Anda di halaman 1dari 62

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN USAHA TUUKEATERY DI KOTA PALOPO

USULAN PENELITIAN SKRIPSI

OLEH :

NADIA NANDA UTARI


NIM : 191110013

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha
Tuukeatery Di Kota Palopo

disusun dan diajukan oleh

Nadia Nanda Utari


191110013

telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Pembimbing 1

Hadrah, SE., M.Si Tanggal ...................................

NIDN : 8837460018

Pembimbing 2

Indra Kusdarianto, SE., M.M Tanggal ..................................

NIDN : 0906037101

Mengetahui Ketua Program Studi

Saharuddin, S.E,M.M
NIDN : 0920127701

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................7
1.5 Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian.........................................................8
1.6 Sistematika Penulisan......................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10


2.1 Landasan Teori..............................................................................................10
2.1.1 Teori Pendapatan..................................................................................10
2.1.2 Usaha Tuukkeatery...............................................................................14
2.1.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan..................................16
2.1.3.1 Tenaga Kerja...........................................................................16
2.1.3.2 Modal.......................................................................................19
2.1.3.3 Jam Kerja.................................................................................23
2.1.3.4 Teknologi.................................................................................26
2.2 Tinjauan Pustaka............................................................................................30
2.3 Kerangka Konseptual....................................................................................36
2.4 Hipotesis........................................................................................................37

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................39


3.1 Desain Penelitian...........................................................................................39
3.2 Tempat Dan waktu Penelitian.......................................................................40
3.3 Populasi dan Sampel......................................................................................40
3.4 Jenis Dan Sumber Data..................................................................................41
3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................................42
3.6 Definisi Operasional Variabel.......................................................................42
3.7 Instrumen Penelitian......................................................................................45
3.8 Teknik Keabsahan Data.................................................................................46
3.9 Teknik AnalisisData......................................................................................49

iii
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................52

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.................................................................30

Tabel 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional..........................43

Tabel 3.2 Pedoman Penelitian Uji Reabilitas............................................49

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Keterkaitan Hubungan Antar Variabel.................................37

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, pembangunan sedang berlangsung diberbagai sektor di Indonesia,

termasuk yang terkait dengan ekonomi, politik, kesejahteraan sosial, dan bidang

lainnya. Tujuan dari proyek Pembangunan tersebut adalah untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat dan mengantarkan Indonesia ke era modernisasi. Upaya

Pemerintah untuk mencapai tingkat penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan

ekonomi yang tinggi ditunjukkan dalam pembangunan ekonomi yang dihasilkan

dari pembangunan tersebut. Tujuan pembangunan ekonomi sendiri mencakup

pengendalian tingkat inflasi dan juga meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Akan tetapi yang menjadi pokok permasalahan dalam pembangunan ekonomi

pada umumnya adalah distribusi pendapatan yang tidak merata (Mithaswari &

Wenagama, 2018).

Perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan dari sektor ke sektor,

dengan sektor industri sebagai contoh yang paling menonjol. Pertumbuhan

sektor industri di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh skala produksi atau

skala usaha dari suatu perusahaan yang masuk dalam industri tersebut, dan

biasanya semakin besar skala usaha produksinya cenderung akan menunjukan

tingkat efisiensi penggunaan faktor – faktor produksi atau input yang tinggi

sehingga perusahaan akan berkembang pesat (Indra dan Aswitari, 2015). Dalam

proses pembangunan selalu diupayakan pertumbuhan ekonomi adalah

setinggi mungkin

1
2

(Dayuh, 2012). Pembangunan industri merupakan suatu kegiatan yang

mempunyai potensi untuk dikembangkan mengingat sumber daya alam lokal

dan kreativitas masyarakat pada bidang seni maupun kerajinan cukup

memberikan kontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk lebih

maju dan bermutu. (Budiartha dan Trunajaya, 2013).

Perkembangan yang terjadi di sektor industri pada saat ini baik sektor

industri besar, kecil, menengah, dan rumah tangga mulai menjadikan sektor

industri sebagai sektor yang sangat mengalami stagnasi atau bahkan menurun

aktivitasnya, sektor UKM semakin mahir dalam mengatasi masalah yang

dihadapi.

Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

(Menegkop dan UKM, 2005), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK),

termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas (lembaga) usaha yang memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp

1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas

(lembaga) usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih

lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah

dan bangunan.

Situasi perekonomian di Kota Palopo sangat meningkat dilihat dari

perkembangan bisnis yang di kelola oleh masyarakat dalam berbagai jenis

bidang. Salah satu pusat berdirinya bisnis yang dilakukan masyarakat di Kota

Palopo bertempat di Lapangan Pancasila. Bisnis melahirkan salah satu cara

efektif membantu pemerintah dalam menekan angka pengangguran. Untuk

setiap
3

perusahaan mampu menciptakan strategi yang memiliki nilai tersendiri bagi

perusahaanya sehingga dengan itu konsumen akan menentukan keputusan

pembelian jika produk tersebut sesuai dengan keinginanya.

Tidaklah cukup hanya menjalankan bisnis seperti biasa, sebaliknya harus

jauh lebih waspada terhadap risiko dan potensi ancaman yang dapat

memengaruhinya. Dalam bisnis, beginilah cara kita memahami kondisi pasar

dan perilaku konsumen diminati dan bisa berkembang dengan pesat apalagi

didukung dengan penerapan teknologi yang juga terus mengalami

perkembangan seperti menggunakan peralatan dan mesin untuk produksi barang

dan jasa. (Obioma dan Anyanwu, 2015). Tujuan pengembangan industri kecil,

menengah dan rumah tangga adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang adil

dan menghormati hak- hak pekerja. Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat

ekonomi nasional dan juga dapat digunakan untuk mengentaskan kemiskinan .

Banyak sektor informal yang dapat dimanfaatkan sebagai proyek atau

pekerjaan untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan seseorang pedagang

tidak hanya memerlukan modal untuk menjalani usahanya, masih ada beberapa

faktor lain yang diperlukan. Faktor lain yang penting dalam menjalani usaha

adalah Tenaga Kerja, jam kerja, teknologi dan lokasi atau tempat berdagang,

dimana lokasi yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam

pertumbuhan eknomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam

pendistribusian hasil -
4

hasil pembangunan. Di tengah krisis ekonomi yang melanda negara kita akhir-

akhir ini, dimana banyak usaha besar yang malah mengalami stagnasi.

Salah satu UKM yang cukup terkenal di Kota Palopo adalah kedai

TUUKEATERY, usaha ini terbilang populer di semua kalangan masyarakat

yang membuat kedai ini tak pernah sepi pembeli sejak pertama kali di dirikan

pada akhir tahun 2021. Usaha ini menjual barang dagangan seperti makanan dan

minuman yang mengusung Tema dari negeri China, Namun meskipun jenis

barang dagangan yang dijual hanya makanan dan minuman, tujuan mereka tetap

sama yaitu untuk memperoleh pendapatan yang maksimal. Untuk memperoleh

pendapatan tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

1. Faktor Jam Kerja, Setiap bisnis memiliki durasi dagang yang berbeda setiap

waktunya. Jam kerja berfungsi sebagai sarana utama untuk

memperkenalkan merek kepada konsumen. Semakin tinggi jam kerja maka

akan semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh.

2. Faktor Tenaga Kerja, terdapat pelaku yang melakukan kegiatan ekonomi

dimana dinamakan sebagai tenaga kerja. Dan dalam prakteknya tenaga kerja

dikategorikan menjadi tenaga kerja sektor formal dan informal. Dalam dua

sektor itulah tenaga kerja saling mengisi dan menopang untuk menutup segala

celah pengangguran dalam masyarakat. Menurut definisi dari Simanjuntak

(2001), pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan hanya

oleh batasan umur. Tujuan dari pemilihan Batasan umur tersebut adalah

supaya definisi yang diberikan sedapat mungkin menggambarkan kenyataan

yang sebenarnya.
5

3. Faktor Modal, Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia merupakan uang yang dipakai sebagai pokok untuk berdagang,

melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya)

yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah

kekayaan. Menurut Suryana (2003) mengatakan bahwa modal sendiri

adalah modal yang diperleh dari pemilik usaha itu sendiri. Modal sendiri

terdiri dari tabungan, sumbangan, hibah, saudara, dan lain sebagainya.

4. Faktor Teknologi, Penggunaan internet di era globalisasi yang sudah tanpa

batas ini, semua jenis usaha harus dapat berlomba-lomba untuk bersaing

dipasar manapun, penggunaan intenet di UKM menjadi hal yang sangat

penting agar mereka juga dapat ikut bersaing dipasar manapun. Melalui

intenet, UKM juga dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui

kecepatan, efisiensi pertukaran informasi dalam skala besar ketepatan, dan

(Masyita, 2012).

Pengaruh tenaga kerja, jam kerja, modal, dan teknologi informasi, sangatlah

penting dalam industri perak karena diperlukan modal serta tenaga kerja yang

mampu menjalankan usaha sesuai yang direncanakan, teknologi informasi yang

canggih dan jam kerja agar dalam proses produksi yang dapat berpengaruh

terhadap keuntungan yang didapat oleh pengusaha.

Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas

barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam

sebuah perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya


6

suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal

mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkannya.

Pendapatan pada dasarnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa

yang diberikan dikurangi dengan biaya operasional ataupun pengeluaran

perusahaan (Gestry, 2017). Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting

dalam sebuah usaha perdagangan, karena dalam melakukan suatu usaha tentu

ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama

melakukan usaha tersebut (Paula, 2005). Dalam arti ekonomi, pendapatan

merupakan balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh

sektor rumah tangga dan sektor perusahaan yang dapat berupa gaji/upah, sewa,

bunga serta keuntungan/profit (Sukirno, 2000).

Harus kita akui bahwa perkembangan sektor informal merupakan akibat dari

rendahnya lapangan pekerjaan yang tersedia, sementara masyarakat golongan

bawah menginginkan kehidupan yang lebih layak. Dengan keterbatasan yang

ada mereka mencoba mengadu nasib dengan jalan membuka usaha mereka

sendiri. Kemiskinan persyaratan formal yang dimiliki oleh angkatan kerja yang

produktif di Palopo menyebabkan salah satu alasan mereka menekuni bidang

ini. Melihat adanya fenomena yang demikian, maka penulis tertarik melakukan

penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan usaha

TUUKEATERY di Kota Palopo”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :
7

a. Apakah Tenaga Kerja Berpengaruh terhadap Pendapatan Usaha

Tuukeatery di Kota Palopo?

b. Apakah Modal Berpengaruh terhadap Pendapatan Usaha Tuukeatery di

Kota Palopo?

c. Apakah Jam Kerja Berpengaruh terhadap Pendapatan Usaha Tuukeatery di

Kota Palopo?

d. Apakah Teknologi Berpengaruh terhadap Pendapatan Usaha Tuukeatery di

Kota Palopo?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Usaha

Tuukeatery di Kota Palopo

b. Untuk mengetahui pengaruh Modal, terhadap Pendapatan Usaha

Tuukeatery di Kota Palopo

c. Untuk mengetahui pengaruh Jam Kerja terhadap Pendapatan Usaha

Tuukeatery di Kota Palopo

d. Untuk mengetahui pengaruh Teknologi terhadap Pendapatan Usaha

Tuukeatery di Kota Palopo

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang di harapkan dari penelitian ini sebagai berikut :

a. Manfaat teoritis yang diharapkan adalah penelitian ini sebagai sarana

pengembangan teori dan ilmu pengetahuan yang secara teoritis

berhubungan dengan pembahasan penelitian ini, yaitu faktor faktor yang

mempengaruhi pendapatan.
8

b. Manfaat praktis yang diharapkan adalah penelitian ini dapat berguna

sebagai sarana untuk memberikan informasi bagi mahasiswa perguruan

tinggi mengenai faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan.

1.5 Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian

Batasan penelitian sangat penting dalam metode karena membatasi topik yang

akan dibahas. Oleh karena itu, tidak ada perselisihan antara objek yang satu

dengan yang lainnya. Ruang lingkup yang dimaksud di sini adalah tahapan

fasilitator dari batasan objek yang diteliti. Ruang lingkup penelitian ini adalah

faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha Tuukeatery di Kota Palopo, dalam

hal ini untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan

usaha Tuukeatery. Untuk memahami kunci keberhasilan perusahaan dalam

penelitian ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Pada bagian ini bertujuan untuk menjelaskan pengorganisasian dari

penulisan karya tulis ilmiah, agar lebih mudah memahami isi dari karya tulis

tersebut. Sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

pelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka

konseptual, dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN


9

Bab ini membahas mengenai desain penelitian, tempat dan waktu penelitian,

jenis dan sumber data, populasi, sampel dan Teknik pengambilan sampel,

metode pengumpulan data, definisi operasional variabel, intrumen penelitian

dan Teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian, yang terdiri dari deskripsi data dan

pengujian hipotesis. Deskripsi data berisi uraian data yang diperoleh dan

pengujian hipotesis berisi pengembangan, pengajuan, dan hasil hipotesis. Pada

bagian pembahasan, membahas mengenai hasil dari pengujian hipotesis.

BAB V : PENUTUP

Bab ini membahas mengenai simpulan, dan saran terhadap hasil pnelitian.

Simpulan mengenai hasil dari penelitian dan saran dit ujukan kepada peneliti

selanjutnya. Pada Bab ini terdapat bagian akhir yang terdiri dari daftar rujukan,

lampiran, dan biodata penulis.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pendapatan

Tujuan utama dari pendirian setiap perusahaan adalah untuk menghasilkan

pendapatan. Sebagai bisnis yang mengutamakan keuntungan, pendapatan

memiliki peranan yang signifikan. Pendapatan merupakan faktor yang sangat

penting dalam pengoperasian bisnis apa pun karena hal itu akan meningkatkan

kesejahteraan perusahaan .

Pendapatan yang dijelaskan oleh Abdurrahman (1991), pendapatan

merupakan suatu hasil yang diperoleh dari pemakaian capital dan pemberian

jasa perorangan atau keduanya yang berupa uang, barang materi atau jasa

selama jangka waktu yang tertentu. Pendapatan atau keuntungan, merupakan

selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Dimana biaya itu terdiri dari

biaya tetap dan biaya tidak tetap. Pendapatan mempunyai pengaruh terhadap

pelaku sektor informal, dapat kita ketahui pendapatan sektor informal dari total

penerimaan (total revenue) pelaku sektor informal itu sendiri (Soekartawi,

2002).

Setelah mempertimbangkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan

bahwa pendapatan adalah jumlah total uang yang didapatkan sebagai imbalan

atas suatu
10
1

layanan. Layanan ini dapat berupa produk atau jasa yang diberikan kepada

pelanggan sebagai balas jasa. Untuk meningkatkan tingkat aset dan mengurangi

kewajiban yang timbul masing-masing selama penyerahan barang atau jasa.

Salah satu indikator utama ekonomi untuk mengukur kemampuan masyarakat

adalah tingkat pendapatan masyarakat. Pendapatan menunjukkan seluruh uang

atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa

yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu

pada suatu kegiatan ekonomi (Winardi,1998:245). Setiap orang yang bekerja

akan berusaha untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Alasan utama mengapa freelancer melakukan berbagai

pekerjaan adalah untuk mendapatkan pendapatan yang jauh di atas rata-rata agar

kebutuhan mereka, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun rumah tangga

dapat terpenuhi.

Standar akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat

digunakan untuk menentukan berapa rupiah yang diperhitungkan dan dicatat

pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus

diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan. Ada empat dasar penilaian

pendapataan adalah sebagai berikut :

1. Biaya Histori (Historical Cost) : aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas

(atau setara kas) yang dibayar sebesar nilai wajar dari imbalan yang

diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.


1

2. Biaya Kini (Current Cost) : aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas)

yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh

sekarang.

3. Nilai Realisasi atau Penyelesaian (Realization/Settlement Value) : aktiva

dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva

yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal.

4. Nilai Sekarang (Present Value) : aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih

dimasa depan yang didiskontokan kenilai sekarang dari pos yang diharapkan

dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal

Berdasarkan pendapat di atas penulis mendefinisikan bahwa Pendapatan adalah

sejumlah uang yang diterima oleh suatu usaha atau organisasi dari suatu proyek

tertentu, seperti penjualan barang atau pemberian jasa kepada pelanggan.

Teori pendapatan juga dikemukakan oleh seorang ahli J.M. Keynes. Teori ini

biasa disebut juga dengan teori Liquidity Preference. Dalam teori ini

diungkapkan bahwasanya seseorang itu senang memegang uang secara tunai

karena ada tiga motif yang mempengaruhinya yaitu, motif untuk bertransaksi,

motif untuk berjaga-jaga dan motif berspekulasi. Berdasarkan teori ini, wajar

saja jika banyak anggota masyarakat kita yang memilih berdagang dan

melakukan transaksi secara tunai.


1

Menurut Arsyad (2004:25) pendapatan seringkali digunakan sebagai

indikator pembangunan selain untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi

antara negara-negara maju dengan negara sedang berkembang.

Menurut Sukirno (1994:62-65), pendapatan terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Pendapatan Pribadi Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis

pendapatan , termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu

kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara. yang diterima oleh

penduduk suatu negara. Pendapatan pribadi adalah pendapatan perusahaan

perorangan, pendapatan netto, pendapatan dari sewa, gaji dan upah para

pekerja, dan deviden. Disamping pendapatan ini, pendapatan pribadi meliputi

pula pembayaran pindahan kecuali subsidi kepada perusahaan dan para petani

dan bunga atas pinjaman pemerintah dan pinjaman konsumen.

2. Dispossible income Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang

harus dibayar oleh penerima pendapatan nilai yang tersisa dinamakan

dispossible income. Dengan demikian pada hakekatnya dispossible income

adalah pendapatan yang boleh digunakan oleh para penerima yaitu semua

rumah tangga yang ada dalam perekonomian untuk membeli barang dan

jasajasa yang mereka inginkan

Pendapatan usaha kecil adalah jumlah penghasilan atas kinerja yang

dihasilkan oleh pengusaha atau para pedagang selama jangka waktu tertentu,

baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Usaha kecil sendiri

umumnya terdiri dari


1

Industri kecil (IK) dan Usaha kecil, menengah (UKM) yang mengambil peran

penting dalam perekonomian Indonesia. Dengan tujuan membuka lapangan

kerja, meningkatkan standar hidup masyarakat umum, dan juga berfungsi sebagai

sarana memajukan desain dan memodifikasi struktur ekonomi nasional.

Menurut Bramastuti (2009;48) indikator pendapatan antara lain :

a. Penghasilan yang diterima perbulan,

b. Pekerjaan,

c. anggaran biaya sekolah,

d. Beban keluarga yang ditanggung.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sejumlah

uang yang diperoleh dari adanya suatu jenis pekerjaan tertentu dan digunakan

baik untuk memenuhi kebutuhan konsumen maupun untuk memajukan

kepentingan masyarakat.

2.1.2 Usaha Tuukeatery

PT. Tuuk Maju Bersama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang kuliner. PT. Tuuk Maju Bersama memiliki brand yang bernama

TUUKTEA dan TUUKEATRY. Kantor pusat dari PT Tuuk Bersama beralamat

Jl. Andi Djemma, Tompotika, Kec. Wara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan 91911.

TuukTea merupakan Kedai yang menyediakan teh ciri khas negara Thailand

dengan berbagai macam varian rasa. Tuuk berarti murah dalam bahasa Thailand.
1

Tak disangka, Tuuk Tea cocok dengan selera masyarakat Palopo. Selain rasa

yang berbeda harga satu cup atau gelas Tuuk Tea cukup murah. Viqra wardhana

selaku pemilik PT. Tuuk Bersama menggunakan media sosial sebagai alat untuk

memasarkan brandnya sehingga Tuuk Tea makin dikenal masyarakat Palopo.

Lantaran banyaknya peminat, Pembeli atau pelanggan Tuuk Tea disebut

Tuukteakers.

Viqra Wardhana selaku owner dan Tuuktea di Penghujung 2021 menjelajahi

dunia kuliner setelah bermain di Minuman cup seharga 10 ribuan selama sekitar

dua tahun. Tuuk Eatery dibangun dengan konsep outdoor di atas lahan seluas

50x50 meter. Ada empat hingga enam meja yang tersedia untuk bersantap

dibawah rindangnya pepohonan . Alasan Tuuktea menjual makanan bukanlah

sesuatu yang terus-menerus terjadi. Ide Rumah Makan Tuuk muncul setelah

mengikuti proses pembelajaran putaran kedua di Pulau Jawa.

Mie Tuuk merupakan produk mie dengan derajat kepedasan berkisar antara 0

sampai dengan 5 dan efektif dapat menimbulkan keringat konsumen. Mie cita

rasa asin gurih disajikan dengan topping ayam yang dimasak sempurna dengan

pangsit goreng dan daun kucai sebagai pelengkapnya. Tuuk Eatery juga

menyediakan menu Dimsum seperti Shumay, Pangsit goreng, Xiaoba dan

Kuotie. Untuk harga dibawah tiga belas ribu. Kalau Ice Drink, ada Taro, vanilla,

Tiramisu, Matcha, Greentea seharga lima belas ribu. Untuk Blacktea dan

Grentea Jasmine 8 ribu.


1

2.1.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Pendapatan yang dihasilkan oleh individu atau bisnis, bergantung pada

situasinya, kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti modal kerja,

jam kerja, jumlah tenaga kerja, teknologi dan faktor lainya. Pada umumnya

masyarakat selalu mencari tingkat pendapatan tinggi untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangganya, akan tetapi dibatasi oleh beberapa faktor tersebut

(Nazir, 2010).

2.1.3.1 Tenaga kerja

Pengertian tenaga kerja menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1

ayat 2 menyebutkan bahwa, Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dari pengertian

tersebut, dapat dilihat beberapa unsur-unsur yang melekat dari istilah pekerja

atau buruh, yaitu sebagai berikut :

1. Setiap orang yang bekerja (angkatan kerja maupun bukan angkatan kerja
tetapi harus bekerja).

2. Menerima imbalan/upah sebagai balas jasa atas pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Secara umum, ada dua jenis orang di suatu negara, yang dikenal sebagai

tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Sedangkan menurut Payaman, tenaga kerja

adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari

pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus

rumah tangga.
1

Jadi, orang yang sedang mencari pekerjaan atau sudah mulai mengerjakan

proyek yang menghasilkan barang atau jasa adalah orang yang termasuk dalam

kategori undang-undang tenaga kerja. Jumlah Tenaga Kerja Tenaga kerja

merupakan faktor produksi pertanian yang bersifat unik, baik dalam jumlah

yang digunakan, kualitas, maupun penawaran dan permintaan (Nurmala,

2012:118). Berdasarkan penduduknya tenaga kerja terbagi atas dua yaitu :

a. Tenaga Kerja

Semua penduduk memiliki potensi untuk bekerja dan sanggup bekerja

bahkan jika tidak ada lowongan pekerjaan yang terbuka.Menurut Undang-

undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja

yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

b. Bukan Tenaga Kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak

mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-undang

Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu

mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun.


1

Berdasarkan kualitasnya tenaga kerja terbagi atas :

1. Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja dengan pengetahuan atau

pengalaman dibidang akademik atau pendidikan informal apa

pun.Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

2. Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki pengetahuan

dibidang tertentu dari pengalaman kerjanya. Untuk dapat melakukan

pekerjaan dengan baik, tenaga kerja terlatih tersebut memerlukan pelatihan

yang berulang ulang. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain

sebagainya.

3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja tidak terlatih

yang hanya mengacu pada tenaga secara keseluruhan. Contoh: kuli, buruh

angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

Lewis mengemukakan teorinya mengenai ketenagakerjaan, yaitu; kelebihan

pekerja merupakan kesempatan dan bukan masalah. Kelebihan pekerja satu

sektor akan memberikan andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan

pekerja di sektor lain. Sebaliknya kelebihan pekerja justru merupakan modal

untuk mengakumulasi pendapatan, dengan asumsi perpindahan tenaga kerja dari

sektor
1

tradisional ke sektor modern berjalan lancar dan perpindahan tersebut tidak

pernah menjadi terlalu banyak.(Todaro, 2004).

Indikator Tenaga Kerja Menurut Masyhuri, beberapa indikator dalam tenaga

kerja adalah sebagai berikut:

a. Ketersediaan tenaga kerja. Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan

hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dalam jumlah yang optimal.

Ketersediaan ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin,

tingkat upah dan sebagainya.

b. Kualitas tenaga kerja. Skill menjadi pertimbangan yang tidak boleh

diremehkan, dimana spesialisasi dibutuhkan pada pekerjaan tertentu. Apabila

dalam kualitas tenaga kerja tidak diperhatikan tidak menutup kemungkinan

adanya kemacetan produksi.

c. Jenis kelamin. Jenis kelamin akan menentukan jenis pekerjaan, dimana

pekerjaan laki-laki akan mempunyai fungsi yang berbeda dengan pekerjaan

perempuan seperti pengangkutan, pengepakan, dan sebagainya cenderung lebih

tepat pada pekerjaan laki-laki.

2.1.3.2 Modal

Modal adalah bahasa yang memilki arti luas yang dapat menggambarkan

keadaan apa pun yang menawarkan keuntungan atau informasi kepada pemilik

modal. Modal adalah komponen penting dalam menjalankan bisnis sehari-hari dan
2

mengelola pertumbuhannya dari waktu ke waktu. Menurut Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), pengertian modal adalah sejumlah dana yang digunakan untuk

menjalankan kegiatan usaha, pada perusahaan umumnya diperoleh dengan cara

menerbitkan saham (capital). Dalam arti lain, modal adalah sumber daya

fleksibel yang dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang dapat

meningkatkan harta dan kekayaan. Sumber daya ini dapat berupa uang, barang,

atau hal lainnya.

Riyanto (2001), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu:

1. Konsep Kuantitatif Konsep ini menitik-beratkan pada kuantitas dana yang

tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, aktiva ini merupakan aktiva

sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau dana yang tertanam

dalam aktiva akan dapat bebas lagi dalam jangka pendek. Jadi menurut

konsep ini adalah keseluruhan jumlah aktiva lancar. Dalam pengertian ini

modal kerja sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital.

2. Konsep kulitatif Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan

besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Jadi

modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva lancar yang benar-

benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa

mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar

diatas hutang lancarnya.

3. Konsep Fungsional Konsep ini menitik-beratkan pada fungsi dana dalam

menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan


2

adalah dimaksudkan menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian

merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya.

Sumber modal UMKM berasal dari pribadi, kredit bank, campuran antara

keduanya, atau kredit informal lain (Struyk, 2011). Modal usaha digunakan

untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan (Ahiawodzi, 2012). Riyanto

(2002) menambahkan bahwa modal sebagai barang nyata yang dimiliki oleh

perusahaan yang terdapat di buku neraca rumah tangga perusahaan. Ada dua jenis

modal kerja yang dapat diklasifikasikan: modal kerja kotor dan modal kerja

bersih. Jumlah harta lancar merupakan modal kerja kotor, sedangkan modal

kerja bersih merupakan jumlah harta lancar yang dikurangi dengan jumlah utang

lancar.

Modal adalah faktor usaha yang harus tersedia sebelum melakukan kegiatan.

Besar kecilnya modal akan mempengaruhi perkembangan usaha dalam

pencapaian pendapatan ( Bambang R, 2001), arti modal yang lain modal

meliputi baik modal dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang.

Schwiedlan dalam buku (Bambang R, 2001). Modal cukup penting saat

membuat bisnis. Besar kecil modal yang dibutuhkan tergantung dari besar kecil

usaha yang akan dikerjakan.

Secara keseluruhan modal usaha terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Modal investasi, jenis modal yang harus dikeluarkan dan biasanya dipakai

dalam jangka panjang. Modal investasi nilainya cukup besar karena

digunakan dalam jangka panjang, tetapi modal investasi semakin berkurang

dari tahun ke tahun, bahkan dari bulan ke bulan.


2

2. Modal kerja, Modal kerja yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau

membeli barang. Modal kerja ini dapat dikeluarkan setiap bulan atau pada

waktu-waktu tertentu.

3.Modal operasional, Modal kerja yang harus digunakan untuk membayar biaya

operasional bulanan seperti gaji karyawan, tagihan listrik, dll.

Modal usaha merupakan aspek yang harus ada dalam berwirausaha disamping

aspek penting lainnya yaitu SDM (keterampilan kerja), teknologi, bisnis dan

organisasi atau legalitas. Sumber-Sumber Modal :

a. Modal Sendiri, Modal sendiri (Ekuitas) adalah uang yang diinvestasikan

pengusaha untuk memulai dan mengembangkan usaha, dalam bentuk

tabungan dan deposito berjangka, yang berasal dari tabungan yang

diinvestasikan dari rumah atau pendapatan sebelumnya di bank.

b. Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi yang tujuan usahanya adalah

menyediakan jasa simpan pinjam bagi para anggotanya.

c. Lembaga keuangan, Lembaga keuangan adalah lembaga yang bertugas

menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan pinjaman.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam cara memperoleh modal usaha
(indikator modal usaha), yaitu:

a. Struktur permodalan : modal sendiri dan modal pinjaman


2

b. Pemanfaatan modal tambahan

c. Hambatan dalam mengakses modal eksternal

d. Keadaan usaha setelah menanamkan modal

2.1.3.3 Jam Kerja

Jam kerja adalah jam yang dihabiskan dalam aktivitas kerja. Kegiatan kerja

yang dimaksud adalah pekerjaan mencari uang. Waktu kerja juga dapat

diartikan sebagai waktu yang dihabiskan seseorang untuk menghasilkan barang

atau jasa tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu itu adalah

waktu suatu perangkat, seperti pegawai, dijadwalkan untuk mulai bekerja.

Adapun jam kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah waktu yang

digunakan oleh usaha TUUKEATERY dalam menjajakan barang dagangannya

setiap hari. Dimulai dari membuka tempat dagangan sampai menutup tempat

dagangannya.

Supraptilah di dalam Ananta (1985) membagi lama jam kerja seseorang

dalam satu minggu menjadi tiga kategori yaitu:

1. Seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu. Jika seseorang

bekerja di bawah 35 jam per minggu, maka ia dikategorikan bekerja di

bawah jam normal.

2. Seseorang yang bekerja antara 35 sampai 44 jam per minggu. Maka

seseorang tersebut dikategorikan bekerja pada jam kerja normal.


2

3. Seseorang yang bekerja di atas 45 jam per minggu. Bila seseorang dalam

satu minggu bekerja di atas 45 jam, maka ia dikategorikan bekerja dengan

jam kerja panjang

Orang biasanya bekerja 6 sampai 8 jam sehari dan sisa 16 sampai 18 jam

dikhususkan untuk kegiatan keluarga, komunitas dan rekreasi. Seseorang dapat

bekerja 0 sampai 50 jam seminggu. Dipaksa melakukan sisanya biasanya tidak

efisien. Pada akhirnya, produktivitas menurun dan kelelahan menumpuk, kerja

yang aman mendukung kemajuan, dan memfasilitasi kelancaran individu dan

perusahaan grup. Tentunya intensitas pekerjaan seseorang juga sangat

bervariasi. Pecandu kerja selalu mencurahkan waktu untuk pekerjaannya,

meminimalkan waktu istirahat dan menunda masa pensiun. Sebaliknya, non-

pecandu kerja melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka untuk mencapai

tujuan mereka tanpa mengorbankan istirahat atau pensiun.

Adapun Indikator Jam Kerja meliputi :

a) Waktu kerja

Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

menjelaskan waktu kerja meliputi:

1. Tujuh jam dalam sehari dan 40 jam dalam satu minggu untuk 6 hari kerja

dalam satu minggu;


2

2. Delapan jam dalam sehari dan 40 jam dalam satu minggu untuk 5 hari

kerja dalam satu minggu.

b) Waktu lembur

Pasal 78 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan pengusaha yang

mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 77 ayat 2 harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Ada persetujuan perkerja/buruh yang bersangkutan

2. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1

hari dan 14 jam dalam 1 minggu. Pengusaha yang memperkerjakan

pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud diatas wajib

membayar upah lembur.Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana

dimaksud di atas tidak berlaku bagi sektor usaha.

c) Waktu istirahat

Sedangkan dalam Pasal 79 ayat 1 dan 2, UU No.13/2003 pengusaha wajib

memberikan waktu istirahat dan cuti kepada pekerja atau buruh, meliputi:

1. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah

bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut

tidak termasuk jam kerja

2. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)

minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
2

3. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah

pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara

terus menerus;

4. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada

tahun ketujuh dan kedelapan masingmasing 1 (satu) bulan bagi

pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus

menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh

tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun

berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6

(enam) tahun.

2.1.3.4 Teknologi

Dampak Perkembangan Teknologi Indonesia Terhadap Sektor UKM –

Perkembangan teknologi di Indonesia telah berubah secara signifikan selama

dua dekade terakhir. Teknologi di Indonesia mulai berkembang pesat pada awal

tahun 2000-an seiring dengan semakin mudahnya akses internet ke segala

sektor.

Menurut Rintho (2018:3) pengertian teknologi informasi adalah suatu

teknologi yang berhuungan dengan pengelolaan data menjadi informasi dan

proses penyaluran data atau informasi tersebut dalam batas ruang dan waktu.
2

Sedangkan menurut Romney & Steinbart (2016:4) mendefinisikan teknologi

informasi merupakan komputer dan perangkat elektronik lainnya yang

digunakan untuk menyimpan, mengambil, mentransmisikan dan memanipulasi

data.

Teknologi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mempercepat

produktivitas dalam suatu usaha. Dengan adanya alat tersebut, sangat mudah

para tenaga kerja untuk menghasilkan barang dan akan meningkatkan

produktivitas para tenaga kerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat

pendapatan.

Pengembangan teknologi UMKM dipengaruhi banyak faktor, antara lain

kemampuan SDM untuk mengembangkan teknologi, ketersedian modal untuk

pengadaan teknologi, peranan lembaga-lembaga penelitian dalam mendukung

pengembangan teknologi serta kebijakan moneter dan fiskal (Suharyadi, 2004).

Suparmoko dan Irawan (2003), teknologi berarti suatu perubahan dalam fungsi

produksi yang tampak dalam teknik produksi yang ada. UKM Indonesia selama

ini secara tradisional memasarkan bisnisnya dari mulut ke mulut atau hanya

menunggu bola, namun kini saatnya melebarkan sayap dengan cara yang lebih

modern yaitu menggunakan teknologi jaringan internet.

Kesuksesan UKM Indonesia saat ini tidak lepas dari bantuan para penggiat

teknologi yang mengadaptasi layanan berbasis teknologi ke pemasaran online

yang berpotensi untuk membangun sebuah usaha. Dengan menggunakan

teknologi internet, UKM memiliki potensi pasar yang luas dan dapat

menciptakan banyak peluang baru yang menguntungkan.


2

Rendahnya daya saing UMKM Indonesia disebabkan oleh banyak faktor.

Daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan meningkat apabila tercapai

kinerja yang positif (BPS, 2019). Kinerja sebuah perusahaan dapat diukur dari

berbagai macam perspektif. Salah satu ukuran kinerja perusahaan adalah kinerja

pemasaran. Indikator pengukuran kinerja pemasaran yang paling banyak

digunakan adalah volume penjualan, pangsa pasar (market share), dan

profitabilitas (Sitohang, 2010). Salah satu faktor yang meningkatkan kinerja usaha

kecil menengah adalah penggunaan teknologi.

Penggunaan teknologi informasi oleh UKM berhubungan dengan banyak

faktor, diantaranya adalah niat atau minat untuk menggunakan teknologi karena

adanya keyakinan bahwa ketika menggunakan suatu teknologi makan hasil yang

dicapai dalam pekerjaan akan meningkat atau lebih baik (Vankatesh & Davis,

2000). Selain kepuasan dan sikap terhadap penggunaan teknologi, pesaing juga

merupakan faktor yang mempengaruhi niat untuk menggunakan teknologi.

Di era digital saat ini, persaingan memperebutkan pangsa pasar yang lebih

besar semakin ketat. Penggunaan teknologi informasi merupakan salah satu

strategi yang tepat untuk meningkatkan kemauan penggunaan teknologi

informasi di kalangan pelaku ekonomi, termasuk usaha kecil dan menengah.

Pada tahun 2019 total nilai penjualan online di Indonesia mencapai sekitar

3,5 triliun dollar Amerika dan di tahun 2021 diperkirakan mencapai 4,5 triliun

dollar Amerika. Di era Revolusi Industri 4.0 yang diperkenalkan oleh Profesor

Klaus
2

Schwab, salah satunya adalah penggunaan teknologi informasi di semua

perusahaan yang dibutuhkan saat itu. Tentunya UKM yang juga terkena imbas

kemajuan Revolusi Industri 4.0 perlu mengikuti perkembangan tersebut.

Dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 global, penggunaan teknologi

informasi juga diterima oleh UKM di Kota Palopo, termasuk UKM

TUUKEATERY di Kota Palopo.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi

(TI) adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah dan memproses data,

menghasilkan informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Teknologi informasi merupakan hal penting dalam perusahaan. Teknologi

informasi terdiri dari beberapa komponen pendukung. Komponen pendukung

Teknologi Menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:41), indikator teknologi

informasi terkomputerisasi terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data,

proses dan manusia.

Adapun penjelasan indikator teknologi informasi menurut Muslihudin dan

Oktafianto (2016:41) adalah sebagai berikut:

1. Hardware yaitu terdiri dari komponen input, proses, output dan jaringan;

2. Software yaitu terdiri dari komponen operasi, utilitas dan aplikasi;

3. Data mencakup struktur data, keamanan dan integritas data;


3

4. Prosedur seperti dokumentasi, prosedur sistem, buku petunjuk operasi dan


teknis; 5. Manusia yaitu pihak yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi.

2.2 Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian berjudul 'Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Usaha Tuukeatery Di Kota Palopo', di perlukan untuk memeriksa

hubungan antara variabel dependen dan independen dan menentukan bahwa

variabel tersebut memiliki efek positif dan signifikan yang terlihat pada tabel

penelitian sebelumnya sebelumnya:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama, Judul Dan Tahun Hasil Penelitian

1 Budi Wahyono, Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara


Faktor-Faktor Yang parsial variabel-variabel yang signifikan
Mempengaruhi mempengaruhi pendapatan pedagang Pasar
Pendapatan Pedagang Di Bantul antara lain secara parsial tidak
Pasar Bantul Kabupaten berpengaruh terhadap pendapatan pedagang
Bantul Pasar Bantul. Selanjutnya variabel modal
usaha, tingkat pendidikan, lama usaha, dan jam
kerja secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan pedagang
Pasar Bantul. Pengaruh tersebut sebesar 52,6%
dan sisanya 47,4% dijelaskan oleh variabel-
variabel lain
3

2 Puji Yuniarti, Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel


Faktor-Faktor yang parsial variabel yang berpengaruh signifikan
Mempengaruhi Pendapatan terhadap pedagang pendapatan pedagang Pasar
Pedagang di Pasar Tradisional Cinere meliputi modal usaha (X2),
Tradisional Cinere Depok Biaya (X3) dan jam kerja (X5). Sedangkan
variabel tingkat pendidikan (X1) dan lama
usaha (X4) tidak sesuai dengan pendapatan
pedagang di Pasar Tradisional Cinere Depok.
Selanjutnya variabel modal usaha, biaya, dan
jam kerja secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan pedagang di
Pasar Tradisional Cinere Depok. Pengaruh
variabel dependen sama-sama memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan
pedagang secara persentase sebesar 56,1% dan
sisanya 43,9% dipengaruhi oleh variabel lain.

3 Anak Agung Ngurah Gede Hasilnya adalah: 1) Upah dan modal secara
Maheswara, Nyoman langsung berpengaruh positif dan signifikan
Djinar Setiawina, dan Ida terhadap jumlah penjualan 2) Jam kerja dan
Ayu Nyoman Saskara, pendidikan secara langsung berpengaruh
Analisis Faktor-Faktor positif tetapi tidak signifikan terhadap jumlah
Yang Mempengaruhi penjualan. 3) Upah, modal dan jumlah
Pendapatan Ukm Sektor penjualan berpengaruh positif dan signifikan
Perdagangan Di Kota terhadap pendapatan UKM sektor perdagangan
Denpasar. di Kota Denpasar. 4) Jam kerja berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap
pendapatan UKM sektor perdagangan di Kota
Denpasar. 5) Pendidikan berpengaruh negatif
3

namun tidak signifikan terhadap pendapatan


UKM sektor perdagangan di Kota Denpasar.
6) Upah dan modal secara tidak langsung
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
UKM sektor perdagangan di Kota Denpasar
melalui jumlah penjualan. 7) Jam kerja dan
pendidikan secara tidak langsung berpengaruh
tidak signifikan terhadap pendapatan UKM
sektor perdagangan di Kota Denpasar
melalui jumlah penjualan.

4 Dewa Made Aris Artaman, Hasil penelitian secara simultan menunjukkan


Ni Nyoman Yuliarmi, dan variabel modal usaha, lama usaha, jam kerja,
Ketut Djayastra, Analisis parkir dan lokasi usaha berpengaruh signifikan
Faktor–Faktor Yang terhadap pendapatan pedagang Pasar Seni
Mempengaruhi Pendapatan Sukawati. Sementara hasil analisis secara
Pedagang Pasar Seni parsial variabel modal usaha, lama usaha, dan
Sukawati Gianyar. lokasi usaha mempunyai pengaruh positif
kepada pendapatan pedagang Pasar Seni
Sukawati sedangkan variabel jam kerja dan
parkir secara parsial berpengaruh negatif
terhadap pendapatan pedagang Pasar Seni
Sukawati. Modal usaha adalah variabel yang
dominan yang mempengaruhi pendapatan
pedagang, maka dari itu variabel modal usaha
mempunyai peranan penting dalam upaya
untuk meningkatkan pendapatan pedagang.
3

5 Saba Hiyah, Faktor-Faktor Berdasarkan hasil analisis data diketahui


Yang Memengaruhi bahwa : 1) Variabel lokasi berpengaruh positif
Pendapatan Pedagang Kaki dan signifikan terhadap pendapatan pedagang
Lima Pada Pusat Niaga kaki lima dengan perolehan nilai thitung >
Palopo (Pnp) Di Kota ttabel (25,871 > 1,671). 2) variabel jam
Palopo. berdagang berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan pedagang kaki lima
dengan perolehan nilai thitung > ttabel
(3,112
> 1,671). 3) Variabel penyuluhan tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
pendapatan pedagang kaki lima dengan
perolehan nilai thitung > ttabel (1,401 <
1,671). 4) Secara bersama-sama terdapat
pengaruh signifikan antara lokasi, jam
berdagang, dan penyuluhan terhadap
pendapatan pedagang kaki lima dengan
perolehan nilai Fhitung > Ftabel (230,921 >
2,27). Koefisien determinasi (R2 ) pada
adjusted R 2 sebesar 0,924 yang berarti
pendapatan mampu dijelaskan oleh variabel
independen sebesar 92,4% sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain diluar penelitian ini.

6 Analisis Faktor-Faktor Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat


Yang Mempengaruhi pendapatan tenaga kerja formal lebih tinggi
Pendapatan Tenaga Kerja dibandingkan tenaga kerja informal. Secara
Di Daerah Istimewa bersama-sama level pendidikan, potensi
Yogyakarta pengalaman kerja, potensi pengalaman kerja
kuadrat, jenis kelamin, daerah tempat tinggal,
3

dan jenis pekerjaan berpengaruh secara


signifikan terhadap pendapatan. Level
pendidikan berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan pada seluruh tenaga kerja dan
tenaga kerja formal maupun informal. Semakin
tinggi level pendidikan semakin tinggi tingkat
pengembalian pendidikannya. Potensi
pengalaman kerja berpengaruh secara positif
dan signifikan dan kenaikan marginal
pengalaman kerja akan diikuti kenaikan
pendapatan yang semakin menurun pada
seluruh tenaga kerja dan tenaga kerja formal.

7 Analisis Faktor-Faktor Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara


Yang Mempengaruhi bersama-sama luas lahan, jumlah tenaga kerja,
Pendapatan Petani Padi Di dan biaya produksi berpengaruh positif dan
Kecamatan Masaran, signifikan terhadap pendapatan petani padi di
Kabupaten Sragen Kecamatan Masaran dibuktikan dari hasil uji
F sebesar 860,3790 dan nilai prob. F-hitung
(0,000000) < alpha 10%. Nilai R2 = 0,974699,
berarti bahwa 97,4699 persen pengaruh
variabel luas lahan, jumlah tenaga kerja, dan
biaya produksi terhadap pendapatan petani
padi dan selebihnya 2,5301 persen dipengaruhi
oleh faktor lain. Secara parsial variabel luas
lahan (X1) dan variabel biaya produksi (X3)
berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan
variabel jumlah tenaga kerja (X2) berpengaruh
tetapi tidak signifikan.
3

8 Analisis Pendapatan Berkaitan dengan hal tersebut, Penelitian ini


Pedagang Kaki Lima Pada dilakukan untuk mengetahui Perbedaan
Jalan Lingkar Timur Kota Pendapatan Pedagang Kaki Lima Sebelum dan
Palopo Sesudah Terhubungnya Jalan Lingkar Timur
ke Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota Palopo.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Populasi penelitiannya adalah
seluruh pedagang kaki lima di Jalan Lingkar.
Pengambilan sampel menggunakan teknik
probability sampling. Data diperoleh dari
observasi, kuesioner dan juga dokumentasi.
Data kemudian diolah dengan menggunakan
uji paired sampel t-test. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
pendapatan pedagang kaki lima sebelum dan
sesudah Terhubungnya Jalan Lingkar Timur ke
Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota Palopo.

9 Pengaruh Modal, Tingkat Teknik analisis data yang digunakan dalam


Pendidikan Dan Teknologi penelitian ini adalah regresi linear berganda.
Terhadap Pendapatan Ditemukan hasil bahwa modal secara parsial
Usaha Mikro Kecil Dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Menengah (Umkm) Di pendapatan UMKM di kawasan Imam
Kawasan Imam Bonjol Bonjol Denpasar Barat. Tingkat pendidikan
Denpasar Barat dan teknologi juga memiliki pengaruh
positif dan signifikan secara parsial terhadap
pendapatan UMKM di kawasan Imam
Bonjol Denpasar Barat. Secara simultan
modal, tingkat pendidikan dan teknologi
3

juga memiliki pengaruh positif dan


signifikan terhadap pendapatan UMKM di
kawasan Imam Bonjol Denpasar Barat.

10 Faktor-faktor yang Hasil penelitian menunjukkan pendapatan


Mempengaruhi Pendapatan peternak dari usaha ternak sapi di Kecamatan
Usaha Ternak Sapi potong Sitiung selama satu tahun adalah sebesar Rp.
di Kecamatan Sitiung, 8.579.213,- dengan rata-rata kepemilikan
Kabupaten Dharmasraya ternak 4,3 ekor. Variabel yang berpengaruh
nyata terhadap pendapatan usaha ternak sapi
potong adalah variabel biaya usaha ternak sapi
potong, jumlah ternak yang dipelihara, dan
sistem pemeliharaan sapi. Sementara variable
pengalaman beternak dan lamanya pendidikan
peternak tidak berpengaruh nyata

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas maka akan

dilakukan penelitian untuk menganalisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Usaha Tuukeatery Di Kota Palopo. Adapun bagan penelitian tiap

variabel yang akan di teliti sebagai berikut:


3

Gambar 2.1 Keterkaitan Hubungan Antar Variabel

2.4 Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka konseptual diatas maka hipotesis dari

penelitian ini Sebagai Berikut Yaitu:

a. Di duga Tenaga Kerja Berpengaruh Positif Terhadap Pendapatan Usaha

Tuukeatery Di Kota Palopo.

b. Di duga Modal Usaha Berpengaruh Positif Terhadap Pendapatan Usaha

Tuukeatery Di Kota Palopo.

c. Di duga Jam Kerja Berpengaruh Positif Terhadap Pendapatan Usaha

Tuukeatery Di Kota Palopo.


3

d. Di duga Teknologi Berpengaruh Positif Terhadap Pendapatan Usaha

Tuukeatery Di Kota Palopo.


3

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian atau sering disebut juga, Rancangan penelitian adalah

rencana penelitian yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses penelitian.

Tujuan perencanaan penelitian adalah memberikan petunjuk yang jelas dan

terstruktur kepada para peneliti untuk melaksanakan penelitiannya.

Menurut Fachruddin (2009, hlm. 213) desain penelitian adalah: kerangka atau

perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga

diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang akan dilakukan

dalam melaksanakan penetian tersebut, serta memberikan gambaran jika

peneletian itu telah jadi atau selesai penelitian tersebut diberlakukan.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian model survei. Model

survey paling sering digunakan sebagai laporan penelitian (Gay, 1987). Model

ini memberi peneliti kemampuan untuk mengumpulkan data dari suatu populasi

untuk menentukan status populasi untuk satu atau lebih variabel. Model ini telah

digunakan dalam bidang-bidang seperti ilmu politik, pendidikan, dan ekonomi.

Dalam melakukan survey, beberapa alat dapat digunakan baik sendiri, dalam

kombinasi atau triangulasi. Alat yang paling umum digunakan dalam penelitian

survey adalah kuesioner, wawancara secara langsung, dan wawancara telepon


4

(Gay, 1987). Metode lain yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi

meliputi catatan pemeriksaan. Apapun alat yang digunakan, tujuan utama dari

penelitian survei adalah untuk memperoleh informasi standar dari semua subjek

penelitian dalam sampel untuk menggenerdigeneralisasikan (Gall et al., 1996).

Ada dua jenis survei menurut Borg dan Gall (1989) yaitu survey crosssectional

dan survey longitudinal. Dalam survey cross-sectional data dikumpulkan dari

sampel dari populasi yang telah ditentukan (Borg dan Gall, 1989). Dalam tipe

kedua, survey longitudinal digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara

dua atau lebih variabel (Borg dan Gall, 1989). Kuesioner bisa merujuk kepada

fenomena masa lalu, sekarang dan masa depan. Dalam survey longitudinal, data

dikumpulkan pada berbagai titik dalam waktu (Borg dan Gall, 1989).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Kedai Tuukeatery

di Kota Palopo. Alasan memilih kedai Tuukeatery adalah untuk mengetahui apa

saja faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pada usaha

Tuukeatery. Waktu yang dibutuhkan dalam proses penelitian ini tiga bulan

setelah seminar proposal.

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari populasi

adalah jumlah penghuni, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya di suatu

satuan tempat atau lingkungan tertentu. Seringnya kita mengartikan populasi

sebagai sekelompok orang yang menempati suatu wilayah.


4

Dari sini dapat disimpulkan bahwa populasi adalah semua subjek berhingga

dengan sifat dan karakteristik tertentu yang diteliti dan kemudian ditarik

kesimpulan yang dapat dijadikan sampel. Dalam penelitian ini populasinya

adalah semua karyawan tetap di Kedai Tuuktea Palopo yang semuanya

berjumlah 35 orang.

Menurut Sugiyono (2016:116) berpendapat bahwa sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Peneliti kemudian

menentukan cara pengambilan sampel dengan menggunakan Sampling Jenuh atau

Sensus. Pengambilan sampel jenuh juga dikenal sebagai sensus di mana semua

anggota populasi dijadikan sampel. Sugiyono (2012:150) mendefinisikan

sampling jenuh yaitu: “Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila ukuran populasi relatif

kecil atau dalam penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan

yang sangat kecil. Jadi, berdasarkan penjelasan teknik pengambilan sampel di

atas, penulis tidak menentukan sampel karena semua anggota populasi akan

diteliti. Semua sampel yang dikumpulkan peneliti adalah seluruh karyawan di

Tuukeatery yang berjumlah 35 orang.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa

jumlah karyawan tetap di kedai Tuukeatery. Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data

yang diperoleh dari orang pertama, atau data yang dikumpulkan langsung oleh
4

peneliti setelah menyebarkan kuesioner kepada karyawan Kedai Tuuktea

Palopo. Sedangkan data sekunder adalah Bagian dari penelitian dan informasi

pendukung atau informasi yang diperoleh dari berbagai sumber yang ada untuk

melengkapi penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian integral dari rencana penelitian

dan digunakan untuk memperoleh data dan informasi asli yang diperlukan

dalam proposal penelitian.

1. Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung

terhadap subjek yang diteliti.

2. Angket adalah Menurut Sugiyono (2017:142) angket atau kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Tipe

pertanyaan dalam angket dibagi menjadi dua, yaitu: terbuka dan tertutup.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah tanda, atribut, atau segala sesuatu yang

membentuk atau menjadi perhatian dalam penelitian sehingga terdapat variasi

antara satu objek dengan objek lainnya dalam suatu kelompok tertentu, yang

kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel

bebas (independent variable) dan satu variabel terikat (dependent variable).

a. Variabel Bebas ( Independent Variable)


4

Menurut Sugiyono (2019:61) Variable independen adalah variable- variable

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti

terdiri atas empat variabel yaitu , variabel X 1 Tenaga Kerja, X2 Modal, X3 Jam

Kerja, dan X4 Teknologi.

b. Variabel Terikat ( Dependent Variable)

Menurut (Sugiyono, 2015:97) Variabel Dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah Pendapatan (Y).

Tabel. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

Variable Definisi Indikator

Pendapatan (Y) Pendapatan merupakan ✓ Penghasilan yang


suatu hasil yang di peroleh diterima perbulan
dari pemakaian capital dan ✓ Pekerjaan,
pemberian jasa perorangan ✓ Anggaran biaya
atau keduanya yang berupa sekolah,
uang, barang materi atau ✓ Beban keluarga yang
jasa selama jangka waktu ditanggung.
yang tertentu ✓ Penghasilan yang
diterima perbulan

Menurut Bramastuti
(2009;48)
4

Tenaga Kerja ( X1) Tenaga kerja adalah setiap ✓ Ketersedian Tenaga


orang yang mampu Kerja,
melakukan pekerjaan guna ✓ Kualitas Tenaga
menghasilkan barang dan Kerja,
atau jasa baik untuk ✓ Jenis Kelamin
memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk Menurut Masyhuri
masyarakat

Modal (X2) Sejumlah dana yang ✓ Struktur permodalan


digunakan untuk ✓ Pemanfaatan modal
menjalankan kegiatan ✓ Hambatan
usaha, pada perusahaan ✓ Keadaan usaha
umumnya diperoleh dengan setelah penanaman
cara menerbitkan saham modal
(capital).

Jam Kerja ( X3) Jam kerja adalah jam ✓ Waktu kerja


yang dihabiskan dalam ✓ Waktu lembur
aktivitas kerja. Kegiatan ✓ Waktu istirahat
kerja yang dimaksud
adalah pekerjaan mencari
uang
Menurut UU Tahun 2003

Teknologi (X4) Teknologi informasi adalah


suatu teknologi yang ✓ Hardware
berhuungan dengan ✓ Software
pengelolaan data menjadi ✓ Data
informasi dan proses ✓ Prosedur
penyaluran data atau ✓ Manusia
informasi tersebut dalam Menurut Muslihudin dan
batas ruang dan waktu
Oktafianto (2016:41)
4

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan

informasi kuantitatif tentang variabel yang diteliti. Alat penelitian adalah alat

yang digunakan untuk mengumpulkan, meneliti dan mempelajari suatu masalah.

Instrumen penelitian juga dapat diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan,

mengolah, menganalisis, dan menyajikan data secara sistematis dan objektif

untuk memecahkan suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Semua alat

yang mendukung penelitian karenanya dapat disebut alat penelitian.

1. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan serangkaian

pertanyaan untuk mengumpulkan informasi tertulis tentang sampel penelitian

dari karyawan.

2. Skala Likert adalah teknik yang diterapkan dengan mengajukan pertanyaan

kepada responden dan menjawab sesuai dengan kesepakatan mereka.

Menurut Sugiyono (2012:93) Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok orang

tentang fenomenal sosial. Sifat pertanyaan yang tertutup berarti jawabannya

ditentukan oleh penguji, responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.

Tanggapan mencakup lima kategori 5, 4, 3, 2, 1, dengan masing-masing

tanggapan ditabulasi untuk memberikan rata-rata.

SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1)


4

Adapun keterangan koesioner yang tergolong ordinal skala likert

STS: Sangat Tidak Setuju : Diberikan Nilai Skor 1

TS: Tidak Setuju : Diberikan Nilai Skor

2 N: Netral : Diberikan Nilai Skor 3

S: Setuju : Diberikan Nilai Skor 4

SS: Sangat Setuju : Diberikan Nilai Skor 5

3.8 Teknik Keabsahan data

Uji Keabsahan data kuantitatif menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas,

yaitu menguji daftar pertanyaan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang diisi

oleh responden dalam survei layak atau tidak digunakan untuk mengumpulkan

data.

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang bertujuan untuk menilai apakah seperangkat

instrumen dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrument Sugiyono (2015:121). Dikatakan valid apabila sebuah instrument

mampu mengukur data dari variabel-variabel yang diteliti secara tepat.

Dari pembahasan di atas diketahui bahwa validitas adalah alat ukur yang

digunakan untuk mengukur kesahihan atau validitas suatu instrumen. Pengujian

validitas dapat diketahui melalui perhitungan dengan menggunakan rumus


4

Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y,

seperti yang diungkapkan Sugiyono, dalam Akdon (2008:144).

n(Σ xy) — (Σ x)(Σ y)


rhitung =
√[n. Σ x2 — (Σx)2] — √[n. Σ y2 — (Σy)2]

Keterangan :

rhitung = Koefisien korelasi product moment

n = Jumlah responden

ΣXY = Jumlah perkalianY

ΣX = Jumlah skor tiap

butir ΣY = Jumlah skor

total

ΣX2 = Jumlah skor X

dikuadratkan ΣY2 = Jumlah skor

Y dikuadratkan

Setelah itu digunakan uji t atau uji signifikansi. Tujuan dari latihan ini adalah
untuk menentukan apakah variabel X yang bersangkutan memiliki signifikansi
dalam kaitannya dengan variabel Y. Uji signifikansi ini menggunakan rumus
yang dikemukakan oleh Sugiyono, dalam Akdon (2008:144) yaitu:

thitung = r(n — 22)


(1 — r )

Keterangan:

r = Koefisien

Korelasi n = Populasi

Distribusi (tabel) untuk a = 0,05 dan derajat bebas (dk = n2), berarti
bahwa,jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya jika t tabel > t hitung
berarti tidak valid.
4

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi suatu
kuesioner yang menjadi indikator suatu variabel atau konstruk. Selain uji
reliabilitas perangkat, instrumen penelitian juga harus reliabel. Reliabilitas ini
mengacu pada konsistensi instrumen untuk menghasilkan hasil yang sama
ketika penelitian dilakukan pada titik waktu yang berbeda. Untuk pengujian
reliabilitas dilakukan dengan menghitung reliabilitas seluruh item angket
dengan menggunakan rumus Spearman- Brown dalam Heri Retnawati 2012 :

2rb
ri =
1 + rb
Keterangan:

ri = koefisien reliabilitas skor instrument

rb = koefisien korelasi antara dua belahan

instrument N = Banyaknya responden

1. Mencari r tabel apabila dengan a=0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-1).

2. Membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel dengan

kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika r11 > rtabel berarti item

angket reliable, sebaliknya jika r11 < r tabel berarti item angket tidak realiabel.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dilihat bahwa meteran dapat diandalkan

ketika ada jawaban yang panjang atau ada unsur keteguhan dan tekad dalam

situasi yang sama. Setelah diketahui hasilnya kemudian disimak dengan kriteria

reliabilitas yaitu:

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dilihat bahwa meteran dapat diandalkan

ketika ada jawaban yang panjang atau ada unsur keteguhan dan tekad dalam

situasi yang sama. Setelah diketahui hasilnya kemudian disimak dengan kriteria

reliabilitas yaitu:
4

Tabel 3.2 Pedoman Penelitian Uji Realibilitas

Nilai Keterangan

0,800 - 1,00 Sangat tinggi

0,600 - 0,800 Tinggi

0,400 - 0,600 Sedang

0,200 - 0,400 Rendah

0,000 - 0,200 Sangat rendah

3.9 Teknik Analisis data

Analisis regresi adalah teknik analisis data yang digunakan untuk

mempelajari hubungan antara beberapa variabel dan memprediksi variabel

tersebut. Analisis regresi linier berganda adalah teknik statistik yang digunakan

untuk menemukan persamaan regresi yang berguna untuk memprediksi nilai

variabel independen berdasarkan nilai variabel dependen, dan juga untuk

menemukan kemungkinan kesalahan dan hubungan antara variabel dependen

dan menganalisis antara variabel independen dan dua atau lebih variabel bebas

baik secara bersama-sama (simultan) maupun sebagian (parsial).

Adapun rumus analisis regresi berganda sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e

Keterangan :

Y = Pendapatan

a = Bilangan Konstanta
5

b1, b2, b3, b4= Koefisien

regresi X1 = Tenaga Kerja

X2 = Modal

X3 = Jam

Kerja

X4 = Teknologi

e = Epsilon (pengaruh faktor lain)

a. Uji T (Uji Parsial)

Koefisien regresi diuji secara parsial dengan menggunakan uji-t (t-test), yang
menentukan signifikansi parsial peran variabel independen terhadap variabel
dependen, dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya dianggap konstan.
Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan t-tabel dengan
menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria yang digunakan adalah sebagai
berikut:

H0 diterima jika nilai thitung ≤ atau nilai sig >

a H0 ditolak jika nilai thitung ≥ atau nilai sig <

Bila H0 diterima maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh


signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan.

b. Uji F (Uji Simultan)

Uji-F adalah uji koefisien regresi secara simultan. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam
model secara simultan (simultan) terhadap variabel dependen. Untuk
menentukan F hitung menggunakan rumus:

r2/k =
fhitung =
(1 — r2)/(n — k — 1)
5

r2(n — k — 1)
k(1 — r2)
5

Keterangan :

r2 = koefisien

determinasi n = jumlah

data

k = jumlah variabel independen

Hasil perhitungan ini dibandingkan dengan yang diperoleh dengan


menggunakan tingkat resiko atau signifikan level 5% atau dengan degree
freedom
= k (n-k-1) dengan kriterian sebagai berikut:

Apabila nilai Fhit < Ftab, maka hipotesis H1 ditolak dan H0 diterima.

Apabila nilai Fhit > Ftab, maka hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak.
5

DAFTAR RUJUKAN

Abbas, D. (2018). Pengaruh Modal Usaha, Orientasi Pasar, Dan Orientasi


Kewirausahaan Terhadap Kinerja Ukm Kota Makassar. Jurnal Minds:
Manajemen Ide Dan Inspirasi, 5(1), 95–111.
https://doi.org/10.24252/minds.v5i1.4991

Adinda, N. (2021). Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Dan Prestasi Belajar


Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Angkatan 2019 Universitas Muhammadiyah Palopo. Palopo.

Arlina. (2021). Pengaruh Keterampilan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan Kedai Tuuktea Palopo. Program Studi Manajemen ,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis , Universitas Muhammadiya Palopo.Palopo.

Arsyad, A., (2004), Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Artaman, D. M. A., Yuliarmi, M. N., & Djayastra, i ketut. (2016). Analisis


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar Seni
Sukawati Gianyar. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 02,
87–105.

Bahri, A., Mulbar, U., & Suliana, A. (2019). Study On Makassar City
Empowerment Of Msmes As An Efforts To Increase The Welfare Of
Business Actors. Jurnal Inovasi Dan Pelayanan Publik Makassar, 1(1),
37–
53. https://bppd-makassar.e-journal.id/inovasi-dan-pelayanan-
publik/article/view/47

Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019). Instrumen Penelitian Love Of Money.


15–47.

Damanik, J. A. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Petani Padi Di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Economics
Development Analysis Journal, 3(1), 212–224.

Gultom, N. F., & Wahyuni, R. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong Di Desa Rejodadi Kecamatan
Sembawa Kabupaten Banyuasin. Societa: Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis,
10(2), 59. https://doi.org/10.32502/jsct.v10i2.4291

Nurhalimah, S. (2018). Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia.


(1), 59–72. https://doi.org/10.15408/adalah.v1i1.8200

Karlina, B. (2017). Pengaruh Manajaemen Fasilitas terhadap Mutu Layanan


Diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Bidang Mesin dan teknik Industri. NASPA Journal, 42(4), 1.
5

Maheswara, A. A. N. G., Setiawina, N. D., & Saskara, I. A. N. (2016). Analisis


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Ukm Sektor Perdagangan Di
Kota Denpasar. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 5(12),
4283.

Marhawati. (2020). Analisis Pendapatan Pedagang Kaki Lima Sektor Informal.


3, 68–76.

Mithaswari, I. A. D., & Wenagama, I. W. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pendapatan Pedagang di Pasar Seni Guwang. E-Jurnal
Ekonomi Pembangunan, 7(2), 294–323.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/view/37535/23316

Nazir. (2010). “Analisis Determinan Pendapatan Pedagang Kaki Lima di


Kabupaten Aceh Utara.” Tesis. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Pertiwi, P. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Tenaga Kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi, 1–100.

Pratiwi, A. D. E. (2021). Pengaruh Strategi Offline Marketing Tuuk Tea Institut


Agama Islam Negeri Palopo Tahun 2021. Skripsi. Institut Agama Islam
Negeri Palopo. Palopo

Rahadi, I. G. A. B. I., & Aswitari, L. P. (2015). Analisis Skala Ekonomis Pada


Industri Kerajinan Tas Kulit Di Kota Denpasar. E-Jurnal EP Unud, 4(12),
1445–1461.

Rimbawan, N. D. (2012). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesempatan


Kerja (Kasus Provinsi Bali, 2001--2011). Piramida, 8(2), 76–84.

Saba Hiyah, S., & Suhardi. (n.d.). PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA
PADA PUSAT NIAG. Prodi Ekonomi Pembangunan , Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Palopo.Palopo 1–11.

Simanjuntak, Payaman J.,1939-. (1985). Tenaga kerja Indonesia Masalah Dan


Prospek /Oleh Payaman J. Simanjuntak. Jakarta. Departemen Tenaga Kerja.

Suharyanto, S., Nuraini, H., Suryati, T., Arief, I. I., & Sajuthi, D. (2020).
Aqueous Leaf Extract of Senduduk (Melastoma malabathricum L.) Could
Improve the Physicochemical Properties of Beef Sausage Dough. Jurnal
Ilmu Dan Teknologi Hasil Ternak, 15(2),
86–96. https://doi.org/10.21776/ub.jitek.2020.015.02.4

Sukirno, Sadono, 2000. Makro Ekonomika Modern, PT. Rasa Grafindo Persada
: Jakarta
5

Suryana. (2003). Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju


Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Teknologi, E. (2021). Dampak Perkembangan Teknologi Di Indonesia


Terhadap Sektor UKM. 05 Januari 2023

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Ketengakerjaan.


Jakarta.

Utami, N. (2020). Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Kualitas Sistem


Informasi Akuntansi dan Dampaknya terhadap Kualitas Informasi
Akuntansi (Survei pada Unit Akuntansi Keuangan pada Bank BUMN di
Kota Bandung). 12–14. http://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3692

Utari, T., & Dewi, P. M. (2014). Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan Dan
Teknologi Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 3(12),
576–585. https://ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/view/9916

Utari, T., & Dewi, P. M. (2014). Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan Dan
Teknologi Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 3(12),
576–585. https://ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/view/9916

Wahyono, B. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Pedagang di Pasar Bantul Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan Ekonomi,
6(4), 388–399. eprints.uny.ac.id

(2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan di pasar


Bantul. Universitas Negeri Yogyakarta, 11(6), 1–186.

Wulandari, I. C. (2015). Uji Coba Soal PISA untuk Mengetahui Tingkat


Kemampuan Literasi Matematis pada Siswa SMP Universitas Pendidikan
Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

Yulianawati, T. D. Y. (2018). Analisis Pengaruh Luas Lahan, Biaya Benih,


Biaya Pupuk, Biaya Pestisida, Tenaga Kerja, Pengalaman Kerja Dan
Harga Jual Terhadap Pendapatan Petani Jagung D Kecamatan Ngaribaya
Kabupaten Magetan Tahun 2017 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS 17
AGUSTUS 1945 SURABAYA).

Yuniarti, P. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Pedagang Di Pasar Tradisional Cinere Depok. Widya Cipta - Jurnal
Sekretari Dan Manajemen, 3(1), 165–170.
https://doi.org/10.31294/widyacipta.v3i1.5296

Anda mungkin juga menyukai