Anda di halaman 1dari 4

STATISCAL QUALITY CONTROL

Statistik adalah seni pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi
berdasarkan pada suatu analisis informasi yang terkandung di dalam suatu sampel. Metode
statistik memainkan peranan penting dalam jaminan kualitas. Oleh karena kualitas menjadi
faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih produk atau jasa maka dibutuhkan suatu
kegiatan yang harus dilakukan terus menerus selama proses produksi berjalan sehingga kualitas
produk atau jasa tersebut tetap terjaga. Kegiatan tersebut dinamakan pengendalian kualitas

Statistical Quality Control (pengendalian kualitas statistik) adalah alat bantu manajemen
untuk menjamin kualitas. Pengujian statistik diperlukan untuk menyelesaikan masalah seperti
ini, dan dalam Statistical Quality Control teknik-teknik tersebut diaplikasikan guna memeriksa
dan menguji data untuk menentukan standar dan mengecek kesesuaian produk untuk mencapai
operasi manufaktur yang maksimum, dan biasanya menghasilkan biaya kualitas yang lebih
rendah dan menaikkkan tingkat posisi kompetitif. Tujuan utama Statistical Quality Control
adalah meminimumkan variabilitas dalam karakteristik kualitas produk atau jasa. Untuk
menjamin proses produksi dalam kondisi baik dan stabil atau produk yang dihasilkan selalu
dalam daerah standar, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap titik origin dan hal–hal yang
berhubungan, dalam rangka menjaga dan memperbaiki kualitas produk sesuai dengan harapan.
Hal ini disebut Statistical Process Control (SPC).

Dalam pengendalian proses statistik dikenal adanya “seven tools”.Seven tools dari
pengendalian proses statistik ini adalah metode grafik paling sederhana untuk menyelesaikan
masalah. Seven tools tersebut adalah:
1. Lembar pengamatan (check sheet)
2. Stratifikasi (run chart)
3. Histogram
4. Grafik kendali (control chart)
5. Diagram pareto
6. Diagram sebab akibat (cause and effect diagram)
7. Diagram sebar (scatter diagram)

1. Lembar Pengamatan (Check Sheet): Lembar pengamatan adalah lembar yang


digunakan untuk mencatat data produk termasuk juga waktu pengamatan,
permasalahan yang dicari dan jumlah cacat pada setiap permasalahan.

2. Stratifikasi (Run Chart): Stratifikasi adalah suatu upaya untuk mengurai atau
mengklasifikasi persoalan menjadi kelompok atau golongan sejenis yang lebih kecil
atau menjadi unsur-unsur tunggal dari persoalan.

3. Histogram: Histogram adalah diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data
yang diatur berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai
distribusi frekuensi. Histogram menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang
dibagi-bagi menjadi kelas-kelas. Pada histogram frekuensi, sumbu x menunjukkan nilai
pengamatan dari tiap kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk seperti
lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-ratanya.
Bentuk histogram yang miring atau tidak simetris menunjukkan bahwa banyak data
yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan datanya berada pada batas
atas atau bawah. Fungsi dari histogram adalah sebagai berikut:
a. Menentukan apakah suatu produk dapat diterima atau tidak.
b. Menentukan apakah proses produk sudah sesuai atau belum.
c. Menentukan apakah diperlukan langkah-langkah perbaikan.

4. Grafik Kendali (Control Chart): Grafik pengendali adalah suatu alat yang secara
grafis digunakan untuk memonitor apakah suatu aktivitas dapat diterima sebagai proses
yang terkendali. Grafik pengendali terkadang disebut dengan Shewhart control
charts karena grafik ini pertama kali dibuat oleh Walter A. Shewhart. Nilai dari
karekterisik kualitas yang dimonitor, digambarkan sepanjang sumbu y, sedangkan
sumbu x menggambarkan sampel atau subgroup dari karakteristik kualitas tersebut.
Sebagai contoh karakteristik kualitas adalah panjang rata-rata, diameter rata-rata, dan
waktu pelayanan rata-rata. Semua karakteristik tersebut dinamakan variabel dimana
nilai numeriknya dapat diketahui. Sedangkan atribut adalah karakteristik kualitas yang
ditunjukkan dengan jumlah produk cacat, jumlah ketidaksesuaian dalam satu unit, serta
jumlah cacat per unit. Terdapat tiga garis pada grafik pengendali. Center line atau garis
tengah adalah garis yang menunjukkan nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang
diplot pada grafik. Upper limit control atau batas pengendali atas dan lower limit
control atau batas pengendali bawah digunakan untuk membuat keputusan mengenai
proses. Jika terdapat data yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali
bawah serta pada pola data tidak acak atau random maka dapat diambil kesimpulan
bahwa data berada di luar kendali statistik.

5. Diagram Pareto: Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan
digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Fungsi diagram pareto adalah untuk
mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas. Diagram
ini menunjukkan seberapa besar frekuensi berbagai macam tipe permasalahan yang
terjadi dengan daftar masalah pada sumbu x dan jumlah/frekuensi kejadian pada sumbu
y. Kategori masalah diidentifikasikan sebagai masalah utama dan masalah yang tidak
penting. Prinsip Pareto adalah 80 % masalah (ketidaksesuaian atau cacat) disebabkan
oleh 20 % penyebab. Prinsip Pareto ini sangat penting karena prinsip ini
mengidentifikasi kontribusi terbesar dari variasi proses yang menyebabkan performansi
yang jelek seperti cacat. Pada akhirnya, diagram pareto membantu pihak manajemen
untuk secara cepat menemukan permasalahan yang kritis dan membutuhkan perhatian
secepatnya sehingga dapat segera diambil kebijakan untuk mengatasinya.

6. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram): Diagram sebab akibat juga
disebut Ishikawa Diagram karena diagram ini diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa
pada tahun 1943. Diagram ini terdiri dari sebuah panah horizontal yang panjang dengan
deskripsi masalah. Penyebab-penyebab masalah digambarkan dengan garis radial dari
garis panah yang menunjukan masalah. Kegunaan dari diagram sebab akibat adalah:
a. Menganalisis sebab dan akibat suatu masalah.
b. Menentukan penyebab permasalahan.
c. Menyediakan tampilan yang jelas untuk mengetahui sumber-sumber variasi.

7. Diagram Sebar (Scatter Diagram): Scatter diagram adalah grafik yang menampilkan
hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau
tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk.
Pada sumbu x terdapat nilai dari variabel independen, sedangkan pada sumbu y
menunjukkan nilai dari variabel dependen.

Statistical Process Control yang dimaksud disini adalah pengendalian mutu produk
selama masih ada dalam proses. Dalam mengadakan pengendalian mutu tersebut dapat
digambarkan batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower control limit) beserta garis
tengahnya (center line). Pengendalian mutu proses statistik meliputi pengendalian mutu proses
untuk data variable dan pengendalian mutu proses untuk data atribut, (Ariani, 1999).

Metode statistical process control digunakan untuk mengukur kualitas produk tipe paperback
sehingga diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dimasa
sekarang dan yang akan datang.

Penulis : Anita Rahayu, M.Si. (D4749)


Ariani, D.W. Manajemen Kualitas, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999

STATISTICAL PROSES CONTROL


Salah satu metode Quality yang erat kaitannya dengan hal tersebut adalah Statistical
Process Control (SPC). Secara Etimologi, Statistical Process Control
1. Process : adalah suatu kegiatan yang melibatkan penggunaan mesin (alat), penerapan suatu
metode, penggunaan suatu material dan atau pendayagunaan orang untuk mencapai suatu
tujuan.
2. Control : adalah suatu rangkaian kegiatan umpan balik (reciprocal) untuk mengukur suatu
hasil yang harus dicapai apabila dibandingkan dengan standard serta melakukan tindakan jika
terjadi penyimpangan (abnormality)
Sedang secara epistimologi, Statistical Process Control (SPC): adalah penerapan teknik
statistik untuk mengukur dan menganalisa variasi yang terjadi selama (produksi-red) proses
berlangsung.

Manfaat Umum Penerapan SPC


Secara Umum dengan menerapkan SPC akan diperoleh beberapa manfaat, antara lain :
1. Meningkatkan daya saing produksi dengan menekan terjadinya variasi.
Mengurangi biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan, misalnya : rework cost,
sorting cost, Punishment cost akibat customer complaint, dll.
2. Meningkatakan mutu bahan dan material yang dibeli melalui penerapan Incoming
Inspection.
3. Meningkatkan produktivitas dengan menekan persentase cacat, kesalahan ataupun rework.

Lima langkah praktis dalam menerapkan SPC


a. Mendefinisikan, menggambarkan dan memahami tentang proses (produksi-red) yang akan
dilakukan perbaikan.
b. Mengidentifikasi parameter proses yang kritis (critical process parameter)
c. Memindahkan data-data yang sudah diperoleh kedalam format grafik statistik (menerapkan
teknik kendali statistik)

d. Memonitor proses pengendalian


e. Mereview dan tindak lanjut
di Ditulis oleh Widianto

SUMBER --> http://ace-wdnto.blogspot.com/2010/11/teori-dasar-statistical-process-


control.html

Anda mungkin juga menyukai