Oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
limpahan nikmat dan karunia-Nya, akhirnya kami selaku penulis mampu
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa ada halangan sesuatu
apapun. Tak lupa penulis panjatkan sholawat serta salam pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, karena melalui tangan beliaulah, Allah menurunkan nikmatnya
pada kita semua, sehingga kita bisa merasakan nikmatnya hidup saat ini.
Adapun tujuan utama kami menulis makalah yang bertemakan “Public
Relations” ini adalah untuk melengkapi mata kuliah Komunikasi Perkantoran. Di
samping itu, penulisan makalah ini juga menjadi rujukkan untuk kami selaku
mahasiswa untuk mempertebal wawasan keilmuan kita tentang apa itu Public
Relations.
Harapan kami selaku penulis, semoga dengan adanya makalah yang singkat
ini bisa membantu pembaca dalam memahami apa itu Public Relations, serta
membantu kemudahan pembelajaran mata kuliah Komunikasi Perkantoran secara
khususnya.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini belum terbilang dalam kata
sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
2.6.3 Langkah Evaluasi.................................................................................... 52
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 61
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 61
3.2 Saran ................................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 62
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, peran public relations sudah dianggap penting bagi
sebuah lembaga/organisasi baik pemerintah maupun swasta. Timbulnya
persaingan-persaingan yang bersifat kompetitif menuntut lembaga/organisasi
pemerintah maupun swasta tersebut untuk mampu bersaing ketat mempertahankan
serta memajukan lembaganya/organisasinya tersebut. Salah satunya adalah dalam
menjalin hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan masyarakat yang tidak
bisa diabaikan begitu saja, karena tanpa adanya hubungan baik antara lembaga/
organisasi dengan masyarakatnya, maka tidak akan tercipta suasana yang
kondusif serta keterbukaan dan penerimaan dari masyarakat mengenai segala hal
yang berhubungan dengan lembaga/organisasi termasuk kebijakan-kebijakan dari
lembaga tersebut. Maka dari itu banyak lembaga/organisasi pemerintah maupun
swasta yang sekarang ini membutuhkan peran public relations.
1
2
Sekarang ini tugas public relations sudah semakin komplek, tidak hanya
berperan membentuk citra lembaga/organisasi namun juga sebagai komunikator
yang baik bagi masyarakat ekstern maupun intern. Seorang public relation pun
dituntut tidak hanya mementingkan penampilan fisik/luarnya saja namun yang
paling penting adalah seorang public relation harus mempunyai kemampuan
berkomunikasi yang baik serta pandai bergaul dengan publik. Sehingga dengan
adanya public relations dalam sebuah lembaga/organisasi diharapkan akan mampu
memperlancar jalannya interaksi serta pemberian informasi dari lembaga kepada
masyarakat ekstern dan intern secara aktual dan faktual tentang suatu
kegiatan/kebijakan yang dibuat oleh lembaga/organisasi.
Satu pertanyaan penting dalam hal ini adalah siapakah khalayak ayau
publik humas itu, atau dengan kata lain khalayak yang mana yang menjadi targer
pelayanan humas. Apakah humas harus melayani semua lapisan masyarakat.
Pemahaman yang terjadi selama ini adalah humas bertugas melayani masyarakat
umum. Anggapan bahwa humas bertugas melayani masyarakat umum mungkin
bisa jadi benar pada masa lalu dimana perkembangan sosial,ekonomi, politik
masyarakat tidak semaju dan serumit saat ini. Pada masa lalu, humas mungkin
hanya melayani wartawan secara umum dan sibuk mempersiapkan berbagai
kegiatan seremonial yang melibatkan masyarakat umum.
5
6
Saat ini humas sudah harus memilih unsur atau segmen masyarakat
tertentu sebagai khalayaknya yang sengaja dipilih untuk lebih mengefektifkan
penerimaan pesan-pesan. Perkembaangan mutakhir menunjukan humas dituntut
untuk memiliki latar belakang atau oengetahuan tertentu untuk dapat
berkomunikasi secara lebih efektif dengan khalayaknya yang khusus itu.
Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations, ruang lingkup pada
dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu :
Dengan demikian, ruang lingkup pekerjaan humas dapat dibagi menjadi enam
bidang pekerjaan, yaitu:
1. Publisitas
2. Pemasaran
3. Public Affairs
4. Manajemen isu
5. Lobi
6. Hubungan investor
7
2.1.1 Publisitas
Salah satu kegiatan yang sering dilakukan humas adalah publisistas yaitu
kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau perusahaan di
media massa. Dengan kata lain, publisitas adalah upaya orang atau organisasi agar
kegiatannya diberitakan media massa. Publisitas lebih menekankan pada proses
komunikasi satu arah sedangkan humas adalah komunikasi dua arah. Publisitas
merupakan salah satu alat dalam kegiatan humas, namun humas tidak akan dapat
berbuat banyak tanpa ada publisitas.
1. Berita pada halaman ekonomi surat kabar mengenai peningkatan laba suatu
perusahaan
2. Berita di media massa yang melaporkan kegiatan penghijauaan yang
dilaksanakan satu perusahaan
3. Laporan feature di suatu majalah mengenai penemuan obat terbaru produksi
suatu perusahaan farmasi
4. Berita mengenai rencana pementasan musisi terkenal di suatu daerah yang
diselenggarakan suatu perusahaan pertunjukan
5. Berisi peresmian pabrik baru suatu perusahaan otomotif
Press agentry
2.1.2 Pemasaran
Banyak orang saat ini sulit membedakan anatara fungsi humas dan fungsi
pemasaran. Tawaran pekerjaan untuk posisi public relations representatives,
misalnya, seringkali dalam praktiknya adalah melakukan kegiatan penjualan dari
rumah ke rumah. Pada beberapa perusahaan kecil, pekerjaan humas, dan
pemasaran dilakukan oleh orang yang sama tanpa perlu membedakan di anatara
kedua fungsi tersebut. Hal ini seringkali membingungkan. Sebagian orang bahkan
menganggap bahwa tidak ada perbedaan di anatara keduanya. Pada kenyataanya
banyak orang yang bekerja pada bagian humas pada suatu perusahaan, namun
banyak sekali menghabiskan waktu mereka untuk mendukung tugas pemasaran.
Misalnya memperkenalkan barang atau jasa baru, memublikasikan
penggunaannya, serta ikut serta dalam menentukn strategi pemasaran.
Iklan
Iklan adalah alat yang sangat penting dalam pemasaran. Bagian humas
suatu organisasi atau perusahaan adakalanya cukup sering menangani penempatan
iklan di media massa. Hal ini kemudia menimbulkan anggapan bahwa kegiatan
humas dan kegiatan memasang iklan adalah sama. Kita dapat mendefinisikan
iklan sebagai information placed in the media by an identified sponsor that pays
fot the time or space. It is a controlled metbod of placing messages in the media.
(iklan adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor yang diketahui
membayar untuk waktu dan tempat yang disediakan. Iklan merupakan metode
terkontrol untuk menempatkan pedan pada media.
organisasi atau perusahaan untuk melihat kecenderungan isu atau opini publik
yang muncul dilakukan melalui riset atau penelitian. Dengan demikian,
manajemen isu adalah segala segala sesuatu yang berkenaan dengan riset
kehumasan.
Kerry Tucker dan rekan (1993) memiliki definisi yang lebih panjang yang
juga mencakup hal-hal yang berbeda di luas humas. Management isu adalah
proses manajemen yang memiliki tujuan membantu memelihara pasar,
mengurangi risiko, menciptakan kesempatan serta mengelola citra sebagai suatu
13
2.1.5 Lobi
Di indonesia kerap terjadi aksi demonstrasi atau unjuk rasa ketika suatu
rancangan undang-undang yang dinilai merugikan masyarakat tertentu akan
disahkan menjadi hukum resmi yang mengikat. Hal ini disebabkan karena aspirasi
masyarkat kurang tersalur atau tidak tertampung dalam proses penyusunan
peraturan perundang-undangan. Pembuatan undang-undang sepertinya menjadi
urusan pemerintah dan DPR saja padahal undang-undang menyangkut masyarakat
banyak.
Jika kita meninjau pada pengertian lobi, maka lobi dapat didefinisikan
sebagai berikut: Lobbying is a specialized part of public relations that builds and
maintains relations with goverment primarily for the purpose of influencing
legislation and regulation.( lobi adalah bidang khusus humas yang membangun
dan memelihara hubungan dengan pemerintah utamanya untuk tujuan
memengaruhi peraturan dan perundang-undangan). Seorang lobyis harus
memahami proses pembentukan undang-undang mengerti bagaimana lembaga
pemerintah bekerja dan mengenal dengan baik dengan anggota parlemen dan juga
pejabat pemerintah. Di amerika, seorang lobyis biasanya adalah mantan pengacara
yang memiliki koneksi luas, mantan pejabat pemerintah, mantan politisi atau
asisten politisi atau orang lainnya yang memiliki hubungan baik dengan para
pembuat keputusan di pemerintah. Jarang sekali seorang lobyis berasal dari latar
14
belakang humas. Hal ini menyebabkan para lobyis sering dituding sebagai orang
yang menjual pengaruhnya saat masih menjabat di pemerintah kepada pihak lain
yang membutuhkan bantuan untuk memengaruhi mantan sejawat mereka yang
masuh bekerja sebagai pejabat pemerintah.
Menurut Cutlip dan rekan tugas hubungan investor adalah meningkatkan nilai
saham perusahaan dan mengurangi biaya modal dengan cara meningkatkan
kepercayaan pemegang saham dan dengan membuat saham perusahaan menjadi
menarik bagi para investor individu dan investor institusi sera para analisis
keuangan. Cutlip merinci tugas investor relations sebagai berikut:
Ruang lingkup pekerjaan humas dalam sebuah lembaga secara garis besar
adalah sebagai berikut (Kriyantono, 2008:23-25):
humas sebagai sumber berita dan humas butuh media sebagai sarana
penyebar informasi serta pembentuk opini publik.
6. Lobbying, keahlian dalam lobbying dan negosiasi dibutuhkan pada saat
terjadi krisis manajemen untuk mencapai kata sepakat diantara pihak yang
bertikai.
7. Social Investment, pekerjaan humas untuk membuat program-program yang
bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial.
Kelima tipe aktivitas tersebut merupakan fungsi yang spesifik dari lapangan
publik relations. Namun, ada pula istilah publik affairs yang dipakai untuk
membedakannya dari kelima tipe aktivitas tersebut. publik affairs biasanya
digunakan untuk menjelaskan komunikasi yang lebih fokus pada (agensi)
pemerintah sebagai pembeda dari komunikasi dengan media, komunitas dan
semacamnya.
Sementara itu Ralph Tench dan liz Yeomans menyebutkan lebih banyak
jenis-jenis aktivitas publik relations sebagaimana dalam tabel di bawah ini
Relations pun diarahkan melalui dua macam tugas, yaitu di dalam dengan sebutan
internal Public Relations, dan di luar dengan sebuta external Public Relations.
Dengan kata lain, Public Relations mengemban tugas atas tujuannya tadi, yaitu
berkomunikasi ke dalam dengan public intern, dan ke luar dengan public ekstern.
Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan itu sendiri yang
menjadi target Internal Public Relations, terutama suasana di antara para
karyawannya yang mempunyai hubungan langusng dengan perkembangan badan
atau perusahannya. Kegiatan Public Relations ke dalam perusahaan tersebut
diperlukan unutk memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara para
karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin
dengan akrab dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan
kewajibannya terhadap perusahan.
Tiap anggota dari perusahaan itu, dari tingkat pimpinan sampa dengan
pesuruh, merupakan publc relation officer yang tidak resmi. Mereka harus
menyadari bahwa sebagai anggota atau keluarga dari perusahaan, mereka akan
selalu mendapat sorotan dari public yang ada di luar. Sikap, sifat, tingkah laku,
dan perbuatan seorang karyawan atau keluarganya dapat mempengaruhi nama
baik instansi atau perusahaan dimana mereka bekerja. Dengan kesadaran dan
keyakinan tersebut diharapkan muncul kegairahan bekerja dari para pegawainya.
Keadaan demikian dapat diciptakan apabila pimpinan atau majikan selalu
memperhatikan kepentingan para pegawainya. Baik secara ekonomi, sosial,
maupun secara psikologis.
Sebaliknya, perusahaan memerlukan pegawai yang memiliki sifat-sifat
disiplin, penuh tanggung jawab, dan sopan terhadap atasan atau
sesamaanya.Keserasian diantara hubungan para pegawai, baik vertical maupun
horizontal diharapkan akan memperkuat tim kerja dalam perusahaan itu. Tidak
saja terbatas pada para pegawainya yang langsung berada di dalam perusahaan,
keluarganya pun mempunyai andil yang besar dalam memupuk hubungan baik
ini. Ketenteraman dan kesejahteraan keluarga akan selalu menjamin ketenteraman
20
Publisitas (publicity)
Karena tidak diadakan pembayaran, maka bisa saja redaksa media massa
tidak menyiarkannya, dengan alasan beritanya kurang menarik perhatian umum.
Atau meskipun disiarkan, bisa saja diadakan pemotongan terhadap tubuh
beritanya. Dalam hal ini publicity-man (penulis publisitas) terpaksa harus pada
kekuasaan redaksi, tidak seperti pada periklanan. Pada periklanan justru
sebaliknya, redaksi harus patuh pada keinginan pemasang iklan. Redaksi tidak
dibenarkan memotong pesan iklannya, sebab pemasang iklan membayar ongkos
pemasangan iklannya itu.
Publisitas demikian jelas mengandung unsur berita dan iklan. Secara tidak
langusng kegiatan itu merupakan Public Relations External yang baik, yang dapat
menambah rasa simpati publik terhadap yayasan sehingga tergugah hatinya untuk
ikut menyumbang atau menghidupi yayasan itu.
Periklanan (Advertising)
Demonstrasi
Pameran
30
tetapi juga banyak memperoleh opini publik yang bersifat konstruktif, dan
penilian (baik atau buruk) terhadap perusahaan yang bersangkutan, hal tersebut
akan berguna bagi kemajuan perusahaan. Di samping itu, sudah tentu banyaknya
orang yang membeli atau memesan barang-barang yang dipamerkan pun
merupakan indikator berhasilnya suatu pameran.
Sales Promotion
Konperensi Pers
menyenangkan sehingga tertarik untuk menjadi langganan, relasi, dan mitra usaha
dalam perniagaan atau pun pekerjaan di bidang usahanya.
Tugas Public Relation ke dalam maupu ke luar yang memerlukan dana dan
daya tidak sedikit. Namun demikian, akibat dari semua usaha tersebut akan
dirasakan oleh semua pihak, seperti telah diutarakan terdahulu. Bagi perusahaan,
keuntungan diraih dengan naiknya total laba, naiknya kualitas kerja para
karyawan, dan terpeliharanya hubungan baik dengan masyarakat atau pun
publiknya yang ditandai dengan dukungan dari segala pihak. Masyarakat pun
mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Dengan kegiatan Public Relations
tersbut harga pokok suatu barang bida ditekan sehingga memperingan daya beli
masyarakat, di samping hasil produksinya yang sesuai dengan kebutuhan dan
seleranya. Juga apara pegawai perusaahn itu ikut menikmati hasil kegiatan Public
Relations dengan adanya pengingkatan kesejahteraan sosialnya, baik moral
maupun material.
penasihat dalam bidang bisnis, asosiasi non-profit, universitas, rumah sakit dan
organisasi lain. Selain itu, mereka juga membangun dan memelihara hubungan
positif dengan publik. Dalam hubungannya dengan pemerintah, public relations
mengurus kampanye politik, representasi para interest-group, sebagai conflict-
mediation, atau mengurus hubungan antara organisasi tempat mereka bekerja
dengan para investor. Seorang public relation tidak hanya berfungsi untuk
"mengatakan sejarah organisasi", tapi mereka juga dituntut untuk mengerti
tingkah-laku dan memperhatikan konsumen, karyawan dan kelompok lain yang
juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya.
1. Internal Public
2. Eksternal Public”.
1. Internal Public
Seorang public relation juga harus mampu membina hubungan yang baik
dengan penyandang dana dan atau pemegang saham, serta mampu
mengkomunikasikan apa yang terjadi dalam organisasi. Karena sebagai pihak
penyandang dana dan atau pemegang saham, mereka harus selalu tahu
38
2. Eksternal Public
c. Hubungan dengan Media Massa dan Pers (Media & Press Relations)
Hubungan dengan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung atau
media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas
berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi
public relation dengan pihak publik. Tugas public relation terhadap
hubungan dengan media masaa dan pers adalah memberikan informasi
mengenai suatu kegiatan yang dilaksanakan organisasi dimana pada tahap
selanjutnya pers akan menyebarkan informasi tersebut melalui pemberitaan-
pemberitaan kepada masyarakat luas. Dengan hubungan baik dengan media
dan pers, organisasi bisa mengontrol, mencegah, dan meminimalisir
pemberitaan-pemberitaan negatif atau salah tentang perusahaan di media
massa. Hubungan dengan pers dapat dilakukan melalui kontak formal dan
kontak informal. Bentuk hubungan melalui kontak formal antara lain
konfrensi pers, wisata pers (press tour), taklimat pers (press briefing), dan
resepsi pers. Sedangkan bentuk hubungan melalui kontak informal antara
lain keterangan pers, wawancara pers, dan jumpa pers (press gathering).
Strategi Humas di bentuk melalui dua komponen yang saling terkait erat,
yakni sebagai berikut :
Setelah memilih salah satu komponen sarana atau perpaduan dari sarana
strategi Public Relation tersebut, selanjutnya ditentukan sarana taktikal atau
strategi Public Relation melalui program dan fungsi-fungsi manajemen Hmas/
Public Relation/. Hal tersebut dilakukan dengan merujuk kepada salah satu atau
44
a. Strategi Operasional
Melalui pelaksanaan program Humas yang dilakukan dengan pendekatan
kemasyarakatan (sociologi approach), melalui mekanisme social kultural
dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dari opini public atau kehendak
masyarakat terekam pada setiap berita atau surat pembaca dan lain
sebagainya yang dimuat di berbagai media massa.
Artinya pihak Humas mutlak bersikap atau berkemampuan untuk
mendengar (listening), dan bukan sekadar mendengar (hear) mengenai
aspirasi yang ada di dalam masyarakat, naik mengenai etika, moral maupun
nilai – nilai kemasyarakatan yang dianut.
b. Pendekatan Persuasive dan Edukatif
Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik)
dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya
yang bersifat mendidik dan memnerikan penerangan, maupun dengan
melakukan pendekatan persuasive, agar tercipta saling pengertian,
menghargai, pemahaman, toleransi dan lain sebagainya
c. Pendekatan Tanggung Jawab Sosial Humas
Menumbukan sikap tanggung jawab social bahwa tujuan dan sasaran yang
hendak dicapai tersebut bukan ditujukan untuk mengambil keuntungan
sepihak dari public sasarannya (masyarakat), namun untuk memperoleh
keuntungan bersama.
d. Pendekatan Kerja Sama
Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan
berbagai kalangan, baik hubungan ke dalam (internal relations) maupun
hubungan ke luar (eksternal relations) untuk meningkatkan kerja sama.
Humas berkewajiban memasyarakatkan misi instansi yang diwakilinya agar
diterima oleh atau mendapat dukungan masyarakat (public sasarannya).
e. Pendakatan Koordinatif dan Integratif
48
yang menjadi pegangan bagi praktisi Humas untu menyusun berbagai rencana
teknis, dan langkah komunikasi yang akan diambil sehari-hari. Dengan itu,
kegiatan Humas harus menyatu dengan visi dan misi organisasi atau perusahaan.
Sedangkan Operasional merupakan perjalanan atau pengelolaan suatu program
dari sebuah strategi baik secara teknisi maupun menejerialnya, maka Humas
beserta staffnya harus memiliki tanggung jawab serta wewenang untuk menyusun
program atau kegiatan mulai dari pengumpulan data, menganalisi asalah,
kemudian perencanaan samapi pengawasan atau penilaian terhadap hasil dari
sebuah kegiatan tersebut yang dicapai baik secara kualitas maupun kuantitas.
Humas memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi perusahaan atau
organisasi dengan mengembangkan hubungan-hubungan yang harmonis dengan
stakeholdernya agar perusahaan dapat mengembangkan kemampuannya dalam
mencapai visi atau misinya.
1. Media monitoring
Merupakan salah satu tugas dalampublic relation. Para praktisi public
relation melakukanmedia monitoring dengan cara mengikuti setiap
pemebritaan yang terdapat dalam media massa tentang organisasi
yang bersangkutan an organisasi competitor
2. Media analisys
Merupakan kajian mendalam terhadap pemberitaan untuk melihat
pandangan atau pendapat publiktentang organisasi yang bersangkutan
atau organisasi competitor
3. Messege analisys
Merupakan proses analisis terhadap isi yang disampaikan mealui
berbagai media kepada public
4. Benchmarking beghavior change
Merupakan proses untukmengetahui apakah kegaitan komunikasi
yang dilakukan mengalami kesuksesan atau tidak dalam mengubah
perilaku
5. Web Ovulation
Pengaruh media sosial juga menjangkiti public relation yang
melibatkan media daring termasuk media social perlu dilakukan
evalusi melalui pengukuran terhadap jumlah pengunung lama
selamakegaiatn public relations berlangsung.
5. Pilih kriteria pengukuran yang paling tepat. Jika tujuan program adalah
untuk meningkatkan dukungan masyarakat sekitar terhadap kegiatan
organisasi atau perusahaan, maka jumlah pemberitahuan media masa
mengenai perusahaan bukan indicator yang tepatpve untuk mengukur hasil
yang dimaksud.
6. Tentukan cara terbaik untuk mengumpulkan bukti. Survey tidak menjadi
cara terbaik untuk mengetahui dampak atau efek suatu program. Terkadang
catatan yang dimiliki organisasi sudah cukup menunjukan bukti yang
diperlukan.
7. Memelihara catatan lengkap suatu programgka. Materi dan strategi
progrenam merupakan pernyataan teori kerja megenai sebab akibat.
8. Gunakan temuan dari riset evaluasi, Setiap tahap proses program dapat
lebihmnejadi lebih efektif dari sebelumnya jika hasil riset digunakan unyuk
perbaikan. Tujuan yang sudah direvisi harus mencerminkan apa yang sudah
dipelajari. Tindakan dan strategi komunikasi dapat dilanjutkan, diperbaiki,
atau dibuang berdasarkan pengamatan mengenai hal-hal apa yang berhasil
dan hal-hal apa yang belum berhasil.
9. Laporkan hasil evaluasi kepada manajemen. Kembangkan suatu prosedur
secara teratur membuta laporan kepada manajermrn. Dokumentasikan hasil
evaluasi serta penyesuaian yang disusun berdasarkan bukti menunjukan unit
humas dikelolauntuk memberikan kontibusi guna mencapai tujuan
perusahaan.
10. Mengelola humas berdasarkan riset. Memberikan pemahaman yang lebih
luas mengenai proses dan efek yang ditimbulkan program kehumasan.
Risetevaluasi program memang dilakukan untuk kepentingan organisasi
atau perusahaan tertentu. Namun temuan yang diperoleh dari hasil riset
terhadap suatu orgnanisasi pada saranyajuga dapat berlaku dan bermanfaat
untuk suatu organisasi.
b. Formula Gunning
Robert Gunning mengemukanan suatu indeks untuk mengukur tingkat
kesulitan dari stau bacaan yang didasarkan atas panjangnya kalimat rata-rata
dan presentasekata-kata dengan tiga atau lebih suku kata. Formula ini
58
dihitung berdasarkan atas jumlah keseluruhan kalimat yang diambil dari dua
sampel teks bacaan yang terdiri dari 100 kata. Langkah pertama adalah
membagi jumlah kata-kata yang terdapat pada masing –masing kalimat
dengan jumlah kesluruhan kaliam, langkah selanjutnya adalah menghitung
jumlah kata-kata yang memiliki tiga atau lebih suku kata.
c. Formula Fry
Edward B. Fry mengajukan suatau grafik untuk menetukn tingkt kesulitan
suatu bacaan. Formula Fry ini menghasilkan perhitungan yang sama dengan
formula Flech. Formula Fry didasarkan atas panjang kaliamat serta jumlah
suku kata yang terdapat pada setiap kata.
menentukan apakah telah terjadi perubahan atas khalayak sasaran, maka harus
dibuat perbandingan atanara sekurangnya dua programhumas yang sama yaitu
dengan mengulangi program bersangkutan atas khalayak yang sama atau serupa
atau meneranpkan program tersebut atas suatu kelompok control yaitu mereka
yang tidak terekspos oleh program humas. Kriteria khusus untuk mengevaluasi
efek sebagai pelaksanaan suatu program haruslah dinyatakan secara jelas pada
tujuan programnya. Kriteria inilah yang akan memandu atau menuntun persiapan
dan pelaksanaan program. Evaluasi terhadap efek program akan mnegidentifikasi
sifat dan besarnya perubahan padapengetahuan, kecenderungan serta tingkah
lakubaik pada khalayk internal maupun eksternal. Program humas biasanya
dirancanh untuk meningktkan jumlah orang yang mnegulangi atau
mempertahankan tingkah laku yang diinginkan. Praktisi humas harus hati-hati
ketika menginterprestasikan dan menggunakan hasil evaluasi. Jika efek yang
diharapkan tidak terjadi pada saat evaluasi dilakukan, maka terdapat tiga
kemungkinan mengapa hal tersebut dapat terjadi :
1. Teori yang digunakan untuk mendukung strategi program keliru. Hal ini
dapat terjadi walaupun tahap persiapan dan pelaksanaan telah cukup
dilakukan. Kegagaln bias jadi disebebkan karena orgnaisiasi sebagai sumer
pesan terlalu berorintasi pada diri sendiri.
2. Jika teori yang digunakan untuk mendukung strategiprogram sudah benar,
maka penyebab tidak adanyan efek disebabkan kegagalan dalam pelaksaan
program.
3. Mungkin saja program yang dilaksanakan sebenarnya sudah berhasil namun
metode yang digunakan pada saat evaluasi salah sehingga gagal mendeteksi
efek.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Oliver, Sandra. 2007. Strategi Public Relations. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.
Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.