Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI KESEHATAN LANJUT

“PENERAPAN KONSEP PERILAKU PRODUSEN DALAM PELAYANAN


KESEHATAN”

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nadra Trisna 1611216007
Anika Gusfita 1611216036
Silvi Camelia Sari 1511211007
Dwike Mesyitha 1511211015
Nia Nandiati 1511211016
Intan Rabbul Izzati 1511211042
Disya Disti Mahyuza 1511212006
Maisarah 1511212028

Dosen Pengampu:
Syafrawati, SKM, M.Comm Health, Sc

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepadan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ekonomi Kesehatan
Lanjut ini dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya
yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Kami sadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran
dan kritik dari dosen mata kuliah Ekonomi Kesehatan Lanjut dan teman-teman yang
bersifat membangun bagi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.

Padang, September 2017

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dan mahal harganya. Didalam
era globalisasi seperti sekarang, banyak orang berbondong-bondong untuk menjaga dirinya
agar tetap sehat. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, telah menyatakan
bahwa ”Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, spiritual, maupun sosial, yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup prodektif secara sosial dan ekonomis”. Kesehatan
adalah hak dasar individu dan setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat menciptakan
derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan tujuanan pembangunan kesehatan dapat
ditingkatkan dengan upaya untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan pada
masyarakat dengan biaya yang terjangkau dan mutu yang baik. Dengan tujuan
pembangunan yang demikian mendorong penyedia jasa pelayanan kesehatan meningkatan
pelayanan dan fasilitas yang disediakan
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak lepas dari penerapan perilaku produsen
dalam pelayanan kesehatan dan teori ekonomi mikro tentang permintaan (demand) jasa
pelayanan kesehatan menyebutkan bahwa harga berbanding terbalik dengan jumlah
permintaan jasa pelayanan kesehatan. Teori ini mengatakan bahwa jika jasa pelayanan
kesehatan merupakan normal good, makin tinggi income keluarga maka makin besar
demand terhadap jasa pelayanan kesehatan tersebut. Sebaliknya jika jenis jasa pelayanan
kesehatan tersebut merupakan inferior good, meningkatnya pendapatan keluarga akan
menurunkan demand terhadap jenis jasa pelayanan kesehatan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah makalah ini adalah bagaimana konsep penerapan perilaku
produsen dalam pelayanan kesehatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk mengetahui penerapan konsep perilaku
produsen dalam pelayanan kesehatan.

i
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian produsen.
2. Untuk mengetahui pengertian produksi.
3. Untuk mengetahui tujuan produksi.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor produksi.
5. Untuk mengetahui pola perilaku produsen.
6. Untuk mengetahui fungsi produksi.
7. Untuk mengetahui perilaku produsen dalam kegiatan perekonomian
8. Untuk mengetahui kegiatan produksi bagi produsen.
9. Untuk mengetahui perilaku produsen yang merugikan masyarakat dan dan yang
mengutamakan kepentingan masyarakat.
.
BAB IIa
PEMBAHASAN
1.4 Pengertian produsen
Produsen ialah orang yang menciptakan atau menghasilkan barang dan jasa
untuk dijual atau dipasarkan demi tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Orang
yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi
kebetuhan adalah konsumen. Produksi juga merupakan konsep arus (flow consept),
bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan
dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang
dihasilkan tidak berubah. Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses
produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan:
1. berapa output yang harus diproduksikan,
2. berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input)
dipergunakan.
Untuk menyederhanakan pembahasan secara teoritis, dalam menentukan
keputusan tersebut digunakan dua asumsi dasar:
1. bahwa produsen atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang
maksimum,
2. bahwa produsen atau pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan
sempurna.
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang
disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang
menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang
dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa
memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk.
Dalam teori ekonomi, sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu
hukum yang disebut : The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil
Berkurang). Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input
ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan
dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi
kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.

1.5 Pengertian produksi


Produksi dapat kita lihat dimana saja. Produksi yang paling sederhana adalah
seseorang membuka salon kecantikan di rumahnya. Ia sudah dapat mendapat
penghasilan dari salonnya tersebut. Inilah yang dimaksud dengan produksi, seseatu
yang berkaitan dengan penambahan nilai guna suatu objek. Nilai guna yang
ditambahkan dalam contoh diatas adalah bagaimana sebuah rumah tidak hanya
digunakan sebagai tempat tinggal namun dapat berfungsi juga untuk menghasilkan
pendapatan bagi pemiliknya.

1.6 Tujuan Produksi


Dari pengertian tersebut, jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan
yang meliputi:
a. Menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen
b. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa.
c. Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
d. Memperoleh keuntungan sebesar - besarnya.
e. Memperluas lapangan usaha.
f. Menjaga kesinambungan usaha perusahaan.
g. Memenuhi kebutuhan rumah tangga produksi maupun rumah konsumsi
h. Memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan zaman dan kemajuan teknologi serta
penduduk yang semakin meningkat.
i. Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang
pengangguran.
j. Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan Negara.
k. Memproduksi barang-barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa Negara.
l. Mendapatkan keuntungan / laba / profit

1.7 Faktor-faktor produksi


Dalam mewujudkan barang dan jasa, penggunaan faktor – faktor produksi harus
dikombinasikan sebaik mungkin sehingga memperoleh produk yang efisien.
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur - unsur yang dapat digunakan
dalam proses produksi. Unsur – unsur ini meliputi Sumber Daya Alam, tenaga manusia,
modal, dan kewirausahaan. Semua unsur – unsur tersebut dinamakan faktor produksi.
Jadi, Faktor produksi adalah semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau
usaha memperbesar barang dan jasa.
a. Faktor Produksi Sumber Daya Alam ( Natural resources)
Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang di sediakan oleh alam dan dapat
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber Data Alam disini
meliputi segala sesuatu yang ada dalam Bumi, seperti:Tanah, Tumbuhan, Hewan,
Air Dsb.
b. Faktor Produksi Tenaga Kerja ( Labour )
Tenaga kerja yang dimaksudkan disini adalah semua tenaga manusia termasuk
kemampuan fisik, mental, keterampilan dan keahlian yang dapat disumbangkan
untuk memngkinkan dilakukannnya proses produksi barang atau jasa.
Tenaga kerja menurut kemampuannya di bedakan menjadi:
1. Tenaga kerja terdidik (Skilled Labour) adalah tenaga kerja yang memperoleh
pendidikan baik formal maupun non formal. Contohnya akuntan, guru, dokter,
peneliti,dan pengacara.
2. Tenaga kerja terlatih (Trained labour) adalah tenag kerja yang memperoleh
keahliandari pengalaman dan keahlian. Contohnya sopir, teknisi, montir,dan
tukang kayu.
3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour)
adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekutan jasmani daripada
pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu. Contohnya tukang sapu, pemulung,
buruh tani, buruh kasar dan pesuruh.
c. Faktor Produksi Modal (Capital)
Dalam hal ini modal bukan hanya berupa uang, namun modal yang dimaksudkan
disini adalah barang – barang modal maupun uang yang digunakan untuk
memproduksi barang lebih lanjut.
Sebagai contoh, nelayan tidak dapat mengambil ikan dengan uang namun uang
dapat digunakan untuk membeli jala yang dapat digunakan untuk mngambil ikan.
Jadi, terbukti bahwa selain modal dalam bentuk uang, kita juga membutuhkan apa
yang dinamakan barang – barang modal.
d. Faktor Produksi Kewirausahaan (Enterpreneurship)
Faktor ini mengambil peranan penting dalam proses produksi. Hal ini disebabkan
karena walaupun factor tanah sudah tersedia, modal sudah dimiliki, tenaga kerja
lengkap dan siap melaksanakan tugas masing – masing, tetapi jika tidak dipimpin
dan di organisasi oleh seorang yang ahli dan berpengalaman maka apa yang
direncanakan tidak akan tercapai. Maka dari itu, seorang pengusaha harus
memiliki keahlian untuk menunjang bakat dan kemampuannya.
Pengusaha sebagai pemicu proses produksi harus memliki kemampuan untuk
mengatur dan mengkombinasikan faktor - faktor produksi dalam rangka
meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien.
Sebagai contoh, ada dua Negara yang memiliki tiga factor produksi yang sama
(SDA, tenaga kerja, dan modal), tetapi hanya salah satu diantaranya berproduksi lebih
baik karena ia memiliki kapasitas entrepreneurship yang lebih baik daripada Negara
yang lain.
1.8 pola prilaku produsen
1.8.1 Produksi jangka pendek
Produksi jangka pendek berarti terdapat satu faktor produksi yang bersifat
tetap sedangkan faktor produksi lainnya bersifat variabel (berubah - ubah). Dalam hal
ini jangka pendek dan jangka panjang tidak terkait dengan lamanya waktu yang
digunakan dalam proses produksi suatu barang, tetapi lebih kepada sifat factor
produksi yang digunakan.
1. Fungsi Produksi
Adalah hubungan teknis antara factor produksi dengan barang produksi yang
dihasilkan dalam proses produksi. Produk sebagai output dari proses produksi
sangat tergantung pada faktor produksi sebagai input SDA, SDM, modal,
pengusahadalam proses produksi tersebut.
Apabila salah satu factor produksi sebagai input mengalami perubahan, maka
output akan berubah sesuai dengan besar kecilnya pengaruh factor produksi yang
bersangkutan terhadap outputnya.
2. Hukum Tambahan Hasil yang Menurun (The Law of Diminishing Return)
Hukum ini menggambarkan apabila factor produksi yang dapat diubah jumlahnya
misalnya tenaga kerja terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya
produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Akan tetapi sesudah
mencapai tingkat tertentu, produksi tambahan akan makin berkurang dan akhirnya
mencapai nilai negatif. Ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin
lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun.
Dalam produksi jangka pendek, salah satu factor produksi bersifat tetap,
sedangkan fakor produksi lainnya variable. Dalam hal ini akan dijumpai kenaikan
produksi total yang akan berkurang seiring dengan pertambahan faktor produksi
variable ditambah secara terus menerus.
Faktor Faktor Produksi Total Padi Tambahan Hasil
Produksi Tetap ProduksiVariabel (Produksi
(Tanah ) (Tenaga Kerja) Marginal)

1 1 8 8
1 2 18 10
1 3 30 12
1 4 45 15
1 5 55 10
1 6 63 8
1 7 70 7
1 8 70 0
1 9 60 - 10
1 10 50 - 10
TABEL 1. TAMBAHAN HASIL PRODUKSI PADI

Berdasarkan Tabel 1 diatas, dapat disimpulkan bahwa pertambahan produksi


total ini semakin sedikit seiring terus terjadinya pertambahan tenagan kerja. Namun,
jumlah pertambahan produksi total (produksi marginal) ini semakin sedikit. Pada saat
ada satu tenaga kerja, produksi total yang dihasilkan adalah delapan. Jika tenaga kerja
ditambah menjadi dua orang, produksi total meningkat menjadi 18, berarti produksi
marginal sebanyak 10.
Tambahan produksi ini biasa disebut produksi marginal tenaga kerja, yaitu
tambhan produksi akibat bertambahnya satu satuan tenaga kerja. Dari tabel tersebut
juga diketahui bahwa sifat dari produksi marginal adalah pada awalnya meningkat
sejalan dengan meningkatnya produksi total dan mencapai puncaknya saat produksi
total mencapai titik maksimum. Setelah mencapai puncaknya, produksi marginal akan
terus menurun bahkan bisa mencapai angka negatif
Hukum yang diungkapkan oleh J. Turgot ini berbunyi :
“Apabila faktor variabel ditambah dengan tambahan yang sama secara terus menerus
terhadap factor produksi tetap, maka hasil produksi seluruhnya akan bertambah
hingga pada tingkat tertentu, kemudian hasil itu akan berkurang”
1.8.2 Produksi Jangka Panjang
Produksi dalam jangka panjang bukan berarti proses produksi yang dilakukan
membutuhkan waktu yang panjang. Jangka panjang yang dimaksudkan dalam artian
ini adalah semua variable yang digunakan dalam produksi berubah – ubah.

1.9 Fungsi Produksi


Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran
(output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa
diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu
saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan
satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain.

1.10 Perilaku Produsen Dalam Kegiatan Perekonomian


1.10.1 Bagi Masyarakat
Manfaat yang diberikan oleh tanggung jawab sosial produsen kepada
masyarakat adalah beberapa kepentingan dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.
Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh
perusahaan sangatlah jelas. Selain beberapa kepentingan masyarakatdiperhatikan oleh
perusahaan, masyarakat juga akan mendapatkan pandanganbaru mengenai hubungan
perusahaan dengan masyarakat. Hubunganmasyarakat dan dunia bisnis tidak lagi
dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang
tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat dan
lingkungan yang lebih baik.
1.10.2 Bagi Pemerintah
Pemerintah sebagai pihak yang bertugas mengubah tatanan masyarakat kearah
yang lebih baik akan mendapat partner untuk menjalankan sebagian tugas pemerintah
dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Dalam hal ini adalah perusahaan
atau organisasi bisnis.
Pemerintah sebagai pihak yang mempunyai legitimasi untuk mengubahtatanan
masyarakat ke arah yang lebih baik akan mendapatkan partner dalam mewujudkan
tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapatdijalankan oleh anggota
masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi .

1.11 Kegiatan Produksi bagi produsen


1.11.1 Perencanaan
Seorang produsen harus mempunyai rencana-rencana tentang tujuan dan apa
yang sedang atau akan dicapai. Perencanaan yang baik harus memenuhi persyaratan
berikut ini :
1. Faktual dan realistis; artinya apa yang dirumuskan sesuai fakta dan wajar
untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
2. Logis dan rasional; artinya apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal
sehingga perencanaan dapat dijalankan.
3. Fleksibel; artinya perencanaan yang baik adalah yang tidak kaku yaitudapat
beradaptasi dengan perubahan di masa yang akan datang.
4. Komitmen; artinya perencanaan harus melahirkan komitmen terhadapseluruh
isi perusahaan (karyawan dan pimpinan) untuk bersama-sama berupaya
mewujudkan tujuan perusahaan.
5. Komprehensif; artinya perencanaan harus menyeluruh dan meng-akomodasi
aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan.
1.11.2 Pengorganisasian
Produsen harus dapat mengalokasikan keseluruhan sumberdaya yang ada
(dimiliki) oleh perusahaan untuk mencapai tujuandan rencana perusahaan yang telah
ditetapkan. Dalam peng-organisasian ini, rencana dan tujuan perusahaan diturunkan
dalamsebuah pembagian kerja yang terdapat kejelasan tentang bagaimanarencana dan
tujuan perusahaan akan dilaksanakan, dikoordinasikan ,dan dikomunikasikan.
1.11.3 Pengarahan
Langkah berikutnya yang harus dilakukan produsen adalah bagaimana
keseluruhan rencana yang telah diorganisir tersebut dapat diimplementasikan. Agar
rencana terwujud, produsen wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
1.11.4 Pengendalian
Produsen harus tetap mengontrol apa yang tlah dilakukan. Karena ini
bersangkutan dengan pencapaian tujuan. Walaupun semua rencana yang telah
ditetapkan berjalan dengan lancar, belum tentu tujuan yang diinginkan terwujud
dengan sendirinya. Maka dari itu diperlukan pengendalian dan pengawasan dari
produsen atau pengusaha yang bersangkutan agar tujuan tersebut dapat mencapai
tujuan.
1.12 Perilaku produsen yang merugikan masyarakat dan yang mengutamakan
kepentingan masyarakat
Indonesia sebagai Negara agraris yang memiliki berbagai macam jenis beras,
seperti beras merah, beras hitam dan beras putih dengan berbagai manfaat di dalam
beras tersebut yang menjadikan masyarakat Indonesia kecanduan akan beras yang
telah diolah (nasi), sehingga muncul istilah “kalau belum makan nasi artinya belum
makan”. Karena itulah penjual beras di Indonesia bisa di bilang banyak, dengan
berbagai jenis beras dari berbagai jenis merk,sehingga pengaruh terhadap kebutuhan
pokok tinggi.
Sebagai negara yang mengkonsumsi beras tertinggi di dunia, kebutuhan
masyarakat Indonesia akan beras sangatlah tinggi. Hal itu yang sering dimanfaatkan
oleh produsen yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan lebih
dengan cara curang. Produsen curang tersebut membeli beras dengan kualitas buruk
lalu memutihkannya dan menyemprotkan aroma pandan sehingga terlihat seperti
beras kualitas super. Lalu mereka juga memalsukan merk. Dan pada akhirnya
masyarakatlah (konsumen) yang harus pintar pintar memilih beras ataupun barang
yang akan di konsumsi.
BAB III
PENUTUP
1.13 Kesimpulan
1. Produsen ialah orang yang menciptakan atau menghasilkan barang dan jasa untuk
dijual atau dipasarkan demi tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
2. Produksi adalah sesuatu yang berkaitan dengan penambahan nilai guna suatu objek.
3. Tujuan produksi adalah menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, meningkatkan nilai guna barang atau jasa, meningkatkan kemakmuran
masyarakat, memperoleh keuntungan sebesar - besarnya.
4. Faktor-faktor produksi diantaranya adalah, faktor produksi sumber daya alam (
Natural resources), faktor produksi tenaga kerja ( Labour ), faktor produksi
kewirausahaan (Enterpreneurship), faktor produksi modal (Capital)
5. Pola perilaku produsen diantaranya produksi jangka pendek yaitu terdapat satu faktor
produksi yang bersifat tetap sedangkan faktor produksi lainnya bersifat variabel
(berubah - ubah)., dan produksi jangka panjang adalah semua variable yang
digunakan dalam produksi berubah – ubah.
6. Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran
(output).
7. Perilaku produsen dalam kegiatan perekonomian terdapat bagi masyarakat dan bagi
pemerintah, bagi masyarakat adalah beberapa kepentingan dan kebutuhan masyarakat
terpenuhi, sedangkan bagi pemerintah, pemerintah sebagai pihak yang bertugas
mengubah tatanan masyarakat kearah yang lebih baik akan mendapat partner untuk
menjalankan sebagian tugas pemerintah dalam mewujudkan tatanan masyarakat
tersebut.
8. Kegiatan produksi bagi produsen meliputi beberapa tahap yaitu tahap perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
1.14 Saran
Disarankan kepada pemakalah selanjutnya, untuk membuat makalah mengenai
Penerapan Konsep Perilaku Produsen dalam Pelayanan Kesehatan dengan menggunakan
sumber-sumber yang terpercaya dan informasi yang akurat dan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
https://nayaakyasazilvi.files.wordpress.com/2014/07/contoh-rpp-2013.docx

http://tryaandani.blogspot.co.id/2012/03/perilaku-produsen.html

http://zakwaan-priaji.blogspot.co.id/2013/07/tujuan-produksi-dan-perilaku-produsen.html

Anda mungkin juga menyukai