Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

PENGARUH PERSEPSI, PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN


PENGALAMAN USAHA PELAKU USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI
AKUNTANSI

GITA AULIA TINDAON


22043163

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kuliah metodologi penelitian

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................. I
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 11
2.1 Penggunaan Informasi Akuntansi .......................................................... 11
2.1.1 Pengertian Penggunaan Informasi Akuntansi...................................... 11
2.1.2 Kegunaan Informasi Akuntansi............................................................. 12
2.1.3 Indikator Penggunaan Informasi Akuntansi.......................................... 13
2.2 Persepsi Pelaku UMKM tentang Akuntansi ............................................. 16
2.2.1 Pengertian Persepsi Pelaku UMKM tentang Akuntansi ........................ 16
2.2.2 Definisi dan Peran Akuntansi di UMKM ................................................ 19
2.2.3 Indikator Persepsi Pelaku UMKM tentang Akuntansi............... 21
2.3 Pengetahuan Akuntansi..................................................................... 23
2.3.1 Pengertian Pengetahuan Akuntansi................................................ 23
2.4 Pengalaman Usaha ............................................................................ 25
2.4.1 Lama Usaha.................................................................................. 25
2.4.2 Pengalaman Usaha ..................................................................... 26
2.5 Pengunaan Informasi Akuntansi Menurut Perspektif Islam ............. 27
2.6 Penelitian Yang Relevan................................................................... 29
2.7 Pengembangan Hipotesis.................................................................. 31
2.7.1 Pengaruh persepsi pelaku UMKM tentang akuntansi terhadap
penggunaan informasi akuntansi......................................................... 31
vi
2.7.2 Pengaruh pengatahuan akuntansi terhadap penggunaan
informasi akuntansi............................................................................. 32
2.7.3 Pengaruh Pengalaman Usaha terhadap penggunaan informasi
akuntansi ........................................................................................ 33
2.7.4 Pengaruh persepsi pelaku UMKM tentang akuntansi., pengetahuan akuntansi,
dan skala usaha terhadap penggunaan
informasi akuntansi ............................................................................................. 33
2.8 Kerangka Pemikiran....................................................................................... 34
2.9 Hipotesis Penelitian:........................................................................................ 36
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 37
3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................. 37
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 37
3.3 Jenis Penelitian............................................................................................ 38
3.4 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................... 38
3.5 Defenisi Variabel Operasional Penelitian ................................................... 38
3.6 Teknik Analisis Data................................................................................... 40
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………..…………….41
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Kerangka Berpikir .................................................................. 34
Gambar IV.1 Hasil Uji Heterokedastisitas (Scatterrplot) ............................ 68
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

UMKM merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar
masyarakat di Indonesia. Tingginya populasi usia produktif di Indonesia yang tidak
sebanding dengan keadaan jumlah lapangan pekerjaan, mendorong orang Indonesia
berlomba-lomba membuat suatu terobosan dalam meningkatkan daya saing untuk
memajukan perekonomian masing-masing. Tidak heran makin banyak bermunculan pelaku
usaha sektor industri UMKM. Kemunculan sektor industri UMKM membawa pengaruh yang
positif terhadap perekonomian. UMKM merupakan aktivitas usaha yang bisa memperluas
lapangan pekerjaan, mengembangkan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan
masyarakat, serta memberikan basis bagi pembangunan kewirausahaan dan berperan bagi
pertumbuhan ekonomi serta berperan dalam kesejahteraan masyarakat (Rifani & Aini,
2016). UMKM memiliki peran penting dan strategis dalam membangun ekonomi nasional.
UMKM adalah penopang perekonomian suatu negara dalam menghadapi berbagai keadaan.
Banyak pengusaha berskala besar yang mengalami kebangkrutan, akan tetapi sektor UMKM
dapat dibuktikan tangguh dan mempunyai daya tahan yang kuat dalam menghadapi krisis
tersebut. UMKM juga mempunyai peran yang sangat besar terhadap daya serap tenaga
kerja dan dalam mendistribusikan hasil- hasil pembangunan. Pasca krisis ekonomi
banyaknya jumlah UMKM tidak menjadi berkurang, melainkan meningkat terus menerus
dari tahun ke tahun bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja
(Bank Indonesia, 2015). Jumlah UKM di Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 65 juta.
Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan UKM dan UKM RIAU menyebutkan bahwa
Provinsi Riau jumlah UKM-Nya di Kabupaten/Kota Pekanbaru sebanyak 105.445 UMKM,
sedangkan di Kabupaten Kampar Sebanyak 3360 UMKM. khususnya di Kecamatan Kampar
Utara sebanyak 100 UMKM yang masih Aktif. Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan
oleh penulis kepada 15 UMKM di Kecamatan Kampar Utara terdapat 2 permasalahan
dominan yang
ditemukan yaitu:
1. banyaknya mengalami kesulitan dalam memahami penggunaan sistem informasi
akuntansi dengan baik. Hal itu disebabkan masih banyak pengusaha yang belum melakukan
pencatatan akuntansi dengan baik. Padahal makin ketatnya bersaing di era globalisasi
ekonomi ini, seharusnya mereka menggunakan informasi akuntansi sebagai kebutuhan
dalam menjalankan bisnisnya. Teknologi informasi mempunyai dampak yang signifikan pada
sistem informasi akuntansi, terkhusus dalam memproses data yang terjadi perubahan dari
sistem manual menjadi sistem komputer sebagai alat untuk memproses data.
2. Dalam segi pengetahuan akuntansi yang dimana Pengusaha kecil memandang bahwa
proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan. Pengusaha kecil beranggapan
bahwa tujuan mereka
3. mempunyai usaha yaitu untuk menyambung hidup, jadi mereka tidak memerlukan sistem
pencatatan yang terlalu rumit, kalau hal itu dibiarkan oleh para pengusaha terutama
pengusaha kecil dan menengah tidak menutup kemungkinan dalam jangka panjang
perusahaan tidak bisa mengembangkan usahanya akibat dari tidak dilakukan pengukuran
atau penilaian dari setiap aktivitas usaha. Fenomena dalam penelitian ini adalah dalam
menyelenggarakan dan memanfaatkan informasi akuntansi untuk mengelola usahanya.
Perusahaan/ Pelaku UKM mengalami masalah yang nampak pada jenjang yang serupa,
penyebabnya perusahaan tidak mempunyai informasi. Salah satu sistem informasi
memberikan informasi yang dibutuhkan yaitu sistem informasi akuntansi. Ketidakmampuan
dalam akuntansi merupakan penyebab utama yang menampakkan permasalahan dan
mengakibatkan kegagalan suatu perusahaan dalam mengembangkan usaha. Padahal
dengan memiliki informasi akuntansi para pelaku usaha dapat memberikan dan menyajikan
informasi penting yang relevan bermaksud terketahuinya apakah kinerja usaha yang
dijalankan sesuai dengan harapan atau tidak, dan informasi akuntansi dapat membantu
pihak manajemen dalam melakukan perencanaan, kontrol, pengambilan kebijakan dan
evaluasi terhadap perusahaan. Hal itu sangat penting untuk memetakan keberlangsungan
suatu usaha. Salah satu penyebab kurang berhasilnya UMKM dalam menjalankan usaha
adalah praktik akuntansi yang masih rendah dan memiliki banyak kelemahan. Kelemahan itu
antara lain adalah masalah modal, dan kurangnya pengetahuan
4. Akuntansi Sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi
pencapaian suatu usaha. Dimana sistem informasi akuntansi tersebut merupakan bagian
yang paling penting dari semua informasi yang dibutuhkan manajemen terutama yang
bersangkutan dengan data keuangan perusahaan. Tujuan informasi akuntansi tersebut
adalah untuk memberi petunjuk dalam menentukan pilihan tindakan yang paling baik untuk
mengalokasikan sumber daya pada kegiatan bisnis dan ekonomi. Dalam berbagai kegiatan
usaha, informasi akuntansi dipandang potensial karena bisa memberikan kontribusi dengan
berbagai macam tindakan yang dapat menjadikan pertimbangan dalam perencanaan,
pengawasan, pengendalian dan pengambilan keputusan, oleh sebab itu para pengusaha
diminta untuk memiliki kemampuan menganalisis dan menggunakan data akuntansi
(Lestanti, 2015: 4). Robbins (2012) dalam Utaminingsih (2014: 18) menyatakan persepsi
adalah tindakan individu menafsirkan dan memberi arti terhadap lingkungan sebagai dasar
manfaat yang akan diperoleh nantinya. Definisi persepsi yang formal adalah proses di mana
seseorang memilih, berusaha, dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam suatu
tindakan (Arfan Ikhsan Lubis, 2011). Persepsi pelaku UMKM tentang akuntansi dapat
didefinisikan sebagai penilaian atau sikapnya terhadap adanya akuntansi sebagai bagian dari
kegiatan usaha sebagai alat yang membantu memberikan informasi dan membantu dalam
pengambilan keputusan. Semakin baik persepsi yang diberikan oleh para pelaku UMKM
tentang akuntansi, maka pelaku UMKM akan memerlukan dan menggunakan informasi
akuntansi sebagai salah satu faktor penting dalam pengembangan usahanya di masa datang.
Sebaliknya, apabila persepsi tersebut tidak baik tentang akuntansi, maka akan mengurangi
pentingnya penggunaan informasi akuntansi oleh pelaku UMKM. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia pengetahuan berarti sesuatu yang diketahui, kepandaian, atau segala
sesuatu yang dikatahui berkaitan dengan sesuatu hal. Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa,
yang menyediakan informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan ekonomik (Belkaoui, 2014: 37). Motivasi untuk mempelajari
tentang pengetahuan akuntansi akan meningkatkan pemahaman manajer atau pemilik
untuk menerapkan akuntansi dalam pengelolaan usahanya. Pengetahuan akuntansi juga
dapat dimiliki dengan mengikut pelatihan-pelatihan (pendidikan non-formal). Semakin tinggi
motivasi untuk mempelajari akuntansi, maka semakin baik pula pengetahuan akuntansi
yang dimiliki, sehingga penggunaan informasi akuntansi oleh pelaku UMKM menjadi hal
penting dalam usahanya.Staw dalam penelitian Wahyuni (2012) berpendapat bahwa
pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan prediktor terbaik bagi keberhasilan,
terutama bila bisnis baru itu berkaitan dengan pengalaman sebelumnya. Kebutuhan akan
pengalaman mengolah usaha semakin diperlukan dengan meningkatnya kompleksitas
lingkungan (Sugianto, 2014, hal. 2-3). Pengalaman berusaha memperoleh banyak
pembelajaran tentang informasi apa yang dibutuhkan dan disiapkan serta digunakan dalam
pengambilan keputusan. Manajemen perusahaan akan membutuhkan informasi yang lebih
banyak akan disiapkan dan digunakan dalam pengambilan keputusan apabila tingkat
kompleksitas usaha serta persaingan semakin ketat. Acuan dari Penelitian saya ini adalah
terdiri beberapa penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Ria Nita Sari dan Aris Budi
Setyawan (2012) menyatakan bahwa dengan uji pengaruh juga menunjukkan bahwa ada
hubungan yang nyata bahwa pengetahuan pelaku UMKM tentang akuntansi mempengaruhi
penggunaan informasi akuntansi yang ada. Penelitian oleh Lilly Anggrayni (2014) yang
meneliti tentang “Menelusuri Persepsi Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atas
Penggunaan Laporan Keuangan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pelaku
UMKM atas penggunaan laporan keuangan adalah pada umumnya UMKM yang ada di Kota
Gorontolo belum memahami laporan keuangan dan mereka belum bisa memisahkan antara
keuangan pribadi dan keuangan milik perusahaan. Padahal seharusnya pelaku usaha harus
memahami bahwa entitas atau usaha yang mereka jalankan adalah sebuah unit akuntansi
tersendiri dan memiliki hak serta kewajiban yang terpisah secara tegas dari entitas ekonomi
yang lain. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentangpersepsi
pelaku UMKM atas penggunaan laporan keuangan. Dalam hal ini laporan keuangan juga
merupakan bagian dari penggunaan informasi akuntansi. Perbedaan penelitian tersebut
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dari metode penelitian yang
dilakukan. Penelitian Lilly menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian dari Dwi
Lestanti (2015) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Akuntansi, Pengalaman Usaha, dan
Motivasi Kerja terhadap Persepsi Penggunaan Informasi Akuntansi pada Pelaku UMKM di
Boyolali”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
pengaruh pengetahuan akuntansi, pengalaman usaha, terhadap persepsi penggunaan
informasi akuntansi pada pelaku UMKM di Boyolali. Selanjutnya tidak terdapat pengaruh
positif dan signifikan motivasi kerja terhadap persepsi penggunaan informasi akuntansi pada
pelaku UMKM di Boyolali. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan akuntansi,
pengalaman kerja, dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap persepsi penggunaan
informasi akuntansi pada pelaku UMKM di Boyolali. Persamaan dengan penlitian ini adalah
adanya variabel independen yang sama yaitu pengetahuan akuntansi. perbedaannya adalah
pada pengambilan sampel yang dilakukan dengan metode simple random simpling,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode teknik sampling jenuh (sensus). Perbedaan lainnya adalah
adanya variabel independen lain untuk meneliti pengaruhnya terhadappenggunaan
informasi akuntansi dan juga pada obyek atau tempat penelitian. Berdasarkan
permasalahan-permasalahan yang menjadi kunci pokok pelaku UMKM terhadap
penggunaan informasi akuntansi dalam usaha yang dijalankan, maka penelitian ini
mengambil judul Pengaruh Persepsi, Pengetahuan Akuntansi Dan Pengalaman Usaha Pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang
dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut:
a. Apakah persepsi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM?
b. Apakah pengetahuan akuntansi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UMKM?
c. Apakah Pengalaman Usaha berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UMKM?
d. Apakah persepsi , pengetahuan akuntansi dan pengalaman usaha berpengaruh signifikan
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam
penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah persepsi berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi
b. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah pengetahuan akuntansi berpengaruh
signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
c. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah pengalaman usaha berpengaruh signifikan
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM
d. untuk mengetahui dan menganalisa apakah persepsi , pengetahuan akuntansi dan
Pengalaman Usaha berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM
1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan UMKM dalam meningkatkan persepsi dan pengetahuan akuntansi dalam
menggunakan informasi akuntansi sehingga menghasilkan kinerja yang baik, dan kinerja
yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan, baik itu dari sisifinancial maupun non
financial.
b. Manfaat praktis
1. Bagi Akademisi
Sebagai bahan referensi dalam penelitian berikutnya, khususnya tentang permasalahan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
2. Bagi Disperindagkop
Sebagai masukan bagi instansi terkait peningkatan pembinaan dalam pengembangan
UMKM.
3. Bagi Penulis
Sebagai saranamengaplikasikan berbagai ilmu yang telah. Dipelajari dan menambah
wawasan serta pengetahuan.
c. Bagi Pelaku UMKM
Sebagai pengetahuan dan tambahan informasi bagi pelaku UMKM sebagai bahan
pertimbangan dalam meningkatkan keberhasilan usaha .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penggunaan Informasi Akuntansi


2.1.1 Pengertian Penggunaan Informasi Akuntansi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penggunaan adalah cara, proses dalam
menggunakan sesuatu.Informasi akuntansi adalah suatu informasi kuantitatif yang berkaitan
dengan fakta dan data yang dapat dikuantitatifkan satuannya (Abdul Halim dan Bambang
Supomo (2011:5). Informasi akuntansi adalah suatu informasi yang penting yang membantu
untuk mengatur suatu perusahaan dari berbagai macam masalah yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi (Dr. Belal Yousef AL Smirat, 2013: 169). Dia juga menambahkan bahwa
informasi yang dimaksud adalah informasi yang dihasilkan dalam bentuk laporan keuangan
seperti laporan pendapatan neraca. Informasi akuntansi adalah suatu informasi yang
memiliki kontribusi yang besar dalam kegiatan pengambilan keputusan suatu perusahaan
(Kingsley Obinna Nwaigburu, 2014: 168). Menurut Munawir (2012: 7) jenis dan keterincian
informasi yang dibutuhkan bagi suatu organisasi akan berbeda dengan organisasi lainnya
tergantung pada jenis, besar kecilnya organisasi, dan keragaman bidang usahanya. Namun
demikian, secara umum informasi uang dibutuhkan oleh sebagian besar organisasi adalah
sama yaitu informasi yang bersifat kualitatif dan bersifat kuantitatif . Dari pengertian yang
telah disebutkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa informasi akuntansi adalah suatu
proses transformasi oleh pihak- pihak seperti manajer, investor, suplier, customer, tenaga
kerja, dan pemerintah yang membantu dalam membentuk informasi mengenai data
keuangan perusahaan dan mengevaluasi suatu perjanjian bisnis di dalamnya. Sehingga
penggunaan informasi akuntansi adalah suatu proses menggunakan informasi yang
memberikan manfaat berupa data- data kuantitatif dan kualitatif yang dibutuhkan oleh
suatu organisasi perusahaan.
2.1.2 Kegunaan Informasi Akuntansi
Soemarso (2012:2) menyatakan bahwa dalam sebuah perusahaan besar, informasi yang
diperlukan sangat banyak dan bervariasi. Dalam era dimana pertanggungjawaban
(accountability) merupakan titik perhatian dalam masayarakat, kegunaan akuntansi akan
semakin dirasakan. Dalam banyak individu harus mempertanggungjawabkan
penghasilannya. Misalnya, ia harus membayar pajak dan untuk itu perlu informasi tentang
penghasilan serta biaya-biaya yang dapat dikurangkan. Dengan informasi tersebut,
perusahaan dapat membuat laporan tentang pajak. Soemarso (2012:3) juga menyatakan
bahwa dalam sistem pertanggungjawaban terlihat adanya arus informasi dari yang
mempertanggungjawabkan kepada yang menerima pertanggungjawaban. Akuntansi dapat
membantu dalam menghasilkan informasi yang diperlukan. Berdasarkan uraian di atas
menyimpulkan bahwa akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna baik bagi pihak-
pihak yang menyelenggarakannya maupun pihak-pihak luar. Kegunaan tersebut terutama
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban.
2.1.3 Indikator Penggunaan Informasi Akuntansi
Menurut Munawir (2011) dan Mulyadi (2011) indikator penggunaan informasi akuntansi
adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan Informasi Operasi
Informasi operasi dibutuhkan oleh manajemen untuk mengendalikan atau mengarahkan
kegiatan rutin sehari-hari. Isi informasi operasi yang ada dalam suatu perusahaan pada
umumnya meliputi informasi penjualan, informasi produksi, informasi penggajian, informasi
utang-piutang, pembelanjaan, aktiva tetap dan informasi-informasi lainnya (Munawir,
2011:4). Dari contoh informasi-informasi tersebut nampak bahwa informasi operasi dapat
diidentifikasikan secara terpisah, namun pada dasarnya di antara informasi-informasi
tersebut saling berkaitan. Menurut Lili dan Bedjo (2014:2) departemen akuntansi keuangan
yang terdapat pada area pengendali akan sangat bertanggungjawab atas seluruh kegiatan
operasi perusahaan, misalnya seluruh transaksi bisnis, operasi catatan akuntansi, dan
penyajian laporan keuangan. Dengan demikian departemen akuntansi keuangan juga
mempunyai tugas dan otoritas untuk membuat daftar pembayaran dan akumulasi tentang
informasi jam kerja semua tenaga kerja, kalkulasi upah, kalkulasi potongan dan pembukuan,
serta membuat catatan atas seluruh pelanggan.
b. Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan adalah laporan keuangan yang berupa laporan laba rugi,
neraca, laporan perubahan modal, dan laporan arus Kas yang pada dasarnya ditujukan pihak
luar organisasi yang bersangkutan, yang meliputi pemegang saham, bank dan kreditor
lainnya, investor, dan lembaga pemerintah, para pelanggan maupun masyarakat umum,
namun demikian informasi akuntansi keuangan diperlukan pula oleh pihak manajemen
sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik atau para pemegang saham (Munawir,
2011:5-6). Menurut Lili dan Bedjo (2014:3) informasi akuntansi keuangan biasanya langsung
ditujukan secara umum untuk berbagai macam keperluan dalam perusahaan. Pemegang
saham yang menginvestasikan modalnya membutuhkan informasi tentang sejauhmana
kelancaran aktivitas dan profitabilitas perusahaan, karena dengan informasi tersebut
pemegang saham dapat memutuskan untuk mempertahankan sahamnya, menjual atau
bahkan menambahnya. Dengan demikian untuk pelaku UMKM Jika akan meminjam uang
baik kepada bank atau lembaga keuangan lainnya, maka calon pemberi pinjaman pada
umumnya menginginkan informasi yang dapat menunjukkan bahwa usaha tersebut adalah
sehat dan mampu memperoleh keuntungan yang memadai sehingga pinjaman tersebut
termasuk bunganya terjamin akan dapat dibayar kembali oleh pelaku UMKM tersebut.
c. Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen
Menurut Munawir (2011:6-7) bahwa seorang manajer dalam suatu perusahaan, baik
manajer puncak, tingkat menengah maupun manajer tingkat bawah, pada umumnya tidak
mempunyai waktu untuk meringkas secara detail mengenai informasi operasi, sehingga
mereka hanya mempercayai ringkasan dan analisis dari informasi tersebut. Mereka
menggunakan ringkasan informasi tersebut bersama dengan informasi lainnya untuk
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya. Informasi akuntansi yang dipersiapkan
khusus untuk membantu manajemen dinamakan management accounting information.
Informasi tersebut dapat digunakan dalam melaksanakan tiga fungsi utama (Munawir,
2011:7), yaitu sebagai berikut

1) Perencanaan (Planning)
Perencanaan atau planning dibuat oleh semua tingkatan manajemen dalam semua
organisasi, yang merupakan proses penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan.
Salah satu bentuk yang penting dari perencanaan adalah anggaran (budget).
2) Implementasi atau Koordinasi
Implementasi dari suatu rencana memerlukan supervisi dari manajer yang bersangkutan.
Walaupun sebagian besar aktivitas bersifat rutin, manajer harus reaktif dan proaktif
terhadap kejadiankejadian yang tidak diantisipasi pada saat penyusunan anggaran.
3) Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk mendapatkan jaminan yang
memadai bahwa para karyawan melaksanakan pekerjaannya dengan benar sehingga tujuan
atau kondisi yang telah direncanakan sebelumnya akan dapat dicapai atau dipertahankan.
4) Penggunaan Informasi Akuntansi Pajak
Munawir (2011: 3-7) menambahkan indikator penggunaan informasi akuntansi yaitu adanya
informasi pajak. Pemerintah memerlukan informasi akuntansi terutama untuk penentuan
pajak yang terutang, demikian pula manajemen sangat memerlukan informasi tentang
kewajiban perpajakannya sehingga dapat melakukan kewajiban tersebut dengan baik dan
tidak akan mendapatkan sanksi perpajakan dari pemerintah. Oleh karena itu, informasi
akuntansi perpajakan harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan
baik bagi manajemen maupun bagi pemerintah tentang informasi perpajakan tersebut
2.2 Persepsi Pelaku UMKM tentang Akuntansi
2.2.1 Pengertian Persepsi Pelaku UMKM tentang Akuntansi
Robbins (2012) dalam Utaminingsih (2014: 18) menyatakan persepsi adalah tindakan
individu menafsirkan dan memberi arti terhadap lingkungan sebagai dasar manfaat yang
akan diperoleh nantinya.Definisi persepsi yang formal adalah proses di mana seseorang
memilih, berusaha, dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam suatu tindakan (Arfan
Ikhsan Lubis, 2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan persepsi sebagai
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa
hal melalui pancaindra. Sementara itu, dalam lingkup yang lebih luas, persepsi merupakan
suatu proses yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya dalam memperoleh
dan menginterpretasikan stimulus yang ditunjukkan oleh pancaindra. Persepsi menjadi titik
awal dalam kegiatan menilai sesuatu.Berdasarkan pengertian persepsi di atas maka penulis
mendefinisikan bahwa persepsi adalah bagaimana orang- orang menafsirkan, memberi
makna dan menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia berdasarkkan indera
masing-masing dengan tujuan memperoleh manfaat.Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang. Faktor-faktor pembentuk persepsi diungkapkan
Jalaluddin Rakhmat dalam Ardhian Krisnaditya (2013) adalah: “a)Faktor fungsional berasal
dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, harapan, keinginan, perhatian, emosi, nilai, daya
ingat dan suasana hati. Faktor fungsional yang menentukan persepsi adalah objek- objek
yang memenuhi tujuan individu untuk melakukan persepsi. Persepsi bukan
ditentukan oleh bentuk atau jenis stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan
respon pada stimuli tersebut.Faktor Struktural adalah faktor-faktor yang berasal semata-
mata dari sifat stimulus fisik terhadap efek-efek syaraf yang ditimbulkan padda sistem saraf
individu”. Menurut Arfan Ikhsan Lubis (2011) persepsi dikatakan rumit dan aktif karena
walaupun persepsi merupakan pertemuan antara proses kognitif dan kenyataan, persepsi
lebih banyak melibatkan kegiatan kognitif. Persepsi lebih banyak dipengaruhi oleh
kesadaran, ingatan, pikiran, dan bahasa. Dengan demikian, persepsi bukanlah cerminan
yang tepat dari realitas. Berikut faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi (Arfan Ikhsan
Lubis, 2011).
a. Faktor pada pemersepsi (individu yang bersangkutan)
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang
dilihatnya itu, ia akan dipengaruhi oleh karakteristik individual yang dimilikinya seperti sikap,
motif, epentingan, pengalaman, dan harapannya.
b. Faktor dalam Situas
Persepsi dilihat secara kontekstual yang berarti situasi di mana persepsi tersebut timbul,
harus mendapat perhatian. Persepsi sangat berperan dalam proses pembetukan persepsi
seseorang.
c. Faktor pada target (sasaran dari persepsi)
Sasaran dari persepsi dapat berupa orang, benda, ataupun peristiwa. Sifatsifat itu biasanya
berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Persepsi terhadap sasaran bukan
merupakan sesuatu yang dilihat secara teori melainkan dalam kaitannya dengan orang lain
yang terlibat. Hal tersebut yang menyebabkan seseorang cenderung mengelompokkan
orang, benda, ataupun peristiwa sejenis dan memisahkan dari kelompol lain yang tidak
serupa.
2.2.2 Definisi dan Peran Akuntansi di UMKM
Akuntansi adalah pencatatan aktivitas ekonomi yang dilakukan secara rutin dalam setiap
periode sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi para pemangku kepentingan
sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai aktivitas dan kondisi ekonomi
perusahaan(James M. Reeve et al., (2011: 9).Menurut Ahmed Riahi dan Belkoui (2013: 37)
akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang menyediakan informasi kuantitatif tentang entitas
ekonomi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomik. Horngren Walter T. et
al (2012:4) akuntansi adalah sebuah sistem informasi dalam sebuah bisnis, yang diproses,
dan dilakukan pengadaan informasi untuk dilaporkan kepada pihakpihak yang
berkepentingan. Dari pengertian di atas, maka peran akuntansi adalah untuk menghasilkan
infromasi akuntansi yang dihasilkan oleh aktivitas suatu perusahaan. Tantangan-tantangan
yang masih dihadapi oleh UMKM di Indonesia adalah ketiadaan pembagian tugas yang jelas
antara bidang administrasi dan operasi, rendahnya akses industri kecil dalam melakukan
pembiayaan sebagai modal usaha, kekurang jelasan status hukum. Tantangan- tantangan di
atas dapat diatasi dengan penerapan akuntansi dalam sebuah usaha. Pelaku usaha akan
mendapatkan banyak manfaat dari akuntansi itu guna pengelolaan keuangan dengan baik.
Adapun peranan akuntansi di UMKM itu sendiri adalah memberikan informasi-informasi
keuangan penting bagi pelaku UMKM dalam menjalankan
bisnisnya. Informasi-informasi tersebut antara lain:
a. Informasi kinerja perusahaan
Dengan informasi kinerja, pelaku usaha dapat mengetahui besarnya laba/rugi melalui
laporan laba rugi. Informasi dari laporan laba rugi tersebut dijadikan sebagai alat untuk
mengevaluasi kinerja.
b. Informasi perhitungan paja
Pelaku UMKM juga perlu memiliki laporan pajak, untuk mengetahui berapa jumlah pajak
yang harus dibayarkan pada suatu periode tertentu.
c. Informasi posisi dana perusahaan
Adanya akuntansi memberikan informasi mengenai posisi dana perusahaan, melalui neraca.
Dengan neraca perusahaan mengetahuipenggunaan aset dan mengetahui perolehan dana
usaha yang didominasi dari utang atau ekuitas.
d. Informasi perubahan modal pemilik
Akuntansi memberikan informsi perubahan sumber pendanaan dalam suatu usaha.
e. Informasi pemasukan dan pengeluaran kas
Laporan arus kas yang dihasilkan akuntansi memberikan informasi bagi pelaku UMKM untuk
mengetahui perolehan dan penggunaan aset utama berupa kas.
f. Informasi perencanaan kegiatan
Akuntansi menghasilkan laporan anggaran yang menggambarkan perencanaan suatu usaha
di masa datang.
g. Informasi besaran biaya
Tujuan utama akuntansi adalah mengukur biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu bisnis.
Dari pengertian persepsi dan akuntansi di UMKM di atas, maka penulis mendefinisikan
persepsi pelaku UMKM tentang akuntansi adalah proses penafsiran, pemberian makna, dan
penginterpretasian akuntansi dalam sebuah bisnis atau usaha dengan menggunakan panca
indera dan mempertimbangkan manfaat yang akan diperoleh dari proses tersebut. Orang-
orang bertindak atas dasar persepsi mereka dengan mengabaikan apakah persepsi itu
mencerminkan kenyataan sebenarnya. Pada kenyataannya, setiap orang memiliki
persepsinya sendiri atas suatu kejadian. Uraian kenyataan seseorang mungkin jauh berbeda
dengan uraian orang lain.
2.2.3 Indikator Persepsi Pelaku UMKM tentang Akuntansi
Indikator adalah suatu pengukuran yang memberikan petunjuk atau keterangan terhadap
suatu objek. Indikator persepsi pelaku UMKM tentang akuntansi adalah pengukuran yang
digunakan untuk memberikan petunjuk tentang persepsi pelaku UMKM tentang akuntansi.
Menurut Alex Sobur (2013:447) indikator persepsi adalah sebagai berikut:
a) Seleksi (selection), adalah tindakan memperhatikan sesuatu melalui panca indera.
b) Organisasi dan pemberian makna (organitation), adalah mengorganisasikan informasi
yang diperhatikan sehingga menjadi sesuatu yang bermakna.
c) Interpretasi dan penilaian (interpretation), adalah kemampuan menjelaskan sesuatu yang
telah diberi makna dengan menggunakan bahasa dan cara yang dimengerti untuk tujuan
penilaian. Dari pendapat tentang indikator persepsi di atas, maka penulis memilih
menggunakan indikator dari Alex Sobur, dengan alasan indikator ini tepat digunakan untuk
mengukur persepsi. indikator- indikator dari Alex Sobur tersebut selanjutnya akan
digunakan untuk pengembangan instrumen persepsi pelaku UMKM tentang akuntansi,
adalah sebagai berikut:
1. Penyerapan dan penyeleksian akuntansi oleh pelaku UMKM, di mana pelaku UMKM
menyeleksi akuntansi berdasarkan pengamatan melalui panca indera.
Misalnya pelaku UMKM mengartikan akuntansi adalah sebuah proses pencatatan.
2. Pemberian arti atau pemahaman akuntansi oleh pelaku UMKM, di mana setelah
mengamati akuntansi, maka dari pengamatan tersebut pelaku UMKM memberikan arti
apakah akuntansi itu sebenarnya. Misalnya pelaku UMKM mengetahui penggunaan
pencatatan dari transaksi itu adalah untuk menghasilkan informasi ekonomi dalam
usahanya.
3. Penginterpretasian dan penilaian akuntansi oleh pelaku UMKM, di mana pelaku UMKM
menginterpretasikan atau menyimpulkan dan menilai keseluruhan tentang akuntansi.
Misalnya pelaku UMKM memanfaatkan informasi yang telah dihasilkan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan usahanya.
2.3 Pengetahuan Akuntansi
2.3.1 Pengertian Pengetahuan Akuntansi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui,
kepandaian, atau segala sesuatu yang dikatahui berkaitan dengan sesuatu hal. Akuntansi
adalah suatu aktivitas jasa, yang menyediakan informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi
yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomik (Belkaoui, 2014: 37). “Menurut
Siegle dan Marconi (2014) dalam Arfan Ikhsan dan I.B Teddy Prianthara (2013), akuntansi
sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikaninformasi yang relevan dan tepat waktu
mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan
eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi”. “Komite terminologi AICPA (The
Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants)
mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran
transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan, dengan cara yang berdaya guna dan dalam
bentuk satuan uang, serta interpretasi dan hasil proses tersebut”.Berdasarkan SAK (Standar
Akuntansi keuangan) yang disusun oleh lembaga Ikatan Akuntansi Indonesia, akuntansi
selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku dan memberikan tafsiran serta penalaran yang
telah mendalam dalam hal praktik terutama dalam pembuatan laporan keuangan dalam
memperoleh informasi yang akurat sehubungan data ekonomi. Berdasarkan pengertian
akuntansi di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah proses pencatatan dari
transaksi-transaksi dari suatu kejadian dalam suatu perusahaan yang memberikan informasi
kepada pihak internal atau eksternal perusahaan dan membantu mereka dalam
pengambilan keputusan. Dengan demikian pengetahuan akuntansididefinisikan sebagai
suatu kebenaran atas informasi mengenai pencatatan, pengelompokkan, dan
pengikhtisaran kejadian ekonomi untuk pengambilan keputusan.
a. Indikator Pengetahuan Akuntansi
Pengetahuan akuntansi dibutuhkan oleh semua pihak, baik manajer bahkan pemangku
kepentingan.Sehingga pengetahuan akuntansi yang dimiliki baisanya meliputi laporan
keuangan yang digunakan. Karena dengan pengetahuan akuntansi maka pihak-pihak yang
berkepentingan dapat membaca laporan keuangan sebagai sumber informasi untuk
pengambilan keputusan.Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
akuntansi adalah sebagai berikut menurut Hadiah (2011) dalam Dwi Lestanti
(2015):
1. Pengetahuan deklaratif, adalah pengetahuan seseorang terhadap suatu informasi
berdasarkan fakta. Contoh seseorang mengetahui rumus persamaan akuntansi
2. Pengetahuan prosedural, adalah pengetahuan bagaimana seseorang melakukan sesuatu
atau dalam menjalankan langkah-langkah dalam suatu proses. Pengetahuan ini meliputi
tahapan yang sistematis, berupa:
3. Input (masukan), adalah tahap awal yang biasanya berupa data- data transaksi.
4. Proses sistematis, pada proses akuntansi terdapat tiga aktivitas utama, yaitu
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari sebuah
perusahaan.
5. Output (keluaran), adalah informasi yang dihasilkan biasanya berupa laporan keuangan
yang digunakan oleh pihak-pihak sebagai dasar pengambilan keputusan.
2.4 Pengalaman Usaha
2.4.1 Lama Usaha
Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, lamanya seorang pelaku
usaha atau bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi produktivitas
(kemampuan/keahliannya), sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya
produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan. Semakin lama menekuni bidang usaha akan
makin meningkatkan pengetahuan akan selera ataupun perilaku konsumen. Keterampilan
makin bertambah dan semakin banyak
pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil dijaring (Wicaksono, 2011 dalam Akhbar
Nurseta Priyandika, 2015, hal. 30).
Keahlian keusahawan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengorganisasikan dan menggunakan faktor-faktor lain dalam kegiatan memproduksi
barang dan jasa yang diperlukan masyarakat. Lama usaha seperti penelitian yang dilakukan
oleh Sunaryanto (2011) dalam Akhbar Nurseta Priyandika (2015, hal. 13) mengatakan bahwa
lamanya seorang pedagang menekuni usahanya maka akan meningkat pula
pengetahuannya dan akan berpengaruh pada tingkat pendapatannya. Dengan kata lain,
semakin lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang usaha perdagangan akan semakin
meningkat pula pengetahuan mengenai perilaku konsumen dan perilaku bisnis.
Keterampilan berdagang semakin bertambah maka semakin banyak pula relasi bisnis
maupun pelanggan yang berhasil dijaring.
2.4.2 Pengalaman Usaha
Pengalaman berusaha memperoleh banyak pembelajaran tentang informasi apa yang
dibutuhkan dan digunakan dalam pengambilan keputusan. Manajemen perusahaan akan
membutuhkan informasi yang lebih banyak akan disiapkan dan digunakan dalam
pengambilan keputusan apabila tingkat kompleksitas usaha serta persaingan semakin ketat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami
(dijalani, dirasai, ditanggung). Pengalaman juga diartikan sebagai memori episodik, yaitu
memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada
waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi. Staw dalam
penelitian Wahyuni (2012) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan usaha
merupakan prediktor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu berkaitan
dengan pengalaman sebelumnya. Kebutuhan akan pengalaman mengolah usaha semakin
diperlukan dengan meningkatnya kompleksitas lingkungan (Sugianto, 2014, hal. 2-3)
Pengalaman dalam operasional berusaha atau lamanya perusahan beroperasi berdasarkan
pada bisnis yang sudah dijalankan akan mengindikasikan kebutuhan akan informasi
akuntansi sangat diperlukan (Nicholls dan Holmes, 2011) dalam Hadiah Fitriyah (2016, hal.
20), semakin lama perusahaan beroperasi, informasi akuntansi semakin dibutuhkan karena
kompleksitas usaha semakin tinggi
2.5 Pengunaan Informasi Akuntansi Menurut Perspektif Islam Penggunaan Informasi
Akuntansi dalam melaukan usaha atau muamalah menurut Islam sangatlah penting
sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala dalam surah Al- Baqarah Ayat 282:28
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang
lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka
dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan
persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di
antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu. Asbabun Nuzul : Pada waktu rasulullah saw datang kemadinah
pertama kali orang-orang penduduk asli biasa menyewakan kebunnya dalam waktu satu,
dua, atau tiga tahun. (Q.S. alBaqarah: 282)
2.6 Penelitian Yang Relevan
2.7 Pengembangan Hipotesis
2.7.1 Pengaruh persepsi pelaku UMKM tentang akuntansi terhadap penggunaan informasi
akuntansi Persepsi pelaku UMKM tentang akuntansi dapat didefinisikan sebagai penilaian
atau sikapnya terhadap adanya akuntansi sebagai bagian dari kegiatan usaha sebagai alat
yang membantu memberikan informasi dan membantu dalam pengambilan keputusan.
Semakin baik persepsi yang diberikan oleh para pelaku UMKM tentang akuntansi, maka
pelaku UMKM akan memerlukan dan menggunakan informasi akuntansi sebagai salah satu
faktor penting dalam pengembangan usahanya di masa datang. Sebaliknya, apabila persepsi
tersebut tidak baik tentang akuntansi, maka akan mengurangi pentingnya penggunaan
informasi akuntansi oleh pelaku UMKM. Oleh sebab itu, persepsi yang baik dari pelaku
UMKM tentang akuntansi dapat memberikan pengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi.
2.7.2 Pengaruh pengatahuan akuntansi terhadap penggunaan informasi akuntansi
Pengetahuan akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu kebenaran atas informasi
mengenai pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran kejadian ekonomi untuk
pengambilan keputusan. Motivasi untuk mempelajari tentang pengetahuan akuntansi akan
meningkatkan pemahaman manajer atau pemilik untuk menerapkan akuntansi dalam
pengelolaan usahanya. Pengetahuan akuntansi juga dapat dimiliki dengan mengikut
pelatihan-pelatihan (pendidikan non-formal). Semakin tinggi motivasi untuk mempelajari
akuntansi, maka semakin baik pula pengetahuan akuntansi yang dimiliki, sehingga
penggunaan informasi akuntansi oleh pelaku UMKM menjadi hal penting dalam usahanya.
Sebaliknya, semakin rendahnya motivasi untuk mempelajari akuntansi, semakin rendah pula
pengetahuan akuntansi yang dimiliki, sehingga penggunaan informasi akuntansi menjadi
kurang dilakukan oleh pelaku UMKM. Oleh sebab itu, kualitas tingkat pengetahuan
akuntansi yang dimiliki pelaku UMKM dapat memberikan pengaruh positif terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
2.7.3 Pengaruh Pengalaman Usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi
Pengalaman berusaha memperoleh banyak pembelajaran tentang informasi apa yang
dibutuhkan dan disiapkan serta digunakan dalam pengambilan keputusan. Manajemen
perusahaan akan membutuhkan informasi yang lebih banyak akan disiapkan dan digunakan
dalam pengambilan keputusan apabila tingkat kompleksitas usaha serta persaingan semakin
ketat. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyah (2016) bahwa Pengalaman Usaha berpengaruh
positif terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi. Pengalaman dalam operasional berusaha
berdasarkan pada bisnis yang sudah dijalankan. Hal ini akan mengindikasikan kebutuhan
akan informasi akuntansi sangat diperlukan. Masa mengelola perusahaan diukur mulai dari
manajer atau pemilik usaha mengelola atau memimpin perusahaan sampai penelitian ini
dilakukan.
2.7.4 Pengaruh persepsi pelaku UMKM tentang akuntansi., pengatahuan
akuntansi, dan pengalaman usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi Persepsi
pelaku UMKM tentang akuntansi dapat didefinisikan sebagai penilaian atau sikapnya
terhadap adanya akuntansi sebagai bagian dari kegiatan usaha sebagai alat yang membantu
memberikan informasi dan membantu dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan
akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu kebenaran atas informasi mengenai pencatatan,
pengelompokkan, dan pengikhtisaran kejadian ekonomi untuk pengambilan keputusan.
Pengalaman usaha memperoleh banyak pembelajaran tentang informasi apa yang
dibutuhkan dan disiapkan serta digunakan dalam pengambilan keputusan. Semakin baik
persepsi pelaku UMKM tentang dan tingginya tingkat pengetahuan akuntansi, serta semakin
tinggi pengalaman usaha maka dapat mempengaruhi penggunaaninformasi akuntansi di
dalam menjalankan usaha.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono, Penelitian kuantitatif,
adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda- benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang
ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti tersebut. Populasi untuk penelitian ini adalah
UMKM yang ada di Kecamatan Kampar Utara. Berdasarkan data dari Kementerian koperasi
dan UKM tahun 2021, terdapat 100 UMKM di Kecamatan Kampar Utara.
Jadi semua populasi UMKM yang ada di Kecamatan KamparUtara dijadikan Sampel yaitu
100 sampel. Dengan teknik sampling jenuh (sensus) merupakan teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Dengan demikian dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.
3.3 Jenis Penelitian
Penelitian ini sebagian besar menggunakan data primer yang diperoleh dari penelitian
lapangan (field research). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode
survey dengan menggunakan kuesioner. Untuk mendukung penelitian ini, digunakan pula
data sekunder yang diperoleh melalui dokumen perusahaan dan wawancara yang tidak
dapat terjangkau dalam daftar pertanyaan
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah bagian terpenting dalam suatu penelitian karena
bertujuan untuk mendapatkan data (Sugiyono, 2011:224). Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah kumpulan
pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada subyek penelitian berdasarkan teori
yang telah dibuat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data
yang diperoleh dari sumber asli yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti. Kuesioner
diberikan kepada pelaku UMKM yang menjadisampel dalam penelitian ini.

3.5 Defenisi Variabel Operasional Penelitian


3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan regresi linear berganda multiple regression),
yaitu menganalisis pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
Kemudian dilakukan pengecekan dengan melakukan plot data untuk melihat adanya data
linear atau tidak linear, yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program computer
Statistical Product and Service Solutions (SPSS) Versi 25. Adapun teknik analisis data pada
penelitian ini terdiri dari:
a) Uji Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013:19) statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Tujuan analisis ini adalah
untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian.
b) Uji Kualitas Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner, sehingga kualitas kuisioner,
kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan dan faktor situasional merupakan
suatu yang berperan sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu hasil penelitian
sangat ditentukan oleh alat pengukur pada variabel yang akan diteliti. Jika alat yang dipakai
dalam proses pengumpulan data tidak andal atau tidak bisa dipercaya, maka hasil penelitian
yang didapat tidak akan bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya, oleh karena itu
dalam penelitian ini diperlukannya uji reliabilitas dan uji validitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu
kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk menggungkapkan
suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52). Teknik yang digunakan
untuk melakukan uji validitas adalah dengan menggunakan korelasi. Perhitungan dilakukan
dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2,
dalam hal ini n adalah jumlah sampel (Ghozali,2013:53). Jika ℎ lebih besar dari dan nilai
positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas diukur dengan uji statistik Cronbach’s Alpha , yaitu suatu variabel dikatakan
reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0.6.
c) Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ialah pengujian terhadap asumsi-asumsi statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Uji asumsi klasik
digunakan untuk memastikan bahwa pada model regresi tidak terjadi penyimpangan baik
normalitas data, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan auto korelasi.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Uji normalitas yang digunakan
yaitu analisis kolmograv- smirnov dengan menggunakan taraf signifikan 0,05. Dasar
penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila ρ- kolmograv-
smrinov test >0,05.
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2013:105). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Salah satu cara untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat
nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai tolerance >0,10 dan nilai VIF <10,
maka dapat diartikan tidak terjadi multikolinearitas pada penelitian tersebut.
3) Uji Heteroskodastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika beda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terdapat heteroskedastisitas. Uji ini dilakukan dengan melihat grafik
scatterplots dan metode Uji Glejser yang mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual
terhadap variabel independen dengan persamaan regresi |Ut| = α + βXt + vt.
d) Analisis Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, karena dalam penelitian
terdapat lebih dari satu variabel bebas (X) yang akan diuji untuk menjelaskan atau
menerangkan bagaimana pengaruhnya terhadap variabel terikat (Y). Analisis ini mempunyai
tujuan, yaitu untuk menganalisa pengaruh variabelvariabel independen (bebas) terhadap
variabel dependen (terikat). Kemudian dilakukan pengecekan dengan melakukan plot data
untuk melihat adanya data yang linier atau tidak linier. Jika hasil regresi baik, maka hasil
analisis regresi layak dijadikan sebagai rekomendasi untuk pengetahuan atau untuk tujuan
pemecahan masalah praktis. Variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen
(terikat). Kemudian dilakukan pengecekan dengan melakukan plot data untuk melihat
adanya data yang linier atau tidak linier. Jika hasil regresi baik, maka hasil analisis regresi
layak dijadikan sebagai rekomendasi untuk pengetahuan atau untuk tujuan pemecahan
masalah praktis. Persamaan analisis regresi berganda adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 +
b2X2 + b3X3 + e.
e) Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh dan membuat
kesimpulan dari hasil analisis data yang diperoleh tersebut, apakah variabel independen
(bebas) berpengaruh terhadap variabel dependen (terikat), dengan kata lain bertujuan
untuk menguji apakah hipotesis atas penelitian ini diterima atau tidak .

1. Uji Parsial (Uji t)


Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi secara parsial (uji t). uji statistik t pada
dasarnya untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen secara signifikan. Jika probabilitas sig.< 0,05 maka variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
2. Uji Simultan (Uji F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel
dependen/terikat (Ghozali, 2013:98). Dengan tingkat signifikan sebesar 5% (α =/ 0,05).
Dasar pengambilan keputusan tersebut ialah sebagai berikut:
a. Jika Probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak.
b. Jika Probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
Atau dengan cara membandingkan nilai dari F hasil dengan F hitung. Apabila nilai F hasil > F
hitung maka Ha ditolak, begitu sebaliknya jika F hasil < F hitung maka Ha diterima. Dapat
disimpulkan adanya korelasi atau hubungan antara variabel independen (bebas) dan
variabel dependen (terikat).
3. Uji Koefisien Determinasi (r2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen . Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Dengan kata lain, jika hasil uji koefisien determinasi
yang diperoleh dari hasil analisis regresi linear yang diestimasi dengan SPSS sebesar 0,630
maka berarti bahwa variasi variabel independen (bebas) yang diformulasikan dalam model
riset mampu menjelaskan variasi variabel dependen (terikat) sebesar 63%, sedangkan
selebihnya yaitu sebesar 37% dijelaskan oleh variabel independen (bebas) lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian. Pada intinya nilai koefisien determinasi yang tinggi
dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk menilai model empiris yang baik

DAFTAR PUSTAKA
Astiani, Y. (2017). No Title. In Pengaruh Presepsi Pelaku Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Tentang Akuntansi, Pengetahuan Akuntansi, dan Skala Usaha
Terhadap Penggunaan Informasi Akunatnsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Belkoui dan Riahi. A. (2012). Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Anggrayni, L. (2014). Menelusuri Persepsi Pelaku Usaha UMKM atas Penggunaan Laporan
Keuangan. Skripsi. Universitas Negeri Gorontolo.
Dewi, M. K., & Restika, V. (2018). Skala Usaha Dan Umur Usaha Yang Mempengaruhi
Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus Pada Toko Kue Dan Roti Di
Kota Padang). Jurnal Pundi, 02, 241-252
Dr. Smirat, B.Y.A. (2013). The Use Accounting Information by Small and Medium
Enterprises in South District of Jordan (An Empirical Study).Journal of Finance
and Accounting. Vol 4, N0.6
Fithoriah, S., & Pranaditya, A. (2019). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan
Akuntansi, Pengalaman Usaha Dan Skala Usaha Terhadap Penggunaan Informasi
Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah(Studi Kasus Pada Pelaku Ukm Di Jalan
Karangjati Dan Jalan Pringapus Kabupaten Semarang)
Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen. BP Universitas Diponegoro.
Semarang
Ferdinand, A.T. 2014. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk
Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Horngren, dkk. (2014). Akuntansi. Jakarta: Indeks.
Kristian, C. (2012). Pengaruh Skala Usaha, Umur Perusahaan, Pendidikan Pemilik terhadap
Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM di Kabupaten Blora. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.
Krisnaditya, A. (2013). Persepsi Pelaku UMKM atas Tujuan Laporan Keuangan.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Lestanti, D. (2015). Pengaruh Pengetahuan Akuntansi, Pengalaman Usaha, Dan Motivasi
Kerja Terhadap Persepsi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Pelaku Umkm Di
Boyolali. 1-16.
Lili, M.S., M.Pd. dan Siswanto, B. (2014). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara.
Lubis, A.I. (2011). Akuntansi keperilakuan.Jakarta: Salemba Empat.
Lubis, A.I, dan Prianthara, Teddy, I.,B.,. (2013). Akuntansi untuk Manajer. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Mulyani, S. (2014). Persepsi Urgensi Keberadaan Informasi Akuntansi pada Penggunaan
Informasi Akuntansi. Menakar Peran Profesi sebagai Engine of Reform dalam
pembangunan Global Berkelanjutan
Munawir, S., M., M. (2012). Akuntansi keuangan danManajemen. Yogyakarta: BPFE
Mulyadi. (2011). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa.Yogyakarta:
STIE YKPN.
Nwaigburu, K.O. (2014). The Use Accounting Information in Decision Making for
Sustainable Development in Negeria: A Study of Selected Tertiary
Institutions in Imo State. International Journal. Vol. 7(2), 167-175
Reeve, J.M. dkk. (2011). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Rifani, L., & Aini, N. (2016). Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Untuk
Laporan Keuangan Ukm Kampung Kue Rungkut Surabaya. Jurnal Link.
Riadi (2018). “ Pengaruh Pengaaman Usaha dan Pengetahuan Akuntansi Terhadap
Pengembangan Usaha dan penggunaan Informasi Akuntansi SebagaiVariabel
Intervening”. Universitas Muhammadiah Sumatera Utara Medan.
Sari, R.N., dan Setyawan, A.B. (2012). Persepsi Pemilik dan Pengatahuan Akuntansi
Pelaku Usaha Kecil dan Menengah atas Penggunaan Informasi Akuntansi.
Jurnal. Universitas Gunadarma.
Sofiyah, N. (2014). Persepsi Pengusaha UMKM Keramik atas Informasi Akuntansi
Keuangan berbasis ETAP. Jurnal JIBEKA. Vol 8 No1.
Supranto, J. 2011. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta: Penerbit PT
Rineka Cipta.
Soemarso. (2014). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Sobur, A. 2013. Psikologi Umum. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sriwahyuni, Dewi Retno et al (2017). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
Informasi Akuntansi Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Yang
Ada di Kota Tanjungpinang”, Artikel Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2017

Anda mungkin juga menyukai