Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH INOVASI, LOKASI, DAN KINERJA

KARYAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN UKM DI


DOLPHIN DONUTS MANADO

PROPOSAL SKRIPSI

DI TULIS OLEH:
WAHDANIA ARNETTA PUTRI
17042020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iii

DAFTAR TABEL............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Penelitian...............................................................................1

1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................................8

1.4 Batasan Penelitian............................................................................................8

1.5 Manfaat Penelitian...........................................................................................9

1.5.1 Manfaat Teoritis..............................................................................................9

1.5.2 Manfaat Praktis...............................................................................................9

BAB II TELAAH PUSTAKA........................................................................................10

2.1 Pendahuluan...................................................................................................10

2.2 Landasan Teori...............................................................................................10

2.2.1 Inovasi.....................................................................................................10

2.2.2 Lokasi......................................................................................................17

2.2.3 Kinerja Karyawan..................................................................................21

2.2.4 Pengembangan UKM.............................................................................29

2.3 Penelitian Terdahulu......................................................................................34

2.4 Kerangka Konseptual....................................................................................39


2.5 Hipotesis Penelitian........................................................................................40

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................42

3.1 Jangka Waktu dan Anggaran Penelitian......................................................42

3.2 Daerah dan Objek Penelitian........................................................................42

3.3 Jenis Penelitian...............................................................................................43

3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel...................................43

3.4.1 Populasi...................................................................................................43

3.4.2 Sampel.....................................................................................................43

3.4.3 Metode Pengambilan Sampel................................................................44

3.5 Data Yang Digunakan dan Sumber Data.....................................................44

3.5.1 Data Yang Digunakan............................................................................44

3.5.2 Sumber Data...........................................................................................44

3.6 Metode Pengumpulan Data...........................................................................45

3.7 Definisi Variabel Penelitian...........................................................................46

3.7.1 Definisi Oprasional.................................................................................46

3.8 Uji Keabsahan Data.......................................................................................48

3.9 Analisis Data...................................................................................................50

KESIMPULAN PROPOSAL SKRIPSI.......................................................................52

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................54

LAMPIRAN...................................................................................................................56
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual....................................................................40

Gambar 3. 1 Jangka Waktu Penelitian..............................................................42

Gambar 3. 2 Anggaran Penelitian......................................................................42


DAFTAR TABEL

YTabel 1. 1 Data Outlet Toko Roti di Kota Manado

Tabel 2. 1 Kriteria UMKM.................................................................................32

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu..........................................................................35

Tabel 2. 3 Perbandingan Dengan Penelitian Terdahulu..................................37


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Usaha kuliner salah satu usaha yang tidak perna kehabisan ide

untuk membuat terobosan baru dalam menjual berbagai jenis makanan dan

minuman. Usaha ini juga menjadi usaha yang tergolong sangat mudah

untuk dilakukan bagi sebagian orang yang memiliki modal kecil. Ada

banyak pilihan untuk menentukan keamanan modal kecil ini dapat

dimanfaatkan dan menghasilkan keuntungan yang belipat ganda. Berbagai

strategi dan inovasi diterapkan sebagai langkah untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Namun perlu juga menjaga kelangsungan bisnis hingga

waktu yang lama serta melakukan ekspansi bisnis agar roda usaha tetap

berjalan dengan lancar. Seorang pebisnis perlu menjalankan fungsi

pokonya, yaitu melakukan berbagai inovasi dan stategi sebagai upaya

menarik minat konsumen dengan tujuan menghasilakan profitabilitas.

Sidig, dkk. (2020:8) “Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan

salah satu usaha yang didirikan berdasarkan inisiatif kita sendiri. UKM

merupakan sekelompok usaha terbesar di Indonesia tercatat sebanyak 64,2

juta pada tahun 2018. UKM juga kerap disebut sebagai perbincangan bagi

pelaku usaha pemula. UKM juga akan diklasifikasikan lagi menjadi

beberapa bagian menurut jumlah tenaga kerja, kuantitas kerja, dan

sebgainya. Banyaknya UKM ini tentu disebabkan karena produk-produk


dari UKM sangat diminati bahkan dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu

UKM yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia adalah

UKM dalam bidang kuliner, hal ini dikarenakan maknan merupakan salah

satu kebutuhan pokok bagi manusia, sehingga menciptakan keuntungan

dengan peluang yang besar”

UKM berperan penting dalam mengurangi tingkat pengangguran

yang ada di Indonesia. UKM dapat menyerap tenaga kerja Indonesia yang

masih menganggur. Selain itu UKM telah berkonttribusi besar pada

pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Pendapat

tentang UKM sendiri ialah untuk meningkatkan kerakyatan seharusnya

UKM harus lebih diprioritaskan, selain itu UKM itu penting bagi pondasi

ekonomi, namun di tidak terlalu diperhatikan karena di anggap membebani

dam pelaku UKM umumnya dadakan ddan tidak terkonsep dengan baik.

UKM juga penting bagi perekonomian Indonesia pentingnya UKM

ialah dengan membuka lapangan kerja, dengan banyaknya jumlah UKM

artinya semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan. Dan juga dengan

meningkat lapangan pekerjaan dapat membantu mengurangi angka

pengangguran dan kemiskinan. Selain itu meningkatkan daya saing juga

penting karena UKM dapat mendorong terciptanya persaingan yang lebih

merata dan meningkat kondisi persaingan yang lebih merata dan

meningkatkan kondisi persaingan pasar sehingga bisnis-bisnis pun terus

berinovasi.
Wulyandani, dkk. (2019:1) “Pengembangan UKM memiliki posisi

strategis dalam pencapaian sasaran-sasaran pembangunan seperti

penciptaan kesempatan kerja, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan

pendapatan masyarakat. Kegiatan usaha ini juga memiliki keterkaitan

ekonomi ke depan dan ke belakang (forward and backward lingkages)

yang panjang dan menghasilkan dampak positifcukup besar bagi

penciptaan multiplier effects untuk perkembangan ekonomi daerah.”

Pengembangan UKM menjadi suatu hal yang krusial mengingat

UKM mempunyai peranan yang demikian penting untuk pertumbuhan

ekonomi sebuah negara termasuk Indonesia (Husband and Purnendu.

1999; Tambunan, 2005). Perkembangan UKM menjadi suatu hal yang

krusial mengingat UKM mempunyai peranan demikian penting untuk

pertumbuhan ekonomi termasuk sebuah di negara Indonesia. Kegiatan

Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran yang besar dalam

pembangunan ekonomi nasonal dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga

berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan dan merupakan

moto penggerakan pertumbuhan aktivitas ekonomi nasional.

Zarah dan Das (1993) menyatakan bahwa dalam hal penerapan

stategi inovasi ada empat cara yang dapat digunakan untuk menjadi

petunjuk dan pegangan bagi para eksekutif pelaksana, yaitu: (a)

Menentukan apaka inovasi pada produk atau proses merupakan stategi

yang digunakan sebagai prioritas kompetisi, dengan demikian akan dapat

dihubungkan antara aktivitas dengan stategi konpetitif perusahaan. (b)


Strategi inovasi pada perusahaan membantu eksekutif dalam

mengelokasikan sumber daya yang terbatas dengan memilih proyek-

proyek yang dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi perusahaan.

(c) Strategi ini memaksa eksekutif untuk menjelaskan fokus dan sumber

inovasi dimasa yang akan datang, dengan mempertimbangkan strategi

perusahaan, kondisi, industry, kemampuan internal, sumber daya,

kekuatan, dan kelemahan. Hal ini akan membantu mereka untu

memastikan bahwa usaha inovasinya sesuai dengan keinginan untuk

mencapai kesuksesan. (d) Strategi inovasi juga dapat membantu

perusahaan untuk memperjelas keunggulan kompetitif melalui produk

berbeda dan menciptakan nila kepada konsumen (crafting value to

customer). Sehingga meningkat keberhasilan dan pencapaian tujuan

perusahaan yang lebih baik.

Penelitian yang dilakukan pada strategi inovasi adalah area

penelitian yang data berkemang terus-menerus secara dinamis dan

berdampak munculnya ide-ide baru yang memiliki potensi untuk diteliti.

Menurut Zahrah dan Das (1993) beberapa alasan yang dapat muncul yaitu:

pertama, adanya dinamisasi lingkungan yang mengharuskan perusahaan

untuk terus melakukan inovasi. Kedua, adanya literatur dan data empiris

yang membuktikan bahwa inovasi perusahaan memiliki pengaruh yang

postif terhadap pengembangan perusahaan.

Lokasi juga tidak kalah penting dalam suatu keputusan pembelian

konsumen. Pada studi Geografi, lokasi merupakan variable penting yang


dapat mengungkapkan berbagai hal tentang gejala atau fenomena yang

dipelajari. Lokasi adakah letak pada daerah yang strategis sehingga dapat

memaksimumkan laba. Jadi lokasi adalah hal yang sangat penting dengan

menyalurkan produk dari produsen kekonsumen, dimana lokasi harus

diperhatikan oleh produsen yang mempunyai akibat yang cukup fatal

apabila tidak diperhatikan dan direncanakan secara matang (Basu Swasta

dan Irawan dalam Rezki, 2003:339). Lokasi memegang peranan yang

penting dalam melakukan usaha karena berkaitan dengan dekatnya lokasi

usaha dengan pusat keramaian, mudah dijangkau (aksesbilitas), dan aman,

pada umunya lebih disukai konsumen. Lokasi yang startegis membuat

konsumen lebih mudah dalam menjangkau dan juga keamanan yang

terjamin sehingga dengan demikian, ada hubungananatara lokasi yang

strategis dengan daya tarik konsumen untuk melakukan pembelian suatu

produk (Akhmad,: 1996:14-28).

Kinerja karyawan menurut Rivai (2006:548), merupakan perilaku

nyata yang di tampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang

dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Menurut Amir (2015:5), kenerja adalah suatu yang ditampilkan oleh

seseorang atau suatu proses yang berkaitan dengan tugas kerja yang telah

ditetapkan. Sedangkan menurut Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat

(2007:21), kinerja karyawan berari hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya


mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hokum, dan sesuai dengan norma etika.

Roti memiliki sejarah panjang karena bagaimana pun roti adalah

makanan yang sehat dan bergizi. Roti sebagai maknan telah melampaui

pencapaian kehidupan manusia dalam peadaban, dan telah melingkupi

masing-masing budaya masyarakat dengan keunikan dan cerita masing-

masing.

Banyaknya bakery yang hadir do Kota Manado membuat

persaingan di bidang bisnis semakin ketat, karena disebabkan oleh

banyaknya ragam pilihan hidangan roti dengan variasi bentuk serta,

tekstur, harga yang sesuai dengan kualitas produk yang dihadirkan.

Tabel 1.
Data Outlet Toko Roti di Kota Manado

Nama Toko Roti Jumlah


Dolphin Donuts Manado 1
The Havest Cakes-Manado 1
Holand Bakery 10
BradTalk 2
JC.O Donuts & Coffe 3
Lenso Manado 1
Ananas Manado 1
Cella Bakery 1
Bread Factory 1
Hari Hari Minimarket Cake & Bakery 1
TAKAdeli Cake 1
Singapura Bakmi and Cake 1
Flowe Cakke & Bakery 1

Sumber: data olahan ptibadi

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa banyaknya merek atau produk

yang sudah beredar di Kota Manado. Semakin banyak produk jenis roti yang
beredar baik dari merek nasioanl maupun lokal. Semua merek bersaing dengan

sangat sengit dipasaran. Salah satunya yaitu adanya perusahaan roti lokal seperti

Dolphin Donuts Manado.

Bidang bisnis yang juga meresahkan ketatnya persaingan saat ini

adalah bisnis di bidang bakery. Salah satu bakery yang mampu bertahan

serta bersaing di pasar hingga saat ini adalah Dolphin Donuts Manado

yang telah menjadi tempat favorit warga Manado untuk membeli beragam

jenis roti dan kue. Dolphin Donuts Manado bertempat di Jl. Sam Ratulangi

No.51, Wenang Utara, Manado, Kota Manado, Sulawesi Utara 95111,

menyediakan beragam banyak roti , mulai dari roti basah, roti kering,

aneka tart, aneka macam cake, dan juga berbagai macam jajanan pasar.

Perusahaan mengalami perkembangan berupa perubahan

lingkungan eksternal yang tidak dapat di control oleh perusahaan maupun

lingkungan internal dapat dikontrol oleh perusahaan. Sehingga Dolphin

Donuts Manado harus mampu bersaing dengan toko roti lainnya sehingga

diperlukan Inovasi terbaru, lokasi yang terjangkau, dan kinerja karyawan

serta startegi pengembangan usaha agar dapat mengembangkan usahanya.

Hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis dalam melakukan

penelitiab tentang “PENGARUH INOVASI, LOKASI, DAN KINERJA

KARYAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN UKM DI DOLPHIN

DONUTS MANADO”.

1.2 Perumusan Masalah


Kinerja sosial masyarakat modern yang semakin hari semakin sibuk

mempengaruhi perubahan pola konsumen masyarakat. Masyarakat saat ini

menyukai makanan siap saji karena kepraktisannya. Hal ini juga

menyebabkan kinsmen makanan yang diolah dari tepung terigu seperti

roti, biskuit dan mie instan meningkat. Sehingga diharapkan Dolphin

Donuts Manado yang bergerak pada usaha roti dan kue dapat menyediakan

produk dengan kualitas yang baik.

Dolphin Donuts Manado menghadapi berbagai permasalahan utama

dalam menjalankan usahanya yang berasal dari lingkungan perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut, perusahaan perlu memiliki pengembangan usaha

dalam mengembangkan perusahaan. Maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah yang di hadapi yaitu:

1. Apakah inovasi berpengaruh terhadap pengembangan perusahaan

pada usaha kecil menengah (UKM) di Dolphin Donuts Manado?

2. Apakah faktor lokasi berpengaruh terhadap Dolphin Donuts

Manado?

3. Apakah kinerja karyawan berperan penting di Dolphin Donuts

Manado?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Menganalisis pengaruh inovasi secara keseluruhan terhadap kinerja

oprasional pada usaha kecil menengah (UKM) di Dolphin Donuts

Manado
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lokasi terhadap

pengembangan UKM

3. Untuk mengetahui pentingnya kinerja karyawan di Dolphin Donuts

Manado

1.4 Batasan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi di atas, maka didapat

batasan masalah yang akan diteliti antara lain:

1. Tentang inovasi keseluruhan terhadap kinerja oprasional pada

usaha kecil menengah (UKM) di Dolphin Donuts Manado.

2. Objek penelitan Dolphin Donuts Manado dan sempel penelitian

usaha sejenis Dolphin Donuts Manado

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini

dapat memberikan manfaat, baik dalam bidang teoritis maupun dalam

praktis. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai

berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

dapat dijadikan acuan secara teoritis serta menambahkan wawasan ilmiah

di bidang pengembang UKM.

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran tentang penembangan UKM dalam Dolphin Donuts

Manado

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan

dalam mengembangkan usahanya serta dapat meningatkan daya

saing dengan kompetitor lainnya

c. Bagi Penelitian Lanjutan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

rujukan pada penelitian selanjutnya khususnya pada tema yang

sama.
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Pendahuluan

Pengembangan merupakan tahap penting dalam tahapan

kewirausahaan karena tujuan dari semua usaha tentunya adalah untuk

berkembanga menjadi usaha yang besar dan sukses. Dalam

mengembangkan usaha tentu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi

faktor-faktor tersebut dapat berupa inovasi (X1), lokasi (X2), dan kinerja

karyawan (X3).

2.2 Landasan Teori

Pada bab ini akan diahas berbagai kajian teoritis yang mendasari

dilaksanakannyaa penelitian ini. Diantara tinjauan teoritis tentang Inovasi,

lokasi kinerja karyawan, dan pengembangan UKM.

2.2.1 Inovasi

a. Pengertian

Inovasi merupakan suatu gagasan ataupun barang/hal yang baru

belum ada ataupun yang sudah ada tetapi belum diketahui oleh

pengapdosi. Inovasi juga dapat berupa metode baru untuk

meningkatkan mutu/kualitas terhadap suatu program atau barang

yang sudah ada. Inovasi dapat diperoleh melalui diskoveri,

invensimaupun pembaharuan/peningkatan suatu produk dengan

metode/cara yang baru. Adapun beberapa pengertian inovasi


menurut para ahli yang dikutip oleh Udin Syaifudin Da’ud,

diantaranya adalah:

1) Sebuah inovasi adalah sebuah ide dan sebuah cara/langkah baru

untuk melengkapi kesadran sosial (Donal P. Ely).

2) Inovasi adalah ide, tindakan ataupun sesuatu yang sudah ada

tetapi diperbaharui oleh sekelompok orang yang

mengadopsinya. Inovasi adalah perubahan (Zaltaman Duncan)

3) Inovasi adalah pilihan kreatif, pengaturan dan seperangkat

manusia dan sumber-sumber material baru atau menggunakan

cara unik yang akan menghasilkan peningkatan pencapaian

tujuan-tujuan yang diharapkan (Huberman).

4) Sebuah inovasi adalah sebuah gagasan, metode, tindakan,

produk, dan jasa yang dianggap baru oleh individu ataupun

kelompok yang mengadopsinya. Anggapan sebagai ide terbaru

oleh seseorang ditentukan oleh reaksinya dalam bertindak. Jika

ide tersebut dianggap baru oleh tersebut, maka itu dikatakan

sebuah inovasi. Baru yang dimaksud adalah bersifat kualitatif.

(M. Rogers)

5) Inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan

sesuatu menjadi satu kombinasi. Dengan inovasi maka

seseorang dapat menambahkan nilai produk, pelayanan, proses

kerja, pemasaran, system pengiriman, dan kebijakan, tidak

hanya bagi perusahaan tapi juga stakeholder dan masyarakat

(Schumpeter).
Semantara itu, startegi inovasi merupakan suatu konsep

multidimensional yang terdiri dari empat dimensi yaitu orientasi

kepemimpinan perusahaan terhadap inovasi, tipe inovasi,

sumber inovasi dan tingkat investasi yang dibutuhkan

(Wahyuningsih dan Prasetyo, 2018)

a) Orietasi Kepemimpinan (leadership Orientation )

Dimensi ini mengindikasikan apakah perusahaan

sebagai yang pertaman kali memasuki pasar (first-to-the-

market), perusahaan sebagai pemain kedua yang memasuki

pasar (second-to-the-market), atau pemain terakhir (late-

enttrant), sebagai ciri imitator dalam aktivitas inovasi.

b) Tipe Inovasi (Type Of Innovation)

Dimensi tipe inovasi ini dibagi menjadi dua bagian

yaitu tipe inovasi proses dan tipe inovasi produk. Fokus

penelitian ini adalah pada kedua hal tersebut dimana kedua

hal tersebut dimana kedua hal itu penting dalam startegi

bisnis perusahaan.

Inovasi produk merupakan hasil dari penciptaan dan

pengenalan produk secara radikal atau modifikasi produk

yang telah ada. Definisi mengenai persyaratan produk yang

kurang baik, ketidakpastian teknolog, kurangnya dukungan

manajer senior, kurangnya sumberdaya, manajemn proyek

yang jelek.
Sedangkan inovasi proses menekankan pada metode-

metode baru dalam mengoprasian dengan cara membuat

teknologi baru atau mengembangkan teknologi yang ada.

c) Sumber (Source)

Dimensi ketiga ini menjelaskan secara spesifik tempat

aktifitas inovasi tersebut dilakukan perusahaann, internal,

eksternal atau kedua-duanya. Oleh karena itu, diemnsi

sumber inovasi ini dibagimenjadi dua bagian yaitu sumber

inovasi internal dan sumber inovasi eksternal.

Inovasi dengan sumber dari dalam (internal)

dimaksudkan bahwa perusahaan mempercayakan pada

usaha bagian riset dan pengembangan untuk melakukan

inovasi proses atau produk.

Sedangkan apabila perusahaan mempercayakan pada

sumber eksternal, maka hal itu berarti perusahaan akan

melakukan inovasi dengan cara membeli, persetujuan

lisensi, akuisisi perusahaan lain atau kerjasama (joint

ventures) dengan supplier, pelanggan, atau perusahaan lain.

d) Investasi (Investment)

Dimensi ini mencangkup investasi baik keuangan,

teknologi, dan investasi sumberdaya manusia dalam

hubungannya dengan aktivitas inovasi perusahaan.

Investasi keuangan meliputi pengeluaran untuk proyek riset


dan pengembangan, dan pembelian suatu inovasi produk

yang telah di kembangkan di tempat.

Inovasi teknologi adalah pengeluaran untuk peralatan,

infrastuktur, fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk inovasi.

Investasi di bidang sumberdaya manusia termasuk

didalamnya gaji, pelatihan, dan biaya-biaya lain yyang

berhubungan dengan pengembangan staf,

b. Kebutuhan akan Inovasi

Dalam era globalisasi ini muncul enam kekuatan yang

menjadi pendoronginovasi dirasakan semakin penting, yaitu

(Mulyono, 2008):

1) Adanya kebutuhan umtuk mengurangi waktu, upaya dan

ruang dalam aktivitas manusia

2) Adanya kebutuhan untuk meningkat kecepatan inovasi

3) Adanya kebutuhan untuk meningkatkan dasaran

teknologis dari banyak negara dan aktivitas ekonomis.

4) Liberalisasi perdagangan disertai dengan penurunan yang

cepat dalam biaya komunikasi dan traspotasi.

5) Pemahaman teknologi dan ilmu membuat dunia berubah

begitu cepat.

6) Komunikasi global.

c. Manfaat Inovasi
Paling tidak ada beberapa pihak yang memperoleh manfaat

inovasi, yaitu (Mulyono, 2008):

1) Konsumen, inovasi memilik arti semakin meningkatnya

kualitas hidup, mendapatkan nilai produk yang juga lebih

baik, pelayanan yang lebih efisienm dan standar hidup yang

lebih tinggi.

2) Bisnis, inovasi berarti kemajuan dalam pertumbuhan yang

memicu peningkatan profit.

3) Karyawan, inovasi bisa memiliki arti sebagai pekerjaan

yang baru dan menarik.

4) Perokonomian, inovasi adalah kunci bagi produktivitasnya

yang lebih tinggi yang bisa mengarah kepada peningkatan

kesejahteraan bagi semua warga.

5) Lingkungan, inovasi dalam banyak hal telah

memungkinkan manusia untuk hidup dalam lingkungan

yang lebih sehat.

d. Hambatan Inovasi

Ada beberapa faktor yang bisa menghambat berkembang atau

munculnya inovasi dalam sebuah perusahaan, yang dikutip oleh

Silva et al terdiri atas tiga hambatan, yaitu (Mulyono, 2008):

1) Faktor ekonomi

a. Tingginya resiko ekonomi. Resiko ekonomi muncul

ketika perusahaan hanya memfokuskan kepada sejauh

mana inovasi yang ada mampu memberikan tingkat


pengembalian sebagaimana yang diharapkan, padahal

keberhasilan sebuah inovasi tidak selalu harus diukur

secara ekonomis yang bisa dikuantitatifkan.

b. Tingginya biaya inovasi. Keberatan akan dana inovasi ini

dikarenakan tidak ada jaminan yang pasti bahwa dana

yang besar akan menghasilkan inovasi yang sukses.

2) Faktor internal

a. Kurangnya dana untuk inovasi

b. Kekakuan organisasi dalam menghasilkan inovasi

c. Kurangnya informasi tentang teknologi

d. Kurangnya informasi tentang pasar

e. Orang umumnya kurang suka untuk berupah

3) Faktor lainnya

a. Kurangnya respon konsumen

b. Regulasi pemerintah.

e. Mengelola Inovasi

West menyatakan bahwa untuk dapat mengelola inovasi

dengan baik, organisasi terlebih dulu harus bisa mengenali

faktor-faktor apa saja yang dapat empengaruhi inovasi.

Berbagai faktor tersebut dapat bersifat menghambat atau

mendorong suksesnya penerapan strategi inovasi. Beberapa

faktor tersebut adalah (Rahmany, 2006):

a. Lingkungan Pasar

b. Kultur Organisasi
c. Iklim Organisasi

d. Struktur Organisasi

e. Komunikasi

f. Strategi Persaingan

g. Teknologi

h. Rancangan Kerja

i. Kualitas

j. Manajemen Sumber Daya Manusia

k. Penelitian dan Pengembangan

2.2.2 Lokasi

a. Definisi Lokasi

Menurut Utami (2012:89), “Lokasi merupakan struktur

fisik dari sebuah usaha yang merupakan komponen utama yang

terlihat dalam membentuk kesan sebuah usaha yang dilakukan

perusahaan dalam melakukan penempatan usahanya dan

kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan yang

dibutuhkan oleh konsumen”. Dalam menentukan lokasi dimulai

dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung

pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas maupun

persaingan serta iklim politik.

Sedangkan menurut Sunyoto (2015:176), “Lokasi yang

strategis dimana banyak calon pembeli, dalam artian lokasi ini

mudah dijangkau, mudah dilihat konsumen dan lokasi yang


banyak dilalui dan dihuni target konsumen yang berpotensi

membeli produk atau jasa yang dijual.”

b. Interaksi Yang Mempengaruhi Lokasi

Menurut Lupiyoadi (2009:42), terdapat tiga jenis interaksi

yang mempengaruhi lokasi yaitu:

1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan)

apabila keadaannya seperti ini maka loksi menjadi

sangat penting.

2) Pemberi jasa mendatangi konsumen, dalam hal ini

lokasi tidak terlalu penting. Tetapi yang harus

diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap

berkualitas.

3) Pemberi jasa konsumen tidak bertemu secara langsung,

berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui

sarana tertentu seperti telepon, komputer, atau surat.

Dalam hal ini lokasi tidak menjadi hal yang sagat

penting selama komunikasi terlaksana dengan baik.

c. Faktor-faktor dalam mengevaluasi lokasi perdagangan ritel

Munurut Ma’ruf (2006: 124-126) faktor-faktor dalam

mengevaluasikan lokasi perdagangan rintel adalah:

1) Besarnya populas dan karakteristiknya: jumlah dan

pendapatan pada suatu wilayah menjadi faktor dalam

mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel


2) Kedekatan dengan sumber pemasok: pemasok

mempunyai pengaruh pada peritel dalam hal kecepatan

penyediaan produk, lokasi yang terjaga, biaya

pengiriman, dan lain-lain.

3) Basis ekonomis: industry daerah setempat, potensi

pertumbuhan, fluktuasi karena faktor musiman, dan

fasilitas keuangan.

4) Ketersediaan tenaga kerja

5) Situasi persaingan: penting mengenali jumlah dan

ukuran peritel di suatu wilayah.

6) Fasilitas promosi: adanya media masa seperti surat

kabar dan radio akan memfasilitasi kegiatan promosi

peritel.

7) Ketersedian lokasi toko: jumlah lokasi, akses pada

masing-masing lokasi, peluang kepemilikan atau

leasing, pembatasan zona perdagangan, dan biaya-biaya

terkait.

8) Hokum dan peraturan: perlu diperhatikan khususnya

apabila ada Perda (Peraturan Daerah) yang tidak

terdapat didaerah atau wilayah lain.

d. Tipe Lokasi

Pada umumnyan penjualan melihat biaya lokasi

dibandingkan nilainya bagi para pelanggan. Dalam memilih

tipe lokasi peritel harus menyertakan evaluasi dari serangkaitan


penjualan. Menurut Utama (2008:70) ada tiga lokasi yang bisa

dipilih untuk ritel, yaitu:

1) Pusat Perbelanjaan

Pusat perbelanjaan (shipping center) yang besar tebih

beririentasi bagi pemenuhan golongan besar dari sisi

konsumen. Mengkombinasikan banyak toko pada satu

atap dan menciptakkan sinergi yang dapat menarik

lebih banyak pelanggan, dari pada toko tersebut berada

di lokasi terpisah.

2) Lokasi dikota besar atau bertempat ditengah Kota,

maupun Kota kecil.

3) Fresstanding (bebas)

Mengkombinasikan beberapa kegunaan yang berbeda

atau kompleks, seperti pusat perbelanjaan dengan

gedung perkantoran, hotel, perumahan, kompleks

peabat dan pusat konveksi.

a. Pelabuhan udara popular diantara ritel-ritel nasional.

b. Tempat peristirahatan atau resort, karena akan

banyak yang customer lakukan pada waktu

senggang.

c. Rumah sakit adalah alternative pilihan lokasi yang

popular karena pasti pasien dan para tamu akan

meyempatkan datang ke toko.


d. Dalam toko, di dalam toko aalah pilihan lainuntuk

ritel dalam memilih lokasi, pilih lokasi di dalam

toko yang lebih besar seprti torseba.

e. Indikator-indikator Lokasi

Menurut Tjiptono (2004:41) indikator-indikator Lokasi

adalah sebagai berikut:

1) Akses, yaitu lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana

transportasi umum

2) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat

dengan jelas dari jarak pandang normal.

3) Lalu Lintas, yaitu menyangkut dua pertimbangan

utama: banyak orang berlalu lalang. Kepadatan dan

kemaacetab lalu lintas bisa juga menjadi hambatan.

4) Tempat parker yang luas, yaitu menyangkut

kenyamanan dan keamanan.

5) Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk

perluas usaha di kemudian hari.

2.2.3 Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan menurut Muhammad Zainur Roziqin

(2010:41), adalah sebagai keseluruhan proses bekerja dari individu

yang hasilnya dapat digunakan landasan untuk menentukan apakah

pekerjaan inividu tersebut baik atau sebaliknya, sedangkan Wirawan

(2009:3), menyatakan bahwa kinerja adalah keluaran yang


dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu

pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Menurut Suryadi

(1999:20, kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,, sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam

rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hokum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Sejalan dengan beberapa pendapat di atas Hariman dan Hilgert

(Muhammad Zainur, 2010:41). Mengemukakan kinerja sebagai

suatu perwujudan kerja aparatur yang selanjutnya akan dijadikan

dasar penilaian atas tercapai atau tidaknya taget dan tujuan suatu

organisasi pemerintahan, kinerja meliputi hasil-hasil yang telah

dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kinerja karyawan adalah hasil kerja dari seseorang karyawan selama

dia bekerja dalam menjalankan tugas-tugas pokok jabatannya yang

dapat dijadikan sebagai landasan apakan karyawan itu bisa dikatakan

mempunyai prestasi kerja yang baik atau sebaliknya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Wirawan (2009:6), terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi kinerja seseorang karyawan antara lain sebagai

berikut:
1) Faktor linngkungan internal organisasi, dalam melaksanakan

tugasnya karyawan memerlukan dukungan organisasi tempat dia

bekerja. Dukungan tersebut sangat mempengaruhi tinggi

rendahnya pegawai. Sebaliknya jika sistem kompensasi dan

iklam kerja organisasi buruk, kinerja karyawan akan menurun.

Faktor lingkungan internal organisasi lainnya misalnya strategi

organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk

melaksanakan pekerjaan, serta sistem manajemen dan

kompensasi. Oleh karena itu, manajemen organisasi harus

menciptakan lingkungan dan meningkat internal organisasi yang

konduksif sehingga mendukung dan meningkat produktivitas

karyawan

2) Faktor lingkungan eksternal organisasi, adalah keadaan,

kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal

organisasi yang mempengaruhi knerja karyawan. Misalnya

krisis ekonomi dan keuangan yang terjadi di Indonesia tahun

1997 meningkatkan inflasi, menurunkan niai nominal upah dan

gaji karyawan dan selanjutnya menurunkan daya beli karyawan.

3) Faktor internal karyawan, yaitu faktor-faktor dari dalam diri

pegawai yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor

yang diperoleh ketika dia berkembang. Misalnya bakat, sifat

pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-

faktor yang diperoleh, misalnya pengetahuan, keterampilan, etos

kerja, pengalaman kerja dan motivasi kerja.


Menurut Mohammda Pabundu (2006:122), faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan dibedakan menjadi dua yaitu (1)

faktor internal, seperti kecerdasan, keterampilan, kestabilan, emosi,

motivasi, persepsi eran, kondisi keluarga, kondisi fisik seseorang,

karakkteristik kelompok kerja, dan sebagainya. (2) Faktor eksternal

antaralain berupa peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan,

pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh, kondisi ekonomi, perubahan

lokasi kerja dan kondisi pasar.

Berdasarkan pendapat paa ahli yang sebagai mana telah diuraikan

di atas maka faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang

karyawan adalah faktor internal dan faktor eksternal, dimana faktor

internal sendiri merupakan faktor bawaan lahir dari karyawan itu

sendiri seperti minat, bakat, pengetahuan, etos kerja, motivasi kerja,

dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang

berasal dari luar karyawan itu sendiri seperti peraturan perusahaan,

suasana kerja, kondisi ekonomi, saran prsarana, dan lain-lain.

c. Indikator Kinerja Karyawan

Indikator kinerja menurut Robert dan John (2006:378), antara lain

sebagai berikut:

1) Kualitas dari hasil, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau

dicapai. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasikan

2) Kulitas dari hasul, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik

tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan


pengukuran tingkat kepuasan, yaitu seberapa baik

penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.

3) Ketepatan waktu dari hasil, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu

yang direncakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis

khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan

waktu penyelesaian suatu kegiatan.

4) Kehadiran, yaitu ada tidaknya karyawan di dalam Kantor ketika

memasuki jam-jam kerja.

5) Kemampuan bekerjasama, yaitu kemampuan karyawan

melakukan kegiatan bersama-sama dengan karyawan lain dalam

suatu kegiatan yang tidak dapat dikerjakan ole perorangan.

d. Pelaksanaan Kinerja Karyawan

Menurut Wirawan (2009:103), menyatkan bahwa “Pelaksanaan

kinerja adala proses sepanjang tahun imi dimana pegawai

melaksanakan tugas atau pekerjannya dan berupaya mencapai

kinerjanya dengan menggunakan kompetensi kerjanya”.

Karyawan dan para manajer dalam pelaksanaan kinerja masing-

masing mempunyai tugas yang harus dipenuhi agar kinerja dari suatu

perusahaan tersebut bisa dikatakan tinggi, karena tingkat kinerja

perusahaan tidak lepas dari kinerja para karyawan yang ada


dibawahnya. Sebagai seorang karyawan dalam upaya mencapai

kinerjanya harus mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

1) Berkomitmen dalam hal pencapaian tujuan bersama yang telah

ditetapkan secara bersama-sama oleh para manajer dari karyawan.

2) Karyawan harus meminta kepada para manajer untuk

mendapatkan pelatihan karena fungsinya sangat penting yaitu

sebagai alat untuk mengembangkan kinerja.

3) Berkomunikasi secara aktif dan berkelanjutan dengan para

manajer ketika melaksanakan tugaskanya.

4) Mencatat sebagai informasi seputar kemajuan atau seberapa besar

tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dan

mengkomunikasikannya kepada manajernya.

5) Mempersiapkan diri dan data-data yang diperlukan pada saat

manajer melakuan kinerjanya. Misalnya karyawan

mempersiapkan evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.

Disamping karyawan yang mempunyai tanggung jawab dalam

upaya mencapai kinerjanya, para manajer juga mempunyai

kewajiban sebagai berikut:

1) Mampu menciptakan iklim kerja yang baik serta mampu

menyediakan berbagai fasilitas yang dapat memajukan kinerja

para karyawan.

2) Memonitor kinerja karyawandan mencatat kedalam buku kerja


3) Merevisi tujuan serta menyesuaikan standar kinerja dan

kompetensi pekerjaan para karyawan dari tahun ke tahun karena

lingkungan internal dan eksternal peruusahaan yang selalu

berubah-ubah.

4) Memberi balikan dan pelatihan kepada karyawan dengan

maksud untuk membantu karyawan membuat koteksi atas apa

yang sedang dilakukan untuk menigkatkan kemungkinan

pencapaian tujuannya dan kkritik terhadap karyawan.

5) Menyediakan program pengembangan agar para karyawan

berkembangan dalam hal kompetensi dan pengalamannya

dengan maksud agar kinerja para karyawan meningkat.

6) Memberikan kompensasi atau imbalan agar tetap dipertahankan

kepada para karyawan yang telah mempunyai perilaku yang

efektif, efisien dan mempunyai kemajuan dalam hal pencapaian

tujuan.

e. Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut R. Wayne Mondy (2008:257) ”Penilian kinerja adalah

sistem formal untuk menilai dan mengealuasi kinerja tugas individu

atau tim, sejalan dengan pendapat tersebut Tb”. Evalauasi kinerja

juga merupakan proses penilai – pejabat yang dilakukan penilaian –

(appraiser) mengumpulkan informasi mengenai kinerja ternilai –


pegawai yang dinilai – (apraise) yang didokumentasikan secara

formal untuk menilai kinerja ternilai dengan membandingkan dengan

standar standar kinerjanya secara periodic untuk membantu

pengambilan keputusan manajemen SDM. Secara umum penilaian

kinerja bertujuan sangat baik yaitu agar kinerja para karyawan

bertambah baik. Dengan bertambah baiknya kinerja masing-masing

karyawan diharapkan agar mendorong peningkatan kinerja

organisasi secara keseluruhan”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian

kinerja adalah suatu proses menilai hasil kerja, apa yang dilakukan

dan yang tidak lakukan oleh seorang karyawan menurut tugas

pokoknya yang sebagai upaya untuk meningkatkan inerja karyawan.

f. Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Tb. Sjafri Mangkuprawira (2003:224), manfaat penilaian

kinerja antara lain sebagai berikut:

1) Perbaikan kinerja, umpan balik kinerja bermanfaat bagi

karyawan, manajer, dan spesialis personal dalam bentuk

kegiatan yang tepat untuk memperbaiki kinerja.

2) Penyesuaian kompensasi, penilaian kinerja membantu

pengambilan keputusan menentukan siapa yang seharusnya

menerima peningkatan pembayaran dalam bentuk upah dan

bonus yang didasarkan pada sistem merit.


3) Keputusan penempatan. Promosi, transfer, dan penurunan

jabatan biasanya didasarkan pada kinerja masa lalu dan

antisipatif. Misalnya dalam banyak penghargaan.

4) Kebutuhan pelatihan dan pengembangan, kinerja buruk

mengidentifikasikan sebuah kebutuhan untuk melakukan

pelatihan kembali. Setiap karyawam hendaknya selalu mampu

mengembangkan diri

5) Perencanaan dan pengembangan karir, umpan balik kinerja

membantu proses pengambilan keputusan tentang karir

spesifik karyawan.

6) Definisi proses penempatan staf, baik buruknya kinerja

berimplikasi dalam hal kekuatan dan kelemahan dalam

prosedur penempatan staf di departemen SDM.

7) Ketidakakuratan informasi, kinerja buruk dapat

mengindikasikan kesalahan dalam informasi analisis

pekerjaan, rencana SDM, atau hal lain dari sistem manajemen

personal. Hal demikian akan mengarah pada ketidaktepatan

dalam keputusan menyewa karyawan, pelatihan, dan

keputusan konseling.

8) Kesalahan rancangan pekerjaan, kinerja buruk mungkin

sebagai sebuah gejala dari rancangan pekerjaan yang keliru.

Melalui penilaian dapat didiagnosis kesalhan-kesalahan

tersebut.
9) Kesempatan kerja yang sama, penilaian kinerja yang akurat

secara actual menghitung kaitannya dengan kinerja dapat

menjamin bahwa keputusan penempatan internal bukanlah

sesuatu yang bersifat diskriminasi.

10) Tantangan-tantangan eksternal, kadang-kadang kinerja

dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan pekerjaan, seperti

keluarga, finansial, kesehatan, atau masalah-masalah linnya.

Jika masalah-masalah tersebut tidak diatasi melalui penilaian,

departemen SDM mungkin mampu menyediakan bantuannya.

11) Umpan balik pada SDM, kinerja yang baik dan buruk

diseluruh organisasi mengindikasikan bagaimana baiknya

fungsi departemen SDM ditetapkan.

2.2.4 Pengembangan UKM

a. Pengertian UKM

Pembahasan Usaha Kecil Menengah mengenai pengelompokan

jenis usaha yang meliputi usaha perdagangan. Pengertian tentang

Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak selalu sama, tergantung konsep

yang digunakan negara terssebut. Mengenai pengertian atau definisi

usaha kecil ternyata sangat bervariasi, disatu negara berlainan dengan

negara lainnya. Dalam definisi tersebut mencakup sedikitnya dua

aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan

perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja dan aspek

pengelompokan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang


diserap dalam gugusan/kelompok perusahaan tersebut (range of the

member of employess)

Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK

tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha

yang memiliki asset maksimum Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan

rumah yang ditempati. Pengertian usaha kcil ini meliputi usaha

perseorangan badan, usaha swasta, dan koperasi. Sepanjang asset yang

dimiliki tidak melebihi Rp 600 juta. Sedangkan berdasarkan UU No.

9/1995 tentang usaha kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah

kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan

sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang

dimaksud disini meliputi juga usaha kecil informal dan usaha kecil

tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang

belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hokum, antara

lain: petani penggarap, industry ramah tangga, perdagang asongan,

perdagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan

usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi

sederhana yang telah digunakan turun temurun, atau berkaitan dengan

seni dan lainnya.

Sebagaimana diketahui, definisi Usaha Mikro (UM), Usaha Kecil

(UK) dan Usaha Menengah (UM) berbeda-beda di dalam beberapa

peraturan sebelum berlakunya UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM

yang baru di sahkan oleh DPR-RI. Definisi dan pengaruran tentang


UMKM yang relavan dengan ketiga jenis usaha tersebut didasarkan

kepada empat buah produk hokum lama yaitu Undang-Undang Nomor

9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, Instruktur Presiden No. 10 Tahun

1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah, Peraturan Bank

Indonesia No.7/39/2005 tentang Pemberian Bantuan Teknis Dalam

Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan

Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.C.7 tentang Pedoman Penawaran

Umum oleh Perusahaan Menengah Kecil. Namun, sehubungan dengan

telah disahkannya UU UMKM baru tersebut, maka definisi UMKM

yang terdapat di dalam peraturan-peraturan sebelumnya mengalami

penyesuaian.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 99 Tahun 1998, UKM

adalah rakyat berskala kecil dengan bidang usaha yang secara umum

merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah

persaingan usaha yang tidak sehat. Sedangkan pengertian UKM

berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), UKM adalah sebuah usaha

rakyat yang dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja. Usaha kecil

memiliki jumlah tenaga kerja antara 5-9 orang, sedangkan usaha

menengah memiliki jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang.

Sedangkan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

menurut UU Nomor 99 Tahun 2008 digolongkan berdasarkan jumlah

asset dan omset yang dimiliki oleh sebuah usaha.

Tabel 2. Kriteria UMKM

No Usaha Kriteria Asset Kriteria Omset


1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta

2 Usaha Kecil >50 Juta – 500 Juta >300 Juta – 2,5 Miliar

3 Usaha Menengah > 500 Juta – 10 Miliar >2.5 Miliar – 50 Miliar

Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2012

b. Karakteristik UKM

Dilihat dari karakteristiknya, unit UKM terdiri dari banyak

industry dan produk, banyak penelitian telah dilakukan untuk

mngetahui karakteristik khusus dari usaha kecil. UKM berbeda dengan

organisasi yang besar dari berbagai alasan seperti sedikitnya karyawan,

dan dukungan dan pengaruh yang besar dari pemilik UKM pada

oprasional perusahaan. Mengetahui kaakteristik UKM akan sangat

membantu dalam mendapatkan faktor-faktor adopsi ASP pada UKM

1) Faktor Organisasi

Faktor internal organisasi yang merupakan salah satu karakteristik

dari UKM yang dapat berhubungan dengan faktor adopsi ASP adalah:

a. Sumber Daya Manusia, salah satu faktor utama pada UKM karena

jumlah karyawan yang sedikit dapat membatasi adopsi pada

teknologi yang baru seperti ASP.

b. Komitmen Pemilik/Manajer, faktoor ini penting karena keputusan

yang dibuat pada UKM sangat dipengaruhi oleh Pemilik/Manajer.

c. Sumber daya Finansial, faktor ini oentinng karena UKM mempunyai

sumber daya fanansial yang terbatas.


d. Pengetahuan Teknikal, faktor ini dihadapi oleh UKM yang akan

mengadopsi teknologi yang baru.

2) Faktor Lingkungan

Karakteristik dari UKM sangat dipengaruhi oleh lingkunga

mereka, seperti:

a. Permintaan Pelanggan – UKM biasanya sangat tergantung pada

beberapa pelanggan saja, sehingga ini menjadi faktor yang

mengharuskan mereka untuk mengadopsi teknologi baru.

b. Tekanan dari supplier – UKM berusaha memenuhi keinginan

supplier mereka agar menggunakan teknologi yang terbaru.

c. Daya saing Kompetitor – Dengan sumber daya terbatas, UKM harus

berusaha tetap kompetitif dengan menggunakan teknologi yang

tepat untuk menghadapi daya saing competitor.

d. Dukungan Pemerintah – Kebijaksanaan pemerintah mempunyai

akibat yang langsung maupun tidak langsung pada keputusan UKM

untuk mengadopsi teknologi baru.

c. Pengembangan UKM

Husband and Pernunde dalam Tambunan (2005) menjelaskan

tentang krusialnya pengembangan UKM karena mempunyai peranann

utama dalam pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Selain itu,

dijelaskan dalam penelitiannya Winarni (2006) dan Situmorang (2008)

menyatakan permasalahan yang sering dialami UKM berupa: a)

kurangnya modal, a) pemasaran sulit, c) struktur organisasinya


sederhana serta pembagian kerjanya tidak baku, d) kualitas

mananjemennya rendah, e) SDM terbatas dan kualitasnya rendah, f)

kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan, g) aspek legalitas

lemah serta, h) rendahnya kualitas teknologi.

Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi

permasalahan dalam pengembangan UKM yaitu:

1) Penciptaan iklim usaha yang prduktif

2) Bantuan permodalan

3) Perlindungan usaha

4) Pengembangan kemitraan

5) Pelatihan

6) Membentuk lembaga khusus

7) Memantapkan asosiasi

8) Mengembangkan promosi

9) Mengembangkan kerjasama yang setara

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dapat digunakan untuk hipotesis atau jawaban

sementara dalam penelitian ini, selain itu penelitian terdahulu dapat

dipakai sebagai sumber pembandingan dengan penelitian yang sedang

penulis lakukan. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang di dapat dari

jurnal dan internet sebagai perbandingan agar diketahui persamaan dan

perbedaannya. Penelitian terdahulu dapat dilihat Tabel 2.1 yang terdapat

pada halaman selanjutnya sebagai berikut:


Tabel 2. Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Artikel Variable Hasil Penelitian

Penelitian
1 - Ardianus Keunggulan X1: Orientasi - Terdapat

Laurens Paulus bersaing usaha Pasar pengaruh

- Zharah cake dan bakery: X2: Orientasi terhadap

Kusuma peran orientasi Kewirausahaan keunggukan

Wardhani pasar, orientasi X3: Inovasi bersaing usaha

kewirausahaan, Produk cake and bakery:

dan inovasi Y: Keunggulan peran orientasi

produk Bersaing pasar, orientasi

kewirausahaan,

dan inovasi

- Terdapat

orientasi pasar

terhadap

keunggulan

bersaing

- Terdapat

orientasi

kewirausahaan

terhadap

keunggulan

produk

- Terdapat inovasi
produk terhadap

keunggulan

produk
2 Raja Pengaruh X1: Suasana toko - Terdapat

Hardiansyah suasana toko, X2: Lokasi pengaruh antara

lokasi dan X3: Promosi susana toko

promosi Y: Minat pembeli terhadap minat

terhadap minat pembeli

beli di toko roti - Terdapat

morning bakery pengaruh antara

lokasi terhadapt

minnat pembeli

- Terdapat

pengaruh antara

promosi terhadap

minat pembeli

- Terdapat

pengaruh antara

suasana toko,

lokasi, promosi

terhadap minat

pembeli di toko

roti morning

bakery
3 Windha Upaya X1: Motivasi - Terdapat
Mandasari peningkatan X2: Disiplin kerja pengaruh

kinerja X3: Lingkungan motivasi terhadap

karyawan kerja kinerja karyawan

operasional Y: Kinerja - Terdapat

melalui motivasi karyawan pengaruh displin

kerja, disiplin kerja terhadap

kerja dan kinerja karyawan

lingkungan kerja - Terdapat

(studi kasus pengaruh

lembaga public lingkungan kerja

RRI Semarang) terhadap kinerja

karyawan.

Sumber: Data olahan pribadi

Tabel 2. Perbandingan Dengan Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Persamaan Perbedaan

1 - Ardianus Keunggulan Menggunakan Dalam penelitian

Laurens Paulus bersaing usaha variabel terdahulu tidak

- Zharah cake dan bakery: independent yang menggunakan

Kusuma peran orientasi sama yaitu variabel lokasi

Wardhani pasar, orientasi inovasi (X1) (X2), kinerja

kewirausahaan, karyawan (X3),

dan inovasi dan

produk pengembangan
UKM (Y)
2 Raja Pengaruh Menggunakan Dalam penelitian

Hardiansyah suasana toko, variabel terdahulu tidak

lokasi dan independent yang menggunakan

promosi sama yaitu lokasi variabel inovasi

terhadap minat (X2) (X1), kinerja

beli di toko roti karyawa (X3),

morning bakery dan

pengembangan

UKM (Y)
3 Windha Upaya Menggunakan Dalam penelitian

Mandasari peningkatan variabel ini tidak

kinerja independent yang menggunakan

karyawan sama yaitu kinerja variabel inovasi

operasional karyawan (Y) (x1), lokasi (X2),

melalui morivasi dan

kerja, disiplin pengembangan

kerja dan UKM (Y)

lingkungan kerja

(studi kasus

lembaga public

RRI semarang)

Sumber: Data olahan pribadi

2.4 Kerangka Konseptual


Penelitian ini dimulai dari melihat masalah yang ada pada UKM

Dolphin Donuts Manado seperti UKM pada umumnya memiliki masalah

dalam pengembangan UKM.

Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki

beberapa keunggulan komperatif terhadap usaha besar. Keunggulan

tersebut antara lain: Dilihat dari sisi permodalan, pengembangan usaha

kecil memerlukan modal usaha yang relatif kecil disbanding usaha besar.

Inovasi merupakan suatu alat, hal, atau gagasan yang baru dimana hal

tersebut belum perna ada sebelumnya. Dimana dengan terciptanya hal baru

tersebut diharapkan dapat menjadi sesuatu yang menarik dan berguna.

Lokasi merupakan tempat melayani konsumen, dapat pula diartikan

sebagai tempat untuk memaang barang-barang dagangan.

Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

suatu organisasi dimana untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai

kebijakan harus dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja

karyawannya.

Variabel penelitian yang terdiri dari inovasi, lokasi, dan kinerja

karyawan terhadap pengembangan UKM dapat digambarkan sebagi model

berikut:

Anda mungkin juga menyukai