Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FUNGSI MANAJEMEN HUMAS DAN SISTEM, STRATEGI SERTA


MODEL PENGELOLAAN DAN PENANGANAN HUMAS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu :

Drs. Ali Fauzi, M.Pd.

Oleh :

(Kelompok 1 – PAI VII A)

1. Levina Elysia Lazimatul Ainiyah (202501100)


2. Miftahul Ilmiyah (202501017)
3. Nafaisal Ulumi (202501031)
4. Nisa Mulia (202501007)
5. Renanda Sinta Aprilia (202501053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ TUBAN
Jl. Manunggal Utara No 11-12 Sukolilo-Tuban Telp. (0356 33157)
http://iainutuban.ac.id , email : iainutuban@gmail.com
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat dan
salam juga kami haturkan kepada Nabi SAW, dialah sang revolusioner yang telah membawa
kita dari zaman kebodohan, menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan, yakni agama
Islam.
Makalah yang berjudul “Fungsi Manajemen Humas Dan Sistem, Strategi Serta
Model Pengelolaan Dan Penanganan Humas” ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Manajemen Hubungan Masyarakat. Penulisan makalah ini dapat terselesaikan
berkat adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Ali Fauzi, M.Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Manajemen
Hubungan Masyarakat
2. Teman-teman yang sudah membantu kami dalam penulisan makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
dengan terbuka penulis menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya
bisa lebih baik.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, dan kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca. Terima kasih.

Tuban, 02 Desember 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1. Fungsi Manajemen Humas .......................................................................................... 3

2.2. Sistem Pengelolaan dan Penanganan Humas .............................................................. 4

2.3. Strategi Pengelolaan dan Penanganan Humas ............................................................ 7

2.4. Model Pengelolaan dan Penanganan Humas .............................................................. 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12

3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 12

3.2. Saran .......................................................................................................................... 12

REFERENSI ........................................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring perkembangan dunia yang kini sampai pada era society 5.0, kemajuan juga
berbanding lurus dengan perkembangan tersebut dalam berbagai aspek kehidupan, seperti
teknologi, pendidikan, ekonomi, industry, dan lain sebagainya. Seluruh aspek tersebut
membutuhkan adanya komunikasi yang baik antar sesama pihak, sehingga komunikasi
menjadi hal yang sangat penting dan tidak bisa ditinggalkan.
Oleh karena itu, seiring dengan kebutuhan yang ada, komunikasi juga telah
mengalami banyak perkembangan. Karena hal inilah diperlukan adanya public
relationship atau hubungan masyarakat. Public relations ini memiliki peran yang sangat
penting, istilah ini mulai muncul sekitar tahun 1800-an di Inggris sebagai dampak adanya
revolusi industry. Para pengusaha pada saat itu melakukan public relations untuk
mempromosikan barang dagangan mereka ke konsumen dan merubah pandangan
masyarakat mengenai perusahaan mereka. Istilah ini mulai berkembang sampai saat ini,
dan tentunya dibarengi oleh semakin banyaknya public relations di dunia ini.
Pengelolaan dan penanganan krisis yang tepat dapat menjadi kunci keberhasilan
public relations, dengan adanya sistem dan strategi yang diambil untuk mengembangkan
perusahan mereka. Berbagai macam organisasi mulai mengaku banyak dari tujuan
organisasi semakin mudah tercapai dan banyak pula permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh organisasi bisa dihindari atau mendapatkan solusi yang memuaskan dengan
mengaplikasikan kegiatan kehumasan yang tepat dalam organisasi mereka.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai
berikut:
1. Apa fungsi dari manajemen humas?
2. Bagaimana sistem penangelolaan dan penanganan humas?
3. Bagaimana strategi penangelolaan dan penanganan humas?
4. Bagaimana model penangelolaan dan penanganan humas?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami fungsi dari manajemen humas
2. Mengetahui dan memahami sistem penangelolaan dan penanganan humas

1
3. Mengetahui dan memahami strategi penangelolaan dan penanganan humas
4. Mengetahui dan memahami model penangelolaan dan penanganan humas

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Fungsi Manajemen Humas
Menurut Fithriani (2019), fungsi utama public relations (PR) atau hubungan
masyarakat adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga
(organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan
pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dakam upaya menciptakan
iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi. Aktifitas public
relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two ways traffic
communications) antara lembaga dengan publik yang bertujuan untuk menciptakan saling
pengertian dan dukungan bagi tercapainya tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi,
demi kemajuan lembaga atau citra positif lembaga bersangkutan.
Kegiatan public relations sangat erat kaitannya dengan pembentukan opini publik dan
perubahan sikap dari masyarakat. Jika menghadapi situasi yang genting (crutial) seperti
timbul masalah, konflik, pertikaian hingga terjadi suatu krisis, maka public relations wajib
menjelaskan secara jujur dan terbuka (open communication). Dikarenakan di satu pihak
public relations bertindak sebagai perantara (mediator) dan di lain pihak memiliki
tanggung jawab sosial (social responbility) yang harus memegang teguh baik etika
maupun kejujuran.
Sedangkan Cutlip & Center dalam Sinduwiantmo (2018) menyebutkan fungsi public
relations sebagai berikut:
a. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi
b. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi
dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada perusahaan
maupun lembaga
c. Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan perusahaan untuk
kepentingan umum.
d. Membina hubungan secara harmonis anatara perusahaan, baik internal maupun
eksternal.

Selain itu, Sinduwiatmo (2018) menyebutkan enam fungsi pokok atau tahapan-tahapan
dalam manajemen humas, meliputi fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
penggerakan, funsgi pengkoordinasian, fungsi pengarahan, dan fungsi pengawasan.

3
a. Fungsi perencanaan
Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, baagimkana
mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa jumlah biayanya.
Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
b. Fungsi pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas pada orang
yang terlibat dalam kerjasama di lembaga pendidikan. Kegiatan pengorganisasian
bertujuan menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai dengan prinsip
manajemen lembaga pendidikan. Fungsi pengorganisasian ini meliputi: pembagian
tugas kepada masing-masing pihak, membentuk bagian, mendelegasikan, serta
menetapkan wewenang dan tanggungjawab, sistem komunikasi, serta mengkoordinir
kerja setiap karyawan di dalam suatu tim kerja yang solid dan terorganisir.
c. Fungsi penggerakan
Dalam hal ini yang dimaksud menggerakkan adalah merangsang anggota-anggota
organisasi melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik.
Menurut Davis, menggerakkan adalah kemampuan pemimpin membujuk orang-rang
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
d. Fungsi pengkoordinasian
Pengkoordinasian berarti menjaga agar masing-masing tugas yang telah diberi
wewenang dan tanggung jawab dikerjakan sesuai dengan aturan dalam mencapai
tujuan. Menurut Gie, pengkoordinasian adalah rangkaian aktivitas menghubung,
menyatupadukan, dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga
semuanya berlangsung secara tertib dan seirama menuju ke arah tercapaian tujuan
tanpa terjadi kekacauan, pencekcokan, dan kekosongan kerja.
e. Fungsi pengarahan
Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang
ditetapkan, tidak tejadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya
pemborosan.
f. Fungsi pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan untuk mengetahui realisasi
perilaku tenaga pengajar dan karyawan dalam organisasi lembaga pendidikan. Secara
umum pengawasan dikaitkan dengan upaya mengendalikan, membina dan pelusuran
sebagai upaya pengendalian kualitas pendidikan. Menurut Johnson mengemukakan,
pengawasan merupakan fungsi sistem yang melakukan penesuaian terhadap rencana,
4
mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan sistem hanya dalam batas
yang dapat ditoleransi
2.2. Sistem Pengelolaan dan Penanganan Humas
Menurut Ruslan (2017), sistem pengelolaan humas (public relations) melibatkan
adanya proses perencanaan, pengorganisasian, komunikasi, dan koordinasi.
1. Perencanaan
Perencanaan humas sangat penting dalam memastikan keberhasilan suatu program
atau kegiatan humas, serta memastikan bahwa pesan yang disampaikan sesuai dengan
tujuan dan nilai-nilai organisasi. Dalam perencanaan humas, langkah-langkah yang
perlu dilakukan antara lain melakukan penelitian terhadap masalah yang terjadi,
mengumpulkan informasi, merumuskan strategi pengadaan dan pengelolaan media
humas, mengadakan media humas, mengelola media humas, dan monitoring serta
evaluasi pengelolaan media humas
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam humas (public relations) melibatkan penataan sistem kerja
yang efektif untuk mencapai tujuan bersama dari organisasi. Beberapa langkah dalam
pengorganisasian dalam humas antara lain:
a. Pembagian tugas
Membagi tugas-tugas pada semua pihak yang terlibat, membentuk bagian, dan
mengatur waktu pelaksanaan.
b. Mengatur komunikasi
Memastikan sistem komunikasi yang solid dan terorganisir antara berbagai pihak
dalam organisasi.
c. Mengkoordinasir kerja
Menjagagakan masing-masing tugas yang telah diberi wewenang dan tanggung
jawab dikerjakan sesuai dengan aturan dalam mencapai tujuan.
3. Komunikasi
Komunikasi dalam humas (public relations) melibatkan berbagai aspek penting untuk
menjaga hubungan antara organisasi dan publik. Beberapa aspek komunikasi dalam
humas antara lain mencakup pencarian fakta atau permasalahan, perencanaan,
komunikasi, dan evaluasi. Pencarian fakta atau permasalahan melibatkan menemukan
informasi yang benar dan relevan untuk menginformasikan publik tentang isu atau
peristiwa yang dihadapi. Perencanaan melibatkan membuat rencana kerja yang solid
dan tepat untuk menyampaikan pesan kepada publik target. Komunikasi melibatkan
5
menggunakan saluran komunikasi yang sesuai, seperti media sosial, untuk
menyampaikan informasi, pesan, dan kesadaran kepada publik. Evaluasi melibatkan
menganalisis efek komunikasi yang telah dilakukan dan menyesuaikan strategi
komunikasi sesuai dengan hasil evaluasi tersebut. Komunikasi dalam humas sangat
penting untuk menjaga hubungan antara organisasi dan publik, serta memastikan
bahwa pesan yang disampaikan sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi.
4. Koordinasi
Koordinasi dalam humas (public relations) merupakan fungsi khusus yang penting
dalam memastikan keselarasan dan konsistensi dalam komunikasi antara organisasi
dan publik. Koordinasi humas melibatkan pengelolaan berbagai kegiatan komunikasi
dan interaksi dengan berbagai pihak terkait, baik internal maupun eksternal organisasi.
Hal ini mencakup peran dalam merencanakan, mengorganisir, dan mengarahkan
berbagai kegiatan humas agar sesuai dengan strategi dan tujuan organisasi. Dalam
konteks lembaga pendidikan, koordinasi humas juga memegang peranan penting
dalam memastikan hubungan yang baik antara lembaga pendidikan dan masyarakat.
Koordinasi humas melibatkan pengelolaan berbagai kegiatan komunikasi, seperti
penyuluhan, promosi, dan publikasi, serta memastikan pesan yang disampaikan
konsisten dengan citra dan nilai lembaga pendidikan

Menurut Malik (2005), sistem penanganan humas (public relations) melibatkan


beberapa langkah penting untuk menjaga dan memperbaiki hubungan antara organisasi
dan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam
menjalankan sistem penanganan humas:
1. Penyampaian informasi
Humas bertugas untuk menyampaikan informasi penting mengenai organisasi kepada
publik, seperti memberikan informasi tentang kebijakan, tugas fungsi, dan susunan
manajemen.
2. Pencarian informasi
Humas juga berperan dalam mencari informasi yang berkenaan dengan opini publik,
seperti pendapat, keluhan, pemikiran, kritikan, pujian, kepuasan, dan sebagainya.
3. Komunikasi dua arah
Humas harus melakukan komunikasi yang jujur, terbuka, berlangsung dua arah, dan
simetris atau two-way symmetrical dengan publik.
4. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

6
Dalam era digital saat ini, humas harus menguasai teknologi informasi dan
komunikasi, termasuk media sosial, untuk mengetahui kebutuhan publik dan
menyampaikan informasi dengan cepat, tepat, dan efektif
5. Berkolaborasi dengan wartawan media
Humas harus bersinergi dan bermitra dengan wartawan media cetak, elektronik, dan
netizen yang menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi dan menjaga
citra organisasi.
6. Menangkap bagaimana pendapat umum tentang citra dan isu-isu
Tim Humas harus mampu menangkap bagaimana pendapat umum tentang citra
maupun isu-isu yang tengah berkembang, untuk selanjutnya bisa menjadi bahan
masukan kepada pemerintah.
7. Mengembangkan media sendiri
Tim Humas bisa mengembangkan saluran informasi yang dimiliki, seperti website,
akun media sosial, dan bahkan aktivasi, sebagai tools untuk membina hubungan
dengan publik
2.3. Strategi Pengelolaan dan Penanganan Humas
Menurut Ahmad S. Adnanputra, seorang Presiden Institut Bisnis dan manajemen
Jayakarta dalam Sinduwiatmo (2018), Pengertian strategi public relations adalah
“Alternatif optional yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations
dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations plan). Dari perspektif
yang berbeda, PR sebagai fungsi strategi dalam menajemen yang melakukan komunikasi
guna melahirkan. pemahaman dan penerimaan public.
Strategi pengelolaan dan penanganan humas meliputi beberapa tahapan, yaitu fact
finding and feedback (penemuan fakta), planning and programming (perencanaan dan
penyusunan program kerja), action and communicating (tindakan dan komunikasi), dan
evaluation (evaluasi).
a. Fact Finding and Feedback (penemuan fakta)
Tahap ini memerlukan kecerdasan Humas dalam mendengarkan dan menemukan fakta
yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan atau organisasi.
b. Planning and Programming (perencanaan dan penyusunan program kerja)
Tahap ini merupakan upaya untuk menentukan langkah selanjutnya yang sejalan
dengan kepentingan publik.
c. Action and Communicating (tindakan dan komunikasi)

7
Merupakan tindakan berdasarkan rencana matang yang telah dibuat dan dilakukan
sesuai kenyataan yang ada sehingga dapat menyampaikan pesan efektif yang dapat
mempengaruhi opini masyarakat.
d. Evaluasi
Merupakan tahap evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai. Selain itu, strategi Humas
juga harus memilih strategi komunikasi yang sistematis untuk menangani keluhan agar
pesan yang disampaikan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dalam menangani
opini publik, Humas pemerintah dapat melakukan beberapa strategi, antara lain
membuat rencana untuk memberikan informasi yang cukup, meningkatkan sikap
responsif pemerintah, dan melakukan berbagai pendekatan dan strategi guna
mempengaruhi sikap dan opini publik untuk menyelaraskan kepentingan pemerintah
dengan publik
Lebih lanjut, Magrie Loing (2020) juga menyebutkan model prinsip strategi humas yang
senada dengan pendapat Adnanputra di atas, yaitu:
1. Fact Finding
Pencarian fakta- fakta atau data-data yang relevan sebelum melakukan suatu tindakan
atau kegiatan. Pada tahapan ini dilakukan. Penemuan fakta dilapangan atau hal-hal
yang berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi public dengan kebijaksanaan pihak
organisasi atau perusahaan bersangkutan.
2. Planning.
Agar dapat menghindari kegagalan dalam melaksanakan tugasnya seorang humas
harus memiliki perencanaan yang baik. Tahapan perencanaan dan penyusunan
merupakan upaya yang dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya yang sejalan
Dengan kepentingan public.
3. Communicating
Tahap ini adalah tahap komunikasi atau pelaksanaan kegiatan agar dalam
pelaksanaanya memperoleh hasil yang diharapkan. Maka Prinsip-prinsip komunikasi
dalam perlu diperhatikan. Agar proses komunikasi dapat berjalan dengan baik, maka
beberapa hal perlu diperhatikan yaitu kredibilitas, keterkaitan, isi, kejelasan,
keberlanjutan dan konstitensi, saluran/media dan kemampuan khalayak.
4. Evaluating.
Evaluasi mengadakan tentang suatu kegiatan, apakah tujuan sudah tercapai atau
belum.

8
Magrie Loing juga menyebutkan beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh humas
(hubungan masyarakat) dalam mengelola dan menangani berbagai situasi, yaitu:
1. Membangun citra positif
Secara konsisten menampilkan sisi organisasi positif melalui konten media sosial,
siaran pers, dll, melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) yang
bermanfaat bagi masyarakat, dan berperan aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan.
2. Manajemen Krisis
Membentuk tim khusus penanganan krisis. Segera melakukan penyelidikan dan
mengumpulkan fakta sebenarnya. Melakukan kontak dengan media massa dan
pemangku kepentingan terkait.Menyampaikan pernyataan resmi dan permintaan maaf
jika diperlukan. Melakukan perbaikan serta pencegahan agar krisis tidak terulang.
3. Hubungan media
Membangun hubungan yang baik dengan media awak. Menyiapkan juru bicara yang
kredibel. Menyelenggarakan jumpa pers dan wawancara. Melakukan pemantauan
pemberitaan media.
4. Konsultasi publik
Melakukan penelitian untuk mengetahui opini publik. Mengadakan forum diskusi
terbuka dengan pemangku kepentingan. Melakukan survei untuk mengetahui harapan
dan masukan pemangku kepentingan. Menindaklanjuti masukan pemangku
kepentingan yang masuk akal.
2.4. Model Pengelolaan dan Penanganan Humas
Model pengelolaan humas merupakan strategi dan taktik untuk membangun citra
positif organisasi, berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan, dan mengelola
krisis. Ini melibatkan perencanaan kampanye komunikasi, pemantauan media sosial,
respons cepat terhadap isu-isu penting, serta kerja sama dengan media dan masyarakat.
Kejujuran, transparansi, dan keterlibatan aktif dalam komunikasi adalah kunci dalam
mencapai keberhasilan pengelolaan humas.
Pemilihan model tergantung pada tujuan organisasi, konteks, dan karakteristik
audiensnya. Kombinasi aspek-aspek dari berbagai model seringkali diterapkan sesuai
kebutuhan spesifik. Menurut Prabowo dkk (2020), terdapat enam model pengelolaan
humas yang umum digunakan dengan melibatkan berbagai pendekatan dan strategi,
meliputi:
1. Model Persuasif
9
a. Menekankan dominasi dan kontrol pesan dari pihak organisasi.
b. Pihak organisasi lebih aktif dalam menyampaikan pesan daripada menerima
umpan balik.
2. Model Asimetris
a. Fokus pada konsep mempengaruhi opini dan sikap masyarakat.
b. Menggunakan teknik persuasif dalam komunikasi untuk membentuk pandangan
positif.
3. Model Simetris
a. Mengutamakan dialog dan saling pengertian antara organisasi dan publiknya.
b. Lebih berorientasi pada keseimbangan komunikasi dua arah.
4. Model Interaksi
a. Berfokus pada hubungan timbal balik dengan publik dan media.
b. Memperhatikan peran penting umpan balik dalam memahami kebutuhan dan
harapan publik.
5. Model Komunikasi Terpadu (IMC)
a. Mengintegrasikan semua elemen komunikasi, baik itu periklanan, humas, promosi
penjualan, dll.
b. Menciptakan pesan yang konsisten dan terkoordinasi di seluruh saluran
komunikasi
6. Model Situasional/Krisis
a. Diterapkan ketika organisasi menghadapi krisis atau situasi sulit.
b. Fokus pada manajemen krisis, pemulihan citra, dan komunikasi efektif.

Penanganan humas melibatkan serangkaian tindakan untuk mengelola citra dan


hubungan suatu organisasi dengan pemangku kepentingan. Penerapan model penanganan
humas ini tergantung pada tujuan jangka panjang dan situasi khusus yang dihadapi oleh
organisasi. Kombinasi strategi yang bijak seringkali diperlukan untuk mencapai hasil yang
optimal.
Menurut Juhji, dkk (2020), terdapat tujuh model penanganan huma, antara lain:
1. Penanganan Krisis
a. Berfokus pada manajemen situasi krisis yang dapat merugikan citra organisasi.
b. Melibatkan respons cepat, transparansi, dan komunikasi efektif untuk memulihkan
kepercayaan.
2. Pendekatan Proaktif

10
a. Mencakup upaya untuk mencegah munculnya isu atau krisis dengan membangun
hubungan positif dengan pemangku kepentingan.
b. Melibatkan pemantauan lingkungan untuk mengidentifikasi potensi masalah.
3. Model Penerimaan dan Respon
a. Mengakui umpan balik dan respons dari pemangku kepentingan.
b. Menyesuaikan strategi berdasarkan tanggapan untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi.
4. Pemberdayaan Publik
c. Mendorong partisipasi aktif dari publik dalam proses pengambilan keputusan.
d. Memperkuat hubungan dengan memberdayakan pemangku kepentingan untuk
berkontribusi
5. Keterbukaan dan Transparansi
a. Menekankan pentingnya keterbukaan dalam berkomunikasi.
b. Menghindari penutupan informasi yang dapat merugikan citra organisasi.
6. Model Two-Way Symmetrical
a. Mendorong dialog dan pemahaman saling mendalam antara organisasi dan
pemangku kepentingan.
b. Bertujuan untuk mencapai keseimbangan dalam pertukaran informasi.
7. Pendekatan Berbasis Nilai
a. Mengutamakan nilai-nilai organisasi dalam komunikasi.
b. Menekankan pada konsistensi pesan dengan nilai-nilai yang dipegang oleh
organisasi.

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Dalam manajemen humas terdapat enam fungsi atau tahapan, yaitu fungsi
perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi penggerakan, funsgi pengkoordinasian,
fungsi pengarahan, dan fungsi pengawasan
2. Sistem pengelolaan humas (public relations) melibatkan adanya proses perencanaan,
pengorganisasian, komunikasi, dan koordinasi. Sedangkan dalam sistem penanganan
humas mengharuskan adanya beberapa langkah juga, yaitu Penyampaian informasi,
pencarian informasi, komunikasi dua arah, penggunakan teknologi informasi dan
komunikasi, berkolaborasi dengan wartawan media, menangkap pendapat umum
tentang citra dan isu-isu, dan mengembangkan media sendiri
3. Strategi pengelolaan dan penanganan humas meliputi beberapa tahapan, yaitu fact
finding and feedback (penemuan fakta), planning and programming (perencanaan dan
penyusunan program kerja), action and communicating (tindakan dan komunikasi),
dan evaluation (evaluasi).
4. Model pengelolaan humas secara umum terbagi menjadi enam, yaitu: model persuasif,
model asimetris, model simetris, model interaksi, model komunikasi terpadu (IMC),
dan model situasional/krisis. Sedangkan model penanganan humas terbagi menjadi
tujuh model, yaitu: penanganan krisis, pendekatan proaktif, model penerimaan dan
respon, pemberdayaan publik, keterbukaan dan transparansi, model two-way
symmetrical, dan pendekatan berbasis nilai
3.2. Saran
Tiada gading yang ‘tak retak. Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Semoga
dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Di samping itu, kami juga menyarankan
kepada para pembaca untuk tetap memiliki referensi lain guna melengkapi kekurangan
dari makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Tentunya, kami akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan agar kedepannya bisa jauh lebih
baik.

12
REFERENSI
Fithriani, F. (2019). Manajemen Hubungan Masyarakat Dengan Lembaga Sekolah.
Intelektualita, Volume 5, No. 2

Loing, Natasha Valencia Magrie. (2020). Public Relations Strategy in Handling Corporate
Crisis at PT. Air Manado (Case Study on the Community of West Mahakeret Village,
Manado). Jurnal Profesi Pendidik Vol (05) No (02).

Malik, Deddy Djamaluddin. (2005). Humas Membangun Citra dengan komunikasi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya)

Ruslan, Rosady. (2017). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, (Jakarta: PT.Raja
Grafindo,)

Prabowo, dkk. (2020). Strategi Hubungan Masyarakat Biro Humas, Hukum dan Kerjasama
dalam Pengelolaan Informasi di Era Digital. (Depok: Percetakan Pohon Cahaya)

Juhji, dkk. (2020). Manajemen Humas Sekolah. (Bandung: Widina Bhakti Persada)

Sinduwiatmo, Kukuh. (2018). Manajement Public Relation. Sidoarjo: UMSIDA Press.

13

Anda mungkin juga menyukai