Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Determinan Sosial dalam Kesehatan Masyarakat

KELOMPOK III

1. Annisa Late Ramadhani (1511211004)


2. Nidya Yulistira (1511211037)
3. Intan Rabbul Izzati Dasian (1511211042)
4. Muhammad Rinaldo (1511211049)

Dosen Pengampu
Ade Suzana E.P, SKM, M.Comm. Health Sc., Ph.D (AS)

Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
nikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan judul “Determinan Sosial dalam Kesehatan Masyarakat”.
Selanjutnya shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat
muslim sedunia, yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman
jahiliyah hingga zaman berilmu yang dapat kita rasakan seperti saat sekarang ini.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah
Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Ade Suzana E.P, SKM, M.Comm. Health Sc., Ph.D (AS) dan semua rekan
kelompok tiga yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran
dan kritikan pembaca terhadap makalah ini penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang
akan datang.

Padang, Agustus 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1

BAB II........................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

2.1 Defenisi Determinan Sosial dalam Kesehatan Masyarakat ......................................... 2

2.2 Determinan perilaku dalam kesehatan masyarakat ..................................................... 3

2.3 Model determinan sosial dalam kesehatan masyarakat............................................. 11

BAB III .................................................................................................................................... 12

PENUTUP................................................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 12

3.2 Saran .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan sala satu hal yang paling penting ddalam menunjang kegiatan
kita sehari-hari. Untuk mewujudkan sehat tidaklah mudah, banyak faktor-faktor yang
mempengarui serta membuat sehat itu sulit untuk diciptakan. Akan tetapi kebijakan-
kebijakan pemerintah serta kesadaran diri merupakan hal yang patut diperhatikan untuk
mewujudkan pembangunan kesehatan. Untuk itu perlunya keikutsertaan serta berani
mengambil peran dalam proses pembangunan kesehatan sangat diharapkan. Masyarakat yang
peduli akan kesehatan dan sadar akan hidup sehat, tempat pelayanan kesehatan yang baik dan
merata, akses yang mudah serta biaya yang terjangkau adalah beberapa contoh pembangunan
kesehatan yang sukses. Namun melihat keadaan sekarang ini, penyakit jantung, anak yang
kurang gizi, kemiskinan, diare dan banyak lainnya merupakan cermin untuk kita. Perlunya
penataan yang baik dari segi kebijakan maupun kesadaran masyarakat akan berpengaruh
besar dalam hal pembangunan kesehatan.

Masalah kesehatan menjadi prioritas penting karena berpengaruh pada tingkat


produktivitas seseorang ataupun kelompok. Banyak faktor yang mempengaruhi serta
membuat tingkat kesehatan itu baik atau tidaknya. Maka dari itu kita perlu mengetahui
determinan apa saja yang mempengaruhi kesehatan agar kita dapat meningkatkan derajat
kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi determinan sosial dalam kesehatan masyarakat?
2. Bagaimana determinan perilaku dalam kesehatan masyarakat?
3. Apa saja model determinan sosial dalam kesehatan masyarakat?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi determinan sosial dalam kesehatan masyarakat.
2. Mengetahui bagaimana determinan perilaku dalam kesehatan masyarakat.
3. Mengetahui apa saja model determinan sosial dalam kesehatan masyarakat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Determinan Sosial dalam Kesehatan Masyarakat

 Determinan adalah istilah inklusif yang merujuk kepada semua faktor, baik fisik,
biologi, perilaku, sosial, maupun kultural yang mempengaruhi kesehatan dan
terjadinya penyakit.

 Konsep determinan kesehatan mencakup faktor risiko dan kausa.

– Faktor risiko adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam (atribut) atau dari
luar (paparan) yang berhubungan dengan meningkat¬nya probabilitas
terjadinya suatu penyakit. Atribut adalah karakteristik intrinsik dari individu
(misalnya, umur, jenis kelamin, kerentanan genetik, status imunitas, berat
badan). Sedang paparan (exposure) adalah faktor risiko ling¬kungan di
luar individu (misalnya, agen infeksi, agen toksik, nutrisi, perumahan,
pekerjaan).

– Kausa adalah kombinasi dari faktor-faktor risiko ter¬sebut, yang secara


sendiri atau bersama (multifaktor), pada suatu saat di dalam siklus hidup
individu, menghasilkan suatu penyakit pada individu tersebut.

 Determinan sosial-ekonomi kesehatan adalah kondisi-kondisi sosial dan ekonomi


yang melatari kehidupan seorang, yang mempengaruhi kesehatan.

 Determinan hilir dan hulu bagi kesehatan individu & populasi

– Determinan hilir (proksimal, mikro) dan hulu (distal, makro) sebagai


lingkungan mempengaruhi kesehatan individu dan populasi sepanjang hayat

– Determinan kesehatan tidak terletak di satu tingkat, melainkan beberapa


tingkat (multilevel).

– Tidak terjebak pada cara pandang yang sempit, terlalu simplistik, yang
mereduksi kausa kesehatan hanya terletak di tingkat hilir (proksimal), yakni
tingkat biologis-medis.

2
Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku
merupakan resultansi dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Pada
garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek, yakni aspek fisik, psikis, dan
sosial. Akan tetapi dari tiga aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam
mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terinci perilaku manusia sebenarnya
merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, spertti pengetahuan, keinginan, kehendak,
minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya.

Namun demikian pada realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan yang
menentukan peilaku seseorang. Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan tersebut
ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, diantaranya adalah faktor pengalaman,
keyakinan, sarana fisik, sosio-budaya masyarakat. Proses terbentuknya perilaku ini dapat
diilustrasikan seperti gambar pada di bawah ini.

Pengetahuan
Pengalaman
Persepsi
Keyakinan
Sikap Perilaku
Fasilitas
Keinginan
Sosio-Budaya
Kehendak
Motivasi
Niat

2.2 Determinan perilaku dalam kesehatan masyarakat


Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap determinan perilaku dari
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan, antara lain:
1. Teori Lawrence Green
Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku
(behavior causes) dan fakor di luar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya
perilaku itu sendiri ditentukan atau terentuk dari 3 faktor.

3
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang teujud dalam
pengetahuan, sikap, kepecayaan, keyakinan, nila-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor-aktor pendukung (enabling factors), yang terjud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.
c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factor) yang terrujudd dalam sikap dan
perilak petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok
referensi dari peilaku masyarakat.
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

B = f (PF,EF,RF)

Keterangan:
B = Behavior
PF = Presdisposing factors
EF = Enabling factors
RF = Reinforcing factors
f = fungsi

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan


ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan
perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.

Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat


disebabkan karena oarng tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi
bagi anaknya (presdisposing factors). Tetapi barangkali juga karena rumahnya jauh
dengan posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya (enabling
factors). Sebab lain mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat
lain di sekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya (reinorcing actors).

2. Teori Snehandu B. Kar

Kar mencoba menganalisis perilaku kesehaan dengan betitik-tolak bawa peilaku itu
meupakan fungsi dai:

a. Niat seseorang untuk betindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan


kesehatannya (behavior intention)

4
b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social-support)

c. Adanya atau tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan


(accessebility of inormation)

d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau
keputusan (personal autonomy)

e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action


situation).

Uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

B = f (BI, SS, AL, PA, AS)

Keterangan:

B = Behavior

F = fungsi

BI = Behavior intention

SS = Social support

AI = Accessebility of Information

PA = Personal Autonomy

AS = Action situation

3. Teori WHO

WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :

1. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling)

Hasil pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan seseorang, atau lebih tepat


diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus,
merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku. Seorang istri akan pergi
ke Puskesmas untuk menggunakan alat kontrasepsi, dengan dasar pertimbangan
untung ruginya, manfaatnya, sumber daya atau uang yang tersedia, dan
sebagainya.

5
2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai
(personal references) .

Di dalam masyarakat di mana sikap paternalistik masih kuat, maka perubahan


perilaku acuan (referensi) yang pada umumnya adalah para tokoh masyarakat
setempat. Misalnya orang mau menggunakan alat kontrasepsi apabila tokoh
masyarakat disekitarnya sudah terlebih dahulu menggunakan alat kontrasepsi.

3. Sumber daya (resources)

Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku


seseorang atau masyarakat. Kalau dibandingkan dengan teori Green, sumber daya
ini adalah sama dengan faktor enabling (sarana dan prasarana atau fasilitas).
Misalnya seorang ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi tetapi karena fasilitas
dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai sehingga ibu tersebut tidak
memungkinkan untuk menggunakan alat kontrasepsi.

4. Sosio budaya (culture)

Sosio budaya setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya


perilaku seseorang. Faktor sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk
terbentuknya perilaku seseorang. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku tiap-tiap
etnis di Indonesia yang berbeda-beda, karena memang masing-masing etnis
mempunyai budaya yang berbeda yang khas. Misalnya suku Batak yang merasa
tidak lengkap apabila tidak ada anak laki-laki.

4. Teori H. L Bloom

Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan.
Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga
spiritual dan sosial dalam bermasyarakat.Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini
diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh.H.L Blum
menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya
masalah kesehatan.
Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya
4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau
masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh
terhadap kesehatan adalah:
6
 Lingkungan
 Perilaku
 Pelayanan kesehatan, dan
 Keturunan atau herediter
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan
perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.Diantara faktor tersebut faktor perilaku
manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar
ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan.Hal ini disebabkan karena faktor
perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena
lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.
1. keadaan lingkungan yan optimum sehingga berpengaruh positif pada
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Adapun yang dimaksud
dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau
mengoptimumkan lingkunganhidup manusia agar merupakan media yang baik
untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup
didalamnya.
Contoh kasus : sering terjadinya banjir di Jakarta, hal ini dikarenakan daerah
resapan air tidak mampu menampung curah hujan. Kenapa, karena
pembangunan yang tidak terkendali. Banjir
menyebabkan banyak penyakit, seperti diare atau penyakit kulit. Lempar
tanggung jawab sudah hal yang biasa terjadi apabila bencana banjir tiba. Laju
pertumbuhan penduduk yang semakin banyak, ini berarti limbah yang
dikeluarkan juga semakin banyak ( tinja ), apabila hal ini tidak diatasi dengan
serius maka akan menjadi suatu masalah seperti pencemaran air, kondisi udara
yang tidak baik, dll. Pembuangan limbah pabrik menjadi suatu hal yang serius,
karena limbah yang mencemari lingkungan hidup akan berdampak negatif
bahkan sampai dengan penyakit serius.
2. peranan penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2014. Hal ini dikarenakan
budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri
masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Diperlukan suatu program untuk
menggerakan masyarakat menuju satu misi Indonesia Sehat 2014. Sebagai
tenaga motorik tersebut adalah orang yang memiliki kompetensi dalam
menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan masyarakat.

7
Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan budaya
menjaga lingkungan yang bersih dan sehat. Pembuatan peraturan tentang
berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan pembinaan untuk menumbuhkan
kesadaran pada masyarakat. Masyarakat yang sadar akan kesehatan akan
menumbuhkan optimisme kemajuan bangsa ini, dikarenakan tingkat
produktifitasnya diharapkan akan membaik. Dalam menuju Indonesia sehat
2014 maka perlu adanya penyuluhan, motivasi, serta tindakan yang menjadi
contoh serta menggerakan masyarakat agar terbiasa hidup sehat. Beberapa
kegiatan yang mungkin kita lakukan seperti: berolah raga, tidur, merokok,
minum, dll. Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang bagus dari sejak
awal, hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh.Sekali-kali atau
dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lama, kita bebas melakukan
kebiasaan-kebiasaan harian.Namun, bagaimanapun juga sikap yang tidak
berlebihan merupakan suatu keharusan agar benar-benar sehat.Tubuh kita
memerlukan tidur, olah raga, dan rutinitas yang sehat dalam jumlah tertentu
untuk mempertahankan kesejahteraannya.

3. Faktor Pelayanan Kesehatan Sistem pelayanan kesehatan masyarakat mencakup


pelayanan kedokteran (medical service) dan pelayanan kesehatan masyarakat
(public health service). Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sub-sistem pelayanan kesehatan, yang tujuannya adalah pelayanan
preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan
masyarakattidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan). Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat sangat besar peranannya, sebab di puskesmaslah akan ditangani
masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Terjangkaunya
tempat pelayanan kesehatan sangatlah penting, agar pemanfaat pelayanan
tersebut bisa di gunakan secara optimal oleh masyarakat. Namun kita ketahui
saat ini, masyarakat lebih percaya ke rumah sakit daripada ke puskesmas, ini
dikarenakan keahlian ataupun tenaga medis yang ada di puskesmas kurang
dibandingkan yang ada di rumah sakit. Hal ini menjadi tanda tanya, kenapa
terjadi perbedaan kualitas antara swasta dengan negri. Sebenarnya banyak
program pemerintah yang memberi kemudahan untuk masyarakat kurang

8
mampu seperti jamkesmas, namun muncul keluhan dengan program – program
yang ada, seperti kesulitan mengurus kartu jamkesmas dan adanya rumah sakit
yang menolak rakyat miskin, dll. Perlunya pengawasan serta kontrol yangbaik
akan membuat program yang ada berjalan lebih baik.

4. Faktor keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia
dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan, diantaranya
diabetes melitus, asma bronhiale, dsb. Nasib suatu bangsa ditentukan oleh
kualitas generasi mudanya.Oleh sebab itu kita harus terus meningkatkan kualitas
generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki kreatifitas
tinggi dalam membangun bangsanya. Dalam hal ini kita harus memperhatikan
status gizi balita sebab pada masa inilah perkembangan otak anak yang menjadi
asset kita dimasa mendatang.Namun masih banyak saja anak Indonesia yang
status gizinya kurang bahkan buruk.Padahal potensi alam Indonesia cukup
mendukung.oleh sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan
peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan. Utamanya program
Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya
program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat
dapat tertangani.

Selain faktor – faktor yang telah dirumuskan oleh Blum tersebut masih ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kesehatan seseorang ataupun kelompok. Seperti :

1. Faktor makanan

Makanan merupakan modal utama untuk menjaga agar tubuh bisa bekerja dengan
baik atau dengan kata lain sehat. Karena tubuh kita memerlukan zat – zat yang
gunanya untuk memberi asupan kepada organ atau sistem di tubuh kita. Oleh karena
itu perlunya makanan yang bergizi baik serta lengkap untuk memenuhi kebutuhan
tubuh kita sangatlah penting.
2. Faktor pendidikan

Pengetahuan akan hidup sehat serta wawasan yang memadai untuk paham akan
pentingnya hidup sehat dapat dilihat dari pendidikan seseorang tersebut, biasanya
orang yang memiliki pendidikan atau pengetahuan yang tinggi sadar akan menjaga
kesehatan, hal ini dapat meminimalkan orang tersebut jatuh sakit. Berbeda dengan

9
orang yang kurang ( dalam hal ini pendidikan yang diterimanya sedikit ), mereka
lebih rentan terkena penyakit, ini dikarenakan kurang pahamnya menjaga kesehatan.

3. Faktor ekonomi

Kemiskinan atau kurang mampunya seseorang dikarenakan tingkat pendapatannya


kurang dapat memicu terjadinya suatu penyakit,contohnya balita yang kekurangan
gizi, ini dikarenakan tidak adanya uang untuk membeli atau menyediakan makanan
bergizi untuk balita tersebut.

4. Faktor latar belakang budaya

Budaya merupakan salah satu aspek kehidupan sosial kita, pengaruh budaya cukup
kental dalam kesehatan dikarenakan telah mendarah daging ( telah dilakukan secara
turun – temurun) seperti suku badui yang melarang memakai alas kaki, hal ini cukup
beresiko apabila terkena penyakit fillariasis.

5. Faktor usia

Salah satu yang mempengaruhi daya tahan tubuh manusia adalah usia. Semakin tua
umur seseorang maka daya tahan tubuhnya semakin melemah, ini dikarenakan sel
ataupun jaringan pada tubuh manusia tidak bisa bekerja secara maksimal lagi.

6. Faktor emosional

Emosional merupakan hal yang menggambarkan suasana kejiwaan orang tersebut, ini
dapat mempengaruhi bila tidak bisa di kendalikan secara baik, misalnya stres yang
berkepanjangan, dapat membuat orang tersebut sakit bahkan bisa menjadi masalah
kejiwaan yang serius (sakit jiwa/ gila).

7. Faktor agama atau kepercayaan

Agama atau sebuah kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang secara tidak langsung
akan membuat seseorang tersebut menjadi sadar akan kesehatan, seperti kita tahu
islam mengajarkan kita untuk hidup sehat “anna ghafatul minal iman” atau
“kebersihan adalah sebagian dari iman”

10
2.3 Model determinan sosial dalam kesehatan masyarakat

1. Seleksi sosial

Perspektif ini menjelaskan bahwa kesehatan mempengaruhi posisi sosio-ekonomi, bukan


posisi sosio-ekonomi mempengaruhi kesehatan. Kesehatan memberikan pengaruh kuat
kepada individu dalam mencapai posisi sosial (misalnya, pendapatan), sehingga
menghasilkan pola mobilitas sosial, di mana individu-individu yang tidak sehat akan
bergeser ke bawah, dan individu-individu sehat bergerak ke atas.dalam mobilitas sosial
tersebut

2. Kausasi sosial

Perspektif ini menjelaskan bahwa posisi sosial mempengaruhi kesehatan melalui faktor-
faktor antara. Kelompok faktor utama yang telah diidentifikasi memiliki peran penting
dalam memerantarai terjadinya kesenjangan kesehatan adalah faktor material, psikososial,
dan perilaku dan/ atau faktor biologi.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

 Determinan adalah istilah inklusif yang merujuk kepada semua faktor, baik fisik,
biologi, perilaku, sosial, maupun kultural yang mempengaruhi kesehatan dan
terjadinya penyakit.

 Faktor determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan
resultansi dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Pada
garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek, yakni aspek fisik, psikis,
dan sosial.

 Beberapa teori yang telah dicoba untuk mengungkap determinan perilaku dari analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan, antara lain, teori Lawrence Green,teori Snehandu B. Kar, teori
WHO, teori H. L Bloom

3.2 Saran

Kami sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari
materi tentang determinan sosial dalam kesehatan masyarakat.

Dan harapan kami makalah ini tidak hanya berguna bagi kami tetapi juga berguna
bagi semua pembaca. Terakhir dari kami walaupun makalah ini kurang sempurna kami
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

http://dokumen.tips/documents/determinan-kesehatan-masyarakat.html. Diakses pada


tanggal 21 Agustus 2016, pukul 15:58 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai