Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS EKONOMI
Kampus Ketintang, Surabaya 60231, Telepon: +6231- 8285362, Fax: +6231- 8293416
Laman : https://fe.unesa.ac.id, email : fe@unesa.ac.id

NAMA : CINDY MAHARANI


KELAS : MANAJEMEN 2019 A
NIM : 19080574079

1. a). Menurut tanggapan saya, bahwa berbagai macam kejadian problem sosial yang dialami
remaja saat kini adalah hal yang tidak bisa dipungkiri lagi keberadaannya, bahkan yang sampai
mengarah pada dekadensi atau kemerosotan moral. Hal itu menurut saya terjadi karena remaja
dengan sifatnya yang masih labil terkadang sulit untuk melakukan filterisasi terhadap sesuatu
yang baru sehingga remaja tidak dapat menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.
Terkadang juga mereka merasa sudah tidak dapat lagi menerima hasil pemikiran yang kaku
dan sederhana seperti yang mereka dapatkan selama ini. Ia akan cenderung membandingkan
hal – hal yang akan mereka lakukan. Remaja akan senang me labeli dirinya untuk ikut – ikutan
dalam suatu trend baru walau itu tidak baik contohnya tawuran, seks bebas, dan tindakan yang
mengarah pada anarkisme dan kriminalitas hanya untuk sekedar ingin diakui dan terlihat keren
/ gaul. Selain itu faktor lingkungan juga turut menjadi faktor penyebab dari problem tersebut.
Lingkungan yang bermasalah atau yang biasa disebut toxic seringkali menyebabkan anak /
remaja tidak dapat memandang sisi – sisi positif dalam dirinya. Jadi, diperlukan sebuah
alternatif solusi untuk mengatasi dan mencegah terjadinya problem tersebut yang dapat
dilakukan melalui saluran agama (Tasawuf) maupun saluran lingkungan termasuk lingkungan
keluarga yakni dengan menanamkan nilai-nilai dan budaya positif seperti saling membantu,
berbuat baik dan ramah, rajin beribadah dan sopan santun haruslah ditanamkan sejak dini
secara intensif.

b) Solusi untuk problem remaja tersebut dengan menggunakan ajaran – ajaran tasawuf adalah:
Tasawuf dalam kehidupan modern dapat dilakukan dengan mengaktualisasikan ajaran
– ajaran tasawuf seperti zuhud (mengedepankan kehidupan akan dunia akhirat / cinta
Allah dan Rasulnya serta meninggalkan sesuatu karena tidak memerlukannya dalam
hal keduniawian), wara’, sabar, syukur, tawakal, dalam kehidupan modern dengan
tujuan untuk membentuk sebuah karakter muslim dengan pribadi berkarakter akhlakul
karimah yakni berakhlak mulia pada Allah, sesama, dan sekitarnya.
Tasawuf dapat diaktualisasikan pula dengan penerapan :
➢ Membiasakan berdzikir kepada Allah saat sholat atau saat kapanpun, karena
dengan dzikir itu bisa digunakan sebagai penenang hati
➢ Membiasakan untuk melakukan puasa agar bisa menahan hawa nafsu dan segala
perilaku buruk
➢ Membiasakan melaksanakan sholat sunnah seperti tahajud dan dhuha dan tak
lupa menjaga sholat wajib 5 waktu
➢ Selalu bersyukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan
➢ Senang berbagi terhadap orang lain / dermawan

c). menurut saya, strategi yang efektif untuk mengurangi kenakalan remaja adalah dengan
semakin memperkuat dasar – dasar agama pada diri seseorang yakni salah satu cara yang
efektif adalah dengan pada peran orangtua sebagai lingkungan dan contoh bagi remaja
agar dapat mencontohkan perilaku beragama yang baik dan orangtua harus melakukan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
Kampus Ketintang, Surabaya 60231, Telepon: +6231- 8285362, Fax: +6231- 8293416
Laman : https://fe.unesa.ac.id, email : fe@unesa.ac.id

pengawasan meskipun anak sudah remaja karena menurut saya itu sangatlah penting
karena dengan pengawasan anak menjadi dapat terarah pada aturan – aturan yang sesuai
atau benar sehingga dapat meminimalisir kenakalan yang dilakukannya serta bila
orangtua sulit atau tidak dapat melakukan hal – hal tersebut, maka strategi efektif lainnya
menurut saya adalah dengan mengikutkannya pada sekolah yang berbasis agama islam
ataupun pada pondok – pondok pesantren agar anak bisa setidaknya mendapatkan
pengaruh atau lingkungan yang baik dalam nilai – nilai agama islam. Sebagai contoh
tetangga saya yang anak putrinya telah lama dipondokkan kini menjadi anak yang
berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dengan ajaran – ajaran ilmu
islam yang kuat dalam dirinya.

2. a) Alasan saya secara pribadi memiliki agama adalah karena saya sebagai manusia ciptaan
Allah seringkali memiliki keterbatasan pengetahuan dalam banyak hal, baik mengenai
sesuatu yang tampak maupun sesuatu yang gaib, serta keterbatasan dalam hal lainnya
seperti apa yang akan terjadi pada diri saya dan orang lain. Dan dari keterbatasan –
keterbatasan itulah saya memerlukan sebuah pedoman untuk memberikan saya sebuah
pencerahan spiritual yakni agama Islam Rahmatan Lil Alamin. Selain itu karena saya
membutuhkan Dzat tempat saya berlindung, tempat saya memohon pertolongan dan
permintaan , Dzat yang Maha Kuasa dan Maha Segalanya yakni Allah Azza Wa Jalla.
Karena saya sadar bahwa saya hanyalah manusia yang hanya bisa berusaha dan berikhtiar
sementara yang menentukan hasilnya adalah Allah. Selain itu, dalam kehidupan sosial
bagi saya agama sangatlah penting karena saya membutuhkan adanya sisi positif dari
agama misalnya ilmu fiqih, akidah akhlak, yang saya dapatkan saat mengaji untuk
menjalan kehidupan sosial seperti dalam beradab pada orangtua, berteman, dan menuntut
ilmu. Dan satu lagi bahwa agama menurut saya tidak selalu dijadikan atau saya butuhkan
saat saya merasa sedih atau ditimpamusibah tetapi juga mengajarkan kepada saya akan
rasa selalu bersyukur untuk nikmat yang telah Allah berikan karena sesungguhnya Allah
berfirman bahwa Apabila dengan syukur terhadap Nikmat Allah tersebut, maka
insyaallah akan ditambahkan oleh Allah nikmat tersebut.
b) Cara yang saya lakukan untuk mengamalkan agama adalah dengan yakni :
Mengamalkan ilmu agama yang saya dapatkan dengan mengaplikasikannya pada
kehidupan seperti mengerjakan perintah Allah SWT dan menjauhi Larangan – Nya
yakni contohnya dengan selalu taat menjalankan perintah Sholat wajib 5 waktu bisa
dengan pergi ke musholla atau masjid dan dengan sholat sunnah lainnya, menjalankan
puasa baik wajib saat bulan Ramadhan dan puasa sunnah, melaksanakan zakat saat
mampu. Serta mengerjakan perilaku terpuji lain seperti berdzikir, membaca sholawat,
dan lain sebagainya.
Menerapkan sikap Ihsan pada sesama, terutama pada orangtua yakni dengan tidak
pernah membantahnya, dan selalu memuliakannya. Ihsan pada Guru dan juga Teman
dapat dilakukan dengan terus menjaga silaturrahmi yang baik kepada mereka.
Menerapkan kemanfaatan bagi sesama misalnya dengan mengamalkan ilmu yang telah
kita dapatkan pada orang lain sehingga ilmu tersebut menjadi manfaat bagi diri kita
Mengembangkan sikap Ihsan lainnya yakni dengan beramal atau bersedekah pada
orang lain yang membutuhkan karena sesungguhnya sikap tersebut sangatlah terpuji
Kesalahen dalam berperilaku yakni dengan mengembangkan sikap toleransi terhadap
sesama dengan saling menghormati dan menghargai antar pemeluk agama dan tidak
pilih – pilih dalam berteman dari agama manapun ataupun ras apapun
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
Kampus Ketintang, Surabaya 60231, Telepon: +6231- 8285362, Fax: +6231- 8293416
Laman : https://fe.unesa.ac.id, email : fe@unesa.ac.id

c). untuk mencapai muslim yang sempurna maka menurut saya hendaknya seorang muslim
selalu menjaga iman dan takwanya pada Allah SWT. Yakni dengan bersungguh – sungguh
mengamalkan ajarannya / perintahnya dan menjauhi larangannya yakni bila muslim tersebut
mengamalkannya melalui hati, lisan, dan amal perbuatan. Muslim yang sempurna haruslah
memiliki keteguhan iman untuk konsisten selalu berbuat positif dan takut untuk meninggalkan
atau melanggar perintah Allah. Mengamalkan sikap Ihsan pada lisan yakni dengan menjaga
agar lisan kita selalu digunakan untuk hal – hal yang baik dan bermanfaat, dan Ihsan / Shaleh
pada perbuatan.

3. a). sebagai mukallaf atau baligh hal yang saya lakukan untuk meningkatkan iman adalah
dengan :

- Memperbaiki Shalat : Untuk bisa meningkatkan iman dan taqwa salah satu caranya adalah
dengan memperbaiki shalat. Shalat saja tidak cukup, melainkan membutuhkan shalat khusuk
dan berkualitas. Itulah shalat yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan.

- Mentadaburi Al-Quran : kita bisa meyakini dan memiliki ketaqwaan kepada Allah Tentu
saja dengan membaca sumbernya adalah Al-Quran yang memberikan kita petunjuk. Untuk itu
dalam meningkat iman dan taqwa membaca sumbernya adalah jalan yang tepat

- Berkumpul dengan Orang Shaleh : Salah satu Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa yaitu
bercengkrama dengan orang saleh. Orang shaleh memupuk iman, sedangkan bersamanya maka
kita akan termotivasi dan semangat menjalankan segala perintah-perintah Allah. Manusia
makhluk sosial, membutuhkan teman dan pendampingan agar hidupnya berwarna dan terdapat
dorongan yang berasal dari luar.

- Membaca Buku-Buku Islam : Salah satu sumber keimanan adalah ilmu yang kita miliki.
Adanya kebermanfaatan ilmu membuat iman dan taqwa kita semakin bertambah. Salah satunya
dengan membaca buku-buku islam yang diwariskan ulama atau orang berilmu secara benar
lainnya

- Menjalankan Perintah Allah Secara Konsisten : Menjalankan perintah Allah tentu akan
memiliki dampak. Untuk itu, merasakan manfaat dan kebermaknaan dari perintah Allah hanya
akan didapatkan ketika kita benar-benar menjalankannya. Misalnya saja, ibadah puasa sebagai
bentuk pelatihan diri. Kita tidak akan bisa merasakan manfaat puasa terhadap kesehatan jika
tidak melaksanakan amalan ibadah puasa itu sendiri.

.b). kegiatan yang saya lakukan dirumah sangat efektif untuk meningkatkan religusitas seperti
adalah dengan mengamalkan membaca Al Quran bila ada waktu senggang dan mengaji /
berdzikir. Di kampus dapat saya lakukan juga dengan mengaji Al – Quran saat TQQ karena
menurut saya dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dan meneladani
sikap rasullullah saw.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
Kampus Ketintang, Surabaya 60231, Telepon: +6231- 8285362, Fax: +6231- 8293416
Laman : https://fe.unesa.ac.id, email : fe@unesa.ac.id

4. Cara membangun interaksi ideal dengan Al Quran adalah dengan menjadikan Al


Quran sebagai Wirid, Wirid disini berarti aktivitas yang kita lakukan secara terjadwal.
Sebagian wirid Qur’ani tersebut bisa jadi dilakukan setiap hari, seperti membacanya,
mendengarkannya, dan menjadikannya dzikir. Jadi, Ayat-ayat Al-Qur’an tidaklah
sekedar untuk dilafalkan huruf-hurufnya. Lebih dari itu, ayat-ayat yang kita baca
dengan lisan hendaknya berusaha kita pahami, kita hayati dan kita renungkan.
Dengan demikian, ayat-ayat yang kita baca tidak hanya keluar dari mulut kita tetapi
juga masuk kedalam hati kita, mencerahkan pikiran dan mempertebal iman yang ada
dalam dada.
Langkah konkrit yang saya lakukan untuk membangun interaksi ideal dengan Al
– Quran adalah dengan :
Membaca surah al -insyrah 7 kali tiap habis sholat fardhu karena dapat
melancarkan rezeki dam memberikan kemudahan dalam menjalankan
kehidupan
Membaca Surah Al Mulk, Al Ikhlas, An – Nas, Al - Falaq tiap malam dan
mau tidur
Membaca Surah Al Waqiah tiap mengaji saat waktu senggang karena
keuramaannya dapat melancarkan rezeki dan memudahkan kehidupan kita.
Melaksanakan khataman Al – Quran pada saat bulan Ramadhan
5. A) a) pertama, memiliki ilmu yang luas dengan ilmu yang luas bisa menambah
wawasan dalam ajaran agama yang benar
b) kedua, memiliki semangat dan komitmen mengamalkan agama dengan sungguh –
sungguh
c) ketiga, menghindari fanatisme yang berlebihan terhadap suatu pendapat
d) keempat kearifan dalam menyikapi perbedaan
e) kelima, bergaul dengan muslim yang beorientasi moderat
f) keenam, sikap kritis terhadap seseorang yang menempuh kekerasan dalam
berdakwah
g) ketujuh, sikap hati – hati dan waspada terhadap kelompok yang menentang

B) a) sikap fanatisme terhadap suatu kelompok secara berlebihan yakni merasa paling
benar akan ajaran kelompoknya tanpa mau mendengarkan atau toleran terhadap ajaran
kelompok lainnya.
b) bersikap individualisme dan tidak menghargai adanya perbedaan yang ada
c) tidak kritis atau kurang peka terhadap kekerasan yang sedang terjadi atau
cenderung apatis dan tidak peduli
d) mudah terpengaruh dan mengikuti ajaran – ajaran yang menyimpang dari ajaran
moderasi agama
e) tidak mau mempelajari ilmu untuk memperdalam ajaran agama

Anda mungkin juga menyukai