Anda di halaman 1dari 37

USULAN PENELITIAN

PERSFEKTIF KALANGAN GENERASI MILENIAL


DALAM MENENTUKAN LAYANAN BANK DIGITAL
(FENOMENOLOGI BLU BAY BANK CENTRAL ASIA
DIGITAL)

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk


menyusun tesis pada program magister

Dosen Pengampu: DR. I GUSTI AYU NYOMAN BUDIASIH.,


S.E., M.SI.

Diajukan oleh:
NI WAYAN ASRI PRADNYANI
2281611017 (17)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2022
DAFTAR ISI

USULAN PENELITIAN.............................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iv

DAFTAR TABEL........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................4

1.5 Batasan Penelitian.....................................................................................5

BAB II..................................................................................................................6

2.1 Kajian Pustaka...........................................................................................6

2.2 Landasan Teori..........................................................................................8

2.2.1 Bank Digital.......................................................................................8

2.2.2 Keunggulan Bank Digital.................................................................11

2.2.3 Kekurangan Bank Digital.................................................................13

2.2.4 Bank Central Asia (BCA)................................................................14

2.2.5 Teori Fenomenologi.........................................................................16

2.2.6 Sistem Informasi Akuntansi (SIA)...................................................17

2.2.7 Technology Acceptance Model (TAM)............................................19

2.3 Konsep Penelitian....................................................................................21

BAB III........................................................................................................................22

3.1 Pendekatan Penelitian..............................................................................22

ii
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................23

3.3 Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................24

3.4 Informan Penelitian.................................................................................24

3.5 Jenis dan Sumber Data............................................................................25

3.5.1 Jenis Data.........................................................................................25

3.5.2 Sumber Data.....................................................................................25

3.6 Metode Pengumpulan Data.....................................................................26

3.7 Instrumen.................................................................................................27

3.8 Teknik Analisis Data...............................................................................27

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................29

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Penelitian.........................................................................................21

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Informa................................................................................................25

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi yang berkembang seperti sekarang, usaha bisnis

sangat kompetitif dan adanya perkembangan ekonomi global yang memiliki

pengaruh terhadap perkembangan industri perbankan yang terjadi di sektor jasa.

Perbankan adalah suatu perusahaan yang bergerak pada sektor jasa yang dapat

membantu perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia, hal ini terjadi

disebabkan oleh perbankan yang sebagai perusahaan jasa yang di mana dapat

menghasilkan kontribusi pendapatan nasional serta bertindak sebagai penengah

dalam menghimpun dana dari pihak masyarakat dan memberikannya kembali

kepada masyarakat yang membutuhkan guna melakukan kegiatan ekonomi

produktif (Anggraeni, 2016).

Perbankan sebagai suatu bidang yang mempunyai kiprah krusial pada

pelaksanakan pembangunan dalam mendukung global bisnis dalam segala bidang.

Dengan adanya perkembangan dalam sistem teknologi informasi yang mengalami

perkembangan semakin pesat maka, dapat mentransformasi strategi dalam dunia

bisnis perbankan dengan teknologi informasi sebagai salah satu indikator kunci

dalam proses produksi atau jasa. Teknologi ini dapat memudahkan seluruh umat

manusia termasuk negara Indonesia. Sebagai orang Indonesia, dapat merasakan

kemudahan untuk dapat mengakses informasi apapun dengan nyaman, cepat,

efektif serta secara efisien (Kasmir, 2014).

1
Dalam dunia bisnis, teknologi informasi dapat berkembang dengan mudah

serta memiliki respon baik pada perusahaan lantaran adanya teknologi yang

berjalan sesuai dengan keinginan, begitu juga global perbankan yang memberikan

akses pelayanan yang mudah. Kemajuan teknologi memiliki pengaruh yang luas

bukan hanya pada daerah perkotaan tetapi juga daerah yang jauh dari perkotaan.

Hal ini sebagai kesempatan bagi global perbankan guna melangkah lebih kedepan

dalam pelayanan yang lebih baik pada konsumen (Dsinnovate, 2021).

Pemanfaatan teknologi yang diadopsi pada sektor perbankan adalah Bank

digital yang dikembangkan oleh perbankan di Indonesia. Berdasarkan data dari

Badan Otoritas Jasa Keuangan, keberadaan dan pertumbuhan layanan bank digital

yang terjadi di Indonesia diakibatkan oleh banyak faktor, antara lain pesatnya

perkembangan teknologi komunikasi, adanya transformasi gaya hidup masyarakat

yang mengiringi perkembangan teknologi komunikasi, dan adanya kebutuhan

masyarakat akan layanan perbankan yang bersifat praktis, pragmatis, serta dapat

dijangkau di mana saja, kompetitif di industri perbankan dalam memberikan

layanan yang memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini dan kebutuhan bank akan

operasional yang efisien dan terpadu. Akses yang mudah ke teknologi

mengharuskan organisasi untuk mengadakan peningkatan kinerja untuk

memenuhi kepuasan pelanggan. Pedoman Penerapan Digital Branch yang

dilakukan oleh Bank Umum yang dikeluarkan oleh OJK pada Desember 2016,

menyebutkan bahwa teknologi informasi (TI) yaitu hal yang tidak terpisahkan

dengan perbankan karena memainkan peran yang sangat penting dalam perbankan

(Otoritas Jasa Keuangan, 2016).

2
Bank Central Asia (BCA) merupakan salah satu bank yang menerapkan

sistem bank digital. BCA mendirikan bank digital dengan produk utamanya yaitu

blu. Blu merupakan aplikasi yang mampu melayani fasilitas transaksi finansial

secara online. Anak muda yang memiliki sifat serba cashless serta semua

keinginan pelayanannya dilakukan secara online, maka bank BCA merupakan

salah satu alasan yang tepat untuk dipilih oleh kaum milenial.

Fenomena tentang adanya bank digital memberikan kemudahan bagi

semua masyarakat tidak meliputi pula bagi kaum milenial. Kaum milenial

umumnya memiliki sifat yang cenderung akan suka memanfaatkan teknologi yang

ada untuk memudahkan aktivitas mereka. Dengan adanya bank digital kaum

milenial akan merasa lebih dimudahkan dari pada dengan menggunakan bank

konvensional. Dengan sifat tersebut maka kaum milenial akan merubah akuntasi

keperilakuannya, di mana kaum milenial dapat mempengaruhi pengambilan

pertimbangan dalam menggunakan teknologi yang ada. Sistem yang digunakan

dalam fenomenologi ini yaitu aplikasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang

merupakan salah satu sistem yang dapat memudahkan para penggunanya dalam

menangani segala sesuatu yang memiliki kaitan dengan bidang akuntansi. Sistem

aplikasi berbasis digital dapat memudahkan nasabah dalam menyelesaikan apapun

yang dihadapinya. Pendekatan yang digunakan yaitu Technology Acceptance

Model (TAM). Model TAM merupakan model yang digunakan untuk

memprediksi serta menjelaskan bagaimana penggunaan teknologi sistem

informasi tersebut digunakan.

Urgensi dari adanya bank digital yaitu masyarakat tidak perlu datang ke

bank langsung untuk melakukan transaksi bahkan guna melakukan pembukaan

3
rekening atau penutupan rekening. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses

sistem bank di mana saja dan dengan waktu kapan saja. Hal tersebut dapat

mempermudah konsumen dalam urusan pelayanan yang di mana dapat dilakukan

secara mandiri seperti bertransaksi, mendapatkan informasi serta melakukan

transaksi lain di luar produk dari perbakan seperti misalnya mendapatkan nasehat

tentang keuangan, penanaman modal, serta transaksi sitem perdagangan yang

berbasis elektronik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan adanya latar belakang di atas, penulis mengasumsikan

rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi generasi milenial dalam menentukan layanan bank

digital?

2. Bagaimanakah pihak bank BCA dalam menangkap peluang pasar di

kalangan generasi milenial di kota Denpasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian

ini yaitu sebagai berikut:

1. Guna mengetahui persepsi generasi milenial dalam menentukan

layanan bank digital.

2. Guna mengetahui bagaimana pihak bank BCA dalam menangkap

peluang pasar di kalangan generasi milenial di kota Denpasar

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka manfaat dari penelitian

tersebut yaitu sebagai berikut:

4
a. Manfaat Teoritis:

1. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam bidang ilmu

perbankan yang dapat membantu dalam memajukan transaksi

digital di sektor perbankan.

2. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya serta menambah pengetahuan pembaca mengenai

faktor yang memiliki pengaruh terhadap minat nasabah untuk

menggunakan digital banking.

b. Manfaat Praktis:

1. Bagi peneliti, yaitu penelitian ini dapat memberikan wawasan

tentang faktor yang secara khusus dapat memiliki pengaruh

terhadap minat nasabah dalam menggunakan perbankan digital.

2. Bagi bank, yaitu penelitian ini dapat memberikan informasi

mengenai pentingnya berinovasi dalam mengembangkan

perbankan global dalam hal penawaran layanan kepada nasabah

dan operasionalnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, yaitu peneliti ingin mengembangkan

ilmu yang berkaitan dengan faktor yang mendorong minat nasabah

dalam menggunakan referensi bank digital.

1.5 Batasan Penelitian

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu emphaty, ekspektasi,

reliability, assurance, responsiveness, dampak sosial dan dukungan yang dapat

5
mempengaruhi minat generasi milenial terhadap adanya bankan digital pada bank

BCA.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KONSEP PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Observasi terdahulu digunakan guna sebagai acuan dalam pembautan

penelitian ini. Adapun observasi terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Mutiara Apriza penelitian ini dilakukan

pada tahun 2021, yang mengambil penelitian mengenai “Manfaat Penggunaan

Layanan Digital Bagi Nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Ipuh”.

Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan metode

dengan metode deskriptif. Informa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 2

karyawan serta 7 nasabah dari PT. BSI KCP Ipuh. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan yaitu melalui wawancara, observasi serta dokumentasi. Hasil

penelitiannya yaitu pemanfaatan fasilitas digital yang dialokasikan kepada

konsumen BSI memiliki dampak yang sangat bermanfaat, hal ini dikarenakan

fasilitas yang mendukung serta adanya kemudahan dalam pengaplikasiannya:

praktisberdaya guna positif dan mudah digunakan, hemat dalam penggunaan

biaya dan waktu, mampu dipakai kapan dan di manapun, serta bebas tarik tunai.

Penelitian kedua dilakukan oleh Gita Putri Maulidya dan Nur Afifah,

penelitian ini lilakukan pada tahun 2021, yang mengambil penelitian mengenai

“Perbankan Dalam Era Baru Digital: Menuju Bank 4.0”. metodelogi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan deskriptif kualitatif yang

menggambarkan tentang fenomena perkembangan terknologi digital yang saat ini

7
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu berupa literature, berita, wawancara, serta pengamatan secara langsung

dengan apa yang terjadi dalam teknologi keuangan. Hasil yang diperoleh yaitu

dengan adanya perubahan teknologi memiliki perimbangan yang berimbang

dengan adanya ambisi seseorang dalam mendeteksi kemudahan dalam segala

urusannya. Misalnya kemudahan dalam urusan keuangan yang di mana

bersangkutan langsung terhadap layanan perbankan. Dengan adanya

perkembangan digital 4.0 mengakibatkan adanya kesempatan bagi bank dalam

melakukan pembaruan dalam memberikan fasilitas kepada konsumennya.

Konsumen akan cenderung memilih penyedia fasilitas keuangan yang dapat

memberikan kelancaran serta keamanan. Dengan terdapatnya layanan bank digital

maka diharapkan akan dapat mempermudah serta memperluas sistem konsumen

dalam memanfaatkan layanan keuangan.

Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Berry A. Harahap, Paksasa Bary

Idham, Anggita Cinditya M. Kusuma, Robbin Nur Rakhman. Adapun judul

penelitian yang digunakan yaitu “Perkembangan Financial Technology terkait

Central Bank Digital Currency (CBDC) terhadap Transmisi Kebijakan Moneter

dan Makroekonomi”. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teoritis

serta menggunakan CGE. Analisis yang digunakan yaitu analisis empiris di mana

dilakukan sebagai pedalaman penelitian terhafap volasitas uang. Hasil analisis

yang diperoleh yaitu secara teoritis implementasi CBDC dengan mekanisme akses

secara langsung dapat mengakibatkan meningkatnya suku bunga deposito.

Penelitian terakhir dilakukan oleh Annisa Indah Mutiasari yang dilakukan

pada tahun (2020), penelitian yang diambil yaitu mengenai “Perkembangan

8
Industri Perbankan Di Era Digital”. Metode dalam penelitian ini yaitu

menggunakan deskriptif kualitatif. Penelitian ini akan menjelaskan mengenai

fenomena yang terjadi dalam perkembangan teknologi. Penelitian ini akan

memberikan uraian mengenai perkembangan teknologi keuangan terhadap

layanan perbankan yang selama ini menjalankan operasional secara konvensional.

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa literature, berita,

wawancara serta dengan pengamatan langsung dengan apa yang diamati pada

teknologi keuangan. Hasil yang diperoleh yaitu pertumbuhan teknologi serta

internet yang mengalami perubahan semakin cepat dijadikan sebagai keuntungan

serta kemudahan dalam memperoleh sesuatu yang mengakibatkan pekerjaan

seseorang dapat dilakukan dengan lebih mudah dan terencana. Dengan adanya

perkembangan maka harus dilakukan edukasi terhadap masyarakat, agar paham

dengan teknologi yang berkembang.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Bank Digital

Bank digital memiliki pengaruh utama dalam meminimalisir biaya

terhadap operasional, serta digitalisasi bank untuk skema investasi keinginan

kedepannya. Area perbankan dengan gampang menembus pasar yang lebih luas

dengan menggunakan cara meminimalisir taksiran penanaman modal yang

dimanfaatkan dalam peresmian cabang dan kantor kas kecil lainnya. Karena hal

tersebut maka, bank harus memperbaharui prasarana teknologi informasi.

Terkecuali dengan perkembangan bisnis e-commerce, perusahaan perbankan

wajib untuk menirukan gaya perundingan digital hingga dapat menghasilkan

sektor terbaru pada perusahaan dalam hal fintech serta fasilitas keuangan banking

9
berbasis internet yang mengalami perkembangan sangat pesat di Indonesia

(Vishnuvardhan et al., 2020).

Bank digital mampu mempengaruhi konsumen dalam melaksanakan

transaksi perbankan yang dapat dilakukan pada kantor cabang. Bank digital

merupakan sebuah fasilitas yang dimanfaatkan dalam melaksanakan transaksi

perbankan menggunakan kapasitas elektronik atau bank digital, yang

memungkinkan konsumen bank guna melaksanakan transaksi perbankan secara

langsung. Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan, bankan digital berfokus pada

pemanfaatan peralatan elektronik atau dengan menggunakan sarana digital yang

dimiliki oleh bank dan mesin digital yang dimiliki oleh calon konsumen guna

melakukan transfer informasi komunikasi, pendaftaran, pembuatan rekening,

transaksi perbankan, dan penghentian rekening. Hal ini dapat termasuk dalam

memperoleh informasi serta transaksi baik dalam bentuk bukan perbankan (Patel

& Patel, 2018).

Quesada (2017) menyampaikan bahwa pada saat teknologi mengizinkan

sistem keuangan, mengizinkan transformasi bank digital, mempersingkat waktu

dan uang dalam pemanfaatan pada bidang keuangan yang berpengaruh akibat

adanya transformasi digital. Data Bank Indonesia (2016) memperlihatkan bahwa

pada tahun 2015 saja, jumlah seluruhnya dari nilai transaksi e-money mengalami

peningkatan yang awalnya dari 4,3 triliun pada 2014 mengalami peningkatan

menjadi 5,2 triliun. Hal tersebut mengakibatkan industri perbankan menjadi salah

satu area bisnis yang dipaksa untuk melakukan modifikasi digital dalam

mempertahankan kesuksesan guna menghadang persaingan yang ketat. Hal

10
tersebut dilakukan guna merespon perilaku konsumen yang dirubah akibat adanya

digitalisasi.

Ditemukan tiga faktor terpenting dalam adanya agenda perubahan bank

digital yaitu sebagai berikut:

1. Perbuahan digital akan mengakibatkan adanya perubahan terhadap sistem

kerja perbankan agar transaksi paper-intensive lebih gampang dalam

pemanfaatannya.

2. Bank penting dalam hal mendengarkan konsumen serta memperbaiki

pengalaman konsumen di luar otomatisasi.

3. Hambatan terbesar ketiga yaitu memberitahukan akan adanya budaya baru

dalam perusahaan. Peraturan yang ketat dalam sistem operasional

perbankan mengakibatkan adanya pembatasan dalam kreativitas.

Dalam masa teknologi perbankan secara umum dapat digolongkan dalam

3 masa atau era yaitu era tradisional banking, era internet banking, serta era digital

banking. Era tradisional banking dapat ditandai dengan tergantungnya operasional

perbankan dengan kantor cabang serta keberadaan fisik karyawan perbankan. Alat

yang umum digunakan dalam masa ini yaitu mesin ATM. Ketika internet telah

berkembang serta digunakan secara massif, maka muncullah era internet bangking

yang dapat ditandai dengan transaksi perbankan melibatkan perangkat lunak

dengan jaringan internet. Sedangkan adanya kantor cabang lebih banyak

digunakan dalam keperluan administrasi perbankan saja. Alat transaksi yang

dimanfaatkan dalam internet banking yaitu perangkat lunak dengan sistem

jaringan internet. Di mana kantor cabang hanya akan digunakan dalam keperluan

web banking atau mobile banking. Era digital banking dapat ditandai dengan

11
munculnya pernakan yang tidak lagi memerlukan kantor cabang serta dokumen

fisik. Hal tersebut karena semua kegiatan perbankan dapat dilakukan

menggunakan perangkat lunak serta aplikasi bank digital, kegiatan tersebut

misalnya seperti pendaftaran, transaksi perbankan maupun administrasi

perbankan. Era digital banking, aplikasi yang digunakan sudah terintegrasi dengan

ekosistem keuangan lainnya seperti e-money, mampu menjadi rekening dana

nasabah yang terintegrasi melalui aplikasi investasi, serta layanan keuangan

lainnya. Era digital banking dapat mampu meningkatkan kemampuan akan adanya

teknologi, internet serta mobile banking dalam melayani keputusan keuangan

nasabah (Dsinnovate, 2021).

2.2.2 Keunggulan Bank Digital

Menurut Margaretha, (2015) keunggulan yang dimiliki oleh bank digital

yang tidak hanya menawarkan tentang kemudahan yang terkait dengan layanan,

namun juga menghadirkan rasa aman kepada konsumennya. Dalam bentuk

perubahan teknologi, bank digital memberikan ragam keuntungan yang bisa

dinikmati oleh konsumen. Adapun keuntungan tersebut yaitu:

a. Layanan yang diberikan 24 Jam

Dengan menggunakan sistem teknologi online, maka fasilitas bank digita,

dapat digunakan oleh konsumen serta penggunanya kapan dan di mana

saja, sesuai dengan keperluan konsumen. Agar memenuhi kebutuhan dari

para konsumen maka bank digital memberikan fasilitas perbankan yang

dapat digunakan 24 jam tampa ada Batasan. Dengan menggunakan bank

digital maka dapat melakukan aktivitas perbankan misalnya seperti

melakukan transfer, pembayaran, pembukaan rekening, penutupan

12
rekening, fasilitas CS tampa harus datang ke bank langsung serta para

konsumen tidak perlu meluangkan waktunya guna melakukan aktivitas

perbankan mereka, di mana semua layanan tersebut dapat dilakukan 24

jam.

b. Biaya Admin Terjangkau

Terjangkaunya biaya administrasi yang diberikan oleh pihak bank.

Apabila nasabah melakukan transfer atau pembayaran menggunakan

mesin ATM maka konsumen akan dikenakan biaya administrasi yang di

mana bebannya diberikan kepada dana konsumen yang ada di dalam

rekening, tetapi jika menggunakan bank digital, umumnya akan diberikan

promo atau layanan bebas biaya administrasi. Dengan adanya keuntungan

ini maka konsumen akan diuntungkan dalam menghemat pengeluaran dari

sumber dana yang terdapat dalam rekening konsumen.

c. Layanan Keuangan Inklusif

Pihak bank akan wajib memberikan dasilitas guna menjangkau masyarakat

yang lebih luas. Dengan hal ini bank digital dapat memberikan layanan

perbankan secara optimal meski terdapatkonsumen yang berada di

pedalaman. Selama nasabah memiliki smartphone serta memiliki koneksi

yang stabil, maka konsumen dengan mudah dapat memaksimalkan

fasilitas bank digital guna memenuhi kebutuhan perbankan yang

dibutuhkan oleh konsumen.

Melihat dari segi perusahaan, bankan digital diharapkan dapat memberikan

efisiensi yang sangat baik. Bank digital jika dioperasikan dengan optimal akan

mengakibatkan penurunan rasio beban atas pendapatan atau cost to income dari

13
kisaran 40 hingga mencapai 45 persen untuk perbankan di Indonesia saat ini

menjadi 25 hingga mencapai 30 persen. Kemampuan operasi ini diakibatkan dari

adanya penggunaan prasarana digital dan virtual dibandingkan dengan

pemanfaatan prasarana fisik yang mengharuskan kantor cabang dan karyawan di

lini depan.

2.2.3 Kekurangan Bank Digital

Menurut Margaretha, (2015) Kekurangan yang terdapat dalam bank digital

yaitu:

a. Risiko Keamanan

Transaksi yang dilakukan dalam bank digital seluruhnya dilakukan melalui

sistem online di mana konsumen tidak datang langsung ke bank tersebut.

Dengan hal tersebut maka konsumen akan lebih rentan dalam mengalami

peretasan atau pembobolan akun milik sendiri. Dalam hal ini nasabah

disarankan untuk rutin dalam mengubah kata sandi aplikasi perbankan

secara berkala. Konsumen juga dapat mengecek transaksi perbankan yang

dilakukan secara rutin, agar dapat mengetahui alur keluar dan masuknya

dana yang dimiliki.

b. Bergantung Dengan Koneksi Internet

Transaksi yang dilakukan dalam bank digital akan sangat tergantung

dengan adanya koneksi internet, baik dalam hal melakukan transfer,

transaksi perbankan lainnya, membuka rekening, atau menutup rekening

seluruhnya akan dilakukan dengan menggunakan koneksi internet. Hal ini

akan menjadi kendala apabila konsumen berada di daerah terpencil yang

sulit mengakses internet, kehabisan kuota internet, serta yang paling fatal

14
yaitu kehabisan baterai ponsel. Dengan adanya hal tersebut maka nasabah

perlu mewaspadai saat ingin menlaksanakan transaksi digital serta tetap

menyiapkan baterai ponsel serta kuota internat yang memadai.

c. Borosnya Konsumen

Dengan kemudahan yang diberikan maka membuat potensi seseorang

untuk hidup semakin boros. Dengan bank digital masyarakat dapat

berbelanja hanya melalui smartphone tampa mengunjungi tokonya

langsung. Semua transaksi bisa dilakukan dengan mudah melalui bank

digital. Tidak bisa dipungkiri, manusia akan tidak sadar dengan semakin

borosnya saat berbelanja. Agar hal ini terhindari maka masyarakat perlu

pintar-pintar menahan godaan yang diberikan oleh kemudahan fasilitas

yang ada.

2.2.4 Bank Central Asia (BCA)

Bank Central Asia merupakan bank swasta terbesar yang berada di

wilayah Indonesia. BCA merupakan bank yang telah melakasanakn adaptasi

dengan adanya perkembangan teknologi saat ini hingga bank BCA memiliki

perkembangan digital yang berkembang sangat pesat. Selain BCA memperhatikan

kapuasan nasabah bank BCA saat ini telah mengembangkan solusi perbankan

tepat yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Bank BCA hingga saat ini terus

memperbaharui dan konsisten guna menerapkan inovasi terhadap bank digital di

tengah berkembangnya transformasi digital (www.bca.co.id. 2020).

Keunggulan bank BCA dlaam memperhatiakn pelayanan yang diberikan

secara lengkap serta prima telah mengakibatkan bank BCA sebagai salah satu

bank yang dengan kapasitas pasar terbesar yang berada di Asia Tenggara. Dalam

15
hal ini bank BCA menempatkan posisinya sebagai bank dengan reputasi baik

selama penilaian selama tahun 2019. Dengan perkembangan jaman seperti

sekarang dapat mengakibatkan frekuensi transaksi bank BCA melalui digital

channel mengalami peningkatan yang cukup pesat, di mana posisi transaksi di

kantor cabang mengalami pengurangan. Pada tahun 2018, frekuensi transaksi di

kantor cabang sebesar 2% serta pada tahun 2019 total transaksi di kantor cabang

mengalami penurunan sekitar 2,5% (www.bca.co.id. 2020).

Bank BCA sudah umum dengan adanya transaksi via digital serta semua

transaksi dilakukan secara online. Dengan hal tersebut bank BCA mendirikan

adanya bank digital, yaitu bank digital BCA. Kaum milenial membutuhkan

sentuhan khusus yang berupa fitur-fitur khusus yang sesuai dengan kebutuhan

kaum milenial. Bank BCA terus berkembang dengan menggaet nasabah milenial

Indonesia. Hingga September 2021, bank BCA digital mengungkapkan terdapat

lebih dari 15.000 rekening yang dibuka melalui layanan blu atau bank digital

milik BCA, adapun transaksinya mencapai Rp 40 milliar (www.bca.co.id. 2020).

Blu merupakan aplikasi yang transaksinya finansialnya dilakukan secara

online. Sejak diluncurkannya pada 22 Juli 2022 Blu by BCA telah mampu

melayani sekitar 806.000 penggunaan per 15 Juli 2022. Adapun dana pihak ketiga

(DPK) yang di mana mencakup tabungan, giro, serta deposito mencapai Rp 4,4

triliun. Blu BCA Digital merupakan sutau aplikasi mobil banking yang dimiliki

oleh bank BCA dengan menggunakan sistem aplikasi Blu serta aplikasi BCA

Digital. Seperti aplikasi mobil banking, aplikasi blu dapat digunakan untuk

transaksi dalam waktu 24/7 jam yang semua sistemnya mengguanakan internet.

Aplikasi blu dapat digunakan mulai dari transfer antar bank, tarik tunai, transaksi

16
layanan secara digital, informasi tentang perbankan serta pembukaan rekening

maupun penutupan rekening yang dapat dilakukan dimana saja asalkan terdapat

internet (www.bca.co.id. 2020)

2.2.5 Teori Fenomenologi

Teori ilmu sosial serta teori komunikasi merupakan bagian dari tradisi

penelitian. Terdapat sejumlah pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami

dan menganalisis fenomena sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Salah satu yang termasuk dalam pendekatan teoretis studi komunikasi adalah

pendekatan fenomenologis. Fenomenologis umumnya akan berfokus pada

pengalaman sadar individu itu sendiri. Teori komunikasi yang dapat diartikan

sebagai tradisi dalam fenomenologis, mengasumsikan bahwa semua orang secara

langsung melakukan pengalaman yang dilihat serta dialami yang mengakibatkan

seseorang dapat mengetahui lingkungan mereka melalui pengalaman secara

langsung (Tuffour, 2017).

Fenomenologi bermula dari kata Yunani phainomenon, yang berarti “yang

tampak” dan logo, yaitu informasi. Dengan hal tersebut maka, fenomenologi

merupakan suatu ilmu yang bertujuan untuk mengetahui penjelasan tentang

realitas yang terlihat. Fenomenologi menghasilkan penjelasan dan analisis

psikologis terhadap jenis aktivitas mental subjektif, pengalaman, dan aktivitas

sadar. Fenomena merupakan suatu fakta yang diakui dan dimengerti oleh

manusia. Dugaan utama fenomenologi yaitu seseorang secara aktif akan

menafsirkan pengalamannya terhadap hal yang pernah terjadi. Dengan hal

tersebut maka, interpretasi merupakan suatu proses langsung yang memberikan

makna pada tindakan kreatif (Morissan, 2013)

17
Fenomena dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama yaitu, fenomena

yang mengacu dengan adanya realitas di luar nalar. Kedua yaitu, fenomena dari

adanya kesadaran manusia, di mana fenomenologi selalu terdapat pada kesadaran

setiap orang. Analisis fenomenologis berhubungan dengan adanya studi yang

cermat dan menyeluruh tentang kesadaran terhadap hal yang pernah dilakukan

oleh seseorang. Identifikasi fitur-fitur penting dari pengalaman sadar adalah

menyeluruh dan terperinci. Stanley Deetz mengemukakan tiga prinsip dasar

fenomenologi yaitu sebagai berikut

1. Pertama, kepandaian ditemukan secara bersinambung dalam pengalaman

sadar,

2. Kedua, makna objek terdiri dari pengaruh objek dalam kehidupan

manusia. Dengan kata lain, cara seseorang mengetahui sesuatu dengan

menentukan maknanya bagi diri sendiri.

3. Ketiga adalah bahasa adalah salah satu sarana dari makna.

Dari tiga Prinsip fenomenologis Stanley Deetz diketahui bahwa

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat berasal dari pengalaman hidup

dan bahasa merupakan salah satu alat komunikasi untuk memaknai sesuatu.

Proses ini dapat disebut sebagai interpretasi, di mana interpretasi yaitu persoalan

yang terpenting dalam teori fenomenologi.

2.2.6 Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu sistem yang dirancang

dengan tujuan mengumpulkan serta menampilkan informasi akuntansi sehingga

akuntan mampu membuat keputusan yang tepat. Sistem ini memiliki fungsi untuk

mengumpulkan, mencatat, serta memproses data keuangan serta data non

18
keuangan yang memiliki kaitan dengan transaksi guna menghasilkan informasi

yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem informasi

keuangan dapat memungkinkan terciptanya keteraturan dalam internal organisasi.

SIA mampu mengumpulkan serta memproses transaksi serta menyajikan

informasis keuangan kepada pihak yang memiliki kepentingan. (Kieso, et al,

2014).

Menurut Bodnar serta Hopwood (2000) menjelaskan bahwa sistem

informasi akuntasi merupakan suatu kumpulan sumber daya, seperti misalnya

manusia serta peralatan, yang dirancang guna mengubah data keuangan serta data

lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut kemudian dikomunikasikan

kepada parapembuat keputusan. Sistem informasi akuntasi akan melakukan hal

tersebut baik dengan sistem manual atau dengan sistem terkomputerisasi. Sistem

informasi akuntansi menggunakan berbagai aktivitas yang sistematik guna

menghasilkan informasi yang relevan.

Husein, (2004) mengungkapkan bahwa elemen terpenting dari sistem

informasi akuntansi yaitu sebagai berikut:

1. Pemakaian Akhir (End User)

Pemakaian akhir ini terdiri dari pemakaian akhir ekternal serta pemakaian

akhir internal. Pemakaian akhir ekternal yaitu terdiri dari para kreditur,

pemegang saham, investor potensial, pajak, pemerintahan, pemasok serta

pelanggan. Sedangkan pemakaian akhir internal yaitu pihak manajemen di

setiap tingkat organisasi

2. Sumber Data

19
Sumber data merupakan transaksi keuangan yang memasuki sistem

informasi baik berasal dari sumber ekternal maupun sistem internal.

3. Pengumpulan Data

Tahapan ini merupakan tahap operasional yang memiliki tujuan untuk

memastikan bahwa data yang memasuki sitem tersebut merupakan benar,

lengkap, serta bebas dari kesalahan.

4. Pemrosesan Data

Dalam proses ini data diolah guna menghasilkan informasi yang

diinginkan. Proses ini meliputi pengklasifikasian, penjabaran, pernyotiran,

batching, menggabungkan, kalkulasi, ikhtisar, serta membandingkan.

5. Manajemen Database

Manajemen database memiliki tujuan yaitu menyimpan, memperbaiki,

mamanggil, serta melakukan penghapusan terhadap data.

6. Penghasilan Informasi

Penghasilan informasi merupakan proses pengumpulan, mengatur format,

serta menjadikan informasi kepada para penggunanya.

7. Umpan Balik

Hal ini merupakan hasil akhir yang akan dikirim kembali ke sistem

sebagai sumber data. Umpan balik bersifat internal atau eksternal serta

digunakan untuk memulai atau melakukan pengubahan terhadap suatu

proses.

20
2.2.7 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) atau medel penerimaan teknologi

pertama kali diusulkan oleh Davis et al pada tahun 1989. TAM mengasumsikan

bahwa keyakinan mengenai kegunaan serta kemudahan dalam penggunaan selalu

menjadi penentu utama dari adopsi TI/SI dalam suatu organisasi. Kedua

determinan tersebut merupakan sikap dasar terhadap penggunaan sistem tertentu

yang selanjutnya akan menentukan niat untuk menggunakan serta kemudian dapat

menghasilkan penggunaan yang sebenarnya. Kegunaan yang dirasakan

didefinisikan mengenai sejauh mana seseorang dapat percaya bahwa

menggunakan suatu sistem akan dapat meningkatkan kinerja pekerjaannya (Nasri

& Charfeddine, 2012).

Model TAM yang dikembangkan dari psikologi menjelaskan mengenai

perilaku penggunaan computer, yaitu merupakan suatu hubungan antara

keyakinan, sikap, keinginan serta perilaku penggunaan. TMA menentukan sikap

perilaku terhadap suatu penggunaan yaitu kemudahan penggunaan serta

kemanfaatan. TAM memiliki tujuan yaitu mampu menjelaskan faktor penentu

penerimaan teknologi yang berbasis informasi secara general serta mampu

menjelaskan tingkah laku pemakai terakhir (end user) teknologi informasi yang

dipakai dengan variasi yang cukup luas serta populasi pemakaiannya (Davis,

1989).

Dalam TMA, penerima penggunaan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

adanya kegunaan (perveived usefulness) serta kemudahan penggunaan (Perceived

ease of use). Kedua faktor tersebt merupakan suatu perbedaan yang sangat terlihat

yang terdapat pada TMA. Dalam TMA tidak terdapat kontruk norma subjektif

21
(subjectif norm) serta tidak terdapat kontrol terhadap perilaku (perceived

behavioral control) (Davis, 1989).

Manfaat dalam menggunakan TMA yaitu terletak pada tingkat

kepercayaan seseorang mengenai pemanfaatan suatu teknologi yang akan

membebaskannya terhadap dunia usaha. Kemudahan dapat diartikan sebagai

tingkat di mana seseorang dapat meyakini bahwa dalam penggunaan sistem

informasi merupakan suatu hal yang mudah serta tidak diperlukan usaha yang

besar dalam pemanfaatannya (Davis, 1989).

2.3 Konsep Penelitian

Konsep penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut

ini:

Faktor Nasabah Penggunaan Bank Digital

Analisis Validasi Data

Hasil Dan Pembahasan

Simpulan dan Saran

Gambar 2.1 Konsep Penelitian

22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengaplikasikan bentuk analisis lapangan,

studi rinci mengenai unit sosial tertentu, kelompok, individu, lembaga, serta

masyarakat, yang menghasilkan dampak narasi dari setiap unit yang lengkap serta

terorganisir dengan baik yang diuji pada penelitian ini. Model strategi yang

dimanfaatkan pada penelitian ini yaitu sistem Penelitian Kualitatif. Penelitian

kualitatif deskriptif mempunyai tujuan guna pengungkapan keadaan, fakta,

fenomena variabel serta keadaan yang terlibat pada saat penelitian berjalan serta

menghasilkan apa adanya. Metode yang dimanfaatkan pada penelitian ini yaitu

metode deskriptif yang berisi observasi tentang cerita yang sangat terperinci atau

deskripsi detail mengenai tuturan asli subjek penelitian.

Penelitian kualitatif dilaksanakan dengan sistem pendekatan

fenomenologis. Penelitian fenomenologis merupakan salah satu jenis penelitian

kualitatif yang memandang serta mendengar gambaran dan interprestasi mengenai

pengalaman individu secara lebih rinci serta lebih detail. Penelitian fenomenologi

mempunyai satu harapan untuk memaknai serta mengungkapkan pengalaman

seseorang dalam kehidupannya, tergolong dalam interaksi dengan orang lain serta

dengan lingkungan. Dalam kerangka penelitian kualitatif, eksistensi suatu

fenomena didefinisikan sebagai nyata serta muncul dalam ingatan peneliti dengan

23
memanfaatkan metode dan deskripsi tertentu tentang bagaimana mekanisme

sesuatu sampai bisa dikatakan nyata dan dapat diinterpretasikan.

Fenomena yang terjadi di masyarakat mengenai penggunaan bank digital

tidak lepas dari akuntasi keperilakuan dari seseorang. Pengambilan keputusan

masyarakat dalam menggunakan bank digital merupakan fokus dari organisasi

modern. Akuntasi keperilakuan memengaruhi sifat perilaku manusia. Akuntasi

keperilakuan memperhatikan hubungan yang dihasilkan manusia dengan

informasi atau tindakan yang dilakukan serta dengan hal tersebut dapat

mempengaruhi keinginan manusia. Dalam penelitian ini akan bertujuan untuk

membuktikan bahwa dengan adanya kemajuan teknologi maka akan

mempengaruhi keputusan masyarakat dalam memilih penggunaan bank digital

yang di mana bank digital memiliki banyak keuntungan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang akan digunakan yaitu lingkungan yang tempatnya

ramai, misalnya Lapangan Puputan Badung, Lapangan Renon, dan Pantai sanur

yang di mana semuanya berlokasi di daerah Denpasar serta kantor Bank BCA

daerah Denpasar. Penelitian menentukan lokasi ini dikarenakan berkedudukan di

pusat kota, yang di mana kebanyakan dari masyarakat niscaya pernah

menggunakan bank digital serta daerahnya mudah untuk dijangkau. Adapun

durasi pengambilan data yaitu dilakukan pada sore hari kurang lebih pukul 17.00

sampai selesai. Latar belakang pemilihan waktu tersebut yaitu, umumnya

masyarakat sudah bersantai pada saat sore hari dengan hal tersebut menjadi lebih

mudah untuk mendapatkan data.

24
3.3 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam hal ini peneliti menetapkan penelitian yaitu hanya membahas

persfektif kalangan generasi milenial dalam menentukan layanan bank digital,

yang akan dilakukan agar penelitian dapat lebih terencana serta fokus peneliti

dalam hal penggarapan data yang akan dilakukan. Ruang lingkup dalam penelitian

ini yaitu pilihan nasabah dalam memilih bank digital. Pendekatan yang dilakukan

yaitu melalui pendekatan fenomenologi yang mengambil objek penelitian yaitu

kaum millinneal yang menggunakan bank digital serta kepala bank cabang BCA

yang ada di Denpasar. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara secara

langsung yaitu melalui pendekatan wawancara terstruktur, observasi lapasang

serta dokumentasi yang dimiliki oleh narasumber.

3.4 Informan Penelitian

Informan merupakan subjek dari penelitian di mana data penelitian

diperoleh dari mereka. Subjek tersebut mempunyai pengetahuan yang banyak

serta mendalam terhadap penelitian tersebut sehingga mereka dapat memberikan

informasi yang penting. Informan memiliki fungsi untuk memberikan umpan

balik atas data yang diteliti.

Pada penelitian ini informan utama serta key informan yang digunakan

yaitu kaum millinneal yang di sini berfungsi sebagai informa utama serta kepala

kantor cabang BCA di kota Denpasar sebagai key informa. Kriteria yang

digunakan dalam informan penelitian ini yaitu berdomisili di daerah Denpasar,

mengetahui bank digital, dapat memberikan alasan dengan benar, mengetahui

pengaruh dari bank digital, memiliki peran serta dengan permasalahan yang

diteliti.

25
Guna memudahkan dalam sistem pengumpulan data serta informasi yang

diharapkan maka dapat dejelaskan tentang data informan dan key informan yang

akan digunakan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Daftar Informa Penelitian

No Keterangan Jumlah

1 Kepala Cabang 5 Orang

2 Kaum Millinneal 10 Orang

Total 15 Orang

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif. Di

mana data kualitatif merupakan data yang berupa kata-kata. Data tersebut didapat

dengan teknik pengumpulan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Selain data kualitatif data tersebut juga dapat berupa rekaman maupun gambar

dari hasil yang didapat.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan penulis pada penelitian ini yaitu data primer,

di mana data yang didapat diperoleh langsung dari lembaga penelitian, seperti

misalnya melalui wawancara dan pengisian kuesioner. Data primer dipergunakan

dalam penelitian sebagai data dasar dari pengguna layanan bank digital serta

merupakan sumber data dari survei publik selaku data penelitian. Sumber data

dalam suatu penelitian yaitu subjek dari siapa data itu didapat. Dalam penelitian

ini, penulis memanfaatkan data primer sebagai sumbernya. Peneliti memanfaatkan

penelitian lapangan dalam melakukan penyebaran survey kepada nasabah bank

26
digital guna menghimpun data dalam penelitian yang dilaksanakan. Selain itu,

peneliti memanfaatkan data sekunder berupa penelitian terdahulu dan berbagai

jurnal baik jurnal nasional atau jurnal internasional sebagai referensi untuk

mendukung pembahasan penelitian.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini

meliputi:

a. Observasi

Observasi adalah pemantauan yang dilakukan secara langsung tentang

observasi atau tempat yang digunakan untuk mendapatkan penjelasan serta

menjumpai masalah guna dilakukan penelitian. pemantauan aktivitas

aktual yang berlangsung di tempat dapat diartikan dalam situasi pendataan

yang seksama serta akurat, pengelolaan serta investigasi objektif dari apa

yang diamati. Dalam hal ini peneliti melaksanakan penelitian melalui

pengumpulan data yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan

guna mendapatkan data arsip yang dianggap penting. Observasi yang

dignakan yaitu dapat berupa observasi pra-penelitian, saat penelitian, serta

pasca-penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai metode pembantu,

dengan tujuan guna mengetahui bagaimana kaum millinneal dalam

pemilihan bank digital.

b. Wawancara

Untuk penelitian ini, wawancara dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancara. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara

terstruktur yaitu dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan yang disusun sesuai

27
dengan masalah yang diteliti di mana jawaban-jawaban responden dapat

dicatat serta direkam.

c. Dokumentasi

Penelitian dokumentasi atau pengarsipan merupakan mekanisme

pengumpulan data yang tidak langsung disajikan terhadap subjek

penelitian. Penelitian dokumen adalah jenis pengumpulan data yang

menginvestigasi beraneka macam jenis arsip yang di gunakan selama

penyelidikan data.

3.7 Instrumen

Dalam penelitian kualitatif, media atau sarana utama pengumpulan data

yaitu peneliti itu sendiri beserta dengan cara mencermati, bertanya,

mendengarkan, meneliti serta mempersatukan data penelitian. Peneliti perlu

mendapatkan data yang otentik untuk memetapkan bahwa mitra diskusi bukan

satu-satunya yang diwawancarai. Metode kualitatif memiliki tujuan untuk

menggambarkan data investigasi secara naratif. Instrument yang digunakan antara

lain kamera, handphone untuk recording, pulpen, pensil, buku, serta art book.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data kualitatif mencontoh konsep Miles dan Hiberman

yaitu kegiatan dalam analisis data kualitatif yang dilaksanakan secara interaktif

serta berjalan secara terus menerus hingga selesai, hal ini disebut kebosanan

karena dilakukan secara interaktif serta bekerja secara terus menerus sampai

selesai. Tindakan analisis data kualitatif merupakan reduksi data, display data,

deadline data. Langkah analisis data yaitu sebagai berikut:

28
a. Pengumpulan Data

Hal ini diakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari

lapangan dengan sistem observasi, wawancara, dan dokumentasi.

b. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan ketika data berhasil dikumpulkan. Peneliti

melakukan investigasi atas jawaban yang diperoleh dengan menyebarkan

data tersebut yaitu wawancara, observasi serta dokumentasi yang

dilaksanakan oleh peneliti. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

penghalusan data serta selanjutnya melakukan perbaikan kata serta kalimat

yang digunakan, dapat menyampaikan pemberitahuan tambahan serta

menghilangkan informasi yang tidak berguna.

c. Penyajian Data

Hal ini merupakan sistem pelaporan serta pemaparan secara tertulis.

Penyajian data dalam hal ini dalam bentuk paparan hasil observasi,

wawancara serta dokumentasi yang dapat diperoleh setelah melaksanakan

pengumpulan data serta pengolaha data yang di mana sekaligus mengkaji

teori yang telah dijelaskan.

d. Kesimpulan data

Hal ini merupakan penarikan kesimpulan dari penelitian. Kesimpulan

ditulis sesuai dengan teori yang melandasi penelitian yang dilakukan.

Penulisan kesimpulan merupakan suatu proses akhir dalam menganalisis

data guna mencapai kesimpulan yang diperoleh.

29
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Y. 2016. Pengaruh Pelayanan Berbasis Teknologi Informasi

Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Di Kota Semarang. Skripsi.

Bodnar, George H. dan Wiliam S. 2000. Hopwood. Sistem Informasi Akuntansi: Buku 1.

Edisi 6. Terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf. Jakarta: Salemba Empat.

Davis Fred D 1989. Perceived Usefukness Perceives Ease of Use, and User

Acceptance of Information Technology. IT Usefulness and Eas of Use. Vol

13 no 3, September 1989. Pp 319-340.

Dsinnovate. 2021. The Rise of Digital Banking in Indonesia. Jakarta: DS

Innovate.

Endang Fatmawati. Technology Acceptance Model (TAM) untuk Menganalisis

Penerimaan Terasap Sistem Informasi Perpustakaan. J. Iqra, vol. 09, no.

01, pp. 1–13, 2015.

Harahap, Berry A., Dkk. 2017. Perkembangan Financial Technology Terkait

Central Bank Digital Currency (CBDC) Terhadap Transmisi Kebijakan

Moneter Dan Makroekonomi. Working Papers WP/2/2017, Bank

Indonesia.

Husein, Muh. Fakhri. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN.

Ibrahim. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

30
Jannah, Izma Fazlun et al. 2016. Pengaruh Kualitas Digital Banking Terhadap

Kepuasan Nasabah Pada BNI Syariah Cabang Banda Aceh. Journal

Global Of Islam Banking And Finance. Vol. 2 no. 1

Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

Kieso, D., Weygandt, J., & Warfield, T. 2014. Intermediate Accounting: IFRS

Edition. New Jersey: John Wiley & Sons.

Margaretha, F. 2015. Dampak Electronic Banking. Jurnal Keuangan Dan

Perbankan, 19(3), 514–524.

Morrisan. 2013. Teori Komunikasi. Ghalia Indonesia : Bogor.

Nasri, W., & Charfeddine, L. 2012. Journal of High Technology Management

Research Factors affecting the adoption of Internet banking in Tunisia :

An integration theory of acceptance model and theory of planned

behavior. Journal of High Technology Management Research, 23(1), 1–

14.

Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Draft: Task Force Digital Banking.

diakses pada 10 desember 2022. Yang diperoleh dari situs

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik

perbankan-indonesia/default.aspx

Patel, K., & Patel, H. 2018. Adoption of internet banking services in Gujarat: an

extension of TAM with perceived security and social influence.

International Journal of Bank Marketing.

31
Rahayu, Imam Sugih. 2016. Minat Nasabah Menggunakan Mobile Banking

Dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM).

JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia). Vol. 5 no. 2

Samsudin, Ahmad. 2017. Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk

Perbankan Syariah Di Kabupaten Tangerang. Jakarta: Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sugiyo. 2009. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta.

Tuffour, Isaac. 2017. A Critical Overview of Interpretative Phenomenological

Analysis: A Contemporary Qualitative Research Approach. Journal of

Healthcare Communications. Vol. 2 No. 4, Juli 2017. DOI: 10.4172/2472-

1654.100093

Vishnuvardhan, B., Manjula, B., & Lakshman, N. 2020. A Study of Digital

Banking: Security Issues and Challenges. Advances in Intelligent Systems

and Computing, 1090.

Wulandari, Dwitya Pratiwi. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Nasabah untuk Menggunakan Layanan Mobile Banking pada PT Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Lubuk Pakam. Sumatera Utara:

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

www.bca.co.id. 2020. Laporan Tahunan 2020.

32

Anda mungkin juga menyukai