Anda di halaman 1dari 71

Hazard Analysis Procedure

Pencegahan Kecelakaan
Serius dan Fatality

PT. Pertamina Hulu Rokan

April 2022
Garis Besar

• Sasaran Pelatihan
• Pendahuluan
• Tujuan Analisis Bahaya
• Ruang Lingkup
• Analisis Bahaya (Hazard Analysis)
• Planning phase hazard analysis (PPHA)
• Job safety analysis (JSA)
• Individual hazard assessment (IHA)
• QWPA & PWC
Sasaran Pelatihan

• Tujuan
• Personil dapat secara efektif melakukan tingkatan analisis bahaya
yang tepat sesuai dengan yang diperlukan aktivitas pekerjaan:
✓ Ikuti langkah demi langkah prosedur untuk:
❑ Planning Phase Hazard Analysis (PPHA)
❑ Job Safety Analysis (JSA)
❑ Individual Hazard Assessment (IHA)

• Personil harus mengetahui peran dan tanggung jawabnya masing-


masing dalam Hazard Analysis Procedure.
Pendahuluan

Tujuan Analisis Bahaya


Analisis Bahaya • Mengidentifikasi bahaya kegiatan pekerjaan
• Analisis bahaya merupakan prosedur untuk khusus.
penilaian bahaya di tempat kerja dengan
mempertimbangkan potensi bahaya yang • Menentukan pengaman (safeguard) / mitigasi
terkait dengan pelaksanaan pekerjaan dan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
tugas khusus, termasuk identifikasi bahaya, dengan selamat.
identifikasi safeguard, dan komunikasi.
• Mengkomunikasikan bahaya dan pengaman
• Analisis Bahaya terdiri dari 3 aktivitas: (safeguard) kepada seluruh tim kerja dan
• PPHA personil lain yang berpotensi terkena dampak.
• JSA
• IHA
• Jenis-jenis kegiatan Analisis Bahaya yang
diperlukan tergantung pada potensi
bahaya dari aktivitas pekerjaan.
Ruang Lingkup

Hazard Analysis
• Sebuah proses yang digunakan untuk
mengidentifikasi, menilai dan mengurangi atau
melindungi terhadap bahaya.
• Fokus pada hubungan antara pekerja, tugas,
peralatan, dan lingkungan kerja
• Memastikan:
✓ Ruang lingkup pekerjaan dimengerti.
✓ Sumber daya yang tepat tersedia.
✓ Bahaya diidentifikasi, pengaman (safeguard)
diidentifikasi serta diverifikasi dan divalidasi.
✓ Karyawan yang terkena dampak mengerti peran dan
tanggung jawabnya.
Definisi Hazard Analysis vs. Risk Assessment
Hazard Analysis Risk Assessment
• Sebuah proses yang digunakan untuk • Menganalisa kemungkinan dan tingkat
mengidentifikasi, menilai dan mengurangi keparahan risiko untuk mengurangi
atau melindungi terhadap bahaya. kemungkinan terjadinya kerusakan.
• Fokus pada hubungan antara pekerja, • Kualitatif atau Kuantitatif
tugas, peralatan, dan lingkungan kerja
• Memastikan:
• Mengevaluasi:
✓ Ruang lingkup pekerjaan dimengerti. ✓ Apa yang dapat gagal atau tidak
berjalan dengan benar.
✓ Sumber daya yang tepat tersedia.
✓ Konsekuensi setiap kejadian.
✓ Bahaya diidentifikasi, pengaman
(safeguard) diidentifikasi serta ✓ Kemungkinan peristiwa yang akan
diverifikasi dan divalidasi. terjadi.
✓ Karyawan yang terkena dampak ✓ Bagaimana kombinasi tingkat
mengerti peran dan tanggung keparahan dan kemungkinan dalam
jawabnya. memberikan pernyataan risiko secara
keseluruhan.
Definisi

Bahaya

Sebuah kondisi atau tindakan yang berpotensi untuk terjadinya pelepasan tanpa rencana
dari, atau kontak yang tidak diinginkan dengan sumber energi yang dapat mengakibatkan
kerugian atau cedera kepada manusia, properti atau lingkungan.
Definisi
Pengaman (safeguard)
• Mengendalikan bahaya dan mencegah atau mengurangi potensi terjadinya suatu
incident. Contohnya termasuk:
• Elemen rancangan fasilitas
• Perangkat mekanikal
• Sistem
• Proses
• Prosedur
Pengurangan (mitigasi)
• Tindakan yang diambil untuk meminimalkan konsekuensi dari sebuah insiden yang
telah terjadi
Definisi

Verifikasi dan validasi merupakan komponen penting dari sebuah sistem manajemen
keselamatan.
• Verifikasi merupakan evaluasi apakah pengaman/safeguard dan/atau sistem sesuai
dengan persyaratan/spesifikasi (spt. tersedia ditempat).
• Validasi merupakan jaminan bahwa pengaman/safeguard atau sistem memenuhi
kebutuhan (spt. efektivitas dari pengaman/ safeguard).
Persyaratan Analisis Bahaya
Persyaratan Analisis Bahaya termasuk:

• Sebuah Analisis Bahaya harus dilakukan sesuai dengan fase pekerjaan.

• Sebuah Analisis Bahaya harus mempertimbangkan tindakan serta kondisi fisik dan lingkungan.

• Personil yang melakukan Analsis Bahaya harus terlatih dan kompeten dalam peranan yang berada dibawah
tanggung jawabnya.

• Sebuah PPHA dilakukan ketika merencanakan pekerjaan.

• Semua JSA harus dibuat atau direvisi di lapangan oleh personil yang melakukan pekerjaan untuk memastikan
identifikasi dan mitigasi secara sistematis terhadap bahaya spesifik dari tugas dan lokasi kerja sebelum sebelum
pekerjaan dimulai.

• Isi dari JSA harus segera dikomunikasikan kepada tim kerja dan pihak lain yang terkena dampak sebelum mulai
bekerja. Komunikasi harus dilakukan dalam bahasa yang sesuai untuk tim kerja sehingga mereka dengan jelas
mengerti bahaya pekerjaan, pengaman (safeguard) dan tindakan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan dengan aman

• Setiap individu harus melakukan IHA sebelum memulai dan selama bekerja
Perangkat untuk melakukan Analisis Bahaya

• Hazard Identification Tool (wheel)


• Planning Phase Hazard Analysis form
• Job Safety Analysis form
Alat untuk Melakukan Analisa Bahaya
Alat Identifikasi Bahaya Form PPHA - PHR Form JSA – PHR

• Konsep untuk mengidentifikasi bahaya Pada Tahap Perencanaan. Pada Tahap Implementasi.
adalah berdasarkan pada identifikasi • Dimaksudkan untuk: • Dimaksudkan untuk:
sumber energi di lingkungan. • Mengidentifikasi bahaya yang • Melibatkan tim kerja guna menjamin
diketahui dan rencana mitigasi. pekerja yang melakukan pekerjaan
• Sumber-sumber energi selalu ada dan
• Memastikan jumlah orang, keahlian, mengerti tugasnya, bahaya dan
faktanya setiap aspek dari kehidupan kita
perlengkapan, dan APD (PPE) yang mitigasinya.
memerlukan penggunaan energi dalam
tepat. • Mengetahui kondisi di lapangan saat
satu bentuk atau bentuk lainnya.
• Mengidentifikasi jenis-jenis perijinan akan bekerja.
• Beberapa sumber energi, jika diaktifkan (permits) yang diperlukan untuk • Memastikan rencana mitigasi telah
atau dilepaskan dalam keadaan tidak melakukan pekerjaan. tersedia.
terkendali, dapat menimbulkan bahaya. • Mengidentifikasi standar-standar • Memastikan tim kerja telah memiliki
Safe Work Practices (SWP) dan SOP keahlian dan peralatan yang sesuai.
yang sesuai dengan pekerjaan.
• Sebagai langkah awal untuk JSA di
lapangan.
Alat untuk Melakukan Analisa Bahaya

Kegunaan Peralatan (tool)

▪ Mengidentifikasi sumber energi yang ada di


tempat kerja dan menganalisa apakah sumber
energi tersebut berpotensi menimbulkan kerugian.
▪ Tool ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
bahaya ketika melakukan PPHA, JSA dan IHA.
Planning Phase Hazard Analysis (PPHA)

Ruang Lingkup
Ruang Lingkup PPHA adalah untuk mengevaluasi potensi bahaya dan pengaman bahaya
terkait dengan tugas pekerjaan pada saat perencanaan.
Bagaimana melakukan PPHA
• PPHA hendaknya dilakukan sedini mungkin selama fase perencanaan pekerjaan
• PPHA biasanya dilakukan oleh manajemen proyek, perwakilan HES , subject matter expert
(SME), dan/atau personil lain yang relevan (spt. perwakilan kontraktor, anggota tim
lapangan, personil operasi, dll.) menggunakan informasi tentang ruang lingkup proyek,
aktivitas kerja, tempat kerja, dan peralatan yang digunakan serta dokumentasi proses dan
operasional.
• PPHA dapat dilakukan secara remote atau di lokasi kerja
• Apabila Person Managing Control of Work (PMCoW) tidak ikut terlibat dalam pembuatan
PPHA, maka minimal dia harus mengakui isi PPHA dengan tanda tangan basah.
Job Safety Analysis (JSA)
Formulir JSA tidak akan membuat Anda selamat

Proses JSA yang benar akan


membuat anda selamat

Pembuatan JSA yang baik dan


digunakan dengan benar adalah
alat keselamatan yang bermanfaat

• Jika bahaya yang penting terlupakan


• Kendali tidak tepat.
• Persyaratan tidak dikomunikasikan. Bahaya
• Kontrol tidak tersedia dan tidak dipertahankan.

JSA yang buruk tidak hanya tidak efektif Kendali


dalam mencegah cedera tetapi juga
menciptakan bahaya tambahan dan Bahaya Terkendali
rasa aman yang salah.
Penguraian Pekerjaan
Pekerjaan

Tugas Satu Tugas Dua

Step 1 Step 1

Step 2 Step 2
Step 3 Step 3

Tugas Tiga Tugas Empat

Step 1 Step 1

Step 2 Step 2
Step 3 Step 3
Definisi
Pekerjaan
• Sekelompok tugas yang sebanding terkait dengan kemiripan fungsi
Tugas
• Merupakan sebuah urutan langkah-langkah untuk menyelesaikan pekerjaan
Langkah (step)
• Satuan unit kerja ketika menguraikan tugas, sebuah tugas dapat mempunyai banyak
langkah.
Tanda Tangan Basah
• Tandatangan tinta.
Keselarasan PPHA, JSA dan SYLA
Job/Pekerjaan PPHA
Task/Tugas Satu Identifikasi Bahaya & Safeguards pada • Satu pekerjaan terdiri dari satu atau lebih
PPHA
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama)
tugas.
Step 1 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA • Satu PPHA terdiri dari beberapa tugas untuk
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama)
menyelesaikan pekerjaan
Step 2 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama) JSA
Step 3 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA • Satu tugas terdiri dari satu atau lebih langkah.
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama)
• Untuk menyelesaikan satu pekerjaan, satu
Task/Tugas Dua Identifikasi Bahaya & Safeguards pada PPHA atau lebih JSA perlu untuk disiapkan.
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama) • PPHA bukan JSA
Step 1 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA • Jika PPHA dilakukan, gunakan informasi
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama PPHA ketika membuat JSA.
Step 2 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama
Step 3 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA Contoh:
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama

Task/Tugas Tiga, Empat, dll.


Peran dan Tanggung Jawab

Person Managing Control of Work


• Memahami pekerjaan yang direncanakan, • Memantau tempat kerja untuk
prosedur operasi, perawatan dan memastikan bahwa area kerja selamat
pemberitahuan keadaan darurat. • Memfasilitasi penyelesaian pekerjaan
• Meninjau PPHA (yaitu, diskusi lesson learned,
penutupan izin kerja, dll.)
• Memfasilitasi, meninjau dan
mendokumentasikan onsite JSA • Memahami kapan harus menghentikan
pekerjaan (SWA)
• Membuat dan/atau membantu penyusunan
izin dan rencana kerja
Subject Matter Expert
• Mengkomunikasikan lingkup pekerjaan,
potensi bahaya, mitigasi, kondisi izin/rencana Keahlian khusus tentang HES dan teknis
kerja kepada tim kerja. terkait dengan area proses atau prosedur
sudah diidentifikasi
Analisis Bahaya

Langkah 1
Identifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan
Potensi Bahaya

Kategori Potensi Bahaya: Tinggi


▪ Aktivitas pekerjaan yang telah terjadi beberapa insiden yang berakibat cedera serius
dan/atau kematian
▪ Aktivitas kerja yang telah terjadi beberapa insiden yang berakibat kerugian (significant
loss of containment) yang signifikan (tumpahan, release)
• Ledakan, kebakaran yang menyebabkan kerusakan > $500,000, pelepasan uap
berbahaya > 5,000 kg gas buangan mudah menyala, tumpahan hydrocarbon >
50 bbl ke tanah, tumpahan hydrocarbon >10 bbl ke air (Kriteria yang ditetapkan
dalam II&R Process, Table 6)
Potensi Bahaya: Tinggi
Potensi Persyaratan
Aktivitas
Bahaya Analisis Bahaya
▪ Kegiatan SIMOPs ▪ Dokumentasi PPHA
▪ Bypassing critical protection ▪ Dokumentasi onsite JSA
▪ Kegiatan Commercial Diving ▪ Individual Hazard
▪ Kegiatan dalam ruang terbatas (confined space) dengan kondisi Assessment tanpa
bahaya khusus dokumentasi
▪ Pekerjaan pada peralatan bertegangan listrik lebih dari 50 Volt (seperti, Think Incident
▪ Kegiatan penggalian yang memerlukan sistem pelindung (seperti: Free (TIF);
shoring, bracing, sloping, dll.) Personal Safety Plan,
▪ Open Flame Hot work dalam area Hazardous (Classified) Tinggi dan/atau tool lain dalam
▪ Hot tapping Human Performance (HP)
▪ Kegiatan yang memerlukan Positive Physical Isolation (PPI) toolbox)
▪ Complicated, complex, heavy, blind dan/atau personnel lift yang
menggunakan man riding basket
▪ Setiap kegiatan yang melibatkan bahan peledak (seperti:
perforating, dll.)
▪ Setiap kegiatan yang memerlukan persetujuan Manager PHR
(seperti: Facility Manager, Operation Manager, dll.)
Sesi Curah Pendapat (Brainstorming)

Dapatkah Anda memikirkan contoh-contoh berikut ini?:


• SIMOPs
• Sistem proteksi penggalian
• Aktivitas yang melibatkan ledakan
• Aktivitas memerlukan Positive Physical Isolation (PPI)
Potensi Bahaya Menengah dan Rendah
▪ Menengah
– Aktivitas pekerjaan yang telah terjadi beberapa
insiden yang berakibat recordable injuries.
– Aktivitas kerja telah terjadi insiden yang berakibat
kerugian/loss of containment (spills, releases).
• Ledakan, kebakaran yang menyebabkan
kerusakan < $500,000, pelepasan uap
berbahaya < 5,000 kg gas buangan mudah
menyala, tumpahan hydrocarbon < 50 bbl ke
tanah, tumpahan hydrocarbon < 10 bbl ke air
(Kriteria yang ditetapkan dalam II&R Process,
Table 6)
▪ Rendah
– Aktivitas pekerjaan yang tidak memerlukan permit
tidak menyebabkan cedera serius atau kematian
Potensi Bahaya: Menengah
Potensi Persyaratan
Aktivitas
Bahaya Analisis Bahaya

▪ Kegiatan yang hanya memerlukan izin ▪ Dokumentasi onsite JSA


kerja umum dan satu izin kerja khusus atau ▪ Individual Hazard
rencana kerja, kecuali jika aktivitas Assessment tanpa
tersebut dianggap memiliki potensi dokumentasi
bahaya tinggi. (seperti, Think Incident
▪ Kegiatan yang hanya memerlukan izin Free (TIF);
kerja umum/general permit to work Personal Safety Plan,
(seperti: pengoperasian vacuum truck, Menengah dan/atau tool lain dalam
pengujian gas dengan peralatan Human Performance (HP)
portable, mendirikan, memodifikasi atau toolbox)
membongkar perancah, kegiatan yang
memerlukan sistem pelindung jatuh
personal, dll.)
Potensi Bahaya: Menengah

Dapatkah Anda menyebutkan sebuah pekerjaan yang hanya memerlukan izin kerja umum
(general permit to work)?
Potensi Bahaya: Rendah
Potensi Persyaratan
Aktivitas
Bahaya Analisis Bahaya
▪ Kegiatan yang tidak memerlukan permit dan ▪ Verbal (tanpa
berpotensi kecil menimbulkan kecelakaan dokumentasi) onsite
serius (seperti yang disampaikan melalui IMS JSA
IT Tool; Safety alert & Bulletin, MIS; Incident ▪ Individual Hazard
Share, dll.) Assessment tanpa
dokumentasi
(seperti, Think Incident
Rendah
Free (TIF));
Personal Safety Plan,
dan/atau tool lain
dalam Human
Performance (HP)
toolbox)
Sesi Curah Pendapat (Brainstorming)
Dapatkah Anda memikirkan sebuah contoh aktivitas pekerjaan tanpa
permit?
Sesi Curah Pendapat (Brainstorming)

Rutin
Pola biasa suatu kegiatan: urutan biasa untuk serangkaian kegiatan, sesuatu yang berulang-
ulang: sesuatu yang tidak bervariasi atau berulang secara membosankan.

Rutin ≠ Ketiadaan Bahaya


Pekerjaan Rutin – Apakah ini Kegiatan Potensi Bahaya
Rendah?
• Mengganti filter kompresor
• Mengganti bola lampu di control room
• Pigging pipeline
• Electrician bersertifikat mengambil foto diluar limited approach
boundary
• Mendirikan scaffolding
• Memindahkan personil menggunakan crane
• Mengecat handrail pada stairway
• Mengangkat dan memindahkan tubular
• Memasukkan casing ke dalam lubang
• Memotong casing pada well head menggunakan api terbuka
Pekerjaan Rutin – Apakah ini Kegiatan Potensi Bahaya
Rendah?
Analisis Bahaya

Langkah 2
• Melakukan PPHA, jika diperlukan
Bagaimana Melakukan PPHA

Formulir standar PPHA harus


selalu digunakan untuk semua
PPHA.
Informasi Umum yang diperlukan pada form PPHA

Informasi berikut ini diperlukan untuk dokumentasi form PPHA:


• Uraian singkat pekerjaan.
• Identifikasi peralatan yang akan dikerjakan.
• Identifikasi lokasi pekerjaan.
• Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD) umum, tindakan pencegahan dan pengaman yang
sesuai dengan pekerjaan.
• Tuliskan perkakas/peralatan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan.
• Tuliskan prosedur operasi dan/atau perawatan yang diperlukan untuk pekerjaan.
• Tuliskan izin (permit) dan/atau rencana kerja yang didokumentasikan yang diperlukan
untuk pekerjaan.
• Tuliskan semua rencana penyelamatan yang diperlukan pekerjaan.
• Tuliskan jika operasi simultan sedang berlangsung (SIMOP).
• Tuliskan sumber daya tambahan jika dibutuhkan.
• Anggota tim PPHA.
Dokumentasikan Tugas (Task) dari Pekerjaan (Job)
Dokumentasikan Bahaya Terkait Dengan tiap Tugas

Pertimbangkan hal berikut ketika mendokumentasikan bahaya:


• Dapatkah anggota tim cedera serius atau fatal? Bagaimana dan kenapa? (misalnya,
kegagalan sistem, prosedur yang tidak lengkap, kesalahan manusia, dll.)
• Apa yang bisa rusak? (misalnya, fasilitas, peralatan, bejana, dll.)? Bagaimana dan
kenapa? (misalnya, kegagalan sistem, prosedur yang tidak lengkap, kesalahan manusia,
dll.)
• Potensi loss of containment (misalnya, tumpahan/pelepasan gas atau cairan?
Bagaimana dan kenapa? (misalnya, kegagalan sistem, prosedur yang tidak lengkap,
kesalahan manusia, dll.)
Identifikasi Potensi Bahaya

Apa yang harus diperhatikan?


• Kondisi Fisik • Faktor lain-lain
• Tindakan atau perilaku
• Bahan kimia
• Tingkat pengalaman kerja (misal, SSE)
• Peralatan/alat (misal, ketersediaan
peralatan) • Perantara manusia dengan peralatan
(misal, jangkauan diperluas untuk
• Ruang kerja
mengoperasikan valve).
• Material lain yang berbahaya
• PPE
• Kondisi Lingkungan
• Alokasi waktu (apakah cukup waktu
• Suhu untuk menyelesaikan pekerjaan).
• Kelembaban • Waktu pekerjaan (jadwal waktu yang
• Kebisingan optimal).
• Penerangan • Komunikasi
• Cuaca • Pelatihan atau Sertifikasi
Dokumentasikan Pengaman (safeguard) dan/atau Mitigasi
untuk setiap Bahaya

▪ Jelaskan pengaman dan/atau mitigasinya


▪ Tentukan kemungkinan terjadinya insiden dengan safeguard/mitigasi yang ada (yakni,
mungkin, sesekali, tidak mungkin)
▪ Tentukan tingkat keparahan insiden yang terjadi dengan safeguard/mitigasi yang ada
(yakni, kecil, sedang besar)

Bagaimana Anda menentukan kemungkinan insiden terjadi dan tingkat keparahannya


dengan pengaman/mitigasi yang ada ditempat?
Tabel Kriteria Keputusan Pengendalian Bahaya
Probable Severity
Minor Moderate Major
Likelihood of Incident with Safeguards in Place to Control

(e.g., first aid, spills < 5 (e.g., recordable injury, (e.g., multiple injuries,
bbl to land or spills < 1 fire, spills 5-50 bbl to land injury/illness requiring
bbl to water, etc.) or spills 1-10 bbl to water, hospitalization, fatality,
etc.) explosion, spills > 50 bbl
to land or spills > 10 bbl
to water, etc.)

Likely
(e.g., incident has occurred at this
Hazards

facility and/or is reasonably likely


to occur at any time at this or
another facility)
Occasional
(e.g., incident has occurred at a similar
facility and may reasonably occur at
this or another facility)

Unlikely
(e.g., Given current practices and
procedures, this incident is not likely to
occur at this or another facility)
Menafsirkan Potensi Bahaya Akhir Dengan Pengaman di
Tempat

Hijau Pekerjaan dapat dilakukan sesuai rencana

Kuning Pekerjaan dapat dilakukan dengan hati-hati

Merah Pekerjaan tidak dapat dilakukan sampai:

• Pertama, tambahan pengaman telah dipenuhi


• Kemudian, Tabel 8 telah digunakan untuk menilai ulang PPHA
• Jika masih ‘merah’ atau tambahan pengaman tidak dapat dipasang, pekerjaan
hanya dapat dilakukan setelah PPHA disetujui (tandatangan basah) oleh Person
Managing Control of Work dan PHR high level manager (seperti, manager facility,
manager operation, dll.)
Persetujuan PHR High Level Manager (HLM)

Hot tapping, hot work saat penyelaman, penggunaan bahan


peledak saat menyelam, menyelam di ruang tertutup/
terbatas, masuk ke suasana atmosfer inert selalu
membutuhkan persetujuan dari PHR high level manager
(seperti manager fasilitas, manager operasi, dll)
Analisis Bahaya

Langkah 3 & 4
Lakukan JSA
Persetujuan High Level Manager PHR

Ruang Lingkup:
Ruang lingkup JSA termasuk mengevaluasi potensi bahaya terkait dengan langkah-langkah
dari sebuah tugas (task) dan pengurangan bahaya serta pengaman (safeguard) sebelum
melakukan pekerjaan.
• JSA harus dilakukan di lapangan, segera sebelum memulai pekerjaan.
• JSA dilakukan oleh Person Managing Control of Work di lapangan dan anggota tim kerja
Penguraian Pekerjaan
Tugas Satu

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Suspension trauma straps


Peran dan Tanggung Jawab

Person Managing Control of Work


• Memahami pekerjaan yang direncanakan, operasi/perawatan dan prosedur
pemberitahuan kondisi darurat.
• Meninjau Planning Phase Hazard Analysis (PPHA).
• Memfasilitasi, mereview, dan mendokumentasikan onsite-JSA.
• Membuat dan/atau membantu dalam penyusunan izin dan rencana kerja.
• Mengkomunikasikan lingkup kerja, potensi bahaya, mitigasi, kondisi izin/rencana kerja
kepada tim kerja.
• Memantau tempat kerja untuk memastikan bahwa area kerja selamat.
• Memfasilitasi penutupan kerja (seperti: diskusi lessons learn, penutupan izin kerja, dll).
• Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA).
Bagaimana Melakukan JSA

Formulir standar JSA harus selalu digunakan untuk semua JSA.


Informasi Umum yang diperlukan pada formulir JSA

Informasi berikut ini diperlukan untuk dokumentasi formulir JSA:


• Uraian singkat langkah kerja yang akan dilakukan.
• Tanggal
• Lokasi tugas yang akan dilakukan.
• Tentukan alat pelindung diri (APD) khusus yang diperlukan untuk melakukan tugas.
• Anggota tim yang mempersiapkan JSA.
• Daftar prosedur operasi dan/atau pemeliharaan yang diperlukan untuk melakukan tugas.
• Daftar izin dan/atau dokumentasi rencana kerja yang diperlukan untuk melakukan tugas.
• Daftar perkakas dan/atau peralatan penting yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
Dokumentasikan Bahaya terkait masing-masing Langkah
Pertimbangkan hal-hal berikut sewaktu mendokumentasikan bahaya:
• Dapatkah anggota tim mengalami cedera serius atau fatal? Bagaimana dan mengapa?
(misalnya, kegagalan sistem, prosedur yang tidak lengkap, kesalahan manusia, dll)
• Apa yang bisa rusak? (misalnya, fasilitas, peralatan, bejana, dll.)? Bagaimana dan mengapa?
(misalnya, kegagalan sistem, prosedur yang tidak lengkap, kesalahan manusia, dll.)
• Potensi loss of containment? (misalnya tumpahan/pelepasan gas atau cairan) Bagaimana dan
mengapa? (misalnya, kegagalan sistem, prosedur tidak lengkap, kesalahan manusia, dll)
• Potensi bahaya benda jatuh yang berhubungan dengan setiap langkah.
Dokumentasikan Pengaman untuk Setiap Langkah
Menguraikan Pengaman (Safeguard)
• Dokumentasikan petugas yang bertanggung jawab melaksanakan setiap pengaman
• Dokumentasikan petugas yang bertanggung jawab untuk memverifikasi bahwa semua
pengaman sudah ada sebelum melaksanakan tugas.
Dokumentasikan Langkah-langkah Penting
Identifikasi langkah-langkah penting di dalam JSA yang mengharuskan penghentian pekerjaan
ketika ada perubahan dan/atau penyimpangan dari langkah kerja yang direncanakan.
Dokumentasikan Potensi Sekenario Penghentian Pekerjaan

Uraikan potensi skenario yang mengharuskan penghentian pekerjaan dan gunakan Stop
Work Authority ketika:
• Satu atau lebih Tenets of Operation tidak diikuti.

• Seseorang dalam tim kerja memiliki kekhawatiran tentang tugas yang sedang dilakukan.

• Setiap saat lingkup pekerjaan berubah.


Mendokumentasikan Penilaian Kinerja Manusia
(Human Performance Assessment)

Uraikan penilaian kinerja manusia termasuk namun tidak terbatas pada:


• Kondisi mental pekerja (misalnya kelelahan, semangat, motivasi, dll)
• Modus kinerja (yaitu yang berbasis keterampilan, berdasarkan aturan, berbasis
pengetahuan)
• Perangkap kesalahan (yaitu stress, beban kerja yang tinggi, tekanan waktu, komunikasi
yang buruk, bimbingan kerja tidak jelas, terlalu percaya diri, pertama kali menjalankan
tugas, gangguan, hari pertama kembali setelah hari libur, akhir shift kerja)
Definisi
Kinerja Manusia
Adalah cara orang, budaya, peralatan, lingkungan kerja dan proses seling berinteraksi
sebagai suatu sistem. Upaya Kinerja Manusia fokus secara proaktif pada pengurangan
kesalahan manusia dengan:
1. Memperbaiki interaksi antara individu dan sistem kritis, dan
2. Pengenalan situasi kemungkinan kesalahan/error individu dan menerapkan alat
untuk mengurangi kesalahan
Kesalahan Manusia
Suatu tindakan atau kelambanan yang tidak sengaja menghasilkan sesuatu yang tidak
diinginkan atau menyimpang dari seperangkat aturan atau harapan.
Perangkap Kesalahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kinerja manusia dan meningkatkan
kemungkinan kesalahan.
Definisi
Modus Kinerja
• Model mental orang dimana mereka bekerja ketika mereka menjalankan tugas, spesifik bagi orang ini
pada tugas ini dan saat ini.

– Berbasis Keterampilan – Tugas-tugas sangat sederhana yang memerlukan sedikit perhatian. Segala
sesuatu dilakukan sesuai kebiasaan (rutin otomatis) dan tidak ada hubungannya dengan
keterampilan. Tugas berhasil diselesai 50-100 kali dalam kurun waktu singkat yang melibatkan
dengan tanpa atau sedikit berpikir. Perkiraan kesalahan adalah 1: 1,000.

– Berdasarkan Aturan – Modus pengambilan keputusan menerapkan suatu aturan yang diketahui
berdasarkan bagaimana akan diingat. Aturan dapat tertulis atau tidak. Perkiraan kesalahan adalah
1: 100 (dari memori).

– Berbasis Pengetahuan – Situasi baru diselesaikan melalui pengalaman individu. Tidak ada rutinitas
atau aturan yang tersedia untuk menangani situasi ketika Anda bertanya dalam pikiran. Anda tidak
tahu apa yang Anda tidak tahu dan Anda tidak bisa memikirkan jalan keluar. Tingkat kesalahan
adalah 1:2 - 1:10.
Meninjau dan Mengkomunikasikan JSA

Tinjau dan komunikasikan JSA (dalam bahasa yang sesuai bagi tenaga kerja) untuk semua
pekerja yang terlibat.

Kepada siapa Anda akan


mengkomunikasikan JSA?
Persetujuan dan Tanda Tangan

Tinjau dan komunikasikan JSA (dalam bahasa yang sesuai bagi tenaga kerja) untuk semua
pekerja yang terlibat.
• Dokumentasikan dengan tandatangan basah dalam JSA, yang menyatakan anggota tim
kerja paham terhadap isi JSA.
– Semua anggota baru work team yang datang setelah JSA dilakukan harus mereview JSA
bersama dengan Person Managing Control of Work dan menyatakan telah memahami isi
JSA (dengan tandatangan basah).
– Jika Person Managing Control of Work berubah selama waktu kerja berlangsung, Person
Managing Control of Work baru harus meninjau JSA dan menyatakan paham terhadap isi
JSA (dengan tanda tangan basah).
• Dokumentasikan persetujuan JSA melalui tanda tangan basah sebelum pekerjaan dimulai.
– Onsite Person Managing Control of Work harus menyetujui JSA.
– Pihak lain yang menyetujui (seperti SME, Supervisor PHR, dan kontraktor, dll.)
didokumentasikan dalam PPHA.
Dokumen di Tempat Kerja

Lakukan peninjauan JSA jika:


• Ruang lingkup pekerjaan berubah.
• Ada penambahan personil baru didalam tim kerja.
• Kondisi lapangan berubah.
• Near miss, incident, atau terjadi penghentian pekerjaan.
• Kekhawatiran yang muncul dari hasil Penilaian Bahaya Perorangan.
Analisis Bahaya

Langkah 5
Lakukan IHA
Individual Hazard Assessment
Apakah itu?
• Penilaian sendiri yang memberikan kesempatan bagi pekerja individu untuk fokus pada tugas dan
memastikan mereka siap untuk melakukan tugas itu dengan selamat.
• Biasanya merupakan latihan yang dilakukan untuk membantu setiap pekerja mengerti tanggung jawabnya
terhadap kesehatan dan keselamatan.

Kapan?
• Sebelum mulai melaksanakan tugas, dan secara teratur menilai lingkungan kerja.

Kenapa?
• Mendorong tiap karyawan untuk memikirkan serta berpartisipasi dalam mengidentifikasi dan memastikan
pengaman (safeguard) tersedia untuk bahaya yang terpapar pada mereka

Langkah-langkah untuk Individual Hazard Assessment yang efektif:


• Apakah Anda memahami tugas dan bagaimana melakukannya dengan selamat?
• Identifikasi potensi bahaya.
• Tentukan bagaimana untuk mengurangi atau memasang pengaman terhadap bahaya tersebut.
• Tentukan apakah perlu tambahan sumber daya (misalnya orang, perkakas, peralatan, prosedur, dll).
• Tindakan untuk mencegah konsekuensi negative.
• Apakah Anda terlatih dan yakin bahwa Anda dapat melakukan tugas dengan aman?
• Tentukan pengetahuan prosedur (seperti, operasi, pemeliharaan, dll) untuk menyelesaikan tugas.
• Tentukan pengetahuan Anda tentang alat dan peralatan yang terlibat dalam tugas.
Penilaian Bahaya Perorangan (Individual Hazard
Assessment)
Bagaimana Anda Melakukan Tugas?
• Apakah Anda mampu memberikan perhatian penuh pada tugas Anda?
• Apakah Anda sudah mengidentifikasi kondisi di mana Anda akan menghentikan
pekerjaan?
• Apakah Anda akan melakukan tugas seperti yang direncanakan?
– Kemudian pastikan semua pengaman dan kewenangan sudah ada dan lanjutkan
pekerjaan
– Jika tidak, carilah bantuan tambahan dari:
• Anggota team kerja lainnya
• Supervisor, Persons Managing Control of Work
• Gunakan tool Human Performance (seperti STAR, Self-Check, Step-by-Step, dll.)
Individual Hazard Assessment
Individual Hazard Assessment
Analisis Bahaya

Langkah 6
• Penutupan Pekerjaan
Penutupan Hazard Analysis
Penyelesaian Pekerjaan adalah sbb:
• Tinjau tugas dan kegiatan pekerjaan • Apa yang bekerja berjalan dengan baik?
• Diskusikan lessons learned untuk • Apa yang dapat ditingkatkan?
perbaikan berkesinambungan • Tambahan prosedur
• Dokumentasikan lessons learned • Langkah-langkah tugas yang terlewatkan
dalam JSA
• Bahaya yang terlewatkan
• Simpanlah semua dokumentasi (yaitu
dokumentasi PPHA, JSA, paket • Pengaman yang terlewatkan
pekerjaan) ke control room atau
• Persetujuan dan/atau tanda tangan yang
lokasi sentralisasi lain untuk
terlupakan
memastikan kepatuhan terhadap:
– Electronic (SWP PTW IT tool) • Situasi penghentian pekerjaan yang
terabaikan.
– Record retention policies
Tugas Pelaksana Izin Kerja Dalam Alur Kerja MSW proses
Planning Permitting Implementation Close-Out

• Job Scoping • Entry section 1 of permit to on- • Monitoring the work • Incorporate learnings from post-
• Job Planning and Time line PTW Register • Ensure all four categories of job debrief into the planning for
Permit Requester

line • Get Permit Number error traps understood by the the next time job is performed
crews
• Competent Personnel • Engage PMCOW and crews
• Helps crew to identify Start/Stop
• Adequate Resources involved in work being
conditions prior to beginning
• Worksite Readiness performed
work
• Identify Required Permit • Complete Section 2 & 3 of
• Facilitate Hazard Analysis; permit
use SYLA as reference • Submit permit to PA
• Pre-Work Check (PWC)
• Be-resources during PPHA • Monitor job being performed in • SW Verifier to Validate SWC • Sign-off permit (permit
development his/her area • Approve the crews to start the closed)
Permit Approver

• Ensure SYLA is used as • Manage resources work


reference to identify • Review PWC • Assign AC for Periodic Monitoring • Update status of permit at on-
safeguard and mitigation • Verify Section 2 of permit • AC to STOP work when: line PTW Register
• Approved Permit, section 3 • Work scope changes • Document retention
• Engage PR and/or PMCOW • Items in SWC not verified in place
• Provide special and functioning
consideration, if required • Unsafe act or condition observed

• Update On-site JSA • Performed Post-job Review


• If required, involved, • Understand job scope • Established items in Section 2 of
as resources, in • Understand required precaution • What safeguard worked
permit and SYLA • What HP tools used and how
development of PPHA • Understand of permitting process • Together with crews, verify critical effective
PMCOW

safeguards on SWC • What mistake made


• Use SYLA, as
• Communicate HA and condition • Any latent condition?
reference, when
may trigger SWA to the crews • Drift
developing PPHA and
JSA START the WORK • Closed Permit
• Return document to PA
• Revalidate permit and SWC, if
required
TOOL

SYLA, PPHA, JSA, PWC SYLA (section 2 of PTW), On-line SYLA (section 2 of PTW), SWC, JSA, PTW, HP Tools
S

permit register, PTW and Plan SWA, HP Tools


Quality Work Pack Actions (QWPA)

Tujuan
• Quality Work Pack Actions adalah panduan
untuk memastikan kualitas dari work
package pada tahap perencanaan
pekerjaan

Kapan digunakan
• Ketika melakukan pengisian Pre Work Check
sebagai panduan
Pre-Work Check (PWC)
Pre-work check adalah alat bantu yang digunakan oleh permit
requester dan permit approver untuk memastikan persiapan
pada fase perencanaan dapat dilakukan dengan efektif dan
komprehensif sehingga praktek kerja selamat yang diperlukan
dapat dilaksanakan dengan baik
Tujuan
• Memastikan setiap item penting yang perlu disiapkan saat fase
perencanaan teridentifikasi dan disiapkan dengan benar dan
tepat untuk menghindari re-work saat fase perizinan atau
pelaksanaan.
• Mendokumentasikan proses komunikasi dan koordinasi antara
Permit Requester (PR) dan Permit Approver (PA)
Kapan Digunakan
• Pada fase perencanaan
• Sebelum PA mereview work package dan menyetujui Izin Kerja
Peran dalam Pelaksanaan QWPA/PWC
permit requester dan permit approver

Roles Persyaratan Tanggung Jawab


Permit Requester adalah Permit ▪ Mendapatkan pelatihan MSW • Memastikan setiap check dipenuhi pada saat fase
pihak/orang yang Requester ▪ Memiliki pemahaman yang baik perencanaan
tentang lingkup kerja yang akan • Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Permit
berkepentingan dan dilakukan. Approver untuk memastikan perencanaan telah
bertanggung jawab penuh ▪ Mampu mengidentifikasi tugas dilakukan dengan baik
/langkah kritikal dari semua • Memastikan PMCOW memahami Save Your Life
terhadap penyelenggaraan pekerjaan yang ada di dalam Actions dan dapat menggunakan SWC
dan penyelesaiaan dari lingkup kerja. • Memastikan PMCOW dan seluruh kru yang terlibat
▪ Mampu melakukan Analisa dalam pekerjaan mematuhi semua persyaratan yang
suatu rencana kerja. bahaya ada di dalam permit
▪ Terlatih dan tahu cara • Secara aktif melakukan pemantauan terhadap
menggunakan Pre Work Check pemenuhan persyarata praktek kerja selamat selama
Permit Approver adalah pekerjaan berlangsung.

individu yang kompeten Permit


Approver
• Mendapatkan pelatihan MSW.
• Memahami proses kerja yang ada
• Me-review setiap cek dan kesesuaian dokumen yang
diperlukan.
yang sudah dilatih dan diberi di area yang menjadi tanggung • Mengkomunikasikan setiap concern yang harus
wewenang oleh Perusahaan jawabnya
• Memahami tugas dan tanggung
diketahui dan ditindaklanjuti oleh permit requester
untuk memastikan fase perencanaan dapat dilakukan
untuk me-review, jawabnya sebagai PA sesuai yang dengan baik.
menandatangani, dan disebutkan dalam MSW Process
dokumen
• Mengidentifikasi dan menugaskan SW verifier terlatih
untuk melakukan verifikasi baik initial maupun
menyetujui izin kerja. • Terlatih dan tahu bagaimana revalidasi (on-plot), dan AC untuk pemantauan
menggunakan Pre-Work Check berkala.
Ringkasan
▪ Tiga kegiatan Hazard Analysis
• Planning Phase Hazard Analysis
• Job Safety Analysis
• Individual Hazard Assessment
▪ PPHA dilakukan (lebih awal) selama perencanaan kerja dan mempertimbangkan:
• Tugas-tugas besar pekerjaan
• Identifikasi potensi bahaya berhubungan dengan tugas-tugas besar pekerjaan (job)
• Langkah-langkah pengamanan untuk mengendalikan potensi bahaya.
• Informasi dari PPHA dapat digunakan sebagai titik awal pembuatan JSA pekerjaan.
Ringkasan
▪ JSA dilakukan di lapangan, sebelum melaksanakan pekerjaan

• Identifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah

• Rencanakan mitigasi/safeguard

• Komunikasikan dan pastikan pemahaman tim kerja

▪ Penilaian Bahaya Perorangan (Individual Hazard Assessment) adalah penilaian-mandiri yang


dilakukan sebelum memulai pekerjaan, dan secara reguler menilai lingkungan kerja.

• Mendorong tiap karyawan untuk memikirkan serta berpartisipasi dalam mengidentifikasi


dan memastikan pengaman (safeguard) tersedia untuk bahaya yang terpapar pada
mereka
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai