Anda di halaman 1dari 22

DIAGRAM SCATTER

KELOMPOK 5

1. NOVA MARDIANA 11. RENI STEFANI PASARIBU


2. NOVISYAH DWI SUSANTI 12. RIKA ROSITA
3. NUR MUNA HASIBUAN 13. RINI AFNASARI
4. PASTI MULIANA SIHOTANG 14. RISKA YOLANDA
5. PITA MAYANG SARI 15. RODESKI BANJAR NAHOR
6. PUJI LESTARI 16. RYAN SAMUEL MANURUNG
7. PUTRI AWALYA SARI 17. SEKAR ADE PURNAMA
BR .BANGUN SARI
8. PUTRI IMELDA BR .DEPARI 18. SILVI NANDA UTARI
9. RAHMANIA PUTRI 19. SHINTIA FERINA PURBA
10. RAPITA 20. SITI NUR FADILLA HSB
SEJARAH
Teori regresi linear yang berasal dari studi yang
dilakukan oleh Sir Francis Galton (1822-
1911),Diagram scatter dikembangkan sehingga
kesimpulan intuitif dan kualitatif dapat ditarik
tentang data yang dipasangkan,atau
variabel.Konsep kolerasi digunakan untuk
memutuskan apakah hubungan signifikan ada
antara data yang di pasankan.
pedoman pengendalian Mutu dan Kualitas Statistik
Pengendalian Handbook,ditulis oleh seorang
Konsultan kualitas Jepang bernama Kaoru Ishiwaka
berguna dalam memberikan tentang cara
menggunakan menginterpretasikan diagram
scatter.Ishikawa percaya bahwa tidak akhir untuk
kua;itas perbaikan pada tahun 1985 menunjukkan
bahwa tujuh alat dasar digunakan untuk
pengumpulan dan analisis data quality. Di antaranya
adalah Diagram Scatter
DEFINISI
Scatter Diagram atau Diagram Tebar adalah
salah satu alat dari QC Seven Tools (7 alat
pengendalian Kualitas) yang berfungsi untuk
melakukan pengujian terhadap seberapa kuatnya
hubungan antara 2 (dua) variabel serta
menentukan jenis hubungan dari 2 (dua) variabel
tersebut apakah hubungan Positif, hubungan
Negatif ataupun tidak ada hubungan sama sekali.
LANGKAH-LANGKAH YANG DIPERLUKAN
DALAM MEMBUAT SCATTER DIAGRAM
Pengumpulan data

Pembuatan Sumbu Vertikal dan Sumber Horizontal

Penebaran (Plotting) data

Pemberian Informasi

Tiga pola dalam diagram scatter
• POLA POSITIF SCATTER DIAGRAM
Yaitu Pola yang menunjukkan hubungan
atau korelasi positif di antara Variabel X
dan Variabel Y dimana nilai-nilai besar dari
Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai
besarnya Variabel Y, sedangkan nilai-nilai
kecil variabel X berhubungan dengan nilai-
nilai kecil Variabel Y.
POLA NEGATIF SCATTER DIAGRAM
Yaitu pola yang menunjukkan hubungan
atau korelasi negative di antara Variabel X
dan Variabel Y dimana nilai-nilai besar
Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai
kecil Variabel Y sedangkan nilai-nilai kecil
Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai
besar Variabel X
POLA TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN
(TIDAK BERKORELASI)
Yaitu Pola yang berkemungkinan tidak
memiliki hubungan karena tidak ada
kecenderungan nilai-nilai tertentu pada
variabel X terhadap nilai-nilai tertentu
pada Variabel Y.
Kelebihan Dan Kekurangan
Kelebihan Kekurangan
Metode ini lebih teliti karena Metode ini kurang ilmiah
semua hubungan antara karena penarikan garis lurus
kegiatan dan biaya telah dapat berbeda antara masing-
diperhitungkan masing orang, meskipun
dengan menggunakan data
kapasitas dan biaya yang sama,
jadi sifatnya subyektif. oleh
karena itu, metode ini rentan
terhadap kesalahan
CONTOH KASUS “ spss “
“ Pengaruh minat belajar terhadap prestasi
belajar pada siswa kelas XI SMK Negeri 1
Juwiring tahun 2019 “
CARA MENCARI DARI SPSS
LANJUTAN ...
LANJUTAN...
HASIL
CONTOH KASUS “ EXCEL “
“Jumlah dokter spesialis dengan jumlah pasien yang berobat
selama satu bulan dirumah sakit sembiring “
Tanggal Nilai X Nilai Y Tanggal Nilai X Nilai Y
(jumlah dr.spesialis ) (jumlah pasien ) (jumlah dr.spesialis ) (jumlah pasien )

1 11 341 16 23 519

2 16 360 17 10 338

3 22 435 18 13 350

4 17 390 19 27 526

5 34 670 20 14 352

6 26 535 21 35 675

7 19 447 22 27 525

8 18 412 23 25 520

9 29 587 24 28 528

10 24 498 25 30 590

11 26 522 26 29 589

12 21 401 27 34 673

13 12 348 28 33 672

14 15 354 29 31 671

15 20 515 30 40 700
800

700

600

500

400 Nilai X (jumlah dr.spesialis )

300 Nilai Y (jumlah pasien )

200

100

0
0 5 10 15 20 25 30 35

Kesimpulan :
Dari bentuk grafik yang dihasilkan, maka grafik dari diagram
scatter diatas dinyatakan tidak memiliki hubungan karena tidak
ada kecenderungan nilai-nilai tertentu pada variabel X terhadap
nilai-nilai tertentu pada Variabel Y.
CONTOH KASUS “ Bidang.FARMASI “
“ Analisis Hubungan antara Persepsi Pasien Tentang Kualitas Dan
Kemauan Membayar Pelayanan Kesehatan Gigi di MMC-UMS”
KESIMPULAN
Terdapat hubungan positif yang secara
statistik signi� kan antara kemauan membayar
pelayanan kesehatan gigi dan persepsi pasien
tentang kualitas. Setiap 10 skor peningkatan
kualitas akan meningkatkan kemauan
membayar sebesar Rp. 11.550,- (β=1.155,
p=0.016)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai