Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KOMUNIKASI PEMASARAN

“PUBLIC RELATION DAN CORPORATE COMMUNICATION”

Disusun Oleh Kelompok 8 :

Rada Mufarida : 2042620034


Rayana Sasi Pranawa G : 2042620114

ADMINISTRASI NIAGA
D-IV MANAJEMEN PEMASARAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya pada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Promosi Penjualan”,
untuk memenuhi tugas Komunikasi Pemasaran.Tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Farida Akbarina, S.E., M.AB. Selaku Dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Pemasaran.
2. Teman-teman beserta anggota kelompok atas kerjasamanya.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu demi
terselesaikannya makalah ini dengan lancar.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang terdapat
didalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini berguna
dan bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat luas.

November 2023

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 3
BAB 1 ....................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan......................................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 6
2.1 Public Relation ........................................................................................................................... 6
2.2 Elektronik Public Relation ......................................................................................................... 8
2.3 Penerapan Media Social dalam Kegiatan Public Relation ....................................................... 10
2.4 Marketing Public Relation ....................................................................................................... 10
2.5 Corporate Communication ....................................................................................................... 13
2.6 Corporare Communication di Era Digital ................................................................................ 16
2.7 Hubungan Public Relation dengan Corporate Communication ............................................... 18
BAB III ................................................................................................................................................... 19
PENUTUP............................................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 20

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi dalam sebuah organisasi menjadi kegiatan sangat krusial yang dilakukan di
lingkungan internal maupun eksternal organisasi. Komunikasi internal dilakukan dengan tujuan
untuk meningkatkan hubungan yang baik dan kerjasama untuk mewujudkan visi misi organisasi.
Sedangkan komunikasi eksternal memiliki tujuan untuk menjalin kerjasama yang menguntungkan
dan hubungan yang baik dengan pihak-pihak eksternal di antaranya masyarakat, media, pemerintah,
konsumen, dan lembaga atau perusahaan lainnya.
Public Relation (PR) pada dasarnya bertumpu pada komunikasi danrelasi. Melalui Public
Relations, organisasi berkomunikasi dan menjalin relasi dengan publik-publiknya. Dalam menjalin
komunikasi dan relasipublik-publiknya, organisasi memerlukan Media Massa. Karena itu Media
Relations menjadi bidang penting dalam dunia Public Relations (Iriantara,2005, 4). Media
Relations merupakan hubungan yang terjalin antara tim media dengan tim humas suatu orgabnisasi
atau perusahaan. Hubungan yang terjalin dilakukan secara dua arah dan saling menguntungkan.
Organisasi atau perusahaan mendapatkan publikasi atas informasi perusahaan kepada publik dan
media mendapatkan informasi dari organisasi / perusahaan sebagai bahan beritanya.
Corporate Communication (Komunikasi Korporasi) merupakan suatu kegiatan yang mencakup
pengelolaan serta pengaturan komunikasi eksternal dan internal, yang memiliki fungsi untuk
mendapatkan kepatuhan, membimbing dan memotivasi, memecahkan masalah dan membuat
keputusan, mengelola konflik, dan menciptakan pengertian. Corporate Communication juga
memiliki tujuan untuk mewujudkan hubungan yang saling menguntungkan dengan pemangku
kepentingan (Ganiem dan Kurnia 2019:3) Selain itu, menurut Mohamad dan Bungin (2020:3),
Corporate Communication diharapkan dapat memberikan suatu informasi yang dapat meningkatkan
atau mempertahankan citra perusahaan.
Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan media internal yang dikelola oleh
Corporate Communication pada suatu perusahaan. Media internal merupakan suatu sarana
pengutaraan dan penerimaan informasi yang tidak bersifat komersial dan terbatas hanya pada
kalangan publik internal perusahaan saja (Sari dan Fitriawan 2020). Media didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang mampu menghubungkan atau menyalurkan informasi antara sumber dan
penerima informasi (Yaumi 2018:5). Pada setiap instansi atau perusahaan penting untuk menjaga
4
hubungan yang berkualitas antara perusahaan dengan publiknya, baik internal maupun eksternal.
Oleh sebab itu, kehadiran media sangat diperlukan dalam suatu perusahaan untuk membantu
menjalin hubungan dengan publiknya (Sari dan Fitriawan 2020).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi, fungsi dan ruang lingkup public relation?
2. Bagaimana bentuk elektronik public relation?
3. Bagaimana penerapan media social dalam kegiatan public relation?
4. Bagaimana peran public relation dalam marketing?
5. Apa definisi, tugas dan peran corporate communication?
6. Bagaimana corparate communication pada era digital?
7. Bagaimana hubungan public relation dan corporate communication?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi, fungsi dan ruang lingkup public relation.
2. Untuk mengetahui bentuk dari elektronik public relation.
3. Untuk mengetahui penerapan media social dalam kegiatan public relation.
4. Untuk mengetahui peran public relation dalam marketing.
5. Untuk mengetahui definisi, tugas dan peran corporate communication.
6. Untuk mengetahui corporate communication di era digital.
7. Untuk mengetahui hubungan public relation dan corporate communication.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Public Relation
Kegiatan yang menjembatani suatu instansi guna untuk memperkenalkan diri, menciptakan alur
komunikasi serta menjalin Hubungan kerja sama yang baik dengan khalayak umum ini atau sering
dikenal dengan istilah public relations. Dalam pelaksanaanya PR harus memberikan penjelasan,
memperlihatkan hal-hal positif, bisa membuat public merasa dilibatkan dalam pengambilan solusi
pada isu masaah yang ada, dan tentunya dapat menyampaikan informasi serta opini public sehingga
bisa dijadikan evaluasi bagi suatu instansi (Pujianti, 2020).
Menurut Firsan Nova (2009) public relations ialah fungsi manajemen yang menjalin dan
menjaga hubungan satu sama lain antar intansi atau organisasi yang kedua belah pihak saling di
untungkan, untuk kemudian dijadikan patokan/kriteria sebuah keberhasilan atau belum tercapainya
tujuan.
1. Fungsi Public Relation Keberadaan praktisi PR di suatu instansi/perusahaan ini tentunya
mempunyai fungsi sendiri untuk melaksanakan tugasnya. Fungsi public relation itu sendiri
menurut Pujianti (2020) adalah:
a. Fungsi Konstruktif Dilihat dari arti kata itu sendiri yaitu membina/membangunan berarti
fungsi ini ada bagi praktisi PR untuk membangun suatu hubungan yang berkaitan dengan
instansi. PR adalah barisan pertama karena tepat di belakangnya adalah rangkaian tujuan
perusahaan.Artinya humas merupakan sarana atau jalan dari instansi untuk menggapaivisi
misi yang dimimpikan, seperti pemasaran, personalia, tujuanproduksi, dan lain-lain. Melalui
peran tersebut mendorong humas untuk membuat kegiatan yang terencana dan
berkelanjutan, atau kegiatan yang cenderung lebih aktif. Semua ini bertujuan untuk
menciptakan citra yang baik di mata publik.
b. Fungsi Korektif Fungsi koreksi lebih sulit jika dikomparasikan dengan fungsi PR yaitu
konstruktif. Fungsi ini bagi aktivitas PR lebih terstruktur dan bertujuan untuk membenahi
sesuatu jika instansi tersebut bermasalah dengan khalayak umum. Artinya PR disini
berperan untuk mengkoreksi, membenahi dan menangani setiap problematika yang ada serta
berkaitan dengan instansi terkait supaya semuanya kembali lancar dan sesuai tujuan
rencananya.

6
2. Ruang Lingkup Public Relation
Menurut Rachmat Kriyantono (2014) berbagai kegiatan yang dilakukan oleh PR yang begitu
sederhana bisa disingkat P.E.N.C.I.L.S (Kriyantono, 2014)antara lain:
a. Publikasi & Promosi: adalah kegiatan memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat.
Biasanya dilakukan dengan membuat dan mendistribusikan artikel ke media.
b. Event/Acara: Mengatur suatu kegiatan dengan tujuan membentuk citra. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk menciptakan citra yang baik agar selalu membekas di benak
masyarakat.
c. News/Berita: Sebenarnya tugas utama seorang humas adalah membuat atau menghasilkan
produk tertulis seperti siaran pers, buletin, berita dan lain-lain, untuk memberikan informasi
dan diseminasi kepada publik.
d. Community Involvement/Partisipasi masyarakat: humas mempunyai tugas melaksanakan
program-program tertentu untuk menciptakan partisipasi masyarakat sekitar dan masyarakat
di dalam perusahaan. Dengan terselenggaranya program ini diharapkan mampu
menciptakan rasa memiliki terhadap perusahaan di dalam diri mereka.
e. Identitas Media: kegiatan humas untuk menjalin hubungan baik dengan media (pers).
Seperti diketahui, komunikasi merupakan mitra abadi dari humas, keduanya tidak dapat
dipisahkan. Oleh karena itu, menjalin hubungan baik dengan media sangat penting untuk
mendapatkan publisitas media.
f. Lobi: menjadi persyaratan bagi humas untuk memiliki keahlian dalam bernegosiasi dan
membujuk berbagai pihak. Keterampilan ini diperlukan ketika perusahaan dalam krisis dan
pertimbangan yang cermat diperlukan untuk mencapai kesepakatan antara pihak-pihak yang
berkonflik.
g. Social Investment/Investasi sosial: adalah pekerjaan hubungan masyarakat untuk
menciptakansebuah program atau kegiatan yangmelayani kepentingan public bidang sosial.
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu contohnya, yaitu ketika suatu
perusahaan melakukan suatu kegiatan atau program yang bermanfaat bagi masyarakat dan
tentunya meningkatkan citra perusahaan itu sendiri. Dalam CSR, perusahaan tidak
dikenakan kerugian sama sekali karena kegiatan tersebut dapat dianggap sebagai kegiatan

7
amal bagi kelompok sosial. Dan harapannyaprogram ini dapat membantu perusahaan lebih
dikenal masyarakat.

2.2 Elektronik Public Relation


Menurut studi Dian Metha Ariyanti (2020) adanya teknologi sekarang ini membuat proses
komunikasi antar makhluk sosial bisa dilakukan diberbagai dunia tanpa adanya sekat jarak dan
waktu hanya dengan menghubungkan perangkat computer dengan jaringan internet. Hal tersebut
juga berlaku untuk kegiatan public relation yang menggunakan media online sebagai wadah
publisitasnya kepada public untuk meningkatkan citra suatu instansi yang dimiliki. Menariknya
sudut pandang Bob Julius Onggo (2004) E-PR ialah sebuah inisiatif dari pelaku PR atau humas
yang memakai internet untuk sarana mempromosikan diri. Menurut Onggo (2004), aktivitas
electronic public relations dapat menciptakan apa yang disebut 3R bagi organisasi/instansi:
1. Relasi, yaitu aktifitas yang mampu berinteraksi dengan banyak target audiens yang berbeda
untuk membentuk relasi dan citra/image perusahaan.
2. Reputasi, merupakan aset terpenting dalam bisnis. E-PR yang merupakan aktifitas untuk terus
membangun reputasi online; dan
3. Relevansi, yaitu mengusahakan aktivitas PR online agar selaras dengan tujuan publik
instansinya. Sebagai bagian dari dunia digital, pelaku public relation mau tidak mau untuk
mengikuti perkembangan ilmu dan kemampuan dalam berkomunikasi secara online.

Bentuk Elektronik Public Relations dapat dilihat dengan melihat penggunaannya. Setidaknya
ada lima bentuk penggunaan cyber PR yang dijelaskan/dipaparkan Bob Julius Onggo (dalam
Hidayat, 2014), diantaranya:

1. Surel/Email
Email/surel tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis dan gaya hidup, serta aktivitas sehari-hari
terutama dalam konteks EPR. Email juga dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk
membangun reputasi dan merusak reputasi(Onggo, 2004). Seperti yang terjadi sering kalisebab
beberapa hal kecil yang luput dari perhatian saat menggunakan surel, seperti cara penulisan
surel yang salah, pemilihan diksi yang sopan saat menulis, atau terlalu lama membalas pesan
surel, akan merusak reputasi.Sangat disayangkan jika sebuah perusahaan yang dibangun secara
offline dengan kerja keras dapat merusak reputasinya dengan hal-hal kecil seperti itu.

8
Perusahaan sering menggunakan surel untuk bermacam tujuan, termasuk terhubung dengan
pemangku kepentingan, menyediakan kolaborasi kerjasama, dan menyediakan produk untuk
bekerja dengan media.

2. Majalah Elektronik/Electronic
Magazine (ezine) Electronic Magazine adalah nama lain dari majalah dalam versi online
(Onggo, 2004).Ezine adalah majalah online yang penuh dengan informasi, artikel dan solusi.
Beberapa situs ezine mengandalkan web dan surel. Namun, yang paling populer adalah ezine,
yang dikirim langsung melalui surel. Bob Julius Onggo menyatakan bahwa yang terpenting dari
sebuah ezine adalah konten yang dikandungnya(Onggo, 2004).
3. Blogs
Blog adalah jenis manajemen konten yang memudahkan siapa saja untuk mempublikasikan
artikel pendek yang disebut posting. Bisnis yang memiliki blog harus inovatif dan kreatif dalam
membuat dan memutuskan konten agar dapat menarik perhatian banyak orang. Sebab blogging
adalah percakapan interaktif itu sendiri, jadi itu bukan tempat yang tepat untuk menyebarkan
siaran pers perusahaan.
4. Wire Service/Website
Layanan yang dikenal dengan wire service atau lebih umum lagi website adalah jenis layanan
publik yang dapat diakses publik kapan saja, di mana saja untuk menyediakan berbagai
informasi perusahaan. Layanan wireline ini dapat berupa website perusahaan atau website
perusahaan. Website berisi banyak informasi tentang instansi, seperti profil instansi, informasi
tentang produk, layanan, aktivitas, dan sebagainya. Terbentuknya jasa telegraf tentunya akan
menjadikan perusahaan yang selama ini dianggap banyak orang menjadi lebih canggih, modern
dan profesional. Penilaian ini dapat digunakan sebagai tolok ukur atas reputasi yang dibentuk
melalui pekerjaan spesialis hubungan masyarakat perusahaan/PR.
5. Multimedia
Menurut sudut pandang Munir multimedia ialah gabungan atau perpaduan dari berbagai media
yang bewujud teks, gambar, suara, animasi, video, interaksi lain-lain dan dibungkusdalam
bentuk file berbeda yaitu file digital (komputerisasi), dengan tujuan mengirimkan sebuah pesan
kepada khalayak (Munir, 2012). Sedangkan menurut Dasrun Hidayat menjelaskan bahwa
contoh real dari multimedia ialah media sosial seperti Twitter, Facebook dan YouTube
9
(Hidayat, 2014). Semakin berkembangannya era banyak sekali bermunculan media sosial baru
seperti LinkedIn, Line, Path, Whatsapp dan yang sedang tren sekarang ada Instagram.

2.3 Penerapan Media Social dalam Kegiatan Public Relation


Menurut Ujang Rusdianto lebih menyeluruh menjelaskan jika media sosial saat ini memberikan
vitalitas baru bagi para pelaku humas dalam melakukan kegiatan kehumasan (Rusdianto,
2014).Ruang lingkup kehumasan saat ini berada dalam era jayanya di media online, dan muncul
media sosial sehingga menjadi media baru yang banyak digandrungi oleh masyarakat. Saat ini
media sosial sudah berevolusi, sedangkan praktisi humas dalam memenuhi kewajiban PR mereka
untuk membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan masyarakat umum di tingkat
individu dan instansi. Informasi bisa mengalir seperti air di media sosial. Masyarakat umum
memiliki akses tanpa batas ke semua jenis informasi di media sosial melalui Facebook, Twitter,
YouTube, Instagram, dan lainnya. Dan itu tentu membawa manfaat, dan juga memberi peluang
bisnis untuk mengetahui apa yang dibutuhkan rata-rata orang.
Media sosial memiliki sifat berubah-ubah dan interaktif, dan masyarakat umum bebas
mengomentari kualitas produk dan layanan suatu perusahaan. Ketika seseorang memutuskan
apakah produk atau layanan perusahaan itu baik atau buruk dan mengunggahnya ke media sosial,
informasi yang diunggah mungkin diketahui orang lain dan akan tersebar dengan cepat di dunia
maya. Jika praktisi PR kurang beradaptasi dan berpartisipasi dalam menggunakan media sosial,
maka instansi atau perusahaan akan banyak kehilangan kesempatan untuk mengklarifikasi dan
menyampaikan pesan kepada khalayak bahwa produk atau layanan yang mereka punyai tersebut
sangat bernilai. Melihat fenomena yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa audiens
jejaring sosial bertindak sebagai penerbit perusahaan. Mereka berfungsi sebagai pembawa pesan
kepada khalayak luas tentang baik buruknya citra, produk atau layanan suatu perusahaan. Dan bisa
dipastikan bahwa pesan yang mereka bawa akan menyebar dengan sangat cepat. Maka dari itu
praktisi PR di era digital ini dituntut untuk bisa terjun langsung di media sosial menghadapi
publisher sekaligus khalayak mereka.
2.4 Marketing Public Relation
1. Pengertian Marketing Public Relation

10
Marketing Public Relations adalah bagian dari Public Relations dalam konteks
manajemen pemasaran yang melengkapi serta membantu mencapai serta membantu pencapaian
tujuan ataupun target pemasaran produk baik berupa barang ataupun jasa. Marketing Public
Relations mereupakan konsep atau disiplin pemasaran yang muncul pada tahun 1990-an, dan
perkembangannya akhir-akhir ini sangat menonjol dan banyak menunjukkan manfaat serta
kelebihannya dan juga dapat dijadikan ujung tombak perusahaan disamping Corporate Public
Relations (CPR) dalam menunjang dan mempercepat perkembangan perusahaan.
Definisi Marketing Public Relations juga dikemukakan oleh Harris, pencetus pertama
konsep Marketing Public Relations ia menulis definisi Maketing Public Relations dalam
bukunya yang berjudul The Marceters Guide To Public Relations yang dikutip Abadi, dkk
dalam bukunya Marketing Public Relations “Marketing Public Relations merupakan proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang merangsang pembelian
dan kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan
melalui kesan-kesan yang menghubungkan perusahaan dan produknya sesuai dengan
kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan konsumen. (1994:30)”
2. Faktor Penunjang Marketing Public Relation
Salah satu faktor penunjang yang sangat berperan dalam pelaksanaan kegiatan
Marketing Public Relations adalah mengenai materi kegiatannya. Menurut Effendy dalam
bukunya Dinamika Komunikasi materi kegiatan Marketing Public Relations menyangkut
penyajian isi pesan yang akan disampaikan pada publiknya, Ia mengemukakan bahwa :
1) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian
komunikan
2) Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju pada pengalaman yang sama
antara komunikator dengan komunikan, sehingga sama-sama mengerti
3) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara
untuk memperoleh kebutuhan tersebut
4) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi
situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan
tanggapan yang dikehendaki. (1993:41).

Secara garis besar Marketing Public Relations merupakan salah satu sarana
penyampaian informasi untuk menarik perhatian (attentions), guna menciptakan daya tarik
11
sehingga dapat menumbuhkan keinginan (desire) untuk menggunakan produk tersebut (actions)
hingga dapat menimbulkan kesan yang bermanfaat dari diri seseorang. Adapun peran utama
Marketing Public Relations dalam upaya mencapai tujuan perusahaan dalam berkompetisi,
menurut Kasali dalam bukunya yang berjudul Manajemen Public Relations secara garis
besarnya adalah :

1) Menumbuhkan kesadaran konsumen terhadap produk


2) Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan serta manfaat atas produk
yang digunakan.
3) Mendorong antusiasme (Sales Force) melalui sesuatu artikel sponsor mengenai kegunaan
dan manfaat suatu produk
4) Menekan biaya promosi iklan komersial
5) Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen
6) Membantu dalam mengkampanyekan produk-produk baru dan sekaligus merencanakan
perubahan posisi yang lama
7) Mengkomunikasikan aktivitas dan program kerja
8) Membina dan mempertahankan citra perusahaan berikut produknya
9) Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan
datang. (2000:11)
3. Marketing Public Relations Sebagai Aplikasi Konsep Public Relations Dalam Bidang
Pemasaran
Peran Public Relations pada tahun 1990-an semakin meluas. Seiring munculnya
kesadaran para praktisi profesional akan perlunya komunikasi yang mampu mendukung
pencapaian tujuan perusahaan. Harris, guru besar Journalism pada Kellog School Of
Journalism, mengembangkan sebuah konsep yang menekankan pentingnya Public Relations
guna mendorong kegiatan pemasaran. Konsep yang terkenal dengan nama Marketing Public
Relations merupakan 38 perluasan dan adaptasi dari konsep Public Relations yang difokuskan
pada programprogram pemasaran.
Perkembangan Marketing Public Relations yang menonjol telah menunjukan manfaat
dan kelebihannya sebagai ujung tombak perusahaan dalam mempercepat perkembangan
perusahaan disamping Corporate Public Relations. Selain itu Marketing Public Relations telah

12
mengambil alih tanggung jawab yang dulunya menjadi tugas iklan atau advertising sebagi
media informasi dan mempengaruhi psikologi.
Keuntungan lain dari penggunaan fungsi Marketing Public Relations adalah pesan yang
disampaikan mempunyai jangkauan wilayah yang luas dalam waktu yang singkat. Marketing
Public Relations mampu memberikan tambahan dan melengkapi kampanye iklan dengan
membawa pesan yang sama untuk sasaran pasar atau khalayak konsumen yang sama ataupun
khalayak konsumen yang berbeda. Jika suatu organisasi atau perusahaan sebelumnya
menghindari pasar konsumen yang berbeda karena takut mengalami kerugian, kini dengan
adanya peran Marketing Public Relations suatu organisasi atau perusahaan justru berani
mencoba pasar yang memiliki variasi demografi dan budaya.
2.5 Corporate Communication
1. Pengertian Corporate Communication
Corporate Communication adalah pesan yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi atau
perusahaan, badan, atau lembaga kepada publik. “Publik”, baik dari internal yaitu karyawan,
stakeholder, dan pemegang saham maupun eksternal seperti agens-agensi, mitra, media,
pemerintah, badan industri dan institusi-institusi, serta masyarakat intelek dan masyarakat
umum. Suatu organisasi harus mengomunikasikan pesan yang sama ke semua yang
berkepentingan, untuk mengirimkan koherensi, kredibilitas dan etika. Jika salah satu esensi ini
ada yang hilang, maka seluruh organisasi kemungkinan akan gagal. Corporate Communication
membantu organisasi menjelaskan misi mereka, menggabungkan banyak visi dan nilai-nilai
menjadi sebuah pesan kohesif kepada stakeholder.
Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh Cees van Riel dan Charles
Fombrun “Corporate Communication dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang
termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang
ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan,
tempat di mana perusahaan bergantung. Komunikasi perusahaan terdiridari penyebaran
informasi oleh sebuah divisi ahli dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi”.
Konsep Corporate Communication dapat dilihat sebagai struktur komunikasi integratif
yang menghubungkan para pemilik kepentingan kepada organisasi atau perusahaan. Struktur
Corporate Communication adalah sebuah sistem yang memungkinkan perusahaan untuk
13
mengatur segala bentuk dan jenis komunikasi secara strategis. Corporate Communication
adalah divisi dalam suatu perusahaan yang menangani berbagai macam bentuk isu komunikasi
perusahaan dengan publiknya.
2. Tugas Corporate Communication
Komunikasi yang dibangun oleh Corporate Communication bukan hanya kepada pihak luar,
namun penting juga disampaikan pada pihak internal perusahaan untuk membangun budaya
kerja yang kondusif dan menciptakan efektivitas kerja agar visi dan misi perusahaan dalam
menjalankan bisnis dapat berjalan dengan baik.
Konsep Corporate Communication dapat dilihat sebagai struktur komunikasi integratif yang
menghubungkan para pemilik kepentingan kepada perusahaan. Struktur Corporate
Communication adalah sebuah sistem yang memungkinkan perusahaan untuk mengatur segala
bentuk dan jenis komunikasi secara strategis. Terdapat beberapa tugas Corporate
communication dalam suatu perusahaan, seperti :
a. Menyempurnakan profil dari perusahaan (corporate branding)
b. Meminimalkan perbedaan antara identitas perusahaan yang diinginkan dan fitur merek dari
sebuah produk yang dihasilkan perusahaan
c. Menyediakan informasi kepada publik perihal kebijakan organisasi, kegiatan, produk, dan
karyawannya agar dapat memberikan pengetahuan yang maksimal
d. Mendelegasikan tugas-tugas dalam komunikasi
e. Merumuskan dan melaksanakan prosedur yang efektif untuk membuat keputusan mengenai
urusan komunikasi
f. Menggerakkan dukungan internal dan eksternal demi tujuan-tujuan perusahaan
g. Berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis internasional.
h. Menciptakan, memelihara dan memantau Citra baik perusahaan (Good Corporate image)
baik yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan, produk atau jasa, reputasi maupun
personelnya (karyawan)
3. Peran Corporate Communication
Secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang suatu yang
muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Salah satu jenis citra adalah citra
perusahaan. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti misalnya dari sejarah atau
riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan,
14
kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta
lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan
riset. Memiliki suatu citra perusahaan yang cemerlang dan positif, jelas merupakan keinginan
dari setiap perusahaan.
Perusahaan yang memiliki citra yang positif dari publiknya berarti mempunyai esensial
dari sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang serta menguntungkan bagi
perusahaan. Hal ini terjadi karena citra positif pada perusahaan dapat mencerminkan daya saing
yang kuat,
daya tarik yang handal, penanganan yang baik terhadap krisis perusahaan dan strategi yang baik
dalam pemasaran dan penghematan biaya operasional.
Corporate Communication (Komunikasi Korporat), menjadi salah satu ujung tombak
dalam menjaga citra perusahaan di mata publik. Dimana strategi atau sistem komunikasi yang
disusun secara baik oleh seorang Corporate Communication dapat membangun citra yang
positif terhadap perusahaan. Sehingga dengan membangun kepercayaan publik yang cukup
besar dapat memberikan efek posisitif bagi kelanjutan usaha sebuah perusahaan. Untuk
mempertahankan citra positif suatu perusahaan, terdapat empat tahap yang harus diupayakan
Corporate Communication, yaitu :
a. Mengumpulkan fakta dengan mengidentifikasi, memantau, untuk mengetahui apa yang
sedang terjadi saat ini yang dapat berpengaruh pada citra perusahaan. Corporate
communication melakukan audit untuk mempelajari secara detail mengenai bagaimana, apa
dan kepada siapa mereka berkomunikasi. Audit memberi pembuat keputusan sebuah
gambaran yang jelas tentang apa yang sudah dilakukan dan memberi basis untuk
menentukan perubahan apa yang perlu dilakukan.
b. Perencanaan dan pemrograman. Tahap pertama digunakan untuk dasar dalam perencanaan
dan pemrograman rencana kerja perusahaan. Sehingga Corporate event management
membuat rancangan anggaran dan program kerja yang akan mereka lakukan setiap
tahunnya.
c. Mengambil aksi dan komunikasi. Tahap ketiga adalah mengimplementasikan,
mengkomunikasikan program-program dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan. Bagi divisi Corporate communication dalam menjalankan program, posisi

15
bagian lain di dalam perusahaan sangat penting karena tanpa dukungan dari bagian lain di
dalam perusahaan pelaksanaan program tidak akan berhasil.
d. Evaluasi program. Tahap terakhir dari proses ini melakukan penilaian dan evaluasi terhadap
program yang telah dilakukan. Apakah berhasil atau tidak. Dan jika kegiatan ini
dilaksanakan secara rutin dan mendalam, maka citra positif perusahaan bisa dipertahankan
dan memperkuat citra positif perusahaan yang telah dimiliki.

2.6 Corporare Communication di Era Digital


Komunikasi pada suatu perusahaan, atau yang akrab disebut dengan komunikasi korporasi,
salah satu jenis komunikasi terkait dengan lembaga (instansi/perusahaan), baik komunikasi
kedalam (internal) maupun keluar (eksternal) organisasi. Komunikasi Perusahaan memiliki area
yang sama dengan Humas (Public Relations). Dari segi akademis komunikasi korporat adalah
kajian baru bagi bidang manajemen dan komunikasi bisnis, akan tetapi sudah muncul sejak abad 20
di jurusan komunikasi dan jurnalistik, di bawah kajian PR atau public affairs. Menurut Cees van
Riel dan Charles Fombrun dalam Essentials Corporate Communication, komunikasi korporat dapat
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan
segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang
menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung.
Sehubungan dengan perkembangan digitalisasi media, komunikasi korporasi juga terkena
dampaknya, seiring berjalannya waktu, perubahan-perubahan komunikasi secara konvensional
secara jelas terlihat dan menunjukkan eksistensinya. Produk-produk digitalisasi dalam bidang
komunikasi semisal media sosial turut digunakan banyak korporasi untuk menjaga efisiensi
komunikasi di kalangan internal maupun eksternal perusahaan. Alasannya tidak lain adalah karena
kesadaran bahwa informasi merupakan aspek penting dalam kinerja sebuah perusahaan, dan
penyebaran informasi menjadi salah satu poin utama untuk pengembangan bisnis.
Komunikasi perusahaan merupakan suatu fungsi manajemen dalam perusahaan yang
menangani segala usaha untuk membangun dan mempertahankan image positif perusahaan dengan
membangun komunikasi yang efektif secara internal (antara manajemen dengan karyawan maupun
secara eksternal (antara perusahaan dengan pihak lain, seperti konsumen, investor, media, maupun
pemerintah). Departemen Corporate Communication merupakan “payung” yang membawahi

16
berbagai aspek komunikasi, termasuk Public Relations (PR) atau hubungan dengan media,
komunikasi internal, hubungan dengan investor, hubungan dengan masyarakat (CSR), maupun
hubungan dengan pemerintah. Singkatnya, CSR dan PR/Humas berada di bawah Corporate
Communication.
Komunikasi perusahaan menjadi salah satu ujung tombak dalam menjaga citra (image)
perusahaan dan membangun kepercayaan (trust) publik yang memberikan efek positif bagi
kelanjutan usaha sebuah perusahaan (menurut annualreport.id). Komunikasi yang dilakukan dalam
Corporate Communication bukan hanya kepada pihak luar seperti pers dan media, namun juga
kepada pihak internal perusahaan untuk membangun budaya kerja yang kondusif dan menciptakan
efektivitas kerja agar bisnis dapat berjalan dengan baik. Lebih dalam lagi, fungsi komunikasi
korporat juga menyempurnakan profil dari perusahaan (corporate branding), menggerakkan
dukungan internal dan eksternal demi tujuan-tujuan perusahaan, dan Implementasi Komunikasi
Perusahaan berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis internasional, selain menjaga
kepuasan para stakeholders (termasuk pemegang saham dan pemerintah).
Seorang ekonom asal Kanada bernama Harold Adams Innis, menegaskan bahwa ilmu
komunikasi merupakan sumber pusat dari perkembangan teknologi. Menurut Weber, kata sosial
secara sederhana merujuk pada relasi sosial. Relasi sosial itu sendiri dapat dilihat dalam kategori
aksi sosial (social action) dan relasi sosial (social relations). Kategori ini mampu membawa
penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan aktivitas sosial dan aktivitas individual. Definisi
media sosial menurut Mandiberg 2012, media sosial adalah media yang mewadahi kerjasama di
antara pengguna yang menghasilkan konten (user-generated content), sedangkan menurut Shirky
(2008), media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan
pengguna untuk berbagi (to share), bekerjasama (to cooperate) di antara pengguna dan melakukan
tindakan secara kolektif yang semuanya berada di luar kerangka institusional maupun organisasi.
Media sosial, adalah salah satu platform yang muncul pada media siber. Hal itu membuat
media sosial memiliki karakteristik yang sama dengan media siber, kendati demikian media sosial
memiliki karakteristik khusus yang hanya dimiliki oleh media sosial. Karakteristik tersebut
menurut Rulli Nasrullah yaitu: (1) Memiliki Jaringan, (2) Terdapat Informasi, (3) Arsip, (4)
Adanya interaksi, (5) Simulasi Kehidupan Sosial, (6) Konten oleh Para Pengguna. (Rulli, 2016: 14)

17
2.7 Hubungan Public Relation dengan Corporate Communication
Pada dasarnya, public relation dan corporate communication berada pada area yang
sama, yaitu sama-sama bertujuan untuk membangun reputasi positif sebuah perusahaan. Namun
ada perbedaan yang mendasar antara keduanya seperti Corporate communication yang memiliki
ruang lingkup lebih luas dan Public Relations Lebih Fokus kepada Media. Corporate
communication merupakan integrasi dari dua fungsi yaitu fungsi public relations dan fungsi
marketing. Fungsi marketing lebih focus kepada hasil penjualanan yang bertujuan tuntuk
keuntungan financial sedangkan fungsi public relations terutama dalam hal pemasaran lebih fokus
kepada pengembangan brand image dan citra positif terhadap produknya. Untuk perusahaan-
perusahaan yang telah menjadi perusahaan go public atau emiten, keberadaan corporate
communication menjadi hal wajib ada dalam bagian manajemennya yang dapat mempengaruhi
citra perusahaan yang tidak hanya menyangkut produk, jasa atau penjualan namun juga tentang
komunikasi yang efektif dalam memperoleh kepercayaan dan empati publik.
Baik itu tubuh perusahaan, organisasi, lembaga, organisasi non-pemerintah atau
badan pemerintah, semua memerlukan citra dan reputasi positif. Dalam kompetisi yang semakin
meningkat saat ini, akses mudah terhadap informasi dan media, manajemen reputasi telah menjadi
semakin penting. Oleh karena itu, Corporate Communication telah menjadi aset yang signifikan
untuk kelangsungan hidup perusahaan. Corporate Communication kini telah muncul sebagai suatu
ilmu dan seni manajemen persepsi.

18
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media sosial memiliki sifat berubah-ubah dan interaktif, dan masyarakat umum bebas
mengomentari kualitas produk dan layanan suatu perusahaan. Ketika seseorang memutuskan
apakah produk atau layanan perusahaan itu baik atau buruk dan mengunggahnya ke media
sosial, informasi yang diunggah mungkin diketahui orang lain dan akan tersebar dengan cepat
di dunia maya. Jika praktisi PR kurang beradaptasi dan berpartisipasi dalam menggunakan
media sosial, maka instansi atau perusahaan akan banyak kehilangan kesempatan untuk
mengklarifikasi dan menyampaikan pesan kepada khalayak bahwa produk atau layanan yang
mereka punyai tersebut sangat bernilai. Melihat fenomena yang dijelaskan di atas, dapat
disimpulkan bahwa audiens jejaring sosial bertindak sebagai penerbit perusahaan. Mereka
berfungsi sebagai pembawa pesan kepada khalayak luas tentang baik buruknya citra, produk
atau layanan suatu perusahaan. Dan bisa dipastikan bahwa pesan yang mereka bawa akan
menyebar dengan sangat cepat. Maka dari itu praktisi PR di era digital ini dituntut untuk bisa
terjun langsung di media sosial menghadapi publisher sekaligus khalayak mereka.
Public relation dan corporate communication berada pada area yang sama, yaitu
sama-sama bertujuan untuk membangun reputasi positif sebuah perusahaan. Namun ada
perbedaan yang mendasar antara keduanya seperti Corporate communication yang memiliki
ruang lingkup lebih luas dan Public Relations Lebih Fokus kepada Media. Corporate
communication merupakan integrasi dari dua fungsi yaitu fungsi public relations dan fungsi
marketing. Fungsi marketing lebih focus kepada hasil penjualanan yang bertujuan tuntuk
keuntungan financial sedangkan fungsi public relations terutama dalam hal pemasaran lebih
fokus kepada pengembangan brand image dan citra positif terhadap produknya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sultan Martha. Penerapan Cyber Public Relation Melalui Media Social. 2022

Ainur Rochmaniah, Ferry Adhi Dharma, Djarot Budi Utomo. Dasar Public Relation. Umsida

Press. 2021

Akhyarsyah Agya. Implementasi Komunikasi Perusahaan di Era Digital. Vol 13. No 2. 2022

Yuliana Wulandari. Stratefi Komunikasi Bisbis di Era Digital. 2019

20

Anda mungkin juga menyukai