PROPAGANDA
MAKALAH
RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MARET 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT. Karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah “Manajemen Humas Dan Layanan Publik” dalam bentuk makalah
dengan judul “Public Relations, Advertising, Marketing, Promosi dan
Propaganda”. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan semoga
senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Selain itu kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami, yaitu sebagai berikut:
1. Bapak Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Universitas Islam Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Bapak Dr. H. Masduki, M.Ag. selaku ketua Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam.
4. Bapak Dr. Agus Zaenul Fitri., M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Humas dan Layanan Publik.
5. Teman-teman yang telah ikut serta membantu dalam pembuatan makalah.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalalah diatas dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Public Relations
1
Prof. Drs. Onong Unhjana Effendy, M.A., Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), Hal. 134.
3
atas memberi pemahaman yang sangat jelas serta memberikan pemahaman tentang
perbedaan antara public relations dan iklan public relations bukanlah salah satu
bentuk dari komunikasi seperti yang dipahami masyarakat selama ini. Public
relations menyangkut seluruh komunikasi yang berlangsung pada suatu organisasi
dengan perencanaan yang jelas untuk mencapai tujuan yang sangat spesifik, dalam
hal ini adalah pembangunan citra tentang perusahaan atau organisasi tersebut
kepada masyarakat.2
2
Rini Darmastuti, S.Sos., Etika PR dan E-PR, (Yogyakarta: Gama Media, 2007), Hal. 7-8.
3
Moh Ali, Menjadi Public Relations yang Handal, (Yogyakarta: Dolphin Books, 2006),
Hal. 10.
4
Anthony Davis, Everything You Should Know About Public Relations, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2003), Hal. 9.
4
tepat pada waktu yang tepat. Kalau dirinci, public relations dapat membantu
melakukan banyak hal dan mencapai tujuan perusahaan atau lembaga seperti:
Tentunya, tujuan public relations tersebut diarahkan kepada publik internal dan
eksternal. Semua itu dimaksudkan untuk mengembangkan good will dan
memperoleh opini publik yang favorable atau menciptakan kerja sama berdasarkan
hubungan yang harmonis dengan berbagai publik. Misalnya, karyawan semangat
kerja yang tinggi adalah tujuan internal public relations. Sedangkan secara
eksternal, public relations dimaksudkan untuk mengeratkan hubungan dengan
opini publik orang-orang di luar badan/instansi hingga terbentuklah yang favorable
Tujuan public relations untuk memengaruhi publiknya, antara lain sejauh mana
mereka mengenal dan mengetahui kegiatan lembaga atau organisasi yang diwakili
tersebut tetap pada posisi pertama, dikenal dan disukai.
5
membentuk opini publik dan di lain pihak memiliki perbedaan. Perbedaannya
adalah media pers dan wartawan merupakan alat kontrol sosial, sedangkan public
relations lebih menekankan fungsi untuk menggalang pengertian antara lembaga
yang diwakilinya dengan publik yang menjadi target sasarannya (target audience).
Di samping itu, tidak terlepas dari pengabdiannya demi kepentingan umum (it
should serve the public's interest).
Peranan adalah pelaksanaan dari peran, sedangkan peran adalah wujud dari fungsi
Rosady Ruslan menyebutkan peranan humas sebagai berikut:
6
B. Advertising
5
Winarno, Rumah Iklan, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2008), Hal.1.
6
Djajakusumah, Periklanan, (Bandung: Armico, 1982), Hal. 14.
7
tersebut didasari oleh semangat anti-barat, khususnya Belanda yang menjajah
bangsa Indonesia saat itu. Semangat anti-Belanda itu tidak saja diwujudkan dengan
pertempuran mengusir bangsa Belanda dari tanah Indonesia, namun juga
diperlihatkan dengan tidak menggunakan istilah-istilah dari bahasa Belanda.
Pencarian istilah untuk menyebut advertensi pun dilakukan hingga akhirnya dipilih
istilah dari bahasa Arab.
Pemilihan istilah dari bahasa Arab juga dipilih karena faktor penyebaran
agama Islam yang begitu pesat di Indonesia, ketika itu yang menjadikan
kebudayaan Arab lebih diterima oleh masyarakat, sehingga istilah i'lan diadopsi
sampai sekarang.
Beberapa ahli sendiri memaknai iklan dalam beberapa pengertian. Ada yang
mengartikan dalam sudut pandang komunikasi, murni periklanan, pemasaran, dan
ada pula yang memaknainya dalam perspektif psikologi. Kesemua definisi tersebut
membawa konsekuensi arah yang berbeda-beda. Bila dalam perspektif komunikasi
cenderung menekankan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan. Dalam perspektif iklan cenderung menekankan pada aspek
penyampaian pesan yang kreatif dan persuasif yang disampaikan melalui media
khusus. Perspektif pemasaran lebih menekankan pemaknaan iklan sebagai alat
pemasaran yaitu menjual produk. Sementara dalam perspektif psikologi lebih
menekankan aspek persuasif pesan.
8
Menurut Kasali, secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh suatu masyarakat lewat suatu media.
Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih
diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun 2000,
iklan adalah pesan komunikasi dari produsen/pemberi jasa kepada calon konsumen
di media yang pemasangannya dilakukan atas dasar pembayaran. Sementara
periklanan adalah proses pembuatan dan penyampaian pesan yang dibayar dan
disampaikan melalui sarana media massa yang bertujuan membujuk kosumen untuk
melakukan tindakan membeli/mengubah perilakunya.
7
Durianto, Inovasi Pasar Dengan Iklan yang Efektif, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2003), Hal. 1.
9
Suhandang periklanan merupakan kegiatan yang terkait pada dua bidang kehidupan
manusia sehari-hari, yakni ekonomi dan komunikasi. Dalam bidang komunikasi,
periklanan merupakan proses atau kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak-
pihak sponsor (pemasang iklan), media masa, dan agen periklanan.8
Guinn, Allen, dan Semenik dalam buku yang berjudul Advertising &
Integrated Brand Promotion, mengemukakan bahwa periklanan merupakan sebuah
proses komunikasi. Ketiga tokoh tersebut menyatakan bahwa "Communication is a
fundamental aspect of human existence, and advertising is a communication.”
8
Suhandang, Periklanan: Manajemen, Kiat dan Strategi, (Bandung: Nuansa, 2005), Hal.
4.
10
1. Penyebaran informasi. Periklanan adalah suatu bentuk komunikasi untuk
penyebaran informasi. Misalnya: iklan tentang produk baru, iklan duka cita,
iklan baris, iklan lowongan kerja, dan sebagainya.
2. Penawaran gagasan, barang atau jasa. Unsur yang terkandung dalam
periklanan adalah adanya upaya penawaran suatu gagasan, barang atau jasa
agar dipahami, diikuti atau dipergunakan oleh sasaran.
3. Persuasi agar sesuai dengan keinginan pengiklan. Periklanan juga berupa
suatu bentuk paksaan, persuasi, atau bujukan agar sasaran mau mengikuti
atau bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan.
4. Nonpersonal. umumnya periklanan direncanakan berdasarkan
pertimbangan pada hal-hal yang bersifat massa/publik, baik tentang
pembahasan sasaran, isi pesan, media, maupun pola komunikasinya.
5. Sponsor yang jelas. Periklanan mau tidak mau memerlukan biaya. Untuk itu
biasanya ada sponsor yang jelas, yang membiayai suatu program periklanan,
dalam upaya mendukung tercapainya tujuan tertentu, misalnya tujuan
pemasaran.
1. Tujuan Periklanan
11
Kesemuanya membutuhkan waktu. Untuk produk yang sudah dikenal, hasil
dapat dilihat setelah dilakukan kampanye terus menerus selama 1 tahun. Dan untuk
produk baru bisa perlu 5 tahun.
C. Marketing
9
Danandjaja, Peranan Humas Dalam Perusahaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Hal.
140.
12
adalah suatu proses sosial yang di dalamnya ada individu dan kelompok yang
ingin mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain. Marketing pada dasarnya tidak hanya sekedar kemampuan suatu
organisasi untuk memproduksi barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan
konsumen, tetapi organisasi juga harus mengetahui sasaran dari pesaing lainnya.10
Dalam marketing diperlukan adanya suatu kemampuan pengetahuan produk dan
teknik menjual guna mempermudah dalam menjalankan tugasnya serta
meningkatkan penjualannya.
Marketing memerlukan lebih banyak keterampilan dalam memanfaatkan
sumber daya public relations, kerana public relations menciptakan dampak yang
bersumber pada peningkatan kesadaran masyarakat dengan biaya periklanan yang
relatif lebih sedikit. Public relations yang efektif itu dapat memberikan
kontribusi kepada upaya marketing dengan cara menjaga lingkungan politik dan
sosial agar tetap ramah kepada organisasi/suatu lembaga. Public relations juga
mendukung program marketing dalam pemberdayaan konsumen, pemberdayaan
konsumen disini mengansumsikan bahwa daya beli atau minat konsumen dapat
diingatkan bila konsumen diberi kekuasaan yang lebih besar tanpa harus
mengorbankan kepentingan ekonomi sebuah lembaga penyedia barang atau
layanan.11 Public relations bertanggung jawab secara mendasar untuk
membangun dan memelihara lingkungan yang ramah bagi organisasi atau
perusahaan karena untuk pencapaian misinya. Public Relations sebagai alat
manajemen secara struktural merupakan bagian dari suatu organisasi/perusahaan
yang berperan sangat penting dan kontribusinya dalam menentukan keberhasilan
organisasi/perusahaan itu untuk mencapai visi, misi dan tujuan bersama. Public
relations memiliki peran untuk membantu organisasi menentukan bukan hanya
apa yang akan dikatakan, tetapi juga apa yang akan dilakukan. Kegiatan
marketing bertujuan unuk merangsang minat konsumennya dengan menciptakan
suatu produk yang sesuai
10
Amiruddin, dkk, Manajemen Pemasaran Jasa Lembaga Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: K. Media, 2002), Hal. 24-25.
11
Radita Gora, Riset Kualitatif Public Relations, (Surabaya: CV. Jagad Publishing, 2019),
Hal. 19-20.
13
dengan keinginan konsumen, menjanjikan value tinggi, menawarkan harga
menggiurkan, menyalurkan produk dengan mudah, melakukan promosi dengan
efektif lalu merumuskan strategi bagaimana mempertahankan konsumennya
dengan memberikan kepuasan kepada konsumen secara terus menerus.12
Marketing selalu mendapat perhatian yang lebih dengan tanpa mengabaikan
kegiatan-kegiatan lain seperti produksi, keuangan, personalia, dan sebagainya.13
12
Moh. Fachry, Journal of Educational Management, (2019), Vol. 01, No. 01.
13
Erman Anom, Jurnal Komunikologi, (2004), Vol. 1, No.1.
14
Kaith Butterrick, Pengantar Public Relations Teori dan Praktik, (Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA, 2014), Hal. 55.
14
f. Komitmen terhadap penjual purna jual.15
15
Rosandy Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, (Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA, 2016), Hal. 249-250.
15
produsen berupaya untuk terus menerus menciptakan produk terbaik dan
rutin menyempurnakannya.
c. Konsep yang dilakukan dengan cara promosi yang cenderung berlebihan
atau agresif. Hal ini disebabkan oleh pihak produsen yang berpendapat
bahwa konsumen tidak akan melakukan pembelian produk dalam jumlah
yang banyak.
d. Konsep yang menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan industrinya maka
hal-hal yang perlu dilakukan adalah menentukan ketertarikan dan
kebutuhan konsumen, juga memberikan kepuasan kepada konsumen.
e. Konsep yang menganggap tugas produsen antara lain, membaca dan
menganalisis kebutuhan dan kepentingan sasaran lalu memenuhinya
dengan cara mempertahankan kualitas produk atau bahkan menaikkan
taraf kesejahteraan konsumennya.
D. Promotion
Michael Ray, mendefinisikan promosi sebagai "The coordination of all
seller-iniated efforts to setup channels of information and persuasion to sell
16
Moh. Fachry, Journal of Educational Management, (2019), Vol. 01 No. 01. Hal. 80-83.
16
goods and services or promote an idea"17 (koordinasi dari seluruh upaya yang
dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan
persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan).
Walaupun komunikasi antara perusahaan dan konsumen secara implisit
berlangsung pada setiap unsur atau bagian dari marketing mix sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya, namun sebagian besar komunikasi
perusahaan berlangsung sebagai bagian dari suatu program promosi yang
diawasi dan direncanakan dengan hati-hati. Instrumen dasar yang digunakan
untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran promosi
atau promotional mix.18 Bauran promosi mencakup empat elemen, yaitu: iklan
(advertising), promosi penjualan (sales promotion), publikasi/humas, dan
personal selling.19
1. Periklanan
Pemilihan media atau bentuk periklanan didasarkan pada berbagai faktor, yaitu:
17
Michael L Ray, Adevertising and Communication Manegements, (Englewood Cliffs,
Prentice Hall, 1982), Hal. 20.
18
George E. Belch & Michael A. Belc. Advertising and Promotion: And Intregated
Marketing Communications Perspectives. Fifth Ed. (Irwin/Graw Hill. New York 2001). Hal. 22.
19
Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu Ed pertama, (Prenadamedia
Group 2010), Hal. 17.
17
b) Sistem dstribusi produknya
c) Editorial
d) Kemampuan teknis media
e) Strategi periklanan saingan
f) Sasaran yang dapat dicapai
g) Karakteristik media
h) Biaya
2. Promosi penjualan
18
berbagai kegiatan komunikasi pemasaran dari suatu organisasi atau
perusahaan.20
Promosi penjualan secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen (consumeroriented
sales promotion) dan promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan
(tradeoriented sales promotion). Promosi penjualan yang berorientasi kepada
konsumen ditujukan kepada pengguna atau pemakai akhir suatu barang atau
jasa yang mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan
harga, undian berhadiah, kontes, dan sebagainya. Instrumen promosi semacam
ini dapat menarik minat konsumen untuk membeli sehingga meningkatkan nilai
penjualan perusahaan dalam jangka pendek.
20
Ibid., Hal. 24.
19
3. Hubungan Masyarakat
Komponen lain yang sangat penting dalam promotional mix suatu
organisasi atau perusahaan adalah hubungan masyarakat (public relations).
Jika suatu organisasi merencanakan dan mendistribusikan informasi secara
sistematis dalam upaya untuk mengontrol dan mengelola citra serta
publisitas yang diterimanya, maka perusahaan itu tengah menjalankan tugas
hubungan masyarakat.
4. Penjualan Personal
Penjualan personal atau personal selling, yaitu suatu bentuk
komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya
(person to person communication). Dalam hal ini, penjual berupaya untuk
membantu atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang
ditawarkan. Tidak seperti iklan, penjualan personal melibatkan kontak
langsung antara penjual dan pembeli, baik secara tatap muka ataupun
melalui alat telekomunikasi seperti telepon. Melalui interaksi secara
langsung ini, maka pihak penjual dapat melihat dan mendengarkan
tanggapan atau respons pembeli. Dalam hal ini, penjual dapat langsung
memodifikasi informasi yang harus disampaikannya setelah menerima
tanggapan dari calon pembeli. 21
Komunikasi yang bersifat individual dan personal dalam penjualan
personal ini memungkinkan pihak penjual menyesuaikan pesan berdasarkan
kebutuhan khusus atau situasi khusus calon pembeli. Penjualan personal
memungkinkan terjadinya umpan balik secara langsung dan lebih tepat
karena dampak dari presentasi penjualan yang dilakukan dapat dinilai dari
reaksi calon pembeli atau pelanggan. Jika umpan balik yang terjadi dinilai
kurang baik, maka penjual dapat memodifikasi pesan-pesannya. Penjualan
personal juga dapat ditujukan kepada calon pembeli yang dinilai paling
potensial dan paling prospektif untuk menjadi pelanggan di masa depan.
21
Ibid., Hal. 34.
20
1. Tujuan Promosi
E. Propaganda
22
Daryanto. Sari Kuliah Menajemen Pemasaran. (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera, 2014), Hal. 95.
21
dari penerima/komunikan sesuai dengan pola yang telah ditetapkan oleh
komunikator.23
Oleh karena itu, dewasa ini kita mengenal (teknik) propaganda juga
digunakan dalam bidang seperti humas, kampanye politik dan periklanan. Ini
pernah diakui oleh Brown dan Both dalam Werner J Severin dan James W
Tankard (1979), "Propaganda would include much of advertising, much of
political campaigning and much of public relations". Adapun beberapa definisi
atau pengertian tentang propaganda yang layak disimak antara lain:
23
Suryanto, S. Sos., M. Si. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: PUSTAKA
SETIA, 2015), Hal. 493.
22
mempunyai arti, atau menyampaikan pendapat yang kongkrit dan akurat
(teliti), melalui sebuah cerita, rumor laporan gambar-gambar dan bentuk-
bentuk lain yang bisa digunakan dalam komunikasi sosial (It refers
Ipropaganda, pen) solely to the control of public opinion by significant
symbols, or to speak more concretely and less accurately, by the stories,
rumours, report, pictures and other form of social communication").
5. Barnays mengatakan, propaganda modern adalah suatu usaha yang bersifat
konsisten dan terus menerus, untuk menciptakan atau membentuk
peristiwa-peristiwa guna mempengaruhi hubungan publik terhadap suatu
usaha atau kelompok.
6. Ralp D. Casey berkata propaganda adalah suatu usaha yang dilakukan
secara sengaja dan sadar untuk memantapkan suatu sikap atau merupakan
suatu pendapat yang berkaitan dengan suatu doktrin atau program dan di
pihak lain, merupakan usaha yang sadar dari lembaga-lembaga komunikasi
untuk menyebar kan fakta dalam semangat objektivitas dan kejujuran.
7. Leonard W. Dobb mengatakan, propaganda adalah usaha sistematis yang
dilakukan oleh individu yang masing-masing berkepentingan untuk
mengontrol sikap kelompok individu lainnya dengan cara menggunakan
sugesti dan sebagai akibatnya mengontrol kegiatan tersebut.
Melihat beberapa definisi yang dikemukakan tersebut di atas ada beberapa
komponen dalam propaganda yang perlu dicermati sebagai berikut;
1. Dalam propaganda selalu ada pihak yang dengan sengaja melakukan proses
penyebaran pesan untuk mengubah sikap dan perilaku sasaran propaganda.
Dalam propaganda yang melaka kan kegiatan ini sering disebut sebagai
propagandis. Propagandis bisa berupa individu, individu yang
dilembagakan (the institutionalized person) atau lembaga itu sendiri. Orang
yang dilembagakan yang dimaksud adalah setiap kegiatannya selalu
dikaitkan atau atas nama lembaga. Misalnya adalah Nazi Hitler yang punya
Departemen Propaganda yang dipimpin Goebbels.
2. Propaganda dilakukan secara terus-menerus. Ini perlu digarisbawahi karena
untuk membedakannya dengan kampanye. Jika propaganda dilakukan
23
secara terus-menerus sejauh kepentingan dari propagandis, tetapi kampanye
dilakukan secara temporer, meskipun dalam kampanye bisa jadi digunakan
teknik atau cara propaganda pula.
3. Ada proses penyampaian ide, gagasan, kepercayaan atau bahkan doktrin.
Proses penyampaian pesan ini melibatkan cara tertentu, misalnya dengan
sugesti, agitasi atau rumor. Oleh karena itu, propaganda bagi pemahaman
orang tertentu harus tertanam sifat objektivitas dan kejujuran, namun bagi
yang lain kebohongan, manipulasi juga dibenarkan.
4. Mempunyai tujuan mengubah pendapat, sikap dan perilaku individu atau
kelompok lain. Tujuan ini sedemikian pentingnya, sehingga ada sindirian
bahwa apa pun akan dilakukan propa- gandis untuk mewujudkan tujuannya
tersebut. Ini pula yang sering dituduhkan orang secara sinis pada
propaganda yang melibatkan "menghalalkan segala cara" (tanpa
mengindahkan nilai benar tidaknya) untuk mencapai tujuan.
5. Propaganda adalah usaha sadar. Dengan demikian, propaganda adalah
sebuah cara sistematis, prosedural dan perencanaan matang. Perencanaan
matang ini juga meliputi siapa yang menjadi sasaran, caranya bagaimana,
lewat media apa.
6. Sebagai sebuah program yang mempunyai tujuan kongkrit, maka
propaganda akan mencapai sasarannya secara efektif jika menggunakan
media yang tepat. Media yang biasanya sangat efektif digunakan adalah
media massa, meskipun ada media lain seperti komunikasi lisan, buku dan
juga film.24
24
Nurudin, Komunikas Propaganda, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2008), Hal
11.
24
1. Tujuan Propoganda
Aktivitas propaganda dilakukan bisa karena berbagai macam tujuan.
Laswell (1927) membahas empat tujuan utama propaganda, yaitu:
1) Untuk menumbuhkan kebencian terhadap musuh.
2) Untuk melestarikan persahabatan sekutu.
3) Untuk mempertahankan persahabatan dan, jika mungkin, untuk
menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang netral.
4) Untuk menghancurkan semangat musuh.25
2. Jenis-Jenis Propaganda
Sehubungan dengan cara yang dilakukannya atas isi pesan, ada
propaganda tersembunyi dan terbuka menurut Dobb 1966. Dalam propaganda
tersembunyi, propagandis menyembunyikan tujuan utamanya dalam
kesamaan suatu pesan lain. Sedangkan propaganda terbuka adalah setiap
kemasan pesan, cara dan perilakunya dikemukakan secara transparan tanpa
dikemas dengan pesan lain. Dan menurut Ellul (1965) membagi jenis
propaganda menjadi propaganda vertikal dan horizontal. Propaganda vertikal
adalah yang dilakukan oeh satu pihak kepada orang yang banyak dan biasanya
mengandalkan media massa untuk menyebarkan pesan-pesannya. Sedangkan
propaganda horizontal adalah propaganda yang dilakukan seorang pemimpin
suatu organisasi atau kelompok pada anggota organisasi atau kelompok itu
melalui tatap muka/komunikasi antarpesona dan biasnaya digunakan partai
politik dengan mengadakan silaturrahmi, anjangsana, pengajian, temu
kader.26
25
Andi Youna Bachtiar, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikas, Peran Media Dalam Propaganda,
Vol 13, No 2 (2016), Hal. 80.
26
Ibid., Hal. 81.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya Public Relations, Advertising, Marketing, Promotion dan
Propaganda adalah sebuah bidang dimana yang diperlukan oleh setiap lembaga
baik untuk menyeimbangkan lembaga pendidikan, atau lembaga yang bersifat
komersial (perusahaan) maupun lembaga non komersial. Hal ini dapat kita
jadikan untuk acuan bahwasannya diantara masing-masing bidang tertentu
yakni memiliki peran yang berbeda-beda diantaranya akan tetapi dapat
menjadikan kemajuan bagi suatu lembaganya.
Promotion koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk
membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan
jasa atau memperkenalkan suatu gagasan yang mempunyai 4 komponen dan
bertujuan untuk menarik suatu pelanggan.
26
B. Saran
Demikian penulisan makalah tentang Public Relatios, Advertising,
Marketing, Promotion, dan Propaganda. Penulis menyadari bahwa pembuatan
makalah ini banyak kekurangannya, akan tetapi penulis berharap makalah ini
dapat memberikan pemahaman akan pentingnya mengerti tentang Public
Relatios, Advertising, Marketing, Promotion, dan Propaganda. Penulis juga
berharap para pembaca dapat memberikan kritikan dan saran yang membangun
kepada penulis agar dapat mengevaluasi sehingga dalam penulisan serta
penyampaian materi untuk kedepannya lebih baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Suryanto, S. Sos., M. Si. Pengantar Ilmu Komunikasi, (PUSTAKA SETIA
Bandung 2015).
Urianto, Inovasi Pasar Dengan Iklan yang Efektif, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2003).
Winarno, Rumah Iklan, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2008).
29