3. Risk Based Inspection (RBI), yakni penilaian risiko dan manajemen proses yang
terfokus pada kegagalan peralatan karena kerusakan material. Fokus RBI adalah
penilaian risiko yang berkaitan dengan pengoperasian peralatan. RBI dapat
memberikan masukan kepada manajemen untuk merencanakan jadwal inspeksi dan
pemeliharaan pada peralatan termasuk penganggaran biayanya.
4. What-If merupakan metode identifikasi bahaya awal untuk meninjau desain dengan
menanyakan serangkaian pertanyaan awal yaitu bagaimana-jika atau what-if. Analisis
ini merupakan bagian dari cara checklist, yang kemungkinan merupakan metode
identifikasi bahaya tertua.
5. Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) atau analisis pola kegagalan dan akibat,
yaitu metode untuk mengidentifikasi bahaya yang melibatkan analisis modus
kegagalan. Seperti apa penyebabnya dan bagaimana dampaknya, serta kritikalitas dari
kegagalan. Tujuan dari FMEA adalah untuk mengidentifikasi kegagalan yang
mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada sistem operasi.
6. Fault Tree Analysis (FTA) dan Event Tree Analysis (ETA) merupakan diagram
logika yang digunakan untuk mewakili masing-masing dampak dari suatu peristiwa
dan penyebab dari suatu peristiwa. Diagram ini juga menyatakan ilustrasi bebas dari
rangkaian potensi kegagalan peralatan atau kesalahan manusia yang dapat
menimbulkan kerugian. FTA bersifat deduktif yang dilakukan dengan memunculkan
akibat untuk mencari sebab. Sedangkan ETA bersifat induktif yang dilakukan dengan
dengan menampilkan sebab (kejadian awal) untuk mencari akibat (kejadian akhir).
7. Qualitative Risk Assessment merupakan pendekatan nilai risiko terhadap suatu sistem
dengan pemberian skor kualitatif, seperti iya atau tidak, lalu baik atau buruk terhadap
faktor kemungkinan dan akibat kegagalan dari suatu kejadian (Wachyudi, 2010).