Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ILMIAH KESEHATAN KARYA PUTRA BANGSA VOL.1, NO.

1
Jurnal Online STIKes Karya Putra Bangsa Tulungagung HAL. 12-17

Skirining Fitokimia Ekstrak Sokhletasi Rimpang Kunyit


(Curcuma longa) dengan Pelarut Etanol 96%

Lea Shella Cobra1*, Helda Wika Amini2, Amalia Eka Putri3

Program Studi Farmasi/Analis Kesehatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Putra Bangsa
Tulungagung, Jalan Raya Tulungagung-Blitar KM 4, Sumbergempol,Tulungagung

*Corresponding email : leashellacobra3@gmail.com


Email author 1: heldawikaamini@gmail.com
Email author 2: amaliaputri111728@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan berbagai tanaman obat herbal, salah satunya
rimpang kunyit (Curcuma longa Linn). Rimpang kunyit berasal dari kecamatan Campurdarat,
Tulungagung.Rimpang kunyit memiliki khasiat sebagai obat antibakteri, antiradang, antidiare dan
antioksidan selain itu rimpang kunyit dapat digunakan sebagai penambah nafsu makan, serta dapat
digunakan sebagai bahan kosmetik.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder
senyawa ekstrak rimpang kunyit dengan uji fitokimia.Penelitian ini menggunakan rimpang kunyit yang
diektraksi menggunakan metode sokhletasi dengan pelarut etanol 96%. Sampel yang diekstraksi
menggunakan perbandingan 1 : 10 sebanyak 400 gr serbuk halus dengan 4000 ml etanol 96% menghasilkan
ekstrak kental sebanyak 42,1%. Skrining fitokimia yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji
flavonoid, alkaloid, tannin.Hasil uji flavonoid dengan pereaksi Mg dan HCl menunjukkan hasil positif yang
ditandai dengan terbentuk warna jingga. Uji alkaloid memberikan hasil positif dengan pereaksi Mayer
dengan terbentuknya endapan kristal putih. Sementara itu, uji tanin dengan pereaksi FeCl3 menujukkan
hasill positif dengan terbentuknya warna kehitaman.Ekstrak rimpang kunyit 96% mengandung flavonoid,
alkaloid, tannin.

Kata kunci: Curcuma longa Linn, sokhletasi, uji fitokimia, metabolit sekunder

ABSTRACT

Indonesia is a country that has various herbal medicinal plants, one of which the rhizome of
turmeric (Curcuma longa Linn). Turmeric comes from the Campurdarat District, TulungagungCity.
Turmeric has medicinal properties as antibacterial, anti-inflammatory, anti-diarrhea, and antioxidant.
Besides, turmeric can be applied as an appetite enhancer andcosmetic ingredient. The purpose of this study
is to determine the content of secondary metabolite compound from turmeric rhizome extract by
phytochemical screening. Turmeric rhizome was extracted by using socletation methods with 96% ethanol
as solvent. Meanwhile, the ratio of turmeric rhizome and ethanol is 1: 10 (w/w) for socletation extraction
which turmeric powder is 400 g and ethanol is 4000 ml. The yield of turmeric rhizome is 42.1%. The
phytochemical screening was tested in this research such as flavonoid, alkaloid, tannin the result of
flavonoid test using Mg and HCl indicated positive result with forming orange solution. Besides, the
alkaloid test generated positive result which formed white crystal precipitate using Mayer reagent. Tannin
was tested by FeCl3 reagent and showed positive result with formation of blackish color. The results of
these studies show turmeric rhizome extract positive 96% ethanol containing alkaloids, flavonoids, and
tannins.

Keywords: Curcuma longa Linn,socletation, phytochemical screening, secondary metabolit.

ISSN 2657-2400
12
VOL. 1, NO.1
Cobra, Amini & Putri

PENDAHULUAN kunyit.Kandungan rimpang kunyit terdiri


senyawa alkaloid, flavonoid, dan tanin
PENDAHULUAN
(Maulidya dan Sari 2016).
1. PENDAHULUAN Berdasarkan uraian diatas, maka
Indonesia merupakan negara beriklim penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tropis dengan keanekaragaman hayati yang kandungan senyawa yang terdapat pada
melimpah. Menurut Rahmadani (2015), ekstrak rimpang kunyit.
terdapat 20.000 tanaman berkhasiat obat di
2. METODE PENELITIAN
Indonesia, sekitar 1000 tanaman telah terdata
dan 300 tanaman telah dimanfaatkan sebagai 2.1 Alat dan Bahan
obat tradisional. Berdasar Departemen
Alat-alat yang digunakan dalam
Kesehatan RI (2012), yang dimaksud dengan
penelitian ini adalah blender, ayakan no 60,
obat tradisional merupakan bahan atau
alat sokhletasi, oven, pembakar spirtus,
ramuan yang berasal dari tumbuhan, hewan,
tabung reaksi, neraca analitik, pipet ukur,
mineral, sediaan sarian (galenik) atau
gelas ukur, beaker glass, batang pengaduk.
campuran dari bahan tersebut yang secara
Bahan yang digunakan antara lain
turun-temurun digunakan untuk pengobatan
Serbuk ekstrak rimpang kunyit, etanol 96%,
dan dapat diterapkan sesuai dengan norma
HCl, FeCl3, Mg, Mayer dan Dragondroff.
yang berlaku di masyarakat.
Tanaman obat rimpang kunyit saat
2.2 Prosedur Penelitian
ini mampu menjaga kesehatan secara
alami.Rimpang kunyit digunakan sebagai obat
Pengambilan Sampel
tradisional yang berperan sebagai penambah
nafsu makan, obat luka, gatal-gatal, antidiare, Sampel diambil dari desa
antibakteri serta kunyit juga dapat digunakan Campurdarat Kabupaten Tulungagung
sebagai bahan kosmetik (Tjay dan Rahardja, Bagian yang digunakan adalah rimpang
2002). kunyit.
Metode ekstraksi yang digunakan
dalam penelitian adalah metode sokhletasi Identifikasi Tanaman
karena pada senyawa rimpang kunyit lebih Identifikasi tanaman dilakukan untuk
efektif diekstraksi menggunakan suhu yang mengetahui kebenaran identitas tanaman.
tinggi dengan penyarian berkesinambungan Sampel tanaman rimpang kunyit di
menggunakan pelarut yang mudah menguap identifikasi di UPT MATERIA MEDICA
dan merupakan cara yang sangat efektif dan BATU MALANG, JAWA TIMUR.
efisien (Depkes RI 1986).
Pelarut pada metode ekstraksi Pembuatan Simplisia
digunakan pelarut etanol 96%. Etanol 96% Pembuatan simplisia dari rimpang
digunakan karena presentase air sebanyak 4% kunyit dilakukan dengan mengumpulkan
dan etanol sebanyak 96% dapat mengurangi kunyit.Kunyit kemudian dilakukan sortasi
kontaminasi atau pertumbuhan basah, pencucian, perajangan, pengeringan
mikroorganisme didalam ekstrak (Rahmadani, (dikering anginkan), dan sortasi kering
2015) dan dapat menghasilkan jumlah bahan (Depkes RI 1985).
aktif yang optimal dimana bahan pengotor
hanya dalam skala kecil turut dalam cairan Pembuatan Serbuk Simplisia
pengekstraksi. Simplisia dari rimpang kunyit
Skrining fitokimia dilakukan untuk dihaluskan dengan cara diblender dan diayak
mengetahui kandungan senyawa yang no.60 sehingga berbentuk serbuk sebanyak
terdapat pada ekstrak rimpang 400 gram.

ISSN 2657-2400 13
VOL. 1, NO.1
Cobra, Amini & Putri

flavonoid bila terdapat buih dengan


Ekstraksi intensitas yang banyak dan larutanakan
Ditimbang sebanyak 40 gram mengalami perubahan warna menjadi jingga
rimpang kunyitdibungkus menggunakan (Ningtyas, et al., 2015).
kertas saring, di ikat dengan benang pada
kedua ujung dan dimasukan dalam tabung Uji Tanin
sokhlet. Labu sokhlet di isi dengan pelarut Ekstrak sebanyak 1 ml ekstrak
etanol 96% sebanyak 400ml. Alat sokhlet rimpang kunyit dimasukkan kedalam tabung
dilengkapi dengan pendingin balik dan reaksi, kemudian ditambahkan FeCl3 1%
dilakukan pemanasan pada suhu titik didih sebanyak 2-3 tetes. Sampel positif
pelarut, dibiarkan terjadi sirkulasi sampai mengandung tanin bila mengalami perubahan
pelarut menjadi jernih atau kurang lebih 8 warna menjadi hijau kehitaman(Ningtyas, et
siklus.Hasil sokhletasi yang di dapat al., 2015).
kemudian diuapkan menggunakan oven
hingga diperoleh ekstrak kental dari rimpang Uji Alkaloid
kunyit. Ekstrak sebanyak 1 ml ekstrak
Rumus: rimpang kunyit dimasukan kedalam tabung
% Rendemen Ekstrak =
Bobot Ekstrak reaksi, kemudian ditambah dengan sedikit
x 100(Depkes RI, 2000). larutan HCL 2N dipanaskan dan ditambahkan
Bobot Serbuk
larutan Mayer terbentuk endapan
Uji Kadar Air menggumpal berwarna putih atau kuning dan
Botol timbang kosong ditimbang, dengan Dragendrof terbentuk endapan
serbuk rimpang kunyit sebanyak 10 g berwarna coklat sampai hitam, maka ada
ditimbang dan dimasukkan dalam botol kemungkinan terdapat alkaloid (Depkes RI
timbang. Botol timbang yang berisi serbuk 1977).
dimasukkan dalam oven pada suhu 105˚C
selama 5 jam. Setelah itu dikeluarkan, 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
diamkan sampai dingin dan ditimbang
kembali botol timbang yang berisi serbuk Susut Pengeringan
Rumus:
Penetapan susut pengeringan
Kadar air (%) =
Bobot sebelum di oven−Bobot sesudah di oven bertujuan untuk memberikan batasan
x 100(Dep maksimal tetang besarnya senyawa yang
Bobot sebelum di oven
kes RI, 2000). hilang pada proses pengeringan, tidak hanya
menggambarkan air yang hilang tetapi juga
Skrining Fitokimia senyawa menguap lain, misalnya minyak
Skrining fitokimia dilakukan untuk atsiri dan sisa pelarut organik (Rizqa, 2010).
mengetahuisenyawa yang terdapatdalam Susut pengeringan simplisia Curcuma longa
ekstraketanol rimpang kunyit untuk dilakukan Linn menghasilkan rata-rata sebesar 57,46%.
pemisahan senyawasecara keseluruhan.
Tabel I. Hasil Uji Susut Pengeringan Rimpang
Uji Flavonoid Kunyit
Ekstrak sebanyak1 ml ekstrak rimpang Bobot Bobot Persentase
Replikasi
kunyit dimasukkan ke dalam tabung reaksi, basah kering (% b/b)
1 4000 2300 57,50 %
kemudian ditambahkan HCL pekat sebanyak
2 4000 2285 57,13 %
2 tetes dan di kocok kuat.Setelah itu
3 4000 2280 57 %
ditambahkan serbuk magnesium (Mg) dan Rata-rata 57,33 %
dikocok kuat. Sampel positifmengandung

ISSN 2657-2400 14
VOL. 1, NO.1
Cobra, Amini & Putri

terkait dengan kemurnian dan kontaminasi


yang mungkin terjadi (Depkes RI, 2000).
Rendemen Ekstraksi Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel
Ekstraksi rimpang kunyit dilakukan III.menunjukkan rata-rata persentase kadar air
dengan etanol 96% dengan tujuan dapat rimpang kunyit0,03%.
melarutkan senyawa yang terkandung pada
ekstrak serta perolehan rendemen meningkat Tabel III. Hasil Penetapan Uji Kadar Air
yang diperoleh dari proses sokhletasi Rimpang Kunyit
menggunakan pelarut etanol 96% memiliki Replikasi Penimbangan Sesudah Kadar
rendemen rata-rata 42,1%. (g) Dioven Air
Proses ekstraksi dari serbuk halus (g) (%)
rimpang kunyit dilakukan dengan proses
1 10 31,58 0,03
sokhletasi menggunakan 8 sirkulasi dengan
%
pelarut etanol 96% dikarenakan dalam 8
sirkulasi menunjukkan bahwa jumlah
sirkulasi ekstraksi juga dapat mempengaruhi
Skrining Fitokimia
rendemen yang didapat, semakin banyak
jumlah sirkulasi pada ekstraksi sokletasi Tabel IV. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak
maka semakin banyak rendemen yang Rimpang Kunyit
diperoleh. Hal ini semakin banyak terjadinya
sirkulasi maka proses pemisahan akan Golongan
Pereaksi Hasil Keterangan
Senyawa
maksimal, dari sini sudah bisa didapatkan
Flavonoid Mg,HCl + Terbentuknya
ekstrak rimpang kunyit yang optimal dengan pekat
perbandingkan 1:10. Serbuk rimpang kunyit warna hijau
sebanyak 400 gram dengan pelarut 4000 ml. Tanin FeCl3 1% + Terbentuknya

Tabel II. Hasil Persentase Rendemen Ekstrak warna hitam


Rimpang Kunyit kebiruan
Alkaloid Mayer dan + Terbentuknya
Berat Berat Dragondroff endapan
Rendemen
Replikasi Simplisia Ekstrak Keterangan : + = Menunjukkan terdapat senyawa
%
(g) (g) - = Menunjukkan tidak terdapat
1 40 17,08 42,7 % senyawa
2 40 16,70 41,7 %
3 40 16,77 41,9 % Skrining fitokimia ekstrak rimpang
Rata- rata 42,1% kunyit bertujuan untuk memastikan
keberadaan seyawa metabolit sekunder yang
Uji Kadar Air terkandung dalam rimpang kunyit (Harborne,
Pengujian kadar air pada simplisia 2006).Menurut penelitian Hariyati (2015),
dilakukan secara gravimetrik yang bertujuan rimpang kunyit mengandung senyawa
untuk mengetahui jumlah kadar air pada flavonoid, tanin, alkaloid, minyak atsiri dan
simplisia, karena menurut BPOM RI (2014) kurkumin. Proses ekstrasi sokhletasi simplisia
kadar air pada simplisia yaitu tidak boleh kunyit menghasilkan kurkumin yang
lebih dari 10%. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna kuning pekat pada
menghindari pertumbuhan jamur dalam ekstrak. Kurkuminoid memiliki kandungan
simplisia. Sehingga penetapan kadar air senyawa kurkumin (49,6%),
dilakukan untuk memberi batasan minimal demetoksikuminoid (28,7), dan bis-
besarnya kandungan air di dalam bahan, demetoksikurkumin (22,3%). Berdasarkan

ISSN 2657-2400 15
VOL. 1, NO.1
Cobra, Amini & Putri

Tabel IV bahwa ekstrak rimpang kunyit kehitaman yang disebabkan karena adanya
positif mengandung flavonoid, tanin dan reaksi antara FeCl3dengan salah satu gugus
alkaloid. hidroksil aromatis (Sangi et al.,
Senyawa Gambar 2008).Pengujian ekstrak rimpang kunyit dapat
dilihat pada gambar 1 menunjukan hasil
positif karena terbentuk warna coklat
kehitaman tersebut didasarkan pada
Flavonoid kemampuan senyawa tersebut membentuk
warna dengan H2SO4 pekat dalam pelarut
asam asetat anhidrat (Rahmatika, 2017).

Tanin

Gambar3. Reaksi tannin dengan reagen


FeCl3
Alkaloid
Pada uji alkaloid dapat dilihat pada
gambar 1. Ekstrak rimpang kunyit hasil
menunjukan positif mengandung alkaloid
karena terbentuknya endapan menggumpal
Gambar 1. Skrining Fitokimia
berwarna putih/kuning yang disebabkan
karena ada reaksi antara alkaloid, HCl 2M
Berdasarkan gambar 1.diketahui dengan pereaksi mayer ataupun dragondroff
bahwa ekstrak rimpang kunyit mengandung (Suyono et. al., 2005)
flavonoid, tanin, dan alkaloid.Pada uji
flavonoid ekstrak rimpang kunyit positif
mengandung flavonoid dengan terbentuknya
warna kuning kejingga akibat dari adanya
reduksi dengan magnesium dan HCl pekat
yang menghasilkan warna jingga pada ekstrak
tanaman uji (Yuliastuti et al., 2017).

Gambar 4. Reaksi alkaloid dengan reagen


wagner

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwaperlakuan dengan
Gambar 2. Reaksi Flavonoid dengan reagen menggunakan metode sokletasi pada
Mg dan HCl perlakuandengan 8 kali sirkulasi yang
menghasilkan rendemen sebesar 42,1%.
Pada uji tanin ekstrak rimpang Ekstrak sokhletasi rimpang kunyit (Curcuma
kunyit.Hasil menunjukan positif mengandung longa Linn) mengandung senyawa alkaloid,
tanin karena terbentuknya warna hijau flavonoid, tanin.

ISSN 2657-2400 16
VOL. 1, NO.1
Cobra, Amini & Putri

Saran bagi peneliti selanjutnya Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus,


sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut Escherichia coli, Helicobacter pylori,
tentang isolasi senyawa aktif dengan metode Pseudomonas aeruginosa.Skripsi.Jakarta:
isolasi HPLC / Kromatografi Kolom. UIN Syarif Hidayatullah

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat


UCAPAN TERIMAKASIH Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek
Saya mengucapakan terimakasih Sampingnya, Edisi Kelima, 270-279,
kepada bapak ibu dosen selaku dosen Efek Media Komputindo, Jakarta.
pembimbing maupun dosen penguji yang
selama ini telah membimbing saya dan semua
orang yang terlibat dalam penyelesaian
penelitian dan penulisan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA
Amelia Sari, Amy Maulidya.’’FORMULASI
SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL
RIMPANG KUNYIT (Curcuma Longa
Linn).’’Vol.3(juli 2016):16-23.

Departemen Kesehatan RI, 1979, Materi Medika


Indonesia, Jilid III Departemen
Kesehatan Republik Indonesia , Jakarta,
11.

Depkes Ri, 1985. Cara Pembuatan Simplisia.


Jakarta: Departemen Kesehatan Ri.

Depkes Ri, 2000. Parameter Standar Ekstrak


Tumbuhan. 1st Ed. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes RI.2012.Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 006 Tahun 2012
tentang Industri dan Usaha Obat
Tradisional.Jakarta: Departemen Kesehatan
RI

Harborne, J.B., 2006. Metode Fitokimia Penuntun


CaraModern Menganalisis Tumbuhan.
Bandung : Penerbit ITB.

Hariyati, T., Jekti, D. S., dan Andayani, Y. 2015.


Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Jambu
Air (Syzygium Aqueum) terhadap Bakteri
Isolat Klinis. e-journal Penelitian
Pendidikan IPA. Vol. 1, No. 2, 31 - 38.

Rahmadani, Fitri.2015.Uji Aktivitas Antibakteri


Dari Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang
Kayu Jawa (Lannea coromandelica)

ISSN 2657-2400 17

Anda mungkin juga menyukai