Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEHUMASAN

Departemen Kehumasan

KELOMPOK VI

1. Lidya Afriyani (1511211010)


2. Atika Syahira (1511211028)
3. Lovina Velesia Ilma (1511211035)
4. Intan Rabbul Izzati Dasian (1511211042)
5. Rina Safitri (1511211053)
6. Muhammad Tommy Zen (1511211060)

Dosen Pengampu
dr. Dien Gusta Anggarini Nursal

Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat-Nya kepada kelompok sehingga kelompok dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan judul “Departemen Kehumasan”.
Selanjutnya shalawat beserta salam kelompok sampaikan kepada junjungan umat
muslim sedunia, yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman
jahiliyah hingga zaman berilmu yang dapat kita rasakan seperti saat sekarang ini.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah
Kehumasan. Kesempatan kali ini kelompok mengucapkan terima kasih kepada Ibu dr. Dien
Gusta Anggarini Nursal dan semua rekan kelompok enam yang telah bekerja keras untuk
menyelesaikan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
saran dan kritikan pembaca terhadap makalah ini kelompok harapkan untuk perbaikan di
masa yang akan datang.

Padang, September 2016

Kelompok

i
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Public Relation/Kehumasan .................................................................. 3

2.2 Perlunya depertemen kehumasan ............................................................................ 8

2.3 Ukuran depertemen kehumasan .............................................................................. 9

2.4 Pembagian staff kehumasan .................................................................................... 9

2.5 Jabatan manajer kehumasan .................................................................................. 11

2.6 Tanggung jawab manajer kehumasan ................................................................... 11

2.7 Bentuk bentuk kerjasama antara pihak manajemen dengan manajer kehumasan. 12

2.8 Kegiatan kehumasan dari a hingga z..................................................................... 12

2.9 Lima keuntungan public relation / kehumasan ..................................................... 14

2.10 Lima kelemahan public relation / kehumasan....................................................... 14

2.11 Studi kasus kehumasan di bidang kesehatan......................................................... 15

2.12 Kedudukan Humas Struktur Organisasi ................................................................ 17

2.13 Komunikasi dalam Manajemen ............................................................................ 18

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 20

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 20

3.2 Saran...................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini Public Relations telah
mengalami perkembangan yang sangat cepat da signifikan baik di Indonesia sendiri maupun
di negara-negara lain di dunia. Sejarah Perkembangan Public Relations sendiri sejalan
dengan perkembangan manusia, artinya sejak manusia ada, manusia butuh berkomunikasi unt
uk saling memahami satu sama lain dan sejak itu pula Public Relation ada.
Proses perkembangan Public Relations sendiri tidak selalu sama antara negara yangsatu
dengan negara lainnya karena proses sejarah perkembangan Public Relations itu
sendiritergantung pada situasi kondisi masyarakat yang cukup kompleks dan selalu berubah-
ubahdisetiap generasi.
Di masa mendatang Public Relations diperkirakan akan mengalami pertumbuhanyang
pesat dan sangat luar biasa. Sejarah perkembangan Public Relations juga terkait
dengankeberadaan manusia sebagai unsur-unsur pemberi informasi yang akan
mengembangakanPuclic Relations itu sendiri.
Konsep dari Public Relations sendiri sebenarnya mengacu pada kegiatan
penciptaan pemahaman melalui pengetahuan dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan
memunculkan perubahan yang berdampak (Jefkins, 2004:2) itu sebabnya keberadaan suatu
masyarakat dapat menjadi unsur berkembangnya public relations.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian public relation/ kehumasan?
2. Mengapa diperlukan depertemen kehumasan ?
3. Bagaimana ukuran depertemen kehumasan?
4. Bagaimana pembagian staff kehumasan?
5. Bagaimana jabatan manajer kehumasan?
6. Bagaimana tanggung jawab manajer kehumasan?
7. Bagaimana bentuk bentuk kerjasama antara pihak manajemen dengan manajer
kehumasan?
8. Bagaimana kegiatan kehumasan dari A hingga Z?
9. Apa lima keuntungan public relation / kehumasan?

1
10. Apa lima kelemahan public relation / kehumasan?
11. Bagaimana studi kasus kehumasan di bidang kesehatan?
12. Bagaimana kedudukan humas struktur organisasi?
13. Bagaimana komunikasi dalam manajemen?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui mengapa diperlukan depertemen kehumasan internal.
2. Mengetahui bagaimana ukuran depertemen kehumasan.
3. Mengetahui bagaimana pembagian staff kehumasan.
4. Mengetahui bagaimana jabatan manajer kehumasan.
5. Mengetahui bagaimana tanggung jawab manajer kehumasan.
6. Mengetahui bagaimana bentuk bentuk kerjasama antara pihak manajemen dengan
manajer kehumasan.
7. Mengetahui bagaimana kegiatan kehumasan dari A hingga Z.
8. Mengetahui apa lima keuntungan public relation / kehumasan.
9. Mengetahui apa lima kelemahan public relation / kehumasan.
10. Mengetahui bagaimana studi kasus kehumasan di bidang kesehatan.
11. Mengetahui bagaimana studi kasus kehumasan di bidang kesehatan.
12. Mengetahui bagaimana kedudukan humas struktur organisasi.
13. Mengetahui bagaimana komunikasi dalam manajemen.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Public Relation/Kehumasan


Dalam pelaksanaan pekerjaannya seorang praktisi/humas akan menggunakan konsep-
konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Bahwa proses humas
(tahapan fact finding, planning, communicating,evaluation) sepenuhnya mengacu pada
pendekatan manajerial. Untuk keperluan pembahasan manajemen hubungan masyarakat,
maka sementara manajemen itu dapat dirumuskan sebagai suatu proses dari kelompok orang-
orang yang secara koordinatif, memimpin kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan-
tujuan bersama.
Manajemen PR (humas) dapat dikatakan sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen
(perencanaan, pengorganisasian, penstaffan, pemimpinan dan evaluasi) dalam kegiatan-
kegiatan humas. Manajemen humas berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Betuk
kegiatan komunikasi bisa berupa kegiatan kecil sampai pada kegiatan yang sangat komplek
seperti konferensi pers dengan menggunakan satelit.
Manajemen humas bisa mencakup :
 Manajemen terhadap seluruh kegiatan kehumasan yang dilakukan oleh organisasi
 Manajemen terhadap kegiatan-kegiatan kehumasan yang lebih spesifik atau yang
berupa satuan-satuan kegiatan kehumasan.

Dalam proses tersebut kita jumpai teknik-teknik dan koordinasi tertentu yang dipergunakan
oleh kelompok orang-orang yang disebut manajer di dalam mengkoordinasikan kegiatan-
kegiatan itu sendiri. Proses ini pun mencakup fungsi-fungsi dasar dengan pendekatan
analistik seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dalam
melaksanakan manajemen (POAC, Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
Peran Manajer dan Hubungan Masyarakat
Dengan melihat proses peranan manajemen dan hubungan masyarakat (humas) dalam
suatu organisasi yang sudah dikemukakan, dapat dikatakan bahwa manajemen itu adalah
upaya menyusun sasaran dan kerja sama melalui orang lain. Disamping itu, untuk dapat
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif dan agar pekerjaan terlaksana dengan
baik. Fungsi dan tanggung jawab manajer humas hendaknya mengupayakan terjadinya

3
hubungan yang lancar dan efektif antara semua bagian dalam perusahaan disatu sisi dan
antara perusahaan itu dengan publik internal dan publik eksternal.
Staf humas harus menerapkan ketiga prinsip dasar fungsi hubungan masyarakat dan
mampu secara objektif menanggapi pendapat dan sikap publik. Dengan demikian ia dapat
memberi masukan pada pimpinan untuk menciptakan lingkungan usaha yang saling
menguntungkan dan berkelanjutan serta mampu bersaing. Dalam pelaksanaan tugasnya
sehari-hari, tiap staf humas harus mempelajari setiap langkah dan sasaran perusahaan.
Memantau keadaannya sejauh mana langkah dan sasaran itu akan mempengaruhi lingkungan.
Apakah pendapat umum terhadap langkah dan sasaran itu. Hasil pemantauan hari ini
dibandingkan lagi dengan hasil pemantauan esoknya dan begitu seterusnya secara
berkesinambungan.
Tanggung jawab khusus manajer hubungan masyarakat ialah mengelola stafnya agar
setiap langkah selalu berlangsung efektif. Melaksanakan koordinasi pekerjaan agar jangan
sampai ada pekerjaan yang tumpang-tindih, mengawasi pekerjaan staf agar jangan
menyimpang jauh dari perencanaan dengan metode kerja yang benar, alat kerja yang sesuai,
dan informasi kerja yang tepat. Penilaian dan hal-hal lain yang khas ada pada manajer
hubungan masyarakat antara lain mungkin perlu penataran baru, penyaringan baru untuk
mendapatkan tenaga inti atau diperlukannya penambahan tenaga yang berkualitas tertentu.
Kualitas yang khas pada manajer hubungan masyarakat ialah kemampuan menganalisis.
Setiap anggota staf humas juga harus berkemampuan sebagai juru analisis. Manajer
hubungan masyarakat harus pula bisa membenahi dirinya, dan menganggap dirinya mampu
bekerja efektif tanpa perintah, karena manajer humas sendiri bukan mengurus bagian yang
memberi perintah.
Fungsi petugas PR atau PR Officer (PRO) pun berkembang seiring kemajuan dunia usaha.
Ada 4 fungsi utama yang dituntut dari petugas PR, yaitu sebagai:
1. Communicator
Sebagai juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif melalui media dan
kelompok masyarakat. Hampir semua teknik komunikasi antar pesona (interpersonal
communication) dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator
maupun persuader.
2. Relationship
Relationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang pada
akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan.

4
3. Management backup
Menunjang kegiatan departemen lain dalam perusahaan seperti bagian pemasaran,
operasional, teknik, keuangan, personalia demi terciptanya tujuan bersama.
4. Good image maker
Menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif. Dalam dua dekade terakhir, publik
mencermati nama – nama pejabat PR yang kerap muncul sebagai nara sumber perusahaan
atau organisasi yang diwakilinya.
Dalam bukunya Effective Public Relations, Scott Cutlip menyebutkan lima fungsi PR di
organisasi non profit:
1. Mengembangkan awareness dan persepsi masyarakat terhadap misi organisasi
2. Menciptakan saluran komunikasi yang tepat dengan publik yang dilayaninya
3. Menciptakan dan mengembangkan iklim dan budaya untuk fundraising
4. Memformulasikan kebijakan publik yang berkaitan dengan misi organisasi
5. Memotivasi etos kerja publik internal baik manajemen, karyawan, sukarelawan, dan
mitra terkait untuk mencapai misi organisasi.
Keberadaan PR dalam suatu organisasi terutama difungsikan untuk menunjang
fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. Adanya berbagai
kemajuan telah mengakibatkan terjadinya pembaruan dalam masyarakat. Cara hidup
masyarakat yang semakin modern dan semakin terspesialisasi dalam bidang-bidang tertentu,
semakin mempengaruhi fungsi tersebut. Kondisi di atas jelas memerlukan keahlian khusus
dibidang PR. Praktisi PR dituntut kemempuannya untuk mengkoordinasikan atau mengelola
pemanfaatan sumber daya organisasi untuk penyelenggaraan komunikasi 2 arah antara
organisasi dan publiknya. Kaitan antara PR dengan konsep manajemen menghasilkan
pemahaman akan pentingnya public relations, seperti dinyatakan oleh Mc Elreath:
“Manajemen PR berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Bentuk kegiatan
komunikasi dapat berupa penerbitan brosur perusahaan, pertemuan-pertemuan kelompok
kecil sampai pada kegiatan yang sangat kompleks seperti konferensi pers dengan
menggunakan satelit”.
Dari pernyataan tersebut manajemen public relations dipahami sebagai bentuk
pengelolaan public relations dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu dengan
menjalankan penelitian, perencanaan dan evaluasi terhadap program yang dijalankan.
Keterangannya sebagai berikut:

5
1. Penelitian
Pada dasarnya, penelitian merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
publik baik internal maupun eksternal untuk memahami masalah yang dihadapi dengan
akurat dan metode ilmiah.
2. Perencanaan dan pemrograman
Perencanaan dan pemograman merupakan segala informasi atau data masukan atau input
yang diperoleh berkaitan dengan hal atau permasalahan yang dihadapi ke dalam bentuk
rencana tindakan untuk pemecahannya. Perencanaan Public Relations merupakan suatu
proses berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar tindakan yang diambil
sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam
perencanaan program antara lain: sifat, waktu dan lingkungan. Perencanaan juga harus
memperhatikan situasi di dalam maupun di luar organisasi, serta pihak-pihak yang terlibat
dalam perencanaan tersebut.
3. Pelaksanaan program
Pelaksanaan program merupakan tahap dimana rencana program yang telah ditetapkan
dilaksanakan atau diimplementasikan ke dalam suatu bentuk program aksi sebagai langkah
nyata pemecahan masalah PR yang dihadapi. Pelaksanaan Program ini dapat berupa program
tindakan maupun program komunikasi yang kesemuanya merupakan cara atau proses untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Evaluasi
Merupakan suatu tahapan yang dilaksanakan untuk menentukan atau memperlihatkan nilai
suatu program termasuk pengelolaan maupun hasil atau dampak pelaksanaannya. Melalui
evaluasi, PR akan mengetahui faktor-faktor yang menjadi kegagalan ataupun keberhasilan
suatu program, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah selanjutnya yang seharusnya
dilakukan. Pada dasarnya tujuan sentral PR adalah untuk menunjang manajemen yang
berupaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Meskipun tujuan setiap organisasi
berbeda tergantung dari sifat organisasi tersebut, tetapi dalam kegiatan humas terdapat
kesamaan yakni membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dalam
membentuk citra positif. Hubungan yang baik atau harmonis dalam PR mengandung arti luas,
yakni sikap yang menyenangkan (favorable), itikad baik (goodwill), toleransi (tolerance),
saling pengertian (mutual understanding), saling mempercayai (mutual confidence), saling
menghargai (mutual appreciation), dan citra baik (good image). Penampilan dan sikap

6
seorang PR dalam mencapai tujuan organisasi dengan cara menciptakan kesan yang baik
akhirnya dapat melekat dan mempengaruhi citra dari perusahaan yang diwakilinya.
Pengertian citra itu sendiri abstrak , tetapi wujudnya dapat dirasakan dari penilaian
baik semacam tanda respek dan hormat dari publik terhadap perusahaan dilihat sebagai
sebuah badan usaha yang baik, dipercaya, profesional dan dapat diandalkan dalam pemberian
pelayanan yang baik.
Menurut Edward L. Bernay, terdapat tiga fungsi utama PR yaitu:
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan anda secara langsung
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai
dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
Adapun ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi/lembaga antara lain meliputi
aktivitas:
1. Membina hubungan ke dalam (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit badan
perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi atau
mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat.
2. Membina hubungan keluar (publik eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan
tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
Dengan demikian peran PR/Humas tersebut bersifat 2 arah, yaitu berorientasi ke dalam
(inward looking) dan ke luar (outward looking).

Menurut Henry Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR adalah:


1. Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and image).
Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif. Mendukung kegiatan
komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.
2. Menghadapi krisis (Facing of Crisis).
Menangani keluhan (complaint) dalam menghadapi krisis yang terjadi dengan
membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of Image yang bertugas
memperbaiki lost of image and damage.

7
2.2 Perlunya depertemen kehumasan
Disadari atau tidak, keberadaan PR (baca: Humas) dalam suatu perusahaan atau
instansi di Indonesia kurang begitu berjalan. Hal ini dikarenakan tidak adanya struktur
organisasi yang jelas. Sehingga banyak PR yang merangkap dalam struktur lain, misalnya
dibawah Personalia, atau HRD. Realita ini menggambarkan bahwa PR kurang begitu
diperhatikan dan sedikit disepelekan.
Padahal, jika dilihat lebih jauh lagi keberadaan PR dalam sutu perusahaan cukup
menguntungkan untuk menciptakan good image (citra yang baik) yang berujung pada
reputasi perusahaan tersebut. Oleh karena itu, penempatan dan pemberian ruang kepada PR
harus diperhatikan lagi. Sehingga PR dapat menjalankan semua pekerjaannya tanpa harus
menunggu intruksi dari manajer yang membawahinya.
Oleh karena itu, Departemen PR dalam suatu perusahaan dirasakan perlu sekali. Karena
dengan adanya PR internal (milik perusahaan sendiri) maka akan sedikit meringankan
pengeluaran dari suatu perusahaan. Misalkan saja ketika perusahaan akan mengeluarkan
suatu iklan atau promosi tidak harus ke biro iklan. Tetapi, bisa dikerjakan oleh staf humasnya
– meskipun dalam eksekusi akhirnya bekerjasama dengan biro iklan. Dengan demikian,
efesiensi dana akan terkurang dengan memanfaatkan lembaga humas dalam perusahaannya
sendiri. Berbeda halnya dengan perusahaan yang tidak memiliki humas maka pengeluaran
akan semakin banyak.
Selain itu, PR internal akan lebih mengetahui seluk beluk perusahaannya. Mulai dari
para karyawannya, sampai ke pimpinan manajernya. Sehingga hubungan yang terjalin akan
semakin harmonis dan penuh rasa human relations. Berbeda dengan humas ekternal (lembaga
atau konsultan humas yang mandiri) butuh waktu untuk mengenal lebih dalam suatu
perusahaan.
Namun, PR internal tetap memiliki kekurangan jika diisi oleh orang-orang yang bukan
ahlinya – bukan seorang profesional atau praktisi humas. Selain itu, PR internal juga dalam
kegiatannya akan sedikit subjektif, misalnya ketika merilis suatu berita. PR akan menulis hal-
hal yang menguntungkan perusahaan saja. Meskipun demikian, keberadaan Departemen PR
internal dalam suatu perusahaan merupakan refresentasi dari kemajuan perusahaan tersebut.
Apalagi jika PR ditempatkan di ”top management” ini akan lebih memberikan keleluasaan
PR untuk bekerja dan menjalin komunikasi dengan semua stockholder.

8
2.3 Ukuran depertemen kehumasan
Ukuran untuk Humas Internal antara lain :

 Organisasi atau perusahaan itu sendiri.


 Nilai atau arti penting fungsi humas itu menurut manajemen atau pengelolahnya.
 Karakteristik dari masing-masing kehumasan organisasi atau perusahaan.

2.4 Pembagian staff kehumasan


Dulu, advertising atau public relations menjadi satu-satunya hal yang dapat
menyampaikan pesan dari sebuah perusahaan ke masyarakat. Kini, media sosial seolah
mengubah peran staf public relations, sehingga tidak lagi memadai jika staf PR hanya
berperan menulis siaran pers yang baik atau mudah berteman.
Staf PR, entah itu yang mewakili perusahaan secara langsung, atau melalui agency,
membutuhkan ketrampilan untuk melacak ribuan atau jutaan berita yang di-share melalui
media online, dan kreativitas untuk membangun ide-ide yang akan disebarluaskan. Cassie
Boorn, spesialis media sosial dan staf PR yang telah membangun program-program digital
untuk banyak perusahaan besar yang pernah dimuat di majalah Fortune, memaparkan
ketrampilan yang dibutuhkan agar seorang publicist mampu bertahan dalam era digital seperti
sekarang. Berikut beberapa di antaranya.

1. Membangun Jaringan
Tugas seorang staf PR di antaranya adalah menggelar acara jamuan makan atau media
gathering yang mengesankan. Inti dari aktivitas ini adalah bagaimana berhubungan
dengan orang lain, membangun jaringan yang kelak dapat bermanfaat satu sama lain.
Misalnya, berhubungan dengan awak media. Baik media maupun staf PR dari sebuah
perusahaan memiliki posisi yang setara dan saling membutuhkan. Ketika media
membutuhkan informasi langsung dari CEO sebuah perusahaan, PR lah yang menjadi
penghubungnya. Sebaliknya, PR juga membutuhkan media untuk menyampaikan
pesan-pesan dari perusahaan yang diwakilinya. Selain menggunakan e-mail, instant
messenger juga menjadi sarana paling mudah dan cepat untuk berhubungan dan
berjejaring dengan mereka.
2. Memonitor Pemberitaan
Salah satu tugas penting dari staf PR adalah memastikan bahwa pesan-pesan dari
perusahaan sampai ke media. Namun, ketika berita sudah ditayangkan, pekerjaan

9
Anda belum selesai. Anda perlu mendorong agar kunjungan ke media, atau situs
perusahaan Anda sendiri meningkat, memastikan bahwa berita atau kontennya dibaca
secara meluas, atau memilih media yang perlu Anda prioritaskan. Mengelola situs
menjadi satu-satunya cara Anda untuk memahami proses penulisan berita, bagaimana
editornya mengelola jadwal kegiatannya, dan apa yang perlu Anda sampaikan agar
media mau menulis tentang perusahaan Anda. Anda juga perlu memanfaatkan media
sosial untuk menyebarluaskan berita-berita dari perusahaan. Bagikan juga berita-
berita dari media online ke media sosial perusahaan Anda.
3. Berteman dengan orang-orang penting
Wartawan atau blogger adalah pihak yang paling berpengaruh dalam
menyebarluaskan berita. Mereka menjadi orang-orang yang diandalkan para staf PR,
terutama mereka yang mampu menghasilkan berita yang obyektif dan bermanfaat
bagi perusahaan maupun masyarakat sebagai sasarannya. Untuk itu, staf PR harus
terus membina pertemanan secara profesional dengan awak media maupun blogger.
Jangan hanya mengontak wartawan atau blogger ketika Anda butuh mereka untuk
memberitakan kampanye tertentu dari perusahaan Anda. Kirimkan ucapan selamat
ketika mereka berulang tahun, mendapatkan jabatan yang lebih tinggi, atau ketika
tertimpa kemalangan. Ajak mereka untuk ngopi-ngopi secara informal, tanpa
membahas urusan pekerjaan.
4. Lincah dalam Meng-googling Berita
Media online bisa menayangkan berita Anda dengan lebih cepat, namun karena
jumlahnya semakin banyak terkadang Anda jadi kesulitan melacaknya. Maka, sering-
seringlah belajar meng-googgling berita mereka. Jangan malas, dan hanya mendesak
si penulis mengirimkan link beritanya untuk Anda. Anda hanya perlu menanyakan
keyword judul berita dan nama medianya, Anda bisa dengan mudah menemukan
berita-berita tersebut. Mesin pencari juga tidak hanya bermanfaat untuk mencari
berita dari media, tetapi juga menemukan ide untuk kampanye perusahaan Anda
berikutnya, detail mengenai kompetitor dari klien Anda, statistik, hingga gambaran
mengenai tren yang baru. Jika sudah menguasai hal ini, Anda bisa menaklukkan
semuanya.
5. Apa yang harus di Share
Nah, ini yang paling penting. Online influencer seperti blogger dan editor media
online menjadi sangat berpengaruh karena mereka telah menyebarluaskan berita
secara online. Mereka jeli menangkap apa saja yang tampak menarik untuk

10
diberitakan, meskipun kadang-kadang bukan sesuatu yang ingin Anda tekankan dalam
pesan-pesan perusahaan Anda. Kirimkan kisah-kisah menarik dari perusahaan Anda,
berkaitan dengan produk atau interaksi Anda dengan masyarakat. Berikan kontak ke
direktur atau CEO perusahaan jika wartawan ingin mengonfirmasi atau meminta
penjelasan lebih detail mengenai pesan-pesan yang Anda sampaikan. Menghalang-
halangi niat tersebut kadang hanya akan membuat pemberitaan mereka kurang akurat.

2.5 Jabatan manajer kehumasan


Tujuan Jabatan Manajer Public Relation :

1. Bertanggung jawab terhadap berjalannya alur komunikasi dari manajemen dengan


stakeholder baik karyawan maupun pihak-pihak yang berkepentingan di luar
perusahaan,
2. Bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi tentang kebijakan terkini yang
dikeluarkan oleh manajemen melalui saluran dan media komunikasi yang ada,
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya sarana komunikasi dan saluran komunikasi
internal yang dapat digunakan dalam penyampaian informasi secara internal, baik itu
kebijakan maupun info-info terkini yang terjadi di dalam perusahaan.

2.6 Tanggung jawab manajer kehumasan


 Mengelola dan mengembangkan media komunikasi internal dan eksternal perusahaan
seperti majalah, bulletin, portal/intranet, situs perusahaan, laporan pemegang saham
dan lain-lain untuk membina citra dan komunikasi perusahaan di mata karyawan dan
stakeholder di luar perusahaan.
 Menanggapi permintaan informasi dari media lain atau menunjuk juru bicara yang
tepat atau sumber informasi.
 Memantau penerapan sistem dan prosedur komunikasi perusahaan, serta melakukan
perbaikan dan pengembangan yang diperlukan sesuai perkembangan yang ada demi
kepentingan perusahaan.
 Melakukan kegiatan sosialisasi, dan kampanye-kampanye atas kebijakan-kebijakan
manajemen perusahaan sehingga tujuan komunikasi dapat tersampaikan dengan baik.
 Memelihara hubungan dengan wakil-wakil komunitas, konsumen kunci, karyawan,
dan kelompok kepentingan umum yang dianggap penting untuk menjaga jalur
komunikasi untuk tujuan citra positif perusahaan.

11
 Melakukan pemantauan atas media masa atas informasi dan pemberitaan perusahaan
yang ada serta melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memberikan
informasi yang benar serta perbaikan citra perusahaan.
 Melakukan koordinasi dengan manajer unit kerja lain, serta dengan biro iklan untuk
mengatur program kampanye promosi di semua jenis media untuk pencitraan positif
perusahaan serta promosi produk/jasa perusahaan.
 Menyiapkan materi dan menyampaikan pidato yang bertujuan untuk public relations.

2.7 Bentuk bentuk kerjasama antara pihak manajemen dengan manajer kehumasan
Kerjasama ini akan lebih baik bila dapat memenuhi persyaratan di bawah ini yaitu :

 Humas haruslah seorang praktisi professional yang benar-benar kompeten.


 Harus mampu menciptakan jalur-jalur komunikasi internal serta dapat mampu
mendapat kepercayaan dari banyak orang sehingga bisa mendapatkan informasi dari
siapa saja.
 Sebagai sumber informasi yang handal, karna setiap organisasi atau perusahaanya
memerlukan sebanyak mungkin sumber informasi eksternal yang bisa diandalkan.
 Mampu mendukung pihak manajemen agar senantiasa siap menghadapi wawancara
,memberi pidato,atau sambutan resmi serta tampil di muka public.

2.8 Kegiatan kehumasan dari a hingga z


Jenis-jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang manajer humas dan para stafnya
tentu berbeda-beda dari suatu organisasi ke organisasi yang lain. Banyak hal yang pasti akan
memepengaruhinya. Namun secara umum jenis-jenis pekerjaan itu dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Menyusun serta mendistribusikan sajian berita (news release), foto-foto dan berbagai
artikel untuk konsumsi kalangan media massa.
2. Mengorganisasikan konferensi pers, tasuk acara resepsi dan kunjungan kalangan
media massa ke organisasi atau perusahaan.
3. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi bagi pihak media massa.
4. Mengatur acara wawancara antara kalangan pers, radio dan televise denan pihka
manajemen.
5. Melaksanakan fungsi fotografi dan membentuk sebuah perpustakaan foto.

12
6. Menyunting atau memproduksi majalah atau surat kabar internal serta mengelola
berbagai bentuk komunikasi internal lainnya seperti video, presentasi slide, majalah
dinding dan sebagainya.
7. Menyunting serta memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk konsumsi pihak luar,
misalnya saja untuk para distributor, para pemakai jasa perusahaan, konsumen dan
sebagainya.
8. Menulis dan membuat bahan-bahan cetak seperti lembaran informal yang memuat
tentang sejarah perusahaan, laporan tahunan atas hasil kerjanya, media komunikasi
antara sesama pegawai, poster-poster yang bersifat mendidik, dan sebagainya.
9. Mengadakan dan mengelola berbagai bentuk instrumen audio-visual seperti presentasi
slide dan rekaman video, termasuk melaksanakan distribusi, penyusunan katalok,
pameran serta pemeliharaanya.
10. Memimpin dan mengatur acara-acara pameran dan eksibisi kehumasan, termasuk juga
menyediakan berbagai macam bahannya
11. Menciptakan dan memelihara berbagai bentuk identitas perusahaan dan cirri khasnya,
seperti logo, komposisi warna, tipografi dan hiasannya, jenis kendaraan dinas, pakaian
sergama para pegawai dan sebagainya
12. Mengelola berbagai hal yang berkaitan dengan sponsor kehumasan.
13. Mengelola hal-hal seperti kunjungan pihak luar ke perusahaan, atau sebaliknya
kunjungan dari personil perusahaan ke tempat-tempat lain, termasuk mengatur jadwal
pelayarannya, akomodasi tur dan sebagainya.
14. Mengikuti rapat-rapat penting yang diselenggarakan oleh dewan direksi, dan para
pimpinan departemen produksi, pemasaran, penjualan dan sebagainya.
15. Mengikuti konferensi yang diselenggarakan oleh divisi penjualan dan pertemuan para
agen
16. Mewakili perusahaan pada pertemuan asosiasi dagang
17. Mendampingi para konsultan humas eksternal, apabila perusahaan mendatangkannya
18. Melatih segenap staf kehumasan.
19. Mengelola survei-survei pendapat atau berbagai macam penelitian lainnya
20. Mengerjakan tugas-tugas periklanan (bila fungsi ini disatukan dengan departemen
humas
21. Menjalin hubungan dekat dengan instansi-instansi pemerintah.
22. Mengatur acara-acara resmi, misalnya saja dalam acara peresmian suatu gedug baru,
termasuk mengatur para tamu undangan dan media massa yang datang meliput

13
23. Mengatur acara-acara kunjungan dari para pejabat, tamu kehormatan maupun tokon-
tokoh asing.
24. Aktif dalam acara-acara pemberian penghargaan, misalnya saja penghargaan
pemerintah atas prestasi di bidang industry dan sebagainya
25. Mengumpulkan serta mengorganisir segenap umpan balik dari berbagai sumber
informasi mulai dari kliping Koran, berita-berita radio dan televisi, serta memantau
berbagai laporan dari luar.
26. Menganalisis umpan balik dan berbagai laporan tersebut, termasuk yang berhubungan
dengan tingkat kemajuan pencapaian tujuan yang sudah diraih.

2.9 Lima keuntungan public relation / kehumasan


 Lebih akrab dan mengenal seluk beluk dan segala yang berkaitan dengan organisasi
atau perusahaannya sendiri.
 Memiliki keahlian dan pengalaman di bidang perdagangan, sektor industri
perusahaan yang memperkerjakannya.
 Dapat dengan mudah mendapatkan jalur-jalur komunikasi dalam organisasi dan dapat
mengumpulkan berbagai macam informasi yang penting dan dapat dipercaya dengan
cepat.
 Selalu siaga dan dapat bertindak cepat terutama sekali dalam keadaan kritis.
 Memiliki posisi yang pasti dan kuat untuk memberikan masukan-masukan secar rutin
kepada pihak manajemen.

2.10 Lima kelemahan public relation / kehumasan


 Kurang bisa menilai dengan objektif segala sesuatu yang berkaitan dengan
perusahaannya.
 Bila manajer humas tidak cukup kuat atau terampil ia akan menjadi beban dalam
perusahaan.
 Biasanya manager humas tidak memiliki posisi resmi atau penting sehingga sulit
untuk mengadakan hubungan kepada pucuk pimpinan perusahaannya.
 Biasanya jabatan tersebut sering digunakan sebagai jabata “sisa” sehinggan akan
diisi oleh orang yang tidak kebagian jabatan lain.
 Pihak departemen sendiri sering kali tidak memiliki suatu spesifikasi pekerjaan yang
jelas bagi departemen atau manager humasnya.

14
2.11 Studi kasus kehumasan di bidang kesehatan
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang sangat kompleks karena bersifat padat
modal, padat tenaga kerja, padat teknologi dan juga padat masalah (Widayat, 2009). Peran
rumah sakit semakin luas karena memiliki fungsi sosial sebagai penyedia layanan kesehatan,
sekaligus fungsi komersial sebagai industri jasa kesehatan. Kondisi ini memaksa rumah sakit
untuk menerapkan konsep dan strategi bisnis yang profesional di segala bidang, termasuk
pada bidang public relations.
Kompleksitas permasalahan rumah sakit, diantaranya adalah insiden keselamatan
pasien serta kebebasan pers dan keterbukaan arus informasi menjadikan rumah sakit sangat
rentan mendapatkan pemberitaan negatif dari media. Pemberitaan negatif dari media dapat
memicu timbulnya krisis public relations. Secara umum krisis public relations dapat diartikan
sebagai suatu kondisi dimana peristiwa, rumor, atau informasi akan memberi pengaruh buruk
terhadap reputasi, citra, dan kredibilitas rumah sakit (Nova, 2009).
White dan Wisdom (1985) dikutip oleh Brooks (1994) dalam buku “Manajemen
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit, menyatakan bahwa rumah sakit adalah salah satu
organisasi yang memiliki manajemen paling kompleks karena di dalamnya harus dikelola
hubungan interpersonal yang terkait layanan yang diberikan di satu fihak dan teknologi yang
selalu berkembang di fihak lain. Hubungan interpersonal perlu dibangun guna keberhasilan
manajemen atau tujuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tentu saja hal
ini diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik dari manajemen rumah sakit. Secara
intern keberhasilan membangun hubungan interpersonal (berkomunikasi yang baik) dapat
menjadi salah satu tahap atau cara penyelesaian konflik yang mungkin timbul akibat
kompleksitas manajemen rumah sakit, secara ektern kemampuan membangun hubungan
interpersonal mampu membangun citra sebagai rumah sakit yang mempunyai kualitas
pelayanan kesehatan yang handal dan bermutu.
Rumah sakit merupakan salah satu lembaga yang kesehariannya harus bertatap muka
dengan orang banyak. Sehingga cara dan bagaimana proses keluarga rumah sakit menangani
pelanggan sangat penting. Masyarakat yang menentukan rumah sakit biasa dikatakan baik
atau tidak dalam menangani pelanggan. Keberadaan Rumah Sakit merupakan hal yang
penting bagi masyarakat, karena kesehatan adalah kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-
hari meskipun datang kerumah sakit merupakan hal yang terpaksa karena tidak ada orang
yang dengan senang hatidatang ke rumah sakit. Rumah sakit adalah sebuah instansi umum
yang memberikan layananan kesehatan kepada masyarakat secara komersial. Di dalamnya

15
tersedia tenaga medis, non medis dan para medis yang saling mendukung dalam memberikan
pelayanan kepada pasiennya. Ditunjang pula oleh fasilitas seperti unit gawat darurat,
radiologi, laboratorium, farmasi, dan fasilitas lain yang menjadikan pelayanan lebih
berkualitas.
Peranan humas bagi sebuah rumah sakit sangatlah penting dalam memberikan
informasi kepada masyarakat. Selain sebagai ujung tombak dalam program atau kegiatan
yang dilakukan rumah sakit, baik itu kegiatan yang bersifat institusional maupun kegiatan-
kegiatan sosial kemasyarakatan yang mampu mendekatkan hubungan baik antara rumah sakit
dengan masyarakat luas. Selain itu, humas rumah sakit juga berperan penting dalam
memberikan penjelasan terkait dengan kejadian-kejadian luar biasa yang dialami rumah sakit
bersangkutan. Misalnya, kasus mal praktek dokter sampai dengan up date informasi jumlah
korban bencana alam.
Membahas citra rumah sakit kadang membuat perbedaan mengenai citra rumah sakit itu
sendiri di mata masyarakat yang kebanyakan menemui banyak komentar. Suasana,
kebersihan dan kenyamanan kurang diperhatikan. Banyak dokter yang tidak memberi
penjelasan yang cukup kepada pasien, akibatnya pasien merasa kurang disegani. Ada juga
dokter yang terlalu banyak pasien sehingga dalam proses pemeriksaan, dokter memeriksa
pasien dengan cepat dan tidak akurat. Banyak dokter dan perawat tidak memberikan layanan
yang baik dengan memperlihatkan muka (judes, acuh, cuek, sombong, tidak sopan). Antara
dokter dinilai saling melindungi pada kasus yang dinilai merugikan pasien.

Contoh kasus yang terjadi di Rumah Sakit besar di Indonesia :

1. RS Siloam Gleaneagles (Tanggerang) dilaporkan ke polisi oleh Ade Irma Effendy


(37), Dr. Antonius, dokter ahli kandungan Rumah sakit, dilaporkan terkait dengan
dugaan mal praktek yang dilakukan rumah sakit itu. Karena Pasien (Ade) mengalami
keguguran setelah ditangani dan diberi obat oleh pihak rumah sakit. Ade menduga,
RS Siloam melakukan mal praktek.
2. Kasus prita yang sama juga terkait tentang ada dugaan mal praktek namun pihak dari
Manajemen Humas RS OMNI, Jika dari awal Kasus ini tidak Diblow Up Maka Citra
OMNI Tidak Akan Terpuruk Seperti Ini dari Segi Bisnis Sangat Tidak
Menguntungkan OMNI justru balik melaporkan bukan memberikan klarifikasi yang
benar.

16
Tugas humas antara lain melakukan komunikasi internal dengan dokter/dokter gigi
serta staf rumah sakit. Juga melakukan komunikasi eksternal dengan pasien/ keluarga pasien,
penjamin biaya, serta media massa. Dalam situasi normal, humas bertugas mengawal opini
publik mengenai jati diri dan citra rumah sakit agar bersifat positif. Dalam situasi krisis,
humas bertugas menghadapi, mengatasi, membendung, memulihkan, dan mengembalikan
kepercayaan masyarakat kepada rumah sakit terkait. Adapun di situasi luar biasa, humas
harus mampu menghadapi tekanan para pencari berita, dan menjaga agar citra rumah sakit
tetap baik

2.12 Kedudukan Humas Struktur Organisasi


Kedudukan humas dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu dapat
dinyatakan dengan tegas. Menurut John Tondowijojo, bila humas diakui sebagai bagian
jajaran kebijakan pimpinan, maka humas harus berada langsung dibawah direksi. Humas
harus mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan, sehingga ia harus langsung berada
dipihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen. Sedangkan
menurut Renald Khasali, public relations merupakan fungsi manajemen yang sama
pentingnya dengan pemasaran, produksi, keuangan dan SDM.
Menurut Tondowidjojo, kegiatan humas haruslah sistematis dan terencana, tetapi
kadang-kadang juga perlu untuk berimprovisasi dan berinovasi. Suatu kebijakan harus
dipertimbangkan, dirumuskan, direncanakan dan evaluasi. Untuk ini diperlukan analisis data
yang diperoleh tentang organisasi dan lingkungannya. Seberapa jauh PR harus menapakkan
kakinya ke peran internal atau fungsi eksternal, tentu saja sepenuhnya tergantung pada
kebijakan manajemen. Hanya saja kalau kita menginjak pada tataran ideal fungsi PR, tentu
saja keseimbangan peran internal dan eksternal adalah perlu. Seberapa jauh titik
keseimbangan tersebut harus dijalankan tentu tergantung pada bidang gerak
perusahaan/organisasi yang bersangkutan.
Semakin kuat kedekatan perusahaan dengan publik dengan sendirinya membutuhkan
banyak konsentrasi untuk memerhatikan publik. Sebaliknya kalau perusahaan lebih banyak
bergerak pada komunitas yang tidak secara langsung menemui publik, maka peran PR harus
dioptimalkan secara internal.

17
2.13 Komunikasi dalam Manajemen
Organisasi yang merupakan kerangka kerja (frame of work) dari suatu manajemen
adalah sesuatu yang menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab
yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu suatu sistem manajemen modern.
Jabatan pimpinan dalam manajemen PR biasanya disebut manajer humas dan berfungsi
sebagai pemimpin sekelompok karyawan. Manajer humas sebagai pimpinan puncak (top
manajer) cukup melakukan komunikasi dengan para penanggungjawab atau ketua unitnya
masing-masing.
Komunikasi manajemen adalah hal yang paling pokok atau nomor satu, hal ini sesuai
dengan pendapat GR Terry “Management is a communication”, yaitu dalam hal
penyampaian instruksi di satu pihak, dan pelaksanaan kewajiban di lain pihak. Dengan kata
lain manajemen komunikasi adalah alat, bukan tujuan dari suatu organisasi.

a) Komunikasi vertikal
Yakni, komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, adalah komunikasi dari
pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan secara timbal balik. Dalam
komuniksi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-
informasi, penjelasan-penjelasan dan lain-lain kepada bawahannya. Sementara bawahan
memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan kepada pemimpin.
Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan, atau saran para karyawan sehingga suatu
keputusan atau suatu kebijaksanaan dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Komunikasi yang lancar, terbuka dan saling mengisi merupakan mencerminkan
sikap kepemimpinan yang demokratis. Komunikasi dalam organisasi dapat ditijau dari dua
aspek, yakni aspek manajemen komunikasi dan aspek hubungan antar manusianya.

b) Komunikasi Horizontal
Komunikasi secara mendatar antara anggota staff dengan anggota staff, karyawan sesama
karyawan dan sebagainya. Komunikasi ini seringkali berlangsung tidak formal, mereka
berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat
istirahat atau waktu pulang kerja. Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat
sekali menjalar, dan yang didesas-desuskan seringkali mengenai hal-hal yang menyangkut
pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka.

18
c) Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi, seperti instansi-
instansi pemerintah, departemen-departemen, jawatan-jawatan, perusahan-perusahan, dan
lain-lain.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Manajemen humas berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi.
 Keberadaan PR dalam sutu perusahaan cukup menguntungkan untuk menciptakan
good image (citra yang baik) yang berujung pada reputasi perusahaan tersebut.
 Ukuran untuk Humas Internal yaitu, organisasi atau perusahaan itu sendiri, nilai atau
arti penting fungsi humas itu menurut manajemen atau pengelolahnya, karakteristik
dari masing-masing kehumasan organisasi atau perusahaan.
 Staf PR, entah itu yang mewakili perusahaan secara langsung, atau melalui agency,
membutuhkan ketrampilan untuk melacak ribuan atau jutaan berita yang di-share
melalui media online, dan kreativitas untuk membangun ide-ide yang akan
disebarluaskan.
 Tujuan jabatan manajer public relation antara lain, ertanggung jawab terhadap
berjalannya alur komunikasi , menyampaikan informasi tentang kebijakan terkini ,
tersedianya sarana komunikasi dan saluran komunikasi internal
 Tanggung jawab manajer kehumasan yaitu, menanggapi permintaan , informasi
memantau penerapan sistem dan prosedur komunikasi perusahaan, melakukan
kegiatan sosialisasi, dan kampanye-kampanye atas kebijakan-kebijakan manajemen
perusahaan sehingga tujuan komunikasi dapat tersampaikan dengan baik.
 Kerjasama ini akan lebih baik bila dapat memenuhi persyaratan di bawah ini yaitu ,
humas haruslah seorang praktisi professional yang benar-benar kompeten, mampu
menciptakan jalur-jalur komunikasi internal, sebagai sumber informasi yang handal,
mampu mendukung pihak manajemen agar senantiasa siap menghadapi wawancara ,
memberi pidato, atau sambutan resmi serta tampil di muka public.
 Jenis-jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang manajer humas dan para
stafnya tentu berbeda-beda dari suatu organisasi ke organisasi yang lain. Berikut
beberapa contoh, yaitu menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi bagi pihak
media massa, mengatur acara wawancara antara kalangan pers, radio dan televise
denan pihka manajemen, melaksanakan fungsi fotografi dan membentuk sebuah
perpustakaan foto.

20
 Keuntungan dari public relation / kehumasan, beberapa diantaranya, lebih akrab dan
mengenal seluk beluk dan segala yang berkaitan dengan organisasi atau
perusahaannya sendiri, memiliki keahlian dan pengalaman di bidang perdagangan,
sektor industri perusahaan yang memperkerjakannya.
 Kelemahan public relation / kehumasan beberapa diantaranya, kurang bisa menilai
dengan objektif segala sesuatu yang berkaitan dengan perusahaannya, bila manajer
humas tidak cukup kuat atau terampil ia akan menjadi beban dalam perusahaan.
 Kompleksitas permasalahan rumah sakit, diantaranya adalah insiden keselamatan
pasien serta kebebasan pers dan keterbukaan arus informasi menjadikan rumah sakit
sangat rentan mendapatkan pemberitaan negatif dari media.
 Kedudukan humas dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu dapat
dinyatakan dengan tegas.
 Organisasi yang merupakan kerangka kerja (frame of work) dari suatu manajemen
adalah sesuatu yang menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu suatu sistem manajemen
modern.

3.2 Saran
Kami sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari
materi tentang ‘Departemen Kehumasan’.
Harapan kami makalah ini tidak hanya berguna bagi kami tetapi juga berguna bagi
semua pembaca. Terakhir dari kami walaupun makalah ini kurang sempurna kami
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

21
DAFTAR PUSTAKA

Jefkins, Frank & Daniel Yadin. 2003. “Public Relations, Edisi Kelima”. Jakarta : Erlangga.

Ruslan, Rosady. 2010. “Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi : Konsepsi dan

Aplikasi”. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

http://www.academia.edu/7556128/Manajemen_Humas_Kegiatan-

Kegiatan_Departemen_PR-Pekerjaan_yang_Harus_Dilakukan_dari_A_Hingga_Z

https://www.academia.edu/17599789/HUMAS_RUMAH_SAKIT

https://www.scribd.com/doc/175476997/KEHUMASAN

http://female.kompas.com/read/2012/08/02/14501243/5.Hal.yang.Harus.Dikuasai.Staf.Public.

Relations

22

Anda mungkin juga menyukai