Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

PUBLIC RELATIONS
Disusun untuk memenuhi mata kuliah
Komunikasi Pemasaran

Dosen Pengampu:
Vida Maria Ulfa, M.M

Disusun oleh Kelompok 3:


1. Dipta Indah Pratama 126405202137
2. Layli Rahmawati 126405202166

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
APRIL 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualakum Wr. Wb
Dengan penuh rasa syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT atas
berkat rahmat karunianya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Public
Relations” tepat pada waktunya. Tujuan pembuatan makalah ini guna untuk memenuhi
tugas mata kuliah Komunikasi Pemasaran. Dengan membuat tugas ini kami berharap bisa
mendapat pengetahuan yang bermanfaat.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak sekali
bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini
penulis juga bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Bapak Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Bapak Refki Rusyadi, M.Pd.I. selaku Koordinator Program Studi Manajemen Bisnis
Syariah.
4. Ibu Vida Maria Ulfa, M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
Pemasaran yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan makalah ini.
5. Semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang telah kita tulis ini tentunya tak lepas dari kekurangan maupun
kelebihan dari segi bahasa maupun dari segi susunan kalimatnya. Maka, kami akan
menerima kritik dan saran yang dari pembaca semoga dapat memperbaiki hal-hal yang
kurang baik dari makalah ini dan menjadikan kami semakin berwawasan luas.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat luas.
Kami mohon maaf jika ada kesalahan dari pembuatan makalah yang disengaja maupun
tidak disengaja.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tulungagung, 24 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

2.1 Pengertian Public Relations ............................................................................... 3

2.2 Publik dalam Public Relations ........................................................................... 4

2.3 Perkembangan Public Relations ........................................................................ 5

2.4 Ruang Lingkup Public Relations ..................................................................... 12

2.5 Fungsi Public Relations ................................................................................... 15

2.6 Tujuan Public Relations ................................................................................... 16

2.7 Karakteristik Public Relations ......................................................................... 18

2.8 Proses Public Relations .................................................................................... 19

2.9 Aktivitas Public Relations ............................................................................... 20

2.10 Profesi Publik Relations................................................................................... 25

2.11 Kode Etik Public Relations .............................................................................. 26

2.12 Electronic Public Relations .............................................................................. 27

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 30

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 30

3.2 Saran ................................................................................................................ 31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, peran dan fungsi kegiatan hubungan masyarakat atau public
relations semakin strategis. Bahkan, sebagian besar organisasi bisnis, khususnya
yang berorientasi terhadap pemenuhan dan penciptaan kepuasan pelanggan,
memiliki layanan hubungan masyarakat, yang menjadi penghubung utama antara
organisasi bisnis dan publiknya, terutama pelanggannya. Pentingnya aktivitas
hubungan masyarakat bagi organisasi bisnis adalah bahwa hubungan masyarakat
akan mampu menciptakan kesan bagi pelanggan yang merupakan investasi jangka
panjang. Jika aktivitas hubungan masyarakat yang dilakukan oleh organisasi
bisnis mampu dilaksanakan dengan baik, dalam jangka pendek, citra organisasi
bisnis akan baik di mata pelanggan, dan jika pelanggan merasa puas, kepuasan
pelanggan akan menjadi media promosi yang efektif karena kemungkinan
pelanggan aka memberitakannya kepada yang lain (word of mouth).

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, maka masalah yang diuraikan dalam makalah
adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan public relations?
2. Apa yang dimaksud dengan publik dalam public relations?
3. Bagaimana perkembangan public relations?
4. Apa ruang lingkup public relations?
5. Apa fungsi dari public relations?
6. Apa tujuan public relations?
7. Apa karakteristik public relations?
8. Bagaimana proses public relations?
9. Apa aktivitas public relations?
10. Apa profesi public relations?

1
11. Bagaimana kode etik public relations?
12. Apa yang dimaksud Electronic Public Relations?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari public relations.
2. Untuk mengetahui publik dalam public relations.
3. Untuk mengetahui perkembangan public relations.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup public relations.
5. Untuk mengetahui fungsi dari public relations.
6. Untuk mengetahui tujuan public relations.
7. Untuk mengetahui karakteristik public relations.
8. Untuk mengetahui proses public relations.
9. Untuk mengetahui aktivitas public relations.
10. Untuk mengetahui profesi public relations.
11. Untuk mengetahui kode etik public relations.
12. Untuk mengetahui Electronic Public Relations.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Public Relations


Istilah “Public Relations” telah berkembang dalam kurun waktu yang
lama. Istilah tersebut timbul dan berkembang seiring dengan peradaban manusia
dan kebudayaan manusia itu sendiri. Istilah ini semakin popular digunakan dalam
kegiatan membangun hubungan antara perusahaan dan pelanggannya. Hal ini
disebabkan hubungan masyarakat berkenaan dengan membangun citra organisasi
bisnis secara langsung dengan pelanggan melalui komunikasi yang efektif,
berhubungan pula dengan kelompok kepentingan lainnya dalam masyarakat
secara luas. Boone dan Kurtz (2010) menyatakan bahwa hubungan masyarakat
mengacu pada pengorganisasian komunikasi organisasi bisnis yang tidak dibayar
lansgung, yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap
organisasi bisnis, misalnya pelanggan, penjual, media berita/pers, pegawai,
pemegang saham, dan pemerintah.
Griffin dan Ebert (2007) menyatakan bahwa hubungan masyarakat terkait
dengan publikais pengaruh organisasi bisnis yang ditujukan juga untuk
membangun hubungan baik dengan masyarakat atau berhadapan dengan peristiwa
yang kurang baik. Cravens dan Piercy (2013) menyatakan bahwa hubungan
masyarakat untuk sebuah organisasi bisnis dan produk-produknya terdiri atas
komunikais yang ditempatkan dalam media komersial yang tidak dikenai biaya
pada organisasi bisnis yang menerima publisitas. Lebih lanjut, Kotler dan
Amstrong (2012) enyatakan bahwa hubungan masyarakat meliputi berbagai
program yang dirancang untuk mendukung atau melindungi cirta organisasi bisnis
atau produk organisasi bisnis tersebut.
Public relations adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus
dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik
antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public
relation dianggap sebagai proses atau aktivitas yang bertujuan menjalin
komunikasi antara organiasai dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).

3
Seitel (2004) menyatakan “Public Relations is planned process to influence public
opinion, trough sound character and proper performance, based in mutually
satisfactory two-way communication”. Aktivitas hubungan masyarakat
merupakan proses terencana untuk memengaruhi opini publik melalui karakter
dan performa layak, berdasarkan komunikasi dua arah yang saling
menguntungkan. Anthony Davis (2003) menyatakan bahwa kegiatan hubungan
masyarakat merupakan komunikasi yang dilakukan organisasi dengan orang-
orang yang berkepentingan guna mendapatkan perhatian mereka dengan cara
menguntungkan. Istilah ini mengandung realitas komersial bagi kebanyakan
humas.
Berdasarkan berbagai uraian tersebut, public relations merupakan
aktivitas dari fungsi manajemen dalam menjalin hubungan antara organisasi
bisnis dan masyarakat, baik yang ada di lingkungan organisasi bisnis itu sendiri
maupun pelanggan yang mengonsumsi produk secara lebih luas.

2.2 Publik dalam Public Relations


Soemirat dan Ardianto (2004) mengklasifikasikan public dalam public
relations menjadi beberapa kategori berikut.
1. Publik internal dan publik eksternal
Publik internal merupakan publik yang berada di dalam perusahaan,
misalnya supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegang saham, dan
direksi perusahaan. Publik eksternal secara organic tidak berkaitan langsung
dengan perusahaan, misalnya pers, pemerintah, pendidik, komunitas, dan
pemasok.
2. Publik primer, sekunder, dan marginal
Publik primer bisa sangat membantu atau sebaliknya merintangi upaya
suatu perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang kurang begitu penting
dan publik marginal adalah publik yang tidak begitu penting. Contoh, anggota
Federal Reserve. Board of Governor (dewan gubernur cadangan federal) yang
ikut mengatur masalah perbankan, menjadi publik primer untuk sebuah bank

4
yang menunggu rotasi secara teratur, anggota legislative dan masyarakat
menjadi publik sekundernya.
3. Publik tradisional dan publik masa depan
Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, sedangkan
mahasiswa/pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan pejabat
pemerintah (madya) adalah publik masa depan.
4. Proponent, opponent, dan uncommitted
Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan
(opponents), yang memihak (proponents), dan ada yang tidak peduli
(uncommitted). Perusahaan harus mengenal publik yang berbeda-beda ini agar
dapat dengan jernih melihat permasalahan.
5. Silent majority dan vocal minority
Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan complaint (keluhan) atau
mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vocal (aktif) dan yang
silent (pasif). Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal
minority, yaitu aktif menyuarakan pendapatnya, tetapi jumlahnya tidak
banyak, sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif sehingga tidak kelihatan
suara atau pendapatnya.

2.3 Perkembangan Public Relations


Sejumlah pakar mulai melakukan periodisasi atau pengelompokan
perkembangan hubungan masyarakat dalam beberapa masa, seiring dengan
perkembangan zaman, yaitu sebagai berikut:
1. Hubungan masyarakat dalam bentuk aktivitas tidak terorganisasi (Periode
tahun 1700-1800)
Pada periode ini, hubungan masyarakat muncul dalam bentuk aktivitas
yang tidak terorganisasi dengan baik. Kegiatan hubugan masyarakat banyak
diwarnai dengan kegiatan penyatuan pendapat rakyat (public hearing) dalam
rangka mencapai kemerdekaan atau kebebasan dari perbudakan dan sistem
kolonialisme yang melanda dunia. Aktiviatas yang berkembangan, antara lain
pidato, pertemuan, serta korespondensi antarindividu. Banyaknya deklarasi

5
kemerdekaan membuat perioden ini disebut juga dengan periode “Public of
Independence”.
2. Hubungan masyarakat dalam bentuk aktivitas terorganisasi (Periode tahun
1801-1865)
Seiring dengan adanya kemajuan atau perkembangan bidang industri,
keuangan, bisnis, dan teknologi, aktivitas hubungan masyarakat mulai
terorganisasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pesatnya perkembangan
hubungan perdagangan lokal, nasional, ataupun internasional. Periode ini
disebut dengan masa perkembangan aktivitas masyarakat atau dikenal dengan
“PR of Expansion” karena keberhasilan aktivitas hubungan masyarakat dan
pers yang mengampanyekan anti perbudakan di Kawasan negara-negara
Eropa, Amerika, dan negara maju lainnya.
3. Hubungan masyarakat sebagai kegiatan profesional (Periode tahun 1866-
1900)
Pada masa ini, aktivitas hubungan masyarakat berubah bentuk menjadi
kegiatan professional. Hal tersebut disebabkan adanya perkembangan
kemajuan tekonologi industry berupa meluasanya penggunaan listrik dan
mesin pembakaran (internal combustion engine). Hubungan masyarakat
dimanfaatkan para tuan tanah (robber barons) untuk kegiatan bisnisnya yang
menganut asas laissez faire, sistem ekonomi monopoli yang tidak
memedulikan nasib rakyat/pekerjanya. Oleh karena itu, hubungan masyarakat
pada masa itu disebut dengan masa “The Public to be Damned”.
4. Hubungan masyarakat sebagai informasi bagi masyarakat (Periode tahun
1901-1919)
Aktivitas hubungan masyarakat pada masa ini adalah melakukan reportasi
investigasi (investigative reporting) untuk melawan para petani, populis,
kristiani, sosialis, dan serikat buruh yang memprotes keras tindak kejahatan
yang dilakukan oleh para usahawan dan para politisi yang tidak bermoral serta
koruptor. Mereka mengupah wartawan untuk membalas perlawanan tersebut
dengan memengaruhi berita yang dimuat di media massa.

6
Pada tahun 1906, seorang paktisi dan sekaligus tokoh Public Relations
Amerika Serikat, Ivy Ledbetter Lee berhasil mengatasi krisis pemogokan
massal yang melumpuhkan kegiatan industri pertambangan batu bara dan
perusahaan kereta api Pennsylvania Rail Road melalui strategi “Management
of PR Handling and Recovery”. Dia bekerja sama dengan pers yang mengacu
pada Declaration of Principles. Karena kegiatan tersebut, Ivy Lee dianggap
sebagai bapak hubungan masyarakat atau “The Father of Public Relations”.
5. Hubungan masyarakat dan pemahaman bersama sebagai bidang studi (Periode
tahun 1920-sekarang)
Pada tahun 1923, hubungan masyarakat dijadikan bahan studi, pemikiran, dan
penelitian di perguruan tinggi sebagai profesi baru. Perkembangan saat ini
menunjukkan adanya penyesuaian, perubahan sikap, saling pengertian, saling
menghargai, dan toleransi di berbagai kalangan organisasi dan publik.
Selanjutnya Grunig dan Hunt (1984) membagi sejarah dan perkembangan
hubungan masyarakat modern menjadi sebagai berikut:
1. Zaman publisitas/ press agentry (1800-an)
Masa ini berfokus pada penyebaran informasi yang mulai mendapat
perhatian. Pada masa tersebut, tepatnya tahun 1820, Amos Kendall, penulis
dan editor dari Kentucky yang kemudian menjadi asisten Presiden Andrew
Jackson menjadi sekretaris Gedung Putih pertama (1829). Ia merupakan orang
yang pertama mengelola koran pemerintahan, menulis pidato untuk presiden,
dan merencanakan kegiatan PR lainnya pada masa tersebut.
Pada tahun 1840. Phineas T. Barnum, promotor sirkus, menggunakan
strategi PR untuk memublikasikan sirkusnya. Pada tahun 1851, Harriet
Beecher Stowe dengan novel Uncle Tom’s Cabin bercerita tentang
penghapusan perbudakan. Harriet memimpin pembebasan dan pelarian budak,
serta melaksanakan kegiatan kampanye sosial.
Pada tahun 1896, kampanye kepresidenen Bryan McKinley di Amerika
adalah kampanye pertama yang mengerahkan semua usaha untuk
mendapatkan opini publik (misalnya pamflet, poster, rilis berita, pidato, dan
pertemuan publik di setiap pemberhentian kereta di seluruh pelosok negara).

7
2. Zaman informasi/ public information (1900-an)
Masa ini berfokus pada kejujuran dan akurasii penyebaran informasi. Pada
tahun 1900, kantor PR pertama didirikan di Boston, dilanjutkan dengan
berdirinya kantor publisitas University of Pennsylvania pada tahun 1904 dan
kisah tentang Pennsylvania Railroad & Ivy Lee (1906).
Ivy Ledbetter Lee adalah anak seorang pendeta di Georgia. Sebelumnya,
Ive Lee adalah jurnalis, tetapi ia melihat publisitas sebagai lahan yang
memiliki potensi bisnis. Pennsylvania railroad adalah perusahaan
perkeretaapian yang memiliki budaya tertutup. Ketika terjadi kecelakaan, Ivy
Lee menyarankan agar perusahaan yang semual menutup informasi kepada
dunia luar menjadi terbuka dan mengemukakan faktanya dengan jujur kepada
publik. Ivy Lee akhirnya mengambil alih kontrol komunikasi dan
memfasilitasi semua kebutuhan jurnalis mengenai fakta yang terjadi ketika
kecelakaan, dan sebagainya.
Sementara itu, pada waktu yang bersamaan, pesaing Pennsylvania Railrad,
Central New York yang mengalami kecelakaan. Central New York melakukan
strategi tradisional dengan menutup semua jalur informasu. Walhasil, surat
kebar dan media massa lainnya mengeluarkan tulisan opini yang mengecam
tindakan Central New York serta memuji tindakan Pennsylvania Railroad.
Pada Tahun 1906, Standard Oil menyewa publisis, dan pada tahun 1907
Kantor publisis Marine Corp’s berdiri. Pada tahun 1908, didirikan bulletin
internal Ford, pendirian departemen humas AT&T, dan program publisis
Palang Merah Amerika. Pada tahun 1914, Colorado Fuel & Iron menyewa Ivy
Ledbetter Lee untuk mengatasi pemogokan kerja para buruh. Pada tahun 1918,
kantor pers National Lutheran Council berdiri dan setahun kemudian, yaitu
pada tahun 1919, kantor pers Knights of Colombus juga didirikan. Pada tahun
1921, kantor humas Sears & Roebuck didirikan.
3. Zaman advokasi/ two way asymmetrical (Pertengahan 1900)
Berfokus pada perubahan sikap dan memengaruhi perilaku. Pada masa ini,
tahun 1917, George Creel mengepalai Committee on Public information untuk
mendukung PD I pada masa pemerintahan Presiden Woodrow Wilson.

8
Pada tahun 1942, Committee on Public Information berganti menjadi
Office of War Information (OWI) yang dikepalai oleh Elmer Davis, untuk
menggalang dukungan dan partisipasi dalam PD II. Pada tahun 1922, Walter
Lippmann menulis buku: “Public Opinion”, sedangkan Edward L. Bernays
mengajar kelas pertama tentang public relations di New York University.
Bernays juga menulis buku, Chrystallizing Public Opinion pada tahun 1923.
Pada tahun 1939, Rex Harlow menjadi professor PR yang pertama di Stanford
University dan pada tahun 1947, sekolah PR pertama kali didirikan di Boston
University.
Pada tahun 1945, pemerintah Amerika menumumkan, dan membuat pers
release bahwa Amerika berencana menjatuhkan bom atom di Hiroshima, dan
pada tahun 1948 pembentukan Public Relations Society of America, kemudian
pada tahun 1955 pembentukan Intrenational Public Relations Association
(IPRA).
4. Zaman hubungan/ two way symmetrical model (Akhir 1900- sekarang)
Zaman ini memiliki fokus pada pemahaman bersama dan penyelesaian
konflik. Pada tahun 1982, enam orang di Chicago meninggal setelah
mengonsumsi Tylenol Capsules (obat peredam rasa nyeri) yang terindikasi
keracunan sianida. Hal ini menjadikan mimpi buruk bagi McNeil Labs dan
Johnson & Johnson. Johnson & Johnson menarik semua produk Tylenol, dan
menggantikannya dengan kemasan kedap udara. Pada tahun 1989, kapal
tanker Exxon Valdez kandas di terumbu karang Alaska yang menyebabkan
tumpahan minyak terbesar sepanjang sejarah Amerika.
Pada tahun 1993, alat suntik ditemukan di dalam kaleng pepsi. Hal ini
membuat Pepsi menangani krisis tersebut dengan membawa para jurnalis ke
pabriknya dan memperlihatkan bahwa produksi Pepsi adalah higienis dan
tidak memungkinkan alat suntik masuk dalam kaleng minuman tersebut.
Hubungan masyarakat sebagai ilmu pengetahuan masih relatif baru bagi
masyarakat Indonesia, dan pada dasarnya ilmu hubungan masyarakat merupakan
gabungan dari berbagai ilmu sosial. Secara umum, perkembangan hubungan
masyarakat dapat disajikan sebagai berikut:

9
1. Humas pada instansi pemerintah (periode tahun 1962-1966)
Secara resmi pembentukan humas di Indonesia lahir melalui Presidium
Kabinet Perdana Menteri Juanda yang menginstruksikan agar setiap instansi
pemerintah membentuk bagian atau divisi hubungan masyarakat. Dijelaskan
pula garis besar tugas kehumasan pada dinas di lingkungan pemerintah adalah
terlibat dalam proses pembuatan keputusan hingga pelaksanaan humas. Tugas
taktisnya adalah memberikan informasi, motivasi, pelaksanaan komunikasi
timbal balik dua arah supaya tercipta citra atas Lembaga/institusi yang
diwakilinya.
2. Pembentukan bakorhumas (periode tahun 1967-1971)
Tata kerjabadan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan
pemerintah dalam pembangunan, khususnya dalam bidang penerangan dan
kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi
kehumasan. Pada tahun 1967, berdiri Koordinasi antar-Humas Departemen/
Lembaga Negara yang disingkat “Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh
pimpinan pada setiap departemen.
Pada tahun 1970-1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan
Koordinasi Kehumasan Pemerintah) yang diatur melalui SK Menpen
No.31/Kep/Menpen/tahun 1971. Kerja sama antara humas
departemen/institusi tersebut menitikberatkan pada pemantapan koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi dalam operasi penerangan dan kehumasan.
3. Pembentukan humas oleh organisasi bisnis swasta (periode tahun 1972-1993)
Periode ini ditandaai dengan munculnya humas di kalangan professional
pada Lembaga swasta umum, di antaranya sebagai berikut:
a. Perhimpunan Hubungan Mayarakat Indonesia (Perhumas) berdiri pada
tanggal 15 Desember 1972 sebagai wadah profesi Humas di kalangan
praktisi swasta dan pemerintah. Tokoh-tokohnya, yaitu wardiman
Djojonegoro (mantan mendikbud), Marah Joenoes (mantan kahunas
Pertamina), dan lain-lain. Pada konvensi Nasional Humas di Bandung
akhir tahun 1993 lahirlah Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEK).

10
Perhumas juga tercatat sebagai anggota International Public Relations
Association (IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).
b. Asosiasi Perusahaan Publik Relations (APPRI) berdiri di Jakarta pada
tanggal 10 April 1987. Tujuannya adalah sebagai wadah profesi berbentuk
organisasi perusahaan-perusahaan public relations yang independent
(konsultan jasa kehumasan).
4. Pembentukan Lembaga-kehumasan (Periode tahun 1995-sekarang)
Periode ini ditandai dengan berkembangnya hubungan masyarakat di
kalangan swasta dalam bentuk bidang professional khusus (spesialisasi
Humas bidang industri pelayanan jasa), di antaranya sebagai berikut:
a. Himpunan Humas Hotel Berbintang (H-3) terbentuk tanggal 27 November
1995. Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi
Humas bidang jasa perhotelan, berkaitan erat dengan PHRI (Perhimpunan
Hotel dan Restoran di Indonesia).
b. Forum Komunikasi Antar Humas Perbankan (FORKAMAS) didirikan
pada tanggal 13 September 1996 oleh Gubernur BI Soedradjad
Djiwandono. Forum ini bersifat resmi bagi para pejabat Humas (public
relations officer), baik bank pemerintah (HIMBARA), swasta
(PERBANAS), dan asing yang beroperasi di bidang jasa perbankan di
Indonesia.
c. Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten
(perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa
Efek Surabaya memiliki Lembaga corporate secretary.
d. Public Relations Society of Indonesia (PRSI) berdiri pada tanggal 11
November 2003 di Jakarta. Organisasi ini menyerupai Public Relations
Society of America (PRSA), sebuah organisasi professional yang
bergengsi dan berpengaruh serta mampu memberikan sertifikasi akreditasi
PR Profesional (APR) di Amerika yang diakui secara internasional.
e. PRSI atau Masyarakat PR Indonesia (MAPRI) pertama kali dipimpin oleh
Agus Parengkuan, seorang wartawan senior harian Kompas dan mantan
ketua Perhumas-Indonesia. Tujuan organisasi ini adalah meningkatkan

11
kesadaran, kepedulian, kebersamaan, pemberdayaan, serta partisipasi para
anggotanya untuk berkiprah sebagai PR professional dalam aktivitas
secara nasional ataupun internasional.
f. Wakil Ketua Perhimpunan Hubungan Mayarakat Indonesia (Perhumas),
Halim Mahfudz, mengatakan perusahaan yang bergerak di bidang public
relations (PR) di Indonesia kini berkembang pesat, seiring bakal
terjadinya perekonomian bebas pada tahun 2010. Saat ini ada sekitar 50-
60 perusahaan PR yang dikelola oleh pengusaha Indonesia ataupun asing
yang berani memublikasikan diri. Selain itu, diprediksi ada puluhan
perusahaan PR yang belum berani memunculkan diri.

2.4 Ruang Lingkup Public Relations


Saputra dan Nasrullah (2011) menyatakan bahwa ruang lingkup hubungan
masyarakat berdasarkan jenis organisasi adalah sebagai berikut:
1. Humas Pemerintah
Lembaga-lembaga pemerintah pusat sampai tingkat daerah dilengkapi
dengan bagian humas untuk mengelola informasi dan opini publik. Informasi
mengenai kebijaksanaan pemerintah disebarkan seluas-luasnya, dan opini
publik dikaji dan diteliti seefektif-efektifnya untuk keperluan pengambilan
keputusan dan penentuan kebijaksanaan berikutnya.
Sam Black (Saputra dan Nasrullah, 2011) menyatakan bahwa humas
pemerintah dapat dibagi menjadi dua, yaitu humas pemerintah pusat dan
humas pemerintah daerah.
a. Humas Pemerintah Pusat
Humas pemerintah pusat umumnya terdapat di departemen-
departemen, serta badan-badan yang termasuk kedalam kekuasaan
pemerintah pusat. Tugas humas pemerintahan pusat, yaitu:
(1) menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan,
perencanaan, dan hasil yang telah dicapai oleh pemerintah;

12
(2) menerangkan dan mendidik publik mengenai perundang-undangan,
peraturan-peraturan, dan hal-hal yang bersangkutan dengan kehidupan
rakyat sehari-hari.
b. Humas Pemerintah Daerah
Pada hakikatnya humas pemerintah daerah sama saja dengan
humas pemerintah pusat, dalam rangka pengorganisasian dan mekanisme
kerja. Perbedaannya hanya dalam ruang lingkup.
2. Humas Organisasi Bisnis
Organisasi bisnis merupakan organisasi yang memiliki kekhasan dalam
sifat, fungsi, dan tujuannya. Dengan demikian, humas organisasi bisnis
mempunyai kekhasan pula meskipun dalam aspek-aspek tertentu terdapat
persamaan dengan jenis-jenis humas lainnya. Hubungan masyarakat dalam
organisasi bisnis berkaitan dengan hubungan masyarakat yang dibangun
dengan bagian berikut:
a. Pegawai
Pegawai merupakan salah satu penggerak utama organisasi bisnis.
Kesuksesan organisasi bisnis bergantung pada orang yang bergerak di
belakangnya. Hubungan baik dengan pegawai dapat emnciptakan iklim
kerja yang kondusif, dan dengan iklim yang kondusif, produktivitas
pegawai akan meningkat.
b. Pemegang Saham (Shareholder Relationship)
Dalam organisasi bisnis tertentu yang sudah go public, tugas humas
bertambah, yaitu membina hubungan baik antara pemegang saham
(stakeholder) dan jajaran direksi selaku pelaksanaan kebijakan.
c. Pelanggan (Customer Relationship)
Pelanggan adalah raja, ungkapan tersebut menggambarkan begitu
pentingnya pelanggan bagi organisasi bisnis. Hubungan yang perlu dibina
dengan pelanggan, antara lain melalui publikasi, acara-acara, berita,
pendekatan komunikasi pelanggan, pencitraan, dan program-program
yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial.

13
d. Komunitas (Community Relations)
Organisasi bisnis dengan target market tertentu harus membina
hubungan baiknya dengan pelanggan, terutama yang berada dalam
komunitas. Komunitas memilki anggota yang pada umumnya loyal pada
organisasi dan memiliki keterikatan, baik secara emosional maupun fisik.
Dengan menggandeng komunitas, organisasi bisnis mempunyai
pelanggan yang loyal, yang ikut membantu penjualan produk secara
langsung ataupun tidak langsung. Masukan yang berasal dari komunitas
dapat menjadi nilai plus bagi organisasi bisnis untuk membina hubungan
baik dengan komunitas.
e. Pemerintah (Government Relations)
Pemerintah sebagai pemegang otoritas regulator adalah salah satu
pihak yang harus dibina hubungan baiknya. Hubungan baik dengan
pemerintah dapat membantu organisasi bisnsi untuk mengomunikasikan
berbagai hal yang dihadapi oleh kalangan pengusaha, misalnya dalam hal
pajak dan bea masuk.
f. Pers (Pers Relations)
Salah satu kekuatan besar yang dapat mengubah dunia adalah
media (pers). Pers bergerak atas nama publik dan bekerja atau menyoroti
isu-isu yang berkaitan dengan publik. Hubungan baik dengan pers
memungkinkan organisasi bisnis dengan segala produknya untuk
membangun citra yang positif di benak publik.
3. Humas Internasional
John W. Hill (Saputra dan Nasrullah, 2011) menyatakan bahwa humas
internasional akan berkembang pesat apabila suasananya didukung oleh tiga
unsur yang dominan berikut:
a. pemerintah yang mapan dan demokratis;
b. sistem ekonomi yang memungkinkan dikembangkan organisasi bisnis
pribadi dan digalakkannya persaingan di segala lapangan yang menuntut
kerja keras;

14
c. media yang besar dan merdeka, yang memperoleh pengawasan
pemerintah secara minimal.

2.5 Fungsi Public Relations


Hubungan masyarakat merupakan satu bagian napas yang sama dalam
organisasi bisnis, dan harus mampu memberi identitas organisasi yang tepat dan
benar, serta mampu mengomunikasikannya kepada publik sehingga publik
menaruh kepercayaan terhadap organiasai tersebut (Maria, 2002). Terkait dengan
hal tersebut, fungsi hubungan masyarakat, yaitu:
1. kegiatan yang bertujuan memperoleh iktikad baik, kepercayaan, saling
pengertian, dan citra yang baik dari publik pada umumnya;
2. memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan
menguntungkan semua pihak;
3. unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, yaitu
sesuai harapan publik, tetapi sesuatu kekhasan dalam organisasi bisnis.
Organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan
menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas kerja dapat dicapai
secara optimal;
4. usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi bisnis dan
publiknya, sekaligus menciptakan opini public sebagai efeknya, yang sangat
berguna sebagai input bagi organisasi yang bersangkutan.
Frida (2002) menyatakan dua fungsi public relations, yaitu terkait dengan
fungsi konstruktif dan fungsi korektif.
1. Fungsi konstruktif, Djanalis menganalogikan fungsi ini sebagai “perata jalan”.
Dengan demikian, Humas/PR merupakan “garda” terdepan yang
dibelakangnya terdiri atas “rombongan” tujuan-tujuan perusahaan. Ada tujuan
marketing, tujuan produksi, tujuan personalia, dan sebagainya. Dalam hal ini
peranan Humas/PR mempersiapkan mental publik untuk menerima
kebijakan organisasi/lembaga, Humas mengevaluasi perilaku, publik ataupun
organisasi untuk direkomendasikan manajemen, PR menyiapkan prakondisi
untuk mencapai saling pengertian,saling percaya, dan saling membantu

15
terhadap tujuan-tujuan publik organisasi/Lembaga yang diwakilinya.Fungsi
konstruktif ini mendorong PR membuat aktivitas ataupun kegiatan yang
terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif, termasuk
bertindak secara prevent (mencegah).
2. Fungsi koretif, apabila kita mengibaratkan fungsi konstruktif sebagai “perata
jalan”, fungsi koretif berperan sebagai “pemadam kebakaran”, yaitu apabila
api sudah terlanjur manjalar dan membakar. PR adalah memadamkan api
tersebut. Artinya, apabila sebuah organisasi/Lembaga mengalami masalah-
masalah krisis dengan publik, PR harus berperan dalam mengatasi
terselesaikannya masalah tersebut.
Center dan Canfield (1982) menyatakan bahwa fungsi public relations,
yaitu:
1. menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi;
2. membina hubungan harmonis antara organisasi dan publiknya yang
merupakan khalayak sasaran;
3. mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan
tanggapan masyarakat terhadap badab/organisasi yang diwakilinya, atau
sebaliknya;
4. melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada
pemimpin manajemen demi tujuan dan manfaat Bersama;
5. menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus
komunikasi, publikasi, serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau
sebaliknya, demi tercapainya citra bagi kedua belah pihak.

2.6 Tujuan Public Relations


Pada dasarnya tujuan umum program kerja dan aktivitas hubungan
masyarakat adalah menciptakan hubungan harmonis antara organisasi bisnis dan
publiknya. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif (good image),
kemauan baik (good will), saling menghargai (mutual appreciation), saling
pengertian (mutual understanding), dan toleransi (tolerance) antara kedua belah

16
pihak (Ruslan, 2008). Tujuan hubungan msyarakat lebih spesifik lagi, menurut
Jefskin (2003), berkaitan dengan:
1. mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya
kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh organisasi bisnis;
2. meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai;
3. menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai organisasi bisnis kepada
masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan;
4. memperkenalkan organisasi bisnis kepada masyarakat luas, serta membuka
pangsa pasar baru;
5. mempersiapkan dan mengondisikan masyarakat bursa saham atas rencana
organisasi bisnis untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan;
6. memperbaiki hubungan antara organisasi bisnis dan masyarakatnya, jika
terdapat kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat
terhadap niat baik organisasi bisnis;
7. mendidik pelanggan agar lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan
produk-produk organisasi bisnis;
8. meyakinkan masyarakat bahwa organisasi bisnis mampu bertahan atau
bangkit kembali setelah terjadinya krisis;
9. meningkatkan kemampuan dan ketahanan organisasi bisnis dalam
menghadapi risiko pengambilalihan oleh pihak lain;
10. menciptakan identitas organisasi bisnis yang baru;
11. menyebarluasakan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para
pemimpin organisasi bisnis dalam kehidupan sosial sehari-hari;
12. mendukung keterlibatan organisasi bisnis sebagai sponsor suatu acara;
13. memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami berbagai produk dan
kegiatan organisasi bisnis yang positif sehingga terhindar dari peraturan,
undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan;
14. menyebarluaskan berbagai kegiatan riset yang telah dilakukan agar
masyarakat luas mengetahui betapa organisasi bisnis mengutamakan kualitas.

17
2.7 Karakteristik Public Relations
Aktivitas public relations dicitakan agar organisasi bisnis dapat terus
dekat dengan pelanggannya, serta masyarakat secara keseluruhan sehingga
tercipta hubungan yang baik dan saling memahami. Karakteristik hubungan yang
dibangun antara organisasi bisnis dan pelanggan, yaitu sebagai berikut:
1. Interaksi
Hubungan yang terjalin antara organisasi binsis dan pelanggan terbentuk
karena adanya interaksi di antara keduanya sehingga interaksi tersebut akan
menghasilkan pertukaran informasi. Informasi yang telah dihasilkan dikelola
dan menjad sumber data dalam membangun dan membina hubungan.
2. Saling menguntungkan
Hubungan yang terjadi antara organisasi bisnis dan pelanggan adalah
menghasilkan keuntungan bagi keduanya, organisasi bisnis akan memperoleh
kepercayaan serta loyalitas pelanggan dan sebaliknya pelanggan akan
mendapatkan kepuasan terhadap organisasi bisnis.
3. Terencana
Public relations adalah suatu kerja manajemen atau fungsi manajemen.
Oleh karena itu, praktisi public relations haruslah menerapkan prinsip-prinsip
manajemen supaya hasil kerjanya dapat diukur.
4. Tumbuh dan berkembang
Hubungan antara organisasi bisnis dan pelanggan tumbuh dan
berkembang. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi yang saling
menguntungkan antara organisasi bisnis dan pelanggan.
5. Manfaat jangka panjang
Hubungan antara organisasi bisnis dan pelanggan akan memberikan
manfaat, baik saat ini maupun masa yang akan datang. Dengan adanya
hubungan yang dijalin, permasalahan dapat dipecahkan secara bersama-sama.
6. Hubungan bersifat personal
Hubungan antara organisasi bisnis dan pelanggan bersifat personal. Oleh
karena itu, organisasi bisnis harus mampu menerapkan pola interaksi yang
berbeda bagi pelanggannya yang unik.

18
7. Kepercayaan
Hubungan membutuhkan kepercayaan. Jika pelanggan cenderung
menjalin hubungan intens dengan organisasi bisnis, pelanggan telah
memberikan kepercayaan kepada organisasi bisnis.
8. Berorientasi pada organisasi/perusahaan
Syarat mutlak dalam kerja public relations adalah pemahaman yang tinggi
terhadap visi, misi, dan budaya organisasi/perusahaan. Misi, visi, dan budaya
organisasi/perusahaan iniah yang dapat menjadi tujuan public relations dan
mendukung tujuan manajemen lainnya, termasuk marketing karena
hakikatnya marketing dan public relations sama-sama sebagai aktivis
komunikasi, tetapi tetap berbeda orientasi. Marketing berorientasi pada
produk (output) untuk mencapai tingkat sales (penjualan) yang tinggi,
sedangkan public relations berorientasi pada organisasi/lembaga penghasil
produk untuk mencapai pengertian, kepercayaan, serta dukungan publik.
9. Sasarannya adalah publik
Sasaran public relations adalah publik, yaitu kelompok dalam masyarakat
yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Dengan demikian,
sasaran public relations bukanlah perseorangan. Hal inilah disampaikan
sebagai personal relations.
10. Membangun citra positif
Aktivitas public relations yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya
bertujuan membangun citra positif tentang perusahaan di benak pelanggan.

2.8 Proses Public Relations


Cutlip dan Center (2005) menyatakan bahwa proses perencanaan program
kerja hubungan masyarakat meliputi hal berikut:
1. Mendefinisikan masalah (defining the problem)
Langkah pertama ini melibatkan pengkajian dan pemantauan
pengetahuan, opini, sikap, dan perilaku yang terkait dengan tindakan dan
kebijakan organisasi. Langkah ini mennetukan “Apa yang sedang terjadi
sekarang?”

19
2. Merencanakan dan memprogram (planning and programming)
Informasi yang terkumpul pada langkah pertama digunakan untuk
membuat keputusan mengenai publik, sasaran, tindakan dan strategi
komunikasi, taktik dan tujuan program. Langkah kedua dalam proses public
relations ini menjawab, “Kita telah mempelajari situasi ini berdasarkan apa,
apa yang harus diubah, dilakukan, atau dikatakan?”
3. Mengambil aksi dan mengomunikasikannya (Taking action and
communicating)
Langkah ketiga melibatkan implementasi program dari tindakan dan
komunikasi yang telah didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap
publik untuk mencapai sasaran program. Pertanyaan pada langkah ini adalah
“Siapa yang akan melakukan dan memberitahukan program ini, serta kapan,
di mana, dan bagaimana?”
4. Mengevaluasi program (evaluate the program)
Langkah terakhir dalam proses ini melibatkan kesiapan penilaian,
implementasi, dan hasil dari program tersebut. Penyesuaian telah dibuat sejak
program terimplementasi berdasarkan umpan balik evaluasi mengenai
program tersebut berhasil atau tidak. Program dapat dilanjutkan atau
dihentikan berdasarkan pertanyaan, “Bagaimana yang sedang kita kerjakan
atau bagaimana yang telah kita kerjakan?”

2.9 Aktivitas Public Relations

Kegiatan public relations harus dikerahkan ke dalam dan keluar. Kegiatan


yang ditujujan ke dalam disebut internal public relations dan kegiatan yang
ditujukan keluar disebut external public relations.
1. Internal relations
Dalam menjalankan profesi public relations, ada yang disebut publik
internal, yakni publik yang menjadi bagian dari kegiatan bisnis perusahaan,
misalnya manajemen dan pegawai. Contoh kegiatan public realtions, yaitu
press release, press conference, seminar, coffee morning public address

20
broadcast, get together, dan berbagai kegiatan lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingan perusahaan.
2. External relations
Publik eksternal adalah publik yang berada di luar organisasi/instansi,
misalnya pemerintah, media massa, komunitas, dan sebagainya, tentunya
harus diberikan penerangan/informasi untuk dapat membina hubungan baik
dan menciptakan goodwill. Sama halnya dengan publik internal, publik
eksternal juga harus mampu beradaptasu dengan orang-orang yang
bersangkutan (sifat atau karakter) dari organisasi tersebut.
Komponen dasar humas yang berhubungan dengan fungsi humas, seperti
yang dikemukakan oleh Dennis Wilcox et al. (2003) dalam Public Relation
Society of America (PRSA), antara lain sebagai berikut:
1. Konseling (counselling)
Menyediakan saran untuk manajemen yang berhubungan dengan
kebijakan hubungan dan komunikasi.
2. Penelitian (research)
Melihat tindakan dan perilaku publik dalam rangka merencanakan staretgi
humas. Research dapat digunakan untuk membangun saling pengertian atau
memengaruhi dan meyakinkan publik.
3. Hubungan dengan media (media relations)
Bekerja sama dengan media dalam melakukan publisitas.
4. Publikasi (publicity)
Menampilkan pesan terencana melalui media tertentu untuk menghasilkan
ketertarikan yang lebih jauh lagi.
5. Hubungan dengan pegawai (employee/member relation)
Memberikan respons terhadap suatu masalah, menginformasikan dan
memotivasi karyawan dan anggota organisasi.
6. Keterlibatan dengan publik (public affair)
Membangun keterlibatan efektif dalam kebijakan publik.

21
7. Manajemen isu (issues management)
Mengidentifikasi dan mengevaluasi isu yang berkembang pada publik
yang berakibat pada organisasi.
8. Hubungan keuangan (financial relation)
Menciptakan dan menjadga kepercayaan penanam modal.
9. Hubungan industrial (industrial relations)
Menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga lain yang berhubungan
dengan aktivitas organisasi. Hal ini bisa diwujudkan dengan tergabung dalam
asosiasi usaha yang berubungan dengan jalur bisnis organisasi.
10. Pengembangan pendanaan (development/fund raising)
Menciptakan kebutuhan dan mendorong publik untuk mendukung
organisasi, terutama melalui kontribusi finansial.
11. Hubungan multikultural (multicultural relations/workplace diversity)
Berhubungan dengan individu-individu dari berbagai kelompok dan
budaya.
12. Komunikasi pemasaran (marketing communication)
Memadukan aktivitas pemasaran dengan mengadakan kegiatan khusus
sekaligus membangun citra baik perusahaan.
Cutlip dan Center (2005) menyatakan bahwa ruang lingkup hubungan
masyarakat terdiri atas tujuh bidang aktivitas utama, yaitu publikasi, iklan, agensi
berita, public affairs, manajemen isu, lobi, dan hubungan dengan investor. Nova
(2009) menyatakan bahwa strategi dalam aktivitas public relations meliputi
sebagai berikut:
1. Publikasi (publication)
Setiap fungsi dan tugas hubungan masyarakat adalah menyelenggarakan
publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media mengenai
kegiatan dan aktivitas organisasi bisnis yang layak diketahui oleh publik.
Berkaitan dengan hal tersebut, tugas hubungan masyarakat adalah
menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerja sama dengan pihak
media (pers atau wartawan) dengan tujuan menguntungkan citra organisasi
bisnis yang diwakilinya.

22
2. Acara-acara (event)
Acara-acara maksudnya adalah merancang berbagai kegiatan yang
bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan organisasi bisnis,
mendekatkan diri ke publik, serta lebih jauh lagi dapat memengaruhi opini
publik tentang produk dan jasa yang dihasilkan organisasi bisnis.
3. Pemberitaan (news)
Berupaya menciptakan berita melalui press release, newsletter, bulletin, dan
lain-lain. Oleh karena itu, seorang profesional hubungan masyarakat harus
mempunyai kemampuan menulis yang baik untuk menciptakan publisitas.
4. Kepedulian terhadap komunitas (community involvement)
Keterlibatan tugas sehari-hari seornag professional hubungan masyarakat
adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna
menjaga hubungan baik (community relations and human relations) antara
masyarakat dan organisasi bisnis yang diwakilinya.
5. Menginformasikan dan membangun citra (inform or build image)
Salah satu fungsi utama dari hubungan masyarakat adalah memberikan
informasi kepada publik atau menarik perhatian sehingga diharapkan dapat
memperoleh tanggapan berupa citra positif.
6. Lobi dan negoisasi (lobbying and negotiation)
Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan
bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang professional hubungan
masyarakat. Tujuan lobi adalah untuk meraih kesepakatan (deal), atau
memperoleh dukungan dari individu dan Lembaga yang berpengaruh terhadap
kelangsungan bisnis organisasi bisnis. Kemampuan lobi dan negosiasi saat ini
menjadi sangat penting.
7. Tanggung jawab sosial (social responsibility)
Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas hubungan masyarakat
menunjukkan bahwa organisasi bisnis memiliki kepedulian terhadap
masyarakat. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan citra organisasi bisnis
di mata publik. Bentuknya beragam, misalnya kegiatan peduli banjir,

23
memberikan beasiswa, santunan anak yatim, pengobatan gratis, dan kegiatan
lainnya.
Kotler dan Amstrong (2012) menyatakan bahwa aktivitas-aktivitas utama
yang dapat digunakan dalam kegiatan hubungan masyarakat, yaitu sebagai
berikut:
1. Publikasi (publications)
Organisasi bisnis sangat bergantung pada materi yang dipublikasikan untuk
menjangkau dan memengaruhi pasar sasaran mereka. Materi publikasi
tersebut mencakup laporan, brosur, artikel, laporan berkala dan majalah
organisasi bisnis, serta materi audio-visual.
2. Peristiwa (events)
Organisasi bisnis dapat menarik perhatian terhadap produk baru atau kegiatan
pemasaran lainnya dengan menyelenggarakan peristiwa khusus, misalnya
konferensi, berita, seminar, tamasya, kontes dan kompetisi, peringatan hari
jadi, serta pemberian sponsor olah raga dan budaya yang akan menjangkau
masyarakat sasaran.
3. Berita (news)
Salah satu tugas utama profesional hubungan masyarakat adalah menemukan
dan menciptakan berita yang mendukung organisasi bisnis, produk, dan
personelnya. Penciptaan berita membutuhkan keahlian pengembangan konsep
cerita, pelaksanaan riset, dan penulisan siaran pers. Namun, keahlian seorang
pelaksana hubungan masyarakat harus lebih dari sekedar penyampai naskah
cerita. Pelaksana hubungan masyarakat harus mampu membuat media berita,
melaksanakan siaran pers, serta menghadiri konferensi pers, karena berbagai
kegiatan tersebut membutuhkan keahlian pemasaran dan hubungan
antarpribadi.
4. Sponsor (sponsorship)
Organisasi bisnis dapat mempromosikan merek produk dan merek
organisasi bisnis mereka dengan mensponsori peristiwa-peristiwa atau acara-
acara, misalnya acara olahraga dan acara kebudayaan. Hal ini banyak
dipraktikkan oleh organisasi bisnis saat ini.

24
5. Pidato (speeces)
Pidato merupakan alat lain untuk menciptakan publisitas organisasi bisnis
dan produknya. Semakin banyak eksekutif organisasi bisnis yang harus
menjawab pertanyaan dari media, atau memberi ceramah di asosiasi
perdagangan atau rapat penjualan, dan penampilan-penampilan itu dapat
membangun citra organisasi bisnis.
6. Kegiatan pelayanan masyarakat (social activities)
Organisasi bisnis besar biasanya akan meminta para eksekutif untuk
mendukung peristiwa kemasyarakatan di daerah kantor atau lokasi tempat
mereka berkantor atau berlokasi.
7. Media identitas (identity media)
Organisasi bisnis harus menciptakan identitas visual yang dapat segera
dikenali masyarakat. Identitas visual diberikan oleh logo organisasi bisnis, alat
tulis, brosur, tanda, formulir bisnis, bangunan, dan cara berpakaian.
Pelaksanaan kegiatan hubungan masyarakat memerlukan kehati-hatian
karena berhubungan langsung dengan masyarakat dalam skala yang luas.
Kontribusi langsung hubungan masyarakat terhadap laba organisasi bisnis
memang sulit untuk diukur karena pelaksanaan hubungan masyarakat melibatkan
berbagai alat promosi lainnya.
Namun, jika hubungan masyarakat dilaksanakan secara terpisah, atau
bahkan dilakukan sebelum kegiatan promosi lainnya dilakukan, hasilnya akan
relatif lebih mudah untuk diukur. Tiga alat yang dapat digunakan untuk mengukur
efektivitas hubungan masyarakat antara lain jumlah paparan; perubahan
kesadaran, pemahaman, atau sikap; kontribusinya terhadap penjualan dan laba
organisasi bisnis.

2.10 Profesi Publik Relations


Profesional yang bekerja di bidang hubungan masyarakat disebut dengan
Publik Relation Officer (PRO) atau disebut dengan istilah bagian hubungan
masyarakat yang dikepalai oleh kahumas. Profesional tersebut merupakan figure
orang yang peka dan waspada terhadap pelanggan, dan memahami secara

25
menyeluruh berbagai bidang vital yang ada dalam organisasi bisnis. Beberapa hal
yang tidak boleh dilakukan oleh para profesional di bidang hubungan masyarakat,
yaitu:
1. menyalahgunakan kepercayaan. Ini dapat berupa membocorkan rahasia,
korupsi, dan sebagainya;
2. memberikan berbagai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,
yang sumbernya tidak jelas dan tidak dapat dicek;
3. mengadakan kerja sama dengan individu atau kelompok yang dapat
merugikan individu-individu lainnya, baik ditinjau dari segi moral maupun
dari segi-segi lainnya;
4. menggunakan metode, cara, dan teknik manipulasi yang dapat mengakibatkan
seseorang atau orang lain kehilamgan kebebasannya untuk bertindak sebagai
respons terhadap tindakan-tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
tersebut.

2.11 Kode Etik Public Relations


Profesional humas merupakan salah satu profesi yang membutuhkan
panduan dalam melaksanakan berbagai aktivitasnya. Oleh karena itu, perlu
dipahami code of conduct public relations, yaitu sebagai berikut:
1. Kejujuran Perseorangan dan Kejujuran Jabatan
Kejujuran perseorangan berarti memelihara taraf moral yang tinggi dan
reputasi yang baik. Adapun kejujuran jabatan adalah menerima anggaran
dasar, peraturan, terutama code of conduct yang diatur Asosiasi Humas
Internasional (International Public Relations Association).
2. Sikap terhadap pelanggan dan pegawai
a. Anggota mempunyai kewajiban untuk bersikap adil dan jujur terhadap
pelanggan dan pegawai, baik yang sudah lampau maupun yang sekarang.
b. Anggota tidak dibenarkan untuk menimbulkan hal yang sifatnya
persaingan tanpa persetujuan yang tegas dengan yang bersangkutan.
c. Anggota tidak dibenarkan untuk memakai metode yang cenderung
menurunkan derajat pelanggan dan pegawai dari anggota lain.

26
d. Anggota seharusnya menjamin kepercayaan yang diberikan, baik oleh
pelanggan dan pegawai yang sekarang maupun yang dahulu.
e. Dalam melaksanakan pengabdiannya kepada pelanggan dan pegawai,
anggota tidak dibenarkan untuk menerima “uang Lelah”.
f. Anggota tidak dibenarkan untuk mengusulkan kepada pelanggan dan
pegawai, suatu upah atau kompensasi lainnya yang ditentukan oleh hasil
sesuatu yang dicapai (tidak dibenarkan untuk membuat suatu persetujuan
Bersama mengenai upah).
3. Sikap terhadap publik dan media
a. Anggota seharusnya melakukan kegiatan keahliannya dengan
menghormati kepentingan publik dan rasa harga diri.
b. Anggota tidak dibenarkan untuk ikut serta dalam suatu kegiatan yang
cenderung merusak kerukunan di antara saluran-saluran komunikasi
umum.
c. Anggota tidak dibenarkan untuk menyebarkan keterangan palsu dan
menyesatkan.
d. Anggota seharusnya selalu menunjukkan kesetiaan terhadap organisasi
tempat ia mengabdi.
e. Anggota tidak dibenarkan untuk menciptakan organisasi baru.
4. Sikap terhadap Rekan Sejawat
a. Anggota tidak dibenarkan merugikan reputasi jabatan atau kegiatan dari
anggota lain.
b. Anggota tidak dibenarkan untuk mengambil alih anggota lain dengan
pengusahanya atau pelanggannya.
c. Anggota seharusnya bekerja sama dengan anggota lain untuk mendukung
dan menjalankan secara sungguh-sungguh kode etik ini.

2.12 Electronic Public Relations


Electronic public relations atau E-PR di Indonesia lebih dikenal dengan
istilah Cyber Public Relations. Onggo (2004) menyatakan bahwa E-PR adalah
inisiatif hubunngan masyarakat yang menggunakan media internet sebagai sarana

27
publisitasnya. E-PR adalah penerapan dari perakngkat Information and
Communication Technologies (ICT) untuk keperluan PR dalam melakukan
pekerjaannya. Setiap bentuk aktivitas PR membutuhkan satu unsur atau lebih dari
ICT, berarti setiap praktisi PR wajib memiliki perangkat ICT atau terampil dalam
penggunaan perangkat ICT tersebut. Kegiatan PR akan jauh lebih efektif dengan
penggunaan ICT sehingga pekerjaan yang dilakukan akan lebih maksimal.
Berdasarkan asal kata pembentukkannya, E-PR dapat dipahami dalam
makna sebagai berikut:
1. Elektronik (Electronic/E)
“e” di dalam E-PR sama halnya dengan “e” sebelum kata mail atau
commerce yang mengacu pada media elektronik internet. Karena popularitas
dan multifungsi media internet, media ini dimanfaatkan pula oleh para
profesional hubungan masyarakat untuk membangun merek (brand) dan
memelihara kepercayaan (trust).
2. Masyarakat (Public/P)
Publik meliputi masyarakat luas dan pasar pelanggan. Publik tidak
mengacu hanya pada satu jenis pasar pelanggan, tetapi pada berbagai target
pasar.
3. Hubungan (Relations/R)
Relations merupakan hubungan yang harus dipupuk antara pasar dan bisnis.
Itulah kunci kepercayaan pasar agar suatu bisnis berhasil.
Lebih lanjut lagi, Onggo (2004) menyatakan bahwa fokus utama E-PR
adalah membidik media online, misalnya berita tradisional yang juga memiliki
status online tersohor dan publikasi berorientasi web (baik itu untuk kalangan
pelanggan maupun bisnis). Sekalipun demikian, jika tidak digabungkan dengan
hubungan masyarakat offline¸aktivitas hubungan masyarakat akan menjadi
kurang optimal, E-PR juga dapat dimaksimalkan untuk menyampaikan informasi
elektronik kepada media lokal, nasional, regional, dan internasional. Selain itu,
fokus lain E-PR adalah agar produk atau bisnis disebutkan di bagian editorial yang
ada di situs web atau ezine lain yang terkenal (Onggo, 2004).

28
Beberapa aturan dasar agar pesan yang dikirim melalui media online ke
komunitas online dapat diterima dengan baik (Onggo,2004) adalah perlu
memerhatikan kesesuaian dengan topik diskusinya; tetap di jalur topik diskusi
(thread); pemberian informasi yang bermutu; jangan mengirim pesan komersial
atau promosi. Beberapa aturan main dalam komunitas online yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. jangan menggunakan huruf besar;
2. jangan mempromosikan iklan jika tidak diperbolehkan;
3. selalu siap memberikan kontribusi informasi yang bermutu;
4. jangan bersikap kasar atau sarkastis;
5. jangan memasukkan semua pesan terdahulu saat menjawab e-mail. Masukkan
saja bagian yang relevan;
6. periksalah lebih dulu pesan yang akan dikirim. Periksa lagi tata bahasa dan
ejaannya. Periksa subjectnya;
7. jangan lupa menggunakan sig.file;
8. jangan mengirimkan pesan yang terlalu panjang karena kecil kemungkinan
mereka akan membaca semuanya. Pada media online, kebanyakan orang
hanya membaca beberapa paragraph di awal dan di akhir, selebihnya hanya
meloncat-loncat di setiap paragraph;
9. jangan melakukan spamming atau cross-posting ke newsgroup;
10. jangan sekadar menjawab tabpa menyampaikan informasi yang edukatif.

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peran dan fungsi kegiatan hubungan masyarakat semakin stratrgis.
Bahkan, sebagian besar organisasi bisnis, khususnya yang berorientasi terhadap
pemenuhan dan penciptaan kepuasan pelanggan, pasti memiliki layanan
hubungan masyarakat, yang menjadi penghubung utama antara organisasi bisnis
dan publiknya, terutama pelanggannya. Pada dasarnya hubungan masyarakat
merupakan aktivitas dari fungsi manajemen dalam menjalin hubungan antara
organisasi bisnis dan masyarakat luas, terutama pelanggannya.
Sejumlah pakar mulai melakukan periodisasi atau pengelompokkan
perkembangan hubungan masyarakat ke dalam beberapa masa, seiring dengan
perkembangan zaman. Ruang lingkup hubungan masyarakat berdasarkan jenis
organisasi terdiri atas humas pemerintah, humas organisasi bisnis, humas
internasional. Hubungan masyarakat merupakan satu bagian napas yang sama
dalam organisasi bisnis, dan harus mampu memberikan identitas organisasi
dengan tepat dan benar, serta mampu mengomunikasikannya kepada publik
sehingga publik menaruh kepercayaan terhadap organisasi tersebut.
Aktivitas hubungan masyarakat diciptakan agar organisasi bisnis dapat
terus dekat dengan pelanggannya, serta masyarakat secara keseluruhan sehingga
tercipta hubungan yang baik dan saling memahami. Karakteristik hubungan yang
dibangun antara organisasi bisnis dan pelanggan adalah interaksi; saling
menguntungkan; tumbuh dan berkembang; manfaat jangka panjang; hubungan
bersifat personal; kepercayaan.
Aktivitas utama yang ada dalam kegiatan hubungan masyarakat, antara
lain publikasi; acara-acara; pemberitaan; kepedulian terhadap komunitas;
menginformasikan dan membangun citra; lobi dan negosiasi; tanggung jawab
sosial. Pelaksanaan kegiatan hubungan masyarakat memerlukan kehati-hatian
karena berhubungan langsung dengan masyarakat dalam skala yang luas.

30
Kontribusi langsung hubungan masyarakat terhadap laba organisasi bisnis
memang sulit untuk diukur karena pelaksanaan hubungan masyarakat melibatkan
berbagai alat promosi lainnya. Namun, jika hubungan masyarakat dilaksanakan
secara terpisah, atau bahkan dilakukan sebelum kegiatan promosi lainnya
dilakukan, hasilnya akan relatif lebih mudah untuk diukur.
Electronic public relations atau E-PR adalah inisiatif hubungan
masyarakat yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitasnya.
Fokus utama E-PR adalah membidik media online. Sekalipun demikian, jika tidak
digabungkan dengan hubungan masyarakat offline, aktivitas hubungan
masyarakat akan menjadi kurang optimal. Media sosial pada zaman teknologi dan
informasi seperti saat ini didominasi oleh media sosial berbasis aplikasi teknologi
dan informasi yang dinamakan dengan situs jejaring sosial. Situs jejaring sosial
merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya
untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta mengundang
atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs
jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya
terdiri atas identitas diri dan foto pengguna. Kemunculan situs jejaring sosial ini
diawali dari adanya inisiatif untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh
belahan dunia.

3.2 Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan penulis berdasarkan penjabaran
di atas adalah:
1. Mahasiswa disarankan untuk mempelajari hal-hal mengenai public relations.
Hal ini dikarenakan akan berdampak pada pekerjaan di masa yang akan
mendatang. Dengan mempelajari public relations, mahasiwa akan mempu
berkomunikasi dengan masyarakat.
2. Perusahaan disarankan untuk terus meningkatkan kemampuan yang dimiliki
oleh humasnya. Hal ini karena humas bertugas sebagai jembatan anatara
organisasi dan masyarakat yang akan berdampak pada citra baik organisasi.

31

Anda mungkin juga menyukai