000.
Hafsyah, A. H. (2020). Pengaruh Kepuasan Konsumen, Perilaku Konsumtif, Dan
Gaya Hidup Hedonis Terhadap Transaksi Online (E-Commerce). Prisma
(Platform Riset Mahasiswa Akuntansi), 1(6), 94–103.
Hasanah, Y. N., & Aziz, F. (2021). The Analysis of Green Marketing and Brand
Image on Repeat Purchase on Consumers of Coffee Shop in Bandung. ASEAN
Marketing Journal, 13(1), 4.

41
Husna, M., & Lubis, P. H. (2019). Pengaruh motivasi utilitarian dan motivasi hedonis
terhadap loyalitas pelanggan yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan pada
pengunjung sport station Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Manajemen, 4(1), 40–53.
Ismail, H. A., Trimiati, E., & Prihati, Y. (2020). Membangun model konseptual faktor
sinergitas perilaku konsumen dalam konteks pembelian impulsive secara online.
Al Tijarah, 6(3), 10–20.
Larika, W., & Ekowati, S. (2020). Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Oppo. Jurnal Manajemen Modal
Insani Dan Bisnis (JMMIB), 1(1), 128–136.
Meli, W. F. (2020). Pengaruh Brand Image dan Cita Rasa Terhadap Impulse Buying
Produk Thai Tea Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. UMSU.
Miati, I. (2020). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan
Pembelian Kerudung Deenay (Studi pada Konsumen Gea Fashion Banjar).
Abiwara: Jurnal Vokasi Administrasi Bisnis, 1(2), 71–83.
Mustika, W., Kurniawati, M., & Sari, M. P. (2023). Pengaruh Motivasi Belanja
Hedonis Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Kategori Produk Fashion Online
Pada Marketplace. Primanomics: Jurnal Ekonomi & Bisnis, 21(1), 141–151.
Nasution, B., & others. (2020). Pengaruh Motivasi Belanja Hedonis Terhadap
Pembelian Impulsif pada Toko Online di Instagram. Universitas Sumatera
Utara.
Nasution, S. L., Limbong, C. H., & Ramadhan, D. A. (2020). Pengaruh kualitas
produk, citra merek, kepercayaan, kemudahan, dan harga terhadap keputusan
pembelian pada e-commerce shopee (Survei Pada Mahasiswa S1 Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Labuhan Batu). Ecobisma (Jurnal
Ekonomi, Bisnis Dan Manajemen), 7(1), 43–53.
Nikolopoulou, K., Gialamas, V., & Lavidas, K. (2021). Habit, hedonic motivation,
performance expectancy and technological pedagogical knowledge affect
teachers’ intention to use mobile internet. Computers and Education Open, 2,
100041.
Ningsih, S., & Dukalang, H. H. (2019). Penerapan metode suksesif interval pada
analsis regresi linier berganda. Jambura Journal of Mathematics, 1(1), 43–53.
Nofri, O., & Hafifah, A. (2018). Analisis perilaku konsumen dalam melakukan online
shopping di kota Makassar. Jurnal Minds: Manajemen Ide Dan Inspirasi, 5(1),
113–132.

42
Pandiangan, K., Masiyono, M., & Atmogo, Y. D. (2021). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Brand Equity: Brand Trust, Brand Image, Perceived Quality, &
Brand Loyalty. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 2(4), 471–484.
Pudyastari, M. P. (2019). Pengaruh Konformitas Teman Sebaya Terhadap
Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Fashion Melalui E-Commerce Pada
Mahasiswi Di Jakarta. UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Putra, B. (2021). Analisis Pengaruh Harga, Citra Merek Dan Promosi Terhadap
Impulse Buying Belanja Online Di Blibli. Com/Benny
Putra/22160228/Pembimbing: Dergibson Siagian.
Qazzafi, S. (2020). Factor affecting consumer buying behavior: a conceptual study.
International Journal for Scientific Research & Development, 8(2), 1205–1208.
Rahmasari, A. N., Quintania, M., & Napitupulu, R. L. (2022). Pengaruh Nilai Belanja
Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif Kopi Janji Jiwa Melalui Aplikasi Ojek
Online di Wilayah Jabodetabek. Journal Of Management, Business And
Education, 9(1), 28–39.
Rimadias, S., Alvionita, N., & Amelia, A. P. (2021). Using Social Media Marketing
to Create Brand Awareness, Brand Image, and Brand Loyalty on Tourism Sector
in Indonesia. The Winners, 22(2), 173–182.
Saekoko, A. N., Nyoko, A. E. L., & Fanggidae, R. P. C. (2020). Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian smartphone xiaomi
(studi kasus pada mahasiswa pengguna smartphone xiaomi di universitas nusa
cendana). Journal of Management Small and Medium Enterprises (SMEs),
11(1), 49–64.
Say, A. B. (2022). Pengaruh Harga Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan Gojek Di Jakarta. Journal of Economics and Business UBS, 11(2),
119–129.
Suhendra, E., Ekowati, T., & Prasaja, M. G. (2022). PENGARUH SOCIAL MEDIA
MARKETING, WORD OF MOUTH, DAN CITRA MEREK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi pada Pengguna shopee. co. id di
Purworejo). VOLATILITAS, 4(2).
Suratno, S., Denmar, D., & Hepy, H. (2021). Pengaruh Daya Tarik Iklan Televisi,
Literasi Ekonomi, dan Kontrol Diri Terhadap Pembelian Impulsif (Studi Kasus
Guru SMA Negeri Kabupaten Musi Banyuasin). Jurnal Ekonomi Manajemen
Sistem Informasi, 2(4), 501–515.
Tanady, E. S., & Fuad, M. (2020). Analisis pengaruh citra merek dan kualitas layanan
terhadap keputusan pembelian Tokopedia di Jakarta. Jurnal Manajemen, 9(2).

43
Tristiawati, P. (2021). Minat Masyarakat Belanja Produk Fesyen Lokal Masih Tinggi
di Tengah Pandemi. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4674762/minat-
masyarakat-belanja-produk-fesyen-lokal-masih-tinggi-di-tengah-pandemi
Tyrväinen, O., Karjaluoto, H., & Saarijärvi, H. (2020). Personalization and hedonic
motivation in creating customer experiences and loyalty in omnichannel retail.
Journal of Retailing and Consumer Services, 57, 102233.
Wijaya, E., & Oktarina, Y. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impulse
Buying Pada Hodshop Bengkulu. Ekombis Review: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan
Bisnis, 7(1), 10–22.
Wiratna Sujarweni, V. (2021). Metodologi penelitian bisnis ekonomi.
Yendola, R. A., & Windasari, N. A. (2022). The Role of Threshold of Free Shipping
Promotion and Product Type on Impulsive Buying Behaviour in E-Commerce
Platform. The Winners, 23(2).

44
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner

KUOSIONER

No.Kuesioner:______

Responden yang terhormat,

Saya Muhammad Arif Ghozali, mahasiswa program studi Internasional

Business Management Universitas Ciputra. Saat ini sedang melakukan penelitian untuk

keperluan skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Hedonis dan Citra Merek terhadap

Pembelian Impulsif (Studi Kasus pada Konsumen Memphis Origins)”.

Untuk keperluan penelitian ini, saya memohon kepada saudara/i agar berkenan

untuk meluangkan waktu sejenak mengisi kuesioner di bawah ini. Penelitian ini

dilakukan dalam rangka penyusunan tugas akhir. Jawaban yang anda berikan akan

sangat membantu penelitian ini. Oleh karena itu saya berharap Anda menjawab secara

jujur dan sesuai dengan apa yang Anda rasakan. Saya mengucapkan banyak terima

kasih atas ketersediaan Anda dalam mengisi kuesioner ini secara sukarela.

45
A. Profil Responden

Nama : ________________________

Alamat Email : ________________________

Jenis Kelamin : ○ Laki-Laki ○ Perempuan

Usia : ○ 18-21 ○ 21-28 ○ 28-35 ○ >35

Domisili (Kota) : ○ Surabaya ○ _________ (Selain Kota

Surabaya)

B. Petunjuk pengisian

1. Jawablah pernyataan ini sesuai pendapat saudara/i

2. Pilihlah jawaban dari tabel daftar pernyataan dengan memberi tanda

checklist (√) disalah satu jawaban yang sesuai menurut anda.

Adapun makna tanda jawaban terserbut sebagai berikut :

a. SS : Sangat Setuju : dengan Skor 5

b. S : Setuju : dengan skor 4

c. C : Cukup : dengan skor 3

d. TS : Tidak Setuju : dengan skor 2

e. STS : Sangat Tidak Setuju : dengan skor 1

46
Pernyataan Penelitian

Motivasi Hedonis (X1)


No. Pernyataan SS S C TS STS

1. Berbelanja poduk Memphis Origins

akan memberikan kesenangan

tersendiri bagi saya.

2. Saya akan lebih tertarik membeli

produk ini pada saat produk

Memphis Origins diskon.

3. Saya suka memberi hadiah/kado

produk Memphis Origins untuk

kerabat saya.

4. Saya merasa gembira saat

melakukan pencarian produk

Memphis Origins

5. Saya berbelanja produk Memphis

Origins karena produk ini selalu

mengikuti trendy.

6. Saya suka berkunjunjung pada akun

media sosial Memphis Origins untuk

melihat produk terbaru.

47
7. Saya dapat berkomunikasi dengan

baik bersama karyawan Memphis

Origins mengenai informasi produk

yang saya butuhkan.

8. Saat sedang tidak mood (gelisah),

saya merasa senang dengan

menghibur diri dengan belanja

produk Memphis Origins

9. Saya suka berbelanja produk

Memphis Origins untuk

menghilangkan stress.

10. Saya lebih suka memanjakan diri

dengan belanja produk Memphis

Origins.

11. Saya merasa puas setelah

keingintahuan saya terhadap produk

fashion Memphis Origins

12. Saya senang setelah memiliki

pengalaman baru ketika

mendapatkan produk fashion

Memphis Origins

48
13. Saya senang ketika mengenal produk

fashion Memphis Origins

Citra Merek (X2)


No. Pernyataan SS S N KS STS

1. Memphis Origins mempunyai

karakteristik logo dan warna

yang mudah diingat.

2. Memphis Origins memiliki citra

keunggulan yang baik bagi

konsumennya.

3. Memphis Origins menawarkan

produk dengan desain yang

berbeda daripada kompetitornya.

Pembelian Impulsif (Y1)


No. Pernyataan l SS S N KS STS

49
1. Saya membeli produk di

Memphis Origins secara tiba-

tiba dan tidak ada rencana

sebelumnya.

2. Saya terobsesi untuk


l l

l membelanjakan uang saya di l l l l

Memphis Origins tanpa l

l mempertimbangkan manfaat dari l l

l produk tersebut. l l

3. Saya terobsesi untuk


l l

l membelanjakan uang saya di l l l

Memphis Origins tanpa l

l mempertimbangkan harga dari l l

l produk tersebut. l

4. Saya cenderung membeli produk


l l l l

Memphis Origins meskipun saat l l

l itu saya tidak begitu


l l l

l membutuhkannya.

5. Ketika saya melihat produk


l l l l

Memphis Origins, saya tertarik l l

l untuk segera membelinya.


l l

50
51

Anda mungkin juga menyukai