Anda di halaman 1dari 72

Hazard Analysis Procedure

Pencegahan Kecelakaan Serius dan Fatality

PT Pertamina Hulu Rokan


August 2021
Garis Besar

• Sasaran Pelatihan
• Pendahuluan
• Tujuan Analisis Bahaya
• Ruang Lingkup
• Analisis Bahaya (Hazard Analysis)
• Planning phase hazard analysis (PPHA)
• Job safety analysis (JSA)
• Individual hazard assessment (IHA)
• QWPA & PWC
Sasaran Pelatihan

• Tujuan
• Personil dapat secara efektif melakukan tingkatan analisis bahaya yang tepat sesuai
dengan yang diperlukan aktivitas pekerjaan:
✓ Ikuti langkah demi langkah prosedur untuk:
❑ Planning Phase Hazard Analysis (PPHA)
❑ Job Safety Analysis (JSA)
❑ Individual Hazard Assessment (IHA)
• Personil harus mengetahui peran dan tanggung jawabnya masing-masing dalam Hazard
Analysis Procedure.
Pendahuluan

Analisis Bahaya Tujuan Analisis Bahaya


• Analisis bahaya merupakan prosedur untuk • Mengidentifikasi bahaya kegiatan pekerjaan khusus.
penilaian bahaya di tempat kerja dengan • Menentukan pengaman (safeguard) / mitigasi yang
mempertimbangkan potensi bahaya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan
terkait dengan pelaksanaan pekerjaan dan selamat.
tugas khusus, termasuk identifikasi bahaya,
identifikasi safeguard, dan komunikasi. • Mengkomunikasikan bahaya dan pengaman
(safeguard) kepada seluruh tim kerja dan personil
• Analisis Bahaya terdiri dari 3 aktivitas:
lain yang berpotensi terkena dampak.
• PPHA
• JSA
• IHA
• Jenis-jenis kegiatan Analisis Bahaya yang
diperlukan tergantung pada potensi bahaya
dari aktivitas pekerjaan.
Ruang Lingkup

Tujuan Analisis Bahaya


• Mengidentifikasi bahaya kegiatan pekerjaan khusus.
• Menentukan pengaman (safeguard) / mitigasi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan
selamat.
• Mengkomunikasikan bahaya dan pengaman (safeguard) kepada seluruh tim kerja dan personil lain
yang berpotensi terkena dampak
Ruang Lingkup
Hazard Analysis
• Sebuah proses yang digunakan untuk mengidentifikasi,
menilai dan mengurangi atau melindungi terhadap bahaya.
• Fokus pada hubungan antara pekerja, tugas, peralatan, dan
lingkungan kerja
• Memastikan:
✓ Ruang lingkup pekerjaan dimengerti.
✓ Sumber daya yang tepat tersedia.
✓ Bahaya diidentifikasi, pengaman (safeguard) diidentifikasi
serta diverifikasi dan divalidasi.
✓ Karyawan yang terkena dampak mengerti peran dan
tanggung jawabnya.
Definisi Hazard Analysis vs. Risk Assessment
Hazard Analysis Risk Assessment
• Sebuah proses yang digunakan untuk • Menganalisa kemungkinan dan tingkat
mengidentifikasi, menilai dan mengurangi keparahan risiko untuk mengurangi
atau melindungi terhadap bahaya. kemungkinan terjadinya kerusakan.
• Fokus pada hubungan antara pekerja, • Kualitatif atau Kuantitatif
tugas, peralatan, dan lingkungan kerja • Mengevaluasi:
• Memastikan: ✓ Apa yang dapat gagal atau tidak berjalan
✓ Ruang lingkup pekerjaan dimengerti. dengan benar.
✓ Sumber daya yang tepat tersedia. ✓ Konsekuensi setiap kejadian.
✓ Bahaya diidentifikasi, pengaman ✓ Kemungkinan peristiwa yang akan terjadi.
(safeguard) diidentifikasi serta diverifikasi ✓ Bagaimana kombinasi tingkat keparahan
dan divalidasi. dan kemungkinan dalam memberikan
✓ Karyawan yang terkena dampak mengerti pernyataan risiko secara keseluruhan.
peran dan tanggung jawabnya.
Definisi

Bahaya
Sebuah kondisi atau tindakan yang berpotensi untuk terjadinya pelepasan tanpa rencana dari, atau kontak yang
tidak diinginkan dengan sumber energi yang dapat mengakibatkan kerugian atau cedera kepada manusia,
properti atau lingkungan.
Definisi
Pengaman (safeguard)
• Mengendalikan bahaya dan mencegah atau mengurangi potensi terjadinya suatu incident.
Contohnya termasuk:
• Elemen rancangan fasilitas
• Perangkat mekanikal
• Sistem
• Proses
• Prosedur
Pengurangan (mitigasi)
• Tindakan yang diambil untuk meminimalkan konsekuensi dari sebuah insiden yang telah
terjadi
Definisi

Verifikasi dan validasi merupakan komponen penting dari sebuah sistem manajemen
keselamatan.
• Verifikasi merupakan evaluasi apakah pengaman/safeguard dan/atau sistem sesuai
dengan persyaratan/spesifikasi (spt. tersedia ditempat).
• Validasi merupakan jaminan bahwa pengaman/safeguard atau sistem memenuhi
kebutuhan (spt. efektivitas dari pengaman/ safeguard).
Persyaratan Analisis Bahaya

Persyaratan Analisis Bahaya termasuk:


• Sebuah Analisis Bahaya harus dilakukan sesuai dengan fase pekerjaan.
• Sebuah Analisis Bahaya harus mempertimbangkan tindakan serta kondisi fisik dan lingkungan.
• Personil yang melakukan Analsis Bahaya harus terlatih dan kompeten dalam peranan yang berada
dibawah tanggung jawabnya.
• Sebuah PPHA dilakukan ketika merencanakan pekerjaan.
• Semua JSA harus dibuat atau direvisi di lapangan oleh personil yang melakukan pekerjaan untuk
memastikan identifikasi dan mitigasi secara sistematis terhadap bahaya spesifik dari tugas dan lokasi kerja
sebelum sebelum pekerjaan dimulai.
• Isi dari JSA harus segera dikomunikasikan kepada tim kerja dan pihak lain yang terkena dampak sebelum
mulai bekerja. Komunikasi harus dilakukan dalam bahasa yang sesuai untuk tim kerja sehingga mereka
dengan jelas mengerti bahaya pekerjaan, pengaman (safeguard) dan tindakan yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan dengan aman
• Setiap individu harus melakukan IHA sebelum memulai dan selama bekerja
Perangkat untuk melakukan Analisis Bahaya

• Hazard Identification Tool (wheel)


• Planning Phase Hazard Analysis form
• Job Safety Analysis form
Alat untuk Melakukan Analisa Bahaya
Alat Identifikasi Bahaya Form PPHA - PHR Form JSA – PHR

• Pada Tahap Perencanaan.


• Dimaksudkan untuk: • Pada Tahap Implementasi.
• Konsep untuk mengidentifikasi bahaya • Mengidentifikasi bahaya yang • Dimaksudkan untuk:
adalah berdasarkan pada identifikasi diketahui dan rencana mitigasi. • Melibatkan tim kerja guna
sumber energi di lingkungan. • Memastikan jumlah orang, keahlian, menjamin pekerja yang
• Sumber-sumber energi selalu ada dan perlengkapan, dan APD (PPE) yang melakukan pekerjaan mengerti
faktanya setiap aspek dari kehidupan kita tepat. tugasnya, bahaya dan
memerlukan penggunaan energi dalam • Mengidentifikasi jenis-jenis perijinan mitigasinya.
satu bentuk atau bentuk lainnya. (permits) yang diperlukan untuk • Mengetahui kondisi di lapangan
• Beberapa sumber energi, jika diaktifkan melakukan pekerjaan. saat akan bekerja.
atau dilepaskan dalam keadaan tidak • Mengidentifikasi standar-standar Safe • Memastikan rencana mitigasi
terkendali, dapat menimbulkan bahaya. Work Practices (SWP) dan SOP yang telah tersedia.
sesuai dengan pekerjaan. • Memastikan tim kerja telah
• Sebagai langkah awal untuk JSA di memiliki keahlian dan peralatan
lapangan. yang sesuai.
Alat untuk Melakukan Analisa Bahaya

Kegunaan Peralatan (tool)


▪ Mengidentifikasi sumber energi yang ada di
tempat kerja dan menganalisa apakah sumber
energi tersebut berpotensi menimbulkan
kerugian.
▪ Tool ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
bahaya ketika melakukan PPHA, JSA dan IHA.
Planning Phase Hazard Analysis (PPHA)

Ruang Lingkup
Ruang Lingkup PPHA adalah untuk mengevaluasi potensi bahaya dan pengaman bahaya terkait
dengan tugas pekerjaan pada saat perencanaan.
Bagaimana melakukan PPHA
• PPHA hendaknya dilakukan sedini mungkin selama fase perencanaan pekerjaan
• PPHA biasanya dilakukan oleh manajemen proyek, perwakilan HES , subject matter expert
(SME), dan/atau personil lain yang relevan (spt. perwakilan kontraktor, anggota tim lapangan,
personil operasi, dll.) menggunakan informasi tentang ruang lingkup proyek, aktivitas kerja, tempat
kerja, dan peralatan yang digunakan serta dokumentasi proses dan operasional.
• PPHA dapat dilakukan secara remote atau di lokasi kerja
• Apabila Person Managing Control of Work (PMCoW) tidak ikut terlibat dalam pembuatan PPHA,
maka minimal dia harus mengakui isi PPHA dengan tanda tangan basah.
Job Safety Analysis (JSA)
Formulir JSA tidak akan membuat Anda selamat

Proses JSA yang benar akan


membuat anda selamat

Pembuatan JSA yang baik dan digunakan


dengan benar adalah alat keselamatan
yang bermanfaat
• Jika bahaya yang penting terlupakan
• Kendali tidak tepat.
• Persyaratan tidak dikomunikasikan. Bahaya
• Kontrol tidak tersedia dan tidak
dipertahankan.
Kendali
JSA yang buruk tidak hanya tidak efektif
dalam mencegah cedera tetapi juga
menciptakan bahaya tambahan dan rasa Bahaya Terkendali
aman yang salah.
Penguraian Pekerjaan
Pekerjaan

Tugas Satu Tugas Dua

Step 1 Step 1

Step 2 Step 2
Step 3 Step 3

Tugas Tiga Tugas Empat

Step 1 Step 1

Step 2 Step 2
Step 3 Step 3
Definisi

Pekerjaan
• Sekelompok tugas yang sebanding terkait dengan kemiripan fungsi
Tugas
• Merupakan sebuah urutan langkah-langkah untuk menyelesaikan pekerjaan
Langkah (step)
• Satuan unit kerja ketika menguraikan tugas, sebuah tugas dapat mempunyai banyak
langkah.
Tanda Tangan Basah
• Tandatangan tinta.
Keselarasan PPHA, JSA dan SYLA
Job/Pekerjaan PPHA
Task/Tugas Satu Identifikasi Bahaya & Safeguards pada • Satu pekerjaan terdiri dari satu atau lebih tugas.
PPHA
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama) • Satu PPHA terdiri dari beberapa tugas untuk
Step 1 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA menyelesaikan pekerjaan
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama)
JSA
Step 2 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama) • Satu tugas terdiri dari satu atau lebih langkah.
Step 3 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA • Untuk menyelesaikan satu pekerjaan, satu atau lebih
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama)
JSA perlu untuk disiapkan.
Task/Tugas Dua Identifikasi Bahaya & Safeguards pada • PPHA bukan JSA
PPHA
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama)
• Jika PPHA dilakukan, gunakan informasi PPHA ketika
Step 1 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA membuat JSA.
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama
Step 2 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama
Step 3 Identifikasi Bahaya & Safeguards pada JSA Contoh:
(pakai SWC/ SYLA sebagai referensi utama

Task/Tugas Tiga, Empat, dll.


Peran dan Tanggung Jawab

Person Managing Control of Work


• Memahami pekerjaan yang direncanakan, • Memantau tempat kerja untuk
prosedur operasi, perawatan dan pemberitahuan memastikan bahwa area kerja selamat
keadaan darurat. • Memfasilitasi penyelesaian pekerjaan
• Meninjau PPHA (yaitu, diskusi lesson learned, penutupan
izin kerja, dll.)
• Memfasilitasi, meninjau dan
mendokumentasikan onsite JSA • Memahami kapan harus menghentikan
pekerjaan (SWA)
• Membuat dan/atau membantu penyusunan izin
dan rencana kerja Subject Matter Expert
• Mengkomunikasikan lingkup pekerjaan, potensi Keahlian khusus tentang HES dan teknis terkait
bahaya, mitigasi, kondisi izin/rencana kerja dengan area proses atau prosedur sudah
kepada tim kerja. diidentifikasi
Analisis Bahaya

Langkah 1
Identifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan
Potensi Bahaya

Kategori Potensi Bahaya: Tinggi


▪ Aktivitas pekerjaan yang telah terjadi beberapa insiden yang berakibat cedera serius dan/atau
kematian
▪ Aktivitas kerja yang telah terjadi beberapa insiden yang berakibat kerugian (significant loss of
containment) yang signifikan (tumpahan, release)
• Ledakan, kebakaran yang menyebabkan kerusakan > $500,000, pelepasan uap
berbahaya > 5,000 kg gas buangan mudah menyala, tumpahan hydrocarbon > 50 bbl ke
tanah, tumpahan hydrocarbon >10 bbl ke air (Kriteria yang ditetapkan dalam II&R
Process, Table 6)
Potensi Bahaya: Tinggi
Potensi Persyaratan
Aktivitas
Bahaya Analisis Bahaya
▪ Kegiatan SIMOPs ▪ Dokumentasi PPHA
▪ Bypassing critical protection ▪ Dokumentasi onsite JSA
▪ Kegiatan Commercial Diving ▪ Individual Hazard Assessment
▪ Kegiatan dalam ruang terbatas (confined space) dengan kondisi bahaya khusus tanpa dokumentasi
▪ Pekerjaan pada peralatan bertegangan listrik lebih dari 50 Volt (seperti, Think Incident Free
▪ Kegiatan penggalian yang memerlukan sistem pelindung (seperti: shoring, (TIF);
bracing, sloping, dll.) Personal Safety Plan, dan/atau
▪ Open Flame Hot work dalam area Hazardous (Classified) tool lain dalam Human
▪ Hot tapping Tinggi Performance (HP) toolbox)
▪ Kegiatan yang memerlukan Positive Physical Isolation (PPI)
▪ Complicated, complex, heavy, blind dan/atau personnel lift yang menggunakan
man riding basket
▪ Setiap kegiatan yang melibatkan bahan peledak (seperti: perforating, dll.)
▪ Setiap kegiatan yang memerlukan persetujuan Manager PHR (seperti: Facility
Manager, Operation Manager, dll.)
Sesi Curah Pendapat (Brainstorming)

Dapatkah Anda memikirkan contoh-contoh berikut ini?:


• SIMOPs
• Sistem proteksi penggalian
• Aktivitas yang melibatkan ledakan
• Aktivitas memerlukan Positive Physical Isolation (PPI)
Potensi Bahaya Menengah dan Rendah

▪ Menengah
– Aktivitas pekerjaan yang telah terjadi beberapa insiden yang
berakibat recordable injuries.
– Aktivitas kerja telah terjadi insiden yang berakibat
kerugian/loss of containment (spills, releases).
• Ledakan, kebakaran yang menyebabkan kerusakan <
$500,000, pelepasan uap berbahaya < 5,000 kg gas
buangan mudah menyala, tumpahan hydrocarbon < 50 bbl
ke tanah, tumpahan hydrocarbon < 10 bbl ke air (Kriteria
yang ditetapkan dalam II&R Process, Table 6)

▪ Rendah
– Aktivitas pekerjaan yang tidak memerlukan permit tidak
menyebabkan cedera serius atau kematian
Potensi Bahaya: Menengah
Potensi Persyaratan
Aktivitas
Bahaya Analisis Bahaya

▪ Kegiatan yang hanya memerlukan izin kerja umum ▪ Dokumentasi onsite JSA
dan satu izin kerja khusus atau rencana kerja, ▪ Individual Hazard Assessment
kecuali jika aktivitas tersebut dianggap memiliki tanpa dokumentasi
potensi bahaya tinggi. (seperti, Think Incident Free
▪ Kegiatan yang hanya memerlukan izin kerja (TIF);
umum/general permit to work (seperti: Personal Safety Plan, dan/atau
pengoperasian vacuum truck, pengujian gas dengan tool lain dalam Human
peralatan portable, mendirikan, memodifikasi atau Menengah Performance (HP) toolbox)
membongkar perancah, kegiatan yang memerlukan
sistem pelindung jatuh personal, dll.)
Potensi Bahaya: Menengah

Dapatkah Anda menyebutkan sebuah pekerjaan yang hanya


memerlukan izin kerja umum (general permit to work)?
Potensi Bahaya: Rendah
Potensi Persyaratan
Aktivitas
Bahaya Analisis Bahaya
▪ Kegiatan yang tidak memerlukan permit dan ▪ Verbal (tanpa dokumentasi)
berpotensi kecil menimbulkan kecelakaan serius onsite JSA
(seperti yang disampaikan melalui IMS IT Tool; Safety ▪ Individual Hazard
alert & Bulletin, MIS; Incident Share, dll.) Assessment tanpa
dokumentasi
(seperti, Think Incident Free
(TIF));
Rendah
Personal Safety Plan,
dan/atau tool lain dalam
Human Performance (HP)
toolbox)
Sesi Curah Pendapat (Brainstorming)

Dapatkah Anda memikirkan sebuah contoh aktivitas pekerjaan tanpa permit?


Sesi Curah Pendapat (Brainstorming)

Rutin
Pola biasa suatu kegiatan: urutan biasa untuk serangkaian kegiatan, sesuatu yang berulang-ulang:
sesuatu yang tidak bervariasi atau berulang secara membosankan.

Rutin ≠ Ketiadaan Bahaya


Pekerjaan Rutin – Apakah ini Kegiatan Potensi Bahaya
Rendah?

• Mengganti filter kompresor


• Mengganti bola lampu di control room
• Pigging pipeline
• Electrician bersertifikat mengambil foto diluar limited approach
boundary
• Mendirikan scaffolding
• Memindahkan personil menggunakan crane
• Mengecat handrail pada stairway
• Mengangkat dan memindahkan tubular
• Memasukkan casing ke dalam lubang
• Memotong casing pada well head menggunakan api terbuka
Pekerjaan Rutin – Apakah ini Kegiatan Potensi Bahaya
Rendah?
Analisis Bahaya

Langkah 2
• Melakukan PPHA, jika diperlukan
Bagaimana Melakukan PPHA

Formulir standar PPHA harus


selalu digunakan untuk
semua PPHA.
Informasi Umum yang diperlukan pada form PPHA

Informasi berikut ini diperlukan untuk dokumentasi form PPHA:


• Uraian singkat pekerjaan.
• Identifikasi peralatan yang akan dikerjakan.
• Identifikasi lokasi pekerjaan.
• Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD) umum, tindakan pencegahan dan pengaman yang
sesuai dengan pekerjaan.
• Tuliskan perkakas/peralatan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan.
• Tuliskan prosedur operasi dan/atau perawatan yang diperlukan untuk pekerjaan.
• Tuliskan izin (permit) dan/atau rencana kerja yang didokumentasikan yang diperlukan
untuk pekerjaan.
• Tuliskan semua rencana penyelamatan yang diperlukan pekerjaan.
• Tuliskan jika operasi simultan sedang berlangsung (SIMOP).
• Tuliskan sumber daya tambahan jika dibutuhkan.
• Anggota tim PPHA.
Dokumentasikan Tugas (Task) dari Pekerjaan (Job)
Dokumentasikan Bahaya Terkait Dengan tiap Tugas

Pertimbangkan hal berikut ketika mendokumentasikan bahaya:


• Dapatkah anggota tim cedera serius atau fatal? Bagaimana dan kenapa? (misalnya, kegagalan sistem,
prosedur yang tidak lengkap, kesalahan manusia, dll.)
• Apa yang bisa rusak? (misalnya, fasilitas, peralatan, bejana, dll.)? Bagaimana dan kenapa? (misalnya,
kegagalan sistem, prosedur yang tidak lengkap, kesalahan manusia, dll.)
• Potensi loss of containment (misalnya, tumpahan/pelepasan gas atau cairan?
Bagaimana dan kenapa? (misalnya, kegagalan sistem, prosedur yang tidak lengkap, kesalahan manusia, dll.)
Identifikasi Potensi Bahaya

Apa yang harus diperhatikan?


• Kondisi Fisik • Faktor lain-lain
• Tindakan atau perilaku
• Bahan kimia
• Tingkat pengalaman kerja (misal, SSE)
• Peralatan/alat (misal, ketersediaan peralatan)
• Perantara manusia dengan peralatan (misal,
• Ruang kerja jangkauan diperluas untuk mengoperasikan
• Material lain yang berbahaya valve).
• Kondisi Lingkungan • PPE
• Suhu • Alokasi waktu (apakah cukup waktu untuk
• Kelembaban menyelesaikan pekerjaan).
• Kebisingan • Waktu pekerjaan (jadwal waktu yang optimal).
• Penerangan • Komunikasi
• Cuaca • Pelatihan atau Sertifikasi
Dokumentasikan Pengaman (safeguard) dan/atau Mitigasi
untuk setiap Bahaya

▪ Jelaskan pengaman dan/atau mitigasinya


▪ Tentukan kemungkinan terjadinya insiden dengan safeguard/mitigasi yang ada (yakni, mungkin,
sesekali, tidak mungkin)
▪ Tentukan tingkat keparahan insiden yang terjadi dengan safeguard/mitigasi yang ada (yakni, kecil,
sedang besar)

Bagaimana Anda menentukan kemungkinan insiden terjadi dan tingkat keparahannya dengan
pengaman/mitigasi yang ada ditempat?
Tabel Kriteria Keputusan Pengendalian Bahaya
Probable Severity
Minor Moderate Major
Likelihood of Incident with Safeguards in Place to Control

(e.g., first aid, spills < 5 (e.g., recordable injury, (e.g., multiple injuries,
bbl to land or spills < 1 fire, spills 5-50 bbl to injury/illness requiring
bbl to water, etc.) land or spills 1-10 bbl to hospitalization, fatality,
water, etc.) explosion, spills > 50 bbl
to land or spills > 10 bbl
to water, etc.)
Likely
(e.g., incident has occurred at this
Hazards

facility and/or is reasonably likely


to occur at any time at this or
another facility)
Occasional
(e.g., incident has occurred at a similar
facility and may reasonably occur at this
or another facility)
Unlikely
(e.g., Given current practices and
procedures, this incident is not likely to
occur at this or another facility)
Menafsirkan Potensi Bahaya Akhir Dengan Pengaman di
Tempat

Hijau Pekerjaan dapat dilakukan sesuai rencana

Kuning Pekerjaan dapat dilakukan dengan hati-hati

Merah Pekerjaan tidak dapat dilakukan sampai:

• Pertama, tambahan pengaman telah dipenuhi


• Kemudian, Tabel 8 telah digunakan untuk menilai ulang PPHA
• Jika masih ‘merah’ atau tambahan pengaman tidak dapat dipasang, pekerjaan hanya dapat dilakukan
setelah PPHA disetujui (tandatangan basah) oleh Person Managing Control of Work dan PHR high
level manager (seperti, manager facility, manager operation, dll.)
Persetujuan High Level PHR

Hot tapping, hot work saat penyelaman, penggunaan


bahan peledak saat menyelam, menyelam di ruang
tertutup/ terbatas, masuk ke suasana atmosfer inert
selalu membutuhkan persetujuan dari PHR high level
manager (seperti manager fasilitas, manager operasi,
dll)
Analisis Bahaya

Langkah 3 & 4
Lakukan JSA
Persetujuan High Level Manager PHR

Ruang Lingkup:
Ruang lingkup JSA termasuk mengevaluasi potensi bahaya terkait dengan langkah-langkah dari
sebuah tugas (task) dan pengurangan bahaya serta pengaman (safeguard) sebelum melakukan
pekerjaan.
• JSA harus dilakukan di lapangan, segera sebelum memulai pekerjaan.
• JSA dilakukan oleh Person Managing Control of Work di lapangan dan anggota tim kerja
Penguraian Pekerjaan

Tugas Satu

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3
Suspension trauma straps
Peran dan Tanggung Jawab

Person Managing Control of Work


• Memahami pekerjaan yang direncanakan, operasi/perawatan dan prosedur pemberitahuan kondisi darurat.
• Meninjau Planning Phase Hazard Analysis (PPHA).
• Memfasilitasi, mereview, dan mendokumentasikan onsite-JSA.
• Membuat dan/atau membantu dalam penyusunan izin dan rencana kerja.
• Mengkomunikasikan lingkup kerja, potensi bahaya, mitigasi, kondisi izin/rencana kerja kepada tim kerja.
• Memantau tempat kerja untuk memastikan bahwa area kerja selamat.
• Memfasilitasi penutupan kerja (seperti: diskusi lessons learn, penutupan izin kerja, dll).
• Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA).
Bagaimana Melakukan JSA
Formulir standar JSA harus selalu digunakan untuk semua JSA.
Informasi Umum yang diperlukan pada formulir JSA

Informasi berikut ini diperlukan untuk dokumentasi formulir JSA:


• Uraian singkat langkah kerja yang akan dilakukan.
• Tanggal
• Lokasi tugas yang akan dilakukan.
• Tentukan alat pelindung diri (APD) khusus yang diperlukan untuk melakukan tugas.
• Anggota tim yang mempersiapkan JSA.
• Daftar prosedur operasi dan/atau pemeliharaan yang diperlukan untuk melakukan tugas.
• Daftar izin dan/atau dokumentasi rencana kerja yang diperlukan untuk melakukan tugas.
• Daftar perkakas dan/atau peralatan penting yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
Dokumentasikan Bahaya terkait masing-masing Langkah

Pertimbangkan hal-hal berikut sewaktu mendokumentasikan bahaya:


• Dapatkah anggota tim mengalami cedera serius atau fatal? Bagaimana dan mengapa? (misalnya, kegagalan
sistem, prosedur yang tidak lengkap, kesalahan manusia, dll)
• Apa yang bisa rusak? (misalnya, fasilitas, peralatan, bejana, dll.)? Bagaimana dan mengapa? (misalnya,
kegagalan sistem, prosedur yang tidak lengkap, kesalahan manusia, dll.)
• Potensi loss of containment? (misalnya tumpahan/pelepasan gas atau cairan) Bagaimana dan mengapa?
(misalnya, kegagalan sistem, prosedur tidak lengkap, kesalahan manusia, dll)
• Potensi bahaya benda jatuh yang berhubungan dengan setiap langkah.
Dokumentasikan Pengaman untuk Setiap Langkah

Menguraikan Pengaman (Safeguard)


• Dokumentasikan petugas yang bertanggung jawab melaksanakan setiap pengaman
• Dokumentasikan petugas yang bertanggung jawab untuk memverifikasi bahwa semua pengaman
sudah ada sebelum melaksanakan tugas.
Dokumentasikan Langkah-langkah Penting

Identifikasi langkah-langkah penting di dalam JSA yang mengharuskan penghentian pekerjaan ketika
ada perubahan dan/atau penyimpangan dari langkah kerja yang direncanakan.
Dokumentasikan Potensi Sekenario Penghentian Pekerjaan

Uraikan potensi skenario yang mengharuskan penghentian pekerjaan dan gunakan Stop Work
Authority ketika:
• Satu atau lebih Tenets of Operation tidak diikuti.
• Seseorang dalam tim kerja memiliki kekhawatiran tentang tugas yang sedang dilakukan.
• Setiap saat lingkup pekerjaan berubah.
Mendokumentasikan Penilaian Kinerja Manusia
(Human Performance Assessment)

Uraikan penilaian kinerja manusia termasuk namun tidak terbatas pada:


• Kondisi mental pekerja (misalnya kelelahan, semangat, motivasi, dll)
• Modus kinerja (yaitu yang berbasis keterampilan, berdasarkan aturan, berbasis pengetahuan)
• Perangkap kesalahan (yaitu stress, beban kerja yang tinggi, tekanan waktu, komunikasi yang buruk,
bimbingan kerja tidak jelas, terlalu percaya diri, pertama kali menjalankan tugas, gangguan, hari
pertama kembali setelah hari libur, akhir shift kerja)
Definisi

Kinerja Manusia
Adalah cara orang, budaya, peralatan, lingkungan kerja dan proses seling berinteraksi sebagai suatu
sistem. Upaya Kinerja Manusia fokus secara proaktif pada pengurangan kesalahan manusia dengan:
1. Memperbaiki interaksi antara individu dan sistem kritis, dan
2. Pengenalan situasi kemungkinan kesalahan/error individu dan menerapkan alat untuk mengurangi
kesalahan
Kesalahan Manusia
Suatu tindakan atau kelambanan yang tidak sengaja menghasilkan sesuatu yang tidak diinginkan
atau menyimpang dari seperangkat aturan atau harapan.
Perangkap Kesalahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kinerja manusia dan meningkatkan kemungkinan
kesalahan.
Definisi

Modus Kinerja
• Model mental orang dimana mereka bekerja ketika mereka menjalankan tugas, spesifik bagi orang ini pada
tugas ini dan saat ini.

– Berbasis Keterampilan – Tugas-tugas sangat sederhana yang memerlukan sedikit perhatian. Segala sesuatu
dilakukan sesuai kebiasaan (rutin otomatis) dan tidak ada hubungannya dengan keterampilan. Tugas
berhasil diselesai 50-100 kali dalam kurun waktu singkat yang melibatkan dengan tanpa atau sedikit
berpikir. Perkiraan kesalahan adalah 1: 1,000.

– Berdasarkan Aturan – Modus pengambilan keputusan menerapkan suatu aturan yang diketahui
berdasarkan bagaimana akan diingat. Aturan dapat tertulis atau tidak. Perkiraan kesalahan adalah 1: 100
(dari memori).

– Berbasis Pengetahuan – Situasi baru diselesaikan melalui pengalaman individu. Tidak ada rutinitas atau
aturan yang tersedia untuk menangani situasi ketika Anda bertanya dalam pikiran. Anda tidak tahu apa
yang Anda tidak tahu dan Anda tidak bisa memikirkan jalan keluar. Tingkat kesalahan adalah 1:2 - 1:10.
Meninjau dan Mengkomunikasikan JSA

Tinjau dan komunikasikan JSA (dalam bahasa yang sesuai bagi tenaga kerja) untuk semua pekerja
yang terlibat.

Kepada siapa Anda akan mengkomunikasikan


JSA?
Persetujuan dan Tanda Tangan

Tinjau dan komunikasikan JSA (dalam bahasa yang sesuai bagi tenaga kerja) untuk semua
pekerja yang terlibat.
• Dokumentasikan dengan tandatangan basah dalam JSA, yang menyatakan anggota tim kerja paham terhadap
isi JSA.
– Semua anggota baru work team yang datang setelah JSA dilakukan harus mereview JSA bersama dengan
Person Managing Control of Work dan menyatakan telah memahami isi JSA (dengan tandatangan basah).
– Jika Person Managing Control of Work berubah selama waktu kerja berlangsung, Person Managing Control of
Work baru harus meninjau JSA dan menyatakan paham terhadap isi JSA (dengan tanda tangan basah).
• Dokumentasikan persetujuan JSA melalui tanda tangan basah sebelum pekerjaan dimulai.
– Onsite Person Managing Control of Work harus menyetujui JSA.
– Pihak lain yang menyetujui (seperti SME, Supervisor PHR, dan kontraktor, dll.) didokumentasikan dalam
PPHA.
Dokumen di Tempat Kerja

Lakukan peninjauan JSA jika:


• Ruang lingkup pekerjaan berubah.
• Ada penambahan personil baru didalam tim kerja.
• Kondisi lapangan berubah.
• Near miss, incident, atau terjadi penghentian pekerjaan.
• Kekhawatiran yang muncul dari hasil Penilaian Bahaya Perorangan.
Analisis Bahaya

Langkah 5
Lakukan IHA
Individual Hazard Assessment

Apakah itu?
• Penilaian sendiri yang memberikan kesempatan bagi pekerja individu untuk fokus pada tugas dan memastikan mereka siap untuk
melakukan tugas itu dengan selamat.
• Biasanya merupakan latihan yang dilakukan untuk membantu setiap pekerja mengerti tanggung jawabnya terhadap kesehatan
dan keselamatan.

Kapan?
• Sebelum mulai melaksanakan tugas, dan secara teratur menilai lingkungan kerja.

Kenapa?
• Mendorong tiap karyawan untuk memikirkan serta berpartisipasi dalam mengidentifikasi dan memastikan pengaman (safeguard)
tersedia untuk bahaya yang terpapar pada mereka

Langkah-langkah untuk Individual Hazard Assessment yang efektif:


• Apakah Anda memahami tugas dan bagaimana melakukannya dengan selamat?
• Identifikasi potensi bahaya.
• Tentukan bagaimana untuk mengurangi atau memasang pengaman terhadap bahaya tersebut.
• Tentukan apakah perlu tambahan sumber daya (misalnya orang, perkakas, peralatan, prosedur, dll).
• Tindakan untuk mencegah konsekuensi negative.
• Apakah Anda terlatih dan yakin bahwa Anda dapat melakukan tugas dengan aman?
• Tentukan pengetahuan prosedur (seperti, operasi, pemeliharaan, dll) untuk menyelesaikan tugas.
• Tentukan pengetahuan Anda tentang alat dan peralatan yang terlibat dalam tugas.
Penilaian Bahaya Perorangan (Individual Hazard
Assessment)
Bagaimana Anda Melakukan Tugas?
• Apakah Anda mampu memberikan perhatian penuh pada tugas Anda?
• Apakah Anda sudah mengidentifikasi kondisi di mana Anda akan menghentikan pekerjaan?
• Apakah Anda akan melakukan tugas seperti yang direncanakan?
– Kemudian pastikan semua pengaman dan kewenangan sudah ada dan lanjutkan pekerjaan
– Jika tidak, carilah bantuan tambahan dari:
• Anggota team kerja lainnya
• Supervisor, Persons Managing Control of Work
• Gunakan tool Human Performance (seperti STAR, Self-Check, Step-by-Step, dll.)
Individual Hazard Assessment
Individual Hazard Assessment
Analisis Bahaya

Langkah 6
• Penutupan Pekerjaan
Penutupan Hazard Analysis

Penyelesaian Pekerjaan adalah sbb:


• Tinjau tugas dan kegiatan pekerjaan • Apa yang bekerja berjalan dengan baik?
• Diskusikan lessons learned untuk • Apa yang dapat ditingkatkan?
perbaikan berkesinambungan • Tambahan prosedur
• Dokumentasikan lessons learned • Langkah-langkah tugas yang terlewatkan
dalam JSA
• Bahaya yang terlewatkan
• Simpanlah semua dokumentasi (yaitu
dokumentasi PPHA, JSA, paket pekerjaan) • Pengaman yang terlewatkan
ke control room atau lokasi sentralisasi • Persetujuan dan/atau tanda tangan yang
lain untuk memastikan kepatuhan terlupakan
terhadap:
• Situasi penghentian pekerjaan yang
– Electronic (MSW PTW IT tool) terabaikan.
– Record retention policies
Tugas Pelaksana Izin Kerja Dalam Alur Kerja MSW proses
Planning Permitting Implementation Close-Out

• Job Scoping • Entry section 1 of permit to • Monitoring the work • Incorporate learnings from
• Job Planning and on-line PTW Register • Ensure all four categories of post-job debrief into the
Time line • Get Permit Number error traps understood by the planning for the next time job

Permit Requester
crews is performed
• Competent Personnel • Engage PMCOW and crews • Helps crew to identify
• Adequate Resources involved in work being Start/Stop conditions prior to
• Worksite Readiness performed beginning work

• Identify Required Permit • Complete Section 2 & 3 of


• Facilitate Hazard Analysis; permit
use SYLA as reference • Submit permit to PA
• Pre-Work Check (PWC)

• Be-resources during • Monitor job being • SW Verifier to Validate SWC • Sign-off permit (permit
PPHA development performed in his/her area • Approve the crews to start closed)
• Ensure SYLA is used as • Manage resources the work
Permit Approver

reference to identify
• Review PWC • Update status of permit at
safeguard and mitigation • Assign AC for Periodic Monitoring
• Verify Section 2 of permit on-line PTW Register
• AC to STOP work when:
• Approved Permit, section 3 • Document retention
• Work scope changes
• Engage PR and/or • Items in SWC not verified in place
PMCOW and functioning
• Provide special • Unsafe act or condition observed
consideration, if required

• Update On-site JSA • Performed Post-job Review


• If required, involved, • Understand job scope • Established items in Section 2 of
as resources, in • Understand required precaution • What safeguard worked
permit and SYLA • What HP tools used and
development of • Understand of permitting
PPHA process • Together with crews, verify how effective
critical safeguards on SWC • What mistake made
PMCOW

• Use SYLA, as • Communicate HA and condition • Any latent condition?


reference, when may trigger SWA to the crews • Drift
developing PPHA • Closed Permit
START the WORK
and JSA • Return document to PA
• Revalidate permit and SWC, if
required
TOOLS

SYLA, PPHA, JSA, PWC SYLA (section 2 of PTW), On-line SYLA (section 2 of PTW), SWC, PTW, HP Tools
permit register, PTW and Plan JSA, SWA, HP Tools
Quality Work Pack Actions (QWPA)

Tujuan
• Quality Work Pack Actions adalah panduan
untuk memastikan kualitas dari work
package pada tahap perencanaan
pekerjaan

Kapan digunakan
• Ketika melakukan pengisian Pre Work
Check sebagai panduan
Pre Work Check (PWC)

Pre-work check adalah alat bantu yang digunakan oleh permit


requester dan permit approver untuk memastikan persiapan pada
fase perencanaan dapat dilakukan dengan efektif dan komprehensif
sehingga praktek kerja selamat yang diperlukan dapat dilaksanakan
dengan baik
Tujuan
• Memastikan setiap item penting yang perlu disiapkan saat fase
perencanaan teridentifikasi dan disiapkan dengan benar dan tepat
untuk menghindari re-work saat fase perizinan atau pelaksanaan.
• Mendokumentasikan proses komunikasi dan koordinasi antara
Permit Requester (PR) dan Permit Approver (PA)
Kapan Digunakan
• Pada fase perencanaan
• Sebelum PA mereview work package dan menyetujui Izin Kerja
Peran dalam Pelaksanaan QWPA/PWC
permit requester dan permit approver
Roles Persyaratan Tanggung Jawab

Permit ▪ Mendapatkan pelatihan MSW • Memastikan setiap check dipenuhi pada saat fase
Permit Requester adalah Requester ▪ Memiliki pemahaman yang baik perencanaan
pihak/orang yang berkepentingan tentang lingkup kerja yang akan • Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Permit
dilakukan. Approver untuk memastikan perencanaan telah dilakukan
dan bertanggung jawab penuh ▪ Mampu mengidentifikasi tugas dengan baik
terhadap penyelenggaraan dan /langkah kritikal dari semua • Memastikan PMCOW memahami Save Your Life Actions dan
penyelesaiaan dari suatu rencana pekerjaan yang ada di dalam lingkup dapat menggunakan SWC
kerja. • Memastikan PMCOW dan seluruh kru yang terlibat dalam
kerja. ▪ Mampu melakukan Analisa bahaya pekerjaan mematuhi semua persyaratan yang ada di dalam
▪ Terlatih dan tahu cara menggunakan permit
Pre Work Check • Secara aktif melakukan pemantauan terhadap pemenuhan
Permit Approver adalah individu persyarata praktek kerja selamat selama pekerjaan
yang kompeten yang sudah dilatih berlangsung.

dan diberi wewenang oleh Permit • Mendapatkan pelatihan MSW. • Me-review setiap cek dan kesesuaian dokumen yang
Perusahaan untuk me-review, Approver • Memahami proses kerja yang ada di diperlukan.
area yang menjadi tanggung jawabnya • Mengkomunikasikan setiap concern yang harus diketahui
menandatangani, dan menyetujui • Memahami tugas dan tanggung dan ditindaklanjuti oleh permit requester untuk memastikan
izin kerja. jawabnya sebagai PA sesuai yang fase perencanaan dapat dilakukan dengan baik.
disebutkan dalam MSW Process • Mengidentifikasi dan menugaskan SW verifier terlatih untuk
dokumen melakukan verifikasi baik initial maupun revalidasi (on-plot),
• Terlatih dan tahu bagaimana dan AC untuk pemantauan berkala.
menggunakan Pre-Work Check
Ringkasan

▪ Tiga kegiatan Hazard Analysis


• Planning Phase Hazard Analysis
• Job Safety Analysis
• Individual Hazard Assessment
▪ PPHA dilakukan (lebih awal) selama perencanaan kerja dan mempertimbangkan:
• Tugas-tugas besar pekerjaan
• Identifikasi potensi bahaya berhubungan dengan tugas-tugas besar pekerjaan (job)
• Langkah-langkah pengamanan untuk mengendalikan potensi bahaya.
• Informasi dari PPHA dapat digunakan sebagai titik awal pembuatan JSA pekerjaan.
Ringkasan

▪ JSA dilakukan di lapangan, sebelum melaksanakan pekerjaan


• Identifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah
• Rencanakan mitigasi/safeguard
• Komunikasikan dan pastikan pemahaman tim kerja
▪ Penilaian Bahaya Perorangan (Individual Hazard Assessment) adalah penilaian-mandiri yang
dilakukan sebelum memulai pekerjaan, dan secara reguler menilai lingkungan kerja.
• Mendorong tiap karyawan untuk memikirkan serta berpartisipasi dalam mengidentifikasi dan
memastikan pengaman (safeguard) tersedia untuk bahaya yang terpapar pada mereka

Anda mungkin juga menyukai