Anda di halaman 1dari 50

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA


USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM)
DI KECAMATAN NARMADA

Diajukan Oleh:

LALU MULKI DEWANTARA


NPM: 181666SA

JENJANG PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA (S1)


JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM

2022
PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA UMKM


DI KECAMATAN NARMADA

Diajukan Oleh:

LALU MULKI DEWANTARA


NPM. 18.1666.SA

Mataram, 20 Juli 2022 Mataram, 20 Juli 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ida Ayu Nursanty, SE., MM.CSRS.CSRA Elvina Setiawati, SE., M.Ak.
NIDN: 0829067201 NIDN: 0818067401

2
PENGESAHAN PENGUJI PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA UMKM


DI KECAMATAN NARMADA

Disusun Oleh:

LALU MULKI DEWANTARA


18.1666.SA

Telah Dipertahankan
Di Depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 20 Juli 2022

Ketua Penguji

Ni Nyoman Yuliati, SE., M.Ak


NIDN: 0801076701

Anggota Anggota

Dr. Ida Ayu Nursanty, SE., MM.CSRS.CSRA Elvina Setiawati, SE., M. Ak


NIDN: 0829067201 NIDN: 0818067401
Mengetahui,
Ketua STIE AMM

Dr. H. Umar Said, SH., MM


NIK: 610005472

3
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………....... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…..………………..………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI……………………………………..... iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………....... iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. vii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................


2.1 Landasan Teori.........................................................................................
2.1.1 Definisi UMKM.............................................................................
2.1.2 Strategi Pembangunan Koperasi dan UMKM...............................
2.1.3 Aspek Yang Mempengaruhi Perkembangan UMKM...................
2.1.4 Kinerja...........................................................................................
2.1.5 Modal.............................................................................................
2.1.6 Sumber Daya Manusia...................................................................
2.1.7 Teknologi.......................................................................................
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu.......................................................................
2.3 Rerangka Konseptual dan Hipotesis.........................................................
2.3.1 Rerangka Konseptual.....................................................................
2.3.2 Hipotesis........................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................


3.1 Metode Penelitian.....................................................................................
3.2 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................

4
3.2.1 Kuesioner.......................................................................................
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel................................
3.3.1 Populasi..........................................................................................
3.3.2 Sampel...........................................................................................
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel.........................................................
3.4 Jenis dan Sumber Data..............................................................................
3.4.1 Jenis data........................................................................................
3.4.2 Sumber Data..................................................................................
3.5 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel........................................
3.5.1 Identifikasi Variabel......................................................................
3.5.2 Definisi Operasional Variabel.......................................................
3.6 Teknik Analisis Data................................................................................
3.6.1 Skala Pengukuran Variabel............................................................
3.6.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas...................................................
3.6.3 Uji Asumsi Klasik..........................................................................
3.6.4 Uji Hipotesis..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

LAMPIRAN...............................................................................................................

5
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1 Jumlah UMKM Kabupaten Lombok Barat Tahun
2017…………………………………………………………... 3
2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan yang
Sekarang………………........................................................... 22
3 Jumlah Usaha Kecil Menengah Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2019…………………………………………………… 29
4 Nama Usaha Mikro Kecil di Kecamatan Narmada Tahun
2019…………………………………………………………… 29

6
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Rerangka Konseptual………………………………………….. 25

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan UMKM di Indonesia saat ini membantu pemerintah di

Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja dan membantu meningkatkan

ketahanan ekonomi rumah tangga di Indonesia. Perkembangan UMKM di

Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. UMKM telah menjadi sebuah

kekuatan ekonomi baru dalam menyumbang PDB Inodnesia. Saat ini Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah mengalami peningkatan yang sangat

menggembirakan dan berhasil menyumbangkan sekitar 57% dari PDB Indonesia

(Hal di dukung oleh data BPS tahun 2006-2010) dimana pertumbuhan UMKM

meningkat bukan hanya dari dilihat segi kuantitas melainkan juga dilihat dari

kemampuan kompetensi tenaga kerja, besarnya modal yang dimiliki serta asset

yang mereka miliki. UMKM telah menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia,

saat Indonesia terkena imbas dari krisis ekonomi global, UMKM berhasil

bertahan bahkan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang dalam usia

produktif (Indarto, 2016).

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi UKM Prov. NTB bahwa jumlah

UMKM terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah UMKM di NTB

sebanyak 645.698 unit, sedangkan data tahun 2016 sebanyak 646.838 unit, pada

tahun 2017 jumlah UMKM bertambah menjadi 648.827 unit dan pada tahun 2018

jumlah UMKM menjadi 648.987. Di tahun 2017 serta beberapa tahun ke depan

diperkirakan jumlah pelaku UMKM akan terus bertambah. UMKM mempunyai

8
peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain

berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga

berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. Selama ini UMKM

telah memberikan kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PBD) sebesar 57-60%

dan tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja

nasional (Profil Bisnis UMKM oleh LPPI dan BI tahun 2015). UMKM juga telah

terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis. Ketika krisis menerpa pada periode

tahun 1997-1998, hanya UMKM yang mampu tetap berdiri kokoh (Putra, 2016:

44).

Bagi Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (PLUT KUMKM) NTB, dalam melakukan pendampingan tantangan

terbesar yakni mengubah pola pikir para pelaku usaha, dimana antara lain masih

adanya sifat konsumtif dan minimnya kemauan dari pelaku usaha untuk

mengembangkan diri dalam pembinaan yang dilakukan PLUT UMKM dengan

memberikan pemahaman atau pelatihan secara mental. UMKM NTB memiliki

potensi yang cukup besar pada bidang industri kreatif sebesar 38% lalu makanan

olahan sebesar 15% dan sandang sekitar 11% (Putra, 2016).

9
Tabel 1.1
Jumlah UMKM Kabupaten Lombok Barat Tahun 2017

Jumlah Jumlah
No. Kecamatan
UMKM Mikro Kecil Menengah
1. Narmada 383 122 261 0
2. Lingsar 278 278 0 0
3. Labuapi 204 198 0 0
4. Batulayar 194 143 51 0
5. Sekotong 140 140 0 0
6. Gerung 178 178 0 0
7. Lembar 208 208 0 0
8. Kuripan 107 107 0 0
9. Kediri 91 84 7 0
10. Gunung Sari 61 60 1 0
1.844
TOTAL 1.518 319 0
Sumber: Data Sekunder Tahun 2017

Adapun peran UMKM dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat

dilihat dari kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di

berbagai sektor, penyedia lapangan kerja yang terbesar, pemain penting dalam

pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, pencipta

pasar baru dan sumber inovasi, serta sumbangannya dalam menjaga neraca

pembayaran melalui kegiatan ekspor (KEMEN KUKM, 2005).

Posisi penting ini sejak dilanda krisis belum semuanya berhasil

dipertahankan sehingga pemulihan ekonomi belum optimal. Usaha mikro dan

kecil umumnya memiliki keunggulan dalam bidang yang memanfaatkan

sumberdaya alam dan padat karya, seperti: pertanian tanaman pangan,

10
perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan dan restoran. Usaha menengah

memiliki keunggulan dalam penciptaan nilai tambah di sektor hotel, keuangan,

persewaan, jasa perusahaan dan kehutanan. Usaha besar memiliki keunggulan

dalam industri pengolahan, listrik dan gas, komunikasi dan pertambangan. Hal ini

membuktikan usaha mikro, kecil, menengah dan usaha besar di dalam praktiknya

saling melengkapi. Sehingga dengan meningkatkan kinerja UMKM dengan bahan

produksi lokal tanpa bergantung dengan bahan impor maka akan memperkuat

pembangunan perekonomian nasional (Saheb, dkk, 2018). Oleh karena itu

pembangunan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah perlu menjadi prioritas

utama pembangunan nasional dalam jangka panjang. Dalam mendorong para

pelaku usaha untuk terus mengembangkan usahanya terdapat beberapa strategi-

strategi bisnis dalam aspek modal, sumber daya manusia dan teknologi.

Masalah permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan oleh pelaku

UMKM, pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan

atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik

yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau

lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif

dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi. Persyaratan yang menjadi

hambatan terbesar bagi UMKM adalah adanya ketentuan mengenai agunan karena

tidak semua UMKM memiliki harta yang memadai dan cukup untuk dijadikan

agunan.

Inilah masalah yang memang masih krusial hingga saat ini dihadapi oleh

UMKM yakni masih rendahnya permodalan. UMKM masih menghadapi kendala

11
dalam menambah permodalan, baik untuk modal kerja maupun modal investasi.

Dalam hal ini terdapat keengganan pihak perbankkan dalam memberikan kredit

kepada UMKM. Untuk membantu permodalan bagi UMKM ini pemerintah telah

mewajibkan kepada perbankan untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

KUR ditujukan untuk memperluas akses kredit Perbankan bagi UMKM yang

produktif, layak namun belum bankable (Hartono, 2016).

Berbagai kendala lainnya yang masih sering ditemui pada UMKM adalah

masih rendahnya kualitas SDM, yang tercermin dari kurang berkembangnya

perilaku kewirausahaan, lemahnya kaderisasi, kreativitas, disiplin, etos kerja, dan

profesionalisme. Berbagai kendala tersebut, menyebabkan sangat rentannya

UMKM dalam menghadapi persaingan. Pengalaman menunjukkan bahwa

eksistensi UMKM yang teramcam bahkan mati sebelum bersentuhan dengan

iklim liberalisasi perdagangan dunia (Hartono, 2014). Sumber daya manusia

merupakan salah satu elemen yang sangat penting agar sebuah bisnis atau

perusahaan dapat berjalan dengan baik karena merupakan unsur utama dan unsur

pengendali dalam keberhasilan suatu usaha.

Lingkungan ekonomi internasional di saat ini dan mendatang berubah

sangat cepat. Dengan dikembangkannya Teknologi Informasi (TI), seperti

internet, CD-rom, komunikasi satelit, maka informasi dari satu negara ke negara

lain dalam sekejab dapat berpindah. Dampak dari percepatan informasi ini, dapat

dirasakan dalam kehidupan ekonomi, keuangan, dan jasa telekomunikasi. Dengan

demikian, melalui TI usaha bisnis lebih berpeluang meningkatkan daya saing

sekaligus memenangkan persaingan yang semakin ketat. Persoalannya, masih

12
sedikit UMKM yang memanfaatkan TI. Menurut Eko Wahyudi (Direktur

Pembinaan Koperasi dan UMKM Bappenas), menyatakan bahwa dari 245 ribu

unit UMKM potensial di Indonesia, hanya 12% saja yang sudah memanfaatkan

TI. Lemahnya akses terhadap TI mengakibatkan banyak peluang bisnis tidak bisa

dimanfaatkan.

Kendala atau masalah yang dihadapi oleh pelaku UMKM di NTB,

khususnya di Lombok Barat terlebih lagi di Kecamatan Narmada dalam

mengembangkan usahanya yakni keterbatasan modal, sumber daya manusia, dan

rendahnya produktifitas yang didukung oleh teknologi. Berkaitan dengan hal ini,

beberapa penelitian terdahulu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Subroto,

dkk. (2016) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Brebes” didapatkan hasil

yang menunjukkan bahwa; 1. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan faktor

SDM terhadap kinerja UMKM Kabupaten Brebes, 2. Terdapat pengaruh positif

dan signifikan faktor Keuangan terhadap kinerja UMKM Kabupaten Brebes, 3.

Terdapat pengaruh positif dan signifikan faktor Produksi terhadap kinerja UMKM

Kabupaten Brebes, 4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan faktor Pemasaran

terhadap kinerja UMKM Kabupaten Brebes, 5. Terdapat pengaruh signifikan

faktor SDM, Keuangan, Produksi, dan Pemasaran secara bersama-sama terhadap

kinerja UMKM Kabupaten Brebes, dengan R2 sebesar 88,6%.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2016) yang berjudul

“Pengaruh Modal, Pengetahuan, dan Inovasi Terhadap Kinerja UMKM

Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung” didapatkan hasil penelitian

13
bahwa; 1. Modal berpengaruh seacara positif dan signifikan terhadap kinerja

UMKM Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung, 2. Pengetahuan

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Tulungagung. 3. Inovasi berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap kinerja UMKM Kecamatan Karangrejo Kabupaten

Tulungagung. 4. Modal, Pengetahuan dan Inovasi bersama-sama (secara simultan)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Tulngagung.

Lalu pada penelitian yang dilakukan oleh Hanum dan Sinarasri (2018)

dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Commerce

dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Umkm (Studi Kasus Umkm di Wilayah Kota

Semarang)” didapatkan hasil uji t dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor

teknologi dan faktor individual secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap adopsi e-commerce. Sebaliknya faktor organisasional secara parsial

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap adopsi e-commerce dan faktor

lingkungan secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap adopsi

e-commerce pada UMKM di Kota Semarang. Hasil uji F menunjukkan bahwa

secara simultan faktor kesiapan teknologi, organisasional, lingkungan dan

individual berpengaruh secara bersama-sama terhadap adopsi e-commerce pada

UMKM di Kota Semarang.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang

14
Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Di

Kecamatan Narmada Lombok Barat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah modal berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Narmada Lombok Barat?

2. Apakah sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kecamatan

Narmada Lombok Barat?

3. Apakah teknologi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Narmada Lombok

Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Menguji secara empiris pengaruh positif signifikan antara modal terhadap

kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kecamatan

Narmada Lombok Barat.

2. Menguji secara empiris pengaruh positif signifikan antara sumber daya

manusia terhadap kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di

Kecamatan Narmada Lombok Barat.

15
3. Menguji secara empiris pengaruh positif signifikan antara teknologi

terhadap kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di

Kecamatan Narmada Lombok Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini dilakukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1)

Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM Mataram.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Secara teorotis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat sumbangsih

pemikiran dan wawasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

1.4.3 Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

informasi kepada berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang berkaitan

dengan UMKM, Dinas Koperasi dan UMKM, maupun masyarakat umum dalam

pengambilan keputusan.

16
17
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi UMKM

Menurut UUD 1945 yang kemudian dikuatkan melalui TAP MPR NO.

XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi,

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral

ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk

mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang,

dan berkeadilan. Lalu diterbitkanlah UU No. 9 Tahun 1999 namun karena

semakin dinamis perkembangannya, maka diubahlah ke dalam Undang-Undang

Nomor 20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha mikro, Kecil, dan Menengah yang

memaparkan definisi UMKM adalah sebagai berikut;

1 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan /atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana

diatur dalam. Adapun kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

2 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dijalankan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

18
19

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

maupun usaha besar dengan kriteria tertentu. Kriteria usaha kecil yaitu:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah).

3 Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan usaha kecil atau usaha besar. Adapun kriteria usaha menengah

yaitu:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) maksimal hingga Rp 50.000.000.000,00

(lima puluh milyar rupiah).


20

2.1.2 Strategi Pembangunan Koperasi dan UMKM

Kementerian Koperasi dan UKM telah mencanangkan 6 pendekatan utama

untuk melaksanakan pembangunan koperasi dan UMKM di Indonesia, yaitu:

1. Strategi Pengembangan Lingkungan Usaha yang Kondusif

Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif bagi Koperasi dan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) dimaksudkan untuk meningkatkan

daya saing KUMKM dengan menciptakan peluang usaha seluas-luasnya,

menghilangkan biaya ekonomi tinggi, serta menjamin adanya mekanisme

pasar yang sehat. Kebijakan pengembangan lingkungan usaha yang kondusif

bagi KUMKM tidak berada pada suatu instansi tertentu, dan cenderung

tersebar pada berbagai instansi. Untuk itu, koordinasi dan sinergi dengan

instansi lain untuk menumbuhkan iklim berusaha yang kondusif bagi

KUMKM. Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif memerlukan

adanya landasan peraturan perundang-undangan dan berbagai kebijakan

pelaksanaannya yang memungkinkan KUMKM bersaing secara sehat dengan

pelaku usaha lainnya. Pengembangan lingkungan usaha memiliki spektrum

yang luas dan mencakup kebijakan politik, hukum, ekonomi makro,

kerjasama internasional dan kebijakan pembangunan daerah, serta perijinan

yang bersifat lintas sektoral. Kementerian Koperasi dan UKM akan

mendorong lahirnya kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang pro

pengembangan KUMKM.

2. Strategi Peningkatan Akses KUKM ke Sumberdaya Produktif


21

Rendahnya produktivitas KUMKM salah satunya akibat keterbatasan

aksesnya kepada sumberdaya produktif. Untuk itu, pemerintah dan dunia

usaha perlu mengembangkan sistem insentif agar KUMKM dapat mengakses

sumberdaya produktif untuk mengembangkan usaha dan daya saingnya.

Peningkatan akses KUMKM ke sumberdaya produktif ini bersifat selektif

yang berfungsi sebagai stimulan bagi KUMKM dan berperan mengoreksi

ketidaksempurnaan pasar sumberdaya produktif yang dihadapii KUMKM.

Kementerian Koperasi dan UKM akan mendorong upaya peningkatan akses

KUMKM kepada sumber-sumber permodalan dan pembiayaan, peningkatan

akses pasar, akses teknologi, dan akses informasi. Mempertimbangkan jumlah

KUMKM yang sangat besar, maka demi efektivitas pembangunan KUMKM

ditempuh melalui pendekatan sentra disertai pengembangan pasar BDS (jasa

pengembangan bisnis) di Indonesia.

3. Strategi Pengembangan Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM

Kewirausahaan merupakan faktor produksi terpenting untuk meningkatkan

daya saing KUMKM dan daya saing ekonomi nasional. Dalam rangka

mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan diperlukan tambahan 6

juta unit usaha baru yang berbasis pengetahuan dan teknologi selama 5 tahun

mendatang. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM mengembangkan

kebijakan untuk menumbuhkan wirausaha baru, mengembangkan sistem

insentif untuk peningkatan kewirausahaan KUMKM yang ada,

pengembangan KUMKM yang berkeunggulan kompetitif dan berbasis

teknologi, serta pengembangan kebijakan produksi bersih.


22

4. Strategi Pemantapan Kelembagaan Koperasi Sesuai Dengan Jati Diri

Koperasi

Pengembangan koperasi sejati merupakan salah satu wahana untuk

mewujudkan adanya demokrasi ekonomi di Indonesia. Untuk itu, perlu upaya

menyempurnakan Undang-undang Perkoperasian, meningkatkan administrasi

dan pengawasan badan hukum koperasi, pemberian bimbingan dan

kemudahan kepada koperasi, serta perlindungan kepada koperasi, dan

perlindungan publik terhadap kegiatan usaha koperasi. Strategi pemantapan

kelembagaan koperasi diharapkan dapat menumbuhkembangkan 70.000 unit

koperasi yang berkualitas dan mampu memberikan layanan yang baik kepada

lebih dari 20 juta anggotanya.

5. Strategi Pemberdayaan Usaha Mikro

Usaha mikro merupakan kelompok pelaku usaha terbesar (96%) di Indonesia

dengan karakteristik berpenghasilan rendah, bergerak di sektor informal dan

sebagian besar termasuk dalam kelompok keluarga miskin. Bahkan dalam

sebagian besar kasus, kelompok usaha mikro masih belum dapat memenuhi

kebutuhan dasar untuk hidup, seperti: gizi, pendidikan, kesehatan dan lain-

lain. Usaha mikro memiliki karakteristik yang unik dan belum tentu dapat

diberdayakan secara optimal melalui mekanisme pasar yang bersaing. Untuk

itu, pemberdayaan usaha mikro perlu ditetapkan sebagai suatu strategi yang

tersendiri, melalui pengembangan pranata kelembagaan usaha mikro,

pengembangan lembaga keuangan mikro dan mendorong pengembangan

industri pedesaan.
23

6. Strategi Peningkatan Sinergi dan Partisipasi Masyarakat

Sinergi dan peran serta masyarakat dalam pembangunan ekonomi merupakan

perwujudan dari demokrasi ekonomi. Strategi peningkatan sinergi dan

partisipasi masyarakat dilakukan dengan pendekatan peningkatan partisipasi

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan

KUMKM; peningkatan kapasitas institusi pembina dan dunia usaha untuk

berpartisipasi dalam pembangunan KUMKM; dan pengembangan

kelembagaan UMKM.

2.1.3 Aspek Yang Mempengaruhi Perkembangan UMKM

Ada beberapa aspek yang mempengaruhi perkembangan UMKM, aspek

tersebut antara lain:

1. Aspek Socio-cultural

UMKM dinilai kurang memberikan jaminan yang pasti tentang pendapatan,

sehingga di masyarakat masih muncul anggapan lebih baik jadi pegawai/

karyawan daripada berwirausaha.

2. Aspek Sumber Daya Alam

UMKM di Indonesia, sebagian besar dilakukan oleh warga masyarakat yang

hanya memiliki pendidikan seadanya, sehingga lemahnya SDM ini pada

akhirnya turut melemahkan juga perkembangan UMKM.

3. Aspek Keuangan

Pengelolaan yang masih tradisional dan juga keterbatasan permodalan

menjadi aspek keuangan klasik bagi UMKM yang menghambat

perkembangan UMKM itu sendiri.


24

4. Aspek Produksi\

Penguasaan teknologi produksi yang lemah, keterbatasan permodalan untuk

penyediaan peralatan produksi membuat UMKM perlu mengembangkan

dirinya.

5. Aspek Pemasaran

Pemilihan saluran pemasaran yang tepat akan berkontribusi signifikan bagi

perkembangan UMKM.

6. Aspek Regulasi

Pemerintah harus berperan aktif dalam merumuskan regulasi-regulasi yang

memfasiltasi keberadaan dan perkembangan UMKM ini.

2.1.4 Kinerja

Menurut Suparyadi (2015: 300), manajemen kinerja pegawai merupakan

salah satu aktivitas dari seluruh rangkaian aktivitas manajamen sumber daya

manusia, sehingga aktivitas tidak dapat dipisahkan dan bahkan memiliki

keterkaitan sinerginestik dengan aktivitas-aktivitas lainnya dari sumber daya

manusia. Sedangkan menurut Philip Moon, kinerja pegawai ditentukan oleh

keterampilan dan pengetahuan, sumber daya yang tersedia, kualitas dan gaya

manajemen yang ada, serta motivasi. Kinerja pegawai dapat dijadikan ukuran-

ukuran apakah saran dan tujuan sesuai dengan rencana organisasi/institusi, selain

itu juga dapat menjadi dasar tolok ukur sejauh mana keberhasilan suatu

organisasi/institusi. Bagi pegawai, kinerja dipandang sebagai usaha untuk


25

menggali kemampuan yang dimilikinya untuk kemudian dikembangkan

semaksimal mungkin (Maryati, 2014: 113).

Pengertian kinerja menurut Lumpkin dan Dess (2012) merupakan sebuah

konsep multidimensional, dan hubungan antara orientasi wirausaha dan kinerja

dapat tergantung dari indikator-indikator yang digunakan untuk mengakses

kinerja. Kinerja perusahaan dapat diukur melalui 3 hal yaitu efisiensi, koordinasi,

dan perdagangan (posisi pasar dan penjualan) dimana ketiga hal tersebut

diharapkan dapat diperoleh dari adopsi teknologi informasi baru oleh suatu

perusahaan (Kraemer et al., 2002). Adapun menurut Robins (Sangadji, 2013), ada

enam indikator dalam mengukur kinerja pegawai adalah sebagai berikut:

1. Kualitas

Kualitas kerja diukur dari persepsi pimpinan terhadap kualitas pekerjaan yang

dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampila pegawai.

2. Kuantitas

Kuantitas artinya jumlah yang dihasilkan, biasanya dinyatakan dalam istilah

seperti jumlah unit, ataupun jumlah siklus aktivitas yang telah diselesaikan.

3. Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu maksudnya adalah seberapa tingkat penyelesaian suatu

pekerjaan dalam waktu yang sudah ditetapkan yang juga sebagai standar

pencapaian bagi pegawai.

4. Efektivitas

Efektivitas yakni tingkat penggunaan sumber daya organisasi yang

dimaksimalkan dengan maksud untuk menaikkan hasil dari setiap unitnya.


26

5. Kemandirian

Dimana seorang pegawai yang menjalankan komitmen kerjanya untuk

memaksimalkan fungsi kerjanya terhadap instansi dan organisasi dengan

professional.

2.1.5 Modal

Menurut Meij dalam buku Riyanto (2013: 18) modal adalah sebagai

kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet,

yang di maksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada

dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifitasnya untuk membentuk

pendapatan. Untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha diperlukan sejumlah

modal (uang) dan tenaga (keahlian). Modal dalam betuk uang diperlukan untuk

untuk membiayai segala keperluan usaha, mulai dari izin prainvestasi, pengurusan

izin-izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal

kerja.

Besarnya modal yang diperlukan tergantung dari jenis usaha yang akan

digarap. Dalam kenyataan sehari-hari kita mengenal adanya usaha kecil, usaha

menengah, dan usaha besar. Masing-masing memerlukan modal dalam batas

tertentu. Jadi, jenis usaha menentukan besarnya jumlah modal yang di perlukan.

2.1.6 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri

manusia untuk mewujudkan perannya sebagai mahluk sosial yang adaptif dan 29

transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang

terkandung dalam menuju tercapainya kesejahteraan hidup (Marwansyah, 2010).


27

Sedangkan manajemen sumber daya manusia adalah pengembangan dan

pemamfaatan personel (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaran-

sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional dan

internasional (Sudaryono et al, 2018: 4). Sumber daya manusia merupakan faktor

yang paling pokok dalam pembangunan. Pengembangan SDM itu perlu dilakukan

oleh organisasi atau perusahaan. Pengembangan SDM adalah suatu upaya yang

dilakukan perusahaan untuk menunjang kinerja dan produktivitas pegawai atau

tenaga kerja. Pengembangan tersebut dapat berupa pelatihan skill tenaga kerja dan

pelatihan lainnya yang menunjang pekerjaan tenaga kerja.

2.1.7 Teknologi

Teknologi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mempercepat

produktivitas dalam suatu usaha. Dengan adanya alat tersebut, sangat mudah para

tenaga kerja untuk menghasilkan barang dan akan meningkatkan produktivitas

para tenaga kerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan.

Pengembangan teknologi UMKM dipengaruhi banyak faktor, antara lain

kemampuan SDM untuk mengembangkan teknologi, ketersedian modal untuk

pengadaan teknologi, peranan lembaga-lembaga penelitian dalam mendukung

pengembangan teknologi serta kebijakan moneter dan fiskal (Suharyadi, 2004).

Suparmoko dan Irawan (2003), teknologi berarti suatu perubahan dalam fungsi

produksi yang tampak dalam teknik produksi yang ada.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Hasanah, dkk. (2020) yang berjudul “Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan

dan Teknologi terhadap Pendapatan UMKM di Kabupaten Purbalingga”


28

didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor modal dan teknologi

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan usaha, sehingga semakin

besar modal yang dimiliki dan semakin tinggi penggunaan teknologi suatu usaha

maka akan semakin besar pula pendapatan usahanya. Sedangkan tingkat

pendidikan dinyatakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan usaha.

Utari dan Dewi (2014) dengan judul “Pengaruh Modal, Tingkat

Pendidikan dan Teknologi Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) di Kawasan Imam Bonjol Denpasar Barat” ditemukan hasil

bahwa modal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan UMKM di kawasan Imam Bonjol Denpasar Barat. Tingkat pendidikan

dan teknologi juga memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap pendapatan UMKM di kawasan Imam Bonjol Denpasar Barat. Secara

simultan modal, tingkat pendidikan dan teknologi juga memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap pendapatan UMKM di kawasan Imam Bonjol Denpasar

Barat.

Hanum dan Sinarasri (2018) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Adopsi E-Commerce dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UMKM

(Studi Kasus Umkm di Wilayah Kota Semarang)” didapatkan hasil uji t dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa faktor teknologi dan faktor individual secara

parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap adopsi e-commerce.

Sebaliknya faktor organisasional secara parsial berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap adopsi e-commerce dan faktor lingkungan secara parsial


29

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap adopsi e-commerce pada

UMKM di Kota Semarang. Hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan faktor

kesiapan teknologi, organisasional, lingkungan dan individual berpengaruh secara

bersama-sama terhadap adopsi e-commerce pada UMKM di Kota Semarang.

Rahman (2016) yang berjudul “Pengaruh Modal, Pengetahuan, dan Inovasi

Terhadap Kinerja UMKM Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung”

didapatkan hasil penelitian bahwa; 1) Modal berpengaruh seacara positif dan

signifikan terhadap kinerja UMKM Kecamatan Karangrejo Kabupaten

Tulungagung, 2) Pengetahuan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja UMKM Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung. 3) Inovasi

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Tulungagung. 4) Modal, Pengetahuan dan Inovasi

bersama-sama (secara simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja UMKM Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulngagung.

I Dewa Ayu Agung (2020) dengan judul “Implementasi Digital Marketing

Pada UMKM di Kabupaten Klungkung Dalam Meningkatkan Komoditas Profit”.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, metode ini dipilih karena peneliti

ingin melihat fenomena yang terjadi dimasyarakat dan mendeskripsikannya dalam

penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara,

dokumentasi dan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan

objek penelitian adalah pemilik UMKM yang ada di Kabupaten Klungkung.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaku UMKM dalam memahami digital

marketing; untuk mengetahui pemanfaatan jejaring sosial oleh pelaku UMKM


30

sebagai media digital marketing; untuk mengetahui pengaruh digital marketing

terhadap peningkatan profit komoditas bagi UMKM. Hasil dari penelitian ini

adalah adanya ketertarikan pelaku UMKM untuk menggunakan digital marketing

dalam memasarkan produk UMKM; Brand awareness yang ditimbulkan dengan

menggunakan digital marketing mempengaruhi profit; pemisahan akun toko

online dengan akun pribadi mereka, hal ini dilakukan agar secara manajemen

media sosial dapat secara aktif berfokus sebagai media promosi UMKM.

Hamzah dan Agustine (2019) yang berjudul “Pengaruh Perkembangan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Terhadap Pendapatan Nasional Pada Sektor

UMKM di Indonesia” didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

tenaga kerja UMKM dan investasi UMKM berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan nasional sektor UMKM di Indonesia. Sedangkan untuk

jumlah unit UMKM tidak mempengaruhi pendapatan nasional sektor UMKM di

Indonesia.

Subroto, dkk. (2016) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten

Brebes” didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa; 1) Terdapat pengaruh negatif

dan signifikan faktor SDM terhadap kinerja UMKM Kabupaten Brebes, (2)

Terdapat pengaruh positif dan signifikan faktor Keuangan terhadap kinerja

UMKM Kabupaten Brebes, (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan faktor

Produksi terhadap kinerja UMKM Kabupaten Brebes, (4) Terdapat pengaruh

positif dan signifikan faktor Pemasaran terhadap kinerja UMKM Kabupaten

Brebes, (5) Terdapat pengaruh signifikan faktor SDM, Keuangan, Produksi, dan
31

Pemasaran secara bersama-sama terhadap kinerja UMKM Kabupaten Brebes,

dengan R2 sebesar 88,6%.

Dari hasil penelitian-penelitian tersebut, dapat dilihat persamaan dan

perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1
Pesamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian Terdahulu dengan
Penelitian yang Sekarang

No. Peneliti dan Judul Persamaan Perbedaan


1. Hasanah, dkk. (2020) yang 1) Dua variabel: 1) Teknik
berjudul “Pengaruh Modal, modal usaha, pengambilan
Tingkat Pendidikan dan dan teknologi sampel: Simple
Teknologi terhadap Pendapatan 2) Teknik Random
UMKM di Kabupaten pengumpulan Sampling
Purbalingga” data: 2) Objek
kuesioner penelitian
3) Metode
analisis data:
regresi
berganda
2. Utari dan Dewi (2014) dengan 1) Dua variabel 1) Satu variabel
judul “Pengaruh Modal, Tingkat independen: independen:
Pendidikan dan Teknologi modal dan tingkat
Terhadap Pendapatan Usaha teknologi pendidikan
Mikro Kecil dan Menengah 2) Teknik 2) Variabel
(UMKM) di Kawasan Imam pengambilan dependen:
Bonjol Denpasar Barat” sampel: 3) Objek
Stratified penelitian
Random
Sampling
3) Teknik
pengumpulan
data:
32

No. Peneliti dan Judul Persamaan Perbedaan


kuesioner
4) Menggunakan
data sekunder
5) Jenis data:
kuantitatif
3. Hanum dan Sinarasri (2018) 1) Salah satu 1) Dua variabel
dengan judul “Analisis Faktor- variabel independen:
Faktor Yang Mempengaruhi independen: organisasional,
Adopsi E-Commerce dan teknologi lingkungan,
Pengaruhnya Terhadap Kinerja 2) Variabel dan individual
UMKM (Studi Kasus UMKM di dependen: 2) Salah satu
Wilayah Kota Semarang)” kinerja varianel
UMKM dependen:
3) Metode adopsi e-
analisis data: commerce
regresi 3) Objek
berganda penelitian
4. Rahman (2016) yang berjudul 1) Salah satu 1) Dua varibel
“Pengaruh Modal, Pengetahuan, variabel dependen:
dan Inovasi Terhadap Kinerja independen: pengetahuan
UMKM Kecamatan Karangrejo modal dan investasi
Kabupaten Tulungagung” 2) Variabel 2) Jenis
dependen: penelitian:
kinerja survey
UMKM 3) Objek
penelitian
5. I Dewa Ayu Agung (2020) 1) Salah satu 1) Variabel
dengan judul “Implementasi teknik independen
Digital Marketing Pada UMKM pengumpulan 2) Teknik
di Kabupaten Klungkung Dalam data: pengambilan
Meningkatkan Komoditas kuesioner sampel:
Profit”. purposive
sampling
3) Jenis
penelitian:
kualitatif
deskripstif
4) Objek
penelitian
5) Jenis data: data
primer

6. Hamzah dan Agustine (2019) 1) Sumber data 1) Objek


yang berjudul “Pengaruh yang penelitian
Perkembangan Usaha Mikro, digunakan: 2) Model
33

No. Peneliti dan Judul Persamaan Perbedaan


Kecil, dan Menengah Terhadap data sekunder rerangka
Pendapatan Nasional Pada 2) Jenis berfikir
Sektor UMKM di Indonesia” penelitian:
kuantitatif
7. Subroto, dkk. (2016) yang 1) Salah satu 1) Tiga variabel
berjudul “Analisis Faktor-Faktor variabel independen:
Yang Mempengaruhi Kinerja independen: keuangan,
Usaha Mikro Kecil dan SDM produksi, dan
Menengah (UMKM) Kabupaten 2) Variabel pemasaran
Brebes” dependen 2) Objek
yang penelitian
digunakan:
kinerja
UMKM
3) Teknik
pengabilan
sampel:
cluster
sampling
Sumber: Data Sekunder Diolah Tahun 2022

2.3 Rerangka Konseptual dan Hipotesis

2.3.1 Rerangka Konseptual

Penelitian ini dibuat dalam suatu rerangka konseptual yang menjadi

landasan dalam penelitian yang dapat diketahui variabel bebas adalah Modal (X1),

Sumber Daya Manusia (X2), dan Teknologi (X3) akan mempengaruhi variabel

terikat yaitu Kinerja (Y). Rerangka konseptual dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Modal
(X1)

Sumber
Daya Kinerja
Manusia (Y)
(X2)

Teknologi
(X3)
34

Gambar 2.1
Rerangka Konseptual

Keterangan:
: berpengaruh secara parsial
2.3.2 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2014) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis harus dibuktikan melalui

data yang terkumpul. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Pengaruh Modal terhadap Kinerja UMKM

Modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk

melakukan proses produksi. Modal madalah faktor yang mempunyai peran

cukup penting dalam proses produksi, karena modal diperlukan ketika

pengusaha hendak mendirikan perusahaan baru atau untuk memperluas usaha

yang sudah ada, tanpa modal yang cukup maka akan berpengarauh terhadap

kelancaran usaha, sehingga akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari (2019) yang

menunjukkan bahwa modal berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap kinerja UMKM. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H1: Modal berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja UMKM.

b. Pengaruh Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap Kinerja UMKM


35

Masih rendahnya kualitas SDM yang tercermin dari kurang berkembangnya

perilaku kewirausahaan, lemahnya kaderisasi, kreativitas, disiplin, etos kerja,

dan profesionalisme. Berbagai kendala tersebut, menyebabkan sangat

rentannya UMKM dalam menghadapi persaingan. Pengalaman menunjukkan

bahwa eksistensi UMKM yang teramcam bahkan mati sebelum bersentuhan

dengan iklim liberalisasi perdagangan dunia. Didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Wahyudi (2019) bahwa sumber daya manusia berpengaruh

positif secara signifikan terhadap kinerka UMKM. Berdasarkan penjelasan di

atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja UMKM.

c. Pengaruh Teknologi terhadap Kinerja UMKM

Teknologi merupakan suatu alat untuk mempercepat produktivitas usaha

karena mampu memudahkan tenaga kerja yang ada di perusahaan sehingga

mampu menunjang kinerja UMKM dengan baik. Hal ini diukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Afida (2017) bahwa teknologi berpengaruh

positif secara signifikan terhadap kinerja UMKM. Berdasarkan penjelasan di

atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Teknologi berpngaruh positif signifikan terhadap kinerja UMKM.


36
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif. Menurut Sugiyono (2014: 224) penelitian asosiatif adalah penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, dengan

penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat menjelaskan,

meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten

Lombok Barat, yaitu hubungan antara variabel bebas yaitu Modal, Sumber Daya

Manusia, dan Teknologi terhadap variabel terikat yaitu Kinerja UMKM di

Kecamatan Narmada Lombok Barat.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Kuesioner

Menurut Sugiyono (2014: 142) kuisioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang

37
38

tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2017: 80).

Tabel 3.1
Jumlah Usaha Kecil Menengah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2019
Jumlah UKM
No. Kecamatan Total UKM
Formal Non Formal
1. Sekotong 205 153 358
2. Lembar 382 312 694
3. Gerung 541 1010 1551
4. Kuripan 256 418 674
5. Kediri 264 792 1056
6. Labuapi 578 758 1336
7. Batulayar 644 99 743
8. Gunungsari 581 175 756
9. Lingsar 214 279 493
10. Narmada 313 388 701
Jumlah 3978 4384 8362

Tabel 3.2
Nama Usaha Kecil Menengah Di Kecamatan Narmada Tahun 2019
Klasifikasi Usaha
No. Nama UMK Jenis Usaha
Mikro Kecil
UD. Darlis Pertanian: Usaha
1. 1 -
Hasil Pertanian
UD. Suryadi Abadi Perdagangan:
2. ATK dan 1 -
Fotocopy
TB. Naufal Bangunan Perdagangan:
3. 1 -
Bahan Bangunan
TB. Bilal Perdagangan:
4. 1 -
Bahan Bangunan
UD. Bina Usaha Perdagangan:
5. 1 -
Bahan Bangunan
Melenium Olahan makanan:
6. Pisang Sale & 1 -
Kripik
UD. Padma Bangunan Perdagangan:
7. 1 -
Bahan Bangunan
39

Klasifikasi Usaha
No. Nama UMK Jenis Usaha
Mikro Kecil
UD. Segara Anak Perdagangan:
8. 1 -
Sembako
Hendra Pertanian:
9. Budidaya Jamur 1 -
Tiram
UD. Puji Suci Perdagangan:
10. 1 -
Sembako
Pisang Sale Eka Olahan Makanan:
11. Sukses Pisang Sale & 1 -
Kripik
12. Dedi Perdagangan 1 -
Mahsan Pertanian:
13. Budidaya 1 -
Kangkung
Sate Bulayak Kuliner: Sate
14. 1 -
Narmada Bulayak
Sapriah Perdagangan:
15. 1 -
Sembako
Suhaebi Pertanian:
16. Budidaya Jamur 1 -
Tiram
EA Toko Perdagangan:
17. 1 -
Kebutuhan RT
Munirah Bumbu Perdagangan:
18. Suplyer Bumbu 1 -
Dapur
Dian Perdagangan:
19. 1 -
Barang Bekas
Wawan Material Usaha Jasa:
20. Bahan Material 1 -
dan Angkutan
21. Nyurlembang Kuliner: Bakso 1 -
Sumber: Data Sekunder Dinas Koperai UKM Provinsi NTB. Profil UMKM Per
Kabupaten Kota Se-NTB 2018-2019

Berdasarkan Tabel 3.1 dan Tabel 3.2, maka populasi dalam penelitian ini

adalah jumlah total UMKM pada tahun 2018-2019 yang telah terdaftar (berizin)

di Kecamatan Narmada yang berjumlah 722 UMKM.


40

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2017: 81). Untuk menentukan jumlah sampel

UMKM di Kecamatan Narmada menggunakan rumus Slovin:

N
n=
1+ Ne2

Keterangan:

: jumlah sampel

N : jumlah total populasi

E : batas toleransi kesalahan (error tolerance) = (0,1 atau 10%)

Perhitungan:

722
n=
1+722 ( 0,1 )2

722
n=
1+722 ( 0,01 )

722
n=
1+7,22

722
n=
8,22

n=87,83

Berdasarkan perhitungan di atas, maka sampel pada penelitian ini sejumlah

87,83 dan dibulatkan menjadi 88 responden.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik probability sampling dengan menggunakan jenis proportinate stratified


41

random sampling. Menurut Sugiyono (2010: 64) proportinate stratified random

sampling adalah teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur

yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung yang

berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk

angka (Sugiyono, 2014: 8). Dalam penelitian ini akan diperoleh data berupa hasil

pengisian kuisioner oleh pelaku UMKM di Kecamatan Narmada Lombok Barat

yang berupa data kualitatif yang dikuantitatifkan berdasarkan Skala Likert dengan

menggunakan score.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Menurut Sugiyono (2014: 131) data primer merupakan suatu data asli

yang dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian secara

khusus. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuisioner yang

dilakukan oleh peneliti pada seluruh responden dalam penelitian ini.

Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara umumnya berupa

bukti, catatan atau laporan, historis yang tersusun dalam bentuk arsip atau
42

dokumen. Adapun data arsip atau dokumen dalam penelitian diperoleh dari

website resmi Dinas Koperasi UMKM Provinsi NTB.

3.5 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variable bebas

(independen) dan variable terikat (dependen) yaitu sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Independen) merupakan variable yang mempengaruhi

varibel terikat (dependen). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu:

1. X1 = Modal

2. X2 = Sumber Daya Manusia

3. X3 = Teknologi

b. Variabel Terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas (independen). Variabel dependen pada penelitian ini yaitu

Kinerja (Y).

3.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah penjelasan semua variabel dari

indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional variabel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Modal (X1)

Modal adalah jumlah semua dana yang digunakan pelaku usaha UMKM

untuk memenuhi kebutuhan usahanya. Adapun indikator modal menurut Putri,

dkk. (2014) adalah sebagai berikut:


43

1. Struktur permodalan (modal sendiri atau modal pinjaman)

2. Pemanfaatan modal tambahan

3. Hambatan mengakses modal eksternal

4. Keadaan usaha sesudah melakukan penambahan modal

b. Sumber Daya Manusia (X2)

Sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang dan menghasilkan

barang atau jasa, mempertahankan dan mengawasi mutu, memasarkan produk,

mengalokasikan dana atau finansial, serta merumuskan seluruh strategi yang ada

hingga tujuan organisasi UMKM (Alyza, 2019). Adapun indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel sumber daya manusia dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan formal

2. Lama berwirausaha

3. Jiwa kepemimpinan

4. Motivasi dan keterampilan

c. Teknologi (X3)

Teknologi adalah seluruh sarana yang digunakan dalam penyediaan barang-

barang yang dibutuhkan oleh pelaku UMKM untuk keberlangsungan usahanya.

Adapun indikator pengukuran variabel teknologi berdasarkan penerapannya

adalah sebagai berikut:

1. Teknologi Tinggi (hi-tech)

2. Teknologi Madya

3. Teknologi Tepat Guna


44

d. Kinerja (Y)

Kinerja merupakan result atau hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh para pelaku UMKM dalam melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan

tenggungjawab untuk mencapai suatu tujuan usaha. Ada enam indikator untuk

mengukur tingkar kinerja tiap pegawai atau individu (Sangdji, 2013), keenam

indikator tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kualitas

2. Kuantitas

3. Ketepatan waktu

4. Efektivitas

5. Kemandirian

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Skala Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan menggunakan Skala

Likert yang mengharuskan responden untuk menunjukkan derajat setuju atau tidak

setuju pada setiap pernyataan (statement) yang berkaitan dengan objek yang akan

dinilai. Bentuk asal Skala Likert ini memiliki 5 (lima) kategori, apabila dirangking

maka rumusnya menjadi:

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

Cukup Setuju (CS) diberi skor 3

Setuju (S) diberi skor 4

Sangat Setuju (SS) diberi skor 5


45

3.6.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas mengacu pada pengukuran sah atau tidaknya suatu kuisioner,

karena dalam pengujian ini dilakukan perhitungan koefisien dimana jika r hitung

> r table, maka oernyataan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2016). Dalam

penelitian ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan metode yang

digunakan adalah metode analisis faktor dengan bantuan software SPSS.

b. Uji Reliabilitas

Pada uji reliabilitas dilakukan pengukuran sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau diandalkan. Rumus yang digunakan untuk mengukur

reliabilitas adalah rumus Cronbac’h Alpha. Untuk mengukur uji reliabilitas

pengukur menggunakan alat bantu SPSS. Vaeiabel dikatakan varibel apabila

menunjukkan nilai α > 0,70 (Ghozali, 2016).

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas, penulis menggunakan analisis statistik yang

dilakukan dengan alat uji statistik Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai signifikan

> 0,05 ini berarti statistik terdistribuso secara normal yang juga berarti dapat

menghasilkan korelasi yang lebih baik.


46

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

tersebut ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk

mengujinya, dapat dilakukan dari hasil output pada SPSS dengan melihat nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang biasa digunakan untuk

mendeteksi adanya gejala multikolonieritas adalah apabila nilai tolerance < 0,10

sedangkan VIF > 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Apabila variance dari residual datu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut

dengan Homoskedastisitas dan apabila berbeda disebut dengan

Heteroskedastisitas. Untuk pengujian heteroskedastisitas ini dilakukan dengan uji

Glejser. Apabila variabel independen signifikan secara statistik (tingkat signifikan

berada di bawah tingkat kepercayaan 5%), maka ada indikasi terjadinya

heteroskedastisitas.

3.6.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi.

Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi besar variabel tergantung

dengan menggunakan data variabel bebasnya.

a. Uji-T (Uji Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara individual.

Maksudnya adalah untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang


47

ada secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap

kinerja sebagai variabel dependen.

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tujuan dari uji koefisien determinasi (R2) adalah untuk menentukan

seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen maka

perlu diketahui nilai koefisien determinasi (R2). Apabila nilanya sebesar 1 berarti

frekuensi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen

dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel independen. Jika

nilai adjusted R square berkisar 0 sampai 1, ini berarti semakin kuat kemampuan

variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen, begitu juga

sebaliknya. Atau dengan kata lain semakin besar adjusted R square maka akan

semakin baik bagi model regresi (Ghozali, 2016).


DAFTAR PUSTAKA

Afida, S. N. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro,


Kecil, dan Menengah (UMKM).
Alimudin, A., Falani, A. Z., Mudjanarko, S. W., & Limantara, A. D. (2019).
Analisis Pengaruh Penerapan Perspektif Balanced Scorecard Terhadap
Peningkatan Kinerja UMKM. EkoNiKa Jurnal Ekonomi Universitas
Kadiri, 4(1), 1-17.
Alyza, S. N. (2019). Pengaruh Faktor-faktor Internal Terhadap Kinerja Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Keripik Nenas Di Desa Kualu Nenas
Kec. Tambang Kampar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau).
Dewi, N. P. M., & Utari, T. (2014). Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan dan
Teknologi Terhadap Pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di Kawasan Imam Bonjol Denpasar Barat. E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana, 3(12), 44496.
Dinas Koperai UKM Provinsi NTB. PROFIL UMKM PER KABUPATEN KOTA
SE NTB 2018-2019 (On-line). Diunduh di
https://diskop.ntbprov.go.id/profile-umkm-per-kabupaten-kota-se-ntb-
2018-2019/ (diakses pada Jumat, 17 Juni 2022).
Ghozali, I. (2016). Desain Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Untuk Akuntansi,
Bisnis, dan Ilmu Sosial Lainnya. Yoga Pratama.
Hamza, L. M., & Agustien, D. (2019). Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah Terhadap Pendapatan Nasional Pada Sektor UMKM
di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 8(2), 127-135.
Hanum, A. N., & Sinarasri, A. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Adopsi E-Commerce Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
UMKM (Studi Kasus UMKM di Wilayah Kota Semarang). MAKSIMUM:
Media Akuntansi Universitas Muhammadiyah Semarang, 8(1), 1-15.
Hartono, H., & Hartomo, D. D. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan UMKM di Surakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen
(Journal of Business and Management), 14(1), 15-30.
Hasanah, R. L., Kholifah, D. N., & Alamsyah, D. P. (2020). Pengaruh Modal,
Tingkat Pendidikan dan Teknologi terhadap Pendapatan UMKM di
Kabupaten Purbalingga. Kinerja, 17(2), 305-313.
Indarto, Septo. (2016). Perkembangan UMKM di Indonesia (On-line) diakses di
https://septosuhanda.wordpress.com/2016/01/05/perkembangan-umkm-di-
indonesia/ (diakses pada Sabtu, 18 Juni 2022).
Kumalasari, B., & Haryono, N. A. (2019). Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Kinerja UMKM di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ilmu Manajemen
(JIM), 7(3), 784-795.
Pramawati, I. T., Putri, K. M. D., & Mulyawan, A. (2020). Implementasi Digital
Marketing Pada UMKM di Kabupaten Klungkung dalam Meningkatkan
Profit. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 12(2), 263-275.

48
49

Putra, A. H. (2016). Peran UMKM dalam Pembangunan dan Kesejahteraan


Masyarakat Kabupaten Blora. Jurnal Analisa Sosiologi, 5(2).
Putri, K., Pradhanawati, A., & Prabawani, B. (2014). Pengaruh Karakteristik
Kewirausahaan, Modal Usaha dan Peran Business Development Service
terhadap Pengembangan Usaha (Studi Pada Sentra Industri Kerupuk Desa
Kedungrejo Sidoarjo Jawa Timur). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 3(4),
313-322.
Rahman, R. F. N., & Fe, F. E. (2016). Pengaruh Modal, Pengetahuan, dan Inovasi
Terhadap Kinerja UMKM Kecamatan Karangrejo Kabupaten
Tulungagung. Artikel Universitas Nusantara PGRI Kediri, 1(11), 1-16.
Subroto, S., Hapsari, I. M., & Astutie, Y. P. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)
Kabupaten Brebes. Prosiding SNaPP: Sosial, Ekonomi dan
Humaniora, 6(1), 337-344.
Suci, Y. R. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 6(1), 51-58.
Suparyadi, H. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha, Mikro, Kecil dan
Menengah.
LAMPIRAN

50

Anda mungkin juga menyukai