Anda di halaman 1dari 14

DESKRIPSI MATERI

PERTEMUAN 6: HISTROGRAM DAN DIAGARAM SEBAB


AKIBAT (teori)
Mata Kuliah TQM
Dosen Pengampu: Sri Utaminingsih, S.H.,M.MPd.,M.H

PENGANTAR:

Lembar pemeriksaan, diagram pareto, histogram, dan diagram sebab


akibat adalah bagian dari tujuh alat pengendali kualitas (The 7 QC tools). The 7
QC tools adalah alat bantu yang bermanfaat untuk memetakan lingkup persoalan,
menyusun data dalam diagram-diagram agar lebih mudah untuk dipahami,
menelusuri berbagai kemungkinan penyebab persoalan dan memperjelas
kenyataan atau fenomena yang otentik dalam suatu persoalan.
Kemampuan 7 QC tools yang dalam mengemukakan fakta/fenomena
inilah yang menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan mutu sangat
tergantung pada alat bantu ini. Meskipun demikian, keberhasilan dalam
menggunakan 7 QC tools sangat dipengaruhi oleh seberapa massif pengetahuan si
pengguna akan alat bantu yang dipakainya. Semakin baik pengetahuan yang
dimiliki, akan semakin tepat dalam memilih alat bantu yang akan digunakan.
Itulah sebabnya, ada 2 hal pokok yang perlu menjadi pedoman, sebelum
menggunakan 7 QC tools, yaitu : EFISIEN (tepat) dan EFEKTIF (benar).
EFISIEN, maksudnya adalah ketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai
dengan karakteristik persoalan yang akan dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa
penggunaan 2 alat bantu tersebut dilakukan dengan “benar”, sehingg persoalan
menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan memberikan peluang untuk diperbaiki.
Karena itulah penulis menggunakan salah satu metode perbaikan ini untuk
mengetahui dan memperbaiki kesalahan dalam mengidentifikasi Produk A yang
bermasalah.
Berdasarkan konsep tersebut lembar pemeriksaan, diagram pareto,
histogram dan diagram sebab akibat adalah bagian dari alat pengendali kualitas
yang sudah tentu untuk bisa mengetahui cara pengendalian kualitas dalam setiap
produk atau jasa.
TUJUAN PERKULIAHAN
Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:
• Menjelaskan tentang Lembar Pemeriksaan.
• Menguraikan tentang Histigram dan Sebab Akibat.

DESKRIPSI MATERI: HISTOGRAM DAN DIAGRAM SEBAB AKIBAT

1 Lembar Pemeriksaan (check sheet)


Lembar pemeriksaan (check sheet) adalah lembar yang dirancang
sederhana berisi daftar hal-hal yang perlukan untuk tujuan perekaman data
sehingga pengguna dapat mengumpulkan data dengan mudah, sistematis, dan
teratur pada saat data itu muncul di lokasi kejadian. Data dalam check sheet baik
berbentuk data kuantitatif maupun kualitatif dapat dianalisis secara cepat
(langsung) atau menjadi masukan data untuk peralatan kualitas lain, misal untuk
masukan data Pareto chart.
2.1.1 Fungsi lembar pemeriksaan dalam pengendalian kualitas
Ketika saya membutuhkan bantuan team untuk menghitung jumlah mesin
di seluruh lokasi, saya terlebih dahulu membuat sebuah form isi yang biasa
disebut check sheet (lembar periksa). Tujuannya agar teman-teman saya bergerak
terarah, sistematis, dan teratur untuk mengambil data sesuai yang saya inginkan,
tanpa saya harus banyak bicara.
Di lain kesempatan, saya tidak membekali team dengan check sheet,
ternyata mereka minta dibuatkan check sheet katanya lebih enak dan gampang
ngambil datanya. Kemudian, saya minta mereka membuat check sheet sendiri,
hasilnya ada yang memuaskan ada yang tidak. Kalau ditelusuri siapa yang
membuat check sheet bisa terlihat check sheet yang bagus dibuat oleh orang yang
mempunyai pemahaman sistem yang baik.
Dalam dunia pengendalian kualitas (quality control), check sheet adalah
satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Dulu, saya tidak begitu
peduli dengan check sheet ini, tapi berdasarkan pengalaman saya di atas ternyata
alat ini cukup bermanfaat untuk kerja di lapangan. Dengan check sheet, saya

2
mempunyai cara yang terstruktur untuk mengumpulkan data sebagai bahan untuk
menilai proses atau sebagai masukan untuk analisis lain.
Dari deskripsi di atas, check sheet dapat didefiniskan sebagai lembar yang
dirancang sederhana berisi daftar hal-hal yang perlukan untuk tujuan perekaman
data sehingga pengguna dapat mengumpulkan data dengan mudah, sistematis, dan
teratur pada saat data itu muncul di lokasi kejadian. Data dalam check sheet baik
berbentuk data kuantitatif maupun kualitatif dapat dianalisis secara cepat
(langsung) atau menjadi masukan data untuk peralatan kualitas lain, misal untuk
masukan data Pareto chart.
2.1.2 Fungsi lembar pemeriksaan menurut Ishikawa (1982)
a. Pemeriksaan distribusi proses produksi
b. Pemeriksaan item cacat
c. Pemeriksaan lokasi cacat
d. Pemeriksaan penyebab cacat
e. Pemeriksaan konfirmasi pemeriksaan

2.2 Diagram Pareto


Diagram Pareto dikembangkan oleh Vilfredo Frederigo Samoso pada
akhir abad ke-19 merupakan pendekatan logic dari tahap awal pada proses
perbaikan suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal
sebagai konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan menyebab
utamanya. Diagram Pareto telah digunakan secara luas dalam kegiatan kendali
mutu untuk menangani kerangka proyek, proses program, kombinasi pelatihan,
proyek dan proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi
para pekerja dalam meningkatkan mutu pekerjaan. Pareto chart sangat tepat
digunakan jika menginginkan hal-hal seperti menentukan prioritas karena
keterbatasan sumberdaya, menggunakan kearifan tim secara kolektif,
menghasilkan consensus atau keputusan akhir, dan menempatkan keputusan pada
data kuantitatif.
2.2.1 Manfaat Diagram Pareto
Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu
untuk mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi
pula dianggap sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh

3
pekerja tidak terlalu terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam bidang
yang cukup kompleks. Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang
mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi
hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang
terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak
harus segera diselesaikan (ranking terendah). Selain itu, Diagram Pareto juga
dapat digunakan untuk mem¬bandingkan kondisi proses, misalnya
ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap
proses.
2.2.2 Prinsip Diagram Pareto
Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20%
penyebab bertanggungjawab terhadap 80% masalah yang muncul atau sebaliknya.
Kedua aksioma tersebut menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi bagian lajur
yang terletak di bagian kiri diagram Pareto daripada mencoba untuk
menghilangkan secara sistematik lajur yang terletak di sebelah kanan diagram.
Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat menghasilkan sedikit sebab
penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa. Keberhasilan penggunaan
diagram Pareto sangat ditentukan oleh partisipasi personel terhadap situasi yang
diamati, dampak keuangan yang terlihat pada proses perbaikan situasi dan
penetapan tujuan secara tepat. Faktor lain yang perlu dihindari adalah jangan
membuat persoalan terlalu kompleks dan juga jangan terlalu mencari
penyederhanaan pemecahan.
Tahapan penggunaan dari Diagram Pareto adalah mencari fakta dari data
ciri gugus kendali mutu yang diukur, menentukan penyebab masalah dari tahapan
sebelumnya dan mengelompokkan sesuai dengan periodenya, membentuk
histogram evaluasi dari kondisi awal permasalahan yang ditemui, melakukan
rencana dan pelaksanaan perbaikan dari evaluasi awal permasalahan yang
ditemui, melakukan standarisasi dari hasil perbaikan yang telah ditetapkan dan
menentukan tema selanjutnya.
Umumnya Diagram Pareto merupakan diagram batang tempat batang
tersebut diurutkan mulai dari yang terbanyak sampai terkecil. Diagram Pareto
memiliki banyak aplikasi dalam bisnis dan pekerjaan. Demikian halnya Diagram

4
Pareto dapat diaplikasikan dalam kontrol kualitas. Ini adalah dasar bagi diagram
Pareto, dan salah satu alat utama yang digunakan dalam pengendalian kualitas
total dan Six Sigma.Satu persatu masalah di breakdown berdasarkan kategori
masing – masing.

2.2.2.1 Item Diagram Pareto


Diagram pareto memiliki item-item sebagai berikut:
a. Apa (what). Apa saja yang menjadi penyebab masalah tersebut
b. Kapan (when).Kapan masalah tersebut paling sering muncul
c. Dimana (where). Dimana masalah tersebut paling sering muncul
d. Siapa (who).Siapa orang atau kelompok yang mengalami paling
banyak masalah
e. Mengapa (why). Mengapa masalah tersebut banyak terjadi
f. Bagaimana (how). Bagaimana masalah tersebut bisa terjadi
2.2.3 Cara Membuat Diagram Pareto
Ada delapan tahap yang tercakup dalam pembuatan diagram Pareto,
seperti berikut:
a. Kumpulkanlah sebanyak mungkin data yang menunjukkan sifat dan
frekuensi peristiwa tersebut.
b. Tentukan kategori yang akan digunakan untuk menganilisa data
tersebut.
c. Alokasikan frekuensi peristiwa menjadi kategori yang berbeda.
d. Hitunglah frekuensi tersebut ke dalam prosentase.
e. Buatlah diagram batang.
f. Kemudian urutkanlah diagram batang tersebut mulai dari yang
terbanyak.
g. Ceklah dampak pareto dalam diagram batang tersebut.
h. Apabila dampak pareto jelas, ambil tindakan pada item / fakto yang
paling umum.
Namun demikian, penyusunan Diagram Pareto dapat juga menggunakan
tujuh langkah berikut ini:

5
a. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya
berdasarkan masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
b. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan
karakteristik karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit,
dan sebagainya.
c. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah
ditentukan.
d. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari
yang terbesar hingga yang terkecil.
e. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang
digunakan.
f. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif
masing- masing masalah.
g. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.

2.3 Definisi Histogram


Histogram adalah perangkat grafis yang menunjukkan distribusi, sebaran,
dan bentuk pola data dari proses. Jika data yang terkumpul menunjukkan bahwa
proses tersebut stabil dan dapat diprediksi, kemudian histogram dapat pula
digunakan untuk menunjukkan kemampuan batasan proses. Dikenal juga sebagai
grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang digunakan untuk
menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan
nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya.
Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang sama, tetapi bila penyebaran
data semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu
hasil produksi pada kelompok tersebut kurang bermutu, sebaliknya, semakin
sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat
dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spesifikasi yang telah ditetapkan.
Histogram juga adalah pemetaan frekuensi bilangan dari deret observasi
berdasarkan rumus,dimana adalah jumlah bilangan yang ditemukan pada masing-
masing deret bin adalah observasi pada deret bin adalah total number of bin
adalah bin dan rumus padanan untuk histogram kumulatif.

6
Dari berbagai penjelasan tentang histogram, diperoleh beberapa catatan
terkait histogram, yakni:
a. Merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi diagram
batang.
b. Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan
rangking dari variasi terbesar sampai dengan yang terkecil.
c. Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila
memungkinka histogram dapat menunjukkan hubungan dengan
spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata.
d. Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi
tiap-tiap kelas.
e. Untuk menggambarkan histogram dipakai sumbu mendatar yang
menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak yang
menyatakan fekuensi absolute atau frekuensi relatif.
Agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil
produksi, perlu dilakukan pengolahan data yang akurat terlebih dulu, dimulai dari
pengumpulan data, tidak kurang dari 50 sampel, yaitu jumlah yang dianggap dapat
memenuhi populasi yang akan diamati. Pengolahan data pada Histogram menjadi
sangat penting, terutama dalam menentukan besaran nilai tengah (standar) dan
seberapa banyak kelas-kelas data yang akan menggambarkan penyebaran data
yang tercipta.
Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan
rangking dari variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Histogram juga
menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan, histogram dapat
menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka angka nominal,
misalnya rata rata. Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya
observasi tiap tiap kelas. Melalui gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat
diprediksi hal-hal sebagai berikut:
a. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang
tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa proses
berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam proses
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

7
b. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang terjadi adalah
ketidaktepatan dalam pengukuran atau pembulatan nilai data, sehingga
berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas.
c. Bila sebaran data melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat
dikatakan bahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi
spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran data ternyata berada
di dalam batas-batas spesifikasi, maka hasil produk sudah memenuhi
spesifikasi mutu yang ditetapkan. Secara umum, histogram biasa
digunakan untuk memantau pengembangan produk baru, penggunaan
alat atau teknologi produksi yang baru, memprediksi kondisi
pengendalian proses, hasil penjualan, manajemen lingkungan dan lain
sebagainya.
2.3.1 Jenis-jenis Histogram
Kegunaan dari Histogram adalah untuk mengetahui distribusi / penyebaran
data sehingga dengan demikian didapatkan informasi yang lebih banyak dari data
tersebut dan akan memudahkan untuk mendapatkan kesimpulan dari data tersebut,
yaitu sebagai berikut:
a. Bentuk Normal (simetris / bentuk lonceng)
Harga rata rata histogram terletak ditengah range data. Frekuensi data
paling tinggi di tengah dan menurun secara bertahap dan simetris pada
kedua sisinya. Catatan : Bentuk ini merupakan bentuk yang paling sering
dijumpai.
b. Bentuk Moltimodal
Kelas dalam urutan nomor genap mempunyai frekuensilebih kecil / sedikit
dibanding dengan sisiluarnya. Catatan : Bentuk ini bisa terjadi bila jumlah
data tidak menentu pada masing2 kelas ada kecenderungan pengumpulan /
pembulatan data yang kurang tepat.
c. Bentuk Curam Dikiri
Harga rata2 histogram terletak jauh disebelah kiri dari range dan frekuensi
disisi kiri turun menjadi nol secara tiba-tiba. Catatan : Bentuk ini mungkin
disebabkan adanya batasan yang tidak boleh dilampaui di sisi kiri (data
yang dibawah batas bawah tidak dipakai).

8
d. Bentuk Plateum
Bentuk ini terjadi bila frekuensi di masing masing kelas hampir sama dan
hanya pada ujung-ujung yang berbeda cukup banyak. Catatan : Bentuk ini
mungkin disebabkan adanya penggabungan beberapa kumpulan data yang
mempunyai harga rata-rata berdekatan.

e. Bentuk dengan 2 puncak


Pada bentuk ini frekuensinya dibagian tengah agak rendah dan terdapat 2
puncak di masing-masing sisinya. Catatan :Bentuk ini dapat terjadi bila
ada penggabungan 2 kumpulan data yang harga rata-ratanya.
2.3.2 Aplikasi Histogram
Aplikasi histogram diagram sangat tepat digunakan jika menginginkan
hal-hal berikut ini:
a. Menetapkan stabilitas proses.
b. Mendapatkan performance sekarang atau variasi proses.
c. Menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan.
d. Mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses.

2.4 Pengertian Diagram Sebab Akibat


Diagram sebab akibat atau fishbone pertama kali diperkenalkan oleh
seorang Profesor, yaitu Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo, oleh karena
itu diagram sebab akibat disebut juga dengan diagram ishikawa atau diagram
tulang ikan (fish bone). Pembuatan diagram sebab akibat ini bertujuan agar dapat
memperlihatkan faktor- faktor penyebab (root cause) dan karakteristik kualitas
yang (effect) disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.
Umumnya diagram sebab akibat menunjukkan 5 faktor yang disebut
sebagai sebab (cause) dari suatu akibat (effect). Kelima faktor tersebut adalah man
(manusia, tenaga kerja), method (metode), material (bahan), machine (mesin), dan
environment (lingkungan). Diagram ini biasanya disusun berdasarkan informasi
yang didapatkan dari sumbang saran. Menurut Ariani (2003), diagram sebab
akibat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut:
a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah.
b. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.

9
c. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta-fakta lebih lanjut.
2.4.1 Sejarah Dan Konsep Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and
Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa.
Ada banyak metode untuk mengetahui akar penyebab dari masalah yang
muncul diperusahaan. Metode – metode tersebut antara lain :
a. Brainstorming
b. Bertanya mengapa beberapakali (Why-Why)
c. Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa.
Pada kesempatan ini yang dibicarakan adalah poin yang ke C Diagram
Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa.
Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode / tool
di dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram
Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan
jepang pada tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915
di Tokyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga
sering juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih
banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal
(non-numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga ditengarai sebagai orang
pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools).
Yakni fishbone diagram, control chart, run chart, histogram, scatter diagram,
pareto chart, dan flowchart.
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk
mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan.
Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah
permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai
moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan
pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan
Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat.
Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat
dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan
karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.

10
Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan
memampukan setiap orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan
masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan
beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut
problem yang dihadapi oleh perusahaan Semua anggota tim memberikan
pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa
masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan
memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan
adanya diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat
menyelesaikan masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan
berpendapat bagi orang – orang yang masuk dalam tim identifikasi masalah
perusahaan yang dalam mencari sebab masalah menggunakan diagram tulang
ikan.
2.4.2 Manfaat Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab
dan Akibat)/ Ishikawa
Fungsi dasar diagram fishbone (Tulang Ikan)/ cause and effect (Sebab
dan Akibat)/ Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi
penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian
memisahkan akar penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab
yang mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab
untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan
memberikan hasil yang diinginkan.
Dengan adanya Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect
(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa ini sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan
bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian
penting perusahaan. Masalah – masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Masalah
– masalah klasik yang ada di industri manufaktur khusunya antara lain adalah :
a. Keterlambatan proses produksi.
b. Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi.
c. Mesin produksi yang sering mengalami trouble.

11
d. Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan
produksi.
e. Produktivitas yang tidak mencapai target.
f. Complain pelanggan yang terus berulang.
Pada dasarnya Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab
dan Akibat)/ Ishikawa dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut :
a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah.
b. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.
c. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.
d. Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang
diinginkan.
e. Membahas issue secara lengkap dan rapi.
f. Menghasilkan pemikiran baru.
Jadi ditemukannya Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect
(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa ini memberikan kemudahan dan menjadi bagian
penting bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan.
Penerapan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar
“penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana
prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi
menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab”
sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih
mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan
memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan
mencari “akar” permasalahan sebenarnya.
Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and
Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa, kita terlebih dahulu harus melihat, di
departemen, divisi dan jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan
departemen, divisi dan jenis usaha juga akan mempengaruhi sebab – sebab yang
berpengaruh signifikan terhadap masalah yang mempengaruhi kualitas yang
nantinya akan digunakan.

12
2.4.3 Kelebihan/ Kekurangan FishBone Diagram (Tulang Ikan)/ Cause and
Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa
Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah
yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan
saran yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut. Sedang Kekurangan
Fishbone diagram adalah opinion based on tool dan di design membatasi
kemampuan tim / pengguna secara visual dalam menjabarkan masalah yang
mengunakan metode “level why” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan
benar – benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta
biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang
terdaftar pada diagram tersebut.
2.4.4 Langkah-langkah Membuat Cause and Effecct Diagram / Fishbone
Diagram
Langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat Cause and Effect Diagram
adalah sebagai berikut :
a. Berikanlah Judul, Tanggal, Nama Produk, Nama Proses dan daftar nama
Partisipan.
b. Tentukan Pernyataan Permasalahan yang akan diselesaikan.
c. Gambarkan Kepala Ikan sebagai tempat untuk menuliskan Akibat (Effect).
d. Tuliskan Pernyataan permasalahan tersebut di kepala Ikan sebagai Akibat
(effect) dari penyebab-penyebab.
e. Gambarkan Tulang Belakang Ikan dan Tulang-tulang Besar Ikan.
f. Tuliskan Faktor-faktor penyebab utama yang mempengaruhi kualitas di
Tulang Besar Ikan. Pada Umumnya Faktor-faktor penyebab utama di
Produksi itu terdiri dari 5M +1E yaitu :
a. Machine (Mesin)
b. Method (Metode)
c. Man (Manusia)
d. Material (Material atau bahan produksi)
e. Measurement (Pengukuran)
f. Environment (Lingkungan)

13
g. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder berdasarkan kategori Faktor
penyebab Utama dan tuliskan di Tulang-tulang yang berukuran sedang.
h. Tuliskan lagi penyebab-penyebab yang lebih details yang mempengaruhi
penyebab sekunder kemudian gambarkan tulang-tulang yang berukuran
lebih kecil lagi.
i. Tentukanlah faktor-faktor penyebab tersebut yang memang memiliki
pengaruh nyata terdapat Kualitas kemudian berikanlah tanda di faktor-
faktor penyebab tersebut.

Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Cause and Effect Diagram :
a. Setelah suatu masalah atau suatu situasi telah ditetapkan untuk dibahas
lebih lanjut, tanyakan “mengapa-mengapa” sampai menemukan akar
penyebab permasalahannya.
b. Jika masalah tersebut terdapat beberapa penyebab potensial, maka kita
harus meng-analisis setiap penyebab tersebut.

14

Anda mungkin juga menyukai