Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, MANFAAT, DAN KEMUDAHAN

PENGGUNAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SECARA ONLINE


PADA APLIKASI SHOPEE
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Aktif Pengguna Shopee Fakultas Ekonomi UST)

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar
sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

SKRIPSI

Oleh :
Hana Zahra Salsabila
2017008348

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul Usulan Penelitian : PENGARUH PERSEPSI RISIKO, MANFAAT DAN

KEMUDAHAN PENGGUNAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

SECARA ONLINE PADA APLIKASI SHOPEE

Nama : Hana Zahra Salsabila

Nim 2017008348

Jurusan : Manajemen

MENYETUJUI

Usulan penelitian mahasiswa ini telah disetujui untuk diajukan mengikuti seminar

proposal.

Yogyakarta, (tgl) Desember 2020

Telah disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Susanto, S.E., M.S Lusia Tria Hatmanti Hutami, S.E., M.M

NIY/NIP : 195202035 NIY/NIP : 9217463

NIDN : 8819011019 NIDN : 517069201

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI...............................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................7

1.5 Sistematika Penulisan...........................................................................7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.................................................................9

2.1 Kajian Teori..........................................................................................9

2.2.1 Persepsi risiko..........................................................................9

2.2.2 Teori Technology Acceptance Model (TAM)..........................10

2.2.3 Persepi manfaat........................................................................11

2.2.4 Persepsi kemudahan penggunaan.............................................12

2.2.5 Keputusan pembelian secara online.........................................13

2.2 Penelitian Terdahulu............................................................................14

2.3 Pengembangan Hipotesis.....................................................................15

2.4 Kerangka Pikir......................................................................................19

BAB III : METODE PENELITIAN.............................................................21

3.1 Sifat Penelitian.....................................................................................21

3.2 Definisi Operasional Dan Indikator Variable Penelitian......................21


3.2.1 Variabel Independen................................................................21

3.2.2 Variabel Dependen...................................................................24

3.3 Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel...........................25

3.3.1 Populasi....................................................................................25

3.3.2 Sampel......................................................................................25

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel....................................................26

3.4 Sumber Dan Metode Pengumpulan Data.............................................26

3.5 Tempat Dan Waktu Pengambilan Data................................................28

3.6 Pengembangan Instrumen Penelitian...................................................28

3.7 Uji Kualitas Data..................................................................................30

3.7.1 Uji Validitas.............................................................................30

3.7.2 Uji Reliabilitas..........................................................................30

3.8 Teknik Analisis Data............................................................................31

3.8.1 Analisis Deskriptif....................................................................31

3.8.2 Uji Asumsi Klasik....................................................................31

3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda............................................33

3.8.4 UjiHipotesis..............................................................................34

4.1 Hasil dan Pembahasan ……………………………………………….

4.2 Data Penelitian ……………………………………………………….

4.3 Analisis Data …………………………………………………………

4.4 Pembahasan ………………………………………………………….

Daftar Pustaka ................................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberadaan internet telah mengubah berbagai aktivitas masyarakat,

tidak terkecuali dalam transaksi jual beli. Tingginya jumlah masyarakat

Indonesia yang mulai terbiasa dengan jual beli online berdampak pada

munculnya pelaku bisnis online. Pelaku bisnis perlu memahami perubahan

perilaku konsumen yang terjadi agar proses bisnis yang dijalankan dapat

diterima dengan baik oleh konsumen, Rosian &Wijaya (2016) dalam (Sitorus

& Mawardi, 2019). Keberadaan internet memberikan kemudahan dalam

transaksi jual beli online. Transaksi Jual beli online memiliki dampak terhadap

konsumen dalam pertimbangan atas transaksi online tersebut. Produsen juga

akan merasakan adanya dampak atas transaksi online berupa pertimbangan

pemasaran produk.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis survey

penetrasi dan perilaku pengguna internet tahun 2018. Disebutkan jumlah

pengguna internet mencapai 171,17 juta jiwa sepanjang tahun 2018. Angka ini

naik 10,12% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 143,26 juta jiwa maka

bisa dikatakan sudah ada 64,8% penduduk Indonesia sudah mengakses

internet( https://www.apjii,or.id/ ). Berdasarkan survey yang dilakukan APJII

terlihat peningkatan penggunaan internet. Peningkatan tersebut mulai

membentuk pola perilaku konsumen yang beragam. Salah satu perilakunya

yaitu konsumen terbiasa menggunakan aplikasi belanja online. Aplikasi


belanja online memberikan kemudahan dan efisiensi waktu kepada konsumen.

Pertumbuhan Internet didorong oleh semakin baiknya kemudahan

penggunaannya, biaya akses dan telekomunikasi yang semakin murah,

komputer yang semakin murah dan cepat dan yang paling penting adalah

meningkatnya jumlah informasi dan hiburan. Perubahan dramatis dalam

bidang teknologi telah merubah cara hidup konsumen, cara belajar dan

berinteraksi dengan yang lainnya, Yunita & Dyah ( 2015) dalam

(Wahyuningtyas & Widiastuti, 2017). Perkembangan teknologi informasi

semakin pesat dan semakin canggih. Perkembangan tersebut berbanding lurus

dengan perkembangan transaksi jual beli online. Salah satu perkembangan

transaksi jual beli yang dapat dinikmati yaitu adanya aplikasi belanja online

yang dapat di akses secara mudah.

Dalam pemanfaatan perkembangan teknologi online shop saat ini

sangat marak yang mulai menjual produknya pada aplikasi online shop, salah

satunya aplikasi shopee yang dengan jumlah pengunduh lebih dari sepuluh

juta, dan juga sudah banyak konsumen yang beralih dari yang tadinya harus

cari produk ke pusat perbelanjaan, sekarang banyak memilih untuk

menggunakan aplikasi online shop, Yunita & Dyah (2015) dalam

(Wahyuningtyas & Widiastuti, 2017). Internet telah menciptakan sebuah dunia

perekonomian baru. Internet kini dimanfaatkan oleh pebisnis untuk transaksi

jual beli yang kemudian di sebut menjadi e-commerce yang merupakan bentuk

perdagangan secara elektronik melalui media internet, Eko dkk (2018) dalam

(Yuliawan, 2018).

E-commerce merupakan proses pembelian dan penjualan, jasa dan

informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan


yang digunakan adalah internet, Handayani dan Purnama (2013) dalam

(Anwar & Adidarma, 2016). E-commerce kini sebagai penerapan e-bisnis

yang berkaitan dengan transaksi komersial oleh para produsen dalam

mendapatkan suatu kemudahan berbisnis dengan adanya jaringan internet

dimana cakupan e-bisnis dapat lebih meluas yang mempermudah dalam

pemasaran produk online. Internet telah mengubah alur perdagangan dalam

dunia bisnis pada masa kini terbangun dalam komunitas berjejaring. Secara

pelan namun pasti, penetrasi internet telah mengubah perilaku pembelian

konsumen dalam memenuhi kebutuhannya, Pratiwi (2012) dalam (Anwar &

Adidarma, 2016). Kemunculan belanja online saat ini selain merupakan

inovasi baru dalam aktivitas belanja, juga dapat merubah gaya hidup

masyarakat, Pratiwi (2012) dalam (Anwar & Adidarma, 2016).

Melihat fenomena sekarang ini, masyarakat lebih senang memilih yang

praktis dan ekonomis yang tidak memakan waktu lebih banyak, begitu juga

dengan keputusan pembelian, masyarakat lebih senang di manjakan, Arifin &

Kholifatul (2018) dalam (Saidani & Arifin, 2012). Maka dari itu jika dulu

konsumen harus masuk keluar masuk satu toko lain kini konsumen cukup

berada di sofa yang empuk lalu mencari kebutuhannya secara daring menurut

(Saidani & Arifin, 2012).

Faktor risiko yang dirasakan adalah salah satu hambatan penting yang

sangat dipertimbangkan oleh konsumen ketika akan membuat sebuah

keputusan untuk melakukan pembelian secara online. Risiko ini berkaitan

dengan bagaimana seorang konsumen memiliki kepercayaan untuk melibatkan

teknologi dalam berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen termasuk

dalam hal mencari produk yang dibutuhkan dan melakukan pembelian

terhadap produk tersebut, McCole dkk, (2010) dalam (Anwar & Adidarma,
2016). Kegiatan jual beli online tidak dapat terlepas dari masalah risiko. Hal

ini dapat terjadi karena pembeli tidak dapat melihat atau menyentuh produk

yang akan dibelinya. Resiko yang dipersepsikan menimbulkan ketidakpastian

yang secara alami ditunjukkan dalam transaksi online yang dilakukan

konsumen pada online shop, atau juga bisa dikatakan bahwa konsumen belum

semua tujuannya tercapai pada saat membuat keputusan, McCole dkk, (2010)

dalam (Anwar & Adidarma, 2016).

Kim dkk (2008) dalam Wahyuningtyas & Widiastuti, (2017) menurut

penelitiannya menyatakan bahwa faktor risiko yang dirasakan konsumen

adalah keyakinan konsumen mengenai adanya potensi hasil negatif dari

keidakpastian dalam melakukan pembelian secara online. Sedangkan persepsi

terhadap risiko menurut Firdayanti (2012) dalam (Wahyuningtyas &

Widiastuti (2017) adalah suatu cara konsumen mempersiapkan kemungkinan

kerugian yang akan diperoleh dari keputusannya dikeranakan ketidakpastian

dari hal yang diputuskan tersebut. Meskipun berbagai definisi telah muncul,

perceived risk dapat didefinisikan sebagai keyakinan subyektifitas individu

bahwa ada beberapa probabilitas suatu hasil yang tidak diinginkan akan

diterima dari suatu pilihan tertentu. Sulit bagi konsumen dalam

mempertimbangkan lebih banyak lagi kemungkinan konsekuensi dari

tindakannya, dan jarang dapat mempertimbangkan beberapa konsekuensinya

ini dengan tingkat kepastian yang tinggi.

Oglethorpe dan Monroe (1994) dalam (Ma’ruf, 2018)mendefinisikan

perceived risk sebagai persepsi konsumen mengenai ketidakpastian dan

konsekuensi yang dihadapi oleh konsumen. Belanja online yang sangat mudah

di akses dengan jangkauan informasi yang luas juga punya kekurangan,


dengan beberapa perasaan konsumen harus di gantungkan saat produk belum

sampai ketangan mereka. Jika mereka para konsumen merasakan kepuasan

produk maka mereka akan memutuskan berbelanja lagi, atau mungkin mereka

akan berbelanja lagi karena merasa terbantu dengan kemudahan mengakses

baik sistem maupun yang lain, juga bisa saja karena mereka merasakan sebuah

manfaat yang menjadikan mereka tidak merugi karena dapat membantu

menyingkat waktu padatnya dengan kenyamanan yang mungkin mereka

rasakan meski mereka harus membayar rasa penasaran dari produk yang

belum mereka rasakan fisiknya, Oglethorpe dan Monroe (1994) dalam

(Ma’ruf, 2018).

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang dugaan dengan

menyangkutkan teori dalam penelitian yang bersangkutan maupun bagi

peneliti dan peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa. Dalam

penelitiannya metode yang akan dipakai oleh peneliti adalah metode penelitian

kuantitatif menggunakan kuesioner. Dengan segala kemudahan yang dapat

dilakukan melalui internet saat ini pertumbuhan toko online kian hari

merambat luas, Shopee sebagai salah satu toko online yang menyediakan

berbagai produk untuk menunjang aktivitas sehari-hari pasalnya dalam

membeli barang online konsumen harus menanggung risiko yang

kemungkinannya cukup. Oleh karena itu penelitian ini akan menganalisis

tentang apakah persepsi risiko, manfaat dan kemudahan penggunaan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian online pada aplikasi shopee studi

kasus pada masyarakat di Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah persepsi risiko, manfaat dan kemudahan penggunaan


berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian secara

online pada aplikasi shopee?

1.2.2 Apakah persepsi risiko berpengaruh terhadap keputusan pembelian

secara online pada aplikasi shopee?

1.2.3 Apakah persepsi manfaat berpengaruh terhadap keputusan pembelian

secara online pada aplikasi shopee?

1.2.4 Apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap

keputusan pembelian secara online pada aplikasi shopee?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1.3.1 Untuk mengetahui apakah persepsi risiko, manfaat dan kemudahan

penggunaan berpengaruh secara simultan terhadap keputusan

pembelian secara online pada aplikasi shopee

1.3.2 Untuk mengetahui apakah persepsi risiko berpengaruh terhadap

keputusan pembelian secara online pada aplikasi shopee

1.3.3 Untuk mengetahui apakah persepsi manfaat berpengaruh terhadap

keputusan pembelian secara online pada aplikasi shopee

1.3.4 Untuk mengetahui apakah persepsi kemudahan penggunaan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara online pada aplikasi

shopee

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan peneliti sebagai media

penerapan ilmu selama perkuliahan. Khususnya peneliti dapat

menerapkan pada bidang pemasaran. Sehingga, peneliti dapat

menggunakan penelitian ini untuk melakukan transaksi online.


2. Manfaat Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan perusahaan sebagai acuan

untuk menjalankan bisnisnya. Penelitian ini dapat memberikan

pertimbangan-pertimbangan bagi perusahaan terhadap keputusan

penjualan secara online.

3. Manfaat Bagi Konsumen

Hasil penelitian ini dapat digunakan konsumen sebagai media

informasi. Informasi yang diberikan berupa kemudahan dalam

melakukan transaksi online.

1.5 Sistematika Penulisan

Pada sistematika penulisan gambaran yang jelas mengenai

penelitian yang dilakukan, maka disusunlah suatu sistematika penulisan

yang berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-

tiap babnya. Adapun sistematika penulisan penelitian yang dilakukan ini

adalah sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang: latar belakang,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab tinjauan pustaka ini menyajikan mengenai kajian teori, penelitian

terdahulu, pengembangan hipotesis dan kerangka pikir penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Mengemukakan metode penelitian yang meliputi: sifat penelitian, definisi


operasional dan indikator variabel penelitian, populasi, sampel dan teknik

pengambilan sampel, sumber dan metode pengumpulan data, tempat dan

waktu pengambilan data, pengembangan instrumen penelitian, uji kualitas

data dan teknik analisis data.


B AB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Persepsi Risiko

Risiko merupakan pendahulu yang memperoleh kepercayaan

Gefen et al., (2003) dalam (Wahyuningtyas & Widiastuti, 2017). Dalam

bisnis jual beli online yang pertama harus ditanamkan dalam benak

konsumen adalah rasa percaya dimana dari kepercayaan itu tersebut dapat

menimbulkan loyalitas konsumen. Internet telah tumbuh menjadi

sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang

tidak dapat diabaikan , dengan begitu juga risiko yang akan dihadapi

konsumen berkaitan erat. Beberapa konsumen mungkin akan berpikir

berulang untuk melanjutkan transaksi atau tidak karena wujud produk

yang masih tanda tanya atau mungkin pada transaksi sebelumnya

konsumen mendapatkan kesulitan saat berbelanja online pada toko atau

aplikasi online tersebut, Gefen et al., (2003) dalam (Wahyuningtyas &

Widiastuti, 2017).

Dalam pembelian online penjual dan beli tidak berhadapan secara

langsung. Para pembeli juga tidak dapat menyentuh atau mengetahui

dengan jelas produk yang mereka pesan. Persepsi risiko (perceived risk)

menurut Schiffman dan Kanuk (2007:183) dalam (Picaully, 2018) adalah

ketidakpastian yang konsumen hadapi ketika mereka tidak bisa melihat

konsekuensi dari keputusan pembelian mereka. Konsumen menghadapi


ketidakpastian saat mereka tidak melihat akibat dari apa yang tidak dapat

dilihat secara langsung.

2.1.2 Teori Technology Acceptance Model (TAM)

TAM (Teori Technology Acceptance Model) merupakan sebuah

model yang di adaptasi dari Theory of Reasoned Action yang

diperkenalkan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1980 dan

diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1986, Davis dkk.,

(1989) dalam (Febriansyah, 2017). Dalam teori TAM dikatakan bahwa

persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) memiliki

kontribusi terhadap persepsi manfaat (perceived usefulness). Sedikit usaha

yang dirasakan konsumen dalam penggunaan sistem memungkinkan

konsumen dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan, Davis dkk.,

(1989) dalam (Karnadjaja, Tulipa, & Lukito, 2018). Dapat disimpulkan

bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dapat

mempengaruhi persepsi manfaat (perceived usefulness).

TAM mengatakan bahwa persepsi manfaat (perceived usefulness)

dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) merupakan

faktor penting yang mempengaruhi sikap konsumen terhadap minat dan

penggunaan mereka terhadap sistem informasi, Davis dkk., (1989) dalam

(Karnadjaja et al., 2018). Persepsi manfaat (perceived usefulness)

didefinisikan oleh Davis dkk. (1989) dalam (Karnadjaja et al., 2018)

sebagai kemungkinan pengguna untuk menggunakan teknologi jika

pengguna merasakan bahwa dengan menggunakan sistem aplikasi tertentu

dapat meningkatkan kinerjanya dalam konteks organisasi. Persepsi

manfaat merupakan persepsi individu bahwa menggunakan internet


sebagai media untuk berbelanja akan meningkatkan kinerja belanja

konsumen, Rizwan dkk., (2014) dalam (Karnadjaja et al., 2018). Persepsi

kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai

tingkat dimana pengguna merasakan bahwa penggunaan sistem tertentu

bebas dari usaha, Davis dkk., (1989) dalam (Karnadjaja et al., 2018).

Gambar : Model Original yang diusulkan oleh Fred Davis (1989)

dalam (Karnadjaja et al., 2018).

2.1.3 Persepsi Manfaat

Menurut Kim et al., (2007) dalam(Wahyuningtyas & Widiastuti,

2017) Persepsi manfaat merupakan keyakinan konsumen tentang sejauh

mana ia akan menjadi lebih baik dari transaksi online dengan situs web

tertentu. Pemanfaatan suatu sistem oleh seorang konsumen adalah ketika

mereka merasa terbantu, dan adanya perubahan dimana konsumen

mendapatkan kebaikan lebih dari sebelumnya dari suatu sistem tersebut.

Maka yang mereka rasakan akan mempengaruhi untuk melakukan

keputusan yang akan mereka ambil dalam berbelanja online pada aplikasi

shopping. Karena cenderung konsumen memiliki perilaku yang

menganalisis tentang keadaan sekitarnya, pribadinya dan juga ketika


mereka merasa terbantu.

Menurut Davis (1989) dalam (Karnadjaja et al., 2018) Persepsi

kemanfaatan adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan

suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya. Teknologi dapat

mengubah tindakan seseorang. Maka dapat disimpulkan jika seseorang

mudah mendapatkan kegunaan dari suatu sistem ia akan menggunakannya

untuk memudahkan pencapaiannya.

2.1.4 Persepsi Kemudahan Penggunaan

Berdasarkan Yunita dan Dyah (2015) dalam(Wahyuningtyas &

Widiastuti, 2017), Persepsi kemudahan ini akan berdampak pada perilaku,

yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan

sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi.

Kodratnya manusia cenderung menyukai sesuatu yang instan, dengan

begitu dari banyak kemungkinan konsumen akan cenderung menggunakan

aplikasi belanja online sebagai sarana yang memudahkan dalam

aktivitasnya yang bisa dilakukan di manapun dan kapanpun saja meski

memiliki rutinitas yang padat sehingga sulit mendapatkan waktu luang

harus pergi suatu tempat menggunakan kendaraan atau pusat perbelanjaan

karena yang mungkin akan memakan waktu karena harus menempuh

perjalanan, namun konsumen hanya perlu menunggu barang sampai di

rumah dan diantar oleh seorang kurir.

Berdasarkan (Yuliawan, 2018) Kemudahan transaksi online yaitu

berupa prosedur pemesanan yang sederhana, prosedur pembayaran yang

variatif dan mudah di lakukan, proses pembelian yang informatif dan

menyenangkan serta proses pengiriman produk yang cepat dan tepat.


Semakin canggih dengan memberikan kemudahan dibeberapa segi

kehidupan, misal dalam sistem pembayaran belanja online dapat di

lakukan dengan metode M-Banking atau dengan aplikasi money digital

lainnya yang mempermudah transaksi minat seseorang dalam berbelanja

online akan meningkat.

2.1.4 Keputusan Pembelian Secara Online

Menurut Haubi dan Trifts (2000) dalam (Wahyuningtyas &

Widiastuti, 2017) mendefinisikan belanja melalui media internet sebagai

pertukaran atau aktivitas komputer yang dilakukan seorang konsumen

melalui alat penghubung komputer sebagai dasarnya, di mana komputer

konsumen terhubung dengan internet dan bisa berinteraksi dengan retailer

atau toko maya yang menjual produk atau jasa melalui jaringan. Di

Indonesia dengan jaman yang mudah mengakses jaringan internet dan

pengguna yang cukup banyak, memudahkan bagi para konsumen membeli

produk melalui online karena ketersediaannya sarana atau yang lebih

familiar juga banyak aplikasi online shop seperti shoppe yang salah satu

online shop dengan pengunduh lebih dari sepuluh juta yang telah

berlangganan, shopee juga memudahkan penggunanya berbelanja online

tanpa sulit menggunakan komputer melainkan cukup dengan smartphone

android yang menawarkan banyak bermacam-macam produk. Sudah tidak

diragukan lagi bahwa berbelanja online di aplikasi sudah banyak

pelanggannya dan bukan lagi hal baru yang terjadi di Indonesia, Haubi dan

Trifts (2000) dalam (Wahyuningtyas & Widiastuti, 2017).

2.2 Penelitian Terdahulu

Ringkasan Penelitian Terdahulu


No Peneliti Judul HasilPenelitian

1. Yunita Fitri Analisis pengaruh Dari hasil penelitian


Wahyuningty persepsi risiko,kemudahan dinyatakan bahwa variable
as & Dyah dan manfaat terhadap persepsi risiko, persepsi
Ayu keputusan pembelian kemudahan dan persepi
Widiastuti secara online (studi kasus manfaat terbukti berpengaruh
(2018) pada konsumen barang secara signifikan dan positif
fashion di facebook) terhadap keputusan pembelian
secara online

2. Sitorus & Pengaruh persepsi Dari hasil penelitian


Mawardi kemudahan, persepsi dinyatakan bahwa kemudahan
(2019) risiko, dan kepercayaan penggunaan berpengaruh
konsumen terhadap minat positif dan signifikan secara
beli online (Studi pada parsial terhadap minat beli
mahasiswa pengguna online pada aplikasi Carousell.
aplikasi jual beli online
Carousell)

3. Moch Suhir et Pengaruh persepsi risiko, Berdasarkan pada hasil uji


al (2014) kemudahan dan manfaat didapatkan bahwa terdapat tiga
terhadap keputusan variabel yang mempunyai
pembelian secara online pengaruh signifikan terhadap
(survei terhadap pengguna Keputusan pembelian online
situs website yaitu persepsi risiko, persepsi
www.kaskus.co.id) kemudahan, persepsi manfaat
4. Hakul Pengaruh persepsi risiko, Berdasarkan penelitian ini
Fitrianis kemudahan dan manfaat pengaruh positif maupun
(2017) terhadap keputusan negatif berpengaruh secara
pembelian secara online signiikan terhadap penelitian
di Instagram (Studi Kasus ini.
Pada Mahasiswa
Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta)
5. Karnadjaja, Pengaruh Persepsi Risiko, Perilaku konsumen mengenai
Claudia Manfaat, dan Kemudahan pengaruh perceived risk dan
Cindy Penggunaan terhadap service quality terhadap
Tulipa, Diyah Minat Belanja Online customer loyalty dengan
Lukito, melalui Kepercayaan dan switching cost sebagai variable
Robertus Sigit Sikap pada Konsumen Za mediasi di Zalora.
Haribowo lora di Surabaya
(2018)
6. M Khalid Pengaruh persepsi Berdasarkan penelitian yang
Mawardi kemudahan, persepsi telah dilakukan dengan
(2019) risiko dan kepercayaan menyebarkan kuesioner secara
konsumen terhadap minat Online kepada 140 responden
beli online (Studi pada yang telah memenuhi kriteria,
Mahasiswa Pengguna membuktikan bahwa Persepsi
Aplikasi Jual Beli Online Kemudahan (X1), Persepsi
Carousell) Risiko (X2) dan Kepercayaan
Konsumen (X3) berpengaruh
secara signifikan terhadap
Minat Beli Online (Y).

7. Moch Pengaruh Persepsi Risiko, Berdasarkan penelitian yang


Suhir,Imam Kemudahan dan Persepsi telah dilakukan, dapat di
Suyadi, Manfaat Terhadap simpulkan bahwa variabel
Riyadi Keputusan Pembelian terikat (Keputusan pembelian
(2014) (Survei Terhadap online) dapat dipengaruhi
Pengguna Situs Website secara signifikan oleh variabel
www.Kaskus.co.id) bebas (persepsi risiko(X1),
persepsi kemudahan (X2), dan
persepsi manfaat (X3)

8. Yuliawan Analisis Pengaruh Faktor Berdasarkan hasil uji hipotesis


(2018) Kepercayaan, Kemudahan secara simultan dimana nilai
Dan Kualitas Layanan Fhitung sebesar 16.401> ttabel
Terhadap Keputusan sebesar 0.000. Variabel
Pembelian Pada Online kepercayaan, kemudahan dan
Shop Zalora Indonesia kualitas layanan berpengaruh
(Studi Pada Mahasiswa terhadap keputusan pembelian
Program Studi mahasiswa pada e-commerce
Manajemen Stie Mikroskil Zalora Indoensia.
Medan)
9. Isnain Putra Analisis Pengaruh Berdasarkan penelitian yang
Baskara & Kepercayaan, Keamanan, telah dilakukan bahwa
Guruh Taufan Kualitas Pelayanan Dan hipotesis yang menyatakan
Hariyad Persepsi Akan Resiko faktor persepsi akan resiko
(2015) Terhadap Keputusan (perceived risk) berpengaruh
Pembelian Melalui Situs signifikan terhadap keputusan
Jejaring Sosial (Social pembelian melalui situs
Networking Websites) jejaring sosial (sosial
(Studi Pada Mahasiswa Di networking websites) diterima
Kota Semarang)
10. Kunti Nuron Dampak Kemudahan Berdasarkan penelitian yang
Nabila & Sari Penggunaan, Kualitas telah dilakukan bahwa
Listyorini Informasi Dan Persepsi Kemudahan penggunaan,
(2016) Risiko Terhadap kualitas informasi dan persepsi
Keputusan Pembelian risiko berpengaruh terhadap
Online (Studi Pada keputusan pembelian pada
Pengguna Situs Jual Beli situs jual beli online
Online Bukalapak Pada Bukalapak, diterima.
Mahasiswa Fisip
Universitas Diponegoro)
2.3 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu dugaan mengenai jawaban permasalahan pada

penelitian yang dilakukan oleh tiap peneliti, sampai data yang terkumpul

membuktikan jawaban permasalahan yang sebenarnya. Berdasarkan penelitian

terdahulu , maka ringkasan ini dapat digunakan sebagai pendukung untuk

hipotesis penelitian.

2.3.1 Pengaruh Persepsi Risiko, Manfaat dan Kemudahan

Penggunaan

Pemalsuan adalah masalah yang signifikan dan terus berkembang

dalam waktu yang singkat dan berkembang pesat di seluruh dunia.

Perilaku pembelian barang palsu sangat penting jika strategi kebijakan

publik yang efektif ingin dikembangkan. Menurut Shafique, Ahmad,

Abbass, & Khurshid, (2015) Bersama dengan konstruksi terkait

perilaku yang mapan, yaitu sikap dan niat seseorang untuk melakukan

perilaku tertentu, satu dari konstruksi kunci, yang diidentifikasi dalam

perilaku konsumen adalah risiko yang dirasakan. Persepsi risiko dapat

di artikan sebagai penilaian subjektif oleh seseorang terhadap

kemungkinan dari sebuah kejadian kecelakaan dan seberapa khawatir

individu dengan konsekuensi atau dampak yang ditimbulkan kejadian

tersebut menurut (Suhir, Suyadi, & Riyadi, 2014).

Menurut Wahyuningtyas & Widiastuti (2017), Persepsi manfaat

adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu

teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Dimana seseorang

percaya bahwa teknologi akan membantu aktifitasnya menjadi lebih

mudah dan efektif, Dan tercapainya kelebihan dari penggunaan


tersebut. Berdasarkan (Yuliawan, 2018) Kemudahan transaksi online

yaitu berupa prosedur pemesanan yang sederhana, prosedur

pembayaran yang variatif dan mudah di lakukan, proses pembelian

yang informatif dan menyenangkan serta proses pengiriman produk

yang cepat dan tepat. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Suhir

et al., 2014) menyatakan bahwa persepsi risiko, manfaat dan

kemudahan penggunaan berpengaruh secara bersama-sama (simultan)

terhadap keptusan pembelian.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam

penelitian ini adalah :

H1 :Persepsi risiko, manfaat dan kemudahan penggunaan

berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian secara

online pada aplikasi shopee

2.3.2 Pengaruh Persepsi Risiko Terhadap Keputusan Pembelian

Secara Online

Menurut Lui dan Jamieson (2003) dalam Anandita (2015)

Menyatakan tingkat risiko dalam berbelanja secara online tergantung

pada persepsi konsumen dalam memperkirakan tinggi rendahnya risiko

yang akan dialami ketika menggunakan internet untuk berbelanja.

Dapat dikatakan bahwa risiko akan berdampak sebagaimana para

konsumen konflik dengan pikirannya memicu timbulnya risiko yang

ditanggungnya dalam suatu tindakan yang diambilnya. Sebagaimana

konsumen harus meminimalisasi pikiran terhadap persepsi negatif

dalam pengambilan keputusan yang mereka lakukan.

Namun, risiko yang akan muncul adalah hal yang tertanam


dalam pikiran konsumen saat akan berbelanja online Sehingga perilaku

konsumen akan dipengaruhi oleh risiko-risiko yang dipikirkan oleh

konsumen, (Sitorus & Mawardi, 2019).

Menurut Bauer dalam Pavlou (2010) dalam Andryanto (2016)

perceived risk merupakan ketidakpastian dan konsekuensi yang

berhubungan dengan tindakan-tindakan konsumen. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Nabila & Listiyorini, (2016)

Persepsi Risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Keputusan Pembelian pada situs jual beli online Bukalapak. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi risiko yang dirasakan

oleh konsumen pada website Bukalapak maka keputusan pembelian

pada situs jual beli online Bukalapak tersebut akan mengalami

penurunan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam

penelitian ini adalah :

H2 : Persepsi risiko berpengaruh negatif terhadap keputusan

pembelian secara online pada aplikasi shopee

2.3.3 Pengaruh Persepsi Manfaat Terhadap Keputusan Pembelian

Secara Online

Menurut Rendragaha (2011) dalam Monica & Tama (2017)

bahwa seseorang akan berminat menggunakan sistem e-commerce jika

dirasa berguna untuk dirinya. Dari teorinya dapat dijelaskan bahwa

manfaat dimana seseorang telah meyakini dengan menggunakannya


akan berdampak baik untuk dirinya dan hal tersebut adalah buah

proses dari pemikiran yang membuatnya mengambil suatu tindakan

yang tidak akan memposisikan dirinya dalam kesulitan.

Menurut Jones et al. (2002) dalam Karnadjaja et al., (2018)

Sumber utama informasi pelanggan untuk mengevaluasi adalah

membandingkan pengalaman pribadi dengan pengalaman orang lain.

Persepsi manfaat akan berpengaruh terhadap keputusan seseorang

dalam pembelian online. Seseorang dapat melihat perbandingan

tentang kegunaan yang menjamin dirinya ketika orang lain merasakan

kegunaan tersebut.

Persepsi manfaat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Adi Triatma (2012) dalam Andryanto (2016) mengenai “Pengaruh

Trust dan Penerimaan Teknologi terhadap minat konsumen dalam

Pembelian Online (studi kasus www.kaskus.us)”, menunjukkan bahwa

persepsi manfaat mempunyai pengaruh positif terhadap minat

konsumen untuk bertransaksi kepada retlair web.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam

penelitian ini adalah :

H3 : Persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian secara online pada aplikasi shopee

2.3.4 Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap

Keputusan Pembelian Secara Online


Menurut teori yang dikemukakan oleh Brown (2002) dalam

Monica & Tama (2017), Menyatakan bahwa teknologi yang

mempunyai perintah-perintah yang mudah ditemukan dan mudah

dimengerti akan mempengaruhi persepsi seseorang bahwa teknologi

tersebut mudah digunakan. Sehingga seseorang yang memiliki asumsi

seperti itu mereka cenderung memilih apa yang membuatnya tidak

terhampat karena sebuah kesulitan yang akan dihadapinya dan memilih

kemudahan tersebut. Akan tetapi, ketika persepsi teknologi menjadi

rumit oleh beberapa orang itu akan mempengaruhi penurunannya

keputusan pembelian secara online yang berbasis teknologi, maka

sebaliknya akan banyak yang menghindari karena pada dasarnya

mereka tidak ingin menyulitkan dirinya dalam situasi yang tidak di

ingankan dan memilih untuk tidak mengambil keputusan tersebut.

Persepsi kemudahan penggunaan berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Adi Triatma (2012) dalam Andryanto (2016),

Mengenai “Pengaruh Trust dan Penerimaan Teknologi terhadap minat

konsumen dalam Pembelian Online (studi kasus www.kaskus.us)”,

menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan mempunyai

pengaruh posiitif terhadap minat konsumen untuk bertransaksi kepada

retailer web. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Yoon C. Cho

(2012) dalam (Andryanto, 2016) dengan judul “Exploring Factors That

Affect Usefulness, Ease of Use, Trust, And Purchase Intention In The

Online Environment” menyatakan bahwa percieve usefulness dan


percieve ease of use secara statistik berpengaruh positif dan signifikan

terhadap behavioral intention to shop online.

Dengan demikian persepsi kemudahan penggunaan berbunyi :

H4 : Persepsi kemudahan penggunaan terhadap keputusan pembelian

secara online pada aplikasi shopee

2.4 Kerangka Pikir

Berikut ini merupakan gambar kerangka pemikiran dari Analisis

Pengaruh Persepsi Risiko, Kemudahan dan Manfaat Terhadap Keputusan

Pembelian Secara Online yang digambarkan dalam gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1

Kerangka

Pemikiran

H1

Persepsi Risiko (X1)


H2

Persepsi manfaat
Keputusan
(X2) H3
Pembeliaan (Y)

Persepsi Kemudahan
H4
Penggunaan (X3)
Sumber : (Suhir et al., 2014) Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 8,

2014

Kerangka pikiran diatas menyatakan bahwa penelitian ini

menggunakan 3 variabel yaitu : persepsi resiko (X1), persepsi manfaat

(X2) dan persepsi kemudahan penggunaan (X3) dan Keputusan pembelian

sebagai variabel (Y). Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat

dijelaskan bahwa persepsi risiko (X1) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Persepsi Manfaat (X2)

berpengaruh positif secara signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

Persepsi kemudahan penggunaan (X3) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Dan menyatakan bahwa

ketiga variabel yang terdiri dari persepsi risiko (X1), persepsi manfaat

(X2), dan persepsi kemudahan penggunaan (X3) berpengaruh simultan

secara signifikan terhadap keputusan pembelian secara online. Sebagai

konsekuensi diperoleh empat hipotesis yaitu :

H1 : Apakah Persepsi Risiko, Manfaat dan Kemudahan Penggunaan

berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian pada

aplikasi shopee

H2 : Apakah Persepsi Risiko berpengaruh terhadap keputusan

pembelian pada aplikasi shopee

H3 : Apakah Persepsi Manfaat berpengaruh terhadap keputusa

pembelian pada aplikasi shopee


H4 : Apakah Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh terhadap

keputusan pembelian pada aplikasi shopee


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sifat Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kuantitatif

yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Penelitian survey

adalah penelitian yang mengambil dari satu populasi dan menggunakan kuisioner

sebagai alat pengumpulan data yang pokok, Sofian Effendi dan Tukiran (2014)

dalam (Andryanto, 2016). Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini

digolongkan dalam penelitian asosiatif kausal atau hubungan, yaitu penelitian

untuk mengetahui sebab akibat. Hubungan atau pengaruh variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y), Sugiyono (2012) dalam (Khotimah & Febriansyah,

2018). Peneliti akan membagikan data yang akan diisi oleh responden dalam

bentuk kuisioner guna mengetahui hasil yang valid mengenai penelitian ini.

3.2 Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian

Indikator variabel penelitian yang digunakan untuk menganalisis pengaruh

persepsi risiko, manfaat dan kemudahaan penggunaan terhadap keputusan

pembelian secara online pada aplikasi shopee terdiri atas:

3.2.1 Variabel Bebas / Independent Variable (X)

Variabel bebas atau dependent variable menurut Sugiyono (2009)

dalam Yuliawan (2018), adalah variabel yang memengaruhi atau yang


menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah:

A. Persepsi Risiko (X1)

Oglethorpe dan Monroe (1994) dalam Ma’ruf (2018), mendefinisikan

persepsi risiko sebagai persepsi konsumen mengenai ketidakpastian dan

konsekuensi yang dihadapi oleh konsumen. Ketidakpasitan yang dihadapi

konsumen dalam belanja online meliputi risiko kehilangan uang, delivery

product, dan ketidaksesuaian produk. Pengukuran persepsi risiko dalam

penelitian ini menggunakan instrumen yang diadopsi dari Pavlou (2003)

dalam (Karnadjaja et al., 2018). Persepsi risiko dapat diukur dengan 3

indikator, yaitu ada risiko tertentu, mengalami kerugian, dan pemikiran

bahwa berisiko, Pavlou (2003) dalam (Karnadjaja et al., 2018).

Pengukuran persepsi risiko menggunakan 9 item pertanyaan. Untuk

mengukur masing masing instrumen pene litian ini digunakan skala likert

dengan lima alternatif jawaban yaitu: “sangat tidak setuju (sts), tidak

setuju (ts), kurang setuju (ks), setuju (s), dan sangat setuju (ss)” Sugiyono

(2008)dalam (Khotimah & Febriansyah, 2018).

B. Persepsi Manfaat (X2)

Persepsi kemanfaatan adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya. Individu

yang merasa semakin mudah menggunakan internet, akan merasa semakin

mudah mendapatkan manfaat dari teknologi tersebut. Konsumen di


internet akan melakukan pembelian di situs web karena adanya manfaat

dari transaksi tersebut. Venkatesh dan Davis (2000) dalam (Karnadjaja et

al., 2018) membagi dimensi Persepsi Kebermafaatan menjadi berikut:

1. Penggunaan sistem mampu meningkatkan kinerja individu

(improves job performance).

2. Penggunaan sistem mampu menambah tingkat produktifitas

individu (increases productivity).

3. Penggunaan sistem mampu meningkatkan efektifitas kinerja

individu (enhances effectiveness).

4. Penggunaan sistem bermanfaat bagi individu (the system is useful).

C. Persepsi Kemudahan Penggunaan (X3)

Persepsi kemudahan penggunaan merupakan tingkat dimana seseorang

meyakini bahwa penggunaan teknologi merupakan hal yang mudah dan

tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya. Konsep ini mencakup

kejelasan tujuan penggunaan teknologi dan kemudahaan penggunaan

sistem untuk tujuan sesuai dengan keinginan dari pengguna. Venkatesh

dan Davis (2000) dalam (Monica & Tama, 2017) membagi dimensi

Persepsi Kemudahan Penggunaan menjadi berikut:

1. Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti

(clear and understandable).

2. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan

sistem tersebut (does not require a lot of mental effort).


3. Sistem mudah digunakan (easy to use).

4. Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin

individu kerjakan (easy to get the system to do what he/she

wants to do).

Indikator variabel penelitian yang digunakan untuk menganalisis pengaruh

persepsi risiko, manfaat dan kemudahaan penggunaan terhadap keputusan

pembelian secara online pada aplikasi shopee terdiri atas:

3.2.2 Variabel Terikat / Dependent Variable (Y)

Variabel terikat atau dependent variable menurut Setiadi (2003)

dalam Sitorus & Mawardi (2019), “Pengembalian keputusan konsumen

(Consumer Decision Making) adalah proses pengintegrasian yang

mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih

perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari

pengintergrasian ini adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara

kognitif sebagai keinginan berperilaku.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Deavaj et al.

(2003) dalam Karnadjaja et al., (2018), menyatakan bahwa keputusan

membeli secara online dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu efisiensi

untuk pencarian, value, dan interaksi.


3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2009) dalam Khotimah & Febriansyah

(2018), merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah pada mahasiswa aktif FE UST pengguna shopee untuk

di ambil sampelnya.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut, Sugiyono (2009) dalam Khotimah & Febriansyah

(2018). Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang

memiliki sifat dan karakteristik yang sama serta memenuhi populasi yang

ditentukan. Menurut Hair et al (2010) dalam (Andryanto, 2016), ukuran

responden yang ideal dan representative adalah tergantung pada jumlah

semua indikator pada variabel dikalikan 5 – 10. Pada penelitian ini,

terdapat 20 item pertanyaan. Batas minimal responden untuk penelitian ini

adalah 23 x 5 = 115, sedangkan batas maksimalnya 23 x 10 = 230 dengan

demikian akan diambil 120 responden. Jumlah tersebut dianggap sudah

cukup mewakili populasi yang akan diteliti karna sudah memenuhi batas

minimal sampel.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Melihat karakteristik populasi yang ada dan tujuan penelitian ini, maka

penentuan responden dalam penelitian ini yaitu dengan metode purposive

sampling, purposive sampling merupakan suatu teknik pengambilan

sampel data dengan mempertimbangkan suatu hal tertentu menurut

Sugiyono (2010) dalam (Tilaar, Lapisan, & Roring, 2018) yakni

penentuan responden dari populasi dengan kriteria tertentu. Kriteria untuk

menentukan responden dalam penelitian ini diantaranya:

a) Konsumen yang sudah dewasa atau usia lebih dari 18 tahun karena

menurut Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai

pada umur 18 tahun.

b) Mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi UST di Yogyakarta yang

menggunakan aplikasi Shopee dalam penelitian ini jumlah

populasinya tidak diketahui.

3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk pengumpulan data

yaitu data primer yang didapatkan secara langsung dari sumbernya yaitu

masyarakat Yogyakarta yang menggunakan aplikasi shoope. Menurut

Suharsimi Arikunto (2013:172) dalam (Febriansyah, 2017), pengertian

data primer adalah : “ Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui

pihak pertama, biasanya dapat wawancara, jejak dan lain-lain”. Dapat


diartikan bahwa data primer juga berupa interaksi secara langsung atau

kuisioner sebagai sumber data dalam penelitian.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya, Sugiyono (2009) dalam (Khotimah & Febriansyah, 2018).

Dalam pengertian menurut sugiyono saya akan menyebarkan kuisioner

melalui online dengan menggunakan google form yang nantinya akan

menjadi sebuah sumber data untuk diteliti.

Menurut Uma sakaran : 48 dalam Monica & Tama (2017). Karena

angket diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung

dengan responden, maka dalam menyusun angket ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan, seperti :

1) Sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau

petunjuk pengisian.

2) Butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-

kata yang lazim digunakan (populer), kalimat tidak terlalu panjang.

Untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur

disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari

responden secukupnya.
Penilaian atas responden menggunakan pengukuran skala Likert

dan menghasilkan pengukuran variabel dalam skala interval yaitu:

SS (sangat setuju) : 5

S (setuju) : 4

KS (kurang setuju) : 3

TS (tidak setuju) : 2

STS (sangat tidak setuju) : 1

3.5 Tempat dan Waktu Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa aktif FE UST pengguna shopee

yang bertempat di Yogyakarta. Penelitian dilakukan dari bulan November

2019 sampai dengan selesai.

3.6 Pengembangan Instrumen Penelitian

Menurut sugiyono (2008) dalam Febriansyah (2017) instrumen pnelitian

adalah suatu alat yang diminati.

Variabel Indikator Pernyataan


Persepsi Risiko(X1) 1. Rasa Tidak Aman 1. Konsumen merasa tidak
Parasuraman (2000 aman atas data-data
dalam Yen, 2015) pribadi yang diberikan
saat melakukan transaksi
online
2. Konsumen yang
(Schiffman dan 2. Pengalaman Tidak melakukan transaksi
Kanuk, 1983:160) Memuaskan online tidak mendapatkan
produk yang sesuai.
Adanya penipuan yang
dilakukan oleh pihak
produsen kepada
konsumen.
(Zeithaml dan 3. Kualitas Pelayanan 3. Konsumen yang
Bitner, 2003:98) yang Buruk melakukan transaksi
online mendapatkan
(Yusnidar et al., 4. Resiko Waktu dan pelayanan yang tidak
2014) Kenyamanan sesuai. Konsumen merasa
5. Risiko Kinerja kecewa atas tindakan
pelayanana yang
diberikan produsen.
4. risiko yang berhubungan
dengan ketakutan
atas kerugian dari
kehilangan atau tersia-
sianya waktu akibat
pembelian suatu
produk.
5. Risiko kinerja yang
berhubungan dengan
kekhawatiran
konsumen tentang apakah
suatu produk tersebut
akan berfungsi sesuai
dengan
yang diharapkan.

Persepsi 1. Penggunaan sistem Dalam menggunakan


Manfaat(X2) mampu meningkatkan sistem yang digunakan
Venkatesh dan kinerja individu dapat mempermudah
Davis (2000) 2. Penggunaan sistem pencapaian seseorang.
mampu meningkatkan Seseorang tersebut juga
tingkat produktifitas akan merasa bahwa
individu sistem dapat menambah
3. Penggunaan sistem daya produksi seseorang.
mampu meningkatkan Sistem dari aplikasi
efektifitas kinerja shopee tersebut juga
individu dirasa dapat bermanfaat
4. Penggunaan sistem membantu aktifitas
bermanfaat bagi seseorang.
individu
Persepsi Kemudahan 1. Interaksi individu dan Seseorang akan meras
Penggunaan(X3) sistem jelas dan bahwa sistem pada
Venkatesh dan mudah dimengerti aplikasi shopee tersebut
Davis (2000) 2. Tidak dibutuhkan dapat digunakan dengan
banyak usaha untuk mudah. Fiture dalam
berinteraksi dengan aplikasi shopee juga
sistem tersebut dapat dipahami dengan
3. Sistem mudah baik oleh pengguna.
digunakan Seseorang juga akan
4. Mudah merasa easy to use untuk
mengoperasikan beroperasi pada sistem
sistem sesuai dengan tersebut dalam
apa yang ingin melakukan belanja
individu kerjakan onlilne.
Keputusan 1. Keyakinan dalam Suatu tindak-an yang
Pembelian (Y) membeli dilakukan konsumen
Maulina Hardiyanti 2. Sesuai dengan untuk mem-beli suatu
(2012) dalam keinginan barang atau jasa yang
Anandita, F. B. A. S. 3. Memiliki keinginan diawali untuk
D. S. (2015) untuk membeli ulang pemenuhan kebutuhan
dan diakhiri dengan
melakukan seleksi atas
alternatif-alternatif
tentang barang atau jasa
yang tersedia.

3.7 Uji Kualitas Data

Untuk menguji apakah kuesioner dibuat sesuai dengan indikator yang ada

pada variabel yang digunakan, baik variabel independen maupun dependen, dan

mediasi yang valid maka di uji dengan uji validitas dan reliabilitas.

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut menurut (Ghozali, 2011). Uji signifikansi dilakukan


dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of

freedom (df)= n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan alpha= 0.05.

Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka butir atau

pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2011).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu koesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011).

Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot atau

pengukuran sekali saja kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS

memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik

Cronbach Alpha (α) (Ghozali, 2011). Suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6.

3.1 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Deskriptif

Menurut Ghozali (2011) analisis deskriptif merupakan statistik

yang fungsinya untuk mendeskripsikan obyek yang diteliti melalui data

sampel ataupun populasi sebagaimana adanya dan tanpa melakukan

analisis yang diberi kesimpulan yang general.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik


Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah, uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolonieritas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal, Ghozali (2011). Dalam penelitian ini metode yang

digunakan yaitu dengan melihat probability plot dan uji One Sampel

Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Data

dinyatakan berdistribusu normal jika signifikansi lebih besar dari

0,005 atau 5%.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Cara

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat

grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat. Jika distribusi data

residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2011).

Uji glejer mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual

(UbsUt) sebagai variable dependen sabagai persamaan sebagai

berikut :
𝑈𝑏𝑠𝑈𝑡 = 𝑎 + 𝑏 𝑡+𝑣𝑖

Jika variable independen secara signifikan mempengaruhi UbsUt

maka ada indikator heteroskedastisita, sebaliknya jika variable

indikator tidak mempengaruhi UbsUt maka tidak ada indikator

heteroskedastisita dengan nilai sig dibandingkan 0,05.

c. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (interdependen)

( Ghozali,2011:164). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai

VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai

untuk menujukan adanya multikolonieritas adalah tolerance ≤ 0,10 atau

sama dengan nilai VIF ≥ 10 ( Ghozali, 2011: 105-106).

3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis

pada penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan pengolahan data

menggunakan software SPSS (Statistical Package For Social Science).

Menurut Sunyoto (2011: 145) dalam (Khotimah & Febriansyah, 2018a)

analisis regresi linier berganda dipakai untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel bebas (Persepsi Risiko, Manfaat, Kemudahan

Penggunaan) terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian) dengan

rumus regresi sebagai berikut, yaitu: dengan formulasi sebagai berikut :

Y = bo+ b1X1 + b2X2+ b3X3


Keterangan:

Y : Keputusan Pembelian

bo : Konstanta

b1, b2, b3 : Koefisien Regresi

X1 : Persepsi Risiko

X2 : Manfaat

X3 : Kemudahan Penggunaan

Sumber : (Khotimah & Febriansyah, 2018a) yang kemudian

dikembangkan oleh peneliti untuk penelitian ini. Sebagai berikut :

Kpn = bo+ b1Pr + b2M+ b3Kp

Keterangan :

Kpn : Keputusan Pembelian

bo : Konstanta

b1, b2, b3 : Koefisien Regresi

Pr : Persepsi Risiko

M : Manfaat

Kp : Kemudahan Penggunaan
3.8.4 Uji Hipotesis

Untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir

nilai actual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik

goodness of fit dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F dan nilai

koefisien determinasi. Dengan demikian untuk menilai ketetapan fungsi

regresi sampel perlu dilakukan uji hipotesis uji f dan uji t.

A. Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya untuk menunjukkan apakah semua

variabel independen dalam model regresi mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen, Ghozali (2005) dalam

(Nurrahmanto, 2015). Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan

menggunakan angka probabilitas signifikansi yaitu Ghozali (2005) dalam

(Asri & Susanti, 2018) :

1) Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima

dan Ha ditolak.

2) Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak

dan Ha diterima

B. Uji t (Uji Parsial)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikatnya. Dimana Ttabel > Thitung,

H0 diterima. Dan jika Ttabel < Thitung, maka H1 diterima,


begitupun jika sig> ά (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak dan jika

sig< ά (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Perusahaan

4.2 Data Penelitian

4.3 Analisis Data

4.4 Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA

Anandita, F. B. A. S. D. S. (2015). Analisa Pengaruh Kepercayaan, Keamanan,


Kualitas Pelayanan, dan Persepsi akan Risiko terhadap Keputusan Pembelian
melalui Situs Jejaring Sosial. Jurnal Ekonomi Dan Kewiraushaan, 15(2),
203–210.
Andryanto, R. (2016). pengaruh kepercayaan, persepsi manaat, dan persepsi
kemudahan penggunaan terhadap minat beli ditoko online. , V‫ثثثثثث‬
2002(1), 35–40. https://doi.org/10.1109/ciced.2018.8592188
Anwar, R., & Adidarma, W. (2016). PENGARUH KEPERCAYAAN DAN
RISIKO PADA MINAT BELI BELANJA ONLINE Rosian Anwar 1 Wijaya
Adidarma 2. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwajaya, 14, 2.
Febriansyah, A. (2017). Tinjauan Atas Proses Penyusunan Laporan Keuangan
Pada Young Enterpreneur Academy Indonesia Bandung. Jurnal Riset
Akuntansi, 8(2). https://doi.org/10.34010/jra.v8i2.525
Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Karnadjaja, C. C., Tulipa, D., & Lukito, R. S. H. (2018). Pengaruh Persepsi
Risiko, Manfaat, Dan Kemudahan Penggunaan Terhadap Minat Belanja
Online Melalui Kepercayaan Dan Sikap Pada Konsumen Zalora Di
Surabaya. Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen, 6(2), 116–130. Retrieved
from http://journal.wima.ac.id/index.php/KAMMA/article/view/1779
Khotimah, K., & Febriansyah. (2018a). Pengaruh kemudahan penggunaan,
kepercayaan konsumen & kreativitas iklan terhadap minat beli konsumen.
1(1).
Khotimah, K., & Febriansyah, F. (2018b). Pengaruh kemudahan penggunaan,
kepercayaan konsumen dan kreativitas iklan terhadap minat beli konsumen
online-shop. Jurnal Manajemen Strategi Dan Aplikasi Bisnis, 1(1), 19–26.
https://doi.org/10.36407/jmsab.v1i1.16
Ma’ruf, S. (2018). THE INFLUENCE OF EASE OF USE, USEFULNESS,
PERCEIVED RISK, AND CONVENIENCE ON CONSUMER ATTITUDE
ON ONLINE SHOPPING (A CASE STUDY OF LAZADA.COM) Oleh.
Jurnal Fakultas Ekonomi, (3), 535–549.
Monica, N., & Tama, A. I. (2017). penggaruh persepsi manfaat,persepsi
kemudahan, persepsi kenyamanan, norma subjektif dan kepercayaan
terhadap minat menggunakan electronic commerce. 8(1), 1–14.
Nabila, kunti nuron, & Listiyorini, S. (2016). Dampak Kemudahan Penggunaan,
Kualitas Informasi dan Persepsi Risiko Terhadap Keputusan Pembelian
Online (studi pada pengguna situs jual beli online bukalapak pada mahasiswa
fisip universitas diponegoro). Jurnal Ilmu Admnistrasi Bisnis, (024).
Picaully, M. R. (2018). Pengaruh Kepercayaan Pelanggan Terhadap Niat
Pembelian Gadget Di Shopee Indonesia. Jurnal Manajemen Maranatha,
18(1), 31–40. https://doi.org/10.28932/jmm.v18i1.1094
Saidani, B., & Arifin, S. (2012). Pengaruh kualitas produk dan kualitas layanan
terhadap kepuasan konsumen dan minat beli pada ranch market. Jurnal Riset
Manajemen Sains Indonesia, 3(1), 1–22.
Shafique, M. N., Ahmad, N., Abbass, S., & Khurshid, M. M. (2015). Consumer
Willingness toward Counterfeit Products in Pakistan: An Exploratory Study.
Journal of Marketing and Consumer Research Journal, 9, 29–35.
Sitorus, S. D., & Mawardi, M. K. (2019). Kepercayaan Konsumen Terhadap
Minat Beli Online ( Studi pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Jual Beli
Online Carousell ). Jurnal Administrasi Bisnis, 73(1), 141–150.
Suhir, M., Suyadi, I., & Riyadi. (2014). Pengaruh Persepsi Risiko, Kemudahan
dan Persepsi Manfaat Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)|Vol, 8(1).
Tilaar, F., Lapisan, S. L. H. V. J., & Roring, F. (2018). Pengaruh Kepercayaan,
Dan Motivasi Terhadap Minat Beli Pengguna Shoppe Secara Online Pada
Anggota Pemuda Gmim Zaitun Mahakeret. 6(4).
Wahyuningtyas, Y. F., & Widiastuti, D. A. (2017). Analisis Pengaruh Persepsi
Risiko, Kemudahan Dan Manfaat Terhadap Keputusan Pembelian Secara
Online (Studi Kasus Pada Konsumen Barang Fashion Di Facebook). Kajian
Bisnis STIE Widya Wiwaha, 23(2), 112–120.
https://doi.org/10.32477/jkb.v23i2.208
Yuliawan, E. (2018). Analisis Pengaruh Faktor Kepercayaan, Kemudahan Dan
Kualias Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Online Shop Zalora
Indonesia (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen STIE
Mikroskil Medan). Optimal: Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, 12(1),
34–49. https://doi.org/10.33558/optimal.v12i1.1016
LAMPIRAN KUISIONER

Assalamualaikumwr.wb

Sehubungan dengan kewajiban pelaksanaan Tugas Akhir, saya Hana Zahra

Salsabila mahasiswa program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa,memohon kesediaan saudara/saudari untuk mengisi

daftar kuisioner. Informasi yang anda berikan untuk data penelitian dalam rangka

penyusunan skripsi dengan judul : "Pengaruh Persepsi Risiko, Manfaat dan

Kemudahan Penggunaan Terhadap Keputusan Pembeliaan Secara Online Pada

Aplikasi Shopee (Studi kasus pada mahasiswa aktif pengguna shopee Fakultas

Ekonomi UST)". Untuk itu, isilah kuisioner ini dengan jawaban yang sebenar-

benarnya kriteria responden yang dapat mengisi kuisioner shopee yang pernah

berbelanja minimal 5 kali atas kesediaan saudara/saudari,saya ucapkan trimakasih.

IDENTITASRESPONDEN

1. Umur :

2. Jeniskelamin :

3. Programstudi :

a) Manajemena

b) Akuntansi

4.Tahun angkatan :

5. Melakukan belanja dishopee : (jika pernah lanjutkan pengisian kuisioner)


a) Perna

b)TidakPerna

6. Berapa kali anda bertransaksi dishopee selama 1 tahun terakhir :

a) 5 kali

b) 10 kali

c) 20 kali

d) >20 kali

Petunjuk pengisian:

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan sebelum menjawab, berilah tanda (x)

sesuai dengan pendapa tanda. Jawaban yang tersedia berupa skala Likert yaitu

antara 1-5 dengan keterangan sebagai berikut:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Netral (N)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)


DAFTAR KUISIONER
1. Persepsi Risiko (X1)

No Pernyataan Jawaban
STS TS N S SS
1 Saya merasa tidak aman atas data
pribadi yang diberikan saat
melakukan transaksi online pada
aplikasi shopee
2 Saya merasa saat melakukan
transaksi online tidak mendapatkan
produk yang sesuai pada aplikasi
shopee
3 Saya merasa kecewa terhadap
pelayanan yang diberikan penjual
pada aplikasi shopee
4 Aplikasi shopee memberikan
pelayanan sistem yang buruk
5 Saya merasa belanja online
menggunakan shopee menyita
banyak waktu
6 Saya merasa aplikasi shopee tidak
memberikan kenyamanan saat
berbelanja online
7 Saya merasa khawatir akan produk
yang saya beli melalui shopee tidak
berfungsi sesuai dengan yang
diharapkan
8 Produk yang saya belanjakan
melalui aplikasi shopee tidak sesuai
ekspetasi
2. Persepsi Manfaat (X2)
No Pernyataan Jawaban
STS TS N S SS
1 Saya merasa berbelanja online
menggunakan aplikasi shopee
mampu meningkatkan kinerja
seseorang
2 Saya merasa berbelanja online
menggunakan aplikasi shopee
mampu meningkatkan
produktiitas seseorang
3 Saya merasa berbelanja online
menggunakan aplikasi shopee
tidak mengahambat pekerjaan
seseorang
4 Saya merasa berbelanja online
menggunakan aplikasi shopee
mampu meningkatkan efektifitas
kinerja seseorang
5 Saya merasa berbelanja online
menggunakan aplikasi shopee
mampu bermanfaat bagi seseoang

3. Persepsi Kemudahan Penggunaan (X3)

No Pernyataan Jawaban
STS TS N S SS
1 Saya merasa mudah mengingat
bagaimana menggunakan aplikasi
shopee
2 Saya merasa intruksi di shopee
jelas dan daapat dimengerti
3 Saya merasa tampilan shopee
mudah untuk dibaca
4 Saya merasa pengoperasian
shopee sangat mudah
5 Shopee sangat mudah dan aman
untuk berbelanja online
6 Penggunaan shopee di hp mudah
dan tidak banyak usaha
7 Saya merasa mudah dalam
mencari barang yang diinginkan

4. Keputusan Pembelian (Y)

No Pernyataan Jawaban
STS TS N S SS
1 Saya sangat yakin untuk membeli
barang melalui aplikasi shopee
2 Barang yang ditawarkan di
shopee sesuai dengan keinginan
saya
3 Belanja menggunakan aplikasi
shopee membuat saya inin terus
berbelanja

Anda mungkin juga menyukai