Anda di halaman 1dari 12

FAKHAR A W

FARHAN Z A
SCATTER DIAGRAM M FIRMAN H
M BRAHMANA A
SCATTER DIAGRAM
Scatter Diagram adalah alat yang berfungsi untuk melakukan pengujian
terhadap seberapa kuatnya hubungan antara 2 variabel serta menentukan
jenis hubungannya.
Hubungan tersebut dapat berupa hubungan Positif, hubungan Negatif ataupun
tidak ada hubungan sama sekali. Bentuk dari Scatter Diagram adalah
gambaran grafis yang terdiri dari sekumpulan titik-titik dari nilai sepasang
variabel (Variabel X dan Variabel Y). Dalam Bahasa Indonesia, Scatter
Diagram disebut juga dengan Diagram Tebar.
SEJARAH SCATTER DIAGRAM
Menggunakan teori regresi linear yang berasal dari studi yang dilakukan oleh Sir
Francis Galton (1822 - 1911), diagram scatter dikembangkan sehingga kesimpulan
intuitif dan kualitatif dapat ditarik tentang data yang dipasangkan, atau variabel.
Konsep korelasi digunakan untuk memutuskan apakah hubungan yang signifikan ada
antara data yang dipasangkan. Selanjutnya, analisis regresi digunakan untuk
mengidentifikasi sifat yang tepat dari hubungan.
Pedoman Pengendalian Mutu dan Kualitas Statistik Pengendalian Handbook, ditulis oleh
seorang konsultan kualitas Jepang bernama Kaoru Ishikawa berguna dalam
memberikan pengertian tentang cara menggunakan dan menginterpretasikan diagram
scatter. Ishikawa percaya bahwa tidak ada akhir untuk kualitas perbaikan dan pada
tahun 1985 menunjukkan bahwa tujuh alat dasar digunakan untuk pengumpulan dan
analisis data quality. Di antaranya adalah diagram scatter.
POLA SCATTER DIAGRAM
POLA POSITIF DIAGRAM
SCATTER
Yaitu pola yang menunjukkan
hubungan atau korelasi positif di
antara variabel X dan variabel Y
dimana nilai-nilai besar dari
variabel X berhubungan dengan
nilai-nilai besarnya variabel Y,
sedangkan nilai-nilai kecil
variabel X berhubungan dengan
nilai-nilai kecil variabel Y.
POLA SCATTER DIAGRAM
POLA NEGATIF DIAGRAM
SCATTER
Yaitu pola yang menunjukkan
hubungan atau korelasi negatif di
antara variabel X dan variabel Y
dimana nilai-nilai besar variabel
X berhubungan dengan nilai-nilai
kecil variabel Y sedangkan nilai-
nilai kecil variabel X berhubungan
dengan nilai-nilai besar variabel
X.
POLA SCATTER DIAGRAM
POLA TIDAK MEMILIKI
HUBUNGAN
Yaitu pola yang berkemungkinan
tidak memiliki hubungan karena
tidak ada kecenderungan nilai-
nilai tertentu pada variabel X
terhadap nilai-nilai tertentu pada
variabel Y.
TUJUAN DAN FUNGSI DIAGRAM SCATTER
TUJUAN FUNGSI
Menguji bagaimana kuatnya Menguji seberapa kuat hubungan antara
hubungan antara dua variabel. dua variabel (misalnya, hubungan antara
biaya iklan dengan penjualan, lama
Menentukkan jenis hubungan dari pengalaman dengan kinerja karyawan, dll).
dua variabel itu, apakah positif,
negatif dan tidak ada hubungan. Memastikan ”firasat” akan hubungan
sebab-akibat langsung antara jenis-jenis
variabel.
Menentukan jenis hubungan (positif, negatif,
dll).
MANFAAT SCATTER DIAGRAM
Scatter diagram sering digunakan sebagai analisis tindak lanjut
untuk menentukan apakah penyebab yang ada benar-benar
memberikan dampak kepada karakteristik kualitas. Pada contoh
terlihat scatter diagram yang menggambarkan plot pengeluaran
untuk iklan dengan penjualan perusahaan yang mengindikasikan
hubungan kuat positif diantara dua variabel. Jika pengeluaran
untuk iklan meningkat, penjualan cenderung meningkat.
CARA PEMBUATAN SCATTER DIAGRAM
1. Kumpulkan pasangan data (x,y), yaitu hal-hal yang ingin dipelajari keterkaitannya dan atur data
dalam sebuah tabel dengan data paling sedikit 30 pasangan data.
2. Carilah nilai maksimum dan minimum untuk kedua x dari y. Tetapkan skala pada sumbu horizontal dan
vertikal sehingga panjang keduanya mendekati sama, sehingga diagram akan lebih mudah dibaca.
3. Gambarkan data pada kertas atau media lain seperti software pengolahan data di laptop. Bila
didapatkan nilai data yang sama dari pengamatan yang berbeda, tunjukkan titik ini dengan
menggambar lingkaran sepusat atau gambar titik kedua dalam daerah terdekat dari yang pertama.
4. Masukkan semua item yang diperlukan. Agar pembaca dapat memahami diagram yang telah dibuat,
masukkan item – item berikut ini:
Selang waktu.
Judul dan unit setiap sumbu
Jumlah pasangan data.
Judul grafik
BENTUK SCATTER DIAGRAM
Berikut contoh dan pembacaan
scatter diagram yang benar
harus mengarah kepada
tindakan yang tepat. Untuk
mempelajari kemampuan
membaca yang benar dapat
diuraikan secara umum seperti
dibawah ini :
CONTOH KASUS SCATTER DIAGRAM
Pembuat tangki plastik yang membuat dengan
metode cetak hembusan menghadapi masalah
dengan tangki rusak yang mempunyai dinding tipis.
Diduga, variasi tekanan udara yang berbeda dari
hari ke hari menjadi penyebab ketidaksesuaian
ketebalan dinding.
Berdasarkan tabel di samping, variabel Tekanan udara
dapat dituliskan juga menjadi x, dan presentase
kerusakan ditulis menjadi y.
Data :
x maks = 9,4 (kgf/cm2)
x min = 8,2 (kgf/cm2)
y maks = 0,928 (%)
y min = 0,864 (%)
LANGKAH PEMBUATAN
1. Tandai sumbu horizontal x dalam
interval 0,5 (kgf/cm2) dari 8,0 ke 9,5
(kgf/cm2) dan sumbu vertikal y
dalam interval 0,01 (%) dari 0,85 ke
0,93 (%)
2. Sumbu x = tekanan udara hembus
Sumbu y = presentase kerusakan
3. Gambarkan ke-30 data yang
terdapat di tabel
4. Tambahkan keterangan data yang
dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai