Anda di halaman 1dari 3

Lampiran J: IBU – Hot Work Standard

Pengantar

Persyaratan Hot Work dirancang untuk membantu mencegah cedera personil, kerusakan
properti atau dampak terhadap lingkungan akibat kebakaran atau ledakan. Hot Work dianggap
sebagai setiap proses atau pekerjaan yang memiliki potensi signifikan untuk menimbulkan
kebakaran atau menyebabkan ledakan yang diakibatkan oleh munculnya api, panas dan/atau
percikan api dalam ruang yang mengandung gas/material mudah terbakar (flammable material).

Standar ini mengatur persyaratan IBU untuk Hot Work.

Standar ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan Chevron dan delegasinya
serta kontraktor di dalam Chevron Upstream & Gas.

Persyaratan
1. Selalu pertimbangkan dahulu alternatif cold work (seperti menggunakan gergaji tangan
daripada pemotongan dengan api, memindahkan peralatan untuk dikerjakan diluar
classified area, dll.).
2. Hot work tidak diizinkan dalam ruang atmosfer yang mengandung gas/material mudah
meledak (explosive atmosphere).
3. Lokasi Hazardous (Classified) dan area Safe Hot Work harus ditentukan dan disetujui oleh
Manajemen.
4. Selalu lakukan analisis bahaya sesuai dengan IBU Hazard Analysis Prosedure sebelum
memulai kegiatan hot work.
5. Hot work permit diperlukan untuk pekerjaan hot work yang dilakukan didalam area
hazardous (classified).
6. Hot work permit tidak diperlukan untuk pekerjaan hot work yang dilakukan didalam area
yang telah ditentukan sebagai Safe Hot Work Area.
7. Hot work permit harus digunakan bersamaan dengan general permit to work sesuai dengan
IBU Permit to Work Procedure.
8. General permit to work diperlukan untuk semua jenis pekerjaan panas (hot work) yang tidak
ditentukan dalam persyaratan 5, 6 & 7.
9. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi, serta semua permit harus
divalidasi ulang sebelum melanjutkan pekerjaan ketika, termasuk namun tidak terbatas
pada:
a. Setiap saat tempat kerja ditinggalkan.
b. Fire Watchmeninggalkan area hot work.
c. LEL ≥ 10% terdeteksi.
d. Kegagalan pada peralatan uji gas portable atau continu.
e. Terjadi incident dan/atau near miss.
10. Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan di tempat kerja sesuai dengan IBU Hazard
Analysis Procedure sebelum memulai aktivitas kerja panas (hot work).
11. Pengukuran gas harus dilakukan oleh Qualified Gas Tester sesuai dengan the IBU Portable
Gas Detection Standard ketika melakukan aktivitas kerja panas (hot work).
12. Fire Watch khusus (dedicated) diperlukan bilamana kegiatan hot work dilakukan diluar Safe
Hot Work area yang sudah ditentukan atau adanya potensi kebakaran yang lebih dari
kebakaran kecil.
 Fire Watch harus tetap berada ditempat kerja 30 menit setelah aktivitas kerja panas (hot
work) selesai dan harus memeriksa daerah sekitarnya dimana percikan atau api
mungkin telah menjalar.
13. Peralatan pemadam kebakaran khusus (dedicated fire-fighting) harus tersedia ditempat
kegiatan hot work untuk merespon potensi insiden.
 Peralatan pemadam kebakaran harus diinspeksi dan berfungsi penuh. Hasil inspeksi
harus didokumentasikan (seperti tag inspeksi peralatan).
14. Sebelum digunakan, semua peralatan yang diperlukan untuk melakukan hot work harus
diinspeksi, untuk memastikan:
a. Peralatan berfungsi dengan baik.
b. Peralatan pengaman (safeguard) tersedia di tempat.
15. Wilayah aktivitas Hot Work harus secara visual diidentifikasi dengan memasang barikade
dan/atau tanda peringatan.
16. Bahan mudah terbakar (combustible material) harus disingkirkan atau dilindungi dalam
radius 15 meter (50 kaki) dari aktivitas hot work.
 Bahan mudah terbakar yang tidak dapat dipindahkan harus ditutup dengan
penutup/lapisan tahan api dan/atau harus tetap basah selama aktivitas hot work.
17. Panas, kerak hasil pembakaran (slag) dan/atau percikan api yang mungkin dihasilkan dari
aktivitas kerja panas (hot work) harus ditahan penyebarannya.
18. Saluran pembuangan dalam area aktivitas kerja panas (hot work) harus disegel.
19. Vent di daerah kegiatan hot work harus diarahkan menjauh dari pekerjaan panas (hot work)
atau sumber input menuju vent harus diisolasi sesuai dengan IBU Isolation of Hazardous
Energy Standard.
20. Selalu putuskan dan/atau pasang blind piping dari tangki (atau peralatan lain) sebelum
melakukan pekerjaan panas (hot work) pada pipa.
21. Gerakan material, pembersihan (purging), pembilasan (flushing) dan/atau pengeringan
(draining) harus dihentikan sebelum melakukan aktivitas kerja panas.
22. Hot work pada tangki, bejana atau pipa pada saat tangki, bejana atau pipa dalam keadaan
beroperasi (in service), membutuhkan masukan dari Subject Matter Expert dan persetujuan
dari Manajer Chevron tingkat tinggi.
23. Bukaan dan celah pada peralatan, tangki atau pipa dalam radius 15 meter (50 feet) dari
area aktivitas kerja panas (hot work) harus disegel sebelum hot work dimulai.
24. Hot tapping selalu dianggap sebagai kegiatan yang sangat berbahaya. Persyaratan hot
tapping termasuk, namun tidak terbatas pada hal berikut:
a. Selalu pertimbangkan alternatif lain sebelum melakukan hot tapping.
b. Selalu lakukan Planning Phase Hazard Analysis (PPHA) dengan masukan dari Subject
Matter Expert.
c. Selalu gunakan prosedur tertulis hot tapping.
d. Hot tapping memerlukan persetujuan dari Manager Chevron tingkat tinggi (seperti
manajer fasilitas, manajer operasi, dll)

25. Setiap unit/fasilitas harus memelihara dokumentasi (seperti daftar, spreadsheet, database,
dll) dari seluruh pekerja yang berwenang untuk melakukan aktivitas kerja panas berbahaya
tinggi (seperti pengelasan diatas level cairan pada tangki) dan/atau aktivitas hot work api
terbuka.
26. Personil yang ditugaskan untuk bertanggung jawab dalam peran hot work harus terlatih dan
kompeten.
a. Persyaratan training harus didokumentasikan.
b. Penilaian Kompetensi harus didokumentasikan.

Anda mungkin juga menyukai