PENGANTAR:
TUJUAN PERKULIAHAN
Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:
• Menjelaskan tentang Diagram Scatter.
• Menguraikan tentang Peta Kendali.
DESKRIPSI MATERI: SCATTER DIAGRAM DAN PETA KENDALI
2
Diagram Scatter atau Diagram Pencar adalah salah satu alat dari QC Seven
Tools (7 alat pengendalian Kualitas) yang berfungsi untuk melakukan pengujian
terhadap seberapa kuatnya hubungan antara 2 (dua) variabel serta menentukan
jenis hubungan dari 2 (dua) variabel tersebut apakah hubungan Positif, hubungan
Negatif ataupun tidak ada hubungan sama sekali. Bentuk dari Scatter Diagram
atau Diagram Pencar adalah gambaran grafis yang terdiri dari sekumpulan titik-
titik (point)dari nilai sepasang variabel (Variabel X dan Variabel Y).
Dalam bahasa Inggris, Scatter Diagram sering disebut juga dengan Scatter
Chart, Scatter plot, Scattergram dan Scatter graph. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia, Scatter Diagram sering dikenal dengan istilah Diagram Pencar,
Diagram Sebar ataupun Diagram Tebar.Baberapa contoh kasus yang dapat
dijadikan sebagai bahan untuk pengujian kekuatan hubungan antara 2 variabel
antara lain :
1. Hubungan antara kecepatan Mesin dengan Kualitas Produk.
2. Hubungan antara Jumlah Tenaga Kerja dengan Output yang dihasilkan.
3. Hubungan antara Jumlah Jam kerusakan mesin dengan tingkat kecacatan
yang terjadi.
4. Hubungan antara Total Jam Lembur dengan tingkat absensi Tenaga Kerja.
5. Hubungan antara Absensi dengan tingkat kerusakan produk.
3
beserta skalanya sesuai dengan nilai Maksimum dan Nilai Minimum yang
didapat.
3. Penebaran (Plotting) data
Lakukanlah Penebaran data (data plotting) kedalam kertas yang telah
dibuat pada langkah ke-2 (langkah pembuatan sumbu vertikal dan sumbu
horizontal)
4. Pemberian Informasi
Berikanlah informasi yang secukupnya untuk Scatter Diagram tersebu
tseperti:
a. Judul Grafik
b. Banyaknya pasangan data
c. Judul dan unit pengukuran untuk sumbu Vertikal dan Horizontal
d. Interval Waktu
e. Orang yang membuat dan penanggung Jawab Scatter Diagram tersebut.
Agar lebih jelas tentang cara pembuatan dan penerapan Scatter Diagram,
berikut ini merupakan contoh Kasusnya :
Contoh Kasus :
Perusahaan A yang mempunyai Tenaga Kerja sebanyak 300 orang dan
bergerak di bidang industri perakitan elektronik sedang menghadapi permasalahan
atas tingginya tingkat kerusakan dalam produksi. Dicurigai bahwa penyebabnya
adalah dikarenakan jumlah absensi operator (tenaga kerja) yang tinggi di dalam
produksinya. Berikut ini adalah Tabel tentang jumlah absensi tenaga kerja dengan
tingkat kerusakan.
4
Berdasarkan Contoh kasus dan Tabel diatas, maka kita dapat membuat
Scatter Diagramnya mengikuti langkah-langkah yang telah disebutkan diatas tadi.
5
Sumbu Vertikal : Nilai Maksimum untuk tingkat kerusakan adalah 5,6 dan
Minimumnya adalah 0,7
Catatan :
1. Agar bentuk grafik lebih bagus, kita dapat lebihkan batas skala maksimum
dan minimum.
2. Jika yang diuji adalah hubungannya dengan kualitas, maka tingkat
kerusakanlebih baik diletakkan pada sumbu Vertikal.
6
1.2.3 Cara Membaca Scatter Diagram (Diagram Pencar)
Dari bentuk grafik yang dihasilkan, maka grafik dari Scatter Diagram
diatas dinyatakan memiliki hubungan Positif (korelasi Positif) yang artinya
Makin Tinggi Jumlah Absensi Tenaga Kerja akan mengakibatkan tingkat
kerusakan yang makin tinggi pula. Jadi jika ingin mengurangi tingkat kerusakan
produk, salah satu tindakan yang harus dilakukan adalah mengurangi tingkat
absensi tenaga kerja.
Pola Scatter Diagram (Diagram Pencar)
Pada dasarnya, terdapat 3 pola dalam Scatter Diagram yaitu :
7
2. POLA NEGATIF SCATTER DIAGRAM
Yaitu pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi negative di antara
Variabel X dan Variabel Y dimana nilai-nilai besar Variabel X berhubungan
dengan nilai-nilai kecil Variabel Y sedangkan nilai-nilai kecil Variabel X
berhubungan dengan nilai-nilai besar Variabel X.
Berikut ini gambar 3 Jenis pola dalam menilai hubungan atau korelasi antara
pasangan data X dan Y :
8
3. Hubungan antara Akibat dan Akibat lainnya.
Hal terpenting dalam pembuatan atau penggunaan Scatter Diagram adalah:
Bagaimana memilih ukuran yang tepat, agar hubungan yang ter-gambarkan tidak
menghasilkan hubungan yang bias ? Meskipun demikian, dalam kenyataannya
kita tidak pernah dapat benar-benar mendapatkan penjelasan : Mengapa terjadi
hubungan tersebut ?”, karena analisa pada Scatter Diagram hanya terbatas pada
menunjukkan adanya hubungan dan kekuatan dari hubungan tersebut.
9
ditempatkan dibawah garis tengah yang dikenal dengan batas kendali
bawah(Lower Control Limits), biasanya dinotasikan sebagaiLCL.
3. Tebaran nilai-nilai karateristik kualitas yang menggambarkan keadaan dari
proses. Jika semua nilai yang ditebarkan (diplot) pada peta itu berada di dalam
batas-batas kendali tanpa memperlihatkan kecendrungan tertentu,maka proses
yang berlangsung dianggap berada dalam kendali atau terkendali secara
statistikal. Namun jika nilai-nilai yang di tebarkan pada peta itu jatuh atau
berada diluar batas-batas kendali atau memperlihatkan kecendrungan tertentu
atau memiliki bentuk yang aneh, maka proses yang berlangsung dianggap
berada diluar kendali proses yang ada.
10
data yang diambil adalah data attribut.Peta kendali p digunakan untuk
mengendalikan proporsi dari item-item yang tidak memenuhi syaratspesifikasi
yang ditetapkan yang berarti dikategorikan cacat.Untuk itu definisi operasional
secara tepat tentang apa yang dimaksud ketidak sesuaian atau apa yang dimaksud
cacat sangatlah penting dan harus dipahami oleh setiap pengguna peta
kendalip.Ukuran sample pada peta kendali pada patkonstan ataupun
bervariasi.Adapun langkah-langkah pembuatan peta
kendalip(proporsiunityagcacat)adalah sebagai berikut:
1. Tentukan ukuranc ontoh atau sub group yang cukup besar(n>30)
2. Kumpulkan banyaknya sub group (k), yaitu 20-25 sub group
3. Hitung untuk setiap sub group nilai proporsi unit yang cacat,yaitu:
p=
∑cacat
∑inspeksi
CL= p
6. Plot data proporsi unit cacat dan amati apakah data itu berada dalam
11
pengendalian atau tidak.
7.Apabila data pengamatan menunjukan bahwa proses berada dalam
pengendalian statistikal,gunakan peta control p memantau proses terus
menerus.Tetapi apabila data pengamatan menunjukan bahwa proses tidak
berada dalam penegendalian statistikal,proses itu harus diperbaiki terlebih
dahulu sebelum menggunakan peta control itu untuk pengendalian proses
terus menerus.
12
tengah (centralline) dari petakontrol X,serta nilai rata-rata dari
semua R,yaitu R yang merupakan garis tengah (centralline) dari
peta control R.
Langkah5 :Hitung batas-batas control 3 sigma dari peta control X danR
LCL= X -A2R
oPeta control R (batas-batas kontrol3 sigma) CL= R
UCL =D4R
LCL=D3R
Xbar/RChartforC1-C6
13
14