ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek analgetik ekstrak etanol meniran (Phyllanthus niruri L.)
terhadap mencit putih jantan yang diinduksi asam asetat 1% secara intraperitonial. Hewan uji yang
digunakan adalah mencit putih jantan sebanyak 25 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I
diberi suspensi Na.CMC 0,5% sebagai kontrol, kelompok II diberi ekstrak etanol meniran dosis 50
mg/kg BB, kelompok III diberi ekstrak etanol meniran dosis 100 mg/kg BB, kelompok IV diberi
ekstrak etanol meniran dosis 200 mg/kg BB dan kelompok V diberi asetosal dosis 65 mg/kg BB
sebagai pembanding. Paremeter yang diukur pada metode uji geliat adalah menghitung jumlah geliat
mencit setiap 5 menit selama 30 menit. Dari analisa statistik menggunakan uji ANOVA dua arah
menunjukkan bahwa ekstrak etanol meniran mempunyai efek analgetik yang ditandai dengan nilai
signifikan P < 0,05 dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Ekstrak etanol meniran yang mempunyai efek
analgetik paling baik adalah ekstrak etanol meniran pada dosis 200 mg/kg BB yang hasilnya
mendekati pembanding. Waktu paling efektif uji efek analgetik pada metode uji geliat pada menit ke-
30.
Kata kunci : analgetik, ekstrak etanol meniran,asam asetat 1 %, mencit putih jantan
bagi kesehatan masyarakat (Afrianti dkk, Ekstrak meniran juga terbukti memiliki
2014). efek antipiretik pada tikus yang diinduksi
Salah satu jenis tumbuhan yang digunakan vaksin. Efek antipiretik dari ekstrak
sebagai obat tradisional adalah meniran meniran diduga karena adanya senyawa
(Pyllanthus niruri L.) yang berasal dari dari flavonoid yang terkandung dalam meniran
famili Phillanthaceae (Aspan, 2010). (Jansen dkk, 2015). Flavonoid diketahui
Meniran merupakan tumbuhan yang berasal memiliki efek antipiretik karena
dari daerah tropis yang tumbuh liar di kemampuannya dalam menghambat enzim
tempat yang berbatu dan lembab seperti di siklooksigenase 2. Hal inilah yang
tepi sungai, hutan, ladang dan perkarangan membuat efek antipiretik flavonoid lebih
rumah (Thomas, 2007). Herba ini secara baik dari pada obat-obatan antipiretik
tradisional berkhasiat membersihkan hati, sintetis yang cara kerjanya dengan
antiradang, pereda demam (antipiretik), menghambat enzim siklooksigenase 1
peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, (Syarifah, 2010).
peluruh haid, menerangkan penglihatan dan Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin
menambah nafsu makan (Dalimartha, membuktikan bahwa meniran mempunyai
2000). Herba ini memiliki beberapa aktivitas sebagai analgetik, karena dari
kandungan kimia antara lain flavonoid, hasil penelitian sebelumnya bahwa ekstrak
saponin, filantin, hipofilantin, kalium, etanol meniran dapat digunakan sebagai
dammar dan tannin (Rosid dan Kusmiati, antipiretik. Oleh karena itu peneliti ingin
2013). meneliti lebih lanjut mengenai efek
Menurut penelitian yang telah dilakukan analgetik ekstrak etanol meniran terhadap
sebelumnya tentang uji toksisitas akut mencit putih jantan dengan menggunakan
ekstrak etanol meniran (Pyllanthus niruri metode uji geliat.
L.) dengan dosis sampai 16.000 mg/kg BB METODE PENELITIAN
tidak menimbulkan kematian dan juga tidak Alat dan Bahan
menimbulkan gejala-gejala toksik. Meniran Alat-alat yang digunakan adalah
juga mengandung flavonoid dengan kandang hewan percobaan, timbangan
komponen utamanya quercetin yang hewan percobaan, timbangan analitik, botol
merupakan senyawa antioksidan yang maserasi, seperangkat alat rotary
paling kuat dibandingkan vitamin C. evaporator, lumpang dan stamfer,
Flavonoid juga dapat mengurangi termometer, kaca arloji, cawan penguap,
kerusakan jaringan akibat radikal bebas dan tabung reaksi dan rak tabung reaksi, krus
dapat juga mengurangi intensitas reaksi porselin, plat tetes, sudip, spatel, beaker
alergi (Rosnaeni dan Jasaputra, 2007). glass, gelas ukur, pipet tetes, batang
pengaduk, jarum suntik, sonde, oven, halus, masukkan ke dalam botol maserasi
furnace, stopwatch. Bahan yang digunakan dan tambahkan etanol 96% hingga semua
adalah herba meniran (Phyllanthus niruri sampel terendam. Biarkan di tempat yang
L.), etanol 96%, aquadest, Na.CMC, gelap selama 3 hari sambil sesekali diaduk.
larutan asam asetat 1%, asetosal, Pisahkan hasil maserasi dengan
kloroform, amoniak, norit, H2SO4 2N, penyaringan menggunakan kapas. Ulangi
FeCl3, serbuk Mg, HCl pekat, reagen maserasi sebanyak 3 kali sampai diperoleh
Mayer, kapas, asam asetat anhidrat, H2SO4 maserat yang jernih dengan cara yang
pekat dan makanan standar mencit. sama, seluruh filtrat digabungkan menjadi
Waktu dan Tempat Penelitian satu dan diaduk hingga rata. Pekatkan
Penelitian ini telah dilakukan ± 3 bulan dengan Rotary Evaporator hingga
yaitu dari bulan Maret sampai dengan bulan diperoleh ekstrak kental.
Mei 2018 di Laboratorium Farmakologi Evaluasi Ekstrak Etanol Meniran
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STIFI) 1. Penentuan Rendemen Ekstrak
Yayasan Perintis Padang. Rendemen ekstrak dihitung dengan cara
Persiapan Hewan Percobaan membandingkan berat ekstrak etanol yang
Hewan percobaan yang digunakan adalah diperoleh dengan berat sampel awal.
mencit putih jantan yang berumur 2-3 bulan Rendemen = x 100%
sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-30
2. Pemeriksaan Organoleptis
gram. Mencit 25 ekor ini dibagi menjadi 5
Pemeriksaan dilakukan dengan cara visual
kelompok besar, dimana tiap-tiap
yaitu dengan mengamati bentuk, warna,
kelompok terdiri dari 5 ekor mencit.
bau dan rasa.
Sebelum diperlakukan mencit diadaptasi
3. Pemeriksaan Pendahuluan Kandungan
selama 7 hari dengan pemberian makan dan
Kimia
minum yang cukup. Mencit yang
Ekstrak meniran yang didapatkan kemudian
digunakan adalah mencit yang sehat dan
diuji kualitatif terhadap adanya senyawa
tidak menunjukkan perubahan berat badan
flavonoid, tanin, saponin (Yunita, 2012),
yang berarti serta secara visual
steroid, triterpenoid (Harbone, 1987) dan
menunjukkan perilaku yang normal.
alkaloid (Muaffaq, 2013).
Pembuatan Ekstrak Etanol Meniran
4. Dosis herba meniran
(Phyllanthus niruri L.)
a. Dosis ini digunakan untuk untuk uji
Herba meniran (Phyllanthus niruri L.) yang
analgetik adalah :
telah diambil dibersihkan dari pengotor
Dosis I : 1 mg/20 g BB = 50 mg/kg BB
dengan cara dicuci dengan air. Ditimbang
Dosis II : 2 mg/20 g BB = 100 mg/kg BB
sebanyak 1 kg sampel kemudian dirajang
Dosis III : 4 mg/20 g BB = 200 mg/kg BB. Asetosal ditimbang kemudian digerus
dalam lumpang dan ditambahkan dalam
b. Dosis Asetosal larutan Na.CMC 0,5% yang baru
Dosis asetosal yang digunakan pada dikembangkan dalam air panas sebanyak
manusia adalah 500 mg kemudian 20 kalinya dan digerus hingga homogen,
dikonversikan ke mencit (20 g). dosis yang kemudian dicukupkan volume larutan
didapat untuk mencit adalah 65 mg/kg BB. dengan aquadest 10 ml.
c. Dosis asam asetat d. Pembuatan larutan asam asetat 1%
Larutan asam asetat 1% digunakan sebagai sebanyak 25 ml
senyawa penginduksi rasa nyeri pada Larutan asam asetat dibuat dengan cara
mencit. pengenceran dari larutan asam asetat glasial
Pembuatan Sedian Uji 100% v/v dengan volume pengambilan
a. Pembuatan suspensi Na.CMC 0,5% dihitung dengan menggunakan rumus :
Na.CMC ditimbang sebanyak 50 mg, lalu V1 . C1 = V2 . C2
dikembangkan dengan air panas 20 x berat V1. 100% = 25 ml. 1%
Na.CMC, kemudian digerus hingga V1 = 0,25 ml
menjadi massa yang homogen dan Sebanyak 0,25 ml asam asetat glasial
diencerkan dengan aquadest sampai 10 ml. kemudian ditambah aquadest hingga 25 ml
b. Pembuatan suspensi ekstrak etanol menggunakan labu ukur 25 ml.
meniran Uji analgetik dengan Metode Uji Geliat
Sediaan uji dibuat dengan cara 1. Mencit diaklimatisasi selama 1 minggu.
disuspensikan ekstrak etanol meniran 2. Masing-masing mencit ditimbang,
dengan Na.CMC 0,5%. Caranya Na.CMC kemudian dikelompokkan menjadi 5
ditimbang sebanyak 50 mg dikembangkan kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5
dengan air panas 20 x berat Na.CMC dan ekor mencit.
digerus homogen. Kemudian dimasukkan 3. Perlakuan pada masing-masing
ekstrak etanol meniran yang telah kelompok mencit adalah sebagai berikut
ditimbang sesuai dengan konsentrasi yang a. Kelompok I : Diberi larutan Na.CMC
digunakan, kemudian cukupkan volume 0,5% sebagai kontrol secara per oral.
larutan dengan aquadest 10 ml. b. Kelompok II : Diberi ekstrak etanol
c. Pembuatan suspensi sediaan meniran dengan dosis 50 mg/kg BB
pembanding secara per oral
Yang digunakan sebagai pembanding c. Kelompok III : Diberi ekstrak etanol
adalah asetosal dengan dosis 65 mg/kg BB meniran dengan dosis 100 mg/kg BB
yang telah dikonversikan kepada mencit. secara per oral.
ingin diekstrak karena dengan adanya untuk golongan senyawa non polar yang
pengecilan ukuran partikel, sehingga kurang stabil terhadap cahaya.
memperbesar luas permukaan membran sel Ekstrak kental yang didapat setelah
berinteraksi dengan pelarut dan penarikan dilakukan proses maserasi sebanyak 65
zat aktif akan lebih sempurna. Pelarut yang gram dari 1000 gram herba meniran segar
digunakan pada proses maserasi adalah dengan persentase rendemen 6,5%.
etanol 96% yang merupakan pelarut Penentuan rendemen bertujuan untuk
universal yang dapat melarutkan hampir mengetahui berapa berat sampel yang telah
semua senyawa, baik yang bersifat polar, diekstraksi dari berat sampel awal.
semi polar dan non polar. Etanol juga Kemudian dilakukan pemeriksaan
memiliki kemampuan untuk mengendapkan pendahuluan, meliputi uji organoleptis
protein dan menghambat kerja enzim yang bertujuan sebagai pengenalan awal
sehingga zat aktif terhindar dari proses yang sederhana seobjektif mungkin yang
hidrolisis dan oksidasi (Harbone, 1987). menunjukkan bentuk kental tidak dapat
Selama proses ekstraksi sampel sesekali dituang dengan warna hijau tua, bau yang
diaduk yang bertujuan untuk mempercepat khas dan rasa pahit, dilanjutkan dengan uji
penetrasi pelarut ke dalam sampel sehingga fitokimia yang bertujuan untuk
komponen-komponen kimia di dalamnya memberikan informasi golongan
akan terlarut. Proses maserasi dilakukan di kandungan kimia yang memberikan efek
tempat yang terlindung dari cahaya dengan farmakologis yang menunjukkan positif
tujuan untuk menghindari kemungkinan mengandung flavonoid, fenol, saponin,
terjadinya degradasi struktur terutama alkaloid dan steroid.
Tabel I. Kandungan kimia ekstrak etanol meniran
Kandungan
Pereaksi Hasil pengamatan Kesimpulan
kimia
Flavonoid Mg/HCl (p) Terbentuk warna merah +
Fenol FeCl3 Terbentuk warna biru +
Saponin Air Terbentuk busa +
Alkaloid Mayer Terbentuk kabut putih +
H2SO4/As.asetat
Terpenoid Tidak terbentuk warna merah _
anhidrat
H2SO4/As.asetat
Steroid Terbentuk warna biru ungu +
anhidrat
Keterangan: (+) = Terdeteksi/positif
(-) = Tidak Terdeteksi/negatif
16 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018
Uji Efek Analgetik Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Pada Mencit Putih Jantan Irwandi
Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada setelah diinduksi secara kimia dengan
tidaknya efek analgetik dari ekstrak etanol pemberian zat yang dapat digunakan
meniran terhadap hewan percobaan yang sebagai perangsang nyeri seperti : larutan
diberikan rangsangan nyeri. Rasa nyeri 0,02% fenilquinon dalam etanol 95%, asam
disebabkan oleh rangsangan panas, asetat, kalsium klorida 1,8%, klorobutanol,
mekanik, listrik dan kimiawi yang dapat 5-hidroksitripton, magnesium sulfat 2%.
menimbulkan kerusakan jaringan dan Pemberian zat tersebut dilakukan secara
melepaskan zat yang disebut mediator intraperitonial pada hewan uji mencit. Rasa
nyeri. nyeri pada mencit diperlihatkan dalam
Penentuan daya analgetika pada penelitian bentuk respon geliat. Frekuensi gerakan ini
ini adalah dengan metode perangsang dalam waktu tertentu menyatakan derajat
kimia. Stimulasi kimia biasanya disebut nyeri yang dirasakannya (Benzinger, 1964).
juga metode induksi cara kimia atau Data respon waktu terhadap jumlah geliat
metode Siegmund. Obat uji dalam metode setelah perlakukan sediaan uji hasil uji efek
tersebut dinilai kemampuannya dalam analgetik dapat dilihat pada tabel II.
menekan atau menghilangkan rasa nyeri
Tabel II. Jumah geliat setelah pemberian ekstrak etanol meniran (Phyllanthus niruri L.)
Respon Menit ke
Perlakuan Rata-rata
nyeri 5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’
Kelompok kontrol 51 65 69 81 66 56 77,6
Kelompok dosis 50 39 46 57 31 24 20 43,4
mg/kg BB
Jumlah
Kelompok dosis 100 geliat 33 40 48 29 21 15 37,2
mg/kg BB
Kelompok dosis 200 24 34 29 22 15 10 26,8
mg/kg BB
Kelompok 12 33 20 15 10 7 19,4
pembanding asetosal
Kontrol - -
Dari tabel dan grafik dapat dilihat bahwa kimia. Hal ini berarti semakin besar dosis
daya analgetik dan efektivitas analgetik ekstrak etanol herba meniran, makin besar
yang paling tinggi adalah pada dosis 200 efek pengurangan rasa nyerinya. Hal ini
mg/kg BB. Hal ini menunjukan bahwa sangat terlihat dari efek ekstrak etanol
semakin besar dosis ekstrak etanol herba herba meniran dari setiap tingkatan dosis,
meniran yang digunakan, maka makin terutama pada dosis 200 mg/kg BB mencit
tinggi daya tahan mencit terhadap rasa mampu mengurangi jumlah geliatan pada
nyeri yang ditimbulkan oleh rangsangan rangsangan kimiawi.
persentase ( %)
100
80
60
40
20
% daya analgetik
0
% efektivitas analgetik
Gambar 1. Grafik daya analgetika dan efektivitas analgetik ekstrak etanol meniran
pada metode uji geliat
KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA