Anda di halaman 1dari 10

JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA, 3(1), 2018

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga


ISSN-Online : 2548-141X
Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang
http:// jurnal.akfarprayoga.ac.id

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL MENIRAN (Phyllanthus


niruri L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN
Irwandi*1, Sanubari Rela Tobat1, Prastika Purnama Sari
1
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STIFI) Perintis Padang
e-mail : irwandi.apt@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek analgetik ekstrak etanol meniran (Phyllanthus niruri L.)
terhadap mencit putih jantan yang diinduksi asam asetat 1% secara intraperitonial. Hewan uji yang
digunakan adalah mencit putih jantan sebanyak 25 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I
diberi suspensi Na.CMC 0,5% sebagai kontrol, kelompok II diberi ekstrak etanol meniran dosis 50
mg/kg BB, kelompok III diberi ekstrak etanol meniran dosis 100 mg/kg BB, kelompok IV diberi
ekstrak etanol meniran dosis 200 mg/kg BB dan kelompok V diberi asetosal dosis 65 mg/kg BB
sebagai pembanding. Paremeter yang diukur pada metode uji geliat adalah menghitung jumlah geliat
mencit setiap 5 menit selama 30 menit. Dari analisa statistik menggunakan uji ANOVA dua arah
menunjukkan bahwa ekstrak etanol meniran mempunyai efek analgetik yang ditandai dengan nilai
signifikan P < 0,05 dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Ekstrak etanol meniran yang mempunyai efek
analgetik paling baik adalah ekstrak etanol meniran pada dosis 200 mg/kg BB yang hasilnya
mendekati pembanding. Waktu paling efektif uji efek analgetik pada metode uji geliat pada menit ke-
30.

Kata kunci : analgetik, ekstrak etanol meniran,asam asetat 1 %, mencit putih jantan

PENDAHULUAN dengan baik bahkan ada tanaman yang


Pengobatan dengan menggunakan obat dianggap tidak bermanfaat. Hal ini dapat
tradisional saat ini sangat populer dan terjadi karena keterbatasan informasi
semakin disukai oleh masyarakat. Hal ini kepada masyarakat, untuk itu perlu
disebabkan karena disamping harganya dilakukan pengembangan penelitian ilmiah
murah dan mudah didapat juga mempunyai terhadap tanaman obat tradisional, sehingga
efek samping yang relatif sedikit. Banyak dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
tanaman disekitar kita belum dimanfaatkan
Uji Efek Analgetik Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Pada Mencit Putih Jantan Irwandi

bagi kesehatan masyarakat (Afrianti dkk, Ekstrak meniran juga terbukti memiliki
2014). efek antipiretik pada tikus yang diinduksi
Salah satu jenis tumbuhan yang digunakan vaksin. Efek antipiretik dari ekstrak
sebagai obat tradisional adalah meniran meniran diduga karena adanya senyawa
(Pyllanthus niruri L.) yang berasal dari dari flavonoid yang terkandung dalam meniran
famili Phillanthaceae (Aspan, 2010). (Jansen dkk, 2015). Flavonoid diketahui
Meniran merupakan tumbuhan yang berasal memiliki efek antipiretik karena
dari daerah tropis yang tumbuh liar di kemampuannya dalam menghambat enzim
tempat yang berbatu dan lembab seperti di siklooksigenase 2. Hal inilah yang
tepi sungai, hutan, ladang dan perkarangan membuat efek antipiretik flavonoid lebih
rumah (Thomas, 2007). Herba ini secara baik dari pada obat-obatan antipiretik
tradisional berkhasiat membersihkan hati, sintetis yang cara kerjanya dengan
antiradang, pereda demam (antipiretik), menghambat enzim siklooksigenase 1
peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, (Syarifah, 2010).
peluruh haid, menerangkan penglihatan dan Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin
menambah nafsu makan (Dalimartha, membuktikan bahwa meniran mempunyai
2000). Herba ini memiliki beberapa aktivitas sebagai analgetik, karena dari
kandungan kimia antara lain flavonoid, hasil penelitian sebelumnya bahwa ekstrak
saponin, filantin, hipofilantin, kalium, etanol meniran dapat digunakan sebagai
dammar dan tannin (Rosid dan Kusmiati, antipiretik. Oleh karena itu peneliti ingin
2013). meneliti lebih lanjut mengenai efek
Menurut penelitian yang telah dilakukan analgetik ekstrak etanol meniran terhadap
sebelumnya tentang uji toksisitas akut mencit putih jantan dengan menggunakan
ekstrak etanol meniran (Pyllanthus niruri metode uji geliat.
L.) dengan dosis sampai 16.000 mg/kg BB METODE PENELITIAN
tidak menimbulkan kematian dan juga tidak Alat dan Bahan
menimbulkan gejala-gejala toksik. Meniran Alat-alat yang digunakan adalah
juga mengandung flavonoid dengan kandang hewan percobaan, timbangan
komponen utamanya quercetin yang hewan percobaan, timbangan analitik, botol
merupakan senyawa antioksidan yang maserasi, seperangkat alat rotary
paling kuat dibandingkan vitamin C. evaporator, lumpang dan stamfer,
Flavonoid juga dapat mengurangi termometer, kaca arloji, cawan penguap,
kerusakan jaringan akibat radikal bebas dan tabung reaksi dan rak tabung reaksi, krus
dapat juga mengurangi intensitas reaksi porselin, plat tetes, sudip, spatel, beaker
alergi (Rosnaeni dan Jasaputra, 2007). glass, gelas ukur, pipet tetes, batang

12 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Uji Efek Analgetik Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Pada Mencit Putih Jantan Irwandi

pengaduk, jarum suntik, sonde, oven, halus, masukkan ke dalam botol maserasi
furnace, stopwatch. Bahan yang digunakan dan tambahkan etanol 96% hingga semua
adalah herba meniran (Phyllanthus niruri sampel terendam. Biarkan di tempat yang
L.), etanol 96%, aquadest, Na.CMC, gelap selama 3 hari sambil sesekali diaduk.
larutan asam asetat 1%, asetosal, Pisahkan hasil maserasi dengan
kloroform, amoniak, norit, H2SO4 2N, penyaringan menggunakan kapas. Ulangi
FeCl3, serbuk Mg, HCl pekat, reagen maserasi sebanyak 3 kali sampai diperoleh
Mayer, kapas, asam asetat anhidrat, H2SO4 maserat yang jernih dengan cara yang
pekat dan makanan standar mencit. sama, seluruh filtrat digabungkan menjadi
Waktu dan Tempat Penelitian satu dan diaduk hingga rata. Pekatkan
Penelitian ini telah dilakukan ± 3 bulan dengan Rotary Evaporator hingga
yaitu dari bulan Maret sampai dengan bulan diperoleh ekstrak kental.
Mei 2018 di Laboratorium Farmakologi Evaluasi Ekstrak Etanol Meniran
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STIFI) 1. Penentuan Rendemen Ekstrak
Yayasan Perintis Padang. Rendemen ekstrak dihitung dengan cara
Persiapan Hewan Percobaan membandingkan berat ekstrak etanol yang
Hewan percobaan yang digunakan adalah diperoleh dengan berat sampel awal.
mencit putih jantan yang berumur 2-3 bulan Rendemen = x 100%
sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-30
2. Pemeriksaan Organoleptis
gram. Mencit 25 ekor ini dibagi menjadi 5
Pemeriksaan dilakukan dengan cara visual
kelompok besar, dimana tiap-tiap
yaitu dengan mengamati bentuk, warna,
kelompok terdiri dari 5 ekor mencit.
bau dan rasa.
Sebelum diperlakukan mencit diadaptasi
3. Pemeriksaan Pendahuluan Kandungan
selama 7 hari dengan pemberian makan dan
Kimia
minum yang cukup. Mencit yang
Ekstrak meniran yang didapatkan kemudian
digunakan adalah mencit yang sehat dan
diuji kualitatif terhadap adanya senyawa
tidak menunjukkan perubahan berat badan
flavonoid, tanin, saponin (Yunita, 2012),
yang berarti serta secara visual
steroid, triterpenoid (Harbone, 1987) dan
menunjukkan perilaku yang normal.
alkaloid (Muaffaq, 2013).
Pembuatan Ekstrak Etanol Meniran
4. Dosis herba meniran
(Phyllanthus niruri L.)
a. Dosis ini digunakan untuk untuk uji
Herba meniran (Phyllanthus niruri L.) yang
analgetik adalah :
telah diambil dibersihkan dari pengotor
Dosis I : 1 mg/20 g BB = 50 mg/kg BB
dengan cara dicuci dengan air. Ditimbang
Dosis II : 2 mg/20 g BB = 100 mg/kg BB
sebanyak 1 kg sampel kemudian dirajang

13 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Uji Efek Analgetik Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Pada Mencit Putih Jantan Irwandi

Dosis III : 4 mg/20 g BB = 200 mg/kg BB. Asetosal ditimbang kemudian digerus
dalam lumpang dan ditambahkan dalam
b. Dosis Asetosal larutan Na.CMC 0,5% yang baru
Dosis asetosal yang digunakan pada dikembangkan dalam air panas sebanyak
manusia adalah 500 mg kemudian 20 kalinya dan digerus hingga homogen,
dikonversikan ke mencit (20 g). dosis yang kemudian dicukupkan volume larutan
didapat untuk mencit adalah 65 mg/kg BB. dengan aquadest 10 ml.
c. Dosis asam asetat d. Pembuatan larutan asam asetat 1%
Larutan asam asetat 1% digunakan sebagai sebanyak 25 ml
senyawa penginduksi rasa nyeri pada Larutan asam asetat dibuat dengan cara
mencit. pengenceran dari larutan asam asetat glasial
Pembuatan Sedian Uji 100% v/v dengan volume pengambilan
a. Pembuatan suspensi Na.CMC 0,5% dihitung dengan menggunakan rumus :
Na.CMC ditimbang sebanyak 50 mg, lalu V1 . C1 = V2 . C2
dikembangkan dengan air panas 20 x berat V1. 100% = 25 ml. 1%
Na.CMC, kemudian digerus hingga V1 = 0,25 ml
menjadi massa yang homogen dan Sebanyak 0,25 ml asam asetat glasial
diencerkan dengan aquadest sampai 10 ml. kemudian ditambah aquadest hingga 25 ml
b. Pembuatan suspensi ekstrak etanol menggunakan labu ukur 25 ml.
meniran Uji analgetik dengan Metode Uji Geliat
Sediaan uji dibuat dengan cara 1. Mencit diaklimatisasi selama 1 minggu.
disuspensikan ekstrak etanol meniran 2. Masing-masing mencit ditimbang,
dengan Na.CMC 0,5%. Caranya Na.CMC kemudian dikelompokkan menjadi 5
ditimbang sebanyak 50 mg dikembangkan kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5
dengan air panas 20 x berat Na.CMC dan ekor mencit.
digerus homogen. Kemudian dimasukkan 3. Perlakuan pada masing-masing
ekstrak etanol meniran yang telah kelompok mencit adalah sebagai berikut
ditimbang sesuai dengan konsentrasi yang a. Kelompok I : Diberi larutan Na.CMC
digunakan, kemudian cukupkan volume 0,5% sebagai kontrol secara per oral.
larutan dengan aquadest 10 ml. b. Kelompok II : Diberi ekstrak etanol
c. Pembuatan suspensi sediaan meniran dengan dosis 50 mg/kg BB
pembanding secara per oral
Yang digunakan sebagai pembanding c. Kelompok III : Diberi ekstrak etanol
adalah asetosal dengan dosis 65 mg/kg BB meniran dengan dosis 100 mg/kg BB
yang telah dikonversikan kepada mencit. secara per oral.

14 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Uji Efek Analgetik Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Pada Mencit Putih Jantan Irwandi

d. Kelompok IV : Diberi ekstrak etanol variabel bebasnya kelompok perlakuan dan


meniran dengan dosis 200 mg/kg BB waktu pengamatan, variabel terikatnya
secara per oral. waktu respon. Jika hasil yang diperoleh
e. Kelompok V : Diberi Asetosal signifikan (P < 0,05) maka dilanjutkan
(pembanding) dalam larutan dengan uji Duncan (SPSS 16.0).
Na.CMC secara per oral. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Setelah 30 menit kemudian kepada Dalam penelitian aktivitas analgetika ini
semua kelompok diberi penginduksi sampel yang digunakan adalah tanaman
asam asetat 1% secara intraperitoneal, meniran (Phyllanthus niruri L.) yang
lalu diamati dan dicatat jumlah geliat diambil dari daerah Padang Sarai, Kec.
yang terjadi setiap 5 menit selama 30 Koto Tangah, Kota Padang, Propinsi
menit. Geliat dihitung pada saat mencit Sumatera Barat, yang telah diuji di
mulai merasakan sakit yang ditandai Herbarium ANDA, Jurusan Biologi,
dengan meregangnya tubuh mencit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
diikuti dengan pencacahan perut pada Alam (MIPA), Universitas Andalas,
lantai. Jumlah geliat untuk kelompok Padang (Lampiran 2). Bagian tanaman
dirata-ratakan. yang digunakan pada penelitian ini adalah
5. Dihitung persentase daya analgetik dan herba yang masih segar. Digunakan sampel
efektifitas analgetik pada masing-masing segar dibandingkan dengan sampel kering
kelompok dosis. dengan pertimbangan yaitu sel-sel lebih
 % Daya analgetik (Turner, 1965). mudah menyerap pelarut sehingga zat aktif
akan berdifusi lebih baik dan lebih mudah
=100-( x100%)
ditarik dengan pelarut.

 % Efektifitas analgetik (Pudjiastuti Untuk memperoleh ekstrak kental dari

dkk, 2000). herba meniran digunakan metode maserasi.


Maserasi dipilih sebagai metode ekstraksi
=( x 100%)
karena prosesnya sederhana, tidak ada
proses pemanasan yang terlalu tinggi
Analisa Data
sehingga dapat menghindari terjadinya
Analisis data yang digunakan pada
kerusakan zat-zat aktif pada sampel dan
penelitian ini menggunakan ANOVA dua
cukup efektif untuk menarik zat-zat yang
arah karena data yang digunakan berupa
diinginkan. Sebelum dilakukan proses
kategorik dan numerik. Menggunakan
maserasi maka dilakukan perajangan
ANOVA dua arah dikarenakan pada
sampel yang bertujuan untuk memperbesar
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu,
peluang terlarutnya senyawa-senyawa yang

15 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Uji Efek Analgetik Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Pada Mencit Putih Jantan Irwandi

ingin diekstrak karena dengan adanya untuk golongan senyawa non polar yang
pengecilan ukuran partikel, sehingga kurang stabil terhadap cahaya.
memperbesar luas permukaan membran sel Ekstrak kental yang didapat setelah
berinteraksi dengan pelarut dan penarikan dilakukan proses maserasi sebanyak 65
zat aktif akan lebih sempurna. Pelarut yang gram dari 1000 gram herba meniran segar
digunakan pada proses maserasi adalah dengan persentase rendemen 6,5%.
etanol 96% yang merupakan pelarut Penentuan rendemen bertujuan untuk
universal yang dapat melarutkan hampir mengetahui berapa berat sampel yang telah
semua senyawa, baik yang bersifat polar, diekstraksi dari berat sampel awal.
semi polar dan non polar. Etanol juga Kemudian dilakukan pemeriksaan
memiliki kemampuan untuk mengendapkan pendahuluan, meliputi uji organoleptis
protein dan menghambat kerja enzim yang bertujuan sebagai pengenalan awal
sehingga zat aktif terhindar dari proses yang sederhana seobjektif mungkin yang
hidrolisis dan oksidasi (Harbone, 1987). menunjukkan bentuk kental tidak dapat
Selama proses ekstraksi sampel sesekali dituang dengan warna hijau tua, bau yang
diaduk yang bertujuan untuk mempercepat khas dan rasa pahit, dilanjutkan dengan uji
penetrasi pelarut ke dalam sampel sehingga fitokimia yang bertujuan untuk
komponen-komponen kimia di dalamnya memberikan informasi golongan
akan terlarut. Proses maserasi dilakukan di kandungan kimia yang memberikan efek
tempat yang terlindung dari cahaya dengan farmakologis yang menunjukkan positif
tujuan untuk menghindari kemungkinan mengandung flavonoid, fenol, saponin,
terjadinya degradasi struktur terutama alkaloid dan steroid.
Tabel I. Kandungan kimia ekstrak etanol meniran
Kandungan
Pereaksi Hasil pengamatan Kesimpulan
kimia
Flavonoid Mg/HCl (p) Terbentuk warna merah +
Fenol FeCl3 Terbentuk warna biru +
Saponin Air Terbentuk busa +
Alkaloid Mayer Terbentuk kabut putih +
H2SO4/As.asetat
Terpenoid Tidak terbentuk warna merah _
anhidrat
H2SO4/As.asetat
Steroid Terbentuk warna biru ungu +
anhidrat
Keterangan: (+) = Terdeteksi/positif
(-) = Tidak Terdeteksi/negatif
16 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018
Uji Efek Analgetik Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Pada Mencit Putih Jantan Irwandi

Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada setelah diinduksi secara kimia dengan
tidaknya efek analgetik dari ekstrak etanol pemberian zat yang dapat digunakan
meniran terhadap hewan percobaan yang sebagai perangsang nyeri seperti : larutan
diberikan rangsangan nyeri. Rasa nyeri 0,02% fenilquinon dalam etanol 95%, asam
disebabkan oleh rangsangan panas, asetat, kalsium klorida 1,8%, klorobutanol,
mekanik, listrik dan kimiawi yang dapat 5-hidroksitripton, magnesium sulfat 2%.
menimbulkan kerusakan jaringan dan Pemberian zat tersebut dilakukan secara
melepaskan zat yang disebut mediator intraperitonial pada hewan uji mencit. Rasa
nyeri. nyeri pada mencit diperlihatkan dalam
Penentuan daya analgetika pada penelitian bentuk respon geliat. Frekuensi gerakan ini
ini adalah dengan metode perangsang dalam waktu tertentu menyatakan derajat
kimia. Stimulasi kimia biasanya disebut nyeri yang dirasakannya (Benzinger, 1964).
juga metode induksi cara kimia atau Data respon waktu terhadap jumlah geliat
metode Siegmund. Obat uji dalam metode setelah perlakukan sediaan uji hasil uji efek
tersebut dinilai kemampuannya dalam analgetik dapat dilihat pada tabel II.
menekan atau menghilangkan rasa nyeri
Tabel II. Jumah geliat setelah pemberian ekstrak etanol meniran (Phyllanthus niruri L.)

Respon Menit ke
Perlakuan Rata-rata
nyeri 5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’
Kelompok kontrol 51 65 69 81 66 56 77,6
Kelompok dosis 50 39 46 57 31 24 20 43,4
mg/kg BB
Jumlah
Kelompok dosis 100 geliat 33 40 48 29 21 15 37,2
mg/kg BB
Kelompok dosis 200 24 34 29 22 15 10 26,8
mg/kg BB
Kelompok 12 33 20 15 10 7 19,4
pembanding asetosal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa dosis ekstrak etanol


jumlah geliat perlakuan ekstrak etanol 200 mg/Kg BB mampu mengurangi rasa
meniran (50, 100 dan 200) mg/Kg BB nyeri dimana jumlah geliat mencit hampir
lebih rendah dari pada mencit kelompok mendekati jumlah kelompok pembanding
kontrol. Hal ini membuktikan bahwa yaitu kelompok dengan menggunakan
ekstrak etanol meniran memiliki efek asetosal. Asetosal merupakan obat anti
anlgetik. Hasil penelitian juga inflamasi non steroid yang bekerja dengan

17 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Uji Efek Analgetik Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Pada Mencit Putih Jantan Irwandi

cara menghambat enzim siklooksigenase menghambat enzim siklooksigenase 1


(COX) yang berperan dalam biosintesa (Syarifah, 2010). Mekanisme kerja
prostaglandin sebagai mediator antiperitik sama dengan analgetik,
pembentukan rasa nyeri, sehingga flavonoid yang terdapat dalam ekstrak
penghambatan COX ini akan menyebabkan etanol meniran di duga juga dapat
penghambatan timbulnya rasa nyeri. Dari menghambat enzim siklooksigenase.
hasil kandunga kimia ekstrak etanol Persentase daya analgetik dan efektivitas
meniran yang diperoleh, bahwa ekstak analgetik pada kelompok ekstrak etanol
etanol meniran positif mengandung meniran dosis 50 mg/kg BB adalah 44,07%
senyawa flavonoid. Flavonoid diketahui dan 58,76%, pada kelompok ekstrak etanol
memiliki efek antipiretik karena meniran dosis 100 mg/kg BB adalah
kemampuannya dalam menghambat enzim 52,06% dan 69,41%, pada kelompok
siklooksigenase 2. Hal inilah yang ekstrak etanol meniran dosis 200 mg/kg BB
membuat efek antipiretik flavonoid lebih adalah 65,46% dan 87,28%, dan pada
baik dari pada obat-obatan antipiretik kelompok pembanding adalah 75% dan
sintetis yang cara kerjanya dengan 100% .
Tabel III. Persentase daya analgetik dan efektivitas anlgetik dari ekstrak etanol
meniran

Kelompok % daya analgetik % efektivitas analgetik

Kontrol - -

Dosis I 44,07% 58,76%

Dosis II 52,06% 69,41%

Dosis III 65,46% 87,28%

Pembanding 75% 100%

Dari tabel dan grafik dapat dilihat bahwa kimia. Hal ini berarti semakin besar dosis
daya analgetik dan efektivitas analgetik ekstrak etanol herba meniran, makin besar
yang paling tinggi adalah pada dosis 200 efek pengurangan rasa nyerinya. Hal ini
mg/kg BB. Hal ini menunjukan bahwa sangat terlihat dari efek ekstrak etanol
semakin besar dosis ekstrak etanol herba herba meniran dari setiap tingkatan dosis,
meniran yang digunakan, maka makin terutama pada dosis 200 mg/kg BB mencit
tinggi daya tahan mencit terhadap rasa mampu mengurangi jumlah geliatan pada
nyeri yang ditimbulkan oleh rangsangan rangsangan kimiawi.

18 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Uji Efek Analgetik Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Pada Mencit Putih Jantan Irwandi

% daya analgetik dan efektivitas analgetik


120

persentase ( %)
100
80
60
40
20
% daya analgetik
0
% efektivitas analgetik

perlakuan hewan uji

Gambar 1. Grafik daya analgetika dan efektivitas analgetik ekstrak etanol meniran
pada metode uji geliat
KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan Afrianti, R., Yenti, R., Meustika, D, 2014,


Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, Uji Aktifitas Analgetik Ekstrak Etanol
Daun Pepaya (Carica papaya L.) pada
dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Mencit Putih Jantan yang di Induksi
meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki Asam Asetat 1%, Jurnal Sains
Farmasi dan Klinis, 1(1): 54–60.
efek analgetik terhadap mencit putih
dengan menggunakan metode uji geliat. Aspan, R, 2010, Monografi Ekstrak
Tumbuhan Obat Indonesia, Badan
Dosis ekstrak etanol meniran (Phyllanthus Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.
niruri L.) mempengaruhi efek analgetik
Benzinger, R, 1964, Animal Technique For
terhadap mencit putih jantan dan dosis yang Evaluating Narcotic and Narcotic
memiliki efek analgetik paling baik adalah Analgesics, in Nodine J.H.
dosis 200 mg/kg BB dan waktu yang paling Harbone, J, 1987, Metoda Fitokimia
efektif efek analgetik adalah pada menit Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan, Terbitan Ke-2, ITB,
ke-30. Bandung.
Saran
Jansen, I., Wuisan, J., Awaloei, H, 2015,
Disarankan kepada peneliti selanjutnya Uji Efek Antipiretik Ekstrak Meniran
untuk melakukan penelitian lebih lanjut (Phyllantus niruri L.) pada Tikus
Wistar (Rattus norvegicus) Jantan
mengenai fraksi-fraksi ekstrak etanol yang Diinduksi Vaksin DPT-HB,
meniran yang berkhasiat sebagai analgetik. Jurnal e-Biomedik (eBm), 3(1): 470-
474.

19 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Uji Efek Analgetik Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Pada Mencit Putih Jantan Irwandi

Muwaffaq., M. Zaki., 2013, Isolasi Yunita., 2012, Uji Aktivitas Antioksidan


Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Daun
Ekstrak n-Heksana Lumut Hati Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.)
Mastigophora diclados (Brid. Ex Web) dan Identifikasi Golongan Senyawa
Ness, Skripsi, Fakultas Kedokteran Dari Fraksi Teraktif, Skripsi, Program
dan Ilmu Kesehatan Program Studi Studi Farmasi FMIPA UI, Depok.
Farmasi, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta.

Pudjiastuti, B., Dzulkarnain, dan Nuratmi,


B, 2000, Uji Analgetik Infus Rimpang
Lempuyung Pahit (Zingiber
amaricans BL.) Pada Mencit Putih,
Jurnal Cermin Dunia Kedokteran,
1(2): 39-41.

Rosid, F. A dan Kusmiati, M, 2013, Uji


Konsentrasi Hambat Minimum
Meniran Hijau (Phyllanthus niruri L.)
Terhadap Bakteri Escherichia coli,
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada, 9(1): 28-35.

Rosnaeni dan Jasaputra, D. K, 2007, Efek


Antiinflamasi dan Keamanan
Phyllanthus niruri L. Herba dan
Taraxatum officinale Weber et
Wiggers Herba terhadap Dermatitis
Alergika pada Mencit, JKM, 7(1): 55-
61.

Syarifah, L, 2010, Efek Antipiretik Ekstrak


Herba Meniran (Phyllanthus niruri
L.) Terhadap Tikus Putih (Rattus
norvegicus) dengan Demam yang
Diinduksi Vaksin DPT, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.

Thomas, 2007, Tanaman Obat Tradisional,


Kanisius, Yogyakarta.

Tjay, T. H dan Rahardja, K, 2002, Obat-


Obat Penting: Khasiat Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi V,
Cetakan ke-2, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

Turner, R. A, 1965, Screening methods In


Pharmacology, Academic Press, New
York.

20 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018

Anda mungkin juga menyukai