Anda di halaman 1dari 18

AKTIVITAS SISTEM INFORMASI PADA ORGANISASI PENDIDIKAN

DAN PENGERTIAN KONSEP DASAR STRATEGI DAYA SAING

Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Eliana Sari, M.M

Disusun oleh:

Kelompok 5 Kelas A 2016

Fadhila Nadya Imania (1445163656)

Halimatussa’diyah (1445161812)

M. Fadhil Ibrahim (1445164884)

M. Yohalmansa (1445163574)

Nasya Oktarifah (1445162572)

Shidqi Luthfir Rahman (1445163242)

Progam Studi Manajemen Pendidikan

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN - UNJ

April 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya tim penulis mampu menyusun dan menyelesaikan makalah dengan
judul Aktivitas Sistem Informasi Pada Organisasi Pendidikan Dan Pengertian
Konsep Dasar Strategi Daya Saing ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Teori Belajar dan Pembelajaran dari dosen kami yaitu Dr. Eliana Sari, M.M.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa


bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, yang mana kontribusinya membantu
kelancaran pembuatan makalah. Dengan itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Dr. Eliana Sari, M.M selaku dosen pengampu dan
pihak-pihak terkait yang turut berkontribusi dalam proses pembuatan makalah ini.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Sehingga, kritik dan saran akan menjadi masukan yang baik bagi kami
kedepannya. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.

Jakarta, April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................
1.3 Tujuan Makalah ......................................................................................
1.4 Manfaat Makalah ....................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Aktivitas SIM dalam Organisasi Pendidikan ........................................
2.2 Pengertian Strategi Daya Saing ............................................................
2.3 Cara Menentukan Daya Saing ..............................................................
2.4 Teori 5 Kekuatan Strategi Daya Saing oleh Porter ...............................
2.5 Tujuan Pelaksanaan Strategi Kompetitif (Daya Saing) ........................

BAB III METODOLOGI OBSERVASI

3.1 Waktu dan Tempat Observasi ..............................................................

3.2 Responden Data ...................................................................................

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................

3.4 Deskripsi Tempat Observasi ................................................................

3.5 Pembahasan Hasil Observasi ...............................................................

Lampiran Observasi ...................................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ..........................................................................................

4.2 Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh masyarakat
sekarang ini sudah menjadi hal yang biasa, tidak lagi menjadi impian yang
sulit diwujudkan, termasuk dalam pemanfaatannya di dunia pendidikan.
Mengingat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk dunia
pendidikan sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan, diperlukan
pemasyarakatan sekaligus implementasi sistem informasi manajemen
pendidikan yang tepat agar pelaksanaan dan pemanfaatannya optimal sesuai
dengan kepentingan dan sasaran dunia pendidikan. Implementasi teknologi
informasi dan komunikasi beserta komponen infrastrukturnya benar-benar
telah menandai terjadinya revolusi peradaban yang memungkinkan pekerjaan-
pekerjaan dalam sistem organisasi dapat di selesaikan secara cepat, akurat,
efektif dan efisien. Bahwa perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak
jaringan pada saat ini lebih meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan
kecepatan pekerjaan serta pelayanan pelanggan.
Sedangkan pengelolaan sistem informasi manajemen dalam lembaga atau
organisasi pendidikan idealnya adalah bagaimana para pengambil keputusan
dalam bidang pendidikan misalnya, dapat mentapkan atau mengambil
keputusan berapa jumlah sumber daya manusia pendidikan yang dibutuhkan,
jenis sekolah, tingkatan sekolah, pelaksanaan kurikulum, perkembangan
lembaga pendidikan, dan sebagainya yang dapat memperbaiki proses
manajemen pendidikan di masa lalu, masa kini dan pada masa yang akan
datang. Dalam dunia pendidikan penggunaan dan pengelolaan sistem
informasi manajemen pendidikan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
pendidikan itu sendiri.
Kedua bidang ini saling membutuhkan satu sama lain. Dalam
menggambarkan hubungan kedua aspek tersebut, manajemen menilai
pendidikan sebagai penggerak pada sistem informasi manajemen pendidikan,
sekaligus sistem informasi manajemen pendidikan sebagai penentu proses
manajemen pendidikan. Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama pada bidang komputerisasi telah menunjukkan bahwa perkembangan
tersebut dapat membantu memecahkan masalah pada proses implementasi
sistem informasi manajemen pendidikan. Oleh karena itu mempelajari
bagaimana aktivitas sistem informasi dalam organisasi pendidikan dan juga
memahami konsep dasar strategi daya saing menjadi hal yang perlu dibahas
dalam sub-materi Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam makalah ini akan membahas
beberapa hal sebagai berikut, yaitu :
1. Bagaimana aktivitas sistem informasi manajemen dalam organisasi
pendidikan?
2. Apa pengertian dari strategi daya saing?
3. Bagaimana cara menentukan strategi daya saing?
4. Apa saja teori 5 kekuatan strategi daya saing yang dikemukakan oleh
Porter?
5. Apa tujuan pelaksanaan strategi kompetitif (daya saing)?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui dengan baik mengenai apa saja dan bagaimana aktivitas
sistem informasi manajemen yang dilakukan dalam organisasi pendidikan.
2. Mengetahui dengan baik pengertian dari strategi daya saing.
3. Mengetahui dengan baik cara menentukan strategi daya saing.
4. Mengetahui dengan baik teori 5 kekuatan strategi daya saing yang
dikemukakan oleh Porter.
5. Mengetahui dengan baik tujuan dari pelaksanaan strategi kompetitif (daya
saing).

1.4 Manfaat Makalah


1. Menambah wawasan tentang apa saja dan bagaimana aktivitas sistem
informasi manajemen yang dilakukan dalam organisasi pendidikan.
2. Menambah wawasan mengenai pengertian dari strategi daya saing.
3. Menambah wawasan mengenai cara menentukan strategi daya saing.
4. Menambah wawasan dan memahami teori kekuatan strategi daya saing
yang dikemukakan oleh Porter.
5. Menambah wawasan mengenai tujuan dari pelaksanaan strategi kompetitif
(daya saing).
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Aktivitas SIM dalam Organisasi Pendidikan

2.2 Pengertian Strategi Daya Saing


2.2.1 Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa yunani “strategia” yang


diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seorang panglima
yang biasanya digunakan dalam peperangan.1 Dalam pengertian umum,
strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mencapai
tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu yang
menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideology, politik,
ekonomi, sosial-budaya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Strategi adalah ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi-


operasi bisnis berskala besar, menggerakkan semua sumber daya
perusahaan yang dapat menguntungkan secara aktual dalam bisnis. John
A.Byrne mendefinisikan strategi sebagai sebuah pola yang mendasar
dari sasaran yang berjalan dan direncanakan, penyebaran sumber daya
dan interaksi organisasi dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor
lingkungan. Jack Trout merumuskan bahwa inti dari strategi adalah
bagaimana bertahan hidup dalam dunia yang semakin kompetitif,
bagaimana membuat persepsi yang baik dibenak konsumen, menjadi
berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi
spesialisasi, menguasai satu kata yang sederhana di kepala,

1
M. Suyanto, Marketing Strategy, (Yogyakarta: Andi Offset, 2007), h. 106
kepemimpinan yang memberi arah dan memahami realitas pasar dengan
menjadi yang pertama, kemudian menjadi yang lebih baik.2

Strategi adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang


menghasilkan perumusan dan implementasi rencana yang dirancang
untuk mencapai sasaran perusahaan. Strategi adalah usaha managerial
dalam menumbuh kembangkan kekuatan perusahaan untuk
mengekploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan
peusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah
ditentukan.

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa


strategi adalah sekumpulan keputusan dan tindakan berupa usaha
manajerial dalam menumbuhkembangkan kekuatan suatu organisasi
yang menghasilkan perumusan dan implementasi rencana yang
dirancang untuk mencapai sasaran atau tujuan organisasi.

2.2.2 Pengertian Strategi Daya Saing

Menteri Pendidikan Nasional mendefinisikan daya saing adalah


kemampuan untuk menunjukkan hasil yang lebih baik, lebih cepat atau
lebih bermakna. Kemampuan yang dimaksud adalah (1) kemampuan
memperkokoh pangsa pasarnya, (2) kemampuan menghubungkan
dengan lingkungannya, (3) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa
henti, (4) kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.3

Kotler dan Porter menyatakan bahwa persaingan dalam konteks


pemasaran adalah keadaan dimana peusahaan pada pasar produk atau
jasa tertentu akan memperlihatkan keunggulannya masing-masing,
dengan atau tanpa terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih

2
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, Cet.1, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), h.
29
3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
pelanggannya. Menurut Porter, persaingan akan terjadi pada beberapa
kelompok pesaing yang tidak hanya pada produk atau jasa sejenis, dapat
pada produk atau jasa subtitusi maupun persaingan pada hulu dan hilir4.
Persaingan merupakan proses kerja tanpa henti terhadap kemampuan
suatu perusahaan untuk mencari dan mempertahankan sebuah
keunggulan.5

Definisi Competitive Marketing Strategy atau strategi bersaing


adalah kombinasi antara akhir (tujuan) yang diperjuangkan oleh
perusahaan dengan alat (kebijaksanaan) dan perusahaan berusaha
sampai ke sana.6 Husein Umar menyatakan bahwa strategi bersaing
adalah perumusan untuk meningkatkan daya saing perusahaan di mata
pelanggan atau calon pelanggan. Strategi bersaing memberikan
keunggulan sehingga membedakannya dengan perusahaan lain dan
menimbulkan persaingan sehat dengan pelanggan tersegmentasi.7 Selain
itu, strategi bersaing juga bisa dipahami sebagai rencana mengenai
bagaimana bisnis akan bersaing, apa yang seharusnya menjadi
tujuannya dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut.8

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa


strategi bersaing adalah suatu perumusan rencana yang berupa
kombinasi dari tujuan dan kebijakan suatu organisasi yang memberikan
keunggulan tersendiri sehingga membedakannya dengan perusahaan
lain dan menimbulkan persaingan sehat dengan pelanggan
tersegmentasi.

4
Muchammad Fauzi,Manajemen Strategik, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), h.
71
5 Joan Magretta, Understanding Michael Porter, (Yogyakarta : Andi, 2014), h.9
6 Ibid, h. 16
7
Husein Umar, Strategik Manajemen In Action (Jakarta: PT. Gramedia Pustakama, 2003), hlm.
34
8
Michael Porter, Strategi Bersaing : Teknik Menga-nalisis Industri dan Pesaing (Jakarta: Erlangga,
2001), hlm. 35.
2.3 Cara Menentukan Daya Saing

Dalam analisanya tentang strategi bersaing (competitive strategy


atau disebut juga Porter’s Five Forces) suatu perusahaan, Michael A.
Porter (mengintrodusir 3 jenis strategi generik, yaitu: Keunggulan Biaya
(Cost Leadership), Pembedaan Produk (Differentiation), dan Focus.259

2.3.1 Strategi Biaya Rendah (cost leadership)


Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada
upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek)
dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang
maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif
mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau
menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan10.

Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai


dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori
perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu) peduli
terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan
produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki
kekuatan tawar-menawar yang signifikan.

Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah


perusahaan harus mampu memenuhi persyaratan di dua bidang,
yaitu sumber daya (resources) dan organisasi.11 Strategi ini hanya
mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang
sumber daya perusahaan, yaitu pemasaran produk, kreativitas dan
bakat SDM, pengawasan yang ketat, riset pasar, distribusi yang
kuat, ketrampilan kerja, serta biaya distribusi dan promosi rendah.

9 Fred
R. David. Manajemen Strategis Konsep. Buku 1. Edisi 12. (Jakarta: Salemba
Empat, 2011), h. 145
10
Ibid, hal. 145
11
Michael Porter, Strategi Bersaing, Teknik Menganalisis Industry dan Pesaing, (Jakarta:
Erlangga, 2001), h. 91
Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus kuat dan
mampu untuk melakukan: koordinasi antar fungsi manajemen yang
terkait, merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi, insentif
berdasarkan target (alokasi insentif berbasis hasil).

2.3.2 Strategi Pembedaan Produk (differentiation)


Strategi Pembedaan Produk (differentiation),
mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan
tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk
(barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu
perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen
potensialnya. 12
Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar,
tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau
pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang
didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan
pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan
berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit
contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada
para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga
dalam pengambilan keputusannya.
Diferensiasi tidak memberikan jaminan terhadap
keunggulan kompetitif, terutama jika produk-produk standar yang
beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika
kompetitor/pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat.
Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk
barang yang bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh
pesaing.
Risiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan
atau keunikan yang ditawarkan produk tersebut ternyata tidak

12
Op.cit. hal. 146
dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka
pesaing yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya
rendah akan sangat mudah merebut pasar. Oleh karenanya, dalam
strategi jenis ini, kekuatan Departemen Penelitian dan
Pengembangan sangatlah berperan.

2.3.3 Strategi Fokus (Focus)


Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan
bersaing dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi
jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang
jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk
membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam
pelaksanaannya terutama pada perusahaan skala menengah dan
besar , strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua
strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi
pembedaan karakteristik produk.13
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran
pasar yang cukup (market size), terdapat potensi pertumbuhan yang
baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka
mencapai keberhasilannya. Strategi ini akan menjadi lebih efektif
jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak
diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang
bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu
kelompok pasar tertentu, wilayah geografis tertentu, atau produk
barang atau jasa tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan
konsumen secara baik.

2.4 Teori 5 Kekuatan Porter


Lima kekuatan Porter adalah suatu kerangkan kerja untuk
analisis industri dan pengembangan bisnis strategi yang dikembangkan

13
Ibid, hal. 147
oleh Michael E. Porter. Menggunakan konsep-konsep pengembangan,
organisasi industri ekonomi untuk menurunkan lima kekuatan yang
menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik dari pasar14.
Porter menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat
mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau
mengubah kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang
menguntungkan.
Menurut Porter, ada 5 kekuatan yang menpengaruhi persaingan
dalam suatu industri: (1) ancaman masuknya pendatang baru, (2)
kekuatan tawar menawar pemasok, (3) kekuatan tawar menawar
pembeli, (4) Ancaman produk substitusi, dan (5) persaingan dalam
industri. Untuk menyusun rancangan strategi yang baik dan agar dapat
menduduki posisi yang kompetitif dalam industrinya maka perusahaan
harus dapat meminimumkan dampak kelima kekuatan tersebut.15

2.4.1 Aplikasi Teori Kekuatan Porter dalam Dunia Pendidikan


a. Kekuatan Penawaran Konsumen atau Daya Tawar
Konsumen (The bargaining power of customers)16
Lembaga pendidikan yang berhasil dan berkembang dengan
baik karena mereka memiliki keunggulan dibandingkan
dengan lembaga lainnya, keunggulan tersebut antara lain
dalam hal:
1) Kurikulum dan program pendidikan
2) Fasilitas
3) Kemudahan akses

14
Op.cit, hal. 147
15
Fred R. David. Manajemen Strategis Konsep. Buku 1. Edisi 12. (Jakarta: Salemba Empat,
2011), h. 146
16
WH Anitasari, Panca, Perencanaan Strategi Sistem Informasi dalam Meningkatkan
Daya Saing Sekolah pada SMK Komputer Mandiri Banjarbaru. Vol. 4 No. 1, Maret
2016, hal. 73-74
4) Proses pendidikan
5) layanan
6) Paska layanan pendidikan
Semakin banyak aspek yang dimiliki tentu akan
memperkuat struktur lembaga pendidikan secara maksimal,
sehingga masyarakat sebagai konsumen memiliki
bargaining power of customers.

b. Kekuatan Penawaran Pemasok atau Daya Tawar


Pemasok (The bargaining power of suppliers)
Dalam hal ini lembaga pendidikan harus mengetahui pangsa
pasarnya, sehingga mereka perlu tahu komsumsi
lembaganya termasuk sumber dana pendidikan yang
diperlukan. Masyarakat secara umum terbagi menjadi tiga
kelompok utama secara ekonomi, yaitu:
1) Kelompok masyarat tidak mampu, kelompok ini sangat
peka terhadap biaya pendidikan, sehingga golongan ini
memilih lembaga pendidikan mendasarkan pada
kemampuan ekonomi keluarga.
2) Kelompok masyarakat menengah, kelompok ini
cenderung bersifat situasional dan mereka berasumsi
jika pendidikan berkualitas sangat penting, namun
mereka relative masih rasional di dalam melihat
besaran biaya pendidikan yang harus dikeluarkan
sehingga cenderung berhati-hati di dalam memilih
lembaga pendidikan yang menurut mereka cukup baik
3) Kelompok masyarakat mampu, kelompok yang terakhir
ini tidak peka terhadap masalah biaya pendidikan dan
cenderung memilih lembaga yang sudah teruji,
terkenal, terdepan, dan faktor unggul lainnya
c. Competitive Rivalry
Pesaing dalam hal ini adalah lembaga pendidikan yang
menawarkan produk sejenis. Pesaing yang dimaksud adalah
lembaga pendidikan yang sudah ada dan sudah cukup lama
beroperasi. Beberapa faktor secara dominan mempengaruhi
daya saing sebuah lembaga pendidikan antara lain:

1) Lokasi, letak yang strategis, mudah dijangkau dan


memiliki akses terhadap sektor lainnya merupakan
salah satu keunggulan komparatif untuk bersaing
dengan lembaga pendidikan lainnya.
2) Keunggulan nilai, misalnya kelebihan kurikulum yang
diterapkan, sumber daya manusia, sarana prasarana,
hingga keunggulan kerjasama.
3) Kebutuhan masyarakat, terdapat bermacam-macam
alasan orangtua menyekolahkan anaknya ke lembaga
pendidikan tertentu, salah satu alasan yang paling
utama adalah kualitas sekolah terkait proses
pembelajaran dan hasilnya, termasuk jaminan setelah
anak mereka menyelesaikan pendidikan dan lulus dari
sebuah lembaga pendidikan, merupakan salah satu
alasan mereka rela menyekolahkan anaknya di sekolah
yang berkualitas.
4) Biaya Pendidikan, pelanggan akan memperhitungkan
setiap biaya yang akan dikeluarkan untuk mendaftar
dan masuk ke sekolah tersebut. Mereka cenderung
memilih sekolah dengan biaya pendidikan yang relatif
terjangkau.
d. Ancaman dari lembaga pendidikan yang menawarkan
jasa pendidikan pengganti (threat of substitute educations
service).
Ancaman ini datang dari kemampuan teknologi informasi
untuk menciptakan program pendidikan pengganti.

e. Ancaman dari lembaga pendidikan pendatang baru


(threat of new entrant).
Ancaman ini datangnya dari para pesaing baru yang
menawarkan produk yang sejenis dalam dunia pendidikan.
Di era globalisasi informasi lembaga pendidikan baru adalah
lembaga pendidikan yang secara fisik datang dan berada
pada lingkungan (local, regional, maupun nasional)

2.5 Tujuan Pelaksanaan Strategi Kompetitif (Daya Saing)


Menurut Kotler dan Amstrong terdapat lima tujuan pelaksanaan strategi
kompetitif yaitu:17
a. Membentuk suatu positioning yang tepat
Perusahaan berusaha untuk menunjukan suatu image atau citra
tersendiri mengenai perusahaan kepada pelanggan atau pasar
sasaran.
b. Mempertahankan pelanggan yang setia
Pelanggan yang setia bagaikan kekayan untuk masa depan, yang
jika dikelola dengan baik akan memberikan aliran pemasukan
seumur hidup yang baik kepada perusahaan.
c. Mendapatkan pangsa pasar baru
Perusahaan berusaha untuk mendapatkan dan memperluas pangsa
pasar dengan menggunakan strategi bersaing mereka masing-masing
untuk meraih pasar seluas-luasnya

17
Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 230.
d. Memaksimalkan penjualan
Proses untuk memaksimalkan laba atau keuntungan tergantung dari
efektifitas strategi bersaingnya, selain itu juga tergantung pada
seluruh sistem yang ada dalam perusahaan serta unit-unit fungsional
lainya.

e. Menciptakan kinerja bisnis yang efektif


Perusahaan harus menciptakan kinerja bisnis yang efektif, agar
bisnis mereka dapat dikelola secara strategis, yaitu dengan
mendefinisikan kelompok pelanggan yang akan dilayani, kebutuhan
pelanggan yang akan dipenuhi, serta teknologi yang akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

2.5.1 Pelaksanaan Strategi Kompetitif dalam Lembaga Pendidikan


Jika dihubungkan dengan kelembagaan pendidikan, maka kebijakan
lembaga pendidikan yang dilakukan dalam mencermati komponen
strategi bersaing yaitu:
a. Membentuk suatu positioning yang tepat, lembaga pendidikan
berusaha untuk menunjukan suatu image atau citra tersendiri
mengenai lembaga pendidikan kepada pelanggan atau pasar
sasaran
b. Memaksimalkan daya jual lembaga pendidikan, proses untuk
memaksi-malkan brand dari efektifitas strategi bersaingnya,
selain itu juga tergantung pada seluruh sistem yang ada dalam
lembaga pendidikan serta unit-unit fungsional lainya.
c. Mendapatkan peminat siswa secara maksimal. Selain itu,
kebijakan yang bisa dilakukan pada lembaga pendidikan adalah
melakukan pelayanan pendidikan yang berkualitas, serta
memberikan penawaran berupa berbagai peluang beasiswa yang
beragam.

Anda mungkin juga menyukai