Anda di halaman 1dari 9

Biospecies Vol. 11 No.

1, January 2018

Penggunaan Beberapa Metode Ekstraksi Pada Rimpang Curcuma Untuk


Memperoleh Komponen Aktif Secara Kualitatif

(Use of Multiple Methods of Extraction on Curcuma Rhizomes To Acquire Qualitative


Active Component)

Yurleni

Animal Production and Technology, Faculty of Animal Science, Jambi University. Jambi
Indonesia. Phone +6281274601119.
E-mail: lenifaisal@yahoo.com

Abstract

This study aims to compare several extraction methods to obtain the active component of
the qualitative Curcum rhizome. The data obtained were analyzed using descriptive
analysis. Curcuma rhizome used comes from 4 types of plants Curcuma xanthorriza
(temulawak), Curcuma domestica (turmeric), Curcuma mango (temu mangga) and
Curcuma zedoaria (temu putih). The extraction method used consisted of maseration,
reflux and soxhlet method. From the research result it was found that all three extraction
methods can be used (maceration, soxhletasi and reflux) to extract the curcuma rhizomes.
The result of phytochemical test of metabolite secondary detectable and very strong both
of atsiri and non-essential oil group is using reflux method then new method of soxhletasi
and then maceration method.

Keywords: extraction, curcuma, phytochemical, qualitative.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beberapa metode ekstraksi untuk
memperoleh komponen aktif pada rimpang Curcumasecara kualitatif. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Rimpang curcuma yang digunakan
berasal dari 4 jenis tanaman yaitu Curcuma xanthorriza (temulawak), Curcuma domestica
(kunyit), Curcuma mangga (temu mangga) dan Curcuma zedoaria (temu putih). Metode
ekstraksi yang digunakan terdiri dari metode maserasi, refluk dan soxhlet.Dari hasil
penelitian didapat bahwa ketiga metode ekstraksi dapat digunakan (maserasi, soxhletasi
dan refluks) untuk mengekstrak rimpang curcuma. Hasil uji skrining fitokimia zat
metabolit sekunder yang terdeteksi kuat dan sangat kuat baik dari golongan minyak atsiri
dan non atsiri adalah menggunakan metode refluks kemudian baru metode soxhletasi dan
selanjutnya metode maserasi.

Kata kunci: ekstraksi, curcuma,fitokimia, kualitatif.

PENDAHULUAN hitam) (Tjitrosoepomo, 1994). Spesies-


Curcuma terdiri dari beberapa spesies dari Curcuma ini memilki
spesies diantaranya Curcuma kesamaan komponen kimia kurku
xanthorriza (temulawak), Curcuma minoid, flavonoid dan minyak atsiri
domestica (kunyit), Curcum amangga yang berpotensi sebagai antioksidan
(temu mangga), Curcuma zedoaria (Depkes,1995). Keberadaan gugusan
(temu putih), Curcuma heyneana (temu phenolik pada senyawa yang dikandung
giring) dan Curcuma aeruginoza (temu

48
Curcuma menyebabkan aktifitas yang Penelitian ini dilakukan pada
kuat pada sistem biologis (Ahsan, 1998) tanggal 20 Juli- 14 September di
Potensi pemanfaatan rimpang Laboratorium terpadu Universitas Jambi
Curcuma sebagai sumber antioksidan dan Laboratorium Farmasi Fakultas
dalam pakan ternak ruminansia, Farmasi Universitas Padjajaran,
informasinya masih sangat kurang. Bandung
Industri yang mengolah rimpang Alat dan Bahan
curcuma umumnya menggunakan Bahan kimia yang digunakan
metode melalui penggodokan untuk adalah pereaksi mayer, pereaksi
mendapatkan campuran yang berkhasiat. dragendorff, besi (III) klorida, serbuk
Metode yang dipakai sebagian besar Mg, asam klorida, amyl alcohol, natrium
menggunakan air sebagai pelarut. Hal hidroksida, larutan gelatin, larutan
ini kurang efektif karena banyak vanillin 10%, asam sulfat, pereaksi
senyawa aktif yang tidak larut dengan Lieberman-Burchard.Rimpang Curcuma
baik di dalam air. Oleh karena itu segar yang diperoleh dari pasar Angso
pemilihan metode ekstraksi sangat duo Jambi terdiri dari Curcuma
penting untuk mendapatkan komponen xanthorriza (temulawak), Curcuma
yang terekstrak. domestica (kunyit), Curcum amangga
Pakan yang mengandung (temu mangga) dan Curcuma zedoaria
sumber antioksidan akan dapat (temu putih).
meningkatkan kecernaan di dalam Alat yang digunakan pada
rumen serta meningkatkan respon penelitian adalah ekstraksi soxhlet, labu
fisologis dan pertambahan bobot badan didih dasar bulat, kondensor, statif,
ternak. Sumber antioksidan antara lain selang kecil, kertas saring, batu didih,
vitamin C, beta karotin, saponin, phenol heating mantle, thermometer, balance,
dan flavonoid (Mardalena, 2012; hot plate, boiling flash berleher, rotary
Mardalena et al., 2011, 2013). evaporator, cawan porselen, oven,
Komponen antioksidan yang berperan eksikator, maserator, radas penguap
dalam meningkatkan kecernaan di dalam berputar, tanur, neraca analitik.
rumen diantaranya adalah kurkuminoid
dan saponin. Dilaporkan oleh Suharti et Metode Penelitian
al. (2008) bahwa pemberian 0,18% Penelitian ini dilakukan dengan
ekstrak lerak yang mengandung saponin beberapa tahapan yaitu: persiapan
dalam ransum mampu menurunkan sampel, ekstraksi sampel dan uji
populasi protozoa dan meningkatkankan fitokimia, penentuan kadar air dan kadar
populasi total bakteri di dalam rumen abu.
sehingga jumlah pakan yang dapat 1. Persiapan sampel
difermentasi oleh bakteri semakin masing-masing sebanyak 3 kg
meningkat dan mengakibatkan rimpang Curcuma dicuci bersih sebelum
peningkatan nilai kecernaan bahan dilakukan penelitian. kemudian
kering sebesar 6,06% dan bahan organik dilakukan pengecilan ukuran rimpang
sebesar 6,32%. sampai ketebalannya ± 5−7 mm, dan
Berdasarkan uraian tersebut, dikeringkan dibawah sinar matahari
maka perlu dilakukan penelitian secara tidak langsung sampai diperoleh
mengenai berbagai metode ekstraksi kadar air yang relatif rendah (± 7 hari).
guna penarikan komponen/zat aktif, Setelah itu, rimpang yang sudah kering
analisis kandungan zat aktif dari masing- digiling halus menggunakan Willey mill
masing rimpang Curcuma dari dari kemudian diayak menggunakan
berbagai metode ekstraksi. pengayak 200 mesh. Selanjutnya sampel
siap untuk dianalisa.
METODOLOGI PENELITIAN
2. Ekstraksi

49
Ekstraksi curcuma dilakukan jatuh kedalam “Porous Thimble” dan
menggunakan pelarut etanol 80%. secara perlahan mengisi bagian dari
Ekstraksi dilakukan dengan cara soxhlet, ketika pelarut mencapai
maserasi, refluk dan soxletasi. puncak pipa, maka pelarut tersebut
Penggunaan tiga metode ekstraksi akan kembali ke labu . Proses ini akan
dimaksudkan untuk mendapatkan satu terulang secaraotomatis sampai ekstraksi
metodeekstraksi yang dapat selesai.
mengekstrak komponen aktif yang tepat. c. Metode refluks
Metode ekstraksi tersebut meliputi: Metode Reflux merupakan
a. Metode maserasi metode ektraksi dengan cara panas
Curcuma yang telah halus (membutuhkan pemanasan pada
diambil sebanyak 25 g kemudian prosesnya), secara umum pengertian
direndam dengan 50 ml pelarut organik refluks sendiri adalah ekstraksi dengan
(non polar) dan disimpan semalam pada pelarut pada temperatur titik
suhu refrigerasi.Campuran pelarut dan didihnya, selama waktu tertentu dan
curcuma dipisahkan menggunakan jumlah pelarut yang ralatif konstan
kertas saring.Kemudian ditambahkan dengan adanya pendingin balik (Depkes
natrium sulfat anhidrat kedalam ekstrak RI, 2000). Ekstraksi dengan cara ini
solven untuk terbebas dari air. Filtrate adalah berkesinambungan. Metode ini
yang didapat pada kertas saring umumnya digunakan untuk mensintesis
dipekatkan dengan destilasi fraksional senyawa-senyawa yang mudah menguap
menggunakan kolom vigreux dengan atau volatile. Pada kondisi ini jika
suhu 50C lebih tinggi dari titik didih dilakukan pemanasan biasa maka pelarut
pelarut yang digunakan. akan menguap sebelum reaksi berjalan
b. Metode soxhlet sampai selesai. Prinsip dari metode
Ekstraksi soxhlet adalah salah refluks adalah pelarut volatil yang
satu instrumen yang digunakan untuk digunakan akan menguap pada suhu
mengekstrak suatu senyawa. Pada tinggi, namun akan didinginkan dengan
umumnya metode yang digunakan kondensor sehingga pelarut yang tadinya
dalam instrumen ini adalah untuk dalam bentuk uap akan mengembun
mengekstrak senyawa yang memiliki pada kondensor dan turun lagi ke dalam
kelarutan terbatas dalam suatu pelarut. wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap
Dalam proses ekstraksi ini harus tepat ada selama reaksi berlangsung.
untuk memilih pelarut yang akan Cara Kerja :
digunakan. Pelarut yang baik untuk 1. Ditimbang sampel sebanyak 50 gr
ekstraksi adalah pelarut yang 2. Masukkan sampel ke dalam labu alas
mempunyai daya melarutkan yang tinggi bulat
terhadap zat yang diekstraksi. Daya 3.Masukkan methanol hingga semua
melarutkan berhubungan dengan ke- sampel terendam
polaran pelarut dan kepolaran senyawa 4. Pasang labu alas bulat pada alat
yang diekstraksi (like dissolved like). refluks yang telah
dihubungkan dengan kondensor
Cara Kerja : 5. Panaskan sampel selama 1 jam
Curcuma halus ditempatkan 6. Saring ekstrak yang diperoleh dengan
pada kertas saring dan diletakkan kertas saring
didalam soxhlet. Soxhlet disambungkan 7. Filtrat diuapkan untuk menghilangkan
dengan Labu dasar bulat yang telah diisi pelarutnya menggunakan rotary
pelarutdan batu didih yang dihubungkan evaporator sehingga diperoleh
dengan Kondensator. Pelarut yang ekstrak curcuma.
digunakan mudah mendidih, lalu gas 2. Uji Fitokimia. Uji yang dilakukan
(uap) melewati tabung lalu akan terdiri atas uji flavonoid, alkaloid,
dikondensasikan oleh kondensator, dan steroid, terpenoid, tanin, dan saponin
pelarut yang akan dikondensasikan (Harborne 1996).

50
a. Uji Flavonoid dan Saponin. sama. Uji positif ditunjukkan dengan
Sebanyak 10 mL ekstrak ditambah 0.5 g warna biru atau hijau untuk steroid dan
serbuk Mg, 0.2 mL HCl dan 2 mL amil merah ungu untuk terpenoid.
alkohol lalu dikocok. Jika lapisan amil Analisis Statistik
alkohol menjadi berwarna cokelat maka Data yang diperoleh dianalisis
positif terdapat flavonoid. Uji saponin menggunakan analisis deskriptif.
dilakukan dengan pengocokan 10 mL
filtrat dalam tabung reaksi tertutup HASIL DAN PEMBAHASAN
selama 10 detik. Adanya saponin 1. Uji skrining fitokimia rimpang
ditunjukkan dengan terbentuknya buih curcuma
yang stabil. Uji fitokimia bertujuan untuk
b.Uji Alkaloid. mengetahui kandungan senyawa
Sebanyak 1 g ekstrak ditambah 10 mL metabolit sekunder pada keempat
CHCl3 dan beberapa tetes NH4OH. rimpang curcuma (temulawak, kunyit,
Kemudian larutan disaring dan ekstrak temu mangga dan temu putih) akibat
yang dihasilkan dikocok dengan 10 tetes pengaruh metode ekstraksi yang berbeda
H2SO4 2M. Lapisan asamnya diambil (maserasi, soxhlet dan refluks).Ekstrak
yang dihasilkan mengandung senyawa
dan ditambah pereaksi Mayer, Wagner, minyak atsiri dan non atsiri.Senyawa
dan Dragendorf. Hasil uji akan positif metabolit sekunder non atsiri yang
apabila terbentuk endapan putih ketika digunakan sebagai tolak ukur
direaksikan dengan pereaksi Mayer, penggunaan ketiga metode adalah
endapan cokelat dengan pereaksi alkaloid, polifenol, flavonoid, saponin,
Wagner, dan endapan merah jingga kuinon, tannin dan steroid sedangkan
dengan pereaksi Dragendorf. kandungan minyak atsiri adalah
c.Uji Tanin. monoterpen/sesquiterpen dan
Sebanyak 4 mL ekstrak dipanaskan triterpenoid.
selama 10 menit lalu disaring. Filtrat Curcuma atau empon-emponan
yang diperoleh ditambah FeCl3 1% atau adalah anggota familia Zingiberaceae
larutan gelatin, jika dihasilkan warna dan menghasilkan minyak atsiri.Minyak
biru tua atau hijau maka hasil uji positif atsiri kebanyakan tergolong terpenoid
terhadap tanin. dan minyak atsiri sendiri adalah suatu
d.Uji Steroid dan Terpenoid. campuran senyawa yang mudah
Bahan diekstraksi dengan 10 mL etanol menguap (Hegarty dkk, 2001). Minyak
panas lalu disaring dan diuapkan sampai atsiri sangat penting sebagai penyedap
kering. Residu yang diperoleh dilarutkan rasa dan sumber obat (Lata dkk., 2000).
dalam eter dan disaring kembali Kandungan minyak atsiri berbeda-beda
sehingga diperoleh dua bagian larut eter untuk setiap jenis rimpang curcuma.
dan residu. Bagian yang larut eter a. Rimpang Temu Putih
langsung diuji dengan dua tetes asam Hasil uji skrining fitokimia
asetat anhidrat dan H SO . Residu menggunakan metode ekstraksi
2 4
dilarutkan kembali ke dalam HCl 2N maserasi, soxhlet dan refluks pada
dan disaring lagi, residu yang diperoleh rimpang temu putih disajikan pada Tabel
ditambah eter dan dilakukan uji yang 1.

51
Tabel 1.Hasil uji skrining fitokimia menggunakan metode ekstraksi maserasi, soxhlet dan
refluks pada rimpang temu putih.
Parameter Metode ekstraksi
Maserasi Soxhlet Refluks
Alkaloid + - -
Polifenol + - ++
Flavonoid + + +
Saponin - + +++
Kuinon + + -
Tannin - - -
Monoterpen/sesquiterpen +++ +++ +++
Steroid - + -
Triterpenoid + - +
Keterangan:tidak terdeteksi
+ terdeteksi dengan intensitas sedang
++ terdeteksi dengan intensitas kuat
+++ terdeteksi dengan intensitas sangat kuat

Dari hasil uji skrining fitokimia, zat umumnya sangat khas untuk spesies
metabolit sekunder yang terdeteksi kuat tumbuhan tertentu, sehingga dapat
dan sangat kuat pada rimpang temu membedakan spesies, populasi bahkan
putih menggunakan ketiga metode individu (Setyawan 2003)
ekstraksi baik pada kandungan minyak Selain kandungan minyak atsiri,
atsiri dan non atsiri adalah menggunakan zat metabolit sekunder yang berfungsi
metode refluks. Panggunaan metode sebagai Golongantriterpenoid terdeteksi
refluks menghasilkan senyawa dengan intensitas sedang pada
monoterpen/sesquiterpen, polifenol dan penggunaan metode ekstraksi maserasi
flavonoid yang terdeteksi kuat dan dan tefluks sedangkan zat metabolit
sangat kuat. Kandungan minyak atsiri kuinon dihasilkan dari metode ekstraksi
temu putih berkisar 1,0-1,5 % (Setyawan maserasi dan soxhlet. Komponen utama
2003), terdiri dari moneterpen dan senyawa metabolit sekunder rimpang
seskuiterpen. Monoterpen berkhasiat temu putih termasuk kedalam golongan
sebagai anti kanker (antineoplastik) flavonoid, polifenol dan triterpenoid
dimana zat ini dapat menonaktifkan (Rita 2010).
pertumbuhan sel kanker payudara dan b. Rimpang Temu Mangga
seskuiterpen sebagai komponen Zat metabolit sekunder yang
utamanya (Rita 2010). Selain minyak dikandung oleh rimpang temu mangga
atsiri, temu putih juga mengandung dari ketiga metode ekstraksi disajikan
flavonoid, saponin, polifenol dan pada Tabel 2
triterpenoid (Hembing 2004 dan Syukur
2004). Senyawa sesquiterpen, salah satu
kelompok minyak atsiri yang bernilai
tinggi untuk taksonomi, karena .

52
Tabel 2.Hasil uji skrining fitokimia menggunakan metode ekstraksi maserasi, soxhlet dan
refluks pada rimpang temu mangga.
Parameter Metode ekstraksi
Maserasi Soxhlet Refluks
Alkaloid - - -
Polifenol - - +
Flavonoid + + +
Saponin ++ - +++
Kuinon + - +
Tannin - - -
Monoterpen/sesquiterpen + + ++
Steroid + - -
Triterpenoid - - -
Keterangan:tidak terdeteksi
+ terdeteksi dengan intensitas sedang
++ terdeteksi dengan intensitas kuat
+++ terdeteksi dengan intensitas sangat kuat

Kandungan minyak atsiri pada temu Hasil uji skrining fitokimia pada
mangga berkisar 2-2,5% (Setyawan rimpang kunyit yang diekstraksi dengan
2003). Sejauh ini penelitian mengenai metode maserasi, soxhlet dan refluks
Curcuma mangga Val. masih banyak disajikan pada tabel 3. Kandungan
berkisar mengenai potensinya sebagai minyak atsiri pada kunyit berkisar 1,5-
antikanker (Yuandani dkk., 2011), 2,5% (Setyawan 2003). Sebagai
inhibitor virusdengue-2 NS2B/NS3 penyedap rasa dan sumber obat, minyak
protease (Kiat dkk., 2006), antioksidan atsiri bernilai ekonomis penting (Lata
dan antibakteri(Policegoudra, 2007), dkk., 2000). Selain memberi rasa,
inhibitor senyawa NO (Kaewkroek, minyak atsiri juga digunakan memberi
2009), antimicrobial (Philip dkk., 2009), aroma makanan, minuman, parfum dan
dan antialergi (Tewtrakul & kosmetik (Hegarty dkk., 2001). Sifat
Subhadhirasakul,2007). Sedangkan toksik alami minyak atsiri berguna
metode yang digunakan untuk dalam pengobatan (Liu dkk., 1998).
menghasilkan minyak atsiri dan non Metabolit sekunder merupakan sumber
atsiri pada temu mangga masih sangat utama senyawa obat (Harvey, 2000).
sedikit sekali.Senyawa yang terdeteksi Senyawa metabolit sekunder baik dari
sedang dan kuat pada golongan minyak golongan minyak atsiri dan non atsiri
atsiri adalah monoterpen/sesquiterpen yang terdeteksi kuat dan sangat kuat
sedangan yang termasuk golongan non menggunakan ke tiga metode diatas
atsiri yang terdeteksi kuat dan sangat adalah senyawa polifenol, flavonoid,
kuat adalah senyawa saponin.Dari ketiga kuinon, monoterpen/sesquiterpen dan
metode ekstraksi yang digunakan untuk triterpenoid. Metode terbaik yang
menghasilkan kandungan minyak atsiri digunakan untuk menghasilakn senyawa
maupun non atsiri yang kuat dan sangat tersebut adalah menggunakan metode
kuat yang terbaik adalah menggunakan soxhletasi dan refluks.
metode refluks.
c. Rimpang Kunyit

53
Tabel 3.Hasil skrining fitokimia menggunakan metode ekstraksi maserasi, soxhlet dan
refluks pada rimpang kunyit.

Parameter Metode ekstraksi


Maserasi Soxhlet Refluks
Alkaloid - - -
Polifenol ++ ++ ++
Flavonoid ++ ++ ++
Saponin - - ++
Kuinon ++ ++ +
Tannin - - -
Monoterpen/sesquiterpen + ++ +++
Steroid - - -
Triterpenoid + ++ ++
Keterangan:tidak terdeteksi
+ terdeteksi dengan intensitas sedang
++ terdeteksi dengan intensitas kuat
+++ terdeteksi dengan intensitas sangat kuat

d. Rimpang Temulawak skrining fitokimia dapat dilihat pada


Kandungan metabolit sekunder Tabel 4.
pada rimpang temulawak dari uji

Tabel 4.Hasil uji skrining fitokimia menggunakan metode ekstraksi maserasi, soxhlet dan
refluks pada rimpang temulawak.
Parameter Metode ekstraksi
Maserasi Soxhlet Refluks
Alkaloid - - -
Polifenol - + +
Flavonoid + + +
Saponin - - -
Kuinon ++ + ++
Tannin - - -
Monoterpen/sesquiterpen + +++ ++
Steroid - - -
Triterpenoid + ++ ++
Keterangan: tidak terdeteksi+ terdeteksi dengan intensitas sedang
++ terdeteksi dengan intensitas kuat+++terdeteksi dengan intensitas sangat kuat

Komponen aktif utama yang terdapat (Rukayadi & Hwang 2006).Sidik


dalam temulawak adalah xantorhizol dkk.(1992) menyatakan bahwa rimpang
dan kurkuminoid. Xanthorrizol, curcuma sebagian besar terdiri dari pati
zingiberen, β-kurkumin, ar-kurkumin, yang biasa digunakan sebagai bahan
atlantan, turmeron, arturmeron,dan makanan, kurkuminoid dan minyak
isofuranogermakren adalah komponen atsiri. Kurkuminoid memberikan warna
minyak atsiri temulawak yangdiisolasi kuning pada rimpang. Kurkuminoid
dengan cara ekstraksi oleh pelarut terdiri dari zat kurkumin dan desmetoksi
(Malingre 1971). Kandungan minyak kurkumin sedangkan minyak atsiri
atsiri temulawak 2-2,5% (Setyawan menyebabkan aroma bau khas aromatik.
2003). Xanthorrizol termasuk dalam Kandungan minyak atsiri curcuma
golongan seskuiterpen (Hwang 2006) adalah xantorrhizol.Uji yang sangat
dan dapat digunakan sebagai agen penting dilakukan pada ekstrak rimpang
potensial antibakteri pembentukan curcuma ini adalah uji terpenoid karena
biofilm oleh Streptococcus mutans

54
xantorrhizol merupakan salah satu Lata K., S. Mande S, and V.V.N.
senyawa terpenoid yaitu seskuiterpen. Kishore. 2000. Studies on
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa Quality Improvement of Large-
komponen metebolit sekunder baik yang Cardamom using an Advanced
tergolong minyak atsiri dan non atsiri Gasifier based Dryer. New
yang terdeteksi dengan intensitas kuat Delhi: Tata Energy Research
dan sangat kuat yaitu pada senyawa Institute.
terpenoid baik monoterpen, Llyod LE, McDonald BE, Crampton
sesquiterpen, triterpenoid dan kuinon. EW. 1978. Fundamentals of
Dilihat dari senyawa yang terdeteksi Nutrition. Second Edition. W.
kuat dan sangat kuat pengunaan metode H. Freeman and Company. San
soxhletasi dan refluks sangat baik. Francisco.
Mardalena, L. Warly, E. Nurdin, R.W.R.
KESIMPULAN Ningrat and Farizal. 2011. Milk
Ketiga metode ekstraksi dapat Quality of Dairy Goat by Giving
digunakan (maserasi, soxhletasi dan Feed Supplement as Antioxidant
refluks) untuk mengekstrak rimpang Source. J. Ind. Trop. Animal
curcuma.Hasil uji skrining fitokimia zat Agric. 36 (3): 205-211.
metabolit sekunder yang terdeteksi kuat Mardalena. 2012. Evaluasi Pakan
dan sangat kuat baikdari golongan Suplemen Sebagai Sumber
minyak atsiri dan non atsiri adalah Antioksidan dan Pengaruhnya
menggunakan metode refluks kemudian Terhadap Respon Fisiologis dan
baru metode soxhletasi dan selanjutnya Produktifitas Kambing Perah
metode maserasi. Peranakan Etawah. Disertasi.
Univ. Andalas. Padang.
Ucapan Terimakasih Mardalena, L. Warly, E. Nurdin, R.W.R.
Terimakasih penulis ucapkan Ningrat and S. Novianti. 2013.
kepada DP2M Dikti Kementerian Riset, Feed Supplement Evaluation of
Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang Pineapple Rind ((Ananas
telah membiayai penelitian skim comosus L. Merr) and Micro
Penelitian Fundamental ini. Mineral as Antioxidant Source
to Rumen Fermentation of
DAFTAR PUSTAKA Etawah Dairy Goats. J. Ind.
Ahsan, H., N. Parveen, N.U. Khan and Trop. Animal Agric.
S.M. Hadi. 1999. Pro-oxidant, Rita W S. 2010. Isolasi, identifikasi dan
Antioxidant and Cleavage uji aktivitas antibakteri senyawa
Activities on DNA of Curcumin golongan triterpenoid pada
and Its Derivaties Demetho rimpang temu putih (Curcuma
xycurcumin and Bisde zedoaria (Berg.)Roscoe).Jurnal
methoxycurcumin. Chem-Biol kimia.
Interact. 121 pp: 161 – 175. Setyawan A D. 2003. Keanekaragaman
Departemen Kesehatan Republik kandungan minyak atsiri
Indonesia. 1995. Inventaris rimpang temu-temuan
Tanaman Obat ndonesia. Edisi (curcuma).Biofarmasi 1(2):
I. Badan Penelitian dan 44-49.
Pengembangan Kesehatan. Sidik, Mulyono MW, Muhtadi A. 1985.
Jakarta. Temulawak (Curcuma
Hegarty, M.P, E.E. Hegarty, and R.B.H. xanthorrhiza Roxb.). Jakarta:
Wills. 2001. Australian Plant Yayasan Pengembangan Obat
Bushfoods. Kingston: Rural Bahan Alam Phytomedica.
Industries Research and Suharti, S., A. Kurniati, D.A. Astuti and
Development Corporation. E. Wina. 2008. Microbial
Population And Fermentation

55
Characteristic in Respone to Syukur, C., 2004, Temu Putih Tanaman
Sapindus rarak Mineral Blok Obat Antikanker, Swadaya,
Suplementation. Media Jakarta
Peternakan : 150 – 154. Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi
Tanaman Obat-obatan. UGM,
Yogyakarta.

56

Anda mungkin juga menyukai