Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PENINGKATAN PROFITABILITAS PROFESI CONTENT CREATOR

TIKTOK SEBAGAI ALTERNATIF PILIHAN KARIER ERA 4.0

Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah


Paralel 1

Dosen Pengampu :
Dr.rer.pol. Heti Mulyati S.T.P., M.T.
Dr. Ir. Mimin Aminah, M.M.
Ir. Budi Purwanto, M.E.
Lindawati Kartika S.E., M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Alda Savana H2401201051
Irnadia Fardila H2401201111

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
IPB UNIVERSITY
BOGOR
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................
ABSTRAK...........................................................................................................................................................
I PENDAHULUAN.............................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................................
1.4 Manfaat.....................................................................................................................................................
1.5 Ruang Lingkup..........................................................................................................................................
II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................................
2.1 Pengangguran............................................................................................................................................
2.2 Tiktok........................................................................................................................................................
2.3 Kompensasi...............................................................................................................................................
2.4 Karier Berkelanjutan.................................................................................................................................
2.5 SIPOC.......................................................................................................................................................
2.6 Penelitian Terdahulu.................................................................................................................................
III METODE.......................................................................................................................................................
3.1 Kerangka Penelitian..................................................................................................................................
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................................................................
3.3 Jenis dan Sumber Data..............................................................................................................................
3.4 Metode Penarikan Sampel........................................................................................................................
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data.....................................................................................................
3.5.1 Analisis Deskriptif...........................................................................................................................
3.5.2 Analytical Hierarchy Process (AHP)..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................

i
ABSTRAK
ALDA SAVANA, IRNADIA FARDILA Strategi Peningkatan Profitabilitas Profesi Content
Creator TikTok Sebagai Alternatif Pilihan Karier Era 4.0. Dibimbing oleh BUDI
PURWANTO dan LINDAWATI KARTIKA.

Penelitian ini didasarkan pada berkembangnya era revolusi 4.0 yang menjadikan content
creator salah satunya yaitu TikToker sebagai alternatif pilihan pekerjaan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis perbandingan pendapatan yang diperoleh TikToker dengan
pekerja sektor formal seperti Banking and Financial Services, Consumer Goods and
Services, Engineering, Hi Tech, dan Life Science. Penelitian ini juga bertujuan untuk
menganalisis strategi peningkatan profitabilitas TikToker. Penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penentuan sampel menggunakan
metode non- probability sampling.
Kata kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), karier berkelanjutan, profitabilitas,
TikToker.

ABSTRACT
ALDA SAVANA, IRNADIA FARDILA Strategy to Increase Profitability of the TikTok
Content Creator Profession as an Alternative Career Choice Era 4.0. Supervised by BUDI
PURWANTO and LINDAWATI KARTIKA.
This study is motivated by the development of the 4.0 revolution era, which has positioned
content creators, namely TikTokers, as an alternative job option. The purpose of this study is
to analyzed the comparison of income between TikTokers and workers from the formal sector
such as banking and financial services, consumer goods and services, engineering, hi-tech,
and life science. This study also analyzed the strategy to increase the profitability of
TikTokers. This study used descriptive analysis and Analytical Hierarchy Process (AHP).
The sample was chosen using non-probability sampling method.
Keywords: Analytical Hierarchy Process (AHP), earning, sustainable career, TikToker.

ii
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengangguran adalah salah satu masalah ekonomi yang dihadapi negara berkembang,
termasuk Indonesia. Masalah pengangguran terjadi akibat banyaknya lapangan pekerjaan
yang tidak sebanding dengan permintaan akan lapangan pekerjaan. Menurut Isnaini dan
Lestari (2015), pengangguran adalah istilah yang mengacu pada orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari dalam seminggu atau
sedang berusaha mencari pekerjaan yang layak. Persoalan pengangguran merupakan
persoalan yang kompleks, karena mempengaruhi dan juga dipengaruhi oleh banyak faktor
yang berinteraksi dalam pola yang membingungkan (Muslim 2014). Badan Pusat Statistik
(2021) telah mempublikasikan jumlah klaim pengangguran periode 2017-2021 yang terjadi di
Indonesia, seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Survei jumlah pengangguran terbuka berdasarkan latar belakang pendidikan di


Indonesia tahun 2017-2021
Sumber: Badan Pusat Statistik (2021)

Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa pengangguran di Indonesia berfluktuasi dan


meningkat secara signifikan pada Agustus 2020, mencapai 9,8 juta orang. Di tahun 2021,
jumlah pengangguran menurun menjadi 9,1 juta orang. Akan tetapi, jumlah ini masih cukup
tinggi daripada jumlah pengangguran 5 tahun sebelumnya. Dalam grafik juga terlihat bahwa
penduduk dengan jenjang pendidikan SLTA/Sederajat mendominasi angka pengangguran di
Indonesia. Hal ini dapat terjadi akibat peningkatan jumlah lulusan SLTA/sederajat, tapi tidak
diimbangi dengan peningkatan kesempatan kerja yang ada. Selain itu, fenomena pandemi
Covid-19 di Indonesia juga memperparah tingginya jumlah penggangguran. Akibat wabah
Corona memaksa para pengusaha untuk merumahkan karyawannya (Fahri et al. 2020). Akan

1
tetapi, virus Corona juga mengakibatkan sedikitnya perusahaan yang membuka lowongan
pekerjaan.
Tingginya angka pengangguran yang terjadi di Indonesia merupakan salah satu
masalah yang menjadi sorotan dari pemerintah Indonesia. Hal ini tercermin dari program
yang diselenggarakan pemerintah untuk menekan angka pengangguran yaitu program kartu
pra-kerja. Menurut situs resmi pra-kerja.go.id, dijelaskan bahwa program kartu pra-kerja
merupakan program untuk mengembangkan kewirausahaan dan kompetensi kerja berupa
biaya bagi pencari kerja, pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), maupun
pekerja yang perlu meningkatkan keterampilannya, termasuk pengusaha mikro dan kecil.
Program pra-kerja sejalan dengan aksi global yang telah disepakati oleh para pemimpin
dunia, termasuk Indonesia, untuk mengatasi kemiskinan, melindungi lingkungan, dan
mengurangi kesenjangan yang teridentifikasi dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs). Tujuan dari program SDGs ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Sustainable Development Programs


Sumber: sdg2030indonesia
Pada Gambar 2, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak
merupakan salah satu tujuan SGDs yang ingin dicapai tahun 2030. Hal ini sejalan dengan
tujuan program kartu pra-kerja yang diusung oleh pemerintah. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pemerintah bekerja sama dengan beberapa pihak swasta, seperti Ruangguru,
Bukalapak, Tokopedia, Pintaria, Mau Belajar Aoa, Sekolahmu, dan Pijar Mahir dalam
mengadakan pelatihan digital. Selain memberi dukungan berupa pelatihan kerja, program
Kartu Prakerja juga diberikan sebagai insentif dalam rangka perlindungan sosial. Upaya ini
bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Program kartu pra-kerja tidak hanya terfokus pada sektor formal, tapi juga sektor
informal turut diperhatikan oleh pemerintah bagi mereka yang ingin meningkatkan
keterampilannya di sektor informal. Hal ini disampaikan melalui survei Badan Pusat Statistik
(2022) dimana pekerja sektor informal Indonesia lebih mendominasi daripada pekerja di
sektor formal seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 di bawah ini.

2
Gambar 3 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama,
Februari 2020 - Februari 2022
Sumber: Badan Pusat Statistik (2022)

Berdasarakan data dari Badan Pusat Statistik (2022), pekerja sektor informal terdiri
dari penduduk wiraswasta, pekerja keluarga, dan pekerja musiman. Pada gambar 4, terlihat
bahwasannya pekerja sektor informal lebih mendominasi daripada pekerja sektor formal di
rentang waktu antara Februari 2020 dan Februari 2022. Fenomena ini menunjukkan bahwa
masyarakat memiliki kebutuhan akan tenaga kerja sektor informal lebih tinggi dibandingkan
sektor formal. Salah satu pelatihan bagi pekerja sektor informal dalam program kartu pra-
kerja yang banyak diminati masyarakat adalah pelatihan pembuatan konten untuk menjadi
content creator. Ruangguru, sebagai kemitraan pemerintah dalam program pra-kerja,
menawarkan sejumlah kursus pelatihan untuk menjadi kreator konten yang salah satunya
telah diikuti oleh sebanyak 10.000 orang lebih dan meraih peringkat 5 bintang. Fenomena ini
didukung oleh Revolusi Industri 4.0 yang berdampak pada perubahan aktivitas bisnis yang
berbeda di berbagai sektor dengan konsep digitalisasi di semua proses operasional (Rofaida
et al. 2020). Konsep digitalisasi berdampak pada para pelaku bisnis yang menggunakan
konten kreator untuk menjual produk bisnisnya dengan menggunakan konsep digital
marketing.
Profesi content creator adalah salah satu profesi sektor informal yang dapat dijadikan
sebagai alternatif pilihan pekerjaan. Fenomena ini juga dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0
yang telah berdampak pada aktivitas masyarakat sebagai pengguna internet. Hasil survei
Kementerian Informasi dan Komunikasi Republik Indonesia (Kominfo) pada tahun 2021
menyatakan bahwa pengguna internet Indonesia di tahun 2020 mencapai 175,4 juta orang.
Jumlah ini meningkat hingga 27,2 juta orang di tahun 2021 sehingga mencapai total 202,6
juta pengguna atau sebesar 76,8% dari total populasi. Hasil tersebut menempatkan Indonesia
berada di atas rata-rata penetrasi pengguna Internet Asia yang hanya sebesar 63,9%. Survei
dari Kemp (2021) dalam We are Social, menunjukkan bahwa orang Indonesia menghabiskan
waktu sebanyak 8 jam 36 menit untuk mengakses internet. Frekuensi tersebut merupakan

3
yang tertinggi dibanding dengan penggunaan media televisi yang durasinya hanya 2 jam 50
menit. Media sosial menjadi salah satu situs yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat
Indonesia.
Data dari Cloudflare (2021) menunjukkan bahwa pada Februari 2021, TikTok
menjadi aplikasi yang paling banyak dikunjungi mengalahkan Google. Data tersebut menjadi
penanda pilihan jejaring sosial yang paling banyak digunakan oleh pengguna internet di
seluruh dunia. Sejak aplikasi TikTok diluncurkan pertama kali di tahun 2016, saat ini jumlah
pengguna aktif aplikasi TikTok sudah mencapai lebih dari 1 miliar di seluruh dunia. Aplikasi
TikTok menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan di dunia di kategori “Aplikasi Non-
Game”. Negara dengan jumlah pengunduh aplikasi TikTok terbanyak adalah Indonesia
dengan 11% dari total unduhan (Azizah et al. 2021). Berdasarkan riset dari E-Marketer,
Indonesia menjadi salah satu pangsa pasar aplikasi TikTok dengan jumlah pengguna aktif
tertinggi kedua di dunia yaitu lebih dari 22 juta pengguna aktif bulanan. Aplikasi TikTok
menjadi aplikasi yang banyak digemari karena konten yang beragam, kemudahan akses, dan
isi yang menarik (Syafika 2021). Fenomena penggunaan media sosial membentuk peluang
bisnis baru, salah satunya TikToker dengan menjadi kreator konten digital (Hermawan 2018).
Kemudahan dan kesederhanaan mengakses aplikasi yang memudahkan pengguna menjadi
kreator baru menjadikan TikTok lebih digemari dibandingkan aplikasi lain (Pardianti 2022).
Content creator adalah kegiatan penyebaran informasi yang diubah menjadi gambar, video,
dan teks atau disebut sebagai konten, yang kemudian didistribusikan melalui platform media
sosial. Pembuat konten yang dibuat melalui media sosial dapat menggantikan interaksi tatap
muka dengan interaksi virtual, sekaligus menciptakan gaya hidup baru bagi komunitas.
Seiring waktu, content creator seperti TikToker dinilai sebagai profesi karena mereka dapat
menghasilkan uang melalui monetisasi konten kreatif yang sudah dibuat (Sundawa dan
Trigartanti 2018).
Terdapat 3 tipe monetisasi di aplikasi TikTok, yaitu endorsement, TikTok affiliate,
dan koin TikTok. Dalam praktik monetisasi di aplikasi TikTok tipe endorsement, ada dua
belah pihak yang melakukan perjanjian. Salah satu contohnya seperti brand kosmetik
ternama meng-endorse content creator untuk mempromosikan salah satu produk kosmetik
dari brand tersebut. Kemudian dengan perjanjian yang sudah disepakati, content creator
tersebut berhasil membuat produk dari brand itu terjual ratusan ribu. Dengan begitu, content
creator akan mendapatkan penghasilan dari endorse yang dilakukan dalam aplikasi TikTok
(Novita 2022). Tipe monetisasi TikTok affiliate sangat mirip dengan platform affiliate
marketing lainnya, yaitu melibatkan merchant (penjual), affiliate network (TikTok), affiliate
marketer (content creator), dan konsumen (Diana 2023). Content creator di sini bertindak
sebagai affiliate marketer yang mempromosikan produk merchant melalui video Tiktoknya.
Content creator nantinya akan mendapat komisi atas hasil penjualan produk. Selain itu,
penghasilan dari TikTok juga dapat diperoleh melalui Koin TikTok. Koin TikTok dilakukan
dengan menjalankan sebuah misi yang dipromosikan oleh pihak pengembang platform.
Selain itu ada juga gift sticker didapatkan ketika seorang pengguna melakukan live streaming
atau siaran langsung. Penonton video live streaming akan memberikan semacam hadiah
berupa sticker, dimana sticker ini sebelumnya adalah dibeli dengan menggunakan koin.
Terdapat beberapa TikToker yang telah sukses menghasilkan ribuan hingga ratusan
ribu dolar per bulan dari hasil monetisasi TikTok. Hal tersebut berarti bahwa TikTok tidak

4
hanya sekadar situs untuk menonton video singkat, melainkan berhasil menciptakan talenta
baru pada bidang seni, hiburan, bisnis, pendidikan, dan lain-lain. Sebagai contoh TikToker
yang sukses berpenghasilan dengan menjadi content creator TikTok adalah seorang pria asal
Senegal bernama Khabane Lame atau terkenal dengan nama Khaby Lame. Dilansir dari
IDXChannel (2022), sebelum viral di TikTok, Khaby Lame merupakan karyawan pabrik
yang terkena PHK akibat pandemi Covid-19. Menurut Celebrity Net Worth (2022), total
kekayaan Khaby Lame mencapai angka Rp71,7 miliar yang berasal dari profesi content
creator TikTok. Per bulannya, Khaby diperkirakan dapat meraup penghasilan hingga sebesar
Rp2,8 miliar. Ia juga memasang tarif sebesar Rp716 juta untuk satu video promosi di akun
TikToknya. Penghasilan tersebut ia peroleh dengan membuat video TikTok reaction
sederhana.
Mengacu pada data dari Katadata (2022), terdapat 5 TikToker dengan pendapatan
tertinggi di dunia tahun 2022 yang disajikan dalam Tabel 1 di bawah ini.

Peringkat TikToker Followers Perkiraan Penghasilan

1 Charli D’Amelio 150,5 Juta US$17,5 juta (Rp 257,95 miliar)

2 Dixie D’Amelio 57,3 Juta US$10 juta (Rp 147,4 miliar)

3 Addison Rae 88,8 Juta US$8,5 juta (Rp 125,3 miliar)

4 Bella Poarch 92,8 Juta US$5 juta (Rp 73,7 miliar)

5 Josh Richards 26 Juta US$5 juta (Rp 73,7 miliar)

Tabel 1 5 TikToker dengan Penghasilan Tertinggi di Dunia Tahun 2022


Sumber: Katadata (2022)

Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh oleh TikToker tidak
dipengaruhi secara signifikan oleh banyaknya jumlah followers. Pendapatan yang diperoleh
TikToker didapat melalui akumulasi jumlah penghasilan dari sistem endorsement dan/atau
TikTok Affiliate, dan Koin TikTok. Dimana jumlah pendapatan tersebut dipengaruhi oleh
performa TikToker dalam mengelola akun TikTok. Sesuai dengan konsep 3P dalam sistem
penentuan kompensasi, yaitu pay for performance, TikToker harus menunjukkan performa
yang baik dalam mengelola akun TikTok yang dimiliki guna menarik minat penonton,
branding positif, dan memperoleh engagement maksimal. Performa yang baik mampu
memberikan peluang bagi TikToker yang tidak hanya sebagai pencipta konten, namun dapat
memberikan value added dengan menjadikan dirinya sebagai influencer marketing. Nurfadila
(2020) mendefinisikan influencer marketing sebagai proses menggunakan kekuatan individu
yang memiliki pengaruh terhadap audience untuk menjadi bagian dalam media promosi
dalam meningkatkan penjualan suatu produk. Fenomena tersebut merupakan bentuk dalam
membangun hubungan yang bermanfaat bagi suatu produk yang berusaha memperluas
jaringan pemasaran dengan memanfaatkan influencer marketing atau disebut sebagai bisnis
endorsement. Endorsement merupakan salah satu bentuk promosi terhadap suatu produk yang

5
dilakukan oleh para content creator termasuk TikToker dan menjadi salah satu media bisnis
yang menggiurkan (Sodikin 2017).
Berikut informasi bayaran yang dibayarkan pengiklan terhadap influencer marketing
pada media sosial TikToker berdasarkan jumlah followers yang disajikan pada Tabel 2
berikut.

Kategori Followers Perkiraan Penghasilan

Nano - Influencer 1.000 - 10.000 Rp100.000

Mikro - Influencer 10.000 - 100.000 Rp200.000

Makro - Influencer > 100.000 Rp500.000 - Rp2.000.000


Tabel 2 Rate Card Kategori Influencer TikTok Indonesia
Sumber: Influencer101 (2022)

Jumlah harga yang dibayarkan oleh pengiklan melalui bisnis endorsement menjadi
sumber pendapatan yang diperoleh TikToker. Hal tersebut disebabkan oleh adanya revolusi
industri 4.0 yang menciptakan profesi baru, salah satunya content creator seperti TikToker
sebagai bagian dari digital marketing. Profesi sebagai TikToker perlu dipersiapkan dengan
baik, seperti akun TikTok yang dikelola dengan baik dapat memberikan dampak positif
terhadap pribadi TikToker, satu diantaranya dengan meningkatnya engagement dari penonton
yang ditandai dengan banyaknya jumlah views, likes dan comments, serta followers. Hal
tersebut menjadi bahan pertimbangan suatu pengiklan dalam menggunakan jasa influencer
pada bisnis endorsement. Arifudin dan Sulistiyaningsih (2021) menjelaskan bahwa pada era
revolusi 4.0, seorang content creator menjadi tombak utama dari sebuah industri dalam
melaksanakan kegiatan bisnisnya dalam bentuk digital marketing. Fenomena tersebut
menjadikan profesi content creator sebagai alternatif pilihan karier di era revolusi industri
4.0. Sejalan dengan penelitian Haeo (2023) yang menyatakan bahwa marketing influencer
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap purchase intention melalui follower
engagement. Purchase intention merupakan rencana dari konsumen untuk melakukan upaya
dalam membeli yang berpengaruh terhadap jumlah pendapatan dari penjualan produk/jasa
content creator. Namun, untuk mendapatkan tingkat followers engagement yang tinggi,
dibutuhkan skill sebagai faktor penting atas keberhasilan dari TikToker. Strategi peningkatan
profitabilitas profesi content creator sebagai alternatif pilihan karier era 4.0 menjadi fokus
utama peneliti dalam melakukan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah


Jumlah pengangguran di Indonesia dalam kurun waktu tahun 2017-2021 terjadi secara
fluktuatif dimana kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2020. Mewabahnya Covid-19 menjadi
pendorong tingginya angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2020. Salah satu jaring
pengaman penyerapan tenaga kerja akibat pandemi Covid-19 yaitu berada pada sektor
informal. Pekerjaan pada sektor informal diidentifikasi lebih mengutamakan keterampilan
atau kemampuan dalam bekerja. Jika hal tersebut dikaitkan dengan salah satu konsep

6
kompensasi 3P yaitu Pay Perfomance, pekerja di sektor informal harus meningkatkan
keterampilan atau kompetensi yang dimiliki guna meningkatkan pendapatan yang diperoleh.
Salah satu profesi yang saat ini meningkat jumlahnya pada sektor informal yaitu TikToker.
Ulya (2019) mendefinisikan TikToker sebagai salah satu profesi dalam industri kreatif karena
dengan menciptakan konten-konten kreatif, kemudian dapat dimonetisasi sebagai bentuk
penghasilan. Penghasilan yang diperoleh TikToker berbeda-beda setiap waktunya. Jumlah
penghasilan TikToker bergantung pada performa yang ditunjukkan dari penciptaan konten.
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan diatas, pernyataan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pendapatan yang diperoleh TikToker di Indonesia?
2. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh TikToker dalam meningkatkan profitabilitas?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang telah diuraikan
diatas, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi jumlah pendapatan TikToker di Indonesia.
2. Mengidentifikasi strategi yang dilakukan oleh TikToker dalam meningkatkan
profitabilitas.

1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk beberapa pihak, yaitu
sebagai berikut:
1. Bagi TikToker pemula dan masyarakat yang berminat menekuni profesi sebagai
Tiktoker, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan terkait strategi
dalam mencapai kesuksesan sebagai TikToker meningkatkan profitabilitas.
2. Bagi para job seeker, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
atas solusi alternatif pilihan pekerjaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan,
referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan topik penelitian ini.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada akun TikTok yang tidak dikelola oleh
perusahaan tertentu dan juga terbatas pada 144 channel TikTok di Indonesia yang telah
berhasil mendapatkan monetisasi. Objek penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang
menentukan jumlah pendapatan pada TikToker di Indonesia serta strategi yang dapat
dilakukan. Penelitian ini juga dibatasi hanya mengambil data selama bulan Desember 2022.

7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah yang terjadi pada negara berkembang, salah
satunya Indonesia. Jumlah yang tidak seimbang antara supply dan demand pada tenaga kerja
menjadi penyebab tingginya tingkat pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS)
mendefinisikan pengangguran ke dalam 4 poin, diantaranya:
1. Penduduk yang aktif mencari pekerjaan,
2. Penduduk yang sedang mempersiapkan usaha/pekerjaan baru,
3. Penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat
pekerjaan,
4. Kelompok penduduk yang tidak aktif mencari pekerjaan dengan alasan sudah
mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja
Pengangguran juga dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya. Sejalan dengan
(Sukirno 2016) yang mengklasifikasikan pengangguran menjadi empat poin berdasarkan
penyebabnya, diantaranya:
1. Pengangguran Friksional Pengangguran friksional adalah seseorang yang
meninggalkan pekerjaan lama untuk mencari pekerjaan baru dengan gaji lebih tinggi
yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
2. Pengangguran Siklikal Pengangguran siklikal adalah seseorang yang kehilangan
pekerjaan karena perusahaan tempat bekerja mengalami kemunduran akibat harga
komoditas anjlok, yang mengharuskan mengurangi jumlah karyawan untuk menjaga
perusahaan agar dapat terus beroperasi.
3. Pengangguran Struktural Pengangguran struktural adalah pengangguran yang
disebabkan oleh adanya perubahan struktur kegiatan ekonomi. Hal tersebut
menyebabkan penurunan jumlah produksi perusahaan yang berdampak langsung
terhadap pengurangan jumlah karyawan.
4. Pengangguran Teknologi Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
disebabkan oleh adanya perubahan input perusahaan dengan penggunaan mesin dan
teknologi.
2.2 Tiktok
Tiktok merupakan aplikasi yang memberikan efek spesial, unik dan menarik yang
bisa digunakan oleh para pengguna aplikasi ini dengan mudah untuk membuat vidio pendek
yang keren dan bisa menarik perhatian banyak orang yang menontonnya. Aplikasi Tiktok
adalah sebuah jejaring sosial dan platform video musik tiongkok yang diluncurkan pada
september 2016. Aplikasi ini adalah aplikasi pembuatan video pendek dengan didukung
musik, yang sangat digemari oleh orang banyak termasuk orang dewasa dan anak-anak
dibawah umur. Aplikasi tiktok ini merupakan aplikasi yang juga bisa melihat video-video
pendek dengan berbagai ekspresi masing-masing pembuatnya. Dan pengguna aplikasi ini bisa
juga meniru dari video pengguna lainnya, seperti pembuatan video dengan musik goyang dua
jari yang banyak juga dibuat oleh setiap orang.
Menurut Mulyana, dalam penggunaan Tiktok terdapat dua faktor yakni Faktor
Internal dan Faktor Eksternal. Faktor Internal seperti perasaan, sikap dan karakteristik
individu, prasangka,keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,
nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi. Faktor eksternal seperti latar belakang

8
keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran,
keberlawanan, hal-hal baru dan familiar atau ketidakasingan suatu objek.
1. Faktor Internal
Faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti perasaan.
Menurut Ahmadi (2009:101) perasaan ialah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa
kejiwaan yang dialami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa
mengenal dan bersifat subjektif. Jadi menurut Ahmadi, perasaan adalah faktor internal yang
mempengaruhi penggunaan aplikasi Tiktok. Karena menurutnya jika perasaan atau jiwa
seseorang tidak menyukai atau tidak senang dengan penggunaan aplikasi Tiktok ini maka
seseorang tersebut tidak akan menggunakannya. Faktor internal merupakan faktor yang
sangat berpengaruh terhadap penggunaan aplikasi Tiktok. Faktor internal juga bisa dikatakan
sebuah proses belajar dalam penggunaan media sosial termasuk penggunaan aplikasi Tiktok.
Jadi dalam penggunaan media sosial seperti aplikasi Tiktok tidak hanya untuk hiburan
semata, tetapi bisa juga untuk belajar berinteraksi terhadap orangorang baru, kemudian juga
penggunaan aplikasi Tiktok dapat meningkatkan kreatifitas setiap orang. Dilihat dari sisi
negatif nya juga penggunaan aplikasi Tiktok ini dapat membuat setiap orang memiliki rasa
malas dan lupa dengan segala pekerjaan yang seharusnya dilakukannya.
2. Faktor Eksternal
Dalam aplikasi Tiktok orang-orang memperoleh informasi dari berbagi video
contohnya kejadian yang bersifat video seperti kapal tenggelam atau dalam bentuk rekaman
lainnya dengan begitu cepat informasi kejadian tersampaikan kepada pengguna lainnya.
Nasrullah mengatakan informasi menjadi identitas media sosial karena media sosial
mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi
berdasarkan informasi.Jadi informasi adalah sesuatu yang sangat juga berpengaruh terhadap
penggunaan aplikasi Tiktok. Jika seseorang tidak mendapatkan informasi tentang Tiktok
mungkin saja mereka tidak mengenal aplikasi Tiktok, bahkan sampai menjadi penggunanya.
Maka dari itu informasi dikatakan penting sekali dalam penggunaan aplikasi Tiktok.Pengaruh
dari media sosial yang merupakan bagian dari media informasi salah satunya adalah dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Jadi dengan informasi juga seseorang bisa
terpengaruh pengetahuannya mengenai media sosial seperti Tiktok.
2.3 Kompensasi
Menurut Kartika et al. (2016) kompensasi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
diterima karyawan baik finansial maupun non finansial sebagai balas jasa terhadap hasil kerja
karyawan. Kompensasi yang diperoleh Tiktok, berasal dari iklan yang muncul di dalam
video, setelah Tiktok mendaftarkan akun Tiktoknya kedalam Tiktok AdSense dan menyetujui
persyaratan yang telah dibuat oleh pihak Tiktok AdSense (Han 2020).
Dalam metode pembayaran kompensasi, dibagi atas tiga jenis yaitu pay for position,
pay for person, dan pay for performance (G.C Mohanta 2013).
1. Pay for Position, Pay for position adalah struktur pengupahan yang lebih tradisional,
dimana seiap posisi diberi kisaran gaji berdasarkan tugas pekerjaan dan upah yang
diberikan didasarkan pada pendidikan dan senioritas. Dengan kata lain, gaji
ditentukan berdasarkan posisi.
2. Pay for Person, Pay For Person adalah struktur pengupahan berdasarkan
keterampilan yang telah tersertifikasi. Kenaikan upah berdasarkan person dikaitkan
pada tiga jenis keterampilan yakni horizontal skills, vertical skills, dan depth skills.

9
Hal tersebut karena mendorong dan memberi penghargaan pada beragam
keterampilan.
3. Pay for Performance, Pay for performance adalah sistem pengupahan finansial bagi
karyawan dengan sebagian atau semua kompensasi karyawan terkait bagaimana
kinerjanya yang dinilai relatif terhadap kriteria. Kriteria yang dimaksud terkait dengan
kinerja individu, kelompok, maupun campuran.
Berkaitan dengan konsep 3P tentang penentuan pembayaran kompensasi, fokus utama
bagi Tiktok untuk memperoleh pendapatan melalui dengan jumlah banyak adalah dengan
menunjukkan performance yang baik pada akun agar mendapatkan atensi serta engagement
dari penonton. Menurut konsep kompensasi, maka Tiktok dibayar berdasarkan performa. Pay
for performance adalah sistem pengupahan finansial bagi karyawan dengan sebagian atau
semua kompensasi karyawan terkait bagaimana kinerjanya yang dinilai relatif terhadap
kriteria. Kriteria yang dimaksud terkait dengan kinerja individu, kelompok, maupun
campuran.
2.4 Karier Berkelanjutan
Wahyuni (2014) mendefinisikan karier merupakan pekerjaan yang dimiliki oleh
seseorang selama hidupnya dalam bekerja. Keputusan dalam memilih karier adalah salah satu
keputusan penting yang dibuat oleh individu didalam kehidupan untuk memenuhi unsur
ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kepuasan emosional. Karier yang berkelanjutan adalah
karier dimana individu menikmati setidaknya tingkat produktivitas yang seimbang antara
kesehatan dan kebahagiaan sepanjang hidup (Heslin et al. 2020). Konsep karier berkelanjutan
didasari oleh pada tiga kelompok indikator, diantaranya yaitu kesehatan, kebahagiaan, dan
produktivitas. (De Vos et al. 2018). Kesehatan meliputi kesehatan fisik dan kesehatan mental
dengan mengacu pada keselarasan karir yang bersifat dinamis antara mental dan fisik
seseorang. Kebahagiaan berkaitan dengan keselarasan karier yang bersifat dinamis dengan
nilai-nilai kehidupan, tujuan karier, atau kebutuhan seseorang tentang work life balance untuk
personal growth atau perkembangan kapasitas diri. Produktivitas berkaitan dengan hasil dari
kinerja yang kuat dalam pekerjaan seseorang serta kemampuan mempekerjakan atau potensi
karir yang tinggi. Karier yang berkelanjutan mengacu pada urutan pengalaman karier yang
tercermin melalui berbagai pola yang bersifat kontinuitas dari waktu ke waktu, dengan
melintasi beberapa ruang yang dicirikan oleh Hal tersebut dikarenakan setiap individu
menghadapi karier yang semakin panjang dan kompleks sehingga penting untuk menjaga
kelayakan kerja dalam jangka panjang dengan menciptakan karier yang seimbang agar dapat
tetap sukses serta sehat untuk waktu yang lama. kemampuan individu memberikan makna
terhadap individu lain (De Vos et al. 2016). Karier berkelanjutan menunjukkan adanya
pengembangan yang berkelanjutan, bersifat konservatif, dan pembaruan sumberdaya terkait
karier individu dari waktu ke waktu.
2.5 SIPOC
Supplier, Input, Process, Output, Customer (SIPOC) adalah metode yang digunakan
untuk membantu meningkatkan berbagai proses dengan menunjukkan rangkaian proses
pembuatan dari suatu komponen yang lengkap dari awal hingga akhir yang diringkas dan
disajikan dalam format tabel (Kumar et al. 2019). Pande et al. (2002) menjelaskan bahwa
analisis SIPOC memiliki cakupan sebagai berikut:
1. Supplier
Orang atau organisasi yang menyediakan informasi, materi, dan sumber daya untuk
dikerjakan dalam proses.

10
2. Input
Informasi atau sumber daya seperti manusia, bahan mentah, informasi, dan keuangan
dari para pemasok yang dimasukkan kedalam sistem, lalu diubah pada tahap proses
untuk mendapatkan output yang diinginkan.
3. Process
Rangkaian langkah yang mengubah input menjadi output.

4. Output
Rangkaian akhir dari suatu proses berupa produk atau layanan yang memiliki nilai
untuk digunakan oleh pelanggan.
5. Customer
Orang, perusahaan, sistem atau proses hilir yang menerima dan menggunakan output
dari suatu proses.
SIPOC merupakan salah satu alat analisis dalam penerapan metodologi Six Sigma
yang digunakan pada tahap Define sebagai tahap pertama untuk mendefinisikan perbaikan
dari suatu permasalahan sebuah proyek. Metode SIPOC memberikan gambaran jelas tentang
pengaruh dari suatu proses terhadap pelayanan konsumen.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian dilakukan atas dasar beberapa penelitian yang telah dilaksanakan oleh
peneliti sebelumnya, berikut merupakan penelitian acuan atau penelitian terdahulu yang telah
dirangkum pada Tabel 3 sebagai berikut:

Nama
Judul
Peneliti Sumber Metode Kesimpulan
Penelitian
(Tahun)

Kartika dan Proceedings Identification HAY This study Indrawan of the


Indrawan of the First of Sistem, First of Sistem, concluded
(2020) ASEAN compensation Eckenrode that compensation system in
Business, system in System culinary business was not
Environment, culinary meet the regional minimum
and business: The wage. The compensable
Technology case of Bogor design was influenced by the
Symposium City. West value of two compensable
(ABEATS Java factors, namely formal
2019) Province, education and human
Indonesia relation skill. Other factors,
namely job experiences,
managerial skill, creativity,
physical efforts,
responsibility, risk of the
job, asset liability, and

11
decision making were not
important to design
workers’ salary in the
culinary business in Bogor.

Delia Media and A Proposed Qualitative This study concluded that


Cristina Communicati Model of Self- research, Sincerity, expertise,
Balaban, on Perceived In-depth uniqueness, commitment to
Julia Authenticity of interviews, values, mediated realness,
Szambolics Social Media The visibility, communication
(2022) Influencers Authenticit style, spontaneity,
y Model of transparent and creative
(Mass‐ brand endorsement,
Oriented) commitment to followers,
Computer‐ and frequency of interaction
Mediated are the components of the
Communic social media influencers’
ation self‐perception of
authenticity.

Tino Jurnal Strategi Analisis Penelitian ini menunjukkan


Sulistianto, Manajemen Peningkatan deskriptif, bahwa faktor yang sangat
Siti Sumber Daya Profitabilitas AHP berpengaruh adalah personal
Rahmawati Manusia, Profesi branding. Aktor yang sangat
, Lindawati Administrasi Content berpengaruh adalah content
Kartika dan Pelayanan Creator writer. Meningkatkan
(2022) Publik Sebagai jumlah viewers merupakan
Alternatif tujuan yang paling
Pilihan Karier diprioritaskan oleh
Era 4.0 YouTuber dalam
meningkatkan profitabilitas.
Alternatif strategi yang
paling penting dilakukan
oleh YouTuber adalah
membuat konten dengan
topik yang up to date.

Muhamma Online Customer Semi- The results identify seven


d Waqas, Information experience structured types of branded content
Zalfa Laili Review with the interviews, experience which are
Hamzah, Journal branded Thematic evoked when customers
Noor content: a analysis interact with branded
Akma social media content on social media.
Mohd perspective The results also suggest that
Salleh branded content experience
(2021) acts as a driver of consumer
engagement with branded
content which eventually
leads to customers' sense of
virtual community.

12
Arunesh Proceedings Endorsements Empirical Our study reveals that only
Mathur, of the ACM on on Social studi by about 10% of affiliate
Arvind Human- Media: An data marketing content on both
Narayanan, Computer Empirical exploration platforms contains any
Marshini Interaction Study of disclosures at all. Further,
Chetty Affiliate the explanatory disclosures
(2018) Marketing which the FTC recommends
Disclosures on using are indeed the ones
YouTube and we found most effective;
Pinterest however, these were also
the least prevalent of all
disclosure types.
Tabel 3 Penelitian terdahulu

III METODE
3.1 Kerangka Pemikiran
Kasus Covid-19 pertama kali muncul di Indonesia pada bulan Maret tahun 2020.
Beberapa sektor kehidupan masyarakat mengalami gangguan akibat adanya pandemi Covid-
19, salah satunya sektor ketenagakerjaan. Mewabahnya virus Covid-19 memperparah angka
pengangguran di Indonesia. Seperti yang tercatat dalam survei Katadata, pada bulan Agustus
2020 terjadi kenaikan jumlah pengangguran yang signifikan akibat adanya pandemi Covid-
19. Mewabahnya pandemi Covid-19 juga menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat ke
arah digital yang terjadi secara masif. Fenomena tersebut ditandai dengan adanya kenaikan
jumlah pengguna internet selama pandemi covid-19, dengan media sosial menjadi situs yang
paling banyak diakses. Salah satu media sosial yang paling banyak diakses oleh masyarakat
adalah TikTok, yang merupakan platform video sharing. Selain untuk media hiburan dan
informasi, TikTok juga menjadi media bisnis bagi masyarakat. Masyarakat bisa
menghasilkan pendapatan dari TikTok hanya dengan membuat video. Hal tersebut
menyebabkan munculnya peluang terkait profesi baru bagi masyarakat untuk menghasilkan
pendapatan dengan pilihan profesi pada bidang industri kreatif, salah satunya sebagai
TikToker. Besaran pendapatan yang diperoleh TikToker dapat berubah-ubah setiap
waktunya, oleh karena itu dilakukan analisis strategi peningkatan profitabilitas profesi
content creator sebagai alternatif pilihan karier era 4.0. Penelitian ini menggunakan
(Analytical Hierarchy Process) AHP sebagai alat analisis. Proses analisis dimulai dengan
merumuskan faktor atau skill, peran aktor yang memiliki pengaruh dalam kesuksesan
TikToker meningkatkan profitabilitas. Kemudian dirumuskan tujuan dari penerapan strategi,
dan alternatif strategi dalam meningkatkan profitabilitas pada TikToker. Kerangka pemikiran
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.

13
14
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan riset data sekunder yang bersumber dari
situs website SocialBlade.com. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli 2023 - Oktober
2023.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data terbagi menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif (Sugiyono
2013). Jenis data pada penelitian ini yaitu kuantitatif dan kualitatif. Kemudian, sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data
primer diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada pakar. Kemudian, sumber data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh melalui riset pada situs website SocialBlade.com, data
nasional, serta studi literatur berupa buku dan jurnal nasional maupun internasional yang
berkaitan dengan topik penelitian ini.
3.4 Metode Penarikan Sampel
Menurut Adams et al. (2007) menjelaskan bahwa metode pengambilan sampel
merupakan proses dalam memilih sampel yang merepresentasikan tentang karakteristik dari
jumlah keseluruhan populasi. Peneliti menggunakan metode nonprobability sampling dalam
pengumpulan jumlah sampel, khususnya pada jenis purposive sampling method. Purposive
sampling method merupakan teknik penentuan sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu
(Sugiyono 2013). Kriteria dalam penentuan sampel penelitian ini adalah Tiktokers yang telah
berhasil mendapatkan monetisasi dan channel yang tidak dikelola oleh perusahaan serta video
yang tidak ditayangkan oleh televisi. Setelah dilakukan penyortiran, maka didapatkan jumlah
sampel sebanyak 106 akun Tiktok..
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
dan Analytical Hierarchy Process (AHP).
3.5.1 Analisis Deskriptif
Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa analisis deskriptif merupakan alat analisis yang
dapat digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan suatu data yang telah
terkumpul. Analisis deskriptif dapat digunakan untuk menganalisis data tanpa harus
menentukan kesimpulan dari penelitian. Sejalan dengan Purnomo (2016) bahwa analisis
deskriptif adalah metode analisis yang digunakan untuk memberikan gambaran objek lalu
mendeskripsikannya tanpa menggeneralisasi atau menarik kesimpulan terhadap objek
penelitian. Secara umum, analisis deskriptif dapat mengilustrasikan data dalam bentuk grafik,
diagram, tabel dan lain-lain. Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk
mengidentifikasi hasil monetisasi yang diperoleh TikToker dan gaji yang diperoleh pekerja
dari sektor formal dalam bentuk tabel. Pengolahan data dengan analisis deskriptif ini
dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office excel 2019.
3.5.2 Analytical Hierarchy Process (AHP)
Alat analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi peningkatan profitabilitas
TikToker adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Analytical Hierarchy Process (AHP)
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari University of Pittsburgh,
Amerika Serikat, pada tahun 1970-an. Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan alat
dalam pengambilan keputusan multi kriteria (multi-criteria decision making) dalam
menyelesaikan permasalahan yang kompleks dengan data pendukung dan informasi statistik

15
yang diperoleh sangat terbatas. AHP dibuat untuk membuat perbandingan yang bersifat
tangible dan intangible dari suatu elemen keputusan, objektif, kriteria atribut, alternatif yang
kemudian dikonversikan menjadi keputusan tunggal. AHP merupakan salah satu alat analisis
pengambilan keputusan yang digunakan pada kondisi yang tidak pasti dan
ketidaksempurnaan informasi dengan beragam kriteria (Saaty 2008). Kemudian Saaty (2008)
mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menggunakan metode AHP
agar menghasilkan prioritas, sebagai berikut:
1. Mendefinisikan permasalahan dan menentukan solusi yang diinginkan. Permasalahan
yang ada perlu didefinisikan dengan jelas, detail, mudah dipahami, serta mencarikan
solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut.
2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Penyusunan struktur
hierarki dimulai dengan tujuan utama, diikuti dengan kriteria dan sub kriteria jika
diperlukan, yang kemudian digunakan untuk mempertimbangkan dan menentukan
alternatif tersebut.
3. Membuat matriks pairwise comparison yang menggambarkan kontribusi relatif atau
pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya,
pendekatan dalam matriks mencerminkan aspek ganda yakni mendominasi dan
didominasi. Adapun matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan
kuat, mendapatkan informasi lain dengan semua perbandingan yang mungkin dan
mampu menganalisis kepekaan prioritas secara menyeluruh untuk perubahan
pertimbangan.
4. Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga memperoleh jumlah penilaian
seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang
dibandingkan.
Perbandingan masing-masing elemen berupa angka 1 sampai 9 yang menunjukkan
tingkat kepentingan elemen tertentu. Jika suatu elemen dibandingkan dengan dirinya
sendiri, maka hasil perbandingannya adalah 1. Saaty (2008) memperkenalkan skala
perbandingan berpasangan beserta maknanya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4
berikut:

Tingkat
Definisi
Kepentingan

1 Kedua elemen sama pentingnya dan memiliki pengaruh yang sama besar

3 Elemen satu sedikit lebih penting dibandingkan elemen lainnya, di mana


pengalaman serta penilaian sedikit mendorong salah satu elemen

5 Elemen satu sedikit lebih penting dibandingkan elemen lainnya, di mana


pengalaman serta penilaian sangat kuat mendorong salah satu elemen

7 Satu elemen jelas mutlak lebih penting dibandingkan elemen lainnya, satu
elemen yang kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktik

9 Satu elemen mutlak penting dibandingkan elemen lainnya, bukti dukungan


elemen yang satu dengan lainnya memiliki tingkat ketegasan tertinggi

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan, apabila ada dua
kompromi diantara 2 pilihan

16
Kebalikan Jika aktivitas I mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka
j mempunya nilai kebalikannya
Tabel 4 Skala Perbandingan Berpasangan
Sumber: Saaty (2008)

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten, maka
pengambilan data harus diulang
6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hierarki, perhitungan vektor
eigen pada setiap matriks perbandingan berpasangan merupakan bobot tiap elemen
pada hierarki terendah sampai dengan tujuan. Cara penghitungannya yakni
menjumlahkan nilai tiap kolom dari matriks, membagi tiap nilai dengan total kolom
yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan menjumlahkan nilai-
nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan
rata-rata.
Kemudian, proses analisis AHP dilakukan dengan metode perbandingan berpasangan
(pairwise comparison) untuk mendapatkan nilai bobot atau tingkatan kepentingan
suatu kriteria relatif terhadap kriteria lain dengan jelas. Proses penentuan nilai
perbandingan melalui respon pakar dan dilakukan pada setiap level yang terdiri dari:
Level 1: Fokus/Sasaran Utama
Level 2: Faktor (F1 F2 F3 F4 F5)
Level 3: Aktor (A1 A2 A3 A4)
Level 4: Tujuan (O1 O2 O3)
Level 5: Alternatif (S1 S2 S3 S4 S5)
Respon pakar dapat diterima jika hasil dari rasio inkonsistensi (CI)≤0,1 dalam proses
penghitungan bobot. Apabila nilai CI>0,1 mengartikan pendapat tersebut yang
inkonsisten dan dapat dilakukan revisi dari hasil nilai bobot kepada pakar.

17
DAFTAR PUSTAKA
Adams J, Khan HT, Raeside R, White DI. 2007. Research methods for graduate
business and social science students.
Arifudin D, Sulistiyaningsih E. 2021. THE SHORT-TERM TRAINING OF CONTENT
CREATION AND DIGITAL MARKETING BAGI PELAJAR DI PURWOKERTO.
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2(1): 98–106.
doi.org/10.46576/rjpkm.v2i1.920
Azizah L, Gunawan J, Sinansari P. 2021. Pengaruh Pemasaran Media Sosial TikTok
terhadap Kesadaran Merek dan Minat Beli Produk Kosmetik di Indonesia. JURNAL
TEKNIK ITS. 10(2): 2301–9271.
Badan Pusat Statistik. 2021. Berita Resmi Statistik 5 November 2021.
Badan Pusat Statistik. 2022. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Februari 2022.
Balaban DC, Szambolics J. 2022. A Proposed Model of Self‐Perceived Authenticity of
Social Media Influencers. Media and Communication. 10(1): 235–246.
doi.org/10.17645/mac.v10i1.4765
Celebrity Net Worth. 2022. Khaby Lame Net Worth. Celebrity Net Worth.
https://www.celebritynetworth.com/richest-celebrities/richest-comedians/khaby-lame-
net-worth/
Diana NO, Herwanto A. 2023. TIKTOK AFFILIATE, A NEW MARKETING
CHANNEL FOR BRANDS. Jurnal Inovasi Penelitian. 3(9): 1–6.
Fahri, Jalil A, Kasnelly S. 2020. MENINGKATNYA ANGKA PENGANGGURAN
DITENGAH PANDEMI (COVID-19). Al-Mizan  : Jurnal Ekonomi Syariah. 2(2): 45–
60.
Haoe S, Ganiwidjaja JT, Andreani F. 2023. PERAN MARKETING FOOD
INFLUENCER TIKTOK TERHADAP FOLLOWER ENGAGEMENT DAN
PURCHASE INTENTION PARA PENGIKUT FEBRYAN DIO RAMADHAN. Jurnal
Manajemen Perhotelan. 9(1): 24–34. doi.org/10.9744/jmp.9.1.24-34
Hermawan D. 2018. Content Creator dalam Kacamata Industri Kreatif: Peran Personal
Branding dalam Media Sosial. E-Jurnal Universitas Katolik Parahyangan. 1: 1–12.
Isnaini N, Lestari R. 2015. KECEMASAN PADA PENGANGGURAN TERDIDIK
LULUSAN UNIVERSITAS. Journal Indigeos. 13(1): 39–50.
Kartika L, Indrawan D. 2020. Designing Compensation System for Culinary Business:
The Case of Bogor City, West Java Province, Indonesia. Bogor: IPB Press.
doi.org/10.2991/aebmr.k.200514.026
Kemp S. 2021. DIGITAL 2021: THE LATEST INSIGHTS INTO THE ‘STATE OF
DIGITAL.’ We Are Social. https://wearesocial.com/uk/blog/2021/01/digital-2021-the-
latest-insights-into-the-state-of-digital/

18
Muslim MR. 2014. PENGANGGURAN TERBUKA DAN DETERMINANNYA.
Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan. 15(2): 171–181.
doi.org/10.18196/jesp.15.2.1234
Novita D, Dwi SW, Puspitorini I. 2022. Monetisasi Media Sosial di Tiktok 1. Remik:
Riset Dan E-Jurnal Manajemen Informatika Komputer. 6(4).
doi.org/10.33395/remik.v6i4.11927
Nurfadila S. 2020. Impact of Influencers in Consumer Decision Process: The Fashion
Industry. INTERDISCIPLINARY JOURNAL ON LAW, SOCIAL SCIENCES AND
HUMANITIES. 1(2): 1. doi.org/10.19184/ijl.v1i1.19146
Pardianti MS, Valiant. 2022. PENGELOLAAN KONTEN TIKTOK SEBAGAI MEDIA
INFORMASI. Jurnal Ilmu Komunikasi. 27(2).
Purnomo RA. (2016). Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS. Ponorogo:
CV. WADE GROUP.
Ratih I. 2022. Viral di Tiktok, Inilah Kekayaan Khaby Lame yang Mencapai Rp71,7
Miliar. IDX Channel. https://www.idxchannel.com/ecotainment/viral-di-tiktok-inilah-
kekayaan-khaby-lame-yang-mencapai-rp717-miliar
Rizaty M. 2022. 5 TikTokers Berpenghasilan Tertinggi di Dunia 2022. Katadata.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/19/5-tiktokers-berpenghasilan-
tertinggi-di-dunia-2022
Rofaida R, Nur Aryanti A, Perdana Y, 2019. Strategi Inovasi pada Industri Kreatif
Digital: Upaya Memperoleh Keunggulan Bersaing pada Era Revolusi Industri 4.0.
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN. 8(3).
Saaty TL. 2008. Decision making with the analytic hierarchy process. In Int. J. Services
Sciences 1(6):791–806. doi.org/10.1108/JMTM-03-2014-0020
Sabrina A. 2022. Cara Menentukan Rate Card TikTok untuk Influencer Pemula.
Influencer 101. https://influencer101.id/cara-menentukan-rate-card-tiktok/
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Edisi ke-1.
Bandung:Penerbit Alfabeta.
Sulistianto T, Rahmawati S, Kartika L. 2022. STRATEGI PENINGKATAN
PROFITABILITAS PROFESI CONTENT CREATOR SEBAGAI ALTERNATIF
PILIHAN KARIER ERA 4.0. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Adminsitrasi
Dan Pelayanan Publik. 9(4).
Sundawa YA, Trigartanti W. 2018. Fenomena Content Creator di Era Digital Content
Creator Phenomenon In Digital Era. Prosiding Hubungan Masyarakat. 4(2):438–443.
Syafika MZ. 2021. Pengaruh Penggunaan Aplikasi Tik Tok sebagai Media Promosi dan
Trend Glow Up terhadap Minat Beli Produk Kecantikan. Jurnal Manajemen. 13(2):
282–291.
Tomé J, Cardita S. 2021. In 2021, the Internet went for TikTok, space and beyond.
CloudFlare. https://blog.cloudflare.com/popular-domains-year-in-review-2021/

19
Ulya H. 2019. KOMODIFIKASI PEKERJA PADA YOUTUBER PEMULA DAN
UNDERRATED (Studi Kasus YouTube Indonesia). Jurnal Ilmu Komunikasi. 8(2):1–12.
doi.org/10.14710/interaksi.8.2.1-12
Waqas M, Hamzah ZL, Mohd Salleh NA. 2021. Customer experience with the branded
content: A social media perspective. Online Information Review. 45(5): 964-982.
doi.org/10.1108/OIR-10-2019-0333

Deriyanto, D., Qorib, F., Komunikasi, J. I., Tribhuwana, U., & Malang, T. (2018).
PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG TERHADAP PENGGUNAAN APLIKASI TIK TOK. In JISIP (Vol. 7,
Issue 2). www.publikasi.unitri.ac.id

Jaakonmäki, R., Müller, O., & Vom Brocke, J. (n.d.). The Impact of Content, Context,
and Creator on User Engagement in Social Media Marketing.
http://hdl.handle.net/10125/41289

Kartika, L., & Indrawan, D. (2020a). Designing Compensation System for Culinary
Business: The Case of Bogor City, West Java Province, Indonesia.

Kartika, L., & Indrawan, D. (2020b). Identification of Compensation System in Culinary


Business: The Case of Bogor City, West Java Province, Indonesia.

Trusov, M., Bucklin, R. E., Pauwels, K., Trusov is Assistant Professor of Marketing, M.,
Smith, R. H., & Bucklin is Peter W Mullin Professor, R. E. (2009). Effects of Word-of-
Mouth Versus Traditional Marketing: Findings from an Internet Social Networking Site.
Journal of Marketing, 73, 90–102.

20

Anda mungkin juga menyukai