Anda di halaman 1dari 44

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

“PENGARUH LITERASI KEUANGAN, DIGITAL PAYMENT DAN GAYA


HIDUP TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF BELANJA ONLINE
(STUDI KASUS: MAHASISWA UNIVERSITAS TEKNOLOGI
SUMBAWA)”

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

NAMA : NIKMATA SARI


NIM : 19.01.032.024

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SUMBAWA
NOVEMBER 2022
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3. Batasan Masalah ......................................................................................... 4
1.4. Tujuan ......................................................................................................... 4
1.5. Manfaat ....................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 6
2.1. Landasan Teori ........................................................................................... 6
2.1.1. Literasi Keuangan ................................................................................ 6
2.1.2. Digital payment.................................................................................... 8
2.1.3. Gaya Hidup ........................................................................................ 11
2.1.4. Perilaku Konsumtif ............................................................................ 13
2.1.5. Belanja Online ................................................................................... 15
2.2. Penelitian Yang Relevan .......................................................................... 18
2.3. Kerangka Berpikir .................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 26
3.1. Rancangan/Design Penelitian ................................................................... 26
3.2. Sumber dan Jenis Data ............................................................................. 27
3.2.1. Sumber Data ...................................................................................... 27
3.2.2. Jenis Data ........................................................................................... 28
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................ 28
3.3.1. Populasi.............................................................................................. 28
3.3.2. Sampel ............................................................................................... 29
3.4. Instrumen Penelitian ................................................................................. 30
3.5. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 30
3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel............................ 31
3.6.1. Variabel Penelitian ............................................................................. 31
3.6.2. Definisi Operasional Variabel ........................................................... 31
3.7. Teknik Analisis Data ................................................................................ 32

ii Universitas Teknologi Sumbawa


3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................... 32
3.7.2. Uji Kualitas Data ............................................................................... 32
3.7.3. Uji Asumsi Klasik.............................................................................. 33
3.7.4. Analisi Regresi Berganda .................................................................. 34
3.7.5. Uji Hipotesis ...................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36

iii Universitas Teknologi Sumbawa


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan ................................................................................... 18


Tabel 3.1 Skala Likert ....................................................................................................... 27
Tabel 3.2 Definisi Operasional ......................................................................................... 31

iv Universitas Teknologi Sumbawa


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Aplikasi Layanan Belanja Online Yang Digunakan .......................... 2


Gambar 2. 1. Kerangka Berpikir ........................................................................... 23
Gambar 3. 1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 26

v Universitas Teknologi Sumbawa


1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan dan penggunaan internet dari tahun ke tahun menyebabkan
perubahan pola pikir masyarakat Indonesia secara bertahap terhadap transaksi barang
dan jasa. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas masyarakat yang memanfaatkan internet
dalam transaksi belanja barang dan jasa, yaitu dengan memanfaatkan bantuan
aplikasi yang dinilai lebih simple dan mudah. Salah satu aktivitas yang banyak
dilakukan adalah membeli kebutuhan yang dimana proses sebelumnya harus ke toko
secara langsung untuk dapat melakukan transaksi jual beli. Namun, berbeda dengan
sekarang dimana pergeseran transaksi jual beli sudah memanfaatkan internet yang
selanjutnya disebut dengan belanja online. Belanja online menjadi tempat penawaran
barang dan jasa lewat internet yang bisa di lihat di toko online (Sardiyo & Martini,
2022). Proses transaksi dengan model online dapat memudahkan masyarakat dari
berbagai usia maupun profesi dalam membeli kebutuhan maupun keinginan tanpa
harus keluar dari rumah menuju toko.

Adanya kebutuhan masyarakat yang terus meningkat yang juga di dukung


dengan hadirnya toko online sehingga memfasilitasi intensitas kegiatan jual beli. Hal
ini mengakibatkan terjadinya perilaku konsumtif di berbagai daerah yang semakin
meningkat (Ridwan et al., 2018). Perilaku konsumtif adalah perilaku yang membeli
barang secara berlebihan tanpa memikirkan kebutuhan (Dianingsih, 2020). Akibat
dari adanya perilaku konsumtif seperti yang di lansir oleh Kementrian Keuangan RI
melalui website resminya yang ditulis oleh (Soviati, 2022), bahwa perilaku
konsumtif membawa dampak negatif. Akibat dari perilaku konsumtif, yaitu
pengeluaran keuangan yang boros untuk membeli barang-barang yang tidak di
perlukan, nafsu untuk membeli barang yang sulit di kontrol, munculnya perilaku
boros dan hedonisme yang semakin sulit di kontrol, timbulnya kecemburuan sosial
karena melihat gaya hidup dan barang yang dimiliki orang lain sehingga
menimbulkan keinginan untuk meniru dan membelinya, kesempatan menabung
berkurang, cenderung tidak bisa menyiapkan kebutuhan mendatang, tidak memiliki
dana darurat, dan sulit membedakan antara keinginan serta kebutuhan.

Perilaku konsumtif ini di dukung dengan meningkatnya pengguna internet di


Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari sumber data yang di keluarkan oleh
databoks.katadata melaui website resminya dituliskan oleh (Annur, 2022b) bahwa
data pengguna internet di Indonesia terhitung pada bulan Januari 2022 sebanyak
204,7 juta. Tingkat penetrasi internet Indonesia mencapai 73,7 persen dari total
populasi pada awal tahun 2022. Sementara itu, statitstik media sosial untuk Indonesia
pada Januari tahun 2022 terdapat 191,4 juta pengguna media sosial. Jumlah
pengguna media sosial di Indonesia pada awal tahun 2022 setara dengan 68,9 persen
dari total populasi. Sedangkan, pengguna internet untuk Provinsi Nusa Tenggara

Universitas Teknologi Sumbawa


2

Barat (NTB) berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik melalui
website resminya (bps.go.id, 2022), pada tahun 2017-2019 menyebutkan bahwa dari
tahun 2017 sebanyak 22,64 persen, tahun 2018 sebanyak 28,31 persen, dan tahun
2019 sebanyak 39,16 persen.

Meningkatnya pengguna internet menjadikan toko online yang disebut juga


dengan e-commere di Indonesia tumbuh pesat. Terdapat beberapa e-commerce di
Indonesia yaitu Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Blibli dan JD.ID. Hal ini,
relevan dengan data yang dikeluarkan oleh databoks.katadata melalui website
resminya yang dituliskan oleh (Annur, 2022a), dengan periode survei tahun 2021
yang dirilis pada tahun 2022 oleh dua lembaga, yaitu Kementrian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) dan Katadata Insight Center (KIC). Kedua lembaga tersebut
mengungkapkan bahwa aplikasi Shopee merupakan aplikasi belanja online yang
paling banyak di gunakan masyarakat. Dari 10 ribu responden yang disurvei pada
tahun 2021 sebanyak 74,7 persen diantaranya menggunakan aplikasi Shopee sebagai
media belanja online. Kemudian diikuti oleh Lazada sebanyak 45,6 persen pengguna
dan Tokopedia 18,6 persen pengguna. Sedangkan untuk Bukalapak sebanyak 6,1
persen pengguna, Blibli dan JD.ID masing-masing 1,4 persen pengguna.

Shopee

Lazada

Tokopedia

Bukalapak

Blibli

JD.ID

Lainnya

Tak satupun yang dibawah

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Gambar 1. 1 Aplikasi Layanan Belanja Online Yang Digunakan


(Sumber data: databoks.katadata)

Belanja online ini di dukung oleh hadirnya digital payment atau yang di kenal
dengan transaksi non tunai. Transaksi non tunai ini seperti kegiatan transfer antar
bank. Selain pembayaran non tunai yang dilakukan melalui antar bank, digital
payment juga bisa dilakukan dengan kartu debit, ATM, atau e-money yang bisa
diakses melalui gadget android maupun iOS yang tersambung ke internet. Dengan
demikian, semua transaksi pembayaran dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.

Universitas Teknologi Sumbawa


3

Konsumen di Indonesia mulai banyak menyukai situs belanja online. Salah satu
kalangan konsumtif yang banyak menggunakan layanan ini adalah mahasiswa
(Sardiyo & Martini, 2022). Saat kemudahan penggunaan digital payment untuk
kegiatan belanja online, faktor ini bisa pemicu bagi mahasiswa untuk berambisi
menggunakannya (Dianingsih, 2020). Berdasarkan periode survei Maret 2022
melalui website yang dirilis pada 2 Juni 2022 oleh lembaga Katadata Insight Center
(KIC), Kredivo, yang ditulis oleh (Dihni, 2022) trend konsumen belanja online di
dominasi oleh generasi Z dan mileneal dengan rentan usia 18-25 tahun sebanyak 29
persen yang melakukan transaksi belanja online. Sementara rentan usia 26-45 tahun
sebanyak 48 persen, rentan usia 36-45 tahun sebanyak kera persen, rentan usia 46-55
tahun sebanyak 5 persen, dan rentan 55 tahun sebanyak 1 persen. Alasan pemilihan
mahasiswa sebagi objek penelitian, terkhusus mahasiswa Universitas Teknologi
Sumbawa, karena rata-rata mahasiswa S1 berusia 18-23 tahun. Konsumen pada usia
ini merupakan generasi Z dan mileneal sehingga pemilihan sampel mahasiswa S1
Universitas Teknologi Sumbawa dapat mempersentasekan perilaku konsumen dalam
belanja online.

Kemudahan dalam mengakses situs belanja online membuat perubahan pola gaya
hidup mahasiswa berubah, dilihat dari pola konsumsi yang mencerminkan kegiatan
mahasiswa dalam menghabiskan waktu dan uang (Sardiyo & Martini, 2022).
Perubahan gaya hidup ini dipengaruhi sebagain besar dari lingkungan, contohnya
lingkungan pertemanan yang ruang lingkupnya memiliki gaya hidup hedonisme atau
dikenal dengan gaya hidup mewah (Azizah, 2020). Hal ini didukung dengan riset
awal yang dilakukan, yaitu dengan penyebaran kuesioner pada mahasiswa
Universitas Teknologi Sumbawa. Sebaran responden untuk riset awal diisi oleh 30
mahasiswa yang terdiri dari angkatan 2018 sampai dengan angkatan 2022.
Berdasarkan kuesioner yang disebar dan diisi oleh 30 responden dengan persentase
40% mahasiswa perempuan serta 60% mahasiswa laki-laki dengan rentang usia,
yaitu 18 sampai dengan 19 tahun 34%, rentang usia 20 sampai dengan 21 tahun 43%,
dan persentase 22 sampai dengan 23 tahun 23%.

Hasil dari sebaran kuesioner tersebut menyatakan bahwa 30 responden pernah


melakukan belanja online. Intensitas belanja setiap bulan dengan persentase 54 %
kurang dari atau sama dengan 2 kali transaksi, persentase 23% dengan intensitas
belanja 2 sampai 5 kali transaksi, persentase 13% dengan intensitas belanja 5 sampai
dengan 7 kali dan persentase 10% dengan intensitas belanja lebih dari 7 kali.
Sementara persentase dominan uang belanja mahasiswa, yaitu 50% dengan nilai
kurang dari atau sama dengan 500 ribu rupiah perbulan. Sedangkan mahasiswa
dengan uang bulanan 500 ribu sampai dengan 1 juta rupiah memiliki persentase 40%.
Mahasiswa dengan uang belanja 1 juta sampai dengan 3 juta rupiah dengan
persentase 10%. Dari survei awal yang dilakukan terhada 30 responden, konsumtif
mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa dalam membeli barang melalui toko
online dengan persentase 22% yaitu pada barang jenis pakaian. Sedangkan, barang

Universitas Teknologi Sumbawa


4

jenis elektronik dan kosmetik memiki presentase 13% serta persentase lainnya
digunakan untuk kebutuhan pulsa dan kebutuhan lainnya.

Melihat fenomena tersebut, di perlukan adanya pemahaman mengenai literasi


keuangan bagi mahasiswa agar bisa mengatur keuangan mereka dengan baik dan
tertata. Hal ini di perlukan supaya perilaku konsumtif tersebut tidak berkepanjangan
dan berakibat membuat mereka kesulitan nantinya dalam mengatur keuangan mereka
sendiri. Literasi keuangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap individu
supaya terhindar dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan bukan hanya dari
pendapatan saja (rendahnya pendapatan), namun kesulitan keuangan terjadi akibat
dari pengelolaan keuangan yang salah (Rahma et al., 2022). Oleh karena itu,
diperlukan suatu penelitian yang dapat mengukur pengaruh literasi keuangan, digital
payment dan gaya hidup terhadap perilaku konsumtif belanja online dengan studi
kasus mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang dalam penilitian ini,
sebagai berikut:
1. Apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku konsumtif
mahasiswa dalam belanja online?
2. Apakah digital payment berpengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa
dalam belanja online?
3. Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa
dalam belanja online?
4. Apakah literasi keuangan, digital payment, dan gaya hidup berpengaruh
terhadap perilaku konsumtif mahasiswa dalam belanja online?

1.3. Batasan Masalah


Penelitian ini hanya berfokus pada mahasiswa aktif Universitas Teknologi
Sumbawa yang menggunakan digital payment dalam berbelanja online.

1.4. Tujuan
Adapun tujuan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif
mahasiswa dalam belanja online.
2. Untuk mengetahui pengaruh digital payment terhadap perilaku konsumtif
mahasiswa dalam belanja online.
3. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap perilaku konsumtif
mahasiswa dalam belanja online.
4. Untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan, digital payment, dan gaya
hidup terhadap perilaku konsumtif mahasiswa dalam belanja online.

Universitas Teknologi Sumbawa


5

1.5. Manfaat
Adapun manfaat dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh
literasi keuangan, digital payment dan gaya hidup terhadap perilaku
konsumtif belanja online pada mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa.
2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi yang baik untuk
pelilitian selanjutnya guna memperkuat teori-teori yang sudah ada mengenai
pengaruh literasi keuangan, digital payment dan gaya hidup terhadap perilaku
konsumtif belanja online mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa.

Universitas Teknologi Sumbawa


6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


Penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Literasi Keuangan, Digital payment
dan Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumtif Belanja Online dengan studi kasus
mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa dibagi kedalam dua kategori yang
mendukung yaitu, landasan teori yang relevan dan penelitian terdahulu yang sesuai
dengan tema yang diangkat serta kerangka berpikir.

2.1.1. Literasi Keuangan


Pada literasi keuangan dibagi kedalam beberapa kategori yang terdiri dari
pengertian literasi keuangan, tingkat literasi keuangan, dan indikator literasi
keuangan. Penjabaran dari tiga kategori tersebut dapat dilihat pada poin dibawah ini:

2.1.1.1. Pengertian Literasi Keuangan


Literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang
mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengembalian
keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan (Otoritas
Jasa Keuangan, 2017). Menurut Susanti & Saputro (2020), mengartikan bahwa
literasi keuangan adalah tingkat ukur seseorang dalam mengetahui mengenai konsep-
konsep keuangan dan kemampuan dalam hal keyakinan mengelola keuangan pribadi
melalui rencana keuangan jangka panjang yang sehat. Selain itu, pengambilan
keputusan jangka pendek yang tepat dengan memperhatikan peristiwa lingkungan
dan perubahan kondisi ekonomi yang terjadi. Generasi milenial merupakan
mayoritas mahasiswa yang dinilai masih kurang dalam hal mengelola keuangan, hal
ini terjadi karena pengelolaan keuangan perencanaan yang tidak baik. Sedangkan
menurut Rahma et al (2022)., mengemukakan bahwa literasi keuangan sebagai dasar
bagi tiap individu agar terhindar dari masalah keuangan. Literasi keuangan yang baik
dapat dijadikan sebagai perencanaan ketika individu ingin membeli barang, ataupun
kebutuhan lainnya. Individu dengan pemahaman literasi keuangan yang baik mampu
lebih cerdas dalam hal memilih dan merencanakan segala sesuatu.
Berdasarkan definisi literasi keuangan yang telah dipaparkan diatas,
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa literasi keuangan adalah pengetahuan
kemampuan setiap individu dalam mengelola keuangan pribadinya yang nanti akan
digunakan sebagai pembuat keputusan.

2.1.1.2. Tingkatan Literasi Keuangan


Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2017), melalui website resminya
menuliskan bahwa tingkat literasi keuangan dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu,
pertama well literate. Pada tahap well literate, individu yang memilki keyakinan
serta pengetahuan mengenai lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan,

Universitas Teknologi Sumbawa


7

yakni fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban mengenai produk serta jasa
keuangan, dan mempunyai keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa.
Tahap kedua sufficient literate, pada tahap ini individu memiliki pengetahuan dan
keyakinan mengenai lembaga jasa keuangan dan produk serta jasa keuangan,
termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk maupun jasa
keuangan. Tahap ketiga less literate, pada tahap ini individu memiliki pengetahuan
mengenai jasa keuanga, jasa maupun produk layanan. Terakhir not literate, pada
tahap ini individu tidak memiliki pengetahuan maupun keyakinan kepada lembaga
jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak mempunyai keterampilan
dalam menggunakan produk da jasa keuangan.

2.1.1.3. Indikator Literasi Keuangan


Indikator literasi keuangan menurut Mahapatra et al (2016)., dibagi
menjadi 4 (empat) indikator, yaitu:
1) General Personal Finance Knowledge (pengetahuan keuangan pribadi
secara umum), hal ini meliputi pemahaman mengenai hal yang berkaitan
dengan pengetahuan dasar tentang keuangan pribadi.
2) Saving and borrowing (tabungan dan pinjaman) hal ini meliputi
pengetahuan tentang tabungan dan pinjaman seperti penggunaan kartu
kredit.
3) Insurance (asuransi) hal ini meliputi pengetahuan tentang dasar asuransi dan
produk-produk asuransi seperti asuransi jiwa dan asuransi kendaraan
bermotor.
4) Investment (Investasi) hal ini meliputi pengetahuan tentang suku bunga
pasar, reksadana, dan risiko investasi.

Sedangkan menurut (Chen & Volpe, 1998) pada bukunya yang berjudul “An
Analysis Of Personal Financial Literacy Among College Student.” Dalam
Rachmasari (2018), mengemukakan bahwa literasi keuangan dibagi menjadi 4
(empat) indikator, yaitu:

1) Pengetahuan literasi keuangan secara umum (General Personal Finance


Knowledge) aspek ini mendefinisikan bagaimana pengetahuan dasar
seseorang mengenai dalam hal mengelola keuangan pribadi secara efektif.
2) Tabungan dan pinjaman (saving and borrowing) aspek ini mendefinisikan
tentang bagaimana sebagian pendapatan yang ditabung, bisa berasal dari
uang saku dll. Hal ini dapat dipergunakan ketika adanya keperluan
mendesak. Sementara pinjaman yaitu penyediaan uang untuk memenuhi
kebutuhan baik kebutuhan konsumsi maupun kebutuhan lainnya yang harus
bisa diolah dengan bijak saat keadaan mendesak. Jika individu memiliki
kemampuan mengelola tabungannya dengan baik, maka dapat
meminimalisirkan melakukan pinjaman.

Universitas Teknologi Sumbawa


8

3) Asuransi (insurance) aspek ini mendefinisikan bagaimana asuransi


memberikan rasa aman dan nyaman bagi setiap penggunannya jika hal tak
terduga terjadi. Seperti kecelakaan, kerusakan pada barang elektronik seperti
laptop dll, maka akan diberikan ganti rugi atau biaya keringan service.
4) Investasi (invesment) aspek ini mendefinisikan bagaimana individu
mengambil keputusan melakukan investasi dengan tujuan investasi tersebut
bisa dipergunakan di masa depan. Individu yang memiliki pemahaman
literasi yang baik akan berfikir untuk merencanakan keuangannya di masa
depan salah satunya dengan investasi. Contoh dari menggunakan investasi
ialah, ketika ingin pulang kampung atau ketika ingin pergi liburan keluar
kota, maka individu bisa menggunakan hasil dari investasi yang telah
dilakukan. Hal ini juga bertujuan untuk melatih sikap mandiri dan tidak
membebani orang lain.

Berdasarkan indikator yang telah dijelaskan, maka indikator literasi


keuangan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pendapat dari (Mahapatra
et al., 2016) dan (Rachmasari, 2018), indikator tersebut antara lain (1) General
Personal Finance Knowledge (Mahapatra et al., 2016); (2) saving and borrowing
(Rachmasari, 2018); (3) invesment (Rachmasari, 2018).

2.1.2. Digital payment


Pada teori digital paymnet dibagi kedalam tiga kategori yang mencakup
pengertian dari digital payment, jenis-jenis digital payment dan indikator-indikator
yang mendukung digital paymnet.

2.1.2.1. Pengertian Digital payment


Di era yang serba canggih saat ini, dimana segala kegiatan ataupun
aktivitas bisa dikatakan lebih mudah, salah satu contohnya ialah dalam kegiatan
transaksi pembayaran yang bisa dilakukan secara digital. Pembayaran digital atau
juga dikenal dengan digital payment adalah kegiatan transaksi yang dilakukan secara
online. Transaksi yang menggunakan digital payment dapat dilakukan dengan
memanfaatkan media handphone atau ios yang tersambung ke internet sehingga bisa
lebih cepat dan efisien. Tidak seperti pembayaran yang dilakukan secara non-
elektronik, yang harus memakai uang kertas atau cek atau sebagainya untuk
melakukan transaksi. Terdapat penjelasan para ahli mengenai digital payment seperti
yang dikatakan oleh Gaol dalam Riska (2022), menerangkan bahwa “digital payment
adalah sistem transaksi yang dibuat lalu dikembangkan secara khusus untuk
menangani transaksi barang secara online melalui internet. Sistem pembayaran
digital merupakan alat pembayaran dalam bentuk elektronik dimana nilai uang
disimpan dalam media elektronik tertentu. Dalam kegiatan transaksi pembayaran,
pembayar dan penerima menggunakan mode digital untuk membayar dan menerima
uang yang dilakukan secara online.

Universitas Teknologi Sumbawa


9

Menurut Bank Indonesia melalui website resminya (Departemen


Komunikasi, 2020) mengatakan bahwa sarana pembayaran elektronik di Indonesia
semakin berkembang sangat pesat dan maju. Kehidupan masyarakat seiring dengan
perkembangan zaman, melahirkan pola pemikiran terbaru. Ketika kegiatan sederhana
untuk mengakomodir setiap kebutuhan masyarakat dalam menyalurkan dana dengan
cepat, maka inovasi-inovasi teknologi pembayaran kian berkembang. Melihat
kondisi tersebut, perkembangan sistem pembayaran tidak terpisahkan dengan
inovasi-inovasi infrastuktur teknologi. Alat pembayaran digital merupakan salah satu
sarana yang dikembangkan dalam sistem pembayarann di Indonesia. Meskipun
sistem pembayarannya berbeda dengan pembayaran secara tunai, namun penggunaan
instrumen tetap sama yakni ditujukan sebagai pembayaran.

Berdasarkan pengertian diatas maka disimpulkan bahwa digital payment


adalah metode pembayaran dalam media elektronik yang tidak lagi membutuhkan
uang kertas atau cek dalam transaksinya.

2.1.2.2. Jenis-Jenis Pembayaran Digital payment


Untuk mendukung pembayaran digital tentunya diperlukan aplikasi-
aplikasi yang bisa dipakai. Adapun jenis-jenis dari pembayaran digital dapat dilihat
pada penjabaran dibawah ini:
1) OVO
OVO merupakan sebuah aplikasi Smart yang memberikan layanan
pembayaran dan transaksi secara online (OVO Cash). Pengguna juga bisa
untuk mengumpulkan poin setiap kali melakukan transaksi pembayaran
melalui OVO. Secara umum, OVO Cash dapat digunakan untuk berbagai
macam pembayaran yang telah bekerja sama dengan OVO lebih cepat.
Sedangkan OVO Points adalah loyalty rewards bagi yang melakukan
transaksi dengan menggunakan OVO Cash di merchant merchant rekanan
OVO. Untuk OVO Points sendiri, dapat ditukarkan dengan berbagai
penawaran menarik hingga ditukarkan dengan transaksi di merchant
rekanan OVO (Tarantang et al., 2019).
2) Dana
Dana atau dompet digital Indonesia merupakan layanan pembayaran
digital berbasis aplikasi yang mana aplikasinya telah tersedia untuk
platform android melalui Google Play Store maupun platform iOs melalui
App Store (Tarantang et al., 2019).
3) Link-Aja
Melansir dari situs resmi LinkAja mengungkapkan bahwa LinkAja
merupakan penyedia jasa pembayaran berbasis server yang merupakan
produk dari PT. Fintek Karya Nusantara (Finarya) dan telah terdaftar di
Bank Indonesia (Fintek Karya Nusantara, 2019).

Universitas Teknologi Sumbawa


10

4) Shopee Pay
Shopee Pay merupakan fitur layanan uang elektronik yang dapat
digunakan sebagai metode pembayaran online diaplikasi Shopee, offline di
Merchant Shopee dan menyimpan pengembalian dana yang dapat
digunakan untuk membayar pesanan (Shopee, 2021).
5) Qris
Quick Response Code Indonesian (QRIS) merupakan penyatuan berbagai
macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP)
menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan oleh industri sistem
pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan
QR Code dapat lebih mudah dan cepat (Bank Indonesia, 2020).
6) Gopay
Gopay merupakan sebuah metode pembayaran yang ditawarkan gojek
melalui aplikasinya, pengguna tidak perlu membayar uang tunai kepada
driver (Tarantang et al., 2019).
7) Doku
Doku merupakan solusi pembayaran elektronik lokal yang dimana
menawarkan pilihan pembayaran kepada penggunannya (Doku, 2022).
8) I-saku
I-Saku merupakan layanan transaksi online yang dimana kegiatan transaksi
salah satunya melalui Indomaret (I.saku, 2022).
9) M-banking
M-Banking merupakan aplikasi/layanan yang dibuat oleh pihak Bank
untuk nasabah yang bisa diakses melalui handphone atau laptop dengan
tujuan agar memudahkan aktivitas nasabah ketika melakukan transaksi
secara online yang berhubungan dengan uang tanpa harus melakukan
kegiatan transaksi langsung ke tempat Bank ataupun ke ATM (Bank
Shinhan Indonesia, 2022).

2.1.2.3. Indikator Digital payment


Adapun indikator digital payment menurut (Michael Agustio Gosal &
Nanik Linawati) dalam buku yang berjudul “Pengaruh Intensitas Penggunaan
Layanan Mobile Payment Terhadap Spending Behavior,” dalam Riska (2022), yaitu:
1) Perceived Ease of Use (Persepsi kemudahan penggunaan)
Persepsi kemudahan penggunaaan merupakan tingkatan dimana seseorang
percaya bahwa teknologi informasi mudah untuk dipahami. Pemahaman
kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha baik waktu dan tenaga
seseorang dalam mempelajari teknologi informasi. Perbandingan
kemudahan tersebut memberikan indikasi bahwa orang yang menggunakan
sistem yang lama. Kemudahan yang diberikan layanan digital payment
berupa kemudahan untuk dipelajari dan digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya pembayaran digital berbasis kode (QR) atau nomor unik.

Universitas Teknologi Sumbawa


11

2) Perceived Usefullness (Persepsi Manfaat)


Persepsi manfaat merupakan suatu tingkatan dimana seorang percaya bahwa
penggunaan suatu sistem tertentu dapat meningkatkan prestasi kerja orang
tersebut. Konsumen dapat menggunakan digital payment setelah mereka
percaya bahwa menggunakan sistem yang dapat meningkatkan tabungan
atau meningkatkan efisiensi dalam cara melakukan berbagai transaksi.
3) Perceived Credibility (Persepsi kredibilitas)
Persepsi kredibilitas merupakan penilaian konsumen terhadap masalah
privasi dan keamanan menggunakan digital payment.
4) Sosial Influence (Pengaruh Sosial)
Pengaruh sosial merupakan perilaku individu yang dipengaruhi oleh cara
mempercayai orang lain sebagai akibat dalam penggunaan mobile payment.
5) Behavior Intentions (Intensitas Penggunaan)
Intensitas penggunaan mobile payment membuat seseorang semakin sering
menggunakan mobile payment guna mempermudah seseorang dalam
bertransaksi dan mendorong untuk lebih banyak menggunakan uang
dikarenakan adanya faktor manfaat, kemudahan, kredibilitas, dan pengaruh
sosial.

2.1.3. Gaya Hidup


Dalam terori gaya hidup dibagi menjadi tiga kategori yang meliputi
pengetian gaya hidup, jenis-jenis gaya hidup dan indikator yang mendukung gaya
hidup. Penjabaran dari gaya hidup yang relevan dengan penelitian dijelaskan pada
poin dibawah ini:

2.1.3.1. Pengertian Gaya Hidup


Menurut Susanti & Saputro (2020), menyatakan gaya hidup merupakan pola
seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Generasi
mileneal sangat mudah terpengaruh dengan berbagai hal karena akses sosial media
melekat pada diri individu. Sedangkan pendapat lain mengungkapkan bahwa gaya
hidup didefinisikan sebagai pola konsumsi individu terhadap banyak hal dan
bagaimana individu dalam menghabiskan uangnya. Gaya hidup membentuk pola
perilaku individu, termasuk perilaku dalam mengomsumsi barang dan jasa. Individu
yang mengonsumsi suatu produk akan menyesuaikan dengan gaya hidup mereka
(Rahma et al., 2022).

2.1.3.2. Jenis-Jenis Gaya Hidup


Menurut Donni Juni Priansa (2017) dalam Agustina (2019), gaya hidup
secara umum dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1) Gaya Hidup Mandiri
Gaya hidup mandiri merupakan gaya hidup individu yang mampu
menentukan pilihan secara bertanggung jawab dan mampu berpikir inovatif

Universitas Teknologi Sumbawa


12

dan kreatif dan menunjang kemadiriannya. Individu yang masuk kedalam


kategori gaya hidup mandiri adalah individu yang memiliki tingkat
pendidikan yang memadai dengan dukungan finansial yang memadai pula.
2) Gaya Hidup Modern
Gaya hidup modern merupakan gaya hidup individu yang sehari-harinya
berkaitan erat dengan gaya hidup digital (digital lifestyle). Misalnya
penggunaan teknologi dan informasi digital. Individu yang masuk kedalam
kategori gaya hidup modern adalah individu selalu update mengenai produk
yang berkaitan dengan teknologi dan selalu mencoba untuk
mendapatkannya demi memenuhi kebutuhan ataupun keinginan yang ada
tanpa memikirkan harga.
3) Gaya Hidup Sehat
Gaya hidup sehat merupakan gaya hidup individu yang pola makan, pikiran,
kebiasaan dan lingkungan yang sehat. Dalam artian, gaya hidup yang dapat
memberikan dampak dan hasil yang baik dan positif. Individu yang masuk
kedalam kategori gaya hidup sehat adalah individu yang gemar
mengomsumsi makanan yang sehat dan kritis ketika mengonsumsi suatu
produk.
4) Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup hedonis merupakan gaya hidup individu yang kegiatannya lebih
banyak mencari kesenangan, seperti sering menghabiskan waktu diluar
rumah, banyak bermain, gemar membeli barang mahal yang disukainya, dan
selalu ingin menjadi pusat perhatian. Individu yang masuk kedalam kategori
gaya hidup hedonis adalah generasi mileneal atau anak-anak muda.
5) Gaya Hidup Hemat
Gaya hidup hemat merupakan gaya hidup individu yang mampu
memikirikan pengelolaan bagaimana pengelolaan keuangannya dengan
baik. Sebelum mengonsumsi suatu produk, biasanya individu dengan gaya
hidup semacam ini selalu membandingkan harga di beberapa tempat dengan
jenis produk yang sama. Individu yang termasuk kedalam kategori gaya
hidup hemat adalah individu yang mampu berpikir mengenai hal yang harus
dia prioritaskan lebih dahulu daripada sekedar mengikuti keinginan dalam
dirinya.
6) Gaya Hidup Bebas
Gaya hidup bebas merupakan gaya hidup individu yang tidak
mementingkan aturan dalam kehidupannya. Gaya hidup semacam ini
biasanya dipengaruhi oleh teman ataupun lingkungan tempat individu
tersebut berada. Gaya hidup bebas didominasi oleh remaja yang mengikuti
update life style idola mereka seperti berpakaian ala budaya barat, individu
yang menjali hubungan tanpa status pernikahan yang sah, mengonsumsi
narkoba, dll.

Universitas Teknologi Sumbawa


13

2.1.3.3. Indikator Gaya Hidup


Konsep yang berhubungan dengan gaya hidup adalah psikografik yang
dimana penggambaran psikologi konsumen (Khabiba, 2020). Psikografik merupakan
perngukuran gaya hidup kuantitatif, kepribadian, dan demografik konsumen.
Psikografik dapat diartikan dengan pengukuran AIO (Activity, Interest, Opinion),
yaitu pengukuran kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Untuk mengetahui gaya
hidup tersebut, maka peneliti menggunanakan pertanyaan-pertanyaan yang dikenal
dengan pertanyaan AIO dengan mengungkapkan aktivitas, minat, dan opini
konsumen.
Menurut Silalahi (2020) dalam Rahma et al (2022), mengungkapkan bahwa
indikator gaya hidup dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Aktivity (aktifitas) yang merupakan bentuk identifikasi yang mereka
lakukan.
2) Interest (ketertarikan) yang merupakan faktor individu dalam mempengaruhi
proses pengambilan keputusan. Setiap perusahaan dituntut untuk memahami
minat dan hasrat para pelanggannya.
3) Opinion (pendapat) yang merupakan suatu pandangan mengenai topik-topik
yang sedang trend.

Indikator lain untuk mengukur gaya hidup menurut Sari (2021),


mengungkapkan bahwa:
1) Activity (kegiatan) merupakan aktivitas yang dilakukan oleh individu
mengenai produk yang dibeli atau digunakan, kegiatan yang dilakukan untuk
mengisi waktu luang, serta berbagai kegiatan lainnya.
2) Interest (minat) merupakan minat yang berhubungan dengan kesukaan,
kegemaran dan prioritas dalam tiap individu. Minta yang berkaitan dengan
objek, peristiwa, atau topik tertentu yang menjadi perhatian khusus maupun
terus menerus bagi seseorang, untuk menjadi pusat perhatian.
3) Opinion (Opini) merupakan pendapat atau pandangan dan perasaan individu
saat menghadapi isu tertentu. Opini digunakan dalam menjabarkan
penafsiran, harapan dan evaluasi seperti kepercayaan mengenai maksud orang
lain, antisipasi yang berhubungan dengan peristiwa masa yang akan datang
serta penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau hukum dari
jalannya tindakan.

2.1.4. Perilaku Konsumtif


Perilaku konsumtif didalam penelitian ini dibagi kedalam empat kategori
yang terdiri dari pengertian perlaku konsumtif, faktor-faktor yang mendukung
perilaku konsumtif, asfek-asfek perilaku konsumtif, dan indikator dari perilaku
konsumtif.

Universitas Teknologi Sumbawa


14

2.1.4.1. Pengertian Perilaku Konsumtif


Perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang melakukan sesuatu
dengan sangat berlebihan. Menurut Pulungan & Febriaty (2018), menyatakan bahwa
perilaku konsumtif merupakan perilaku seseorang mengkonsumsi barang-barang
yang seharusnya tidak terlalu diperlukan. Hal ini terjadi akibat dari individu yang
cenderung matrealistik yang dimana hasrat keinginan dalam membeli sesuatu lebih
besar. Sementara perilaku konsumtif menurut Qurotaa'yun & Krisnawati (2019),
menjelaskan bahwa perilaku konsumtif merupakan kegiatan membeli dan
mengkonsumsi barang serta jasa dengan berlebihan, dimana tindakan ini tidak
didasarkan dengan pertimbangan secara rasional dan cenderung mementingkan
faktor keinginan daripada kebutuhan demi mencapai kepuasana dan kesenangan
dalam diri.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif
adalah perilaku individu yang ditujukan untuk mengkonsumsi barang secara
berlebihan terhadap barang dan jasa yang tidak terlalu di butuhkan atau diperlukan.
Perilaku ini dipengaruhi oleh nafsu demi menyenangkan diri.

2.1.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif


Menurut (Suyasa dan Fransisca) dalam Sari (2021) faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumtif yaitu:
1) Hadirnya iklan
Iklan adalah pesan yang menawarkan produk yang ditujukan kepada
masyarakat melalui media dengan tujuan membuat masyarakat terpengaruhi
untuk mecoba ataupun akhirnya membeli produk tersebut.
2) Konformitas
Konformitas sering terjadi pada remaja. Hal ini disebabkan adanya keinginan
yang kuat dalam hal membeli suatu produk.
3) Gaya hidup
Menurut Chaney hadirnya perilaku konsumtif akibat dari gaya hidup,
membeli barang bermerk dan mewah menjadikan peningkatan status sosial
individu.
4) Kartu kredit
Penyediaan fasilitas kartu kredit bagi pengguna mengakibatkan pengguna
dapat menggunakan batas kredit yang ada tanpa khawatir tidak memiliki uang
saat hal mendesak.

2.1.4.3. Aspek-Aspek Perilaku Konsumtif


Aspek-aspek perilaku konsumtif menurut (Rosyid, Lina dan Rosyid, 1997)
dalam Lestarina et al (2017), yaitu:
1) Pembelian Impulsif (Impulsif Buying) aspek ini memperlihatkan jika seorang
individu berperilaku semata-mata karena didasari oleh hasrat yang tiba-tiba

Universitas Teknologi Sumbawa


15

atau keinginan sesaat, dilakukan tanpa lebih dulu mempertimbangkan, tidak


memikirkan yang akan terjadi kedepannya dan cenderung bertindak
emosional.
2) Pemborosan (Wasteful Buying) perilaku konsumtif diartikan sebagai salah
satu perilaku boros yang dalam artian menghamburkan uang tanpa disadari
adanya kebutuhan yang jelas. Perilaku konsumtif juga cenderung berarti
pemborosan yang berdampak negatif.
3) Mencari Kesenangan (Non Rational Buying) perilaku yang ditujukan untuk
mncari kesenangan. Salah satu cara yang dicari ialah kenyamanan fisik yang
dalam hal ini dilatar belakangi oleh sifat individu yang merasa senang dan
nyaman ketika menggunakan barang yang membuat dirinya lebih trendy.

2.1.4.4. Indikator Perilaku Konsumtif


Adapun indikator-indikator perilaku konsumtif yang mempengaruhi
konsumen menurut Sari (2021), yaitu:
1) Membeli produk karena penawaran khusus.
2) Membeli produk karena penampilannya menarik.
3) Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
4) Membeli produk atas pertimbangan harga bukan atas dasar manfaat atau
kegunaannya.
5) Membeli produk hanya sekedar menjaga symbol status.
6) Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang
mengiklankan.
7) Membeli produk dengan harga mahal untuk meningkatkan rasa percaya diri.
8) Mencoba lebih dari dua produk sejenis.

2.1.5. Belanja Online


Belanja online didalam penelitian ini dibagi dalam tiga kategori yang terdiri
dari pengertian belanja online, faktor yang mempengaruhi belanja online, dan
macam-macam belanja online.

2.1.5.1 Pengertian Belanja Online


Menurut Harahap & Amanah (2018), menyatakan bahwa belanja online atau
E-Commerce merupakan proses transaksi yang dilakukan melalui media atau
perantara yakni berupa situs jual-beli online atau jejaring sosial sebagai wadah
penyediaan barang dan jasa. Saat ini situs belanja online sudah menjadi suatu
kebiasaan bagi sebagian orang, akibat adanya kemudahan yang diberikan, orang-
orang menganggap bahwa belanja online adalah sarana untuk mencari barang atau
kebutuhan yang diperlukan.

Universitas Teknologi Sumbawa


16

2.1.5.2. Faktor Yang Mempengaruhi Belanja Online


Menurut Kotler & Amstrong (2012) dalam Septianingsih (2020) menuliskan
bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi belanja online, yaitu:
1. Kenyamanan
Konsumen saat berbelanja secara online tidak perlu bergelut dengan lalu
lintas dengan orang lain yang ingin berbelanja barang ke toko yang sama.
Hanya dengan menggunakan handphone yang sudah tersambung ke internet,
maka konsumen dapat melakukan kegiatan berbelanja online dimanapun dan
kapanpun.
2. Kelengkapan Informasi
Ketika ingin membeli barang atau sesuatu yang diinginkan di toko online,
konsumen tidak perlu lagi berinteraksi lebih dulu dengan penjual terkait
spesifikasi atau informasi barang yang ingin di beli, hal ini dikarenakan
dalam situs belanja online informasi mengenai suatu produk sudah
dipaparkan dengan spesifik pada deskripsi masing-masing toko, mulai dari
stok barang, harga, jenis kain, berat, ukuran dan warna.
3. Waktu
Situs belanja online yang bisa diakses selama 24 jam dalam sehari dan
dimana saja serta kapan pun membuat konsumen bisa dengan leluasa untuk
mengunjungi situs web tersebut, seperti misalnya hanya untuk melihat-lihat
barang yang diinginkan ataupun langsung membeli barang tersebut.
4. Kepercayaan Konsumen
Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian
online ialah kepercayaan. Dalam hal ini, ketika konsumen sudah
membelanjakan uangnnya untuk membeli barang secara online, konsumen
akan mengevaluasi pembelian barang, keamanan dan kecepatan pengiriman
barang serta data konsumen.

2.1.5.3. Macam-Macam Belanja Online


Adapun macam-macam situs belanja online yang digunakan dalam kegiatan
jual beli, yaitu:
1) Shopee
Shopee pertama kali berdiri di Indonesia pada Desember 2015 dibawah
Garena Group yang saat ini sudah berubah menjadi SEA Group. Shopee
berhasil melakukan promosi dalam waktu yang singkat dan pengguna aplikasi
Shopee tidak kalah dari pesaing toko online lainnya. Shopee menyediakan
kemudahan bagi pembeli dan para penjual dalam berinteraksi melalui fitur
live chat aplikasinya. Adapun produk yang disediakan Shopee dalam
aplikasinya berupa gadget, fashion, elektronik, otomotif dan lain sebagainya
(Suhatman et al., 2020).

Universitas Teknologi Sumbawa


17

2) Lazada
Tahun 2011 perusahaan internet di Berlin, Jerman dengan nama Rocket
Internet membangun situs belanja online yang dikenal dengan Lazada.
Lazada mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 2013 dengan memasarkan
berbagai macam produk mulai dari produk kecantikan, mainan anak,
peralatan rumah tangga, keperluan bayi, barang elektronik, makanan,
minuman, perlengkapan fashion pria maupun wanita, perlengkapan traveling,
perlengkapan olahraga dan sebagainya (Lyna & Ifon Prasetyo, 2021).
3) Tokopedia
William Tanuwijaya dan Leotinus Alpha Edison, pada tahun 2009
meluncurkan aplikasi belanja online di Indonesia yang saat ini dikenal
dengan Tokopedia. Sekarang Tokopedia menjadi satu-satunya perusahaan
teknologi Indonesia yang terdaftar di antara 8 perusahaan dengan
pertumbuhan tercepat berdasarkan pendapatan dalam indeks Asia Pacific
Technology Fast 500 oleh Deloittle Touche Tohmatsu dan berhasil mencatat
pertumbuhan sebesar 608% (Tokopedia, 2022).
4) Bukalapak
Berdirinya Bukalapak pada tahun 2010 dengan misi menciptakan
perekonomian yang adil untuk semua. Bukalapak memiliki perhatian khusus
dalam pemberdayaan UMKM Indonesia. Saat ini, Bukalapak sudah melayani
lebih dari 6 juta pelapak, 5 juta Mitra Bukalapak dan 90 juta penggunan aktif.
Tahun 2017 Bukalapak telah menyandang status unicorn (Bukalapak, 2022).
5) Blibli
Berdirinya Blibli pada tahun 2011 yang dikenal sebagai salah satu mal online
terbesar di Indonesia dengan komitmen memberi pengalaman berbelanja
yang aman dan nyaman. Pada dasarnya, Blibli memiliki tiga prinsip dasar
yakni kualitas, pelayanan, dan kolaborasi. Dengan demikian, dapat
mendorong berbagai inovasi di fitur e-commerce yang dimulai dari teknologi
pembayaran seperti PayLater sampai Subscription yang mengotomatiskan
pemesanan groceries. Hal lain yang Blibli tawarkan adanya kemudahan
Costomer Care 24 jam setiap hari dan adanya free ongkir ke semua
pelanggan (Blibli, 2021).
6) JD.ID
Pertama kali beroperasi di Indonesia pada November 2015 dan saat ini JD.ID
sudah memiliki 12 kategori pilihan produk yang akan terus bertambah.
Adapun kategori produk bervariasi mulai dari produk smartphones, produk
ibu dan ana, perangkat elektronik hingga produk luxury. Perkembangan
JD.ID dilihat dari jumlah produk yang ditawarkan yang pada awal tahun 2015
hanya 10.000 SKU, namun pada 2016 sudah menjadi sekitar 100.000.
menyediakan jasa pengiriman yang dapat menjangkau 365 kota di seluruh
Indonesia dengan ribuan armada yang siap mengantarkan langsung kepada

Universitas Teknologi Sumbawa


18

pelanggan membuat JD.ID menjadi salah satu e-commerce yang diminati


(JD.ID, 2022).
7) Tiktok Shop
Hadirnya aplikasi sosial media Tiktok pada tahun 2016 yang berisi video
pendek yang bisa dibuat oleh penggunanya dengan fitur yang sudah
disediakan menjadi daya tarik tersendiri di berbagai kalangan. Aplikasi tiktok
yang dulunya hanya sebagai media hiburan, kini sudah mulai berkembang
dengan dikenalkannya fitur yang bernama “Tiktok Shop.” Adanya promosi
mulai dari potongan harga hingga gratis ongkir serta kerjasama dengan
influencer menjadikan Tiktok Shop semakin digemari (Ma & Yu, 2021).
8) Instagram
Instagram memiliki fitur yang mengesankan untuk berbagi gambar dan video
secara online. Menurut data Omnicore dalam penelitian yang dilakukan oleh
Hasundungan Lubis et al., (2019), menyatakan ada lebih dari 1 miliyar
pengguna aktif instagram setiap bulannya, kemudian 72% diantaranya adalah
remaja. Data tersebut menjelaskan bahwa lebih dari 25 juta akun digunakan
untuk keperluan bisnis, sementara lebih dari 2 juta diantaranya pengiklanan
bulanan. Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasundungan Lubis et
al., (2019) Instagram adalah aplikassi yang lebih disukai untuk berurusan
dengan belanja online.
9) Facebook
Keinginan konsumen dalam melakukan pembelian dapat timbul ketika
melihat akun marketplace yang ada pada saat ini, salah satunya facebook
marketplace. Saat ini tercatat 450 juta orang yang melakukan aktivitas jual
beli di marketplace facebook dalam satu bulan (Simatupang et al., 2021).
Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Simatupang et al., (2021)
menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif hadirnya facebook marketplace
terhadap minat beli, karena ketika facebook marketplace meningkat
kontribusinya maka minat beli juga akan meningkat.

2.2. Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian pengaruh literasi keuangan, digital
payment, dan gaya hidup terhadap perilaku konsumtif belanja online (studi kasus
mahasiswa UTS). Adapun penelitian tersebut dapat dilihat di tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan

N Nama Kategori/ Judul Variabel Hasil


o Peneliti Tahun
1 Sardiyo & Owner: Pengaruh Gaya Gaya Penelitian ini
Martini Riset dan Hidup dan Hidup menggunakan
Jurnal Kemampuan (X1); analisis jalur
Akuntansi Literasi Literasi (path analysis)
. Volume Keuangan Keuanga memakai aplikasi

Universitas Teknologi Sumbawa


19

6 Nomor Terhadap n (X2);AMOS. Hasil dari


3, Juli Perilaku dan penelitian ini
2022 Konsumtif Perilaku
ialah;
Belanja Online KonsumtGaya Hidup
(studi kasus if (Y) berpengaruh
mahasiswa positif dan
provinsi signifikan
Sumatera terhadap perilaku
Selatan) konsumtif.
Literasi keuangan
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap variabel
perilaku
konsumtif.secara
simultan, gaya
hidup dan literasi
keuangan
berpengaruh
positif terhadap
perilaku
konsumtif
mahasiswa.
2 Ari Susanti Jurnal Pengaruh Literasi Penelitian ini
& Suryo Administr Literasi Keuanga menggunakan
Mulyo asi Bisnis Keuangan, n (X1); metode analisis
Putro Internasio Gaya Hidup, Gaya statistik deskriptif
nal Konformitas, Hidup dan analisis
(JAMBI). Dan (X2); regresi. Hasil dari
Volume 2 Pendapatan Konform penelitian ini
Nomor 1, Terhadap itas (X3); ialah;
2020 Perilaku Pendapat Variabel literasi
Konsumtif an (X4); keuangan tidak
Mahasiswa Di dan berpengaruh
STIE Perilaku signifikan
Surakarta Konsumt terhadap perilaku
if (Y) konsumtif,
variabel gaya
hidup
berpengaruh
signifikan
terhadap perilaku
konsumtif,
variabel
konformitas
berpengaruh
signifikan

Universitas Teknologi Sumbawa


20

terhadap perilaku
konsumtif,
variabel
pendapatan tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap perilaku
konsumtif.
3 Zahra Journal Pengaruh Literasi Penelitian ini
Qurotaa’yu Accountin Literasi Keuanga menggunakan
n & Astrie g & Keuangan n (X); metode analisis
Krisnawati Finance. Terhadap dan deskriptif dan
Vol.3 Perilaku Perilaku analisis regresi
No.1 Konsumtif Konsumt linear sederhana.
Maret Generasi if (Y) Hasil dari
2019 Mileneal Di penelitian ini
Kota Badung ialah;
Literasi keuangan
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap perilaku
konsumtif
generasi milenial
di Kota Bandung.
4 Sri Utami Jurnal Pengaruh Literasi Penelitian ini
Ulfa Ilmiah Literasi Keuanga menggunakan
Rahma, Eri Akuntansi Keuangan, n (X1); metode analisis
Bukhari & dan Pendapatan Pendapat deskriptif dengan
Eri Teguh Manajeme Dan Gaya an (X2); model regresi
Prasetyo n (JIAM). Hidup Gaya linear berganda.
Vol.18, Terhadap Hidup Hasil dari
No.1, Mei Perilaku (X3); penelitian ini
2022 Konsumtif dan ialah;
Belanja Online Perilaku Secara parsial
Pada Masa Konsumt Literasi Keuangan
Pandemi if (Y) berpengaruh
COVID-19 signifikan
(studi kasus terhadap Perilaku
Kaliabang Konsumtif
Tengah Kota Belanja Online,
Bekasi) secara parsial
Pendapatan
berpengaruh
signifikan
terhadap Perilaku
Konsumtif
Belanja Online,
secara parsial

Universitas Teknologi Sumbawa


21

Gaya Hidup
berpengaruh
signifikan
terhadap Perilaku
Konsumtif
Belanja Online,
secara simultan
Literasi
Keuangan,
Pendapatan dan
Gaya Hidup
berpengaruh
signifikan
terhadap Perilaku
Konsuntif Belanja
Online.
5 Nurul Jurnal Pengaruh Literasi Penelitian ini
Safura Prisma Literasi Keuanga menggunakan
Azizah (Platform Keuangan, n (X1); Theory Planned
Riset Gaya Hidup Gaya Behavior yang
Mahasisw Pada Perilaku Hidup dimana teori ini
a Keuangan (X2); digunakan untuk
Akuntansi Pada Generasi dan memprediksi dan
). Volume Mileneal (studi Perilaku menjelaskan
01 Nomor kasus kota Keuanga perilaku dalam
02 Tahun Subang) n (Y) konteks yang
2020 spesifik. Hasil
dari penelitian ini
ialah;
Terdapat
hubungan antara
literasi keuangan
dengan perilaku
keuangan
milenial, dimana
tingginya tingkat
literasi keuangan
yang dimiliki
milenial maka
semakin tinggi
tingkat perilaku
keuangannya.
Terdapat
hubungan antara
gaya hidup
dengan perilaku
keuangan,
semakin baik

Universitas Teknologi Sumbawa


22

milenial mengatur
gaya hidup yang
benar dan tepat
maka semkain
bagus dalam
pengelolaannya.
Terdapat
hubungan antara
literasi keuangan
dan gaya hidup
karena semakin
baik tingkat
literasi dan
kepercayaan
maka semakin
tinggi perilaku
keuangan.
6 Titi Nusantara Pengaruh Uang Penelitian ini
Rismayanti Journal of Uang Saku dan Saku menggunakan
& Serli Economic Gaya Hidup (X1); metode analisis
Oktapiani s (NJE). Terhadap Gaya regresi linear
Vol 02, Perilaku Hidup berganda melalui
No.02 Konsumtif (X2); SPSS 16.0. Hasil
Desember Mahasiswa dan dari penelitian ini
2020 Fakultas Perilaku ialah;
Ekonomi dan Konsumt Uang Saku
Bisnis Fakultas if (Y) berpengaruh
Teknologi signifikan. Gaya
Sumbawa Hidup
berpengaruh
signifikan.

Pada tabel 2.1 yang menunjukkan penelitian terdahulu yang relevan dan
menjadi referensi dalam penelitian Pengaruh Literasi Keuangan, Digital payment,
dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif Belanja Online (Studi Kasus
Mahasiswa UTS). Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
yaitu; (1) terletak pada subjek penelitian yang dimana dalam penelitian ini ialah
seluruh mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa, (2) perbedaan jangka waktu
dari tahun sebelumnya dan kondisi saat ini yang sudah berubah membuat hasil
penelitian ini pun tidak akan sama, (3) penelitian ini dilakukan untuk
mengembangkan hasil dari penelitian sebelumnya serta dilakukan untuk memberikan
penguatan terhadap kelemahan/kekurangan penelitian sebelumnya, (4) varibel yang
digunakan pada penelitian ini ada empat yaitu variabel literasi keuangan, variabel
digital payment, serta variabel gaya hidup sebagai variabel bebas dan variabel
perilaku konsumtif sebagai variabel terikat

Universitas Teknologi Sumbawa


23

2.3. Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir atau yang juga dikenal dengan kerangka konseptual yang
berisi mengenai variabel yang akan diteliti, yaitu berisi pengaruh atau hubungan
antara variabel satu dengan variabel lainnya. Peran kerangka berpikir ialah untuk
memudahkan pemahaman rumusan masalah, hipotesis dan metode penelitian yang
akan dikerjakan (Sarmanu, 2017). Berikut kerangka berpikir dalam penelitian ini:

Variabel Literasi
Keuangan (X1)

Variabel Digital Perilaku


payment (X2) Konsumtif (Y)

Variabel Gaya
Hidup (X3)

Gambar 2. 1. Kerangka Berpikir


Keterangan:
: Pengaruh secara parsial
: Pengaruh secara simultan

Gambar 2.1 merupakan alur dari kerangka berpikir penulis, yaitu dalam
penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu variabel literasi keuangan, variabel
digital payment, dan variabel gaya hidup, serta satu variabel terikat yaitu variabel
perilaku konsumtif. Selanjutnya dianalisis secara sistematis sehingga menghasilkan
pemaparan tentang hubungan variabel yang diteliti. Adapun hubungan mengenai
antar variabel digunakan untuk merumuskan hipotesis. Hipotesis sendiri berasal dari
kata hipo yang berarti lemah atau rendah, sedangkan tesis berarti pernyataan. Dapat
disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang lemah, karena belum ada data
dan kebenarannya belum diuji dan hanya berasal dari teori (Sarmanu, 2017). Adapun
pemaparan mengenai hubungan antar variabel yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, sebagai berikut:

Universitas Teknologi Sumbawa


24

2.3.1. Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Konsumtif Belanja


Online Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa
Literasi keuangan merupakan pengetahuan, keyakinan, dan keterampilan
yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengembalian
keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan (Otoritas
Jasa Keuangan, 2017). Generasi milenial menjadi mayoritas mahasiswa yang masih
kurang dalam hal mengelola keuangan, hal ini terjadi karena pengelolaan
perencanaan keuangan yang tidak baik. Hal ini didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rahma et al., (2022) menyatakan bahwa secara parsial literasi
keuangan berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif belanja online.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas literasi keuangan
dengan variabel terikat perilaku konsumtif

2.3.2. Pengaruh Digital payment Terhadap Perilaku konsumtif Belanja Online


Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa
Pembayaran digital atau juga dikenal dengan digital payment merupakan
kegiatan transaksi yang dilakukan secara online dengan pemanfaatan media
handphone atau ios yang tersambung ke internet sehingga dapat dilakukan dengan
cepat dan efisien. Menurut Dianingsih (2020) adanya pembayaran digital atau digital
payment seperti ini selain memberikan dampak positif, namun juga dampak negatif
pada masing-masing individu. Dampak positif pemakaian digital payment lebih
cenderung dirasakan oleh individu yang memiliki bisnis, hal ini dikarenakan dapat
menarik konsumen lebih banyak, namun hal itu berbanding terbalik untuk konsumen
khususnya mahasiswa yang dapat memengaruhi perilaku konsumtif menjadi lebih
meningkat. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Dianingsih
(2020) menyatakan bahwa digital payment berpengaruh secara positif terhadap
perilaku konsumtif mahasiswa di kota Surakarta. Berdasarkan teori dan hasil
penelitian sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas digital payment dengan
variabel terikat perilaku konsumtif.

2.3.3. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif Belanja Online


Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa
Gaya hidup merupakan pola individu yang diekspresikan dalam aktivitas,
minat dan opini. Generasi milenial sangat mudah terpengaruh dengan berbagai hal
karena akses sosial media yang melekat (Susanti & Saputro, 2020). Perilaku
konsumtif ditandai dengan adanya kehidupan mewah dan berlebihan yang
ditunjukkan dalam penggunaan segala hal yang dianggap paling nyaman dan
memberikan kepuasan fisik yang sebesar-besarnya (Pulungan & Febriaty, 2018).
Pembentukan pola perilaku individu, termasuk perilaku dalam mengonsumsi barang

Universitas Teknologi Sumbawa


25

dan jasa yang disesuaikan dengan gaya hidup mereka (Rahma et al., 2022). Hal ini
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Sardiyo & Martini (2022)
menyatakan bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku
konsumtif. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rismayanti & Oktapiani (2020)
mengungkapkan bahwa gaya hidup berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku
konsumtif mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa. Berdasarkan teori dan hasil
penelitian sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas gaya hidup dengan
variabel terikat perilaku konsumtif.

2.3.4. Pengaruh Literasi Keuangan, Digital Payment, dan Gaya Hidup Terhadap
Perilaku Konsumtif Belanja Online Mahasiswa Universitas Teknologi
Sumbawa
Literasi keuangan atau financial literacy secara sederhana diartikan sebagai
pengetahuan mengenai keuangan dengan tujuan setiap individu memiliki
kemampuan pengelolaan yang baik (Rismayanti & Oktapiani, 2020). Sementara
literasi keuangan menurut Rahma et al., (2022) adalah kebutuhan dasar bagi setiap
orang agar terhindar dari masalah keuangan. Digital payment diartikan sebagai
pembayaran berbasis digital dengan memanfaatkan internet. Pembayaran dengan
sistem ini sudah dikenal luas oleh masyarakat, hal ini tidak luput dari adanya
kemudahan yang disediakan untuk kegiatan bertransaksi. Sedangkan, gaya hidup
merupakan pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan
pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu
(Azizah, 2020). Sementara perilaku konsumtif diartikan sebagai suatu tindakan
pemakaian produk atau sesuatu yang belum selesai, artinya seseorang dapat membeli
dan menggunakan produk yang sama dengan merk berbeda atau dapat dikenal
dengan membeli barang dikarenakan adanya hadiah yang ditawarkan atau membeli
produk karena tergiur dengan banyaknya orang yang memakai produk tersebut
(Sardiyo & Martini, 2022). Berdasarkan deskriptif diatas, maka ketiga variabel yaitu
literasi keuangan, digital payment, dan gaya hidup sebagai variabel bebas dapat
dilihat pengaruhnya secara simultan atau secara bersamaan terhadap variabel terikat
yaitu perilaku konsumtif. Hal ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Sardiyo & Martini (2022) menyatakan bahwa gaya hidup dan literasi
keuangan secara simultan berpengaruh positif terhadap perilaku konsumtif
mahasiswa. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2020) mengungkapkan
bahwa literasi keuangan dan gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku keuangan.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan
hipotesis sebagai berikut:
H4: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas literasi keuangan,
digital payment, dan gaya hidup dengan variabel terikat perilaku konsumtif.

Universitas Teknologi Sumbawa


26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan/Design Penelitian


Adapun rancangan/design dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori
yang dirangkum pada gambar dibawah ini:

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Batasan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian

1. Teori Pendukung
2. Penelitian Terdahulu
yang Relevan
3. Kerangka Berpikir
4. Hipotesis

Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian (a) Studi Literatur;
2. Pengumpulan Data (b) Observasi;
3. Populasi Mahasiswa Aktif (c) Kuisioner
UTS
4. Sampel (pendekatan
slovin)
5. Instrumen Penelitian
(skala likert)
6. Variabel Penelitian dan (a) analisis statistik
Definisi Variabel deskriptif;
Operasional (b) uji kualitas data;
7. Teknik Analisis Data (c) uji asumsi klasik;
(d) analisis regresi berganda;
8. (e) uji hipotesis

Hasil Akhir Penelitian

Gambar 3. 1 Rancangan Penelitian

Universitas Teknologi Sumbawa


27

3.2. Sumber dan Jenis Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
teknik pengumpulan data kuisioner, observasi dan studi literatur. Sedangkan jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data
sekunder. Berikut ini adalah penjabaran dari sumber data kuisioner dan observasi
serta jenis data primer dan sekunder, yaitu:

3.2.1. Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini didapatkan dari teknik pengumpulan data
yang terdiri dari kuisioner, observasi dan studi literatur. Berikut ini adalah
penjabaran dari sumber data yang digunakan:
1) Kuisioner
Kuisioner merupakan salah satu metode pengumpulan data menggunakan
daftar pertanyaan yang telah dibuat peneliti, responden tinggal memilih
jawaban yang telah tersedia (Sarmanu, 2017). Sementara menurut Bungin
(2017), metode kuisioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan
yang disusun secara sitematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh
responden. Kuisioner sebagai sumber data dengan membuat pertanyaan
yang diberikan kepada responden dan mengacu pada empat variabel yang
digunakan yaitu literasi keuangan, digital payment, gaya hidup dan
terhadap perilaku konsumtif belanja online. Kuisioner disebar kepada
responden yaitu mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa dengan
kriteria yang sudah disesuaikan, yaitu mahasiswa aktif yang berbelanja
online dan menggunakan digital payment. Skala yang dipakai pada
penyusunan kuisioner dalam penelitian ini merupakan skala likert yang
berisi lima tingkatan nilai untuk mewakili jawaban responden. Nilai untuk
skala likert, yaitu sangat setuju diwakili angka 5, setuju diwakili angka 4,
kurang setuju diwakili angka 3, tidak setuju diwakili angka 2, sangat tidak
setuju diwakili angka 1.

Tabel 3.1 Skala Likert


Indikator Bobot Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Kurang setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber: (Sugiyono, 2013)

2) Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain
pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. oleh

Universitas Teknologi Sumbawa


28

karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan


pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan
pancaindra lainnya. Diartikan bahwa observasi atau pengamatan sesuatu
tidak selamanya menggunakan pancaindra mata saja, tetapi selalu
mengaitkan dengan apa yang diliihatnya dengan apa yang dihasilkan
pancaindra lainnya: seperti apa yang ia dengar, apa yang ia cicipi, apa
yang ia rasakan dari penciumannya bahkan apa yang ia rasakan dari
sentuhan-sentuhan kulitnya (Bungin, 2017). Dari penjelasan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa metode observasi adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data tersebut
dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun
melalui pengamatan melalui penggunaan pancaindra. Adapun observasi
dalam penelitian ini dilakukan secara langsung oleh peneliti di Universitas
Teknologi Sumbawa dengan tujuan untuk melihat lebih dekat detail terkait
fenomena yang terjadi di lapangan.
3) Studi Literatur
Studi literatur atau studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data
dengan cara mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-
literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan. Studi literatur dalam penelitian ini
digunakan untuk mencari referensi atau sumber terkait topik yang diambil
oleh peneliti.

3.2.2. Jenis Data


Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder.
Berikut adalah penjabaran dari jenis data yang digunakan:
1) Data Primer
Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari data hasil kuisioner
yang disebar kepada mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa serta
data dari bagian kemahasiswaan.
2) Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari data hasil studi
literatur yang dilakukan oleh peneliti.

3.3. Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel yang akan digunakan dalam penelitian pengaruh
literasi keuangan, digital payment, dan gaya hidup terhadap perilaku konsumtif
belanja online (studi kasus Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa)
dijabarkan sebagai berikut:
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek yang menjadi sasaran penelitian
(Bungin, 2017). Sementara definisi lain dari populasi adalah wilayah generalisasi

Universitas Teknologi Sumbawa


29

yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang dapat ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek
penelitian, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
objek/subjek penelitian (Sudaryana & Agusiady, 2022). Populasi dalam penelitian
ini adalah mahasiswa aktif Universitas Teknologi Sumbawa yang pernah
melakukan belanja online dan transaksi dengan digital payment sebanyak 3.772
mahasiswa.

3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sudaryana & Agusiady, 2022). Sedangkan definisi lain dari sampel
adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut(Yusuf,
2014). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Teknologi
Sumbawa yang pernah melakukan belanja online dan menggunakan digital
payment.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ialah menggunakan
pendekatan slovin sehingga pengambilan sampel dapat dilakukan dengan tepat
dan dapat mewakili populasi (Sinambela, 2014). Pendekatan pengambilan sampel
berdasarkan slovin dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

E = Persentasi kelonggaran ketelitian karena kesalahan penetapan sampel (5%)

Berdasarkan rumus tersebut, maka sampel yang dapat diambil dalam


penelitian pengaruh literasi keuangan, digital payment, dan gaya hidup terhadap
perilaku konsumtif belanja online (studi kasus mahasiswa Universitas Teknologi
Sumbawa) sebagai berikut:

( )

( )

Universitas Teknologi Sumbawa


30

Berdasarkan hasil dari perhitungan menggunakan rumus slovin, maka


jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 361 responden.
Pengambilan sampel untuk dijadikan responden menggunakan metode purposive
sampling, dimana metode ini dilakukan penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Dalam hal ini, peneliti melakukan penelitian pada mahasiswa Universitas
Teknologi Sumbawa dengan pertimbangan mahasiswa yang pernah melakukan
belanja online dan melakukan transaksi dengan digital payment.

3.4. Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan informasi penelitian tentang variabel yang diteliti meliputi
literasi keuangan, digital payment, dan gaya hidup terhadap perilaku konsumtif
belanja online (studi kasus Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa). Adapun
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang disebar dan
diisi oleh mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa dengan klasifikasi pernah
melakukan belanja online dan transaksi menggunakan digital paymernt. Untuk
mengukur responden digunakan 5 skala likert dengan memberi skor dari jawaban
kuisioner yang diisi oleh responden. Pemilihan 5 skala likert ini karena dengan 5
skala mampu mengakomodir jawaban responden yang bersifat netral atau ragu-
ragu. Jika menggunakan skala kurang dari 5 atau lebih dari 5 item akan membuat
responden menjadi lebih sulit untuk membedakan setiap point skala dan
responden sulit dalam mengolah informasi (Hertanto, 2017).

3.5. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, antara lain; (1)
kuisioner dengan pertanyaan yang sudah disusun secara sistematis sesuai dengan
topik yang diangkat; (2) observasi dilakukan secara langsung guna melihat
fenomena atau fakta yang terjadi dilapangan dan meminta data jumlah mahasiswa
aktif ke bagian kemahasiswaan dengan cara bersurat resmi, hal ini dilakukan guna
mengetahui jumlah populasi dalam penelitian; (3) studi literatur digunakan guna
mengumpulkan referensi-referensi terkait dengan topik yang diteliti. Studi
literatur dalam penelitian ini menggunakan referensi dari jurnal, buku, serta
skripsi.

Universitas Teknologi Sumbawa


31

3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Variabel penelitian dan definisi operasional variabel pada bab ini dijabarkan
sebagai berikut:

3.6.1. Variabel Penelitian


Menurut Sugiyono (2013) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Dalam penelitian ini memiliki empat variabel dengan tiga variabel bebas dan satu
variabel terikat. Variabel bebas tersebut yaitu literasi keuangan, digital payment,
dan gaya hidup. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku
konsumtif.

3.6.2. Definisi Operasional Variabel


Menurut Sugiarto (2016) definisi operasional variabel merupakan
seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan mengukur
suatu variabel atau konsep untuk menguji kesempurnaan. Adapun definisi
operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Indikator Indikator Penelitian


1. Pengetahuan tentang Perbandingan harga
keuangan pribadi produk.
secara umum (general Pencatatan barang-
personal finance barang yang dibeli setiap
knowledge) bulan.
Literasi
1 Menyisihkan uang untuk
Keuangan (X1) 2. Tabungan dan
ditabung.
pinjaman (savings and
Kemudahan memiliki
borrowings)
tabungan.
Kemampuan mencapai
3. Investasi (investment)
tujuan di masa depan.
1. Persepsi kemudahan Kemudahan
penggunaan (perceived penggunaann serta
ease of use) pengaplikasian.
Ke-efektifan
1. Persepsi manfaat
penggunaan digital
Digital (perceived usefullness)
2 payment.
Payment (X2)
2. Persepsi kredibilitas
Keamanan penggunaan.
(perceived kredibilitas)
3. Pengaruh sosial (social
Rekomendasi teman.
influence)
4. Intensitas penggunaan Penggunaan lebih dari 3

Universitas Teknologi Sumbawa


32

(behavior intentions) kali dalam sebulan.


Mengikuti trend fashion
1. Aktivitas (aktivity)
Pemborosan
Pusat perhatian
Gaya Hidup
3 Berpikir irasional
(X3) 2. Minat (interest)
Keinginan akan hidup
yang enak dan gampang
Memiliki anggapan
3. Pendapat (opinion)
bahwa materi segalanya.
Pembelian produk tanpa
1. Pembelian secara
pertimbangan
implusif (impulsive
Pembelian produk
buying)
karena trend.
2. Pembelian secara tidak
Pembelian produk untuk
rasional (irrational
menunjang penampilan.
Perilaku buying)
4
Konsumtif (Y) Pembelian produk baru
sebelum produk lama
habis
3. Pemborosan (wastafel
Keinginan memiliki
buying)
uang lebih.
Membeli sesuatu karena
ingin.

3.7. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam aplikasi ini menggunakan aplikasi SPSS
(Statistical Progran for Sosial Science). Data yang didapatkan dalam penelitian
ini merupakan data kuantitatif. Penggunaan aplikasi SPSS dalam pengolahan data
penelitian ini dimaksudkan supaya hasil dari pengolahannya dapat dicapai,
terpercaya dan dipertanggungjawabkan. Adapaun teknik analisis data yang
digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
terdiri dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan dan distribusi).

3.7.2. Uji Kualitas Data


Uji kualitas data adalah uji yang diisyaratkan dalam penelitian dengan
instrumen kuisioner, tujuannya agar data yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Uji kualitas data yang dilakukan dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu uji validitas dan uji realiabilitas. Berikut
penjabaran dari uji kualitas data, sebagai berikut:

Universitas Teknologi Sumbawa


33

3.7.3.1.Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuisioner. Kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.
Validitas diuji menggunakan besarnya korelasi antara variabel. Koefesien
korelasi dinyatakan dengan r, kemudian signifikansi antara r diuji. Teknik
korelasi yang digunakan adalah correct item total correlation. Syarat validitas
adalah jika r hitung ≥ r tabel. Uji signifikansi dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) =
n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel (Syafina & Harahap, 2019).

3.7.3.2.Uji Realibilitas
Uji realibilitas digunakan untuk suatu kuisioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Uji realibilitas dapat dilakukan pada
pertanyaan yang telah sah atau valid. Teknik statistik yang digunakan untuk
pengujian tersebut dengan koefesien cronbach’s alpha setelah dilakukan
pengukuran dengan menggunakan SPSS. Suatu kuisioner dikatakan reliable
jika Cronbach’s Alpha > 0,60 (Syafina & Harahap, 2019).

3.7.3. Uji Asumsi Klasik


Terdapat tiga uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Berikut ini adalah
penjabaran ketiga jenis uji klasik tersebut:

3.7.3.3.Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi, variabel
atau regresi memiliki distribusi normal. Cara menguji normalitas ialah dengan
menggunakan analisis grafik dan uji statistik. Pengujian normalitas dengan
analisis grafik dapat dengan melihat grafik histogram dan normal P-P Plot.
Untuk grafik histogram dasar pengambilan keputusan adalah apabila grafik
histogram tidak condong ke kiri dan ke kanan maka data penelitian
berdistribusi normal, dan sebaliknya. Sedangkan normal P-P Plot adalah jika
data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas (Syafina & Harahap, 2019).
Sementara cara menguji normalitas dengan uji statistik adalah dengan
uji Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria jika nilai sig. atau probabilitas >
0,05, maka data berdistribusi normal, dan jika nilai sig. atau probabilitas <
0,05, maka data tidak berdistribusi normal (Syafina & Harahap, 2019).

Universitas Teknologi Sumbawa


34

3.7.3.4.Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah terjadi
hubungan timbal balik antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance
inflation faktor (VIF). Apabila nilai tolarance>0,10 dan VIF < 10, maka tidak
terjadi multikolinearitas. Begitu juga sebaliknya apabila nilai tolerance < 0,10
dan VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas (Syafina & Harahap, 2019).

3.7.3.5.Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi yang digunakan terjadi ketidaksamaan varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut
homoskedastisitas dan model ini merupakan model regresi yang baik (Syafina
& Harahap, 2019).
Menurut Syafina & Harahap (2019), mendeteksi heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED
(nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik
didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul
ditengah, menyempit kemudian melebar atau sebalikya melebar kemudian
menyempit.

3.7.4. Analisi Regresi Berganda


Analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dua atau
lebih variabel bebas terhadap variabel terikat dengan skala pengukuran rasio atau
interval dalam suatu persamaan linear. Model ini mengasumsikan adanya
hubungan satu garis lurus/linear antara variabel dependen dengan masing-masing
prediktornya (Janie, 2012). Variabel bebas yang terdiri dari literasi keuangan,
digital payment, dan gaya hidup, sedangkan variabel terikat terdiri dari perilaku
konsumtif. Untuk persamaan regresi berganda dalam penelitian ini sebagai
berikut:

Y = α+β1X1+β2X2+β3X3 +e

Keterangan:
Y = Variabel dependen (Perilaku Konsumtif)
X1 = Variabel independen (Literasi Keuangan)
X2 = Variabel independen (Digital payment)
X3 = Variabel independen (Gaya Hidup)
α = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefesien regresi
e = Standar error

Universitas Teknologi Sumbawa


35

3.7.5. Uji Hipotesis


Uji hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan
secara statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak
pernyataan tersebut (Syafina & Harahap, 2019). Adapun pengujian hipotesis
dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu uji parsial (uji t), uji simultan (uji
F), dan uji koefesien determinasi (R2). Adapun penjabaran ketiga jenis uji
hipotesis sebagai berikut:

3.7.5.1.Uji Parsial (Uji t)


Uji t atau dikenal dengan sebutan uji parsial adalah uji yang digunakan
untuk menunjukan seberapa jauh satu variabel independen secara individual
atau parsial dapat menerangkan variasi variabel terikat. Adapun langkah
pengambilan untuk uji t adalah jika nilai t hitung > t tabel dan nilai Sig. t < a =
0,05 maka secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Sementara jika nilai t hitung < t tabel dan nilai Sig. t > a =
0,05 maka secara parsial variabel independen tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen (Syafina & Harahap, 2019).

3.7.5.2.Uji Simultan (Uji F)


Uji F atau dikenal dengan sebutan uji simultan adalah uji yang
digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Adapun langkah pengambilan untuk uji f adalah jika F
hitung > tabel dan nilai Sig. F < a = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara
bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Sementara jika F hitung < F tabel dan nilai Sig. F > a = 0,05 maka
dapat disimpukan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Syafina & Harahap, 2019).

3.7.5.3.Uji Koefesien Determinasi (R2)


Uji koefesien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
koefesien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Sementara nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Syafina & Harahap, 2019).

Universitas Teknologi Sumbawa


36

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, D. (2019). Pengaruh Gaya Hidup dan Etnosentris Terhadap Keputusan


Pembelian Produk Emina diWatson Cabang Ciwalk [Universitas Komputer
Indonesia Bandung]. https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/1879/
Annur, C. M. (2022a). Aplikasi Layanan Belanja Online yang Digunakan
Responden (2021). Katadata.co.id.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/18/aplikasi-belanja-
online-paling-banyak-digunakan
Annur, C. M. (2022b). Jumlah Pengguna Internet di Indonesia (2018-2022).
Katadata.co.id. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/23/ada-
2047-juta-pengguna-internet-di-indonesia-awal-2022
Azizah, N. S. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan, Gaya Hidup Pada Perilaku
Keuangan Pada Generasi Milenial. Jurnal Prisma (Platform Riset
Mahasiswa Akuntansi), 1(2), 94.
https://ojs.stiesa.ac.id/index.php/prisma%0A
Bank Indonesia. (2020). Kanal dan Layanan. www.bi.go.id.
https://www.bi.go.id/QRIS/default.aspx
Bank Shinhan Indonesia. (2022). Pengertian Mobile Banking. www.shinhan.co.id.
https://www.shinhan.co.id/article-listings/read/pengertian-mobile-banking
Blibli. (2021). Tentang Blibli. www.blibli.com.
https://about.blibli.com/id/sustainability/empowerment
bps.go.id. (2022). Proporsi Individu Yang Menggunakan Internet Menurut
Provinsi (Persen), 2017-2019. www.bps.go.id.
https://www.bps.go.id/indicator/27/1225/1/proporsi-individu-yang-
menggunakan-internet-menurut-provinsi.html
Bukalapak. (2022). Tentang Bukalapak. www.bukalapak.com.
https://www.bukalapak.com/about
Bungin, H. . B. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Edisi Kedu).
Kencana.
Departemen Komunikasi. (2020). Apa Itu Uang Elektronik. www.bi.go.id.
https://www.bi.go.id/id/edukasi/Pages/Apa-itu-Uang-Elektronik.aspx
Dianingsih, F. R. (2020). Pengaruh Penggunaan Aplikasi Belanja Online dan
Fasilitas Digital Payment Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa
Program Studi Akuntansi Syariah di IAIN Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Dihni, V. A. (2022). Proporsi Jumlah Transaksi Belanja Online Berdasarkan

Universitas Teknologi Sumbawa


37

Kelompok Umur (2020-2021). Katadata.co.id.


https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/03/riset-milenial-paling-
gemar-belanja-online-saat-pandemi#:~:text=Tercatat%2C ada 48%25
konsumen e,2020 menjadi 23%25 pada 2021.
Doku. (2022). Doku: Penyedia Sistem Pembayaran Berbasis Teknologi.
www.doku.com. https://www.doku.com/id-ID
Fintek Karya Nusantara. (2019). Tentang LinkAja. www.linkaja.id.
https://www.linkaja.id/tentang
Harahap, D. A., & Amanah, D. (2018). Perilaku Belanja Online Di Indonesi:
Studi Kasus. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 9(2).
https://doi.org/doi.org/10.21009/JRMSI.009.2.02
Hasundungan Lubis, A., Risca Amelia, W., Nuzullina Ramadhani, S., Amanda
Pane, A., & Aryza, S. (2019). Indonesian Millennials’ Behavior Intention To
Online Shopping Through Instagram. International Journal Of Scientific &
Technology Research, 8(11).
https://www.researchgate.net/publication/337673641
Hertanto, E. (2017). Perbedaan Skala Likert Lima Skala Dengan Modifikasi Skala
Likert Empat Skala. Jurnal Metodologi Penelitian, September 2017.
I.saku. (2022). Lebih Dekat Dengan i.saku. i-saku.com. https://i-saku.com/
Janie, D. N. A. (2012). Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda Dengan
SPSS (A. I. S (ed.)). Semarang University Press.
JD.ID. (2022). Profile Perusahaan. https://helps.jd.id/s/article/Profil-perusahaan
Khabiba, C. D. (2020). Pengaruh Gaya Hidup, Teman Sebaya, Dan Financial
Literacy Terhadap Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Pendidikan
Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Angkatan 2017. Universitas Negeri Semaramg.
Lestarina, E., Karimah, H., Febrianti, N., Ranny, & Harlina, D. (2017). Perilaku
Komsumtif Dikalangan Remaja. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia),
2(2). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29210/3003210000
Lyna, & Ifon Prasetyo, S. (2021). Pengaruh Website Quality, Customer
Experience, dan Service QualityTerhadap Loyalitas Pelanggan Online Shop
Lazada di Kota Surakarta. INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi,
2(1). https://doi.org/https://doi.org/10.55583/invest.v2i1.133
Ma, J., & Yu, S. (2021). The Future Development of E-commerce in Tiktok.
Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 586.
https://doi.org/https://dx.doi.org/10.2991/assehr.k.211020.160
Mahapatra, M. S., Alok, S., & Raveendran, J. (2016). Financial Literacy of Indian
Youth: A Study on the Twin Cities of Hyderabad–Secunderabad. IIM
Kozhikode Society & Management Review, 6(2), 132–147.

Universitas Teknologi Sumbawa


38

https://doi.org/10.1177/2277975216667096
Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Literasi Keuangan. www.ojk.go.id.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-
konsumen/Pages/literasi-keuangan.aspx
Pulungan, D. R., & Febriaty, H. (2018). Pengaruh Gaya Hidup Dan Literasi
Keuangan Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa. Jurnal Riset Sains
Manajemen, 2(3). https://doi.org/http://doi.org/10.5281/zenodo.1410873
Qurotaa’yun, Z., & Krisnawati, A. (2019). Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap
Perilaku Konsumtif Generasi Milenial Di Kota Bandung. Journal Accounting
and Financee, 3(1), 48.
Rachmasari, A. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Keuangan
Mahasiswa. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Rahma, S. U. U., Bukhari, E., & Prasetyo, E. T. (2022). Pengaruh Literasi
Keuangan , Pendapatan dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif
Belanja Online Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Manajemen (JIAM), 18(1).
Ridwan, M., Harahap, I., & Harahap, P. (2018). Keputusan Pembelian Melalui
Situs Belanja Online Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat Dalam
Perspektif Ekonomi Islam (Studi kasus Pada Pengguna Aplikasi Lazada di
Medan). J-EBIS (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), 3(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.32505/v3i2.1241

Riska. (2022). Pengaruh Digital Payment Terhadap Perilaku Konsumtif


Mahasiswa FEBI IAIN Parepare (Analisis Ekonomi Islam). Institut Agama
Islam Negeri Parepare.
Rismayanti, T., & Oktapiani, S. (2020). Pengaruh Uang Saku dan Gaya Hidup
Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Teknologi Sumbawa. Nusantara Journal of Economics (NJE),
2(2). http://jurnal.uts.ac.id/index.php/nje
Sardiyo, & Martini. (2022). Pengaruh Gaya Hidup dan Kemampuan Literasi
Keuangan terhadap Perilaku Konsumtif Belanja Online. Owner: Riset &
Jurnal Akuntansi, 6(3), 3169.
https://doi.org/https://doi.org/10.33395/owner.v6i3.999
Sari, S. N. (2021). Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
[Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru].
https://repository.uin-suska.ac.id/58204/2/SKRIPSI GABUNG.pdf
Sarmanu. (2017). Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif &
Statistika. Airlangga University Press.

Universitas Teknologi Sumbawa


39

Septianingsih, A. (2020). Analisis Perilaku Belanja Online Mahasiswa


Universitas Islam Indonesia. Universitas Islam Indonesia.
Shopee. (2021). Shopeepay, Metode Pembayaran. shopeepay.co.id.
https://shopeepay.co.id/
Simatupang, S., Efendi, & Eka Putri, D. (2021). Facebook Marketplace Serta
Pengaruhnya Terhadap Minat Beli. Jurnal Ekbis Ananlisis, Prediksi, dan
Informasi, 22(1). https://jurnalekonomi.unisla.ac.id
Sinambela, L. P. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Bidang Ilmu
Administrasi, Kebijakan Publik, Ekonomi, Sosiologi, Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya (Edisi Pert). Graha Ilmu.
Soviati, S. (2022). Perilaku Konsumtif Pembawa Petaka Di Era Modern.
www.djkn.kemenkeu.go.id. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-
bandung/baca-artikel/15276/Perilaku-Konsumtif-Pembawa-Petaka-Di-Era-
Modern.html#:~:text=Perilaku konsumtif adalah perilaku atau,buta dalam
membeli suatu barang.
Sudaryana, B., & Agusiady, H. R. R. (2022). Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Deepublish.
Sugiarto, E. (2016). Analisis Emosional, Kebijaksanaan Pembelian Dan Perhatian
Setelah Transaksi Terhadap Pembentukan Disonasi Kognitif Konsumen
Pemilik Sepeda Motor Honda Pada UD. Dika Jaya Motor Lamongan. Jurnal
Penelitian Ilmu Manajemen, 1(1).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30736%2Fjpim.v1i1.4.g4
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta.
Suhatman, Rahmania, S. M., Nagara, P., & Nasfi. (2020). Pengaruh Atribut
Produk dan Promosi Terhadap Minat Beli Konsumen Kota Pariaman diToko
Online Shopee. Jurnal Bisnis, Manajemen, dan Ekonomi, 1(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.47747/jbme.v1i2.81
Susanti, A., & Saputro, S. M. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan, Gaya Hidup,
Konformitas dan Pendapatan Terhadap Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa
di STIE Surakarta. Jurnal Administrasi Bisnis Internasional (JAMBI), 2(1).
Syafina, L., & Harahap, N. (2019). Metode Penelitian Akuntansi Pendekatan
Kuantitatif. FEBI UIN-SU Press.
Tarantang, J., Awwaliyah, A., Astuti, M., & Munawaroh, M. (2019).
Perkembangan Sistem Pembayaran Digital Pada Era Revolusi Industri 4.0 Di
Indonesia. Jurnal Al Qardh, 4.
Tokopedia. (2022). Cerita Tokopedia. www.tokopedia.com.
https://www.tokopedia.com/about/our-story/
Yusuf, A. M. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian
Gabungan (Edisi Pert). Kencana.

Universitas Teknologi Sumbawa

Anda mungkin juga menyukai