NIM. : 1701717
P. Manper A
Diagram ParetoDiagram Pareto adalah suatu grafik batang (nilai/jumlah asal) yang dipadukan dengan
diagram garis (jumlah kumulatif %) yang terdiri dari berbagai faktor yang behubungan dengan suatu
variabel yang disusun menurut besarnya dampak faktor tersebut.
Diagram Pareto merupakan hasil dari Prinsip Pareto yaitu suatu prinsip yang didasarkan pada
pengamatan yang dilakukan oleh Vilfredo Pareto (ada juga yang menulisnya sebagai Alfredo pareto),
seorang ekonom-sosiolog Italia, Profesor Ekonomi Politik di Lausanne, Swiss (1848-1923). Sekitar tahun
1896, Pareto menemukan bahwa kekayaan hanya terkonsentrasi di tangan beberapa orang saja. Ketika
itu ia memperkirakan bahwa 80% dari tanah di Italia dimiliki oleh 20% dari penduduknya atau kekayaan
itu hanya dipegang oleh sebagian kecil dari populasi.
Prinsip Pareto ini kemudian terkenal dengan prinsip 80/20: 20 % dari masalah memiliki 80 % dari
dampak dan hanya 20 % dari masalah yang ada adalah penting. Selebihnya adalah masalah yang
mudah. Dan ternyata dalam organisasi manufaktur maupun jasa, masalah unit atau jenis cacat
mengikuti distribusi yang sama. Artinya dari semua masalah yang ada, hanya sedikit yang sering terjadi
sedangkan yang lainnya jarang terjadi. Bahkan kemudian dari sudut pandang kualitas, professor J. M.
Juran (Ahli Mutu) mengadopsi ide Pareto ini, sebagai “asumsi Juran” yang diperkenalkan sebagai
instrumen untuk mengklasifikasi masalah kualitas. Seperti hanya 20% dari masalah yang diidentifikasi
menyebabkan 80% dari kerusakan/kesalahan/kecacatan. Pun demikian, bahwa sebagian besar hasil
dalam situasi apa pun ditentukan oleh sejumlah kecil penyebab. Ide yang sering diterapkan pada data
seperti angka penjualan: “80% penjualan ditentukan oleh 20 pelanggan”. Atau contoh lainnya adalah
dengan fokus pada 20% aktifitas, perusahaan akan memperoleh 80% keuntungan.
Dalam konteks lainnya, gambaran prinsip 80/20 yang terdiri dari dua kelompok data terkait (biasanya
sebab dan akibat, atau input dan output) juga bisa diinterpretasikan sebagai :
Atau sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi, pareto bisa untuk menganalisis seperti:
20 % dari penggunaan energi di rumah tangga akan menawarkan 80% dari potensi penghematan energi”
Prinsip Pareto adalah model yang sangat berguna atau teori dengan aplikasi tak berbatas. Bukan hanya
dibidang man manajemen, namun juga pada pelayanan kesehatan, studi sosial dan demografi, semua
jenis analisis distribusi, ekonomi bisnis, perencanaan dan evaluasi, dan juga untuk pekerjaan dan bidang
kehidupan lainnya. Misalnya, penghematan energi rumah tangga dapat menjadi dramatis dan mudah jika
mampu mengidentifikasi 20% dari penggunaan listrik yang memiliki potensi penghematan sebesar 80%.
atau mengidentifikasi 20% yang dikeluhkan oleh pelanggan (pasien dan keluarganya kalau di rumah
sakit). Atau seperti contoh diatas, bila mampu mengidentifikasi pakaian yang sering dipergunakan, maka
diletakkan pada tempat yang lebih mudah terjangkau dalam lemari. Dan masih banyak contoh lain yang
bisa diasumsikan.
Meskipun dikenal dengan prinsip 80/20, namun Prinsip pareto tidk harus dengan perbandingan 80:20
untuk setiap situasi. Karena Angka 80-20 belum tentu cocok untuk setiap masalah. Misalnya, insinyur
perangkat lunak menggunakan aturan 90-10 yang menyatakan bahwa 90% dari kode komputer
menyumbang 10% dari waktu pengembangan, dan sisanya 10% menyumbang 90% dari waktu
pengembangan. Apakah rasio 95/5, 90/10, 80/20 atau 75/25, pengalaman menunjukkan perbedaan-
perbedaan persentase tertentu mencirikan berbagai pengalaman, termasuk studi dari cacat manufaktur,
kesenjangan ekonomi, dan beberapa statistik sosial.
Jadi, Prinsip Pareto tidak harus diaplikasikan 80:20 sehingga menjadi pas 100%. Dua angka
perbandingan bisa lebih atau kurang dari 100. Misalnya hasil optimal sebesar 99% dari 15% 15%
faktor-faktor penentu, atau di mana 75% dari hasil berasal dari 5% dari faktor. Atau 99 :22 (yang
menggambarkan bahwa konsentrasi lebih besar daripada 80:20 dan karena signifikansi pada ‘top-end’)
atau 05:50 (yaitu, hanya 5% manfaat yang berasal dari 50% input).
Penggunaan prinsip 80/20 yang telah menjadi standar dan terkenal karena : 1) 80:20 korelasi yang
pertama yang ditemukan dan dipublikasikan, 2) 80:20 tetap rasio paling mencolok dan sering terjadi, 3)
Sejak penemuannya, 80:20 merupakan rasio yang selalu digunakan sebagai nama dan ilustrasi dasar
teori Pareto.
Menganalisis data tentang frekuensi masalah atau penyebab dalam suatu proses,
Ingin fokus pada masalah/penyebab yang paling signifikan dari sekian banyak masalah/penyebab,
Menganalisis faktor penyebab/masalah yang luas dengan melihat hal khusus dari penyebab/masalah
tersebut,
Dapat memilah masalah utama/besar menjadi bagian yang lebih kecil sehingga dapat fokus pada upaya
perbaikannya
Untuk membangun sebuah Diagram Pareto, maka harus dimulai dengan kepemilikan data yang telah
dikumpulkan dan dikelompokkan. Langkah-lngkah selengkapnya sebagai berikut:
A. Pengumpulan data
Tentukan cara pengukuran yang tepat. Pengukuran umum adalah frekuensi, kuantitas, biaya dan waktu.
Tentukan berapa lama cakupan diagram pareto: Satu siklus kerja? Satu hari penuh? Seminggu? Atau?
Urutkan (sort) data yang dimiliki dari yang frekuensi tertinggi hingga terendah
C. Tindak lanjut
Evaluasi hasilnya dengan langkah-langkah tersebut diatas untuk perbandingan pasca intervensi