NIM : 20020047
Kelompok : 2
Dalam metode Fault Tree Analysis (FTA) bisa menentukan bagaimana potensi kejadian
utama bisa terjadi, apa penyebabnya dan siapa penyebabnya.
Fault Tree Analysis (FTA) merupakan pendekatan top-down analisis kegagalan, dimulai
dengan potensi kejadian utama atau peristiwa yang tidak diinginkan disebut dengan top
level event, Penyebab dari potensi kejadian utama adalah “connected” melalui logic
gates yaitu AND-gates dan OR-gates
Tujuan FTA adalah untuk menentukan bagaimana potensi kejadian utama dapat terjadi,
bagaimana penyebab potensi kejadian utama, dan siapa penyebab potensi kegagalan utama.
Kelebihan :
1. Memusatkan perhatian pada efek kegagalan yang terkait langsung dengan peristiwa
utama
2. Menganalisis sistem dengan banyak antarmuka dan interaksi
3. Mengidentifikasi jalur kegagalan sederhana di dalam sistem yang sangat kompleks
Kekurangan :
ISO 31000 adalah standar internasional yang berisi mengenai pedoman penerapan
manajemen risiko.
Standar ISO 31000 adalah panduan penerapan risiko yang terdiri dari tiga elemen yaitu
prinsip (principle), kerangka kerja (framework), dan proses (process).
Prinsip (principle)
Prinsip manajemen risiko adalah dasar praktik atau filosofi manajemen risiko.
Kerangka kerja adalah pengaturan sistem manajemen risiko secara terstruktur dan sistematis
di seluruh organisasi.
Sebagai panduan bagi organisasi untuk memahami keseluruhan struktur dan cara kerja dari
manajemen risiko di suatu organisasi.
Proses (process)
Proses adalah aktivitas pengelolaan risiko yang berurutan dan saling terkait.
Ada sebelas prinsip dari ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines
yang perlu dipahami dan diterapkan pada kerangka kerja dan proses manajemen risiko untuk
memastikan efektivitasnya.
Kemudian, manajemen risiko juga harus mampu mengantisipasi berbagai risiko dampak
buruk yang dapat menghambat pencapaian sasaran organisasi atau dengan kata lain mampu
untuk melindungi nilai organisasi.
Manajemen risiko harus dilibatkan di seluruh proses organisasi, karena setiap proses didalam
organisasi berpeluang untuk menghadapi risiko yang dapat menyebabkan sasaran proses
tersebut tidak tercapai.Prinsip ini juga secara implisit menyatakan bahwa manajemen risiko
tidak hanya menjadi tanggung jawab top management dari organisasi, akan tetapi seluruh
bagian dari organisasi.
Manajemen risiko harus dijalankan secara konsisten dan terintegrasi di seluruh bagian dari
organisasi.Pembentukan risk governance yang berkaitan dengan manajemen risiko dapat
memperjelas kewenangan, peran, dan tanggung jawab dari setiap unit organisasi.Hal ini akan
mendukung efektivitas manajemen risiko.
Penerapan manajemen risiko harus didukung dengan informasi terbaik yang dapat diperoleh
organisasi.
Informasi terbaik terdiri dari tiga aspek, yaitu relevan, terpercaya, dan tepat waktu.
Untuk mendukung perolehan informasi terbaik, organisasi dapat melakukan proses
dokumentasi dan membentuk database informasi (misalnya membuat risk register).
Tanpa adanya informasi terbaik, penerapan manajemen risiko dapat menjadi tidak tepat
sasaran.
Resiko yang dihadapi oleh setiap individu, unit kerja, dan organisasi adalah berbeda beda dan
memiliki karakteristik tersendiri.
Standar ISO 31000: 2009 sudah menyediakan standar generik untuk diadaptasi sesuai dengan
kebutuhan pemangku risiko dalam mencapai tujuannya masing-masing.
Jadi, setiap pemangku risiko harus menyesuaikan dengan keadaan dan risiko yang
dihadapinya masing-masing.
Oleh karenanya, pemangku resiko tidak dapat hanya mengikuti sistem manajemen risiko
yang dibentuk oleh unit atau organisasi lain.
Hal ini penting untuk diperhatikan karena penerapan manajemen risiko dilakukan oleh
sumber daya manusia dari organisasi.
Penerapan dan informasi mengenai manajemen risiko harus melibatkan seluruh bagian
organisasi, keberadaan suatu risiko tidak boleh disembunyikan atau dilebih-lebihkan.
Prinsip ini menyatakan bahwa manajemen risiko harus diimplementasikan secara konsisten
dan berulang, serta harus dapat memfasilitasi perubahan pada sisi internal dan eksternal
organisasi.
Proses monitoring dan review menjadi aktivitas kunci dalam mendeteksi perubahan dan
memfasilitasi penyesuaian pada manajemen risiko.
Keberadaan manajemen risiko harus diperbaiki dari waktu ke waktu sesuai dengan
perkembangan konteks internal dan eksternal organisasi.Perbaikan berkelanjutan ini
diharapkan dapat membawa perbaikan yang signifikan pada organisasi.
Daftar industri yang dapat menggunakan FTA tidak terbatas pada daftar di atas. Ini dapat
digunakan di industri mana pun di mana biaya pelaksanaan FTA diabaikan dibandingkan
dengan biaya kegagalan.
Prosedur dan pendekatan untuk menggunakan fault tree analysis (FTA) sebagai alat untuk
menganalisis dan mengevaluasi jalur kesalahan adalah sebagai berikut:
Langkah 2 – Tambahkan kondisi atau kejadian yang dapat berkontribusi atau mengakibatkan
kejadian diatas.
Langkah 3 – Tetapkan logic gate (gerbang logika) sesuai dengan gabungan peristiwa yang
menunjukkan apakah kedua peristiwa terjadi pada waktu dan tempat yang sama (AND) atau
kejadian yang mungkin terjadi (OR).Pergerakan ke cabang pada fault tree menunjukkan efek.
Langkah 5 – Tentukan probabilitas kemungkinan bahwa setiap peristiwa yang terjadi dengan
memikirkan kemungkinan berdasarkan probabilitas dari setiap pasangan peristiwa yang
berkontribusi.
Contoh FTA :
Berikut gambar, Diagram Pohon Gangguan Sistem Pendingin Primer RSG-GAS; Acara
Teratas.
Terlihat bahwa kegagalan Sistem Pendingin Primer RSA-GAS dikarenakan oleh kegagalan
fungsi dari katup isolasi dari sistem primer (membuka).
Berikut gambar, Diagram pohon kesalahan katup isolasi primer RSG-GAS; Bagian masuk
Berikut gambar, Diagram pohon kesalahan katup isolasi primer RSG-GAS; Bagian outlet
Kegagalan aliran pendingin pada saluran penukar panas disebabkan oleh salah satu saluran
alat untuk menukar panas 1 atau 2 gagal dalam mengalirkan pendingin. Kegagalan tersebut
karena tidak adanya aliran pendingin pada alat untuk menukar panas 1 terjadi karena adanya
sumbatan panas exchanger, katup isolasi (JE01AA14 dan AA16) tidak terbuka karena adanya
kegagalan aliran cairan pendingin dari saluran pompa 1. Model kegagalan tidak adanya aliran
pada cairan pendingin di RSG -GAS Heat Exchanger baris 2 sesuai dengan logika sama
dengan baris 1
Bertikut gambar, Diagram Pohon Patahan dari kegagalan tidak ada aliran pendingin di Panas
RSG-GAS jalur penukaran 1
Pada gambar terlihat tidak adanya aliran cairan pendingin di saluran Pompa 1 dikarenakan
oleh tersumbatnya katup periksa JE01AA06, katup isolasi pompa (JE01AA03 dan AA07)
tidak membuka, Saluran pompa 1 (JE01AP01) gagal untuk memulai, atau gagal aliran
pendingin dari saluran pompa cadangan 1. Kerusakan diagram pohon jalur pompa 2 secara
logika sama dengan jalur pompa 1.
Perlu diperhatikan fungsi saluran pompa 3 yaitu sebagai cadangan saluran pompa 1 atau
saluran pompa 2. Saluran pompa 3 ke saluran 1 adalah katup JE01AA12 dan saluran pompa 3
ke saluran 2 adalah katup JE01AA13. Cairan pendingin dari saluran pompa 3 dikarenakan
oleh katup JE01AA12 karena gagal membuka, katup periksa JE01AA10 tersumbat, dan katup
isolasi pompa (JE01AA05 dan AA11) tidak membuka, Saluran pompa 3 (JE01AP03) gagal
untuk memulai.
Berikut gambar, Fault Tree Diagram kegagalan karena tidak adanya aliran cairan pendingin
pada saluran pompa 1.
Berikut gambar, Diagram Pohon Masalah kegagalan aliran cairan pendingin pada saluran
pompa 3
Hitungan
• B1=B2=C1=C2=D1=D2=0,01
• A=0,2
• E=0,3
https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/rekavasi/article/view/267/182
https://control-com.translate.goog/technical-articles/deep-dive-into-fault-tree-
analysis/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=wapp#:~:text=Fault%20Tree%20Analysis
%20%28FTA%29%20Example%20Consider%20a%20simple,leading%20from%20the%20motor%20co
ntrol%20system%20not%20working
https://en-m-wikipedia-
org.translate.goog/wiki/Fault_tree_analysis?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wap
p
https://standarku.com/standar-iso-31000/
https://standarku.com/fault-tree-analysis/