Anda di halaman 1dari 9

Nama : Chairunnisa Rahmadini Ginting (18.18.

027)
Kiki Aprilia Sekar Ningrum (18.18.097)
Kelas : Farmasi 3A

PEMBUATAN EKSTRAK DENGAN MASERASI

A. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki potensi kekayaan hayati yang melimpah, sehingga perlu
diteliti dan diman-faatkan khususnya untuk berbagai bahan yang memiliki potensi
sebagai bahan obat [1]. Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil dan
sangat reaktif karena mengandung satu atau le-bih elektron tidak berpasangan
sehingga dia akan stabil jika bereaksi dengan molekul lainnya [2].
[3] Senyawa antioksidan dapat meredam reaksi radikal bebas yang bersifat
tidak stabil. [4] Anti-oksidan adalah senyawa kimia yang dapat me-nyumbangkan
satu atau lebih elektron pada radikal bebas sehingga menjadi stabil [5]. Dalam
kehi-dupan antioksidan memiliki peran yang positif ba-gi kesehatan manusia [6].
Antioksidan dapat di-bagi menjadi 2 bagian utama berdasarkan sumber nya yaitu
antioksidan alami dan antioksidan sinte-tik [7]. Beberapa contoh antioksidan
alami adalah senyawa-senyawa yang terdapat dalam bahan alam/bahan makanan
seperti senyawa-senyawa turunan fenol, flavonoid, vitamin C, dan vitamin E [8]
Antioksidan sintetik dapat memicu penyakit apabila digunakan dalam jangka
waktu panjang [9] Karena itu diperlukan alternatif lain yaitu dengan
menggunakan antioksidan alami. [10] Antioksidan alami dapat ditemukan pada
tumbuhan karena mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi
sebagai antioksidan.[11] Salah satu tanaman yang memiliki kandungan
antioksidan yang tinggi adalah tanaman dari keluarga jarak seperti jarak kepyar
(Ricinus communis L) dan jarak merah (Jattropha gossypifolia L) [12] .
Tanaman R.communis L merupakan tanaman yang memiliki bagian daun, buah,
batang dan akar sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi ber-bagai jenis
penyakit karena mengandung senyawa kimia yang berperan sebagai sebagai
tanaman obat. Penelitian terdahulu menunjukkan menun-jukkan bahwa
R.communis L mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, senyawa fenolik,
steroid dan terpenoid [13].
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini didasari untuk
pemanfaatan kulit batang R.communis L sebagai antioksidan alami.. Penelitian ini
dilakukan pada fraksi etanol, etil asetat dan n-Heksana bertujuan untuk
menentukan aktivitas antioksidan pada fraksi etanol, etil asetat dan n-Heksana
menggunakan metode DPPH.

B. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui cara pembuatan ekstrak nabati dengan
teknik maserasi.

C. DASAR TEORI
Metode dasar dari ekstraksi obat adalah maserasi dan perkolasi. Biasanya
metode yang dipilih tergantung pada beberapa faktor yang paling penting adalah
sifat dari bahan mentah itu sendiri.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan
menggunakan pelarut. Jadi, ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan cara
ekstraksi tanaman obat dengan ukuran pertikel tertentu dan menggunakan medium
pengekstrasi (menstrum) yang tertentu pula. Ekstraksi dapat dilakukan menurut
berbagai cara. Ekstrak yang diperoleh sesudah pemisahan cairan dari residu
tanaman obat dinamakan “micela”. Micelle ini dapat diubah menjadi bentuk obat
siap pakai, seperti ekstrak cair dan tinctura atau sebagai produk/bahan antara yang
selanjutnya dapat diproses menjadi ekstrak kering.(Agoes.G,2007)
 Metode Ekstraksi
1. Ekraksi Dengan Pelarut
*Cara dingin => Maserasi dan Perkolasi
*Cara panas => Refluks, Soxhlet, Digesti, Infus, Dekok
2. Destilasi
*Destilasi air & uap
3. Ekstraksi dengan cara lain
Pada praktikum kali ini, kelompok kami menggunakan metode ekstraksi
maserasi. Proses maserasi merupakan proses sederhana untuk mendapatkan
ekstrak dan diuraikan dalam kebanyakan farmakope. Cara ini digunakan untuk
skala kecil maupun skala industri. Proses yang paling sederhana hanya
menuangkan pelarut pada simplisia (Pemilihan pelarut yang sesuai akan
memberikan efektifitas yang tinggi). Sesudah mengatur waktu sehingga sesuai
untuk tiap – tiap bahan tanaman (simplisia), ekstrak dikeluarkan, dan ampas hasil
ekstraksi dicuci dengan pelarut yang segar sampai didapat berat yang sesuai.
Prosedur ini sama dengan pembuatan tinctur atau ekstrak khusus, dan kadang –
kadang merupakan satu – satunya prosedur untuk tanaman yang mengandung zat
berlendir (musilago) tinggi. Sebetulnya cara ini tidak begitu berguna karena tidak
pernah dapat menarik zat berkhasiat dari tanaman secara sempurna. Ampas
menahan sejumlah besar solute, yang untuk perolehanya harus dilakukan proses
pemerasan (penekanan) atau cara sentrifugasi dan metode ini digunakan untuk
mencari komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari dan tidak
mengandung benzoin, tiraks dan lilin.(Agoes.G,2007). Keuntungan dan kerugian
metode maserasi ini adalah sebagai berikut :

 Keuntungan
*Dapat digunakan untuk sampel tekstur yang lunak
*Pemanasannya dapat diatur
 Kerugian
*Karena pelarut yang digunakan didaur ulang, ekstrak yang terkumpul
pada wadah dibawah terus-menerus dipanaskan sehingga menyebabkan
reaksi peruraian oleh panas.
*Untuk skala industri sebaiknya tidak menggunakan pelarut dengan titik
didih yang terlalu tinggi.
Pada praktikum kali ini digunakan bahan serbuk daun biji dengan keterangan
sebagai berikut :
Nama simplisia : R.communis L
Nama tanaman asal : R.communis L
Nama local : Kulit batang Jarak Kepyar
Familia : Euphorbiaceae
Kandungan : fenolik, flavonoid, alkaloid, saponin dan terpenoid.
Khasiat : Antioksidan

D. ALAT DAN BAHAN


 Alat yang digunakan adalah:
 Maserator
 Batang pengaduk
 Corong Buchner
 Kertas saring
 Beaker glass 100 ml
 Botol untuk menampung hasil saringan (maserat)
 Evaporator
 Gelas untuk menampung ekstrak kental
 Bahan yang digunakan:
 Simplisia kulit batang jarak gepyar
 Etanol 96%
E. CARA KERJA
1. Kulit batang R.communis L segar diambil kemudian dirajang dan dikering
anginkan sampai kering.
2. Sampel kering lalu dihaluskan dengan alat pengiling (blender) hingga menjadi
serbuk.
3. Simplisia di-timbang sebanyak 400 g simplisia
4. ditambahkan pelarut etanol teknis 96%.
5. Maserasi dilakukan selama 3x24 jam, filtrat hasil kemudian dipekatkan
menggunakan rotary evaporator pada suhu 40 °C hingga di-peroleh ekstrak
kental.

 Flowsheet

Kulit batang R. communis L.

di rajang dan dikeringkan anginkan sampai


kering

di haluskan dengan alat


penggiling (blender) hingga
menjadi serbuk

di ambil 400 g simplisia kulit


batang R. communis L.

di tambahkan pelarut etanol kenis 96%

di maserasi 3x24 jam

filtrat hasil kemudian dipekatkan


menggunakan rotary evaporator pada suhu
40 °C hingga di-peroleh ekstrak kental.

Hasil maserasi
Gambar :

Tahap penyaringan

Maserat

Tahap penguapan dengan menggunakan Rotary Evaporator


G. PEMBAHASANS
6. PEMBAHASAN
Penelitian selanjutnya yaitu proses pemisahan yang dilakukan dengan
metode ekstraksi dengan menggunakan cara dingin yaitu maserasi. Kulit batang
R.communis L yang telah menjadi serbuk ditimbang sebanyak 400 g, kemudian
direndam menggunakan pelarut organik dan terjadi peristiwa plasmolisis yang
menyebabkan terjadi pemecahan dinding sel, sehingga senyawa yang ada dalam
sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik. yaitu etanol 96% yang dapat
melarutkan kompenen yang bersifat polar, semi polar dan nonpolar yang ada pada
bahan alam dan juga pelarut etanol dapat menembus dinding sel dan dapat masuk
kedalam rongga sel yang mengandung senyawa aktif [17] . Filtrat yang diperoleh
diuapkan dengan alat rotary evaporator, dan hasilnya berupa ekstrak kental etanol
sebanyak 12 g. Berdasarkan hasil penelitian ekstrak kulit batang jarak kepyar
diperoleh persen rendemen yaitu 3%
Proses ekstraksi dengan metode maserasi merupakan metode yang paling
mudah dilakukan karena memakai alat yang sederhana, yaitu toples atau bejana
untuk menampung maserat, batang pengaduk untuk mengaduk maserat setiap
harinya dan rotavapor untuk memekatkan maserat hasil maserasi menjadi ekstrak
yang kental. Metode yang digunakan cukup mudah karena tidak perlu teknik
khusus, cukup rendamkan simplisia dalam sejumlah tertentu etanol 95 % sambil
diaduk tiap harinya sampai lima hari lalu di rotavapor untuk mendapatkan ekstrak
yang kental.
Tujuan dari proses ekstraksi ialah yang pertama yaitu untuk mengawetkan,
maksudnya ialah apabila suatu zat disimpan dalam bentuk simplisia kering, nanti
dikhawatirkan akan mudah rusak. Seperti tercemar oleh serangga atau kapang.
Sedangkan apabila dalam bentuk ekstrak, sediaan akan lebih awet karena tidak
mengandung air. Alsan yang kedua ialah untuk identifikasi. Identifikasi yang
dimaksud ialah dengan mengubah simplisia kering menjadi ekstrak dapat lebih
mempersempit lagi kandungan zat aktif dalam suatu ekstrak. Misalnya
diperkirakan dalam suatu simplisia kering mengandung kurang lebih 5000 macam
senyawa setelah di proses dalam bentuk ekstrak akan dapat menyusut menjadi
kurang lebih 1000 senyawa. Salah satu sebab terjadinya pengurangan ini
dikarenakan adanya proses pemisahan yaitu zak aktif pada simplisia kering hanya
terlarut pada pelarut yang cocok. Dengan dibuatnya sediaan ekstrak simplisia
tersebut lebuh mudah diamati dan direaksikan. Tujuan yang ke tiga ialah dengan
sediaan berbentuk ekstrak akan dapat mudah dibuat menjadi sediaan farmasi
lainnya. Contohnya ialah ekstrak belladona yang diambil dari atropa belladon.
Dengan sediaan berbentuk ekstrak akan mudah untuk dibuat sediaan pil, puyer
dan lainnya.
Setelah didapatkan ekstrak yang kental dari Psidii Folium, tahap
selanjutnya adalah skiring fitokimia. Tujuannya adalah untuk mengetahui
berbagai macam zat yang terkandung dalam psidii folium dengan berbagai macam
metode identifikasi.

I. KESIMPULAN
1. Tujuan dari proses ekstraksi ialah untuk meningkatkan konsentrasi zat aktif,
mengawetkan, identifikasi dan mempermudah untuk membentuk berbagai
sediaan farmasi karena dalam bentuk ekstraknya.
2. Metode maserasi merupakan metode ekstraksi dengan prinsip ekstraksi
sampai setimbang antara konsentrasi di dalam dan di luar sel.
3. Proses ekstraksi dengan metode maserasi merupakan metode yang paling
mudah dilakukan karena memakai alat yang sederhana.
4. Salah satu cara untuk menentukan apakah proses maserasi sudah selesai dan
perlu dihentikan ialah dengan pemberian indikator (biasanya indikator
warna).
5. Pelarut yang digunakan dalam metode maserasi harus dapat melarutkan zat
aktif yang akan diekstrak.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes.G.2007. Teknologi Bahan Alam.21,38 – 39.Bandung : ITB Press
Harborne,J.B.1994. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung : Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai