Anda di halaman 1dari 6

Nama : Cindy Maharani

NIM : 19080574079
Kelas : Manajemen 2019A
Mata Kuliah : Manajemen Operasional
RESUME PERTEMUAN 13 MANAJEMEN OPERASIONAL
DIAGRAM PARETO, DIAGRAM SEBAB AKIBAT, HISTOGRAM
1. DIAGRAM PARETO
a. Definisi Diagram Pareto
Diagram Pareto dikembangkan oleh Vilfredo Frederigo Samoso pada akhir abad ke-19 merupakan
pendekatan logic dari tahap awal pada proses perbaikan suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk
histogram yang dikenal sebagai konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan menyebab
utamanya. Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk mendapatkan hasil
maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi pula dianggap sebagai suatu pendekatan sederhana
yang dapat dipahami oleh pekerja tidak terlalu terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam bidang
yang cukup kompleks.

Diagram Pareto telah digunakan secara luas dalam kegiatan kendali mutu untuk menangani kerangka
proyek; proses program; kombinasi pelatihan, proyek dan proses, sehingga sangat membantu dan
memberikan kemudahan bagi para pekerja dalam meningkatkan mutu pekerjaan. Pareto chart sangat tepat
digunakan jika menginginkan hal-hal seperti menentukan prioritas karena keterbatasan sumberdaya,
menggunakan kearifan tim secara kolektif, menghasilkan consensus atau keputusan akhir, dan
menempatkan keputusan pada data kuantitatif.

b. Manfaat Diagram Pareto

Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut
urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang
terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan
(ranking terendah). Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk mem¬bandingkan kondisi
proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses

Tahapan penggunaan dari Diagram Pareto adalah mencari fakta dari data ciri gugus kendali mutu yang
diukur, menentukan penyebab masalah dari tahapan sebelumnya dan mengelompokkan sesuai dengan
periodenya, membentuk histogram evaluasi dari kondisi awal permasalahan yang ditemui, melakukan
rencana dan pelaksanaan perbaikan dari evaluasi awal permasalahan yang ditemui, melakukan standarisasi
dari hasil perbaikan yang telah ditetapkan dan menentukan tema selanjutnya.

c. Prinsip Diagram Pareto

Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan melakukan 20% dari pekerjaan bisa menghasilkan
80% manfaat dari pekerjaan itu. Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal, seperti: 80% dari
keluhan pelanggan timbul 20% dari produk atau jasa, 80% dari keterlambatan jadwal timbul 20% dari
kemungkinan penyebab penundaan, 20% dari produk atau account untuk layanan, 80% dari keuntungan
Anda, 20% dari-tenaga penjualan menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda, atau 20% dari
cacat sistem penyebab 80% masalahnya. Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah mengingatkan
untuk fokus pada 20% hal-hal yang materi, tetapi tidak mengabaikan 80% masalah. Berikut Hukum Pareto
dalam bentuk visual:

d. Cara Membuat Diagram Pareto


Ada delapan tahap yang tercakup dalam pembuatan diagram Pareto, seperti:
1) Kumpulkanlah sebanyak mungkin data yang menunjukkan sifat dan frekuensi peristiwa tersebut,
2) tentukan kategori yang akan digunakan untuk menganilisa data tersebut,
3) alokasikan frekuensi peristiwa menjadi kategori yang berbeda,
4) hitunglah frekuensi tersebut ke dalam prosentase,
5) buatlah diagram batang.
6) kemudian urutkanlah diagram batang tersebut mulai dari yang terbanyak,
7) ceklah dampak pareto dalam diagram batang tersebut,
8) apabila dampak pareto jelas, ambil tindakan pada item / faktor yang paling umum.
e. Contoh Diagram Pareto

Contoh di atas adalah contoh sederhana dari sebuah diagram pareto dengan menggunakan sampel data
frekuensi relatif dari penyebab IP rendah. Ini memungkinkan kita untuk melihat 20% dari kasus yang
menyebabkan 80% dari masalah dan di mana upaya kita harus difokuskan untuk mencapai peningkatan
terbesar.

2. DIAGRAM SEBAB AKIBAT

a. Definisi Diagram Sebab Akibat

Diagram Sebab Akibat / Fishbone Diagram merupakan salah satu alat yang dipergunakan untuk meng-
identifikasikan dan menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat agar dapat menemukan akar penyebab
dari suatu permasalahan. Fishbone Diagram dipergunakan untuk menunjukkan Faktor-faktor penyebab dan
akibat kualitas yang disebabkan oleh Faktor-faktor penyebab tersebut. Dikatakan Diagram Fishbone
(Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap
ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan
berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi
oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab
dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan
pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor
penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. Ada
juga yang menyebutkan Cause and Effect Diagram ini sebagai Ishikawa Diagram karena yang pertama
memperkenalkan Cause and Effect Chart ini adalah Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo di tahun
1953.

b. Manfaat Diagram Sebab Akibat

Beberapa manfaat dari diagram sebab akibat:

1) Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan perbaikan kualitas produk atau jasa, lebih
efisien dalam penggunaan sumber daya dan dapat mengurangi biaya.

2) Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk dan jasa
dengan permintaan pelanggan.

3) Dapat membuat suatu standarisasi operasi yang ada maupun yang direncanakan.

4) Dapat memberi pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam kegiatan pembuatan keputusan dan
melakukan tindakan perbaikan.
Penerapan diagram sebab akibat misalnya dalam menghitung banyaknya penyebab kesalahan yang
mengakibatkan terjadinya suatu masalah, menganalisis penyebaran pada masing-masing penyebab masalah
dan menganalisis proses. Untuk menghitung penyebab kesalahan dilakukan dengan mencari akibat terbesar
dari suatu masalah kemudian dijabarkan ke dalam beberapa penyebab utama. Untuk melihat faktor utama
yang mengakibatkan terjadinya masalah dapat diselesaikan dengan menggunakan diagram pareto.

c. Cara Membuat Diagram Sebab Akibat

d. contoh aplikasi diagram sebab akibat


3. HISTOGRAM
a. Definisi Histogram

Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma. Pada bidang statistik, pengertian histogram
adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan dengan grafis batangan sebagai manifestasi
data binning. Tiap tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori
yang berdampingan dengan interval yang tidak tumpang tindih. Dalam konteks manajemen kualitas,
histogram adalah perangkat grafis yang menunjukkan distribusi, sebaran, dan bentuk pola data dari proses.

Jika data yang terkumpul menunjukkan bahwa proses tersebut stabil dan dapat diprediksi, kemudian
histogram dapat pula digunakan untuk menunjukkan kemampuan batasan proses. Dikenal juga sebagai
grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang digunakan untuk menganalisa mutu dari
sekelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan
distribusi atau penyebaran datanya.

b. Manfaat Histogram
Manfaat dari histogram adalah sebagai indikasi visual untuk menentukan skala keabuan yang tepat sehingga
diperoleh kualitas citra yang diinginkan. Histogram pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun
1895 untuk memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan proporsi
banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori dan merupakan salah satu dari seven basic tools of quality
control. Aplikasi histogram diagram sangat tepat digunakan pada saat kita:
- ingin menetapkan apakah proses berjalan dengan stabil atau tidak
- ingin mendapatkan informasi tentang performance sekarang atau variasi proses.
- ingin menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan.
- ingin mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses.
c. Cara membuat histogram
Langkah pertama adalah mengumpulkan data. Sampel data haruslah dapat mewakili populasinya. Berapa
jumlah sampel yang dapat mewakili populasi dapat dipelajari loebih jauh di bidang kajian statistik atau
metodologi penelitian.
Langkah kedua, adalah pengolahan data. Pengolahan data ini menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya
dengan langkah pertama agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil produks,
terutama dalam menentukan besaran nilai tengah (standar) dan seberapa banyak kelas-kelas data yang akan
menggambarkan penyebaran data yang tercipta. Seberapa banyak kelas-kelas data yang dibuat untuk
menggambarkan penyebaran data, ditentukan dengan cara: pertama, menentukan batas-batas observasi
(rentang). Rentang (r) adalah data tertinggi dikurangi data terkecil. Kedua, menghitung banyaknya kelas
atau sel-sel. Banyak kelas (b) = 1 + 3,3 log n.
Selanjutnya, menentukan lebar/panjang kelas dengan menggunakan rumus Panjang kelas (p) merupakan
hasil pembagian nilai Rentang dengan banyaknya kelas.
Keempat, menentukan ujung kelas. Ujung kelas pertama biasanya diambil dari terkecil. Kelas berikutnya
dihitung dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas.
Kelima, menghitung nilai frekuensi histogram masing-masing kelas. Keenam, menggambarkan diagram
batangnya
Sumber :
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-diagram-pareto-dan-cara-membuatnya/
https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Diagram-Pareto
https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Histogram

Anda mungkin juga menyukai