Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL PENELITIAN

EXPERIENTIAL MARKETING MELALUI APLIKASI


INSTAGRAM BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP
MINAT BERKUNJUNG KEMBALI PADA RESTAURAN
XO SUKI & CUISINE DENPASAR

Diajukan Oleh:

Nama : Kadek Susi Pratiwi


NIM : 20200140210
Program Studi : Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NGURAH RAI
DENPASAR
2023
EXPERIENTIAL MARKETING MELALUI APLIKASI INSTAGRAM
BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG
KEMBALI PADA RESTAURAN XO SUKI & CUISINE DENPASAR

Proposal penelitian diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyusun


skripsi S1 Program Studi Manajemen

Diajukan Oleh:

Nama : Kadek Susi Pratiwi


NIM : 20200140210
Program Studi : Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NGURAH RAI
DENPASAR
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

EXPERIENTIAL MARKETING MELALUI APLIKASI INSTAGRAM


BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG
KEMBALI PADA RESTAURAN XO SUKI & CUISINE DENPASAR

Proposal penelitian diajukan sebagai salah satu syarat untuk Menyusun


Skripsi S1 Program Studi Manajemen

Diajukan Oleh:

Nama : Kadek Susi Pratiwi


NIM : 20200140210
Program Studi : Manajemen

Usulan Proposal Penelitian ini telah diseminarkan dan disetujui oleh Dosen
Pembimbing pada Hari/Tanggal :……………………………………

Kaprodi Manajemen

I Komang Sumerta,SE.,MM.,CMA.
NIDN. 0802019103
Lektor/Penata Muta Tk. 1. Gol. IIIb

i
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN (COVER)


PROPOSAL PENELITIAN....................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..................... Error: Reference source not found
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah .......................................................................7
1.3. Pembatasan Masalah.......................................................................8
1.4. Perumusan Masalah........................................................................8
1.5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................9
BAB II. KERANGKA TEORITIS
2.1. Tinjauan Pustaka............................................................................11
2.2. Kerangka Pemikiran.......................................................................47
2.3. Perumusan Hipotesis......................................................................49
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan/ Desain Penelitian.......................................................52
3.2. Operasional Variabel penelitian....................................................54
3.3. Populasi dan Sampel.....................................................................62
3.4. Metode Pengumpulan Data...........................................................65
3.5. Teknik Pengujian Instrmen ..........................................................67
3.6. Teknik Analisa Data......................................................................69
3.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian........................................................77
DAFTAR PUSTAKA

ii
KUESIONER PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

iii
DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

DAFTAR GAMBAR

No Tabel Halaman

iv
v
Judul : EXPERIENTIAL MARKETING MELALUI APLIKASI INSTAGRAM
BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG
KEMBALI PADA RESTAURAN XO SUKI & CUISINE DENPASAR

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan teknologi, maka banyaknya media yang dapat
digunakan masyarakat dunia untuk dijadikan alat dalam berkomunikasi, demikian
pula dengan media sosial yang dapat dengan mudah diakses melalui jaringan internet.
Pada umumnya fungsi dari media sosial diantaranya untuk berbagi pesan dengan
banyak pengguna media sosial itu sendiri, yaitu berupa berita (informasi), gambar
(foto) dan juga tautan video. Media sosial tidak hanya dapat di akses di perangkat
komputer, tetapi dengan adanya aplikasi di smartphone atau telepon pintar, maka
semakin memudahkan masyarakat untuk mengakses media sosial secara mobile
sehingga dapat diakses kapanpun dan di manapun. Apabila dilihat dari karakter
masyarakat Indonesia yang sosial, senang berbagi, hobi eksis condong ke narsis, dan
tidak begitu concern dengan isu privasi, maka media sosial menjadi medium
komunikasi yang sangat representatif. Media sosial memberikan kebebasan kepada
penggunanya untuk membagikan hal yang diinginkan oleh penggunanya.
Penggunaan media sosial dalam proses transaksi bisnis menghadirkan cara
pemasaran baru yang banyak dikenal dengan social media marketing. Social media
marketing adalah aktivitas online dan program-program yang dirancang untuk
melibatkan pelanggan atau calon pelanggan secara langsung atau tidak langsung
dengan meningkatkan kesadaran, meningkatkan citra, atau menimbulkan penjualan
produk dan jasa (Kotler dan Keller, 2016). Social Media Marketing didefinisikan oleh
Salvatore dalam Iman, D. et al. (2015) sebagai sebuah media pemasaran yang
dilakukan secara online dengan keterlibatan masyarakat di dalamnya untuk
membentuk sebuah pasar di dunia maya. Dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan
pemasaran lewat social 6 media, unsur yang paling penting ialah internet itu sendiri.
Pemasaran yang dilakukan dengan social media berkaca dari banyaknya pengguna
internet dan social media pada zaman sekarang ini. Jumlah pengguna internet di
Indonesia kini telah meningkat pesat sebagaimana hasil data survei yang dilakukan
oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) yang bekerja sama
dengan Teknopreneur Indonesia pada tahun 2022-2023. Survei menyatakan bahwa
pengguna internet di Indonesia kini telah mencapai angka 215,63 juta orang, 2,67%
dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebanyak 210,03 juta pengguna. Internet
sebagaimana yang dijabarkan (Jennifer, H. et al., 2013) dapat menghasilkan
pertukaran informasi dan terjadinya komunikasi, menghapus penghalang antara waktu
dan tempat, menghasilkan globalisasi dan menyediakan kesempatan baru untuk
berinteraksi. Dari banyaknya pengaruh internet yang dipaparkan di atas, internet dapat
dikatakan banyak sekali memengaruhi aspek kehidupan penggunanya.
Menurut yang tertulis dalam berita pada DataIndonesia.id
(https://dataindonesia.id/Digital/detail/pengguna-instagram-di-ri-capai-10672-uta-
hingga-februari-2023), Berdasarkan data Napoleon Cat, ada 106,72 juta pengguna
Instagram di Indonesia hingga Februari 2023. Jumlah tersebut meningkat 12,9%
dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 94,54 juta pengguna. Jika
dibandingkan setahun sebelumnya, jumlah pengguna Instagram di Indonesia
meningkat 4,9%. Pada Februari 2022, jumlah pengguna Instagram di dalam negeri
tercatat sebanyak 101,76 juta pengguna. Melihat trennya, pengguna Instagram di
Indonesia sempat mengalami penurunan sejak Juni 2022 hingga Januari 2023. Namun,
jumlahnya kembali mengalami kenaikan pada bulan lalu. Adapun, pengguna
Instagram didominasi oleh perempuan dengan proporsi sebesar 53%. Sementara,
persetase pengguna Instagram di Indonesia yang berjenis kelamin laki-laki sebesar
47%. Dari usianya, 37,8% pengguna Instagram di dalam negeri berada di kelompok
umur 18-24 tahun. Sebanyak 29,7% pengguna media sosial tersebut dari kelompok
usia 25-34 tahun. Sebanyak 12,2% pengguna Instagram di Indonesia yang berusia 13-
17 tahun. Kemudian, 12,6% pengguna Instagram di Indonesia berada di kelompok
umur 35-44 tahun. Persentase pengguna Instagram di Indonesia yang berusia 45-54
tahun sebanyak 4,9%. Sisanya berada di kelompok umur 55 tahun ke atas.
Saat ini, persaingan antar dunia bisnis semakin ketat termasuk bisnis kuliner.
Dalam bisnis kuliner pelaku bisnis dituntut untuk lebih melakukan inovasi dan
menciptakan ide-ide kreatif agar dapat memberikan nilai lebih kepada konsumen.
Bisnis kuliner memang tidak akan pernah ada habisnya. Karena makanan merupakan
kebutuhan primer konsumen untuk mempertahankan hidupnya, manusia akan selalu
membutuhkan makan. Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah dari konsep
pemasaran modern. Sektor usaha industri diindonesia semakin berkembang dengan
pesat. Pihak pengelola harus benar-benar memikirkan starategi yang tepat dalam
menghadapi persaingan agar perusahaannya tetap bertahan meskipun banyak ancaman
dari competitor dengan bidang usaha sejenis. (Lamongi et al., 2018)
Pada masa pasca pandemic seperti saat ini Restauran Restauran XO SUKI &
CUISINE Denpasar mengadakan berbagai macam promosi penjualan untuk menarik
perhatian pelanggan, seperti mengadakan take away (bawa pulang) sehingga
konsumen tetap dapat merasakan masakan Restauran Restauran XO SUKI &
CUISINE Denpasar meskipun harus dari rumah. Selain itu Restauran Restauran XO
SUKI & CUISINE Denpasar juga mengadakan promo seperti mengadakan “Happy
Hour” pada jam tiga sore hingga 6 sore setiap hari kerja, serta memberikan diskon
pada menu-menu tertentu. Restauran Restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar
menggunakan daging yang berkualitas, baik daging sapi, ayam, seafood, sayuran dan
lainnya.
Berikut data pengunjung pada Restauran Restauran XO SUKI & CUISINE
Denpasar selama 6 bulan:
Tabel 1.1
Data Pengunjung selama 6 bulan
Bulan Jumlah Pengunjung
Januari 2023 200 pengunjung
Februari 2023 150 pengunjung
Maret 2023 225 pengunjung
April 2023 250 pengunjung
Mei 2023 320 pengunjung
Juni 2023 385 pengunjung
Sumber: Hasil data tahun 2023

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa data pengunjung yang diambil selama 6 bulan,
dimana pada bulan Januari terdapat 200 pengunjung. Pada bulan Februari terdapat 150
pengunjung, pada Maret terdapat 225 pengunjung, pada bulan April terdapat 250
pengunjung, pada bulan Mei 320 pengunjung sedangkan pada bulan Juni berjumlah
385 pengunjung. Pada tahun ini mengalami penurunan yang sangat tinggi dikarenakan
keadaan pasca pandemic covid 19. Yang tadinya selama sebulan jumlah konsumen
yang datang bisa sampai 900 pengunjung dan selama 6 bulan ini paling banyak yang
datang hanya dibulan Juni yang berjumlah 385 pengunjung dan paling sedikit dibulan
Februari 150 pengunjung.
Menurut Hellier, et al. (2003) (dalam Lunnatte & Andreani) minat pembelian
ulang adalah sebagai nilai individu tentang membeli kembali sebuah layanan yang
dari perusahaan yang sama, serta cenderung dilakukan secara berkala dengan
mempertimbangkan situasi sekarang dan keadaan yang memungkinkan. Seorang
konsumen yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap tenaga penjual dan
terhadap produsen yang memiliki pengalaman akan lebih mungkin untuk membeli
kembali produk tersebut, dari pada konsumen dengan tingkat kepercayaan yang
rendah.
Tabel 1.2
Prasurvey Pembelian Ulang
Bulan
April Mei Juni
Datang kembali 19 pengunjung 27 pengunjung 23 pengunjung
Tidak Datang 13 pengunjung 4 pengunjung 9 pengunjung

kembali
Data diolah 2023

Berdasarkan tabel 1.2 pembelian kembali diatas dapat disimpulkan bahwa


pada bulan April diperoleh sebanyak 19 orang melakukan pembelian ulang, pada
bulan Mei diperoleh sebanyak 27 orang melakukan pembelian ulang pada bulan Juni
diperoleh sebanyak 23 orang melakukan pembelian ulang pada Restauran Restauran
XO SUKI & CUISINE Denpasar.
Pemilik restoran tidak hanya menyajikan produk makanan yang berkualitas
tetapi juga berusaha memberikan pengalaman yang tidak terlupakan. Menciptakan
persepsi positif di benak para konsumen, dapat dilakukan dengan cara menyampaikan
atau mengkomunikasikan suatu produk dengan menyentuh sisi emosional calon
konsumen. Salah satu konsep pemasaran yang dapat di gunakan untuk mempengaruhi
sisi emosional konsumen dalam membeli sebuah produk adalah melalui experiental
marketing. Experiental marketing merupakan sebuah pendekatan untuk memberi
informasi yang lebih dari sekedar informasi mengenai suatu produk atau jasa
( Andreani, 2017).
Experiental marketing adalah suatu usaha yang digunakan oleh perusahaan
atau pemasar untuk mengemas produk sehingga mampu menawarkan pengalaman
emosi hingga menyentuh hati dan perasaan konsumen. Pendekatan ini dinilai sangat
efektif karena sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi, para pemasar lebih
menekankan diferensiasi produk untuk membedakan produknya dengan produk
competitor. Dengan adanya experiental marketing, pelanggan akan mampu
membedakan produk dan jasa yang satu dengan lainnya. Dalam strategi experiental
marketing, konsumen tidak saja melakukan permintaan barang berkualitas, tapi juga
menginginkan ada manfaat emosional, berupa memorable experience yang menyentuh
hati konsumen yaitu adanya pengalaman mengesankan yang tidak terlupakan melalui
seluruh panca indera (sense ), perasaan (feel ), pikiran (think), tindakan (act),
hubungan (relate), yang kemudian akan menjadi basis dan dasar bagi kepuasan
konsumen (Christian & Dharmayanti, 2018).
Salah satu restoran yang menggunakan experiential marketing adalah
Restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar. X.O Group of Restaurant didirikan pada
tahun 2015 di Surabaya, menyajikan 4 macam konsep menu Chinese Food dan
Grilled, yaitu Suki (Steamboat), Grilled, Cuisine, dan Dim Sum. Dengan target market
Kelas Menengah Atas sampai Kelas Atas, dan usia dari yang usia muda sampai usia
tua. Sampai dengan hari ini, X.O Group of Restaurant telah dan terus bekerja keras
dalam perkembangan menu dan layanan kualitas internasional, menjadikannya sebuah
ikon retaurant Chinese food ternama di kota Surabaya dengan 6 lokasi, Jakarta 2
lokasi, Bali, Medan dan akan terus berkembang.
Dilihat melalui segi sense pada saat pelanggan datang ke kedai Restauran XO
SUKI & CUISINE Denpasar, mata melihat tata letak ruangan dan produk yang
menarik, telinga mendengar alunan musik yang enak untuk di dengar, lidah
merasakan cita rasa produk yang nikmat, dan hidung mencium aroma masakan yang
nikmat. Pada dasarnya sense experience yang diciptakan oleh pelaku usaha dapat
berpengaruh positif maupun negatif terhadap kepuasan konsumen. Mungkin saja suatu
produk dan jasa yang ditawarkan oleh produsen tidak sesuai dengan selera konsumen
atau mungkin juga konsumen menjadi sangat puas, dan akhirnya harga yang
ditawarkan oleh produsen tidak menjadi masalah bagi konsumen.
Lalu dari segi feel dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan yang
bagus seperti keramahan karyawan, pelayanan yang tepat, kebersihan ruangan dan
lingkungan, kerapihan dan keseragaman pakaian yang digunakan karyawan serta
karyawan mampu menjelaskan menu yang ditawarkan. Agar konsumen mendapatkan
feel yang kuat terhadap suatu produk atau jasa, maka produsen harus mampu
memperhitungkan kondisi konsumen dalam arti memperhitungkan mood yang
dirasakan konsumen. Kebanyakan konsumen akan merasa puas apabila mereka
merasa cocok terhadap produk atau jasa yang ditawarkan sehingga produk dan jasa
tersebut benar-benar mampu memberikan memorable experience.
Dari segi think mendorong konsumen agar tertarik dan berfikir secara kreatif
dengan Restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar. Pada think experience juga
Restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar dapat memberikan harga yang sesuai
dengan produk yang akan didapatkan konsumen, dan menawarkan variasi menu yang
beragam. Sementara premium, variannya terdiri dari blackpepper, calbi, chicken
barbeque serta honey soy. Sehingga konsumen memiliki pengetahuan dan mampu
mengembangkan pola pikir terhadap Restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.
Dari segi Act Experience mampu mempengaruhi perilaku dan gaya hidup
konsumen dengan cara memberikan produk yang berkualitas, sehingga konsumen
merasa bangga setelah mengunjungi, seperti konsumen mendapatkan pengalaman
memasak sendiri makanan yang akan dimakan dan memilih daging sesuai keinginan
konsumen. Act experience ini memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen. Ketika act marketing mampu mempengaruhi perilaku dan gaya hidup
konsumen maka akan berdampak positif terhadap kepuasan konsumen karena
konsumen merasa produk atau jasa tersebut sesuai dengan gaya hidupnya.
Dari segi relate Restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar dapat
menciptakan hubungan antar konsumennya dengan kontak langsung baik telepon
ataupun sosial media lainnya. Terjalinnya hubungan baik antara karyawan dan
konsumen membuat konsumen senang dan puas, sehingga konsumen berfikir akan
melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan kepada orang lain karena
mendapatkan rasa bangga terhadap Restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar
Berdasarkan prasurvey yang didapatkan dari konsumen pada Restauran XO
SUKI & CUISINE Denpasar diperoleh sebanyak 26 konsumen yang melakukan
pembelian kembali dengan bermacam alasan dilihat dari dimensi Experiental
Marketing, dan didapatkan hasil mengenai pembelian kembali pada Restauran XO
SUKI & CUISINE Denpasar terdapat 4 responden yang menjawab pengalaman
memasak pada Restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar, Suasana yang
menyenangkan dan tempat yang nyaman terdapat 7 responden, Lokasi yang mudah
dijangkau konsumen terdapat 5 responden, Harga promo dan diskon yang diberikan
Restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar terjangkau terdapat 10 responden.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul: “Experiential Marketing Melalui Aplikasi Instagram Beserta
Pengaruhnya Terhadap Minat Berkunjung Kembali Pada Restauran XO SUKI
& CUISINE Denpasar”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Apakah pengaruh sense experience melalui aplikasi Instagram berpengaruh
secara poritif signifikan terhadap minat berkunjung kembali pada restauran
XO SUKI & CUISINE Denpasar?
2. Apakah pengaruh feel experience melalui aplikasi Instagram berpengaruh
secara poritif signifikan terhadap minat berkunjung kembali pada restauran
XO SUKI & CUISINE Denpasar?
3. Apakah pengaruh think experience melalui aplikasi Instagram berpengaruh
secara poritif signifikan terhadap minat berkunjung kembali pada restauran
XO SUKI & CUISINE Denpasar?
4. Apakah pengaruh act experience melalui aplikasi Instagram berpengaruh
secara poritif signifikan terhadap minat berkunjung kembali pada restauran
XO SUKI & CUISINE Denpasar?
5. Apakah pengaruh relate experience melalui aplikasi Instagram berpengaruh
secara poritif signifikan terhadap minat berkunjung kembali pada restauran
XO SUKI & CUISINE Denpasar?
6. Apakah pengaruh sense , feel , think, act and relate experience melalui aplikasi
Instagram berpengaruh secara poritif signifikan terhadap minat berkunjung
kembali pada restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar?

1.3 Tujuan dan anfaat Penelitian


1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini
bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh sense experience melalui aplikasi Instagram terhadap
minat berkunjung kembali pada restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.
2. Mengetahui pengaruh feel experience melalui aplikasi Instagram terhadap
minat berkunjung kembali pada restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.
3. Mengetahui pengaruh think experience melalui aplikasi Instagram terhadap
minat berkunjung kembali pada restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.
4. Mengetahui pengaruh act experience melalui aplikasi Instagram terhadap
minat berkunjung kembali pada restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.
5. Mengetahui pengaruh relate experience melalui aplikasi Instagram terhadap
minat berkunjung kembali pada restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.
6. Mengetahui pengaruh sense , feel , think, act and relate experience melalui
aplikasi Instagram terhadap minat berkunjung kembali pada restauran XO
SUKI & CUISINE Denpasar?

1.3.2. Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dn
praktis. Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan terkait
dengan experiential marketing melalui aplikasi instagram beserta
pengaruhnya terhadap minat berkunjung kembali pada restauran XO SUKI &
CUISINE, serta juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu
pengetahuan yang secara teoritis dipelajari di bangku perkuliahan.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
memperoleh gambaran nyata mengenai pengaruh Experiential Marketing
Melalui Aplikasi Instagram Terhadap Minat Berkunjung Kembali Pada
Restauran.
b. Bagi Restauran, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber
masukan dan referensi bagi Restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1 Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam
perusahaan. Diantaranya, merencanakan suatu produk baru dan memilih
pangsa pasar yang sesuai serta memperkenalkan produk baru kepada
masyarakat luas. Pengertian manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller
(2016: 27) marketing management as the art and science of choosing target
markets and getting, keeping, and growing customers through delivering and
communicating superior customers value. Manajemen pemasaran sebagai seni
dan ilmu untuk memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Sedangkan Menurut Djaslim Saladim (2016: 3) manajemen Pemasaran
sebagai suatu analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program
yang 21 dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan
pertukaran yang menguntungkan dengan sasaran degan maksud untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Menurut Tjiptono (2017:2), manajemen pemasaran merupakan sistem
total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga,
dan mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu memuaskan
keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.
Menurut Kotler dan Keller (2017:6) dalam buku Manajemen Pemasaran edisi
13, manajemen pemasaran diartikan sebagai seni dan ilmu memilih pasar
sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang
umum.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen pemasaran
merupakan ilmu yang dapat diaplikasikan dalam suatu organisasi atau perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan melalui proses
merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan program
yang melibatakan konsep pemasaran.

2.1.2 Promosi
Menurut Buchari Alma (2012:179) promosi adalah sejenis komunikasi yang
memberi penjelasan yang menyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2016:47) promosi merupakan aktivitas yang
mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk
membelinya. Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
promosi adalah suatu kegiatan komunikasi antara pembeli dan penjual mengenai
keberadaan produk dan jasa, menyakinkan, membujuk dan meningkatakn kembali
akan produk dan jasa tersebut sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku yang
mendorong kepada pertukaran dalam pemasaran. Bagi produsen, promosi adalah
kegiatan untuk menginformasikan produk atau jasa, membujuk konsumen untuk
membeli serta mengingatkan para konsumen untuk tidak melupakan produk.
Sementara bagi konsumen, pengertian promosi adalah komunikasi antara produsen
dan konsumen. Kegiatan promosi adalah salah satu cara perusahaan (barang/jasa)
untuk meningkatkan volume penjualan produknya.
1. Bauran Promosi
Bauran promosi menurut Kotler dan Keller (2016: 582) adalah maketing
communication mix yang lebih dikenal dengan istilah promotion mix, yaitu:
a. Advertising (Iklan), yaitu semua bentuk terbayar dari presentasi non-personal
dan promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas. Bentuk yang
paling dikenal oleh masyarakat adalah melalui media elektronik dan media
cetak.
b. Sales promotion (Promosi Penjualan), yaitu berbagai insentif jangka pendek
untuk mendorong percobaan pembelian produk atau jasa. Bentuknya seperti
undian, hadiah, sampel dan lain-lain
c. Events and experiences (Acara dan pengalaman), yaitu kegiatan dan program
yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi
harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. Bentuknya
seperti festival seni, hiburan, acara amal, dan lain-lain.
d. Public Relation and publicity (Hubungan masyarakat dan publisitas) yaitu
beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi
citra perusahaan atau produk individunya. Bentuknya seperti donasi, amal,
pidato, seminar, dan lain-lain.
e. Direct Marketing and database (Pemasaran langsung) yaitu penggunaan
surat, telepon, faksmile, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara
langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari pelanggan dan
prospek tertentu.
f. Online and social media marketing (Pemasaran online dan media sosial),
yaitu aktivitas online dan program yang dirancang untuk melibatkan
pelanggan atau prospek dan secara langsung meningkatkan kesadaran,
memperbaiki citra, atau memperoleh penjualan produk dan layanan.
g. Mobile marketing (Pemasaran mobile), yaitu bentuk khusus pemasaran
online yang menempatkan komunikasi pada konsumen ponsel, smartphone
atau tablet.
h. Personal Selling (Penjualan personal), yaitu interaksi tatap muka dengan satu
atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab
33 pertanyaan atau pengadaan pesan. Bentuknya seperti penjualan, rapatt
penjaualan, dan lain-lain.
2. Sales Promotion (Promosi Penjualan)
Promosi penjualan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang
bertujuan untuk menarik konsumen baru, mempengaruhi konsumen untuk mencoba
produk baru, mendorong konsumen lebih banyak, menyerang aktivitas promosi
pesaing, meningkatkan pembelian tanpa rencana atau mengupayakan kerja sama
yang lebih erat dengan pengecer , secara keseluruhan teknik-teknik promosi
penjualan hanya berdampak pada jangka pendek. Menurut Kotler dan Keller
(2016:622) Sales Promotion (Promosi Penjualan) merupakan kunci utama dalam
kampanye pemasaran, terdiri dari kumpulan alat insentif, yang sebagian besar
bersifat jangka pendek, dirancang untuk merangsang pembelian produk atau
layanan tertentu dengan lebih cepat atau lebih oleh konsumen atau perdagangan.
Sedangkan Kotler dan Armstong (2016:518) mengemukakan bahwa sales
promotion (promosi penjualan) terdiri dari insentif jangka pendek untuk
mendorong pembelian atau penjualan produk atau layanan.
Sedangkan menurut Djaslim Saladin (2016:136) menyatakan bahwa promosi
penjualan adalah kegiatan penjualan yang bersifat jangka pendek dan tidak
dilakukan secara berulang serta tidak rutin, yang ditujukan untuk mendorong lebih
kuat mempercepat respon pasar yang berbeda. 34 Dari pengertian diatas maka
dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan adalah keinginan menawarkan
insentif dalam periode tertentu untuk mendorong keinginan konsumen, para
penjual atau perantara. Promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik yang
digunakan untuk mencapai saran-saran pemasaran dengan menggunakan biaya
yang efisien dengan memberikan nilai pada produk kepada para perantara maupun
pemakai langsung, biasanya tidak dibatasi oleh jangka waktu tertentu.
Promosi penjualan digunakan untuk mempengaruhi perhatian konsumen
dengan memberi suatu informasi yang akan membawa konsumen untuk membeli
produk tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2016:623) pengelompokan jenis
promosi penjualan merupakan alat yang menawarkan intensif pada pembeli dan
terdiri atas:
a. Promosi konsumen (consumer promotion) adalah upaya mendorong
pembelian unit-unit yang lebih besar, meciptakan pengujian produk di antara
nion pemakai, dan menarik orang beralih merek dari pesaing. Alat yang di
gunakan seperti sample, kupon, penawaran uang kembali, pengurangan
harga, hadiah, premi, peragaan, stiker.
b. Promosi dagang (trade promotion) adalah upaya membujuk pengecer
menjual produk baru dan mempunyai tingkat persediaan dan mendorong
pembelian di luar musim. Alat yang digunakan seperti jaminan pembelian,
hadiah barang, iklan bersama, kerja sama iklan dan pemajangan,
pengembalian uang, kontes penjualan para penyalur.
c. Promosi wiraniaga (sales force promotion) adalah upaya mendorong
dukungan terhadap produk atau model baru dan mendorong pencarian calon
35 pelanggan yang lebih banyak. Alat yang digunakan seperti memberi
bonus, kontes dan kereta penjualan.
3. Tujuan Promosi
Tujuan utama dari promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan secara
mendasar terdiri dari beberapa alternatif antara lain dapat berupa:
menginformasikan, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan sasaran
konsumen tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Sebagai tujuan utama
dari kegiatan promosi yang akan dilakukan adalah menginformasikan seluruh
aspek-aspek dan kepentingan perusahaan yang berhubungan dengan konsumen
dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk dapat diketahui secara jelas.
Kegiatan untuk menginformasikan atas berbagai hal yang berkaitan antara
perusahaan dengan konsumen dapat berupa:
1. Menginformasikan pasar mengenai produk baru.
2. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk.
3. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.
4. Menjelaskan cara kerja produk.
5. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan.
6. Meluruskan kesan yang salah.
7. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.
8. Membangun citra perusahaan.
Sebagai alternatif kedua dari tujuan promosi yang akan dilakukan oleh
perusahaan adalah mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau konsumen saran
agar mau membeli atau mengalihkan pembelian terhadap produk-produk yang
dihasilkan perusahaan. Kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi dan
membujuk pelanggan sasaran dengan tujuan utama :
1. Membentuk pilihan merek.
2. Mengalihkan pilihan ke merek lain.
3. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk
4. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.
5. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungann salesman.
Sebagai alternatif terakhir dari tujuan promosi yang akan dilakukan
perusahaan adalah mengingatkan kembali konsumen sasaran yang selama ini
dimiliki atas keberadaan perusahaan dan merek-merek produk yang dihasilkan
yang tetap setia dan konsisten untuk melayani konsumennya dimanapun mereka
berada. Kegiatan promosi yang bersifat mengingat terdiri atas :
1. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan
dalam waktu dekat.
2. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk
perusahaan.
3. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kegiatan kampanye
iklan.
4. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

2.1.3 Experiential Marketing


1. Pengertian Experiential Marketing
Menurut Schmitt (Hadiwidjaja & Dharmayanti, 2014) Experiential
Marketing berasal dari dua kata yaitu experience dan marketing. Experience adalah
“pengalaman yang merupakan peristiwa-peristiwa pribadi yang terjadi dikarenakan
adanya stimulus tertentu (misalnya yang diberikan oleh pihak pemasar sebelum dan
sesudah pembelian barang atau jasa)”. Experience juga didefinisikan sebagai
sebuah bagian subjektif dalam konstruksi atau transformasi dari individu, dalam
penekanan pada emosi dan panca indera secara langsung. Sedangkan pengertian
marketing menurut Kotler dan Keller (Hadiwidjaja & Dharmayanti, 2014) adalah
“suatu proses sosial dan manajerial yang mebuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan
pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain”.
Menurut Schmitt, 2019 (dalam Lunnette & Andreani) Experiential marketing
adalah merupakan pendekatan pemasaran yang melibatkan emosi dan perasaan
konsumen dengan menciptakan pengalaman-pengalaman positif yang tidak
terlupakan sehingga konsumen mengkonsumsi dan fanatik terhadap produk
tertentu. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Smilansky (2014) yang menjelaskan
bahwa experiential marketing adalah proses mengidentifikasi dan memuaskan
kebutuhan dan aspirasi konsumen yang menguntungkan, melibatkan konsumen
melalui komunikasi dua arah yang membawa kepribadian merek untuk hidup dan
menambah nilai target konsumen.
Sedangkan menurut Nigam (2012) (dalam Caroline Lunnette & Fransisca
Andreani) experiential marketing didefinisikan sebagai pengalaman yang diberikan
kepada konsumen untuk mengeksplorasi dan mengenal produk untuk pembelian di
masa mendatang. Menurut Schmitt (Jannah et al., 2014) menyatakan bahwa
Experiential Marketing merupakan cara untuk membuat pelanggan menciptakan
pengalaman melalui panca indera (sense), menciptakan pengalaman afektif (feel),
menciptakan pengalaman berpikir secara kreatif (think), menciptakan pengalaman
pelanggan yang berhubungan dengan tubuh secara fisik, dengan perilaku dan gaya
hidup, serta dengan pengalaman-pengalaman sebagai hasil dari interaksi dengan
orang lain (act), juga menciptakan pengalaman yang terhubung dengan keadaan
sosial, gaya hidup, dan budaya yang dapat merefleksikan merek tersebut yang
merupakan pengembangan dari sensations, feelings, cognitions, dan actions
(relate).
Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan dalam marketing yang
sebenarnya telah dilakukan sejak jaman dulu hingga sekarang oleh para pemasar.
Pendekatan ini dinilai sangat efektif karena sejalan dengan perkembangan jaman
dan teknologi, para pemasar lebih menekankan diferensiasi produk untuk
membedakan produknya dengan produk kompetitor. Dengan adanya experiential
marketing, pelanggan akan mampu membedakan produk dan jasa yang satu dengan
lainnya. Experiential marketing adalah suatu usaha yang digunakan oleh
perusahaan atau pemasar untuk mengemas produk sehingga mampu menawarkan
pengalaman emosi hingga menyentuh hati dan perasaan konsumen(Christian &
Dharmayanti, 2013).
2. Manfaat Experiential Marketing
Fokus utama dari suatu Experiential Marketing adalah pada tanggapan panca
indra, pengaruh, tindakan serta hubungan. Oleh karena itu suatu badan usaha harus
dapat menciptakan experiential brand yang dihubungkan dengan kehidupan nyata
dari konsumen. Dan Experiential Marketing dapat dimanfaatkan secara efektif
apabila diterapkan pada beberapa situasi tertentu. Ada beberapa manfaat yang
dapat diterima dan dirasakan suatu badan usaha menurut pandangan Schmitt, 2019
(Gersom Hendarsono, 2013) apabila menerapkan Experiential Marketing antara
lain:
a. Untuk membangkitkan kembali merek yang sedang merosot
b. Untuk membedakan satu produk dengan produk pesaing
c. Untuk menciptakan citra dan identitas sebuah perusahaan
d. Untuk mempromosikan inovasi
e. Untuk membujuk percobaan, pembelian dan loyalitas konsu
3. Indikator Experiential Marketing
Menurut Schmitt (Hadiwidjaja & Dharmayanti, 2014) berpendapat bahwa
Experiential Marketing indikator dari experiental marketing dapat diukur dengan
menggunakan lima faktor yaitu :
a. Sense (Panca Indera)
Sense Experience didefinisikan sebagai usaha penciptaan pengalaman yang
berkaitan dengan panca indera melalui penglihatan, suara, sentuhan, rasa dan bau.
Di mana digunakan untuk mendiferensiasikan badan usaha dan produknya di
market, memotivasi konsumen untuk mau membeli produk tersebut dan
menyampaikan value pada konsumennya.
b. Feel (Perasaan)
Feel Experience adalah strategi dan implementasi untuk memberikan
pengaruh merek kepada konsumen melalui komunikasi (iklan), produk (kemasan
dan isinya), identitas produk. Setiap perusahaan harus memiliki pemahaman yang
jelas mengenai cara penciptaan perasaan melalui pengalaman konsumsi yang
dapat menggerakkan imajinasi konsumen yang diharapkan konsumen dapat
membuat keputusan untuk membeli. Feel experience timbul sebagai hasil kontak
dan interaksi yang berkembang sepanjang waktu, di mana dapat dilakukan
melalui perasaan dan emosi yang ditimbulkan. Selain itu juga dapat ditampilkan
melalui ide dan kesenangan serta reputasi akan pelayanan konsumen.
Tujuan dari Feel Experience adalah untuk menggerakkan stimulus emosional
sebagai bagian dari feel strategies sehingga dapat mempengaruhi emosi dan
suasana hati konsumen.
c. Think (Pikiran)
Think experience meliputi creative dan cognitive, maksud dari creative dan
cognitive adalah bahwa untuk pemasaran think menuntut kecerdasan dengan
tujuan menciptakan pengalaman kognitif dan pemecahan masalah dengan
melibatkan pelanggan secara kreatif.
Tujuannya adalah mendorong konsumen sehingga tertarik dan berpikir secara
kreatif sehingga mungkin dapat menghasilkan evaluasi kembali mengenai
perusahaan dan merek tersebut. Think Experience dapat dilakukan dengan
memberikan harga yang sesuai dengan produk yang didapatkan oleh konsumen,
memberikan konsep dapur yang terbuka (open kitchen) yang unik dan
menawarkan variasi menu yang beragam, sehingga konsumen memiliki
pengetahuan dan mampu mengembangkan pola pikir terhadap restaurant yang
dikunjungi.
Ada beberapa prinsip yang terkandung dalam think experience :
1) Surprise, merupakan dasar penting dalam memikat konsumen untuk
berpikir kreatif. Di mana surprise timbul sebagai akibat jika konsumen
merasa mendapatkan sesuatu melebihi dari apa yang diinginkan atau
diharapkan sehingga timbul satisfaction.
2) Intrigu, merupakan pemikiran yang tergantung tingkat pengetahuan, hal
yang menarik konsumen, atau pengalaman yang sebelumnya pernah
dialami oleh masing- masing individu.
3) Rovovacation, sifatnya menciptakan suatu kontroversi atau kejutan baik
yang menyenangkan maupun yang kurang berkenan.
d. Act (Tindakan)
Act Experience merupakan teknik pemasaran untuk menciptakan pengalaman
konsumen yang berhubungan dengan tubuh secara fisik, pola perilaku, dan gaya
hidup jangka serta pengalaman yang terjadi dari interaksi dengan orang lain. Di
mana gaya hidup yang di refleksikan dalam tindakan, minat dan pendapat. Act
Experience yang berupa gaya hidup dapat diterapkan dengan menggunakan trend
yang sedang berlangsung atau mendorong terciptanya trend budaya baru.
Tujuan dari act experience adalah untuk memberikan kesan terhadap pola
perilaku dan gaya hidup, serta memperkaya pola interaksi sosial melalui strategi
yang dilakukan. Act Experience mampu mempengaruhi perilaku dan gaya hidup
konsumen dengan cara memberikan produk yang berkualitas, sehingga konsumen
merasa bangga setelah mengunjungi. Act experience ini memberikan pengaruh
positif terhadap kepuasan konsumen. Ketika act marketing mampu
mempengaruhi perilaku dan gaya hidup konsumen maka akan berdampak positif
terhadap kepuasan konsumen karena konsumen merasa produk atau jasa tersebut
sesuai dengan gaya hidupnya.
e. Relate (Hubungan)
Relate experience terdiri dari aspek- aspek pemasaran sense, feel, think, dan
act. Relate marketing menggabungkan aspek sense, feel, think, act dengan
maksud untuk mengkaitkan individu dengan apa yang diluar dirinya dan
mengimplementasikan hubungan antara other people dan other sosial group
sehingga mereka bisa merasa bangga dan menerima komunitasnya. Perusahaan
dapat menciptakan relate antara konsumennya dengan kontak langsung baik
telepon ataupun media sosial seperti memberikan informasi tentang produk
melalui social media, terciptanya hubungan yang baik antara karyawan dan
konsumen sehingga membuat konsumen menjadi senang atau tidak segan untuk
datang kembali.
Relate marketing dapat memberikan pengaruh yang positif atau negatif
terhadap loyalitas konsumen. Ketika relate marketing mampu membuat
konsumen masuk dalam komunitas serta merasa bangga dan diterima maka akan
memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen tetapi ketika relate
marketing tidak berhasil mengkaitkan individu dengan apa yang ada diluar
dirinya maka konsumen tersebut tidak akan mungkin loyal dan memberikan
dampak yang negatif.

2.1.4 Minat
Menurut Sardiman (2017: 76), minat diartikan sebagai “suatu kondisi yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri”.
Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan
minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya
sendiri. Menurut Muhibbin Syah (2017: 152), “minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.
Seseorang yang mempunyai minat pada suatu obyek, dia akan tertarik dengan
obyek tersebut. Biasanya orang tersebut akan selalu mengikuti perkembangan
informasi tentang obyek tersebut. Minat pada suatu obyek akan mendorong
seseorang untuk mencari tahu dan mempelajari obyek tersebut dan dia akan
mengikuti aktivitas yeng berhubungan dengan obyek tersebut. Dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan dari dalam
individu untuk tertarik pada sesuatu obyek atau menyenangi sesuatu obyek, semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya. Minat biasanya
ditunjukkan melalui pernyataan yang menunjukkan lebih menyukai suatu hal dan
dapat dinyatakan juga dalam bentuk partisipasi dalam aktivitas yang diminatinya.
Jadi, dapat dikatakan bahwa indikator dari minat antara lain adanya perasaan senang,
adanya keinginan, adanya perhatian, adanya ketertarikan, adanya kebutuhan, adanya
harapan, adanya dorongan dan kemauan.
1. Minat Berkunjung Kembali
a. Pengertian Minat Berkunjung Kembali
Minat berkunjung kembali pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana
pelanggan merespon positif terhadap apa yang telah diberikan oleh suatu
perusahaan dan berminat untuk melakukan kunjungan kembali atau
mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut menurut Cronin et al., 1992.
Sementara Fornell (1992) menyatakan bahwa konsumen atau pelanggan yang
puas akan melakukan kunjungan ulang pada waktu yang akan datang dan
memberitahukan kepada orang lain atas jasa yang dirasakan. Model lain
dikemukakan oleh Betner & Spencer yaitu adanya perilaku masa lampau yang
dapat mempengaruhi minat secara langsung dan perilaku mengkonsumsi ulang
pada waktu yang akan datang (Gersom Hendarsono, 2013).
Menurut Hellier, et al. (dalam Lunnatte & Andreani) minat pembelian ulang
dengan berkunjung kembali adalah sebagai nilai individu tentang membeli
kembali sebuah layanan yang dari perusahaan yang sama, serta cenderung
dilakukan secara berkala dengan mempertimbangkan situasi sekarang dan
keadaan yang memungkinkan. Seorang konsumen yang memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi terhadap tenaga penjual dan terhadap produsen yang
memiliki pengalaman akan lebih mungkin untuk membeli kembali produk
tersebut, daripada konsumen dengan tingkat kepercayaan yang rendah.
2. Indikator Minat berkunjung kembali
Menurut Ferdinand (dalam Lunnette & Andreani), minat berkunjung kembali
dapat diidentifikasi melalui indikator- indikator sebagai berikut:
a. Minat transaksional : Kecenderungan seseorang untuk membeli produk yang
telah dikonsumsinya.
b. Minat referensial : Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk
yang sudah dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain, dengan referensi
pengalaman konsumsinya.
c. Minat preferensial : Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat
diganti bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
d. Minat eksploratif : Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk yang diprioritaskan.

2.1.5 Media Sosial


Media sosial merupakan salah satu media instan yang saat ini memang
memiliki berbagai fungsi dalam perannya. Selain berfungsi sebagai alat untuk
berkomunikasi, media massa juga menjadi sarana untuk penggunanya dalam
menggali berbagai informasi. Definisi media sosial tidak serta merta merupakan
gagasan yang tidak berdasar yang dikemukakan oleh para ahli tersebut. media sosial
memiliki peran dan dampak bagi kehidupan masyarakat yang harus didesain
sedemikian rupa agar media sosial tetap pada fungsi dan tujuan media sosial itu
sendiri dan memiliki manfaat dalam kehidupan setiap individu. Menurut Phillip
Kotler dan Kevin Keller media sosial adalah sarana bagi konsumen untuk berbagi
informasi teks, gambar, video dan audio dengan satu sama lain dan dengan
perusahaan dan sebaliknya (Kotler, Keller 2012: 568)
Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat
dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog, tweet,
instagram, facebook, atau video di YouTube yang dapat direproduksi dan dilihat
oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang
kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang
iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang
(Zarrella, 2017, h. 2).
1. Fungsi Media Sosial
Pada perannya saat ini, media sosial telah membangun sebuah kekuatan besar
dalam membentuk pola perilaku dan berbagai bidang dalam kehidupan masyarakat.
hal ini yang membuat fungsi media sosial sangat besar. Adapaun fungsi media
sosial diantaranya sebagai berikut:
a. Media sosial mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi.
Mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu
sendiri.
b. Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluar interaksi sosial
manusia dengan menggunakan internet dan teknologi web.
c. Media sosial berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media
siaran dari dari satu institusi media ke banyak audience ke dalam praktik
komunikasi dialogis antara banyak audience.
Selain itu terdapat pendapat lain menurut Puntoadi (2017: 5), yaitu pengguna
media sosial berfungsi sebagai berikut:
a. Keunggulan membangun personal branding mellui sosial media adalah tidak
mengenal trik atau popularitas semu, karena audensilah yang menentukan.
Berbagai media sosial menjadi media untuk orang berkomunikasi, berdiskusi
dan bahkan memberikan sebuah popularitas di media sosial.
b. Media sosial memberikan sebuah kesempatan yang berfungsi untuk
berinteraksi lebih dekat dengan konsumen. Media sosial menawarkan sebuah
konten komunikasi yang lebih individual. Melalui media sosial pula berbagai
para pemasar dapat mengetahui kebiasaan dari konsumen mereka dan
melakukan suatu interaksi secara personal, serta dapat membangun sebuah
ketertarikan yang mendalam.
2. Karakteristik Media Sosial
Media sosial memiliki ciri-ciri yang tidak lepas dari berbagai ciri-ciri dari
media sosial yang banyak digunakan hingga saat ini. Berikut beberapa karakteristik
yang terdapat pada media sosial:
a. Partisipasi Mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang
tertarik atau berminat menggunakannya, hingga dapat mengaburkan batas
antara media dan audience
b. Keterbukaan Kebanyakan dari media sosial yang terbuka bagi umpan balik
dan juga partisipasi melalui sarana-sarana voting, berbagi dan juga komentar.
Terkadang batasan untuk mengakses dan juga memanfaatkan isi pesan.
c. Perbincangan Selain itu, kemungkinan dengan terjadinya perbincangan
ataupun pengguna secara dua arah.
d. Keterhubungan Mayoritas dari media sosial tumbuh dengan subur lantaran
terjadi suatu kemampuan yang dapat melayani keterhubungan antara
pengguna, melalui suatu fasilitas tautan (links) ke website, sumber informasi
dan bagi pengguna-pengguna lainya

2.1.6 Instagram
1. Pengertian Instagram
Intagram merupakan layanan berbasis internet sekaligus jejaring sosial untuk
berbagi informasi via gambar digital. Para pengguna gadget kerap kali
menggunakan jejaring ini untuk langsung berbagi hasil jepretan mereka (Feri
Sulianta, 2015). Instagram merupakan aplikasi yang ada pada smartphone yang
digunakan untuk membagikan foto maupun video. Foto dan video yang akan
diunggah bisa disertakan teks atau keterangan yang mendeskripsikan tentang foto
dan video tersebut. Melaui instagram bisa kita sambungkan dengan facebook
maupun twitter dalam berbagi foto atau video yang sudah kita unggah melalui
instagram tersebut (Nisrina,2015).
Instagram atau istilah lain dengan kata photo sharing adalah media massa
yang sangat populer saat ini karena memiliki nilai tambah dalam hal filter atau
efek. Instagram bisa dikatakan menyerupai twitter, dimana kita bisa memfollow
orang lain dan orang lain juga bisa memfollow kita balik. Selanjutnya kita bisa
saling menyukai setiap apa yang mereka posting baik foto maupun video. Alasan
mengapa instagram menjadi media massa yang populer adalah karena instagram
mempunyai banyak efek instan yang menarik. Sebagian besar efek yang terdapat
pada aplikasi ini adalah mampu mengubah foto dan video (Jubilee Enterprise,
2013).
Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger dan diluncurkan
pada Oktober 2017 (George Berkowski, 2013). Nama Instagram, menurut mereka
merupakan gabungan dari “instant camera” dan “telegram” (Miliza Ghazali, 2015).
Instagram kini dapat diinstal pada beragam sistem operasi telepon genggam, mulai
dari Apple di App Store, Android di Google Play dan Windows Phone di Windows
Phone Store.
Hanya beberapa bulan setelah diluncurkan, Instagram mampu meraih 1 juta
pengguna pada Desember 2017. Jumlah ini meningkat terus hingga mencapai 5 juta
user pada Juni, kemudian mencapai 10 juta pada September 2017 dan terus
meningkat pada tahun-tahun berikutnya (Miliza Ghazali, 2016). Karakteristik dan
keunikan Instagram yakni hanya berisi aliran karya fotografi dari para
penggunanya. Fitur utamanya mirip dengan Twitter, mulai dari penggunaan istilah
“pengikut” untuk akun yang saling terhubung satu sama lain, sampai ke fitur
mention (disimbolkan dengan ‘@’) dan hashtag (disimbolkan dengan ‘#’).
Meskipun di Twitter sudah menempatkan fitur berbagi foto sebagai fokus utama
dalam pengembangan produk, Instagram tetap paling unggul di platform fotografi
berjejaring.
Dominasi Instagram, lagi-lagi karena produk ini didedikasikan secara khusus
untuk menjalin relasi digital lewat karya fotografi (ibid). Penggunaan media sosial
Instagram dapat dilihat dengan pemilihan pengguna pada fitur-fitur yang tersedia,
karena tiap fitur memiliki fungsi yang berbeda-beda (Bambang,2016). Adapun
fitur-fitur Instagram tersebut adalah:
a. Follower (Pengikut)
Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi pengikut akun
pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan demikian
komunikasi antar sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan
memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah
oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dan
jumlah tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut
dapat menjadi sebuah foto yang populer atau tidak.
b. Upload foto (Mengunggah Foto)
Kegunaan utama instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah dan
berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang ingin diunggah dapat
diperoleh melalui kamera ponsel ataupun foto-foto yang ada di album foto ponsel
tersebut. Fitur unggah foto ini mendukung pengguna Instagram untuk
merepresentasikan dirinya di depan para pengguna lain. Selain itu foto atau video
dapat diunggah saat itu juga.
c. Streaming/Live Vidio (Siaran Langsung)
Instagram dapat mengunggah foto atau video secara langsung melalui kamera
perangkat yang saat itu juga sedang digunakan. Banyak pilihan filter atau efek
yang diuntungkan bagi pengguna untuk lebih memepercantik hasil tangkapan
kamera atau video
d. Caption (Keterangan Foto)
Setelah proses mengedit foto dengan ditambah efek yang diinginkan,
pengguna bisa menuliskan keterangan sesuai apa yang diinginkan atau biasanya
sesuai dengan foto atau video yang akan di posting dan dibagikan. Pengguna bisa
menyebutkan (mention) nama pengguna lain dan memberi hashtag pasa
keterangannya.
e. Efek Foto
Instagram memiliki 15 efek foto yang dapat digunakan oleh para pengguna
pada saat mereka hendak menyunting fotonya. Efek tersebut terdiri dari: X-Pro II,
Lomo-fi, Earlybird, Sutro, Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Apollo,
Poprockeet, Nashville, Gotham, dan Lord Kevin. Pada tanggal 20 September
2017, Instagram telah menambahkan 4 buah efek terbaru, yaitu Valencia, Amaro,
Rise, Hudson, dan menghapus efek, Apollo, Poprockeet, dan Gotham. Dalam
pengaplikasian efek, para pengguna juga dapat menghilangkan bingkai-bingkai
foto yang sudah termasuk di dalam efek tersebut.
Fitur lainnya yang ada pada bagian penyuntingan terdapat fitur lux yang
mampu menaikkan intensitas ketajaman warna, fitur pengaturan kontras warna
dan juga fitur till-shift yang fungsinya sama dengan efek kamera melalui
Instagram, yaitu untuk memfokuskan satu titik pada sebuah foto, dan
sekelilingnya menjadi buram. Dalam penggunaannya, aplikasi till-shift memiliki
2 bentuk, yaitu persegi panjang dan bulat. Kedua bentuk tersebut dapat diatur
besar dan kecilnya dengan titik fokus yang diinginkan. Till-shift juga mengatur
rupa foto di sekeliling titik fokus tersebut, sehingga para pengguna dapat
mengatur tingkat keburaman pada sekeliling titik fokus di dalam foto tersebut.
f. Arroba
Seperti halnya di Twitter dan juga Facebook, Instagram juga memiliki fitur
yang dapat digunakan penggunanya untuk menyinggung pengguna lainnya
dengan menambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan nama akun Instagram
dari pengguna tersebut. Para penggunatidak hanya dapat menyinggung pengguna
lainnya di dalam judul foto, melainkan juga pada bagian komentar foto. Pada
dasarnya penyinggungan pengguna yang lainnya imaksudkan untuk
berkomunikasi dengan pengguna yang telah disinggung tersebut.
g. Hashtag (#)
Hashtag atau disimbolkan dengan (#) adalah sebuah kode yang memudahkan
para pengguna untuk mencari foto tersebut dengan menggunakan “kata kunci”.
Bila para pengguna memberikan hashtag pada sebuah foto, maka foto tersebut
dapat lebih mudah ditemukan. Hashtag itu sendiri dapat digunakan di segala
bentuk komunikasi yang bersangkutan dengan foto itu sendiri. Para pengguna
dapat memasukkan Namanya sendiri, tempat pengambilan foto tersebut, atau
untuk memberitakan sebuah acara. Foto yang telah diunggah dapat dicantumkan
hashtag sesuai dengan informasi yang bersangkutan dengan foto. Pada saat ini,
hashtag adalah cara yang terbaik jika pengguna hendak mempromosikan foto di
dalam Instagram.
h. Geotaging
Setelah memasukkan judul foto tersebut, bagian selanjutnya adalah bagian
Geotag. Bagian ini akan muncul ketika pengguna mengaktifkan GPS mereka.
Dengan demikian dapat mendeteksi lokasi para pengguna Instagram tersebut
berada. Geotagging sendiri adalah identifikasi metadata geografis dalam situs
web ataupun foto. Dengan Geotag, para pengguna dapat terdeteksi lokasi mereka
telah mengambil foto tersebut atau tempat foto tersebut telah diunggah.
i. Jejaringan Sosial
Dalam berbagi foto, para pengguna juga tidak hanya dapat membaginya di
dalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring
sosial lainnya seperti Facebook, Twitter, Foursquare, Tumblr, dan Flickr yang
tersedia di halaman Instagram untuk membagi foto tersebut. Fitur ini
memungkinkan pengguna untuk memperlihatkan foto-foto mereka di berbagai
media sosial lain yang dimilikinya, sehingga memungkinkan berbagai kalangan
untuk bisa melihat foto ini di berbagai media sosial selain Instagram.
j. Comment (Komentar)
Selain like, instagram juga menyediakan komentar dimana kiriman yang kita
bagikan bisa di kritik atau dikomentari oleh orang lain terkain foto atau video
yang dibagikan saat itu.
k. Share (Bagikan)
Pengguna instagram juga dapat membagikan foto atau video kepada orang
lain yang diikutinya.
l. Instagram Stories
Instagram stories merupakan fitur baru yang ditampilkan instagram.
Pengguna adapt mengunggah foto, video, maupun tulisan layaknya status pada
sosial media lainnya dan bisa dilihat oleh semua orang, tetapi juga bisa memilih
pengguna yang tidak diizinkan melihat stories. Instagram stories ini akan
bertahan dalam waktu 24 jam, setelah ditampilkan.
m. Tanda Suka
Instagram juga memiliki fitur tanda suka yang fungsinya memiliki kesamaan
dengan yang disediakan Facebook, yaitu sebagai penanda bahwa pengguna yang
lain menyukai foto yang telah diunggah. Berdasarkan dengan durasi waktu dan
jumlah suka pada sebuah foto di dalam Instagram, hal itulah yang menjadi faktor
khusus yang mempengaruhi foto tersebut terkenal atau tidak. Namun jumlah
pengikut juga menjadi salah satu unsur penting yang membuat foto menjadi
terkenal. Bila sebuah foto menjadi terkenal, maka secara langsung foto tersebut
akan masuk ke halaman populer tersendiri (Bambang Dwi Atmoko, 2016).
2.2. Hasil Penelitian Yang Sebelumnya
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Jurnal Nasional
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
1 Chriswardana Pemanfaatan Metode Instagram merupakan
Bayu Dewa Media Sosial penelitian media yang ideal dan
& Lina Ayu Instagram yang berpengaruh
Safitri. Sebagai digunakan dalam mempromosikan
Khasanah Media peneliti adalah industri kuliner di
Ilmu : Jurnal Promosi kualitatif Daerah Istimewa
Pariwisata Industri deskriptif. Yogyakarta. Pengguna
Dan Budaya Kuliner di Data yang Instagram di Indonesia
Volume 12 Yogyakarta digunakan yang rata-rata
Nomor 1 Pada Masa diperoleh dari merupakan generasi
(2021) Pandemi observasi dan millenial memiliki
Covid-19 wawancara. minat lebih menonton
(Studi Kasus video promosi kuliner
Akun yang dikemas dengan
Instagram metode story telling.
Javafoodie) Perkembangan
penggunaan aplikasi
Instagram yang begitu
pesat di Indonesia,
dapat
menjadikan Instagram
sebagai media promosi
yang efektif.
2 Aris Jatmika Pengaruh Menggunakan Terdapat pengaruh
Diyatma. Promosi analisis yang signifikan antara
Universitas Melalui deskriptif dan variabel penggunaan
Telkom Media Sosial pendekatan promosi melalui media
(2017) Instagram kuantitatif, sosial
Terhadap analisis regresi Instagram terhadap
Keputusan dan uji keputusan pembelian
Pembelian koefisien konsumen pada Saka
Produk Saka determinasi Bistro & Bar.
Bistro & Bar untuk Penggunaan promosi
mengetahui melalui media sosial
bagaimana instagram pada Saka
pengaruh Bistro & Bar termasuk
penggunaan dalam kategori
promosi sangat baik. Hal ini
melalui media ditunjukkan dengan
sosial nilai hasil rata-rata skor
Instagram yang diperoleh dari
terhadap respon konsumen
keputusan mengenai penggunaan
pembelian promosi melalui media
konsumen sosial instagram yang
pada produk terdiri dari indikator
Saka Bistro & contex,
Bar. connection,
colaboration dan
comunication yakni
sebesar 3,51.
3 Nurul Pengaruh Metode Sosial Media
Fauziyah Promosi penelitian yang berpengaruh signifikan
Rahmah & Sosial Media digunakan secara parsial terhadap
Sampurno Instagram dalam Keputusan Pembelian.
Wibowo, Dan penelitian ini Berdasarkan hasil
S.E., M.Si. Facebook adalah metode analisis deskriptif
Universitas Terhadap kuantitatif secara keseluruhan,
Telkom Keputusan dengan diperoleh hasil
(2020) Berkunjung pendekatan perhitungan tanggapan
Wisatawan deskriptif responden
di Taman kausal, dengan terhadap promosi sosial
Wisata Alam menggunakan media Instagram dan
Gunung teknik analisis Facebook variabel
Papandayan regresi linear sebesar 81% dan pada
Tahun 2020 sederhana garis kontinum dapat
menggunakan diketahui bahwa skor
software IBM tersebut termasuk
SPSS 25 dalam kategori baik.
Hal ini menunjukkan
bahwa Social Media
Instagram dan
Facebook Taman
Wisata Alam Gunung
Papandayan sudah
baik.
4 Vidella Pengaruh Dalam Dari penelitian ini
Juwanda. Experiential penelitian ini dapat diketahui bahwa
Universitas Marketing penulis experiential marketing
Bakrie Terhadap menggunakan berpengaruh positif dan
(2021) Revisit metode signifikan terhadap
Intention penelitian tourist satisfaction,
Melalui kuantitatif. tourist satisfaction
Tourist Data yang berpengaruh positif dan
Satisfaction digunakan signifikan terhadap
Pada Objek yaitu data revisit intention dan
Wisata Di primer dan tourist satisfaction
Kabupaten data sekunder. berhasil memediasi
Pesisir Pengambilan pengaruh experiential
Selatan sampel marketing terhadap
(Studi Kasus menggunakan revisit intention secara
Pariwisata di tekni positif dan signifikan
Pantai purposive
Carocok Dan sampling
Kawasan dengan jumlah
Wisata responden
Mandeh sebanyak 102
orang. Alat
analisis pada
penelitian ini
menggunakan
bantuan SPSS
versi 25.
Teknik analisa
data
menggunakan
analisa jalur
(Path analysis).
5 I Putu Aldi Peran Desain Analisis data Komunikasi visual
Saksana & I Komunikasi kuantitatif melalui media sosial
Nyoman Visual dalam Instagram berpengaruh
Sindu Pemulihan dan tidak kalah dengan
Megantara. Pariwisata media-media sosial
Institut Seni Bali di yang menjadi
Indonesia, Instagram saingannya karena dari
Denpasar pada Masa Instagram kita dapat
(2021) Pandemi mengarahkan
audiens kita ke link
selanjutnya baik itu
website resmi maupun
ke media sosial lainnya
seperti youtube dan
facebook. Terlebih lagi
Instagram sudah
memiliki fitur-fitur
yang bisa membantu
pemasaran seperti:
Instagram ads pada
laman feed dan story

Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu Jurnal Internasional
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
1 Mike Tz- Effects of LISREL (linear The research results show
Yauw Lin. Experiential structural relation) remarkably positive
Taiwan Marketing model combines effects of experiential
Shoufu on factor analysis and marketing on tourism
University, Experience path analysis in experience value and
Taiwan. Value traditional statistics customer satisfaction that
(2019) and and adds experiential marketing is
Customer simultaneous the key factor in tourism
Satisfaction equations in experience value and
in econometrics. It could customer satisfaction to
Ecotourism simultaneously verify the approach of
calculate multiple experiential economy.
factors and multiple
causal paths.
2 Jeongmi The Effect of Using a between- The results of the study
(Jamie) Kim, Feedback subjects confirm that social media-
Daniel R. within Social experimental design enabled communication
Fesenmaier Media tested the impact of with pre-existing social
& Steven L. in Tourism types of feedback network significantly affects
Johnson. Experiences (positive, vs. negative tourists’ emotions and
Temple vs. feedback) and therefore the tourism
University, types of experience.
USA. (2018) communication media
(private media vs.
social media) on
tourists’ emotions
and experience. In
particular, the
experiment used a
hypothetical
travel setting whereby
each subject was
asked to read:
3 Dr. Dexter R. Effects of In order to gather Social media applications
Buted, Social Media information served as an avenue to
Nancy S. in The regarding the effects disseminate the information
Gillespie, Tourism of social media in the faster especially for the
Jandel B. Industry of tourism industry of tourism
Conti, Batangas Batangas establishments with lesser
Bernadeth A. Province Province, the cost. Tourism industries
Delgado, descriptive method of may continuously use social
Ruth Mae P. research was used. media as their promotional
Marasigan This method is tool but they should be
Sher Kimmie designed for the ready for an
A. Rubico, researcher to gather immediate action to the
Sevilla S. information about problems that may arise.
Felicen. present existing
Lyceum of conditions.
the
Philippines
University,
Batangas
City,
Philippines.
(2017)

2.3. Kerangka Pemikiran


Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka Pemikiran Eksperiential
Marketing (Pendekatan Pemasaran) Melalui Aplikasi Instagram beserta
Pengaruhnya Terhadap Terhadap Minat Berkunjung Kembali Pada Restauran
XO SUKI & CUISINE Denpasar.

Kajian Teori: Kajian Penelitian Sebelumnya:


1. Pemanfaatan Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi Industri
1. Media Sosial. (Chriswardana
Kuliner di Yogyakarta Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Akun
Bayu Dewa & Lina Ayu Safitri,
Instagram Javafoodie. Chriswardana Bayu Dewa & Lina Ayu Safitri.
2021). (2021)
2. Promosi. (Aris Jatmika 2. Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Instagram Terhadap Keputusan
Diyatma, 2017). Pembelian Produk Saka Bistro & Bar. Aris Jatmika Diyatma. (2017)
3. Promosi Sosial Media. (Nurul 3. Pengaruh Promosi Sosial Media Instagram Dan Facebook Terhadap
Fauziyah Rahmah & Sampurno Keputusan Berkunjung Wisatawan di Taman Wisata Alam Gunung
Wibowo, S.E., M.Si, 2020). Papandayan Tahun 2020. Nurul Fauziyah Rahmah & Sampurno Wibowo,
4. Experiential Marketing. S.E., M.Si. (2020).
4. Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Revisit Intention Melalui
(Vidella Juwanda, 2021).
Tourist Satisfaction Pada Objek Wisata Di Kabupaten Pesisir Selatan
5. Minat Berkunjung Kembali. (I
(Studi Kasus Pariwisata di Pantai Carocok Dan Kawasan Wisata Mandeh.
Putu Aldi Saksana & I Nyoman Vidella Juwanda. (2021)
Sindu Megantara, 2021) 5. Peran Desain Komunikasi Visual dalam Pemulihan Pariwisata Bali di
Instagram pada Masa Pandemi. I Putu Aldi Saksana & I Nyoman Sindu
Megantara. (2021)

Hipotesis:
H1 : Terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan dari variabel sense
experience terhadap minat berkunjung kembali.
H2 : Terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan dari variabel feel
experience terhadap minat berkunjung kembali.
H3 : Terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan dari variabel Think
experience terhadap minat berkunjung kembali.
H4 : Terdapat pengaruh secara parsial dari variabel act experience terhadap
minat berkunjung kembali.
H5 : Terdapat pengaruh secara parsial dari variabel relate terhadap minat
berkunjung kembali
H6 : Terdapat pengaruh simultan Experintal Marketing (Sense , Feel , Think,
Act, Relate) melalui Aplikasi Instagram terhadap Minat berkunjung
kembali

Teknik Analisis Data :


1. Uji Validitas dan Realibilitas
2. Uji Asumsi Klasik
3. Analisis Regresi Linier Berganda
4. Determinasi
5. T-test
6. F-test

Hasil Penelitian

Kesimpulan
2.4. Kerangka Konseptual Penelitian
Dalam sebuah penelitian, kerangka pemikiran berperan penting sebagai
landasan dan memberikan arah yang jelas dalam proses penelitian. Pada penelitian ini
Experiential Marketing Melalui Aplikasi Instagram sebagai (X) dan Minat Berwisata
ke Bali Dimasa Pandemi sebagai (Y). Experiential Marketing mempunyai lima
komponen utama, yaitu sense (X1) , feel (X2) , think (X3), act (X4), relate (x5) dan .
sense, feel , think, act, relate (X6).
Adapun gambaran kerangka pemikiran dari penelitian yang berjudul
“Eksperiential Marketing (Pendekatan Pemasaran) Melalui Aplikasi Instagram beserta
Pengaruhnya Terhadap Minat Berkunjung Kembali pada restauran XO SUKI &
CUISINE Denpasar” ini, seperti terlihat pada gambar 2.2 yang ada dibawah ini:

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Eksperiential Marketing (Pendekatan Pemasaran) Melalui
Aplikasi Instagram beserta Pengaruhnya Terhadap Terhadap Minat
Berkunjung Kembali Pada Restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.
sense
experience (X1)
(X1)

Feel (X2)
Experiential
Marketing (X6) Minat Berkunjung
Think
Melalui Aplikasi Kembali
experience
Instagram (X3) (Y)
(X)
act experience
(X4)

Relate (X5)

Keterangan:
Hubungan Secara Parsial
Hubungan Secara Simultan

2.5. Perumusan Hipotesis


Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dicari
`kebenarannya di dalam kenyataan (empirical verification), percobaan
(experimentation) atau praktek (implementation) (Umar, 2017). Berdasarkan model
penelitian diatas, maka dapat diajukan suatu hipotesis atau dugaan sementara
sebagai berikut:
1. Hipotesis 1
Ho: Tidak terdapat pengaruh parsial melalui aplikasi Instagram antara
variabel sense experience terhadap minat berkunjung kembali pada
restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.

Ha: Terdapat pengaruh parsial melalui Aplikasi Instagram antara variabel


sense experience terhadap minat berkunjung kembali pada restauran
XO SUKI & CUISINE Denpasar.
2. Hipotesis 2

Ho: Tidak terdapat pengaruh parsial melalui Aplikasi Instagram antara


variabel feel terhadap minat berkunjung kembali pada restauran XO
SUKI & CUISINE Denpasar.

Ha: Terdapat pengaruh parsial melalui Aplikasi Instagram antara variabel


feel terhadap minat berkunjung kembali pada restauran XO SUKI &
CUISINE Denpasar.
3. Hipotesis 3
Ho: Tidak terdapat pengaruh parsial melalui Aplikasi Instagram antara
variabel think experience terhadap minat berkunjung kembali pada
restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.
Ha: Terdapat pengaruh parsial melalui Aplikasi Instagram antara variabel
think experience terhadap minat berkunjung kembali pada restauran
XO SUKI & CUISINE Denpasar.
4. Hipotesis 4
Ho: Tidak terdapat pengaruh parsial melalui Aplikasi Instagram antara
variabel act experience terhadap minat berkunjung kembali pada
restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.
Ha: Terdapat pengaruh parsial melalui Aplikasi Instagram antara variabel
act experience terhadap minat berkunjung kembali pada restauran XO
SUKI & CUISINE Denpasar.
5. Hipotesis 5

Ho: Tidak terdapat pengaruh parsial melalui Aplikasi Instagram antara


variabel relate experience terhadap minat berkunjung kembali pada
restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.

Ha: Terdapat pengaruh parsial melalui Aplikasi Instagram antara variabel


relate experience terhadap minat berkunjung kembali pada restauran
XO SUKI & CUISINE Denpasar.
6. Hipotesis 6

Ho: Tidak terdapat pengaruh Experintal Marketing (Sense , Feel , Think,


Act, Relate experience) melalui Aplikasi Instagram terhadap Minat
berkunjung kembali pada restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.

Ha: Terdapat pengaruh simultan Experintal Marketing (Sense , Feel ,


Think, Act, Relate) melalui Aplikasi Instagram terhadap Minat
berkunjung kembali pada restauran XO SUKI & CUISINE Denpasar.
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan. 2017. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN.

Andreani,Fransisca. 2017. “Expeperiential Marketing Sebuah Pendekatan


Pemasaran”, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 2, No. 1, Universitas Kristen
Petra.

Ghozali, Imam. 2017. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2017. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunarso, S. 2015. Psikologi Remaja. Jakarta: Andi Offset.

Handal, Nehemia S. 2017. “Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap


Loyalitas”, Jurnal Manajemen, Universitas Diponegoro.

Iskandar, Surya dan Sugiharto, Sugiono. 2013. “Analisa Pengaruh Faktor-Faktor


Service Quality Terhadap Customer Satifaction di Restoran Mr. Pancake
Surabaya”. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 1, No. 1.

Jatmiko., Dwi, Rohmat., Andharini, dan Nastiti,Sri. 2012. “Analisis Experiential


Marketing dan Loyalitas Pelanggan Jasa Wisata, Studi pada Taman Rekreasi
Sengkaling Malang”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah
Malang.
Keegan, J. Warren. 2017. Manajemen Pemasaran Global, Edisi keenam Jilid 1.
Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia.

Kertajaya, Hermawan. 2016. Hermawan Kertajaya on Marketing. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Kotler, Philip dan Kelller, Kevin Lane. 2014. Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.

Kotler., Philip., Amstrong, dan Gary. 2013. Principles of Marketing,14th


Edition.England: Person Horizone Edition.
Kotler., Philip., Keller, dan Lane, Kevin. 2013. Marketing Management, 14th
Edition.New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Lovelock, Hristoper, dkk. 2017 (terj. Dian Wulandari dan Devri Barnadi Putera).
Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi Perspektif Indonesia, Jilid 2
Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Malhotra. 2015. Riset Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Indonesia. Maria, Evi.
2017. Akuntasi Perusahaan Jasa. Yogyakarta: Gava Media.

Purwanto, Ngalim. 2017. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Roslakarya.


Rachmawati. 2003. “Pengaruh Sense dan feel dari Experiential Marketing
pada Solo Gebrak”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 3, No. 2 (Agustus), Hal.
109-121.
Sanusi. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Schmitt, Bernd. 2019. Experiential Marketing. New York: The Free Press.

Soekresno. 2015. Manajemen Food and Beverage. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012.


Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. 2017. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Bayumedia Publishing. Tjiptono,


Fandy. 2002. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Anda mungkin juga menyukai