Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH TECHNOLOGICAL SELF EFFICACY DAN LINGKUNGAN

KELUARGA TERHADAP MINAT MENJADI GURU


(Studi pada mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2017
dan 2018 di Universitas Negeri Malang)

Disusun Oleh:
AULIA SHAFIRA HIDAYAH
170421619044

PROPOSAL SKRIPSI

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 5
2.1 Kajian Teori ............................................................................................ 5
2.1.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) ................... 5
2.2 Kajian Pustaka ......................................................................................... 6
2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 9
2.4 Pengembangan Hipotesis ...................................................................... 10
2.4.1 Pengaruh Technological Self Efficacy Terhadap Minat Menjadi Guru
10
2.4.2 Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Menjadi Guru ..... 11
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 12
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 12
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................... 12
3.3 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...................................... 13
3.3.1 Jenis Data .......................................................................................... 13
3.3.2 Sumber Data ...................................................................................... 13
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 14
3.4 Pengembangan Instrumen Penelitian .................................................... 14
3.5 Populasi dan Pengambilan Sampel ....................................................... 15
3.6 Analisis Data Penelitian ........................................................................ 16
3.6.1 Uji Coba Instrumen Penelitian .......................................................... 16
3.6.2 Uji Validitas ...................................................................................... 17
3.6.3 Uji Reliabilitas .................................................................................. 17
3.6.4 Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 17
3.6.5 Analisis Regresi Linear Berganda ..................................................... 18
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 20
LAMPIRAN .......................................................................................................... 23

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................................ 13


Tabel 3.2 Jumah Populasi Penelitian .................................................................. 13
Tabel 3.3 Jumlah Sebaran Sampel Penelitian ..................................................... 14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Guru merupakan salah satu faktor penting yang menunjang jalannya proses
pendidikan. Hal ini didukung dalam pendapat (Aini, 2018) yang mengatakan
bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam keseluruhan proses pendidikan demi
terbentuknya karakter sumber daya manusia yang baik diperlukan seorang tenaga
pendidik yang mendukung. Maksud dari tenaga pendidik yang mendukung disini
adalah tenaga pendidik yang kompeten dan berkualitas, dan untuk menjadi
seorang tenaga pendidik atau guru yang kompeten dan berkualitas tentu harus
dilatar belakangi oleh minat atau keinginan yang kuat, sebagaimana telah
dipaparkan oleh Wakid dalam (Alinurdin & Rahayu, 2018) minat adalah suatu hal
yang menjadi sumber motivasi dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang
mereka inginkan dimana dalam hal ini mereka bebas untuk memilih apa yang
menjadi keinginannya tanpa adanya paksaan.
Minat seseorang terhadap suatu profesi seharusnya dapat ditumbuhkan sejak
dini, paling tidak saat pertama kali seseorang tersebut memutuskan memilih suatu
program studi untuk melanjutkan belajar di perguruan tinggi atau bahkan pada
saat seseorang tersebut sedang dalam proses menempuh suatu program studi.
seperti yang telah dikatakan oleh Djali dalam (Sari & Rusdarti, 2020) bahwa
minat juga dapat diluapkan melalui ekspresi yang menunjukkan bahwa seseorang
lebih menyukai suatu hal dibandingkan hal yang lainnya, dan dapat juga
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Dalam penelitian
(Grashinta et al., 2018) juga disebutkan secara spesifik bahwa seseorang masuk
dalam fase dewasa awal (21-40 tahun) dimana tugas perkembangannya adalah
mencapai sesuatu yang dicita-citakan, memilih pasangan, belajar hidup dengan
pasangan, memiliki keturunan, berumah tangga dan menjalankan karirnya. Itu
artinya seseorang dengan minimal usia 21 tahun seharusnya sudah menentukan
atau mengetahui karir apakah yang menjadi minatnya. Dalam suatu perguruan

1
tinggi, rata-rata seseorang yang sudah menginjak usia 21 tahun merupakan
mahasiswa yang telah menempuh semester 6 sampai 8.
Berbicara mengenai minat, tidak semerta-merta seseorang dapat mengetahui
apa yang telah atau akan menjadi minatnya. Kemunculan suatu minat dalam diri
seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diataranya faktor yang berasal
dari dalam diri seseorang atau faktor internal dan faktor yang berasal dari luar diri
seseorang atau faktor eksternal. (Astarini et al., 2015)
Salah satu faktor minat yang berasal dari dalam diri seseorang adalah efikasi
diri atau self efficacy. Self efficacy merupakan keyakinan yang ada dalam diri
sesorang tentang kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai sebuah tujuan
tertentu. Pada zaman yang semakin canggih ini segala sesuatu yang dilakukan
oleh manusia tentu tidak lepas dari teknologi. Mengintegrasikan teknologi ke
dalam pendidikan merupakan tantangan terbesar yang dihadapi oleh para guru dan
calon guru saat ini. Melihat besarnya tantangan tersebut, (Kent & Giles, 2017)
dalam penelitiannya mengatakan bahwa saat para pemimpin dalam pendidikan
mendorong penggunaan teknologi baru dalam mengajar, para guru telah
melaporkan adanya perasaan tidak memadai dalam kemampuan mereka untuk
mengajar. Sebagai variasi dari self efficacy istilah technological self efficacy
muncul untuk menunjukkan, merangkul dan mengadopsi teknologi baru. Lebih
khusus lagi hal ini merujuk pada kepercayaan pada kemampuan seseorang untuk
berhasil melakukan tantangan baru yang lebih canggih.
Dengan adanya technological self efficacy yang tinggi tentu akan dapat
membuat seseorang dapat benar-benar menemukan potensi yang ada dalam
dirinya dengan mudah sehingga dapat langsung mengembangkannya secara
optimal, itulah mengapa technological self efficacy ini memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan seseorang terutama bagi calon pendidik, (Studi et al.,
2016). Begitu pula menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Zahn et
al., 2018) tentang self efficacy mengatakan bahwa self efficacy sangat
mempengaruhi bagaimana seseorang dapat mencermati suatu kejadian, berfikir,
merasakan, kemudian bertindak. Seseorang yang memiliki tingkat efficacy tinggi
dalam hal apapun termasuk dalam teknologi, maka akan lebih mudah menghadapi
segala kemungkinan yang akan terjadi dalam hidupnya, lebih mudah menentukan

2
apa yang menjadi tujuannya, serta akan lebih gigih dalam meghadapi segala
tantangan dan rintangan yang ada. Begitu pula sebaliknya,
Kemudian salah satu bentuk faktor minat yang berasal dari diri seseorang
adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama
dalam pendidikan, karena dalam lingkungkungan keluarga inilah seseorang
pertama kali mendapatkan didikan dan bimbingan dan dalam lingkungan keluarga
ini pula dapat menciptakan suatu pola pikir dan perilaku seseorang. Pernyataan ini
didukung oleh pendapat Berger dan Lukman pada (Hall, 2018) yang menyatakan
bahwa keluarga menentukan bagaimana anggotanya dapat berinteraksi dan
menjelaskan bagaimana mereka menciptakan keyakinan yang dibangun bersama
yang dapat menentukan keputusan keputusan akademis dan karir yang dapat
diterima. Perbedaan latar belakang lingkungan keluarga tentu akan menjadikan
seseorang memiliki minat yang berbeda-beda pula. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Haryawan et al., 2019) menunjukkan hasil bahwa terdapat
pengaruh signifikan dari lingkungan keluarga terhadap minat menjadi guru pada
mahasiswa Universitas Negeri Padang.
Universitas Negeri Malang yang juga terkenal dengan julukan “The Learning
University” merupakan salah satu dari ribuan perguruan tinggi di Indonesia.
Universitas Negeri Malang memiliki setidaknya kurang lebih 75 program studi
kependidikan dimana salah satunya adalah Pendidikan Akuntansi. Mahasiswa
program studi pendidikan akuntansi ini nantinya akan dibekali dengan ilmu untuk
menjadi seorang guru yang kompeten dan berkualitas. Berbagai penelitian
terdahulu telah banyak dilakukan untuk menguji pengaruh self efficacy dan
dukungan orangtua terhadap minat mahaasiswa kependidikan untuk menjadi guru.
Akan tetapi sejauh ini belum ada yang mengkaji lebih lanjut mengenai pengaruh
Technological self efficacy sebagai variasi dari self efficacy dan lingkungan
keluarga terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa kependidikan, mengingat
pada zaman yang semakin canggih ini teknologi bukanlah suatu hal yang asing
lagi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai
“Pengaruh Technological Self Efficacy dan Lingkungan Keluarga Terhdap Minat
Menjadi Guru”. Dimana studi penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa
pendidikan akuntansi Universitas Negeri Malang angkatan 2017.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka permasaslahan yang
terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh technological self efficacy terhadap minat untuk
menjadi guru pada mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Negeri Malang angkatan 2017?
2. Bagaimana pengaruh lingkungan kelurga terhadap minat untuk menjadi guru
pada mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri
Malang angkatan 2017?
1.3 Manfaat Penelitian
Dari beberapa hal yang telah dijabarkan diatas, penelitian ini diharapkan
mampu memberikan manfaat tertentu secara teoritis maupun praktis. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang luas,
khususnya perkembangan di dunia pendidikan yang berhubungan dengan
technological self efficacy dan lingkungan keluarga terhadap minat mahasiswa
untuk menjadi guru.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai masukan bagi mahasiswa untuk menumbuhkan minatnya sebelum
benar benar memilih profesi sebagai guru.
b. Memberikan wawasan dan informasi secara mendalam untuk pembaca
tentang apa saja yang melatar belakangi minat mahasiswa untuk memilih
profesi sebagai guru.
c. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi
Universitas Negeri Malang terutama dalam upaya meningkatkan konsep diri
kepada mahasiswa pendidikan sebagai calon guru.
d. Memberikan pengalaman baru dan wawasan kepada penulis mengenai
pentingnya technological self efficacy dan lingkungan keluarga terhadap
minat untuk menjadi guru. (buat paragraph)

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)
Teori perilaku terencana atau TBP (Theory of Planned Behavior)
merupakan pengembangan lebih lanjut dari Teori Perilaku Beralasan (Theory of
Reasoned Action). Teori perilaku terencana merupakan kerangka berpikir
konseptual yang bertujuan untuk pencerminan perilaku tertentu. Teori perilaku
terencana menggambarkan bagaimana perilaku individu dimotivasi dari niat untuk
kepentingan pribadi (Song et al., 2012). Menurut Ajzen dalam (Alam et al., 2019)
Perilaku individu dipengaruhi oleh niat individu (Behavior Intention). Kemudian
niat untuk berperilaku dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu (1) Sikap atau
Attitude, (2) Norma Subyektif (Subjective Norm), dan (3) kontrol perilaku
(Behavior Control). Variabel yang ada dalam penelitian ini hampir sama dengan 3
komponen tersebut.
Variabel Technological Self Efficacy relevan dengan komponen yang
pertama, yaitu sikap yang mengacu pada sejauh mana seseorang memiliki
kepercayaan atas kemampuan dirinya sendiri untuk berhasil melakukan suatu
pekerjaan baru yang canggih secara teknologi yang dapat mempengaruhi sikapnya
dalam mengambil keputusan. (Ajzen, 1991) mengatakan bahwa sikap terhadap
suatu perilaku merupakan suatu fungsi yang didasarkan oleh belief yang disebut
sebagai behavioral beliefs, yaitu kepercayaan individu mengenai konsekuensi
positif atau negative yang akan diperoleh jika mereka melakukan suatu perilaku
(salient outcome beliefs). Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
ketika individu memiliki keyakinan bahwa suatu perilaku akan menghasilkan
konsekuensi positif maka mereka akan cenderung bersikap favorable terhadap
perilaku tersebut, begitu pula sebaliknya.
Kemudian lingkungan keluarga yang termasuk dalam variabel bebas dalam
penelitian ini memiliki kesamaan dengan komponen dalam teori perilaku
terencana yang kedua, yaitu norma subjektif. Hal ini mengacu pada tekanan sosial
yaitu lingkungan keluarga yang dirasakan seseorang untuk mengambil suatu
keputusan. Ajzen memaparkan norma subjektif merupakan fungsi yang

5
didasarkan pada belief yang disebut dengan normative belief, yaitu belief
mengenai persetujuan atau tidak seseorang maupun kelompok yang penting bagi
individu terhadap suatu perilaku (salient referen beliefs). Seseorang akan
melakukan sesuatu apabila perilaku tersebut diterima oleh orang-orang yang
dianggap penting dalam kehidupannya.
Selanjutnya minat menjadi guru yang masuk dalam variabel dependen
dalam penelitian ini memiliki kesamaan dengan komponen teori perilaku
terencana yang ketiga yaitu kontrol perilaku. Kontrol perilaku merupakan
keyakinan individu untuk berperilaku dipengaruhi oleh seberapa besar faktor yang
mendukung atau yang menghambat dalam mewujudkan perilaku tersebut.
Seorang individu tidak dapat sepenuhnya mengontrol bagaimana akan
berperilaku, terkadang mereka dapat berperilaku diluar kontrol diri mereka.
Kontrol perilaku didasari atas faktor-faktor yang menghambat atau mendukung
individu untuk berperilaku. Semakin banyak faktor pendukung maka akan lebih
besar kontrol yang seorang individu rasakan atas perilaku tersebut, itu artinya
semakin banyak faktor yang mendukung seseorang untuk menjadi guru maka
akan besar minat yang muncul dalam diri seseorang untuk menjadi guru. Begitu
pula sebaliknya.
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1 Minat Menjadi Guru
Minat merupakan rasa suka atau ketertarikan seseorang pada suatu hal atau
aktivitas tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Dalam bidang psikologi
pendidikan kontemporer minat diartikan sebagai interaksi antara seseorang
dengan objek dalam lingkungan (Chen et al., 2020). Banyak faktor yang
melatarbelakangi minat seseorang, menurut CCT (Career Construction Theory)
citra diri dari seorang individu (termasuk juga karier) dibangun dari luar
(eksternal) dan dalam (internal) yang dibentuk oleh pengalaman positif dan
negatif yang ditemui. Atau dengan kata lain individu-individu menguraikan
karakteristik khas mereka dan tipe kepribadian karier dalam hubungannya dengan
sekolah, lingkungan keluarga dan dari interaksi sosial mereka (Zhang et al.,
2018). Di sisi lain minat itu sendiri merupakan suatu prediktor dari perilaku

6
karena minat atau intensi menurut ahli psikologi merupakan prediktor utama dan
tunggal dari perilaku individu (Mintardjo et al., 2016)
Penelitian mengenai minat untuk menjadi guru telah banyak dilakukan.
(Hammour, 2018) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa sikap, norma
subjektif, dan perilaku siswa Emirat terhadap akuntansi merupakan indikator yang
signifikan dari niat mereka untuk memilih dan menentukan karir serta profesi
yang mereka ingini. Selain itu juga (Bergmark et al., 2018) dalam penelitiannya
mengungkapkan terdapat banyak motif dalam penentuan profesi di bidang
pendidikan yaitu motif intrinsik dan altruistik. Di mana motif intrisik ini lah yang
mewakili pemilihan minat untuk menjadi guru.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur minat mahasiswa
kependidikan menjadi guru. Minat diukur menggunakan alat ukur perasaan
senang dan aspek perilaku yang merupkan unsur dari faktor intrinsik atau yang
berasal dari dalam diri seseorang (internal), yaitu kognisi (mengenal), emosi
(perasaan), dan konasi (kehendak) (Ardyani, 2014). Kognisi berarti bahwa minat
didahului dengan pengenalan objek yang akan diminati yang bertujuan untuk
mencari informasi mengenai objek tersebut. Kemudian unsur emosi yang artinya
pengenalan yang disertai dengan ketertarikan, dan yang terakhir unsur konasi
yang diwujudkan dalam bentuk kemauan untuk melakukan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan objek yang diminati.
2.2.2 Technological Self Efficacy
Self efficacy atau efikasi diri merupakan kepercayaan individu akan
kemampuannya untuk sukses dalam melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan
(Bandura, 1995). Istilah technological self efficacy muncul sebagai variasi dari
self efficacy yang memiliki pengertian keyakinan individu bahwa mereka dapat
melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang berkaitan dengan kemajuan teknologi,
seperti dapat mempelajari cara menggunakan komputer, internet, dan sistem
manajemen kursus sehingga akan berhasil dalam lingkungan akademis (Al-Harthi,
2017).
Terdapat 3 Dimensi yang mempengaruhi self efficacy menurut Bandura
dalam (Fred, 2011) yang dalam hal ini berarti juga mempengaruhi technological
self efficacy yaitu antara lain:

7
1. Magnitude
Yaitu berkaitan dengan derajat kesulitan tugas yang dihadapi terutama yang
berkaitan dengan teknologi. Penerimaan keyakinan seseorang terhadap suatu
tugas berbeda-beda. Bisa saja hanya terbatas pada tugas yang sederhana,
menengah atau sulit. Persepsi individu akan berbeda dalam memandang tingkat
kesulitan dari suatu tugas. Apabila sedikit rintangan yang dihadapi dalam
pelaksanaan tugas maka tugas tersebut akan mudah dilakukan. Magnitude terbagi
atas tiga bagian yaitu seberapa besar individu merasa mampu atau berhasil
menyelesaikan tugas dengan pilihan perilaku yang diambil, menghindari situasi
dan perilaku yang dirasa melampaui batas kemampuannya dan yang ketiga
menyesuaikan dan menghadapi langsung tugas-tugas yang sulit.
2. Generality
Yaitu sejauh mana individu yakin akan kemampuannya dalam berbagai
situasi tugas mulai dari yang sulit sampai yag tidak sulit. Pada dimensi ini
individu akan menunjukkan kemampuannya pada konteks tugas yang berbeda-
beda dari segi tingkah laku, kognitif, dan afektifnya.
3. Strength
Yaitu kuatnya keyakinan seseorang mengenai kemampuan yang dimiliki.
Hal ini berkaitan dengan ketahanan individu dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam hal ini jika pengalaman yang dimiliki oleh individu lemah maka akan
melemahkan keyakinan akan kemampuan individu tersebut pula, begitupun
sebaliknya. (paragraph)
2.2.3 Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama
karena dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan.
Lingkungan keluarga juga biasa dikenal dengan lingkungan yang utama karena
pendidikan basic yang paling banyak diterima oleh seseorang yaitu berasal dari
keluarga (Alinurdin & Rahayu, 2018). Lebih dari itu keluarga juga memiliki
peranan yang sangat besar terhadap pemilihan minat karir seseorang (Juneja &
Rikhi, 2017).
Terdapat beberapa faktor yang dimiliki oleh lingkungan keluarga menurut
(Slameto, 2013), yaitu

8
 Cara orang tua mendidik. Hal ini berkaitan dengan pemberian pengertian
dan memperhatikan kebutuhan anaknya dalam belajar, kesulitan apa yang
dialami oleh sang anak saat melakukan suatu aktivitas yang berkaitan
dengan pembelajaran, dan sebaginya.
 Relasi antar anggota keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan yang
penuh pengertian dan kasih sayang, disertai bimbingan dan bila perlu
hukuman untuk menyukseskan individu dalam melakukan sesuatu aktivitas
yang berkaitan dengan pembelajaran.
 Suasana rumah. Hal ini berkaitan dengan situasi dan kejadian yang sering
terjadi dalam keluarga. Suasana rumah yang tegang, sering terjadi pertikaian
akan membuat individu tidak nyaman yang kana berakibat pada kegegalan
dalam melakukan suatu aktivitas dalam pembelajaran.
 Keadaan ekonomi keluarga. Tidak dapat dipungkiri lagi keadaan ekonomi
keluarga memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang berbagai
aktivitas kependidikan tiap individu agar tetap berjalan dengan baik.
 Pengertian Orang tua. Orang tua harus paham akan keadaan anaknya,
apabila sedang tidak semangat hendaknya diberi motivasi dan dorongan.
 Latar belakang kebudayaan. Tingkat pendidikan atau kebiasaan dalam
keluarga mempengaruhi sikap individu dalam melakukan aktivitas
pembelajaran. Dari 6 faktor lingkungan keluarga itulah indikator variable
yang digunakan dalam peneltian ini.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi referensi bagi penulis untuk mengembangkan
gagasan ide penelitian yang baru. Berikut ini merupakan penelitian terdahulu yang
berisikan beberapa hasil yang relevan dengan variabel-variabel yang akan diteliti
sebagai perbandingan:
Katz et al (2018) dalam penelitian yang berjudul “Parental support for
adolescents' autonomy while making a first career decision”. Penelitian ini
menguji dukungan orang tua pada remaja saat membuat keputusan karir untuk
pertama kali. Hasil dari penelitian tersebut menekankan bahwa pola didik orang
tua mendukung terhadap apa yang akan menjadi keputusan anak dalam
menentukan karirnya.

9
Aini (2018) dalam penelitian yang berjudul “Pengeruh Efikasi Diri dan
Persepsi Terhadap Minat Menjadi Guru Ekonomi Pada Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Ekonomi 2016” menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh
positif signifikan antara efikasi diri dan persepsi terhadap minat menjadi guru.
Ningsih (2017) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh tingkat Self
Efficacy terhadap tingkat minat berwirausaha mahasiswa program studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik”
menunjukkan hasil bahwa self efficacy berpengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha.
Marti’ah et al (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
lingkungan keluarga terhadap pilihan karir siswa” menunjukkan hasil bahwa
terdapat perbedaan kesiapan pilihan karir dari siswa yang memiliki lingkungan
keluarga mendukung dan lingkungan keluarga kurang mendukung.
Haryawan et al (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru dan Lingkungan Keluarga Terhadap
Minat Menjadi Guru” menunjukkan hasil bahwa persepsi mahasiswa tentang
profesi guru dan lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap minat
menjadi guru.
Indriyani & Margunani (2019) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Kepribadian, Pendidikan Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga
Terhadap minat berwirausaha” penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas XI
Jurusan Akuntansi SMKN 1 Demak yang menunjukkan hasil bahwa kepribadian,
pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga berpengaruh signifikan baik
secara parsial maupun simultan.
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Technological Self Efficacy Terhadap Minat Menjadi Guru
Guru merupakan profesi yang berperan penting untuk mencerdaskan anak
bangsa melalui proses pendidikan. Menjadi guru bukanlah suatu pekerjaan yang
mudah karna guru tidak hanya bertugas untuk mengajar saja (Aini, 2018) Untuk
menjadi seorang guru perlu diawali dengan adanya minat yang kuat demi
tercetaknya seorang guru yang professional dan kompeten. Untuk menumbuhkan
minat seseorang menjadi guru tentu harus diawali dengan adanya pengetahuan

10
dan informasi, ketertarikan kepada profesi tersebut dan kemauannya, terlebih pada
saat zaman yang dimana teknologi semakin canggih ini maka diperlukan adanya
technological self efficacy. Technological self efficacy berkaitan dengan
keyakinan seseorang untuk menyelesaikan tugasnya yang berkaitan dengan
teknologi (Al-Harthi, 2017). Seseorang yang mempunyai technological self
efficacy tinggi akan berusaha dengan semangat dan tekun untuk mencapai apa
yang ia cita-citakan. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut.
HA1: Technological Self Efficacy berpengaruh positif terhadap minat menjadi
guru.
2.4.2 Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Menjadi Guru
Lingkunga keluarga merupakan lingkungan yang utama yang paling banyak
mempengaruhi perilaku individu. Oleh karena itu lingkungan keluarga merupakan
salah satu pembentuk pengetahuan individu, jika pengetahuan profesi guru yang
diperoleh dari lingkungan keluarga baik maka akan timbul minat yang baik,
begitu pula sebaliknya. Menurut (Katz et al., 2018) lingkungan keluarga
pendukung utama individu untuk mencapai cita-citanya, oleh karenanya dukungan
keluarga sangat dibutuhkan oleh individu untuk merencanakan masa depannya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Usmawati (2015)
yakni terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan keluarga terhadap minat
menjadi guru yang dapat ditunjukkan apabila pengaruh dari lingkungan keluarga
meningkat maka akan meningkatkan pula minat seseorang untuk menjadi guru.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Setiyani (2017)
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat
menjadi guru. hal ini berarti, semakin baik lingkungan keluarga maka minat
menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi 2014 Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang semakin tinggi, begitupun sebaliknya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut.
HA2: Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat menjadi guru.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan dalam dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanasi. Jenis
penelitian eksplanasi bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan hubungan
sebab akibat antara satu variabel dengan vaiabel lainnya (Ulber Silalahi, 2012).
Selain itu penelitian ini juga ermasuk dalam kuantitatif eksplanatif survei, yaitu
penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus)
terhadap variabel yang diteliti Adapun rancangan penelitian diilustrasikan pada
Gambar 3.1 sebagai berikut:

Technological Self
Efficacy

Minat Menjadi Guru

Lingkungan
Keluarga

Gambar 3.2 Rancangan Penelitian


Sumber: peneliti (2020)
Keterangan: : menunjukkan pengaruh antara variabel
independen dan variabel dependen secara parsial.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Untuk menghindari adanya kemungkinan penafsiran ganda maka peneliti
menjabarkan masing-masing variabel sebagai berikut.
1. Minat menjadi guru
Minat menjadi guru merupakan pemusatan pikiran, perasaan, perhatian dan
ketertarikan seseorang terhadap profesi guru, khususnya dalam bidang akuntansi.
Pengukuran variabel minat menjaadi guru ini didasarkan pada tiga indikator yang
diungkapkan oleh (Ardyani, 2014) yaitu kognisi, emosi, dan konasi.

12
2. Technological Self Efficacy
Technological self efficacy adalah keyakinan individu bahwa mereka dapat
melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang berkaitan dengan kemajuan teknologi,
seperti dapat mempelajari cara menggunakan computer, internet, dan system
manajemen kursus sehingga akan berhasil dalam lingkungan akademis (Al-Harthi,
2017). Pengukuran variabel technological self efficacy didasarkan pada tiga
indikator yang diungkapkan oleh bandura dalam (Fred, 2011), yaitu magnitude,
generality, dan strength.
3. Lingkungan Keluarga (X2)
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama
karena dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan.
Lingkungan keluarga juga biasa dikenal dengan lingkungan yang utama karena
pendidikan basic yang paling banyak diterima oleh seseorang yaitu berasal dari
keluarga (Alinurdin & Rahayu, 2018). Pengukuran variabel lingkungan keluarga
didasarkan pada enam indikator yang diungkapkan (Slameto, 2013), yaitu cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi orang tua, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan
3.3 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini merupakan data kuantitatif. Data dalam
penelitian ini didapatkan dari kuisioner yang diisi secara langsung oleh responden,
dimana dalam kuisioner tersebut berisi alat ukur penelitian yang terdiri dari
beberapa pernyataaan yang terkait dengan variabel yang akan diteliti meliputi
technological self efficacy, lingkungan keluarga, dan minat menjadi guru.
3.3.2 Sumber Data
1. Data primer
Data ini diperoleh secara langsung dari sampel dengan cara membagikan
kuesioner melalui google form yang akan diisi langsung (secara tertutup) oleh
mahasiswa program studi pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Malang
angkatan 2017.
2. Data Sekunder

13
Data ini diperoleh dari pihak Akademik Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang terkait dengan data jumlah mahasiswa program studi Pendidikan
Akuntansi angkatan 2017.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menyebar
kuesioner melalui google form kepada responden yang telah ditetapkan sebagai
sampel pada penelitian, yaitu mahasiswa program studi pendidikan akuntansi
Universitas Negeri Malang angkatan 2017. Kuesioner yang disebar berisi variabel
yang akan diteliti meliputi technological self efficacy, lingkungan keluarga, dan
minat menjadi guru.
3.4 Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner atau
angket yang akan dibagikan secara langsung kepada responden yang bersifat
tertutup. Hal ini bertujuan supaya responden dapat menjawab
pertanyaan/pernyataan yang disediakan dengan mudah.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert yang
terdiri atas 5 pilihan jawaban yang telah disediakan, yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Menurut
(Sekaran, 2016:19) Fungsi dari penggunaan sekala likert adalah guna mengatuhi
tingkat persetujuan atau tidaknya responden terkait dengan pertanyaan atau
pernyataan yang telah disediakan. Berikut merupakan kisi-kisi instrumen
penelitian yang dikembangkan untuk masing-masing variabel dalam penelitian
ini:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Nomor Butir Pernyataan

Kognisi (mengenal) 1,2,3,4


Minat Menjadi 5,6,7,8
Emosi (Perasaan)
Guru (Y) 9,10,11,12
Konasi (Kehendak)

Magnitude 1,2,3
Technological 4,5
Generality
Self Efficacy (X1) 6,7
Strength

14
Cara orang tua mendidik 1,2,3
Relasi antar anggota keluarga 4,5
Lingkungan Suasana rumah 6,7
Keluarga (X2) Keadaan ekonomi keluarga 8,9
Pengertian Orang tua 10,11
Latar belakang kebudayaan 12,13,14

3.5 Populasi dan Pengambilan Sampel


Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang akan diteliti oleh
peneliti. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Malang angkatan 2017 dan 2018.
Alasan penulis memilih populasi ini adalah karena dalam penelitian (Grashinta et
al., 2018) disebutkan secara spesifik bahwa seseorang masuk dalam fase dewasa
awal (21-40 tahun) dimana tugas perkembangannya adalah mencapai sesuatu yang
dicita-citakan, memilih pasangan, belajar hidup dengan pasangan, memiliki
keturunan, berumah tangga dan menjalankan karirnya. Itu artinya seseorang
dengan minimal usia 21 tahun seharusnya sudah menentukan atau mengetahui
karir apakah yang menjadi minatnya. Dalam suatu perguruan tinggi, rata-rata
seseorang yang sudah menginjak usia 21 tahun merupakan mahasiswa yang telah
menempuh semester 8 yaitu mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2017 dan
2018, selain itu mahasiswa pendidikan akuntansi juga berasal dari daerah dengan
latar belakang lingkungan keluarga yang berbeda-beda yang akan mempengaruhi
minatnya untuk menjadi seorang guru.
Berikut ini adalah sebaran jumlah mahasiswa mahasiswa Pendidikan
Akuntansi tiap offering di Universitas Negeri Malang.
Tabel 3.2 Jumah Populasi Penelitian
Angkatan Offering/kelas Jumlah mahasiswa
A 28
AA 25
2017
B 25
BB 29
F 29
FF 28
2018
G 30
GG 29
TOTAL 223
Sumber: Akademik FE UM (2021)
Cara penentuan ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
probability sampling melalui dengan Teknik yang diambil proportional random
sampling yang merupakan Teknik penentuan sampel dengan memperhatikan

15
jumlah sub-sub kelas pada populasi. Dalam perhitungannya penentuan sampel
menggunakan Teknik Slovin. Berdasarkan dengan apa yang dipaparkan oleh
(Siregar, 2013) untuk menentukan sampel dengan Teknik slovin dilakukan dengan
rumus sebagai berikut:
n = N/(1+Ne2)

Keterangan:
n = ukuran sampel yang dicari
N = jumlah populasi
E = tingkat batas kesalahan ukuran sampel yang ditoleransi sebesar 5% atau 0,05
1 = Konstanta
Sehingga dengan total populasi sebanyak 223 mahasiswa program studi
pendidikan akuntansi, maka akan diperoleh ukuran sampel sebagai berikut:
n = 223/(1+(223× 0,052))
= 143 siswa
Maka dengan hasil ukuran sampel sebesar 143 mahasiswa, sehingga
diperoleh sebaran sampel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jumlah Sebaran Sampel Penelitian
Angkatan Jumlah
Offering/Kelas Perhitungan Jumlah
Populasi
A 28 (28/223)×143 18
AA 25 (25/223)×143 16
2017
B 25 (25/223)×143 16
BB 29 (29/223)×143 19
F 29 (29/223)×143 19
FF 28 (28/223)×143 18
2018 G 30 (30/223)×143 19
GG 29 (29/223)×143 19
Total 107 Total Sampel 143
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2021)
3.6 Analisis Data Penelitian
3.6.1 Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba alat ukur penelitian dalam penelitian ini dilakukan pada mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Malang Offering GG
dengan jumlah mahasiswa 30 orang. Dalam instrumen dalam penelitian ini
terdapat 33 item pertanyaan/pernyataan dengan 5 pilihan jawaban. Adapun tujuan
dari uji coba ini adalah untuk melihat apakah instrumen yang digunakan
memenuhi kriteriavaliditas dan reliabilitasnya serta dapat diandalkan.

16
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
instrumen. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Sinambela, 2014:157). Peneliti mengukur validitas instrumen menggunakan
Teknik analisis Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut:
rxy = nΣxy – (Σx) (Σy)
√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara skor tiap butir dengan skor total
X = Skor tiap item
N = Banyaknya sampel
Y = Skor seluruh item
Adapun keputusan untuk pengujian instrumen adalah jika r dihitung > r
table pada taraf signifikansi 5% (0.05) maka item-item dinyatakan valid.
Sebaliknya jika r dihitung < r table pada taraf signifikansi 5% (0.05) maka item-
item dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2016:48).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar,
2013:87). Dalam hal ini peneliti menggunakan pengujian dengan metode
Cronbach Alpha ().
Dalam proses uji reliabilitas peneliti menggunakan tingkat pengujian
dengan taraf signifikansi 5% atau 0.05. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan Cronbich alpha > 0.70 (Ghozali, 2016:48). Berkaitan dengan hal ini
peneliti menguji tingkat reliabilitas suatu instrument menggunakan bantuan
program SPSS.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ditujukan untuk menguji kelayakan model regresi yang
digunakan sebagai model penjelasan bagi pengaruh antar variabel. Penggunaan
Teknik analisis regresi linear berganda dianggap baik apabila kriteria dalam uji

17
asumsi klasik dapat dipenuhi. Dalam penelitian ini digunakan tiga uji asumsi
klasik sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi variabel
pengganggu atau residual berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak.
Pelaksanaan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorav
Smirnov. Jika nilai uji Kolmogorav Smirnov kurang atau sama dengan 0.05, maka
residual tidak berdistribusi normal dan jika sebaliknya maka berdistribusi normal
(Ghozali, 2014:160).
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikoliniearitas digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan
antar variabel bebas atau tidak pada model regresi. Variabel bebas dalam
penelitian ini ada dua, yaitu Technological Self Efficacy dan Lingkungan
keluarga. Untuk melihat ada atua tidaknya multikolinearitas dalam model regresi
dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF).
Model regresi dikatakan terbebas dari multikolinearitas apabila nilai tolerance 
0,1 dan nilai variance inflation factor  10 (Ghozali, 2016).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengathui apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Penelitian ini menggunakan uji Glejser, JIka nilai signifikansi
setiap variabel lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Setelah melakukan uji asumsi klasik, proses selanjutnya adalah menguji
hipotesis melalui analisis regresi linear berganda. Teknik ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tidak
bebas (Siregar, 2013: 405). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat bantu
analisis SPSS. Berikut merupakan persamaan regresi yang digunakan:
𝑌 = 𝛼 + 𝛽1X1 + 𝛽2X2
Keterangan:
Y : Variabel terikat

18
X1 : Raw score variabel technological self efficacy
X2 : Raw score variabel lingkungan keluarga
 : Konstanta
1, 2 : Koefisien Regresi
3.6.4 Uji Hipotesis
1. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
Uji statistik F adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan apakah
semua variabel bebas yang dimasukkan kedalam model secara bersama-sama
memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Apabila hasil dari pengujian
menunjukkan F hitung  F tabel atau nilai signifikasi  0.05, maka variabel
independent berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Ulber
Silalahi, 2012: 423)
2. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t atau uji parsial bertujuan untuk melihat signifikansi dari
pengaruh variabel independen (technological self efficacy dan lingkungan
keluarga) secara terpisah terhadap variabel dependen (minat menjadi guru) dengan
menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji hipotesis ini dimaksudkan untuk
menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
tingkat signifikansi sebesar 5% (=5%) atau tingkat keyakinan sebesar 0.95.
Dalam uji t penentuan hipotesis menurut (Ghozali, 2016, p. 99) adalah jika hasil
derajat signifikansi < 0.05, maka Ha diterima, begitu pula sebaliknya.

19
DAFTAR RUJUKAN

Aini, E. N. (2018). Pengaruh Efikasi Diri dan Persepsi terhadap Minat Menjadi
Guru Ekonomi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi 2015
UNESA. JPEKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi, Manajemen Dan Keuangan,
2(2), 83. https://doi.org/10.26740/jpeka.v2n2.p83-96
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and
Human Decision Processes, 50(2), 179–211. https://doi.org/10.1016/0749-
5978(91)90020-T
Al-Harthi, A. S. A. (2017). Technological self-efficacy among school leaders in
Oman: A preliminary study. Journal of Further and Higher Education,
41(6), 760–772. https://doi.org/10.1080/0309877X.2016.1177168
Alam, M. Z., Kousar, S., & Rehman, C. A. (2019). Role of entrepreneurial
motivation on entrepreneurial intentions and behaviour: theory of planned
behaviour extension on engineering students in Pakistan. Journal of Global
Entrepreneurship Research, 9(1), 1–21. https://doi.org/10.1186/s40497-019-
0175-1
Alinurdin, A., & Rahayu, Y. M. (2018). Pengaruh Orang Tua Terhadap Minat
Mahasiswa Menjadi Guru. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 4(1), 1.
https://doi.org/10.32493/jpkn.v4i1.y2017.p1-14
Ardyani, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Mahasiswa Menjadi Guru Akuntansi Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan
Akuntansi Angkatan 2010 Universitas Negeri Semarang. Economic
Education Analysis Journal, 3(2), 232–240.
Astarini, I., Mahmud, A., & Artikel, I. (2015). Pengaruh Self Efficacy, Prestise
Profesi Guru Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat
Menjadi Guru Akuntansi Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi 2011 Fe
Unnes. Economic Education Analysis Journal, 4(2).
Bandura. (1995). Self-efficacy in Changing Societies. CAMBRIDGE
UNIVERSITY PRESS.
Bergmark, U., Lundström, S., Manderstedt, L., & Palo, A. (2018). Why become a
teacher? Student teachers’ perceptions of the teaching profession and
motives for career choice. European Journal of Teacher Education, 41(3),
266–281. https://doi.org/10.1080/02619768.2018.1448784
Chen, W., Chan, T. W., Wong, L. H., Looi, C. K., Liao, C. C. Y., Cheng, H. N.
H., Wong, S. L., Mason, J., So, H. J., Murthy, S., Gu, X., & Pi, Z. (2020).
IDC theory: habit and the habit loop. Research and Practice in Technology
Enhanced Learning, 15(1). https://doi.org/10.1186/s41039-020-00127-7
Fred, L. (2011). Self-Efficacy, Adaptation, and Adjustment. Journal of
Management, 3(2), 154–157.
https://books.google.de/books?id=mRmsBAAAQBAJ
Ghozali, I. (2014). EKONOMETRIKA. Universitas Diponegoro.

20
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete. Universitas Diponegoro.
Grashinta, A., Istiqomah, A. P., & Wiroko, E. P. (2018). Pengaruh Future Time
Perspective Terhadap Kematangan Karir Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi
Pendidikan Dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan Dan
Bimbingan Konseling, 4(1), 25. https://doi.org/10.26858/jpkk.v4i1.4981
Hall, A. S. (2018). Expanding Academic and Career Self-Efficacy: A Family
Systems Framework. 81, 33–39.
Hammour, H. (2018). Influence of the attitudes of Emirati students on their choice
of accounting as a profession. Accounting Education, 27(4), 433–451.
https://doi.org/10.1080/09639284.2018.1490913
Haryawan, S., Muchtar, B., & Syofyan, R. (2019). Pengaruh Persepsi Mahasiswa
Tentang Profesi Guru dan Lingkungan Keluarga Terhadap Miinat Menjadi
Guru. Jurnal Ecogen, 2(3), 218. https://doi.org/10.24036/jmpe.v2i3.7328
Indriyani, L., & Margunani, M. (2019). Pengaruh Kepribadian, Pendidikan
Kewirausahaan, Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha.
Economic Education Analysis Journal, 7(3), 848–862.
https://doi.org/10.15294/eeaj.v7i3.28315
Juneja, A., & Rikhi, M. (2017). Influence of Family Environment and Work
Values on Vocational Preference Across Career Stages in Young Adults.
International Journal of Education and Management Studies, 7(3), 337–343.
Katz, I., Cohen, R., Green-Cohen, M., & Morsiano-davidpur, S. (2018). Parental
support for adolescents’ autonomy while making a first career decision.
Learning and Individual Differences, 65(December 2017), 12–19.
https://doi.org/10.1016/j.lindif.2018.05.006
Kent, A., & Giles, R. (2017). Preservice Teachers’ Technology Self-Efficacy.
SRATE Journal, 26(1), 9–20.
Marti’ah, S., Theodora, B. D., & Haryanto, H. (2018). Pengaruh Lingkungan
Keluarga terhadap Pilihan Karir Siswa. SAP (Susunan Artikel Pendidikan),
2(3), 237–242. https://doi.org/10.30998/sap.v2i3.2448
Mintardjo, C. M., Mandey, S., & Binalay, A. G. (2016). Pengaruh Sikap, Norma
Subjektif Dan Motivasi Terhadap Minat Beli Secara Online Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Di Manado. Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(1), 395–406.
https://doi.org/10.35794/emba.v4i1.11607
Ningsih, J. I. (2017). Pengaruh Tingkat Self Efficacy Terhadap Tingkat Minat
Berwirausaha Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Gresik. Psikosains, 12(2), 71–82.
Sari, R., & Rusdarti. (2020). Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Keluarga
Melalui Self Efficacy Terhadap Minat Menjadi Guru. 1(1), 27–42.
Sekaran, U. (2016). Metode Penelitian Untuk Bisnis. Salemba empat.
Sinambela, L. P. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Graha Ilmu.
Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Bumi

21
Aksara.
Slameto. (2013). Belajar dn Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta.
Song, H. J., Lee, C.-K., Kang, S. K., & Boo, S. (2012). The effect of
environmentally friendly perceptions on festival visitors’ decision-making
process using an extended model of goal-directed behavior. Tourism
Management, 33(6), 1417–1428.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.tourman.2012.01.004
Studi, P., Fakultas, P., & Universitas, K. (2016). Efikasi Diri: Tinjauan Teori
Albert Bandura. Buletin Psikologi, 20(1–2), 18–25.
https://doi.org/10.22146/bpsi.11945
Ulber Silalahi. (2012). Metode Penelitian Sosial. Refika Aditama.
Usmawati, I. (2015). PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESI GURU DAN
LINGKUNGAN KELUARGA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT
MENJADI GURU PADA SISWA KELAS XII DI SEKOLAH MENENGAH
ATAS NEGERI 1 NALUMSARI TAHUN AJARAN 2014/2015. 2015.
http://weekly.cnbnews.com/news/article.html?no=124000
Wahyuni, D., & Setiyani, R. (2017). Pengaruh Persepsi Profesi Guru, Lingkungan
Keluarga, Efikasi Diri Terhadap Minat Menjadi Guru. Economic Education
Analysis Journal, 6(3), 669–683.
Zahn, F., Schäffer, A., & Fröning, H. (2018). Evaluating energy-saving strategies
on torus, k-Ary n-Tree, and dragonfly. Proceedings - 2018 IEEE 4th
International Workshop on High-Performance Interconnection Networks in
the Exascale and Big-Data Era, HiPINEB 2018, 2018-Janua, 16–23.
https://doi.org/10.1109/HiPINEB.2018.00011
Zhang, J., Yuen, M., & Chen, G. (2018). Teacher support for career development:
an integrative review and research agenda. Career Development
International, 23(2), 122–144. https://doi.org/10.1108/CDI-09-2016-0155

22
Daftar Lampiran
Istrumen Penelitian
Assalamualikum Wr. Wb.
Perkenalkan saya Aulia Shafira Hidayah selaku mahasiswi Jurusan S1 pendidikan
Akuntansi angkatan 2017 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Saya
ingin meminta bantuan kepada teman-teman angkatan 2017 dan 2018 untuk
mengisi kuesioner ini untuk kepentingan penelitian guna memenuhi tugas akhir
skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Technological Self Efficacy dan
Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Menjadi Guru”. Seluruh informasi
yang ada dalam penelitian ini semata-mata hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian dan data yang didapat oleh peneliti akan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti sesuai dengan kode etik penelitian. Saya berharap teman-teman responden
mengisi kuesioner ini dengan jujur, tanggung jawab dan sesuai dengan keadaan
sebenar-benarnya tanpa pengaruh dari pihak manapun. Semoga kebaikan teman
teman dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa serta diberikan kemudahan dan
kelancaran dalam segala urusan. Amin.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Identitas Responden
1. Nama :
2. Offering :
Petunjuk Pengisian
a. Berilah tanda ceklis () pada pilihan jawaban yang anda pilih pada setiap
pertanyaan/pernyataan dibawah ini! (WAJIB)
b. Keterangan
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju

23
Jawaban
No Pertanyaan/ Pertanyaan
STS TS N S SS
1 Saya mengumpulkan informasi
tentang kependidikan untuk
menambah wawasan tentang
profesi guru
2 Saya kurang antusias mengikuti
berita terbaru tentang profesi guru
3 Saya mencari informasi tentang
profesi guru dengan bertanya
kepada orang yang saya anggap
tahu tentang profesi guru
4 Sejak lulus SMA saya telah berniat
untuk masuk di program studi
kependidikan
5 Saya selalu perhatikan cara
mengajar dosen agar saya mengerti
cara mengajar yang baik
6 Saya tertarik menjadi guru karena
dapat menularkan ilmu
pengetahuan
7 Saya tertarik menjadi guru sehingga
berusaha keras untuk menjadi guru
professional dari sekarang
8 Saya sungguh memahami
kompetensi pedagogic, kepribadian,
sosial dan professional yang harus
dimiliki seorang guru
9 Saya kuliah di program studi
pendidikan karena tidak diterima di
program studi non pendidikan

24
10 Saya lebih memilih profesi selain
guru karena lebih banyak memiliki
peluang kerja dibandingkan profesi
guru
11 Saya tetap akan menjadi guru
meskipun harus mulai dengan
status guru kontrak
12 Profesi guru memilki tanggung
jawab moral yang berat sehingga
saya tidak berminat menjadi guru
1 Saya merasa kemajuan teknologi
dibidang akuntansi saat ini
menghambat proses belajar saya
untuk menjadi guru akuntansi yang
kompeten dan berkualitas
2 Saya merasa yakin bisa menjadi
guru akuntansi karena mudah bagi
saya untuk belajar serta menguasai
teknologi khususnya di bidang
pendidikan akuntansi
3 Saya tidak dapat menjadi guru
akuntansi yang professional karena
tidak memiliki pengetahuan yang
luas serta kesulitan mengikuti
perkembangan teknologi di bidang
pendidikan akuntansi
4 Saya mampu dengan mudah
memahami mata kuliah yang
berkaitan dengan perkembangan
teknologi dibidang pendidikan
akuntansi

25
5 Saya tidak menyukai dan susah
memahami mata kuliah yang
berkaitan dengan perkembangan
teknologi dibidang pendidikan
akuntansi
6 Saya yakin dapat menjadi guru
meskipun kemampuan saya terbatas
serta belum cukup menguasai
teknologi dibidang pendidikan
akuntansi, saya akan terus belajar
dan berusaha.
7 Saya tidak bersemangat ketika
mengikuti kuliah kependidikan dan
malas untuk mengikuti
perkembangan teknologi di bidang
pendidikan akuntasi karena saya
tidak yakin akan menjadi guru
akuntansi.
1 Orang tua saya mengajarkan rasa
tanggung jawab dan konsekuen
terhadap hal yang sudah saya pilih
termasuk masalah pendidikan dan
karir
2 Orang tua saya memberlakukan
waktu khusus untuk belajar saat
dirumah
3 Orang tua saya sibuk bekerja dan
jarang memberikan kesempatan
untuk berkomunikasi
4 Orang tua saya memberikan
kebebasan dalam memilih
pekerjaan

26
5 Saya sering berdiskusi dengan
orang tua, kakak, adik, atau anggota
keluarga yang lain tentang hal yang
berkaitan dengan profesi guru
6 Lingkungan rumah saya tenang dan
nyaman sehingga menunjang
konsentrasi dalam belajar
7 Saya sulit berkonsentrasi saat
belajar dirumah

8 Orang tua saya melengkapi


kebutuhan saya yang berkaitan
dengan pendidikan
9 Saya lancar dalam pembayaran
uang kuliah tiap semester
10 Orang tua dan seluruh keluarga
saya mendukung saya untuk
menjadi guru
11 Orang tua saya memberikan
semangat agar saya segera lulus
dan menjadi guru
12 Orang tua saya berprofesi sebagai
guru atau bidang lain seputar dunia
kependidikan
13 Saya termotivasi menjadi guru
karena terdapat anggota keluarga
yang berprofesi sebagai guru
14 Orang tua saya bukan seorang guru
tetapi tetap mendukung saya yang
telah memilih program studi
kependidikan

27

Anda mungkin juga menyukai